Disclaimer: cuma aku pinjam.

Warning: Banyak typo,bahasa kurang jelas, ooc, mainstream. Lemon/Lime.

Chapter 3.

Tok! Tok..

"Ha'i"

Asia yang belum tertidur, berjalan ke arah pintu saat mendengar suara ketukan.

"..?"

Dia menatap bingung, melihat Naruto kini sedang membopong seorang perempuan surai hitam panjang.

"Nii-chan? Ini siapa?" Tanya nya bingung.

"Hum, ini teman kampus Nii-chan.. Dia mabuk berat, jadi aku bawa kemari saja" Ujarnya melewati Asia.

Asia hanya menghela nafas, dia lalu menutup pintu dan masuk ke kamar nya. Dia harus siap-siap mendengar kan suara yang membuat dia panas.

Brukh!

Naruto menidurkan Akeno dikasur nya. Dia menghela nafas sebentar, lalu dia menatap teman wanitanya itu yang kini terlihat pasrah akan keadaan.

"Kenapa hanya dilihat~ Apa tidak tertarik menyantap nya" Goda Akeno mengigit ujung jarinya, wajahnya terlihat memerah dengan nafas sedikit memburu.

Naruto yang mendengar nya menyeringai, dia lalu membuka sepatu hak tinggi milik Akeno, dia melemparkan asal sepatu tersebut.

Dia lalu membuka kebar kaki Akeno, dia tersenyum lebar saat kini didepannya terpampang celana dalam di lapis stoking hitam Akeno.

Mengingat Akeno menggunakan rok di atas lutut, jadi Naruto bisa melihat hal tersebut.

Naruto langsung membekap wajahnya di selangkangan Akeno, membuat sang empunya mengerang.

"Uh~"

"Hehe... Kau memiliki bau yang unik" Ujar Naruto terkekeh kecil.

"Moo~ Jangan mengatakan hal aneh" Ucap Akeno menggembungkan pipinya.

Naruto menyeringai lebar, dia lalu membuka rok jins, lalu stoking Akeno. Dia juga membuka jaket Akeno lalu membuang nya asal.

Kini Akeno terbaring hanya mengenakan celana dalam putih dengan renda dan untuk atasan tantop hitam.

"Kau sungguh menggoda.. Akeno" Ucap Naruto bertumpu menggunakan tangan nya, menatap Akeno dibawahnya.

"Jika seperti itu.. Santap saja"

Akeno menarik kepala Naruto mendekati nya, dia lalu melumat bibir Naruto dengan ganas

Cup..

"Umhh.. Ah~ Uhmm.."

Akeno mengerang dalam ciumannya saat Naruto memasukkan tangannya ke dalam celana dalam miliknya, lalu memainkan klitoris milik nya.

"Ummhh.. Ahh~ Hah~"

Tubuh Akeno terlihat menegang dan melemas, saat dia merasakan klimaks pertama nya telah sampai.

"Hah~ Kau hebat Naruto-kun, hanya dengan tangan dapat membuat ku keluar" Puji Akeno menangkup wajah Naruto menggunakan tangan nya.

"Hehe.. Mungkin kau sudah menahan nya dari mobil tadi" Balas Naruto.

Dia lalu mengambil posisi duduk, dia menatap celana dalam Akeno yang telah basah. Tanpa berlama-lama dia lalu membuka cd Akeno.

Terpampang lah sebuah lipatan agak berwarna pink, dengan bulu-bulu halus di atasnya.

Terlihat dari dalam ada keluar lendir-lendir membuat vagina Akeno terlihat menggiurkan.

"Selamat makan~ Hup"

"Ahh~ Uhhh~ N-Ahh~"

Kepala Akeno mendongak keatas saat Naruto mulai menjilati vagina nya. Bahkan dia menekan kepala Naruto supaya pria itu lebih memanjakan Vaginanya menggunakan lidahnya.

"Ahh~ Yahh~ S-seperti ithu~ A-akhu sebentar lagi.."

