Di suatu tempat, terlihat ada seorang pria berambut pirang keemasan yang sedang terbaring lemah di sebuah kasur futon.
"Eeeenngghhh," pria itu melenguh pelan, lalu mengerjapkan iris mata biru safirnya.
"Dimana aku?" pria itu bangun dan melihat sekitarnya.
Srek
"Ara. Kau sudah bangun yah," seorang wanita berambut merah, iris violet dengan memakai kimono putih muncul di ambang pintu sana.
"Aku berada dimana?" pria itu menatap wanita itu yang sedang tersenyum padanya.
"Kau berada di Kyoto, Jepang, dan kau berada di rumahku pemuda-san" wanita itu mendekat ke arah pria itu, terlihat wanita itu sedang membawa obat-obatan dan air yang terbungkus dalam sebuah gayung dan di dalam gayung ada sebuah lap.
'Uhhh, tubuhku lemas sekali setelah melawan dewa Shiva, untung saja aku masih sempat kabur darinya, kalau tidak aku sudah mati di tangannya, apalagi kekuatan anugerahku sudah di segel oleh ayah, setelah aku menjadi malaikat terkutuk,' batin pria itu.
"Ano, pemuda-san bolehkah aku m-mengopres tubuhmu, karena tubuhmu masih ada luka m-maka dari itu biarkan aku mengobatimu" rona merah di pipi wanita itu setelah mengatakan itu semua.
"Baiklah," pria itu mengganguk pelan, lalu mengibaskan selimut yang ada di tubuhnya, terlihat dia bertelanjang dada dan menyisakan celana hitam panjang.
Rona merah di pipi wanita itu semakin terang saat melihat tubuh sixpack pria itu, apalagi tubuhnya di penuhi luka membuat itu semakin badass.
"Sshh, ngomong-ngomong terimakasih kau telah menyelamatkanku. Dan namaku adalah Naruel, salam kenal" sosok pria bernama Naruel itu tersenyum kepada wanita itu.
"A-ah yah, tidak apa-apa. Aku juga menemukan mu di aliran sungai, dan n-namaku Uzumaki Mito, s-salam kenal juga Naruel-san"
"Uzumaki Mito? Nama yang cantik, seperti orangnya" Naruel memuji Mito dengan sebuah senyuman menawan, tapi Naruel tidak sadar bahwa pujian sangat berefek pada Mito.
"A-arigato," cicitnya dengan tersipu malu, sambil mengompres tubuh Naruel yang penuh luka dan darah.
'K-kenapa jantungku berdebar-debar begini saat dia memujiku tadi?' batin Mito.
"Kau kenapa Mito-san?" Naruel menatap bingung Mito, karena wajahnya terus memerah seperti warna rambutnya.
"A-ah tidak apa-apa kok. Naruel-san" elak Mito dengan cepat.
"Souka," Naruel hanya mengangguk pelan, tanpa merasa curiga kepada Mito, sementara wanita itu hanya bernafas lega saja.
'Mengingat ini adalah kawasan Shinto dan youkai, aku harus menyegel kekuatanku dulu supaya mereka tidak curiga, dan aku juga tidak mau melibatkan Mito-san' batin Naruel sambil menatap wajah cantik Mito.
Merasa di perhatikan Mito menatap Naruel, iris mata violet milik Mito bertemu iris biru safir Naruel, mereka saling mengagumi iris mata mereka masing-masing.
'Indahnya,' batin Mito, yang melihat iris biru safir Naruel yang seperti biru samudera.
'Cantik' batin Naruel melihat iris violet Mito yang cantik, dengan pupil hitam.
.
.
.
Title : Cursed Angels Boy
Disclaimer : Masashi Kishimoto And Ichie Ishibumi.
Warning : bahasa gak baku, typo, acak-acakan, and God-Like, Remake
Genre : Adventure, supernatural and fantasy.
.
.
.
Don't Like Don't Read
.
.
.
Chapter 3 : A Relaxing Day Clears The Mind
.
.
.
Venezuela, Caracas
Di salah satu kota Negara Venezuela, terlihat ada sosok Naruto sedang duduk di Cafe yang terkenal di kota ini. Terlihat pemuda sedang memutar video film Marvel di smartphone-nya, sambil meminum es cappucino.
"Bisakah kita pergi, kau sudah menonton film itu selama 6 jam. Apakah kau tidak bosan?" suara Draco terdengar kesal karena hostnya ini terus duduk diam sambil menonton filmnya.
