... Di Dalam Buku...
Akhirnya Emillie tiba di dalam buku, sewaktu dia membuka matanya ternyata dia telah berada di dalam sebuah ruangan, matanya melihat ke segala arah sepertinya itu adalah sebuah kamar tidur, akan tetapi tiba-tiba saja dia merasa sedikit aneh, dia seperti menduduki sesuatu lalu dia melihat ke bawah, benar saja itu adalah Kamui yang sedang berbaring memasang wajah kesal karena Emillie sedang menduduki tubuhnya dengan santainya.
"Apa yang kau lakukan di atas tubuhku, bocah penyihir?!" Tanya Kamui bernada kesal
"Ahh maaf-maaf...!" Emillie langsung menuruni tubuh Kamui dan membungkukkan tubuhnya berkali-kali
"Pelayan harus menjaga sopan santunnya kepada majikannya." Kamui beranjak duduk merapikan pakaiannya
"Eh?"
"Lihat pakaianmu itu!"
Ternyata pekerjaan Emillie di dalam buku adalah seorang pelayan, yaitu pelayan pribadi Kamui, tentu saja Emillie tidak terima begitu saja menjadi seorang pelayan, dia pun meminta Kamui mengganti pekerjaannya menjadi lebih baik lagi di dalam buku Kamui dan Subaru, akan tetapi Kamui menjawab bahwa pekerjaan di dalam bukunya tidak bisa ditentukan begitu saja, itu adalah murni hasil dari sihir yang membawa Emillie ke dalam buku, dia juga memberitahukan bahwa cerita di dalam buku di tulis oleh dirinya dan Subaru dengan bagian terpisah, terpisah maksudnya adalah Kamui atau Subaru menulis di bagian tertentu, ketika Kamui menulis sebuah bagian lalu dia hanya memberitahukan cerita terakhir dari tulisannya selanjutnya cerita itu akan dilanjutkan oleh Subaru dan ketika Subaru selesai menuliskan bagiannya maka Subaru akan memberitahukan Kamui bagian akhir tulisannya dan Kamui akan melanjutkannya, begitu seterusnya hingga cerita di dalam buku berakhir, jadi kesimpulannya Kamui hanya mengetahui bagian cerita yang dia tulis begitu juga Subaru hanya mengetahui bagian cerita yang dia tulis saja. Seusai menjelaskan hal tersebut kepada Emillie, Kemudian Kamui mengajak Emillie mencari Subaru, mereka berjalan meninggalkan kamar Kamui dan mencari Subaru di setiap ruangan.
"Kau adalah pelayan disini jangan lupa memanggilku tuan Kamui."
"Ya ya ya..."
"..." Kamui hanya melirik Emillie yang berjalan di sebelahnya
Sudah tiga puluh menit berlalu mereka berdua mencari Subaru, namun mereka tak kunjung menemukannya. Ruangan di sebelah gudang adalah ruangan terakhir yang akan mereka masuki. Bersama Emillie, Kamui memasuki ruangan tersebut, dia menghidupkan lampu yang ada di dalam ruangan hingga tampaklah sebuah peti mati di dalam ruangan, ya hanya ada peti mati di dalam ruangan itu. Cepat-cepat Kamui berlari menghampiri peti mati dan membuka penutupnya, dia pun melihat Subaru sedang tertidur di dalamnya, dia memanggil nama Subaru untuk membangunkannya, hanya saja Subaru masih tetap tertidur, Kamui kembali mencoba membangunkan Subaru dengan memangil namanya berulangkali, sayangnya Subaru tak kunjung bangun juga hingga pada akhirnya Kamui menyayat pergelangan tangannya dengan kuku panjangnya yang tajam dan meneteskan darahnya di bibir Subaru berharap Subaru akan terbangun dari tidurnya.
"Sepertinya bukan itu caranya." Kata Emillie menoleh ke arah Kamui yang ada di sebelahnya
"Apakah kau punya cara lain?" Tanya Kamui dengan sorot mata vampirnya yang tajam
"Aku tidak tahu ini bisa dikatakan cara lain atau bukan, aku hanya membacanya di buku dongeng penyihir." Kata Emillie memegang dagunya
"Lakukanlah..yang terpenting Subaru bangun dari tidurnya." Kata Kamui berwajah sedih menatap Subaru yang tertidur di dalam peti mati
Selanjutnya Emillie melepaskan sepatunya, dia memasuki peti mati itu dan duduk di atas tubuh Subaru.
