BABY
PAIR : DMHP
RATTING : T
HARRY POTTER JK.ROWLING
Draco benar-benar tidak tau bagaimana cara memandikan bayi. Jadi dia mengambil ponselnya dan menonton tutorial dari youtube.
Setelah menonton selama kurang dari 5 menit, Draco dengan percaya diri merebus air. Dia menatap si kecil yang berguling-guling di atas karpet sambil menyusu.
Draco mengucek matanya saat menunggu air mendidih. "Kutukan apa yang aku dapat di masa lalu hingga harus menjadi orang tua dari anak orang lain." Keluh nya.
Suara gelembung dari panci bergesekan. Draco segera mematikan kompor, dan membawa panci ke kamar mandi.
Mengisi bak mandi dengan air panas sebelum menambahkan air dingin. Jari nya terulur untuk memeriksa suhu air. Setelah memastikan itu tidak terlalu panas, Draco pergi dan membawa si kecil untuk di mandikan.
Melepas pakaian si kecil dan meletakan nya di keranjang cucian. Draco dengan perlahan mendudukan Darley dalam bak.
Si kecil terlihat terkejut namun tidak melakukan apa-apa. Draco mengambil shampo khusus bayi, dan menuangkan sedikit di kepala si kecil, membasahi nya dengan air dan memijat kepala bersurai pirang. Sementara si kecil bermain dengan gelembung.
Kepala kecil itu menoleh dan menampar Draco dengan tangan penuh busa. Draco yang tidak mempersiapkan pertahanan apapun hanya bisa menutup matanya, saat busa hampir masuk ke matanya.
Darley tertawa, dan mengarahkan tangan kecil nya untuk menyerang wajah tampan Father nya.
Draco menangkap kedua tangan kecil itu dan menguncinya. Dia memberikan tatapan mengancam dengan ekspresi konyol. "Jangan lakukan lagi." Ujar nya.
Darley yang tidak mengerti hanya tertawa terbahak-bahak. Mereka segera menydahi acara mandi itu. Sebagian pakaian Draco basah karena ulah si kecil.
Mereka duduk di atas kasur, di kamar Harry. Draco mengeringkan rambut si kecil dengan handuk, setelah mengambil pakaian dari dalam lemari.
Mengambil ponsel dari sakunya, dan menelfon Blaise, "Tolong kirim seseorang untuk mengantarkan pakaianku."
"Tidak, aku akan mengirim alamatnya padamu. Kirim seseorang aku tidak perlu melihat wajah mu yang selalu membuatku marah."
"Lakukan saja, jangan banyak bicara."
Draco menutup telfon, meletakan ponselnya di kasur. Tangan kanan nya terulur meraih piama berwarna merah gelap, saat dia menoleh Darley sudah tidak ada di tempatnya.
Draco berdiri dengan panik. "Darley?!"
Dia menoleh ke sana ke mari, melirik setiap sudut kamar dengan hati hati. Kemudian berjongkok memeriksa kolong tempat tidur. Tidak ada apapun di sana.
Draco lihat pintu yang terbuka dan matanya melebar, segera pergi keluar dengan tangan kanan yang membawa piama si kecil.
"Darley!?" Raung nya.
Dia pergi ke ruang tengah, mencari di setiap sudut, tapi si kecil tidak ada. Dia berlari memeriksa ke dapur, tapi karena dia mengenakan kaus kaki lantai menjadi licin dan dia terpeleset.
Draco mengumpat. Berdiri dan memeriksa di bawah meja makan, lemari pendingin, laci penyimpanan, namun surai pirang kecil itu tidak ada di sana.
Suara teriakan terdengar dari kamar mandi. Draco segera melesat, kakinya tergelincir dan menimbulkan bunyi gedebuk. Dia segera bangun dan membuka pintu kamar mandi, mendapati apa yang dia cari sedang duduk di bawah bak mandi sambil tertawa terbahak-bahak saat tangan kecil itu meremat bebek karet yang menimbulkan bunyi nyaring.
Draco menghela nafas dan segera membawa si kecil pergi, dia menutup pintu kamar mandi dan pergi kembali ke kamar.
Dia memarahi "Jangan pergi tiba-tiba seperti tadi!"
Tangan nya membuka kancing piama dan memakaikannya pada si kecil yang berbaring sembari mengulum jari-jarinya.
Draco dengan iseng memakaikan pita kelinci pada si kecil dan menyisir rambut pirang itu kebelakang.
Mata hijau bulat itu menatap Draco polos. Kaki kecilnya sesekali menendang udara.
Mengambil bedak dan menaburkan nya secara berlebihan pada kulit pucat kemerahan si kecil. Draco menghela nafas. Namun saat dia melihat gaya rambut yang dia terapkan pada Darley, dia seperti melihat dirinya yang berusia 11 tahun.
Dia dulu bangga sekali dengan penampilan rapi seperti ini, sampai sekarang juga rasa narsis nya tidak berkurang. Dia selalu bangga dengan penampilannya.