"Hiii~"

Creett.. Creett..

Pinggang Akeno terangkat saat Naruto mengigit kecil klitoris nya, bersamaan dengan keluarnya lendir sedikit keputusan menyembur kedalam mulut Naruto.

"Gluk.. Gluk.. Ah~" Naruto menelan seluruh cairan yang dikeluarkan oleh Akeno.

"Hum.. Kau memiliki rasa manis" Ucap Naruto membuka pakaian nya, lalu melemparnya asal.

Dia juga membantu Akeno untuk melepaskan tantop miliknya, sedangkan Akeno hanya dapat menuruti karena dia sedikit lemas karena baru saja mendapatkan klimaks kedua kalinya.

"Apa kau siap ke menu utama.. Akeno-chan"

Wajah Akeno bertambah merah, saat melihat penis Naruto tegak menantang. Kini sudah siap membobol lubangnya.

"Hum.." Angguknya.

Naruto yang sudah mendapatkan persetujuan, mengarahkan penisnya ke Vagina Akeno. Dia mengosok-gosokkan penisnya dilipatan Vagina Akeno.

Merasa sudah licin, Naruto mendorong perlahan penisnya memasuki lubang Vagina Akeno.

"Hiii...!"

Akeno langsung mencengkram seprei, saat merasakan sakit. Padahal Naruto baru saja memasukkan ujung penisnya.

"Akeno? Kau masih.. Perawan?" Tanya Naruto kaget, saat merasakan ada penghalang tipis.

"Humm.." Angguk Akeno.

Memang Akeno terkenal dengan kenakalannya, dia sering membawa pemuda ke hotel tapi itu hanya sekedar berciuman dan memuaskan masing-masing tanpa melakukan sex.

"Apa tidak apa-apa? Jika aku mengambil nya?" Tanya Naruto lagi.

"Hum.. Tidak masalah, tapi tolong pelan-pelan Naruto-kun.. Ini baru pertama kali untuk ku" Pinta Akeno menatap Naruto tersenyum.

Naruto mengangguk, dia lalu mendorong perlahan penisnya.

"Ugghh..." Akeno mencekram seprei semakin kuat, bahkan terlihat tetesan air mata nya keluar.

Cup!

Naruto langsung melumat bibir Akeno untuk mengurangi sakit yang diterima Akeno, tangan kanannya dia gunakan untuk meremas payudara kiri Akeno.

Lalu dengan sekali hentakan, Naruto memasukkan seluruh penisnya kedalam Vagina Akeno.

"UMMHHH~"

Akeno menutup matanya menahan sakit di area kewanitaannya, Naruto terus merangsang Akeno supaya sakitnya tidak terlalu lama.

"K-kau boleh bergerak Naruto-kun" Ucap Akeno.

Naruto mengangguk, lalu dia mulai menggerakkan pinggulnya dari pelan lalu bertambah cepat.

Kita beralih ke kamar sebelah, terlihat kini gadis surai pirang. Yang tidak lain adalah Asia, sedang bermain dengan kewanitaan nya.

"Ugh... Naruto-kun, lebih cepat"

Gadis itu menutup matanya mendengar suara disebelah kamarnya. Terlihat jari gadis itu memainkan klitorisnya dengan cepat.

"N-nii-chaannn..." Gumam gadis itu mengakat pinggulnya.

Cratt.. Craat..

"Hah~ Hah~"

Tubuh gadis itu langsung ambruk, saat tubuhnya terasa rontok.

(Karena otak yang mulai blank, gua skip uhui)

.

.

Krrriiinngg...

Klek.

"Hoaamm... Sudah pagi" Gumam pemuda surai pirang duduk di tepi kasurnya.

Dia menoleh kebelakang, terlihat gadis yang tadi malam sudah dia buat jadi wanita tertidur disana.

Naruto mengelus surai gadis itu sembari tersenyum lembut. Setelah acara mereka kemarin selesai, tiba-tiba saja Akeno langsung menembak nya.