"A...apa yang sedang kau lakukan di atas tubuh Subaru?!" Kamui terperanjat
"Membangunkannya.." Jawab Emillie dengan santainya
"Aku tidak menyuruhmu membangunkannya dengan cara seperti itu!"
"Terus harus bagaimana?! kau mengatakan barusan untuk melakukannya..ini adalah caranya, bodoh!"
"Apa? Bodoh?!"
"Ya..tuan Kamui bodoh..bweeee!" Emillie mengejek
"Aku pasti akan membunuhmu...!"
"Lakukan setelah kembaranmu terbangun.."
Lalu tak sepatah katapun keluar dari bibir Kamui, dia hanya menoleh ke arah lain dengan kesalnya. Selanjutnya Emillie mulai membungkukkan tubuhnya, wajahnya mendekati wajah Subaru, dia merasa jantungnya berdebar-debar, debaran yang berbeda dari sebelumnya, untuk pertama kalinya dia melakukan hal seperti itu kepada seorang pria, meskipun dia merasa sedikit ragu, namun dia tetap melakukannya. Di sisi lain Kamui yang melihat Emillie mendekati wajah Subaru merasa sangat kesal, dia sungguh tak ingin saudara kembarnya disentuh oleh vampir atau penyihir lain.
DEGH DEGH DEGH
Jantung Emillie berdebar-debar, dia merasa sangat gugup, kedua tangannya sedikit gemetar ketika dia menyentuh pipi Subaru.
"Bangunlah.." Pinta Emillie kemudian mencium bibir Subaru
Muncullah cahaya dari tubuh mereka berdua selama beberapa detik lalu cahaya tersebut sirna dan Subaru terbangun dari tidurnya. Disaat itu juga Kamui langsung menarik dan mencampakkan Emillie keluar dari peti hingga Emillie terduduk di lantai.
"Aw...!" Keluh Emillie merasakan sakit di bokongnya akibat terbentur lantai
"Subaru...!" Kamui langsung memeluk Subaru yang sedang duduk di dalam peti
"Maaf aku telah merepotkanmu, Kamui." Ucap Subaru dalam pelukan Kamui
"Hegh...drama apa yang sedang aku tonton ini?" Emillie tercengang. "Mereka berdua seperti sepasang kekasih saja."
"Ayo kita kembali ke kamar. Kau harus beristirahat disana, bukan disini."
"Tapi..tunggu Kamui."
"Ada apa?"
"Apakah gadis itu yang sudah membangunkanku?" Subaru melihat ke arah Emillie yang sedang berdiri di depan pintu
"..." Kamui hanya melirik Emillie
"Bisakah kita kembali ke kamar setelah aku berterima kasih padanya?"
"Baiklah..."
"Kamui si vampir kejam itu bukan seperti saudara kembarnya, melainkan seperti ibu atau pacarnya yang posesif ckckck." Emillie berbicara di dalam hati
Lalu Subaru pun keluar dari peti mati, dia berjalan menghampiri Emillie yang sedang berdiri di depan pintu. Berbeda dengan Kamui yang pemberontak, Subaru terkesan lebih lembut serta perhatian seakan dia adalah seseorang yang harus kau lindungi.
"Terima kasih telah membangunkanku." Kata Subaru kemudian mencium tangan Emillie
"Eh..." Wajah Emillie memerah
Untuk pertama kalinya dia diperlakukan seromantis itu oleh seorang pria di dalam hidupnya, terlebih lagi itu adalah vampir tampan yang terkenal di dunia mereka.
TAP TAP TAP
"Ayo kita kembali ke kamar." Ajak Kamui yang telah berdiri di samping Subaru
"Baiklah Kamui." Jawab Subaru. "Ayo..."'
"Lepaskan tanganmu dari Subaru, pelayan." Kamui melepaskan jemari Emillie yang memegang jemari Subaru
"Tapi Kamui..."
"Dia hanya seorang pelayan, Subaru.."
"Ya ya ya..aku tahu itu tuan Kamui."
"Ayo Subaru..."
"Tapi Kamui...dia adalah penyelamatku."
"..." Kamui hanya diam
Di dalam hatinya, Emillie berkata kalau sedang berbicara dengan Subaru kembaran tersayangnya itu, Kamui langsung berubah drastis seperti seorang malaikat, dia menjadi lembut, perhatian dan sangat menyayangi Subaru, sedangkan ketika berbicara dengan orang lain seperti dirinya, tanpa diragukan lagi Kamui adalah seorang iblis berhati dingin, tak punya belas kasihan dan pemberontak.