Draco meraih botol susu yang ada di atas nakas dan memberikannya pada si kecil yang berbaring di kasur. Draco ikut berbaring di sebelahnya, aroma Harry menyapa hidungnya.
Aroma yang segar dan kalem. Draco menjadi malas untuk bangun, lagi pula nyaman di sini. Dia meraih ponselnya dan membuka akun media sosialnya.
Ia melirik si kecil yang sudah tertidur. Dan mengambil botol susu yang sudah lepas dari mulut si kecil untuk di letakan kembali di meja nakas.
Suara bel terdengar, dan Draco beranjak dengan hati-hati agar tidak membangunkan si kecil. Seperti yang dia duga, itu adalah pakaiannya.
Setelah mengucapkan Terima kasih pada kurir, dia menutup pintu dan pergi mandi.
Perasaan Harry tiba-tiba menjadi tidak enak. Dia gelisah sepanjang kelas profesor Slughorn. Ron duduk di samping nya dengan serius mencatat rumus yang ada di papan tulis.
Karena sudah tidak tahan lagi dia mengangkat tangan dan minta izin pergi ke toilet. Ron menatapnya bingung namun di hiraukan. Harry pergi keluar dan mengambil ponselnya. Menelfon Draco.
Dia perlu 5 menit sampai telfon benar-benar terhubung.
"Halo, Dray?"
Disisi lain Draco baru saja menyelesaikan mandinya. Dia sedang mengancingkan pakaian saat mengangkat telfon Harry. "Ya?"
Harry menghela nafas. "Apa di sana baik-baik saja?"
Draco mengatakan dengan percaya diri, "Lebih dari yang terbaik. Darley sudah tidur. Tenang aku sudah memandikan nya"
Harry, "Baguslah. Aku merasa agak gelisah. Kalian tidak melakukan sesuatu kan?"
Mata Draco melirik Darley yang tertidur. "Tidak, semua aman. Kau pulang jam berapa?"
Harry menjawab, "Sekitar pukul 8 malam."
Draco berdehem. "Baiklah. Semoga hari mu menyenangkan," Ujar Draco, dia segera mematikan panggilan.
Harry menatap ponselnya, dengan kening berkerut. "Ada yang tidak beres." Gumam nya. Dan berjalan kembali ke dalam kelas.
Draco melempar dirinya ke kasur, berniat untuk tidur. Tapi, dia dan Aley bahkan belum makan malam.
Tenang saja, saat dia bangun nanti pasti akan ada makan malam. Kita punya istri di sini. Ha ha ha.
Pukul 8 malam, seperti yang Harry beritahu pada Draco tadi sore. Harry keluar dari lift, kakinya melangkah dengan tergesa. Mengeluarkan kunci dari saku celananya, dia berlari menuju pintu apartemen nya.
Kunci itu menimbulkan bunyi klak pendek, dan Harry segera mendorong pintu. Dia mendapati kegelapan menyapanya. Harry kembali menutup pintu dengan hati-hati, kemudian melepas sepatunya.
Menginjak keset untuk mengelap kakinya. Dia berjalan menuju stop kontak yang berada di tembok, dan menyalakan lampu.
Matanya menyipit saat cahaya akhirnya memenuhi ruangan, kakinya melangkah ke arah jendela yang terbuka dan menutupnya.
Kakinya berjalan dengan hati-hati ke kamar, dan ketika pintu kamar terbuka Draco dan Darley berbaring di sana. Harry menghela nafas lega, dia meletakan tas dan buku-bukunya di meja belajar dan membuka lemari, mengambil sepasang piyama dan handuk, kemudian pergi ke kamar mandi.
Air dingin dari shower membasahi rambut dan wajahnya. Setelah merasa cukup, dia mematikan Shower dan pergi berendam di bak mandi dengan air hangat.
Harry memutuskan untuk tidak memikirkan apapun. Dia sedikit frustasi jika memikirkan bagaimana dia harus membuat laporan anak hilang di kantor polisi.
Dia telah menjaga si kecil selama 2 hari. Dan bagaimana kemungkinan jika anak itu sebenar nya di culik dan di buang, bukan kah orang tuanya akan mencarinya?
Karena terus merasa terdesak, Harry menenggelamkan sebagian wajahnya. Tatapan nya kosong. Dia baru saja selangkah berhasil mendekati Draco, dan jika Darley pergi bukan kah itu akan menjadi canggung pada akhirnya. Dan dia juga sedikit tidak rela jika harus kehilangan si kecil, tapi...
Tapi mau bagaimana lagi, jika dia tidak membuat laporan makan dia mungkin saja di tuduh sebagai penculiknya.
Gelembung udara keluar dari permukaan bak mandi. Harry bersandar di tepi bak mandi, menghela nafas berat dan berjalan keluar.
Dia mengeringkan tubuhnya dengan handuk, dan memakai piyama nya. Handuk kecil sengaja di letakan di lehernya saat dia selesai mengeringkan rambut yang masih basah, dan tetesan air mengalir di lehernya kemudian membasahi kerah belakangnya.