"Ugh.. Um? Ohayo, Naruto-kun" Sapa Akeno yang terbangun akibat elusan Naruto.

"Ohayo.. Akeno-chan" Balasnya tersenyum lembut.

Gadis itu terlihat bangkit, lalu dia memeluk Naruto dari belakang. Tentu saja boing yang besar terasa jelas di punggung Naruto.

"Jadi? Kita resmi pacaran kan?" Tanya Akeno menyelipkan wajahnya di leher Naruto.

"Tentu saja.. Tapi seperti yang kukatakan tadi malam.. Aku memiliki beberapa wanita di Konoha loh" Balas Naruto mengelus pipi Akeno.

"Aku tidak masalah, selama kau adil padaku. Dan lagi, selama disini kau milikku seorang" Jawab Akeno mengecup pipi Naruto.

"Baiklah, ayo kita mandi terlebih dahulu. Aku ingin bertemu seseorang hari ini. Kau tinggal lah disini, jangan pergi ke kampus dulu" Ujar Naruto melepaskan dengan lembut pelukan Akeno.

"Gara-gara tadi malam, aku yakin kau belum bisa berjalan dengan lancar hari ini" Lanjut nya berbalik, dia mengelus surai hitam itu lembut.

"Um.. Baiklah, aku akan mendengar kan mu"

Naruto tersenyum kecil, lalu dia mengambil handuk dia melilit kan di pinggang nya.

Dia lalu berjalan keluar kamar, meninggalkan Akeno yang masih terduduk disana.

"Hahh~ Aku yakin, Tou-sama akan memarahi ku jika tau hal ini" Gumam Akeno menghela nafas.

Sementara itu diluar, Naruto melihat kini Asia sedang sibuk menyiapkan sarapan dengan seragam sekolah menengah atas Tokyo.

"Hei, apa yang kau masak?" Tanya nya.

"Hanya Kari. Dimana teman Nii-chan?" Jawab dan tanya Asia.

"Dia dikamar, belum bisa terlalu bergerak" Balas Naruto melangkah ke kamar mandi.

Asia yang mendengar nya memerah. Bisa-bisanya Naruto mengucapkan dengan mudah kalimat tersebut.

.

Setelah sarapan dan membantu Akeno mandi. Kini Naruto sudah ada didepan rumahnya.

Asia telah berangkat ke sekolah 2 jam lalu. Sedangkan Akeno masuk ke kamar kembali, setelah mandi.

Naruto kini mengenakan jaket hitam berhoodie, tanpa di kancing membuat baju kaos oranye nya terlihat.

Untuk bawah dia mengenakan celana jins abu-abu, lalu sepatu berwarna biru kabus.

Dia mengambil sepeda disamping mobil Akeno, dia tidak akan pergi ke kampus hari ini.

Dia memiliki dua tujuan, dan kedunya menemui seseorang.

Dia mencek layar hp nya, terlihat disana gambar seorang pria berbadan besar, lalu wanita surai hitam panjang. Lalu ditengah ada gadis kecil membuat tanda viss.

"Hehe.. Tenyata dia putri Baraqiel, sungguh kebetulan yang aneh" Gumamnya menyeringai.

Naruto menyimpan hp miliknya, lalu dia menaiki sepeda miliknya. Tujuannya pertama adalah restoran milik kakak Sona, yaitu Serafall.

.

.

Setelah 50 menit mengayuh sepeda, kini akhirnya Naruto sampai di sebuah restoran dengan nama Levithan.

Terlihat ditempat parkir, ada mobil mewah disana. Tidak ingin ambil pusing, dia lalu memarkir sepeda miliknya disamping mobil tersebut.

Dia lalu melangkah memasuki restoran tersebut.

Kling.. Kling..

"Selamat datang tuan.. Ayo saya tunjukkan meja anda"

Baru saja memasuki Restoran tersebut, terlihat ada gadis surai hitam di gerai dengan pakaian maid menyambut Naruto.