"Ckckckck..." Emillie mengeluh dalam hatinya
Sewaktu Emillie sedang mengeluh di dalam hatinya, siapa sangka Subaru meraih jemari Emillie, dia mengajak Emillie berjalan bersamanya, menuntunnya ke arah kamarnya. Di dalam perjalanan ke kamar Subaru, Emillie tersenyum-senyum sendiri sambil menunduk, dia tak menyangka akan bergandengan tangan dengan seorang vampir tampan yang begitu baik hati dan perhatian padanya.
"Kenapa kau senyum-senyum sendiri?" Tanya Kamui melirik ke arah Emillie yang berada di sebelahnya. "Apakah kau begitu bahagia bergandengan tangan bersama Subaru?"
"Arghhhhh...kenapa dia mempermalukanku di depan kembarannya?! Dasar Kamui bodoh!" Teriak histeris Emillie dalam hati
"Benarkah? Apakah kau menyukainya, Emillie?" Subaru menoleh ke Emillie yang berjalan di sebelahnya
"I..itu..." Wajah Emillie memerah, dia mencoba mencari alasan lain. "Aku agak merasa sedikit aneh..karena aku tidak melihat siapapun di rumah sebesar ini selain kita bertiga."
"Kamui tidak menyukai keramaian.." Jawab Subaru
"Aku tidak ingin mereka mendekati Subaru." Sambung Kamui. "Itulah sebabnya kami hanya memiliki satu pelayan, yaitu kau, gadis aneh."
"Kalau saja dia bukan majikanku dan penulis buku magangku..aku sudah menyihirnya menjadi seekor katak..mengesalkan sekali vampir ini!" Emillie mengoceh di dalam hati
Tiba-tiba saja terdengar suara teriakan seorang wanita dari luar rumah itu, mereka bertiga bergegas berlari keluar rumah ternyata seorang hantu wanita raksasa telah menyerang seorang wanita, hantu itu memegang wanita itu dan ingin menghisap rohnya.
"Subaru jaga pelayan aneh ini." Kamui mengeluarkan kuku tajamnya yang panjang
"Baiklah Kamui..." Jawab Subaru
"Hegh...pelayan aneh katanya." Benak Emille
Lalu Kamui melompat ke atas pohon, dan dari pohon itu dia melompat setinggi mungkin meraih sang hantu wanita sambil mengayunkan cakarnya ke tubuh hantu itu.
ZRESHHH
Akibat cakaran Kamui, hantu tersebut terluka serta melepaskan wanita itu dari tangannya, disaat bersamaan Subaru meminta Emillie jangan pergi kemana-mana sambil melompat ke atas tembok, dengan satu lompatan tinggi dari atas tembok Subaru menangkap wanita tadi dan membawanya ke tempat yang aman, disana Subaru meminta wanita itu untuk kembali ke rumahnya dan wanita itu pun menuruti perkataan Subaru, pergi meninggalkan tempat itu. Di atas sana terlihat Kamui terlibat pertarungan bersama sang hantu, Kamui berkali-kali menendang sang hantu hingga terjatuh dan mencakar sang hantu dengan kukunya yang begitu tajam, dia mencoba menikam jantung sang hantu sayangnya sang hantu berusaha menutupi bagian dadanya, hantu itu kemudian memunculkan dirinya yang satu lagi setinggi Emillie. Hantu yang setinggi Emillie langsung menyerang Subaru yang sedang melihat Kamui bertarung, kedua vampir kembar pun terlibat pertarungan bersama kedua hantu wanita tersebut.
DHUAGHH
Suara tubuh Kamui terpental ke pagar tembok dengan kuatnya hingga tembok tersebut hancur dan Kamui terduduk, disaat sang hantu raksasa ingin memijak tubuh Kamui, Subaru datang membawa Kamui pergi dari tempat itu ke tempat yang lebih aman.
"Mundurlah Subaru." Kata Kamui mengeluarkan pedangnya dari tangannya
"Tapi Kamui..."
