Keesokan harinya Emillie pagi-pagi sekali sudah berada di dapur, dia terlihat sedang memasak makanan layaknya seorang pelayan, disana dia memasak makanan menjadi dua jenis, yang pertama adalah masakan yang berisi campuran darah untuk si vampir kembar, sedangkan yang satunya lagi untuk Emillie sendiri.

"Huhh..." Emillie menyeka keringat di dahinya

Dia harus menyiapkan makanan-makanan itu sebelum kedua vampir itu, Kamui dan Subaru bangun tidur, seusai menyiapkan makanan dan menghidangkannya di meja makan Emillie bergegas mandi selesai mandi dan berpakaian, dia kembali ke ruang makan, duduk di meja makan sambil menunggu Subaru dan Kamui datang, setelah beberapa menit muncullah Subaru dan Kamui berjalan memasuki ruang makan, mereka berdua terlihat begitu tampan di dalam mata Emillie, sekejab mata jantung Emillie berdebar-debar tak karuan, wajahnya memerah dan Kamui hanya melirik Emillie. Lalu mereka bertiga mulai menyantap makan pagi mereka yang telah dihidangkan di atas meja, tak lupa juga Subaru memberikan pujian atas masakan Emillie karena menurutnya masakan Emillie begitu lezat, tentus saja Emillie sangat senang mendengarnya, sedangkan Kamui hanya diam sambil memakan makanannya. Seusai makan pagi, mereka bersiap-siap mendatangi kediaman seorang penyihir, mereka berniat memberikan potongan puzzle kepada penyihir itu.

"Gelap sekali..." Emillie melihat ke atas langit

"Jangan lupa memakai sarung tangan di hari bersalju seperti ini." Subaru memasangkan sarung tangan di tangan Emillie

"Ah ya..." Wajah Emillie memerah. "Maaf aku bisa melakukannya sendiri."

"Tidak apa-apa.."

"Ayo cepat nanti kita terlambat.." Sambung Kamui

"Baiklah tuanku Kamui yang sangat displin dan tepat waktu."

"..." Kamui hanya melirik Emillie

Selesai memakai sarung tangan, Emillie mengeluarkan sapu terbangnya dan mereka bertiga menaiki sapu terbang Emillie menuju kediaman penyihir, seperti biasa Emillie selalu mengendarai sapu terbangnya begitu cepat sehingga mereka sampai di tempat tujuan beberapa menit sebelumnya, tetapi setibanya disana Emillie melihat kediaman yang ingin mereka kunjungi ditutupi oleh sebuah penghalang yang begitu besar dan tidak memiliki pintu masuk, tetapi sepertinya dia mengetahui milik siapa penghalang itu.

"Sepertinya mereka tidak mengizinkan orang lain keluar masuk wilayah ini dengan bebas." Kata Kamui yang duduk paling belakang

"Aku akan mencari pintu masuknya.." Jawab Emillie

Sambil duduk di atas sapu terbang, mereka bertiga mengelilingi penghalang yang berbentuk setengah lingkaran itu untuk mencari pintu masuk agar bisa sampai ke rumah sang penyihir tepat waktu. Setelah kurang lebih tujuh menit, akhirnya mereka menemukan pintu masuk, Emillie menyentuh bagian penghalang yang dianggapnya pintu masuk ke wilayah itu, maka terbukalah penghalang itu dan mereka memasuki wilayah sang penyihir, disana mereka melewati area hutan yang tak berdaun, hanya ada salju-salju yang menutupi bagian-bagian tertentu pohon serta burung-burung hantu yang bertengger di pohon.

"Kenapa tempat ini menyeramkan sekali?" Emillie melihat ke sekelilingnya

"Karena Fai menyukai tempat seperti ini." Jawab Subaru yang duduk di belakang Emillie

"Jadi, Subaru yang menulis cerita ini?"

"Ya...aku menanyakan padanya kediaman seperti apa yang dia inginkan."

"Wah...selera yang menyeramkan."

"Apakah kau takut, pelayan?" Sambung Kamui

"Hanya begini saja...tidak mungkin aku takut."

"Ingat.. kau tidak memiliki kekuatan sihir di dunia ini."

"Tidak perlu diingatkan..aku juga ingat..!"

Dan sampailah mereka di depan pintu rumah sang penyihir Fai, mereka segera menuruni sapu terbang Emillie dan sewaktu Kamui hendak mengetuk pintu ternyata pintu telah terbuka, muncullah seorang pelayan, yaitu Aya yang merupakan salah satu teman Emillie. Mereka berdua pun berteriak dan berpelukan membuat Kamui terkejut serta heran, sedangkan Subaru hanya tersenyum melihat mereka berdua. Setelah berpelukan, Aya mengajak Emillie, Subaru dan Kamui menemui Fai di ruangannya, setibanya mereka berempat di ruangan Fai, Subaru dan Kamui menyerahkan potongan Puzzle kepada Fai untuk disimpan di tempat yang aman karena potongan puzzle tersebut akan membantu mereka menemukan sang penyihir yang menjadi tujuan mereka, ketika Subaru dan Kamui sedang sibuk berbicara bersama Fai, Emillie tak sengaja menyentuh sebuah kaca panjang yang ada di sudut sebelah kanan ruangan, dia melihat ada sesuatu di dalamnya lalu tiba-tiba dia terseret ke dalam kaca tersebut dan tubuh Emillie terjatuh ke lantai sehingga membuat mereka yang ada disana panik dan berlari menghampiri Emillie, ternyata Emillie telah tertidur.