Naruto hanya mengikuti pelayan tersebut, dia dibawa ke salah satu meja kosong disana. Lebih tepatnya di belakang meja beberapa pria berstellan tinggi.

"Anda ingin pesan apa tuan? Ini menu kami, ada beberapa menu special disana" Ucap Maid itu menyerahkan buku menu pada Naruto.

"Hum.. Ramen saja, lalu minuman nya Jus jeruk" Balas Naruto tersenyum.

"Baik tuan, tolong tunggu sebentar" Ucap Maid tersebut berlalu dari sana.

Setelah maid itu pergi, Naruto memperhatikan beberapa pria didepannya itu.

Namun pandangan nya teralihkan pada wanita surai hitam mengenakan pakaian sheep berjalan ke arah beberapa pria itu.

"Ada apa kau mencari ku? Sirzech!" Tanya wanita itu tajam.

"Hoo.. Beginikah sambutan mu pada pelanggan?" Ujar pria surai merah panjang itu.

"Hoho.. Jadi ini wanita yang selalu kau ceritakan Sirzechs! Tubuhnya sungguh sexy, pantas kau tergila-gila" Sahut temannya yang memiliki badan lebih berotot.

"Haha.. Bahkan Sirzechs sudah pernah membawanya ke hotel, tapi sayang wanita ini tidak terlalu mabuk" Timpal pria surai abu-abu.

"Kalian! Jangan keterlaluan" Bentak wanita itu.

Terlihat beberapa pelanggan memperhatikan mereka.

"Ma-ma.. Serafall kau harus nya tidak perlu marah seperti itu. Aku datang hanya untuk mengajak mu bermain" Ujar pria itu menyeringai.

Terlihat kedua teman pria itu juga menyeringai, saat tau maksud dari kata tersebut.

"Sirzechs ka-"

"Apa kau tidak membutuhkan uang lagi? Bukannya hutang orang tuamu masih menumpuk di DxD!" Potong pria itu.

Gigi wanita itu terlihat menggelatup geram. Dia mengigit bibir bawahnya untuk meredam emosi nya.

"Aku-"

"Moshi-moshi.. Serafall-chan, apa pesanan ku masih lama?" Tanya Naruto memotong pembicaraan mereka.

"Eh? Maaf tuan, aku akan segera menyiapkan nya" Wanita itu langsung pergi menuju dapur.

"Hei siapa kau! Berani nya mengganggu pembicaraan teman ku dengan wanita nya! Dan apa-apaan Serafall-chan itu!" Marah pria berjas hitam surai abu-abu menghampiri Naruto.

"Sudahlah Freed, jangan membuat masalah" Peringati pria berbadan kekar.

"Sairaorg, apa kau terima sepupumu diperlakukan seperti itu? Harus nya kau menghajar pria seperti ini!" Ujar pria bernama Freed itu menarik kerah Naruto.

"T-tolong jangan berkelahi disini"

Terlihat gadis maid yang menulis pesanan Naruto, menghampiri mereka dengan Napan berisi pesanan Naruto.

"Hoho.. Gadis manis, tenang saja kami hanya main-main" Balas pria itu melepaskan Naruto.

Dia memperhatikan tubuh itu menunduk sedikit, untuk meletakan pesanan Naruto.

"Manis.. Kau harus me-"

Grab!

Tangan yang ingin meraba pantat gadis itu langsung di tangkap oleh Naruto.

"Apa y-"

Buagh!

Belum sempat pria itu menyelesaikan kata-katanya, satu bogem mentah mendarat di wajahnya. Membuat pria itu terjatuh.

"Kyaa..."

Maid itu langsung lari bersembunyi, bahkan beberapa pelanggan juga terlihat ketakutan akan kejadian tersebut.

"Sialan! Berani nya kau!" Pria berbadan besar tadi terlihat bangkit.

Dia lalu memberikan pukulan pada Naruto. Namun pria jabrik itu menunduk dan menangkap pergelangan tangan pria itu, lalu dia langsung memukul sikut pria itu dari bawah ke atas.

Buagh.. Krakh..