"Tidak. Aku sama sekali tidak bosan," Naruto meminum es cappucino miliknya.
"Apakah kau tidak risih pada orang-orang disini, mereka menatapmu dengan pandangan aneh aibo"
Naruto menatap sekitarnya, terlihat beberapa orang disana menatap aneh Naruto, namun beberapa wanita muda disana terpesona dengan ketampanan Naruto. Tapi sayangnya Naruto tidak mengetahui itu karena tidak peka terhadap orang sekitarnya.
"Terserah kau saja Draco. Lagipula daripada mengurusi orang lain mendingan urus diri sendiri aja, aku juga ingin kelanjutan film Marvel, katanya 3 bulan lagi ada series film Marvel terbaru, kalau tak salah judulnya Marvel End Game," dalam sekejap mata Naruto berbinar-binar.
"Heh. Mereka semua itu palsu Naruto, dulu kau pernah bertemu Thor asli setelah berkenalan dengan Freya dan Brynhildr,"
"Yah. Aku pernah bertemu dengannya, tapi namanya makhluk hidup pasti butuh namanya hiburan, dengan hiburan film ini aku bisa menenangkan pikiranku"
"Terserah kau saja Naruto. Sekarang kita akan kemana, apakah kau punya tujuan setelah ini. Kau sudah mendapatkan kekuatan anugerah ayahmu apakah setelah ini kau punya tujuan baru?"
"Entahlah aku tidak berpikiran jauh seperti itu, mungkin aku harus berkunjung ke Kyoto atau Vatikan kembali,"
"Vatikan? Memangnya kau ingin mencari apa disana aibo?" Draco bertanya dengan pandangan menarik.
"Menemui malaikat Gabriel mungkin" jawab Naruto singkat.
"Malaikat Gabriel? Hahahaha, jangan bilang kau tertarik pada burung merpati betina itu," Draco tertawa agak kencang di pikiran Naruto.
"Tidak, aku sama sekali tidak tertarik pada dia, mungkin aku menemuinya karena bertanya tentang Ayah padanya. Bisa saja Ayah meninggalkan sesuatu menarik pada malaikat Gabriel, karena setahuku Ayah dekat sekali dengannya saat dia masih menjadi malaikat suci,"
"Cinta antara Naruel dan Gabriel kah. Dulu para paus terdahulu pernah menceritakan cinta murni dari malaikat perang Naruel dan malaikat Seraphim Gabriel, namun sayang cinta itu tidak bisa bersatu karena Naruel di kutuk oleh Tuhan bible,"
"Darimana kau tahu jika itu cinta murni antara Ayah dan Gabriel, Draco?" Naruto menatap penasaran Draco dalam mindscape-nya.
"Hey aku terkurung dalam benda ini sudah cukup lama, jadi aku memiliki berbagai host dari segala makhluk, dan salah satunya dulu aku pernah memiliki host manusia yang mengabdi pada gereja,"
"Begitu yah. Tidak heran kau sudah menjadi naga tua,"
Tampak perempatan di dahi Draco setelah mendengar perkataan Naruto yang meluncur dari mulutnya.
'Huh. Jika aku melanjutkan pembicaraan ini, pasti dia dan aku akan berdebat. Daripada berdebat mendingan aku tidur. Hooaahm, lagipula aku belum tidur dari tadi' batin Draco sambil menguap dan menutup iris hijau vertikalnya.
Naruto yang mendengar terheran-heran karena tidak mendengar suara Draco kembali, karena penasaran akan apa yang sedang di lakukan partnernya ia menutupi matanya. Setelah beberapa detik kemudian Naruto membuka matanya, dan sekarang Naruto berada di sebuah tempat yang agak gelap dengan penerangan sebuah obor api bewarna putih dan sebuah gua disana.
Groookkkk
Terdengar suara dengkuran suara pria dewasa dalam tempat itu yang berada di gua tersebut. Naruto tersenyum saat melihat naga hitam setengah putih yang mempunyai dua tanduk di dekat telinganya, seperti bentuk banteng atau kerbau.
"Heh, dia sedang tidur ternyata. Pantas saja dia tidak membalasku tadi" Naruto menyeringai tipis.
"Mungkin mengerjainya tidak buruk juga"
WUSH
Tiba-tiba api hijau di telapak tangan Naruto, api hijau tersebut adalah api suci yang di gunakan Ayah-nya untuk menyinari kegelapan dunia, tapi sekarang berubah menjadi api kutukan yang menghanguskan segalanya yang berada di sekitarnya. Tanpa lama lagi Naruto melemparkan api tersebut ke tubuh Draco.