Harry memutuskan untuk membuat bubur sebagai makan malam. Dia terlalu malas untuk membuat menu menu makanan lainnya.
Kakinya melangkah dengan tenang ke dapur, saat membuat bubur dia mencuri waktu untuk membersihkan piring piring kotor, mengelap meja dan membersihkan lantai.
Harry mengambil mangkuk dan menuangkan bubur di sana, mengiris potongan daging dan telur sebagai toping. Dia meletakan bubur itu di atas meja, dan berjalan ke arah lemari pendingin.
Membuka kulkas dan mengambil kaleng minuman, meneguk nya beberapa kali hingga kosong dan melemparkan ke tempat sampah.
Harry berjalan kembali ke kamarnya, membangunkan Draco. Tangan nya dengan pelan mengguncang kaki pucat yang di lapisi piyama hijau daun, "Malfoy, bangunlah." Namun tidak ada jawaban.
Harry berdecak dan meletakan jari-jari nya di telapak kaki Draco, menggelitik dengan santai. Draco menjauhkan kakinya sebagai respon dan membuka matanya perlahan.
Dia mengeluh dan duduk. "Kau berniat membangunkan ku atau merangsang ku!?" Gerutunya.
Harry menatapnya tanpa ekspresi, "Sudah ku buatkan makan malam."
Draco memutar matanya, dan turun dari ranjang. Dia mengikuti Harry yang berjalan ke dapur, membasuh wajahnya dan mengambil segelas air dingin untuk membasahi tenggorokannya.
Tapi sepertinya Harry hanya berniat mengantarnya, dan tidak ikut makan dengan nya. Dia berbalik dan bertanya pada Harry yang berjalan pergi, "Kau tidak makan?"
Harry menjawab tanpa menoleh. "Aku tadi makan malam bersama keluarga Weasley."
Draco mencibir. "Sungguh baik hati sekali."
Saat Draco menyelesaikan makan nya, dia meninggalkan mangkuk di wastafel. Dia mengambil air minum, dan pergi menuju Harry yang sedang menonton Drama di televisi.
Melihat Draco yang duduk di sebelahnya Harry tidak bisa untuk tidak bertanya. "Blaise tidak mencarimu?"
Draco yang sedang minum tersedak. Harry membantu mengelus punggung nya. Draco batuk beberapa saat, "uhuk... Uhuk..." Dia menarik nafas dalam, tenggorokan nya menjadi gatal, Harry masih membantu mengelus punggungnya dengan wajah acuh.
"Untuk apa dia mencariku? Seolah dia tidak bisa hidup jika tidak membuat ku naik darah, kemudian stroke dan mati."
Harry tertawa pelan.
Draco meletakan gelas yang telah tandas di meja. "Tapi aku memiliki beberapa pekerjaan, yah aku rasa aku harus pulang." Draco menyandarkan punggungnya pada badan sofa.
Harry menatap nya sebentar dan kembali memandangi layar televisi yang berisi iklan. Tangan kirinya membantu mendukung dagu nya di lengan sofa. Nampak sangat tenang namun suram.
Tidak ada percakapan apa-apa diantara mereka selama beberapa menit. Saat itulah Harry merasakan sofa nya menjadi ringan.
Matanya melirik Draco yang berdiri dan melakukan peregangan. "Besok aku harus mengunjungi orang tuaku." Draco menatap Harry, "aku harap kau tidak keberatan."
Alis tebal Harry terangkat. "Tentu tidak. Pergilah, orang tua mu mungkin saja merindukan putra mereka yang manja" Ujar Harry dengan nada bercanda.
Draco melirik jam dinding, dan kembali menatap Harry, "kalau begitu aku akan kembali sekarang."
Harry menanggapinya dengan mengangguk ringan. Ia ikut berdiri dan mengantar Draco sampai pintu.
Begitu sampai di depan pintu Draco menolak untuk pergi dan berbalik menatap Harry. Pemuda pirang itu masih berdiri di depan pintu. Bibirnya terbuka dan tertutup seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tertahan.
Harry dengan sabar menunggunya. Pada akhirnya pewaris tunggal keluarga Malfoy itu menghela nafas berat. Tangan kanan nya terulur dan menepuk kepala Harry, kemudian mengacak-acak rambut gelap itu sampai berantakan.
Harry terlalu terkejut dan dia hanya diam saat Draco mengusak kepalanya. Dia baru sadar saat Draco menarik kembali tangan nya dan melihat ekspresi puas yang di tunjukan pemuda itu,
"Sampai jumpa" Draco berbalik dan meninggalkan Harry yang mematung di pintu.
Pintu itu di banting dengan keras, Harry duduk bersandar di belakang pintu sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Bersambung
Aku update di wp juga
2 kali lebih cepat dari di sini:)
kalau mau mampir, ini nama akun nya
@Aika_Aika07
dadah~