"ARRGGHH..." Pria kekar itu berteriak keras, saat tangannya patah hanya dengan sekali pukulan dari Naruto.

Tidak sampai disana, Naruto lalu memberikan tendangan sapuan menggunakan tumit nya ke wajah pria itu.

Duagh.. Braahkk..

"Kyaaa..."

Meja-meja disana langsung berantakan, saat tubuh pria itu terhempas kesamping.

"Hiaaatt..."

Naruto mengalihkan perhatian pada pria surai abu-abu tadi, terlihat dia menyerang Naruto dengan pisau.

Namun Naruto menarik sedikit tubuh nya kebelakang, lalu dia dengan cepat memukul tangan pria itu dari dua sisi atas dan bawah, membuat pisau itu terlepas.

Grab! Krakkh..

"AAARGHHH..."

Tanpa perasaan, Naruto memelintir tangan pria itu sampai patah.

Duagh!

Dia menunjang pria itu bak seonggok sampah. Terlihat kedua pria itu terbaring mengerang sakit disana.

Naruto mengalihkan pandangannya pada pria surai merah panjang teman mereka. Terlihat pria itu mengangkat tangannya.

"H-hoii.. O-ok, kami akan pergi" Ujarnya.

"Astaga! Ada apa ini? Baru saja maid ku mengatakan ada perkelahian disini! Sirzechs, ha-"

"Serafall, nanti kita bicara lagi. Aku harus membawa dua teman ku pergi.."

Pria itu dengan buru-buru membantu temannya berdiri, lalu mereka melewati Naruto dan keluar dari sana.

Melihat masalah telah pergi, Naruto kembali duduk tempat nya. Lalu mulai menyantap Ramen nya seakan tidak terjadi apa-apa.

Terlihat beberapa pelanggan langsung keluar setelah membayar. Mereka juga sedikit takut dengan pria itu.

Kini disana hanya tersisa Naruto, Serafall dan juga tiga maidnya. Terlihat tiga maid menatap Naruto waspada.

"Hahh~ Raynare, tolong tutup restoran. Hari ini kita harus membereskan ini dulu" Perintah Serafall.

"Ha'i, Serafall-sama"

Terlihat Maid yang tadi ingin dilecehkan oleh pria tadi, berjalan kearah pintu lalu membalikkan tanda disana.

"Hahh~ Maaf tuan, anda lebih cepat selesaikan makan nya. Kami harus membereskan kekacauan ini" Ujar wanita itu lesu.

Gluk.. Gluk..

"Ahh~ Terimakasih atas makanan nya" Ucap Naruto setelah menyelesaikan makannya.

Naruto lalu menatap wanita yang kini sedang memijat keningnya. Terlihat wajah wanita itu juga sedikit pucat.

"Kau? Apa sakit?" Tanya Naruto.

"Um? Hanya pusing sedikit" Balas nya.

Naruto mengangguk mengerti, dia merogoh sakunya untuk mengeluarkan hp miliknya.

"Kau kakak Sona kan? Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan padamu" Ujar Naruto serius.

"Eh? Sona.. Apa dia teman mu? Apa dia membuat masalah di kampus?" Tanya wanita itu panik.

Naruto terdiam beberapa saat, sangat terlihat jelas bahwa wanita didepannya ini sangat menyayanginya Sona.

"Um.. Bisakah kita bicara berdua" Pinta Naruto.

Wanita itu terlihat diam sembari memperhatikan Naruto, setelah itu dia mengalihkan pandangan pada para maidnya.

"Raynare, Mittelt, Tsubaki.. Kalian pulanglah lebih dulu, aku akan memperbaiki ini nanti" Perintah Serafall.

"Ha'i.. Kami akan mengganti pakaian dulu"

Mereka bertiga berjalan ke arah dapur, setelah beberapa saat mereka keluar dengan pakaian hari-hari mereka.

""Kami pulang dulu, Serafall-sama"" Ucap mereka membungkuk, lalu pergi keluar.