"GUUAAHHH. PANAS, PANAS, PANAS"
Draco berteriak kencang setelah tubuhnya terbakar oleh api hijau milik Naruto, tampak tubuhnya berguling-guling untuk memadamkan api tersebut, setelah beberapa menit kemudian api tersebut mulai padam di tubuh Draco.
"HAHAHAHAHA" Naruto tertawa kencang setelah Draco kepanasan karena apinya.
"KAU KUSO GAKI. BERANINYA KAU MENGANGGU TIDURKU" teriak Draco marah kepada Naruto.
"Hahaha. Itulah akibatnya jika kau sering tidur dan mengabaikanku setiap kali kita ngobrol"
"KAU INGIN GELUD DENGANKU HAH!?"
"Hohoho, kuy gelud. Kau pikir aku takut denganmu, heh" ejek Naruto.
"GRRRR. RASAKAN INI"
Draco mengaung ke arah Naruto, auman Draco mengeluarkan sebuah laser putih yang mengarah cepat ke arah Naruto. Naruto yang melihatnya langsung mengeluarkan sayapnya dan terbang ke atas.
BLAAAARRRR
Sebuah ledakan cukup keras terdengar disana, seketika gua yang di tempati Draco langsung hancur karena serangannya, tampak Naruto yang di atas bersiul setelah melihat kekuatan partnernya.
"Wow kekuatanmu memang hebat, Draco" puji Naruto.
"Tch, itu belum seberapa. Akan kutunjukkan bagaimana kekuatan The Great Sky White Dragon King, akan kuhajar kau seperti aku mengalahkan naga Primordal" Draco mengnyiapkan kuda-kudanya.
'Hooo. Apakah dia akan mengerahkan seluruh kekuatannya' Naruto tahu kekuatan Draco memang tidak bisa di ragukan lagi, karena ia berhasil mengalahkan naga Primordal, naga yang kekuatannya melebihi dewa pada umumnya. Bahkan rumornya naga Primordal ada yang setara dengan Great Red. Sang naga merah yang menjaga dimensi, bahkan menurut rumornya naga ini adalah terkuat selain Trihexa/666 naga Apocalyptic The Beast Emperor of Apocalypse, sebuah makhluk yang membawa kiamat jika ia muncul, namun para makhluk masih beruntung karena Trihexa/666 di segel oleh Tuhan di tempat yang sama sekali orang tidak ketahui.
"MAJULAH DRACO. AKAN KULAYANI KAU" teriak Naruto lantang
"GEAHAHA. MARI KITA BERSENANG-SENANG AIBO"
.
.
.
Heaven
Di sebuah tempat bernuansa putih atau surga, sebuah tempat yang di huni oleh malaikat. Dulunya malaikat sangat kehilangan atas Ayah mereka selepas Great War, setelah kepergian Tuhan Michael lah yang mengganti posisi Tuhan, fraksi Tenshi sempat menurun apalagi karena peperangan Great War. Tapi keadaan mereka mulai bangkit semenjak fraksi Tenshi menciptakan Brave Saint, mungkin hampir sama dengan Evil Piece milik iblis, semenjak itu fraksi malaikat mulai bangkit kembali dengan manusia yang menjadi malaikat reingkarnasi. Di tambah lagi dengan miliknya sacred gear Zenith Tempest fraksi malaikat tidak bisa di anggap remeh.
Kini Michael sedang menghela nafas, tampak dia sedang melihat sebuah lukisan besar di ruangannya. Lukisan tersebut ada sosok dirinya dan pria berambut pirang keemasan, iris biru safir samudera dan 6 pasang sayap membuatnya semakin berkharisma dan gagah.
"Naruel, tidak tahukah bahwa adikku selalu menyebut namamu semenjak kau pergi. Jika kau masih ada temuilah dia untuk mengobati rasa rindunya padamu" gumam Michael pelan.
Michael menutup matanya sambil memegang dagunya dan tiba-tiba ia teringat sesuatu akan perkataan Naruel.
Flashback
Di sebuah tempat bernuansa putih terlihat ada sesosok malaikat berjenis pria berambut pirang yang terbang dengan sayapnya menuju seorang pria berambut pirang keemasan yang sedang duduk santai disana.
"Kau sedang apa, Naruel?"