"Ini...?" Fai melihat ke arah kaca

"Apa yang terjadi? Kenapa Emillie bisa seperti ini?" Tanya Kamui bernada cemas sambil menyandarkan tubuh Emillie di atas pangkuannya

"Kaca dimensi penghisap." Jawab Aya

"Kaca dimensi penghisap?" Tanya Subaru

"Iya.. kaca yang digunakan oleh para penyihir untuk pergi ke dunia lain." Jawab Fai. "Tapi..aku meminta Subaru menuliskan kaca dimensi ini sebagai kaca tua yang tidak berfungsi lagi, tapi mengapa kaca ini berfungsi?"

"Kalau kaca ini berfungsi berarti ada seseorang yang tak diundang masuk ke dalam buku ini dan merubah alur cerita buku ini." Jawab Subaru sambil melihat wajah Emillie yang sedang tertidur

"Ya kau benar Subaru.." Sambung Kamui sambil mentap tajam kaca di depannya

Selanjutnya Fai memberitahukan Kamui serta Subaru, jika mereka ingin Emillie kembali secepatnya ke dunia dalam buku, mereka berdua harus menunggu saat bulan purnama tiba karena disaat bulan purnama tiba, kekuatan sihir yang ada di dalam kaca dimensi akan aktif dengan sendirinya sehingga setiap kaca dimensi dapat menarik siapa saja yang menyentuhnya, sekalipun kaca itu telah tua dan tidak dapat digunakan lagi seperti biasa.

... Di Dunia Lain ...

BRAKK

"Aaaa...!

Teriak seorang gadis yang tergelincir jatuh ke dalam jurang, dia adalah Emillie yang telah tiba di dunia baru dan mendarat di tepi jurang, tetapi disaat bersamaan ternyata seseorang telah menangkap tangannya, Emillie pun menggantung di atas jurang.

"Se..selamatkan aku." Pinta Emillie ketakutan. "A..aku tidak mau mati disini, tolong selamatkan aku."

"Baiklah.." Jawab orang itu. "Pegang erat tanganku."

"I..iya..." Jawab Emillie yang takut terjatuh

Sambil berpegang erat di genggaman tangan orang itu yang ternyata adalah seorang pria, pria itu segera menarik Emillie ke atas tebing sehingga nyawa Emillie terselamatkan, ketika mereka berdua sedang duduk di atas tebing dan Emillie hendak mengucapkan terima kasih kepada pria yang ada di depan matanya, mendadak Emillie merasa sedikit aneh, dia seperti mengenal pria itu, perlahan-lahan Emillie menyentuh wajah sang pria dengan jemarinya sampai-sampai membuat pria itu kebingungan.

"Mirip sekali..." Benak Emillie memperhatikan wajah pria itu sambil menyentuhnya. "Tetapi yang ini memiliki bentuk rambut yang berbeda."

"Apakah kau baik-baik saja?" Tanya sang pria yang bingung akibat tingkah Emillie

"Subaru...Subaru Sumeragiiii!" Teriak Emillie kegirangan

"I..iyaa..." Jawab Subaru yang masih kebingungan

Emillie pun memeluk pria yang dipanggilnya Subaru dengan begitu erat dengan wajah berseri-seri, dia merasa beruntung dapat bertemu dengan Subaru meskipun dia terjebak di dunia lain, setidaknya ada seseorang yang dia kenal di dunia itu. Seusai Emillie memeluk Subaru, Subaru segera berdiri sambil merapikan pakaiannya, Subaru juga memberikan nasehat kepada Emillie agar menjaga dirinya baik-baik sebelum dia meninggalkan tempat tersebut. Ketika Subaru melangkah meninggalkan tempat itu, Emillie pun mengikutinya dari belakang karena dia tidak tahu lagi harus pergi kemana. Lama sekali mereka berjalan sampai akhirnya Subaru berhenti di tengah perjalanannya diikuti oleh Emillie yang ikut berhenti berjalan juga, Subaru segera berbalik arah dan menghampiri Emillie.

"Kenapa kau mengikutiku?" Tanya Subaru sangat penasaran juga bingung

"Aku tidak memiliki rumah." Jawab Emillie. "Aku hanya mengenalmu di dunia ini."

"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya? dan siapa namamu?"

"Hmm.." Emillie mengangguk. "Aku Emillie..Emillie berdine. Kita pernah bertemu, akan tetapi bukan di dunia ini. Di dunia dimana aku berasal."