"Si raksasa itu bisa menghancurkan rumah kita.." Kata Kamui
Selanjutnya Kamui melompat setinggi mungkin mengayunkan pedangnya yang mengeluarkan angin serta petir ke tubuh hantu raksasa, namun dari suatu tempat cahaya hitam muncul menghalangi serangan Kamui, terjadilah lendakan diantara Kamui juga sang Hantu. Dari balik asap ledakan tangan sang Hantu muncul mencoba menangkap tubuh Kamui.
"Kamui!" Teriak Subaru melompat menyelamatkan Kamui sambil mengibaskan kukunya yang panjang serta tajam ke tubuh sang hantu raksasa
Ketika Subaru menyelamatkan Kamui, tiba-tiba saja hantu setinggi Emillie datang menyerang dari arah belakang.
DHUAGGGHH
Hantu kecil itu lenyap seketika, Subaru dan Kamui melihat ke arah datangnya suara benturan keras itu, ternyata berasal dari kepala hantu raksasa yang dipukul sekuat mungkin oleh Emillie menggunakan sapu terbangnya. Hantu itu perlahan-lahan musnah dan muncullah sebuah potongan puzzle.
"Aaaa..." Teriak Emillie jatuh dari ketinggian bersama sapu terbangnya
GRAB
Yang awalnya Emillie akan jatuh ke jalan kini berada di dalam gendongan Kamui, dia melihat wajah Kamui sangat dekat dengannya. Sekali lagi Emillie merasa jantungnya berdebar-debar tak karuan. Setelah mendarat dengan aman di jalan, tanpa belas kasihan Kamui langsung menjatuhkan Emillie hingga Emillie terduduk di atas jalan, bokongnya terasa sakit sambil melihat Kamui dengan jengkelnya.
"Kau tidak apa-apa, Emillie?" Tanya Subaru membungkuk sambil mengulurkan tangannya
Belum sempat lagi Emillie menjawab, Kamui sudah menjawabnya terlebih dahulu. Dia mengatakan kalau Emillie baik-baik saja bahkan Emillie bisa mengalahkan hantu raksasa itu bersama sapu terbangnya seorang diri.
"Haishhhh..." Keluh Emillie menatap Kamui sambil meraih uluran tangan Subaru. "Tuan Kamui..kenapa kau tidak langsung membunuh hantu itu saja? melihat kemampuanmu, aku yakin kau dapat membunuhnya sekejab mata."
"Ada seseorang dibalik ini semua..aku merasa dia ada di sekitar kita jadi aku mengulur waktu agar dia muncul."
"Ah..begitu.."
"Selain itu... beberapa penyihir atau vampir yang tidak bertanggung jawab terkadang mengganggu jalan cerita di dalam buku saat kegiatan magang dilaksanakan sehingga ada hal-hal yang melenceng atau keluar dari cerita asli." Jelas Subaru sambil merapikan poni Emillie yang berantakan
"Jaga dirimu..." Kata Kamui memasukkan lagi pedangnya ke dalam tangannya. "Jangan selalu mencari perhatian Subaru."
Dari suatu tempat terlihat seseorang sedang tersenyum kemudian menghilang. Kamui, Subaru dan Emillie kembali ke dalam rumah dan berjalan menuju kamar Subaru. Setelah mereka tiba di dalam kamar Subaru, ternyata mereka bertiga akan tidur dalam satu kamar tidur, Subaru dan Kamui akan tidur di ranjang yang sama sedangkan Emillie tidur di sofa.
"Maaf..bagaimana kalau aku saja yang tidur sofa, Kamui?" Tanya Subaru yang sedang duduk di atas ranjang
"Tidak boleh..Subaru bukanlah seorang pelayan." Jawab Kamui
"Tapi...aku tidak bisa membiarkan gadis yang telah membangunkanku tidur di sofa.."
Subaru hanya melihat ke arah Emillie yang telah tertidur dengan nyenyak di sofa akibat kelelahan melawan hantu raksasa, lalu Subaru berjalan menghampiri Emillie, dia menggendong Emillie dan menidurkannya di atas ranjang.
"..." Kamui hanya menatap Emillie di atas ranjang. "Aku akan tidur di sofa."
"Tapi Kamui.."
"Ini lebih baik daripada melihat Subaru tidur di sofa."
Selanjutnya Kamui tidur di sofa, sementara Subaru dan Emillie tidur di ranjang. Selain itu Kamui memiliki alasan tersendiri mengapa dia tidak membiarkan Emillie tidur seorang diri meskipun rumahnya memiliki banyak sekali ruangan.