"Oh Michael? Aku hanya bersantai saja" Naruel hanya tersenyum teduh saja pada Michael.
"Souka, jadi apa yang kau bicarakan?"
"Yare yare, langsung to the point ternyata," Naruel terkekeh pelan.
"Baiklah, aku memanggilmu kesini karena ada yang kusampaikan" Naruel memandang tegas dan serius kepada Michael, membuat Michael bingung akan perkataan Naruel.
"Apa yang kau ingin sampaikan padaku?"
Naruel menghela nafas sejenak dan memejamkan matanya, lalu membukakan matanya dan menatap salah satu saudaranya.
"Aku ingin kau terus menjaga Gabriel!" Naruel memandang Michael dengan serius nan tegas.
"Huh? Maksudmu. Aku memang kakaknya dan selalu menjaganya, tapi apa maksud perkataanmu tadi, Naruel?" tanya Michael dengan serius.
Naruel memejamkan matanya lalu mendongak ke atas, lalu membuka matanya dan menatap langit-langit surga.
"Entahlah, aku juga tidak tahu Michael. Entah kenapa perasaanku tidak enak saat-saat ini, apalagi atas jatuhnya Lucifer. Entah mengapa aku... Aku tidak akan berada disini lagi nanti" lirih Naruel.
"Apa yang membuatmu yakin sampai begitunya, Naruel?" tanya Michael.
"Mungkin kata hatiku dan insting. Kau tahu Lucifer malaikat pertama disini bisa jatuh dan menjadi makhluk yang bernama iblis, apalagi aku malaikat perang yang terbuat dari api suci dan cahaya kebenaran yang menyinari sebuah kegelapan. Kau tahu bukan bahwa kata hati dan instingku tidak pernah salah atau meleset, tapi kali ini aku berharap kata hati dan instingku salah untuk pertama kalinya" Naruel tersenyum miris sambil memandang terus ke atas.
Sementara Michael hanya terdiam atas perkataan Naruel, memang benar jika Naruel adalah malaikat kuat dan cerdas selain Bellial, jujur Michael bingung harus mengatakan apa sekarang. Dia hanya mengepalkan tangannya erat dan berdoa dalam hati pada Ayah-nya jika apa yang di katakan oleh saudaranya tidak pernah terjadi.
Tapi sayang kejadian itu benar-benar terjadi setelah seminggu kemudian, Naruel di usir oleh Tuhan karena ia terbawa malas dan haus akan darah dan peperangan.
Flashback of
Michael mengela nafas mengingat itu semua, ternyata perkataan dan insting saudaranya itu selalu benar dan tidak pernah meleset. "Huff, semenjak kepergian Naruel. Gabriel terus sedih akan kepergiannya, di tambah kematian Ayah dunia semakin kacau, jika kau tidak menjadi malaikat terkutuk, mungkin yang mimpin para fraksi Tenshi harusnya kau. Naruel"
.
.
.
Di tempat Naruto, tampak dia sedang terbang dengan enam pasang sayap malaikat terkutuknya. Terlihat wajahnya sedang kesal entah kenapa, mungkin kesalnya karena pasca bertarungnya Draco dengan dirinya, dia harus akui bahwa Draco adalah naga terkuat yang ia pernah temui. Bahkan ia kalah dan terpaksa keluar dari alam bawah sadarnya.
"Naga tua sialan!" gumam Naruto kesal.
"Kau yang duluan bodoh! Sudah tahu aku ingin tidur dari pada mengurusi orang yang labil sepertimu, bahkan kita tidak tahu tujuannya kemana. Dan dengar ini Naruto, suatu saat nanti kau akan memiliki seorang wanita jadi kau harus tegas jika ingin menjadi pria sejati" nasehat Draco.
"Terserah kau saja Draco, aku bahkan tidak tahu aku akan memiliki pacar atau istri di masa depan nanti, memangnya siapa sih yang ingin menjadi pendampingku"
'Banyak bodoh! Banyak sekali wanita yang menyukaimu entah itu makhluk sekelas dewi, kalangan dari atas maupun bawah. Tapi kau saja yang tidak peka dalam hal itu, padahal mereka sudah mengkasihkan kode untuk dirimu bodoh! Seperti kode keras buat cowok dari cewek,' Draco menghela nafas sejenak.
"Sudahlah. Katanya kau ingin kembali ke Vatikan untuk menemui Gabriel, apakah kau akan kesana?" tanya Draco.