Subaru hanya diam, dia memandang Emillie yang berpakaian seperti seorang penyihir kemudian Subaru memutuskan untuk membawa Emillie pulang ke rumahnya, namun sebelum mereka pulang ke rumah, Subaru terlebih dahulu membelikan Emillie pakaian agar orang-orang disekitarnya tidak merasa aneh ketika melihat Emillie. Setelah membelilkan Emillie beberapa pakaian, Subaru mengatakan kepada Emillie kalau di dunia tempat tinggalnya terdapat banyak hantu yang berkeliaran, ada hantu yang baik dan juga jahat sehingga Emillie harus berhati-hati kalau bertemu dengan seseorang disana karena bisa saja orang tersebut adalah hantu yang sedang menjelma menjadi manusia.

"Baiklah..." Jawab Emillie

Kurang lebih delapan belas menit kemudian sampailah mereka berdua di rumah Subaru, Subaru yang ada di dunia itu adalah seorang manusia dan bekerja sebagai onmyouji, yaitu orang yang dapat meramal, melindungi serta mengusir roh-roh jahat, dia memperlakukan Emillie begitu baik meskipun dia tidak pernah bertemu Emillie sebelumnya.

"Aku bisa memasak." Kata Emillie saat melihat Subaru mengeluarkan bahan makanan

"..." Subaru menoleh ke belakang

"Di dunia sebelumnya aku adalah seorang pelayan dari seorang vampir." Emillie berjalan menghampiri Subaru. "Sebelum aku kembali ke duniaku...aku tidak akan merepotkan Subaru yang telah sangat baik padaku."

"Oh begitu..." Jawab Subaru tersenyum. "Kita kerjakan bersama-sama agar lebih ringan."

"Baiklah..." Emillie tersenyum kepada Subaru

Mereka berdua mulai menyiapkan seluruh bahan makanan yang diperlukan untuk makan malam, sementara itu di dunia buku Kamui serta Subaru tak bisa duduk dengan tenang di kursi mereka karena mereka berdua sangat mencemaskan Emillie, Kamui meminta kepada Fai untuk menemukan cara lain agar dia dan Subaru dapat membawa Emillie secepat mungkin keluar dari dunia lain yang ada di dalam kaca.

... Malam Harinya di Dunia Lain...

Selesai mandi, Subaru dan Emillie menyantap makan malam hasil masakan mereka berdua, makanan itu terasa sangat lezat sampai-sampai Emillie merasa begitu bahagia memakannya, selain itu Emillie juga mengatakan kalau Subaru yang ada di dunianya juga sama baiknya dengan Subaru yang ada di depan matanya sekarang, dia sangat bersyukur bisa bertemu dan mengenal Subaru di dua dunia yang berbeda, Subaru pun tersenyum mendengarnya. Selang beberapa menit, telepon di rumah Subaru berdering, itu adalah seorang pria yang meminta pertolongan Subaru untuk mengusir hantu yang menempel di tubuh istrinya.

"Jangan pergi kemana-mana, aku akan segera kembali." Kata Subaru sambil memakai jas putih panjangnya

"Aku ikut...!"

"..." Subaru sedikit terkejut

"Aku tidak akan merepotkanmu..percayalah."

"Baiklah..."

Dan mereka berdua bergegas pergi menuju klien Subaru, sebelum mereka sampai di stasiun kereta api bawah tanah, Emillie meraih tangan Subaru, dia mengatakan kalau pergi berdua dengan kereta api pasti akan mengeluarkan biaya lebih, dia tidak ingin membebani Subaru dengan hal itu, jadi dia menarik tangan Subaru dan membawanya ke tempat sunyi sedikit gelap, yaitu di balik tembok yang agak jauh dari lampu jalan. Disana Emillie mengatakan kalau dia adalah seorang penyihir, tetapi dia tidak memiliki kekuatan karena dia tidak berada di dunia aslinya sehingga yang hanya dapat dia gunakan hanyalah sapu terbangnya.

"Ayo..." Emillie mengeluarkan sapu terbangnya yang sedang melayang di didepannya

Pertama sekali bagi Subaru melihat sapu terbang, dia merasa sedikit tidak yakin untuk menaikinya, akan tetapi Emillie meraih jemarinya dan mengajaknya duduk di sapu terbangnya lalu Subaru duduk di atas sapu terbang tersebut.

"Berpegang eratlah..." Emillie tersenyum menoleh ke belakang

WUZHHHH

Secepat kilat Emillie menerbangkan sapu terbangnya ke atas langit sehingga Subaru refleks memeluk tubuh Emillie dari belakang, dia sudah seperti seorang pembalap sapu terbang saja.

"Apakah kau takut?" Tanya Emillie tersenyum

"Ya..sedikit."

"Tenang saja...aku tidak akan menjatuhkanmu. Hahahah."

"..." Subaru tersenyum dari belakang Emillie