"Jadi? Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Serafall setelah par maid nya pergi.

"Jawab dulu pertanyaan ku.. Apa mereka dari DxD" Bukannya menjawab, Naruto malah melontarkan pertanyaan.

"Y-yah, mereka memang bagian dari DxD" Balas wanita itu.

Untuk informasi saja, DxD adalah sebuah organisasi atau bisa dibilang para pemegang dunia bawah Kyoto.

Mereka terdiri dari beberapa keluarga kaya yang sering menggelapkan uang. Atau para pengusaha kaya, biasanya bergabung untuk melenyapkan lawan mereka.

Karena DxD adalah organisasi gelap, yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang.

"Tadi kau telah menyinggung mereka, aku yakin mereka tidak akan melepaskan mu" Ujar Serafall.

"Kau tenang saja. Baiklah kembali ke topik.. Ekhm.."

"Apa kau tau Sona sekarang telah menjual dirinya pada pemuda kaya"

Deg!

Jantung Serafall langsung berdetak kencang, saat mendengar kata-kata Naruto.

"A-apa maksud mu! J-jangan bercanda" Ucap wanita itu berusaha tersenyum.

"Dari yang aku dengar, dia melakukan itu untuk mengurangi beban mu. Mengingat kau harus membayar hutang orang tua kalian, dia melakukan itu untuk membayar kuliahnya" Lanjutkan Naruto.

"Hiks.. J-jangan bercanda, Sona tidak akan seperti itu" Ujar wanita itu menutup telinganya.

"Ini memang sulit kau terima, tapi inilah kenyataan nya" Jelaskan Naruto.

"Hiks.. Huaa... Aku telah gagal menjadi kakak yang berguna.. Hiks. Harusnya dia tidak perlu menanggung itu semua, biarkan saja diriku ini yang menanggung nya"

Wanita itu menangis sejadi-jadinya, dia sungguh merasa jadi Kakak yang gagal saat ini.

"Maaf lancang, berapa hutang orang tuamu?" Tanya Naruto.

"Hiks.. Sekitar 500 ribu Yen" Balas wanita itu tanpa menatap Naruto.

Naruto mengangguk, dia lalu mengetik beberapa hal di hp miliknya.

Ting!

"Hiks?"

Wanita itu terlihat merogoh sakunya, lalu mengeluarkan hp miliknya.

Matanya membola sempurna, saat melihat rekening bank miliknya telah di transfer sebesar 3 juta Yen.

"A-astaga! Siapa yang-"

Wanita itu tidak jadi melanjutkan kata-katanya, saat pandangannya terhenti pada pria didepannya.

"Kau yang?"

"Gunakan itu dengan baik. Dan tolong suruh Sona berhenti dari pekerjaan itu, uang segitu aku yakin pasti cukup membiayai sampai dia lulus" Ujar Naruto tersenyum.

Dia menaruh hp miliknya disaku celana, lalu dia berjalan kearah pintu keluar.

"Tuan.. Aku tidak bisa menerima uang sebanyak ini! Ak-"

"Tenang saja, aku melakukan ini untuk Sona, dia teman ku di kelas" Balas Naruto melambaikan tangan, tanpa berbalik.

Naruto lalu melangkah mendekati sepeda miliknya. Dia merogoh saku milik nya, terlihat disana sebuah foto rumah mewah dan juga map lokasi rumah tersebut.

"Hum, mungkin hanya sekitar 1 jam dari sini bersepeda" Gumamnya menaiki sepeda miliknya.

Dia lalu mengayuh sepeda miliknya, meninggalkan restoran tersebut. Sedangkan Serafall melihat kepergian pria itu dalam diam.

Dia benar-benar tidak menyangka, ada teman Sona yang sangat berbaik hati memberikan 3 juta Yen dengan mudahnya.

"Aku akan mengingat ini"

.

[ Skip ]

.

Dan seperti perkiraan Naruto. Setelah satu jam bersepeda, kini Naruto telah ada di depan sebuah pagar rumah yang besar.