"Hmm... Mungkin lain kali saja" Naruto memejamkan matanya.
"Loh? Tadinya kau ingin ke Vatikan untuk menemui Gabriel, lumayan lho bertemu salah satu karya terbaik Tuhan" goda Draco.
"Salah satu karya terbaik? Apa maksudmu Draco?" Naruto membuka matanya dan memasang wajah bingung.
'Hadeh, nih anak otaknya terbuat dari apa sih. Sifatnya memang cool dan kalem orangnya, tapi saat membicarakan perempuan dan wanita bodohnya minta ampun dah, tapi jika aku jelaskan itu hanya membuang waktu saja karena ia sama sekali tidak paham dengan pemikiran yang kesana' Draco mendecak kesal atas sifat hostnya.
"Sudahlah tidak jadi!"
"Lah? Sifat dari ketidak jelasanmu itu mulai kambuh lagi, Draco"
'Yang tidak jelas itu kau bodoh!' Draco semakin bertambah kesal.
"Sudahlah dari pada berdebat, aku ingin menemui seseorang. Aku ada janji dengannya" Naruto mempercepat kecepatan terbangnya.
"Huh! Terserah, aku ingin tidur. Jangan ganggu aku lagi, jika kau ganggu kupastikan kau tidak akan bisa melihat matahari lagi"
"Heh," Naruto terkekeh pelan mendengarnya.
.
.
.
Sementara itu di tempat lain, tampak ada sosok pria berpakaian khas China kuno bewarna biru, ia memiliki rambut hitam agak sedikit kebiruan dengan memegang sebuah tombak beraura suci, tampak pria muda tersebut sedang menatap hamparan bunga indah dengan jenis berbeda-beda.
Tapi tidak lama kemudian sebuah kabut asap bewarna ungu muncul di dekat pria tersebut, kabut asap tersebut mengeluarkan seorang dua pria muda memakai jubah merah dan hitam sedikit putih sambil memegang pedang berukiran aneh.
"Ada apa Georg, Sigfried?" pria tersebut tidak melirik kedua anggotanya, ia hanya menatap fokus hamparan bunga di depannya.
"Kau di panggil oleh Ophis-sama, Cao Cao!" salah satu pria berjubah merah dan memakai kacamata.
"Memanggilku? Tumben sekali Ophis memanggilku. Ada apa memangnya? Sepertinya ini terlihat serius," pria muda bernama Cao Cao tersebut mengernyitkan dahinya.
"Kau tahu eksistensi keturunan terkuat?" kini pria berambut putih angkat berbicara.
"Eksistensi keturunan terkuat? Maksudmu demigod atau half dragon?" Cao Cao di buat bingung oleh mereka.
"Bukan. Ini adalah eksistensi lama di surga, kau tahu malaikat perang yang di kutuk oleh Tuhan" pria bernama Georg menatap Cao Cao dengan senyuman tipis.
'Jangan bilang dia sudah keluar dan membuat onar di dunia mitologi serta fraksi' Cao Cao sedikit melebarkan matanya karena mengingat sesuatu.
Cao Cao menghela nafas sejenak. "Tentu aku tahu, dia adalah Naruel. Malaikat perang utusan Tuhan bible yang di kutuk olehnya karena terbawa oleh nafsu"
"Dia mempunyai keturunan dengan manusia, tapi uniknya darah malaikat terkutuknya menghapus darah manusianya dan hebatnya lagi dia mempunyai sacred gear naga berjenis Dragon King yang cukup kuat untuk melawan dewa mitologi dan Youndai Maou sekaligus" penjelasan dari pria bernama Sigfried.
'Sudah kuduga, itu pasti dia'
"Great Blessings, apa itu maksud kalian?" Cao Cao menatap mereka agak serius.
Georg membenarkan kacamatanya yang agak melorot kebawah. "Yah, Crom Cruah si raja naga hitam adalah korban dari pertarungan anak malaikat terkutuk itu, Ophis-sama menginginkan anak itu ke dalam fraksi Chaos Brigade, dengan adanya dia kekuatan militer milik Chaos Brigade akan semakin kuat. Di tambah lagi, iblis dan malaikat serta malaikat jatuh memiliki Zenith Tempest, Boosted Gear, Regulus Nemea, Canis Lykaon serta Absolute Demise, itu adalah lawan yang cukup merepotkan bagi kita meskipun si Kaisar naga merah belum bisa mengendalikan kekuatannya dengan baik, seperti Vali. Maka dari itu kita di suruh Ophis untuk mencarinya"
"Kita di suruh langsung mencarinya jika kau tidak mau di panggil olehnya langsung, Cao Cao" Sigfried menambahkan.
'Huff. Tidak kusangka dia sudah berjalan jauh hanya untuk mencari benda pusaka milik Ayah-nya itu'
Cao Cao mendengus pelan. "Baiklah kita cari anak itu, Georg kau panggil segera Jeanne, Heracles dan Leonardo"
"Ha'i," Georg pun mengaktifkan sacred gear-nya lalu pergi dari sana, dan meninggalkan Cao Cao serta Sigfried di padang bunga tersebut.
"Hen kuài wômen huì zàicì jiàmiàn, wo de péngyou/Tidak lama lagi kita akan bertemu kembali, sahabatku" gumam Cao Cao menggunakan bahasa mandarin.
Sigfried mengeryitkan dahinya mendengar gumaman bahasa asing pemimpinya. "Kau mengatakan sesuatu, Cao Cao?"
Cao Cao tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak, aku tidak mengatakan apa-apa, Sig!"
.
.
.
Kanada, Toronto
Di sebuah Negara Kanada, di wilayah Amerika Serikat di bagian utara, tampak di salah satu kotanya orang-orang berlalu lalang kesana kemari untuk melakukan aktivitas seperti biasanya. Di salah satu trotoar yang sedang orang-orang beraktivitas disana ada Naruto yang sedang berjalan santai sambil membawa minuman es Cappucino dingin.
"Ah, seger sekali. Memang yah secangkir Cappucino dingin enak di minum untuk menyegarkan tenggorokan" Naruto meminum es nya sambil berjalan santai.
Tapi saat Naruto mau melewati museum di kota tersebut, beberapa gadis menghalangi jalan Naruto dan ia heran akan hal itu semua.
'E-eh, ada apa ini?' batin Naruto bingung karena jalannya terhalang oleh beberapa gadis.
"E-em, excuse me may we take a picture with you" salah satu gadis disana angkat bicara dengan agak malu.
"O-oh, of course" Naruto mengangguk pelan.
'Ternyata cuma hanya foto bareng, apa aku setampan itu dan bisa di ajak bareng beberapa gadis cantik lagi' Naruto melihat para gadis cantik disana yang sedang malu-malu dan ada juga terkikik sambil melihat dirinya.
'Hehehe, mungkin wajahku melebihi ketampanan Tom Cruise' Naruto narsis karena ketampanannya melebihi salah satu aktor Hollywood dan salah satu pria tertampan di dunia.
'Dasar bodoh,' Draco membukakan mata kanannya saat mendengar perkataan batin hostnya
Kenapa Naruto bisa kepikiran seperti itu? Mudah, karena setiap Negara yang Naruto kunjungi pasti beberapa gadis dan wanita selalu meminta foto bareng dengannya, padahal Naruto berkunjung ke setiap Negara untuk mencari benda pusaka milik Ayah-nya yang terkubur di berbagai belahan dunia, setelah Ayah-nya menjadi malaikat terkutuk oleh Tuhan bible. Dia di suruh oleh Ayah-nya untuk mencari benda itu, yah mau tidak mau Naruto harus menurut perkataannya karena bagaimana pun dia adalah pewarisnya satu-satunya.
Naruto menuruti para gadis itu untuk berfoto di dekat pintu museum, beberapa pose telah di lakukan oleh mereka. Tak jarang mereka berpose berpelukan dan mencium pipi Naruto, tapi Naruto hanya tersenyum saja saat di perlakukan seperti itu oleh mereka.
'Menang banyak tuh bocah,' Draco melihat Naruto sebentar dan memejamkan kembali matanya.
Setelah melalukan sesi foto dengan gaya beberapa kali, akhirnya mereka pun pergi dari sana. Tapi salah satu dari mereka berbalik ke arah Naruto, sementara pemuda menautkan sebelah alisnya saat salah satu gadis itu berbalik kepadanya.
Cup
Betapa terkejutnya saat gadis itu mencium bibir Naruto, tapi ciuman hanya beberapa detik saja, tampak rona merah tipis tercetak di gadis itu saat melakukan aksi nekatnya, sementara Naruto membeku diam saat gadis itu mencium bibirnya.
"Bye honey," gadis itu pergi dengan kedipan nakal lalu menyusul teman-temannya yang terkikik ke arahnya.