"Anda mencari siapa anak muda?" Tanya salah satu penjaga rumah tersebut.

"Apa tuan Baraqiel ada?" Tanya nya.

"Kalau boleh tau, ada keperluan apa?"

"Hehe.. Saya adalah teman putri nya. Ada beberapa hal yang ingin saya bicarakan dengan beliau" Balas Naruto cengengesan.

Terlihat salah satu pria itu mengangguk, saat temannya melirik dirinya.

"Baiklah, anda boleh masuk. Beliau ada di dalam" Izinkan penjaga gerbang berbadan besar itu membuka kan pagar.

Naruto tersenyum lebar, dia lalu turun dari sepeda nya. Lalu menaruh nya disana.

"Aku titip ya" Ucapnya tersenyum, lalu dia melangkah masuk gerbang tersebut.

Naruto melihat halaman rumah mewah itu. Untuk pengusaha seperti Himejima, ini sudah sangat bagus.

Ting Tong!

Naruto langsung memencet bel setelah sampai di pintu. Tidak beberapa lama pintu itu terbuka dari dalam.

"Ano? Anda mencari siapa ya?"

Naruto tersenyum lebar saat melihat yang membuka pintu tersebut adalah wanita surai hitam panjang diikat ekor kuda.

Jika saja Akeno tidak di rumah nya. Naruto akan mengira wanita didepannya ada Akeno.

"Saya temannya Akeno-chan.. Saya datang kemari ingin menemui Tuan Baraqiel." Jelaskan Naruto atas kedatangan nya.

"Eh? Suamiku? Um.. Baiklah ayo masuk"

Naruto mengangguk, dia lalu mengikuti wanita itu masuk kedalam. Saat di ruang tamu wanita itu mempersilahkan Naruto duduk.

"Mohon tunggu sebentar. Saya akan memanggil kan suami saya."

"Ha'i" Balas Naruto masih dengan senyumnya.

Dia mengedarkan pandangan, dia melihat ada foto Akeno dan kembaran Akeno yang tidak lain adalah ibunya sendiri.

"Silahkan tuan"

Naruto tersenyum kecil pada Maid yang kini telah meletakkan secangkir kopi didepannya. Dia mengucapkan terimakasih pada Maid itu sebelum Maid itu undur diri.

"Ahh~ Terkadang inilah yang aku impikan" Gumamnya menyeruput kopi didepannya itu.

Tap.. Tap..

Senyum lebar yang terpasang diwajah Naruto tadi kini berubah jadi seringai, saat mendengar langkah kaki.

"Lama tidak bertemu.. Baraqiel!" Ucapnya menatap pria berbadan besar yang kini berdiri didepannya.

"K-kau!"

BERSAMBUNG.

vvvvvvvvvvvvvv

vvvvvvvvvv

vvvvvvv

vvvv.

Gak banyak yang aku katakan di fic ini. Tapi tentunya aku tidak lupa aku ucap kan terimakasih untuk kalian yang dukung fic ku.

Tapi jujur satu aku tekan kan! Tolong jika ingin menghujat! Hujat lah fic atau gua sendiri! Jangan bawa-bawa orang tua!

Kalian enak sekali menghina orang tua orang lain seperti itu, sedangkan kita tidak saling kenal!

Dan lagi fic ini tidak dibayar, jadi paling tidak kalian itu menghujat juga harus ada pikiran sedikit. Buat apa kami nulis capek-capek untuk menghibur malah kalian enaknya kalian berbicara seperti itu.

Jika ingin menghujat, hujat lah ceritanya. Jujur saja, jika kalian menghujat cerita ku, aku gk peduli, soalnya itu batas kemampuan ku.

Tapi bawa-bawa orng tua, itu udah gk bermoral menurutku. Hahh~ Sudahlah.. Aku pinta kedepannya jangan bawa-bawa orang tua, kalian tidak kenal aku. aku tidak kenal kalian jadi cukup batas di tulisan saja kalian komen sangkut pautkan ke orang tua gua.