Sementara Naruto tetap membeku diam meskipun gadis itu sudah pergi menyusul teman-temannya, Naruto memegang bibirnya yang di cium oleh gadis itu.
"Ada-ada saja gadis zaman sekarang" gumam Naruto pelan sambil tersenyum tipis.
Lalu Naruto melanjutkan perjalanannya, Naruto merogoh sakunya dan memegang sebuah peta kecil dan melihat peta tersebut dengan detail.
"Tinggal beberapa meter lagi tujuannya" Naruto tersenyum tipis lalu melanjutkan perjalanannya.
Naruto terus berjalan menuju yang sudah ia tandai petanya, sesekali Naruto melihat kanan dan kiri untuk melihat orang-orang yang sedang beraktivitas. Ia hanya tersenyum tipis melihat itu semua, lalu pandangannya lurus kembali.
Naruto terus berjalan, hingga langkahnya berhenti di sebuah bar bernama Stray Sun, Naruto berkeringat di belakangnya karena jika di artikan itu adalah nama yang aneh.
'Huh. Kalau cari nama pinter sedikit kali, gini amat kalau menamai tempat, keren sedikit napa,' Naruto menghembuskan nafasnya sebentar.
Tanpa lama lagi Naruto memasuki bar tersebut, Naruto masuk ke dalam bar dan sesudah masuk ia menjadi perhatian pengunjung dari sana, ada yang memandangnya bingung, sinis, marah dan tatapan nafsu dari beberapa wanita yang berpakaian terbuka. Naruto tetap berjalan cuek karena tidak memiliki urusan dengan mereka, ia disini karena ada yang ingin Naruto temui disini.
Pas di meja bar Naruto bisa melihat dua orang pria yang sedang berbicara disana, salah satu pria itu memiliki rambut pirang agak keriting dan satunya lagi berambut coklat agak kehitaman, tampak kedua pria tersebut memakai pakaian formal manusia lainnya, Naruto langsung menghampiri kedua pria itu karena merasa familiar dengan mereka.
"Yo Hermes, Apollo" sapa Naruto kepada kedua pria itu.
"Yo Naruto, long time no see you" pria pirang dengan iris mata emas, a.k.a Apollo sang dewa Matahari dari Olympus.
"Yo Naruto, sahabatku" pria berambut coklat agak kehitam dengan iris mata coklat dan pupil hitam, a.k.a Hermes sang dewa Pembawa Pesan dari Olympus, ia juga salah satu putra Zeus. Begitu juga dengan Apollo.
Naruto melakukan tos ala sahabat kepada kedua dewa olympian tersebut, Naruto hanya tersenyum saja saat berjumpa lagi dengan kedua temannya ini.
"Jadi ada apa kalian ingin bertemu denganku dan bertempat bar murahan seperti ini," muka Naruto langsung datar dan duduk di kursi bar di dekatnya.
"Pfffttt" tampak Hermes menahan ketawanya saat mendengar perkataan Naruto.
"Hmm... Kalau kau ingin tertawa, tertawa saja Hermes!" perempatan muncul di jidat Apollo.
"Ahh... Maaf, tadi sedikit lucu dengan perkataan Naruto tadi" Hermes tersenyum santai.
"Jadi apa yang kalian ingin bicarakan padaku?" tanya Naruto datar.
"Ahh, langsung to the point ternyata, apakah kau tidak memakan cemilan dulu? Oh apakah kau ingin meminum anggur? Ini spesial lho~ langsung dari dewa anggurnya, Dionysus" tawar Apollo.
"Apakah manfaat dari minuman anggur itu, Apollo? Bukankah sama-sama minuman anggur dari biasanya?" Naruto mengangkat sebelah alisnya.
"Meskipun Dionysus adalah orang yang suka berpesta dan sedikit gila, tapi minuman buatannya sungguh luar biasa. Khasiatnya bisa meningkatkan immune tubuh, meningkatkan kekuatan sihir menjadi luar biasa dan melegakan hatimu yang penuh masalah, jika kau mempunyai masalah yang rumit" Apollo tersenyum kalem kepada Naruto.
Naruto menghela nafas sejenak. "Baiklah, aku ingin memesan kue dan donat coklat, aku juga ingin mencoba minuman anggur itu satu... Jika khasiatnya tidak seperti yang kau katakan, kepalamu akan kupenggal. Apollo" tekannya dengan sorot mata yang dingin nan menusuk.
"E-eh, k-kau tenang saja Naruto, aku ini adalah dewa yang baik dan jujur. Tidak seperti orang di sisiku ini" mata Apollo tertuju pada Hermes dan setelah mengatakan itu Apollo pergi dari sana lalu ke belakang untuk mengambil pesanan Naruto.
"Hey. Apa kau menyindirku Apollo!" saat Hermes mau membalas Apollo sudah tidak ada di tempatnya, hal itu membuat sang dewa Pencuri dan Pembawa Pesan tersebut kesal karena salah satu saudaranya.
"Hermes. Bukankah kau mempunyai bar di New York? Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Naruto.
"Kau tahu Naruto, aku punya kegiatan lain selain menjaga bar yang kubuat sendiri di dunia manusia. Walaupun aku orang yang free atau orang yang tidak sibuk, tapi ada alasan kuat aku membuar bar disana" senyuman lebar tercipta di bibir Hermes.
Naruto mengangkat sebelah alisnya. "Apa itu?"
"Mencari milf!"
"Mencari milf?"
"Yah, aku membuat bar disana untuk mencari milf, hehehe"
"Hmmm... Apa itu milf?" Naruto memiringkan kepalanya.
"Huh?! Kau sungguh tidak tahu apa itu milf?!" Hermes memasang wajah terkejut kepada Naruto.
Naruto menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu apa itu milf, tapi yang jelas aku tidak ingin tahu apa itu,"
Senyuman lebar kembali tercipta di wajah Hermes. "Suatu hari nanti kau akan tahu sendiri, Naruto!"
"Lalu ini bar milik siapa, Hermes?" tanya Naruto.
"Oh itu bar ini milik Apollo, dia membuat bar ini karena bosan tidak melakukan apapun disana" jawab Hermes sambil meminum minuman anggurnya.
"Begitu. Lalu kenapa bar ini di namakan Stray Sun?" tanya Naruto kembali.
Hermes terkekeh pelan. "Sebenarnya nama itu di buat oleh putri demigod Apollo, kau tahu Boyband Korea?"
"Maksudmu K-pop?"
"Yah, nama bar ini terinspirasi dari sana, nama K-pop tersebut bernama Stray Kid, putri Apollo yang salah satu penggemar K-pop tersebut menamakan kedai Ayah-nya menjadi Stray Sun"
Naruto agak sweadrop mendengarnya. "Begitu rupanya, kalau K-pop itu mah wajar. Tapi ini bar bung, kerenan dikit napa namanya"
Hermes terkekeh kembali.
Tidak lama kemudian Apollo datang sambil membawa donat dan cemilan kue serta minuman anggur di gelas mewah, lalu Apollo meletakkannya di meja hadapan Naruto.
"Ini pesananmu Naruto" senyum ramah tercipta di wajah Apollo.
Naruto langsung memakan donat coklat tersebut dan cemilan kue tersebut, setelah memakannya Naruto langsung meminum minuman anggur tersebut yang di buat langsung oleh dewa Anggur Dionysus, mata Naruto agak melebar setelah meminumnya.
"Bagaimana? Aku tidak bohong bukan?" Apollo tersenyum tipis.
"Lumayan," Naruto meminumnya kembali.
Kini pandangan Naruto menjadi lurus kepada Apollo dan Hermes. "Jadi apa yang ingin kalian bicarakan padaku?"
"Sebelum itu,"
Ctik
Apollo menjentikkan jari tangan kanannya dan seketika para manusia yang berkunjung disini langsung pingsan di tempatnya masing-masing. Naruto menatap heran Apollo karena melakukan hal itu semua.
"Kenapa kau membuat mereka pingsan, Apollo?"
Pandangan Apollo menjadi sangat serius kepada Naruto. "Karena kita mempunyai masalah yang sangat serius, Naruto!"
.
.
.
TBC
.
.
.
Yo!
Lama tidak bertemu minna-san, sudah lama saya tidak update dalam beberapa bulan ini karena sibuk dan nunggu mood yang bagus.
Selain itu aku tidak update juga karena ffn sepi jadi terkadang males untuk update kalau sepi, nah karena bentar lagi mau puasa kita ramaikan dan bangkitkan kembali ffn Indonesia seperti dulu lagi, ayolah penduduknya banyak tapi peminatnya sedikit, gimana sih.
Mungkin itu saja yang saya sampaikan, mohon maaf jika curhat tadi wkwkwkw.
See You Next Time~
FFN 2021 INDONESIA BANGKIT!
