Present By GoodMornaing
THE HOSTESS
Part III
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
Apakah kalian tahu apa arti dari Hostess? Diartikan dalam bahasa lainnya dengan kata Pramuria. Seseorang yang pekerjaannya adalah menemani, mengobrol, dan menuangkan minuman untuk seseorang yang berkunjung di Bar atau Klub malam.Salah satu kerja dengan uang banyak yang instan dan cepat. Namun memiliki arti dengan konotasi negatif untuk dijadikan mata pencaharian bagi banyak orang di masyarakat.
Mungkin karena pekerjaannya mirip dengan prostitusi, itulah yang membuat banyak orang berpandangan negatif pada profesi ini.
Baiklah, kalau begitu ayo kita temukan kesamaan dan perbedaannya.
Sama- sama bekerja mulai dari matahari terbenam hingga matahari terbit.
Sama- sama melibatkan alkohol di dalamnya.
Sama- sama menampilkan, atau bisa dibilang menonjolkan kesempurnaan tubuh dan visual.
Sama- sama di dominasi pekerja Wanita dengan di dominasi pelanggan Pria.
Sama- sama mencari kesenangan dan hiburan semu untuk melepas penatnya kehidupan pada esok hari saat matahari kembali bersinar.
Itulah persamaannya. Lalu selanjutnya adalah perbedaannya.
Prostitusi benar- benar menawarkan tubuhnya demi uang. Sedangkan Hostess menawarkan waktu untuk menemani minuman bersama dan mengobrol, misi utama Hostess adalah agar pelanggan tanpa sadar terus memesan minuman.
Prostitusi seringnya juga berprofesi sebagai seorang Hostess, namun Hostess belum tentu bekerja sebagai Prostitusi.
Prostitusi akan menemani hingga sampai 20 jam, Hostess hanya akan menemani maksimal 3 jam.
Perbedaannya juga berada ditempat kerjanya. Tempat kerja seorang Prostitusi disebut Rumah Bordil atau Lokalisasi, sedangkan tempat kerja Hostess biasanya adalah Bar, Club, atau tempat karaoke yang menyuguhkan minuman beralkohol karena Hostess sendiri adalah salah satu cara marketing penjual minuman.
Itulah bedanya.
Bila dilihat lagi, tak terlalu beda. Namun juga tak dapat dibilang sama. Tergantung pada individu masing- masing yang memilih sendiri bagaimana mereka ingin menjalani hidup mereka. Apakah dirinya seorang Prostitusi? Ataukah hanya seorang Hostess.
Dan bagaimanakan pemeran utama kisah ini akhirnya berkecimpung di dunia malam?
Ceritanya tak terlalu rumit. Tak juga terlalu dramatis. Baekhyun adalah pria cantik yang sangat pintar berbicara dan bersosialisasi. Dirinya memiliki banyak lapisan sifat dan karakter yang membuat siapapun tak akan bosan dengannya.
Hidup di negara dengan salah satu sistem kapitalisme yang keras seperti Korea Selatan. Membuat Baekhyun berpikir bahwa dirinya hanya akan menjadi budak dari kapitalisme tersebut andaikan dirinya pintar namun tak memiliki dukungan dari belakang atau ide kreatif lainnya.
Baekhyun yang baru saja lulus kuliah jurusan psikologi itu bingung bagaimana harus melanjutkan hidupnya. Bukan karena kekurangan uang, namun karena tak punya minat dalam hal apapun.
Dirinya tak terlalu suka kehidupan yang membosankan. Dirinya juga tak terlalu kaya untuk mendapatkan hidup mewah dan menakjubkan untuk traveling ke seluruh dunia. Dirinya tak ingin mengikuti perintah orang lain, dan terlalu malas untuk memberi perintah pada orang lain.
Ditengah hari- hari pengangguran dan kebingungannya itu. Baekhyun mencoba minum untuk pertama kali seumur hidupnya. Jika seorang pria lainnya di Korea Selatan pertama kali minum di usia 19 tahun. Maka Baekhyun sedikit terlambat dari itu, dirinya pertama kali memasuki Bar di usia 23 tahun.
Disitulah akhirnya Baekhyun bertemu dengan Chen, yang dikemudian hari menjadi sahabat seperjuangannya.
Disitu Baekhyun melihat beberapa gadis dan pria cantik menemani seseorang untuk minum, mengobrol, dan tertawa. Untuk pertama kalinya, Baekhyun menjadi tahu sebuah profesi bernama Hostess.
"Jadi aku tak perlu menjual tubuhku, namun bisa mendapatkan puluhan atau bahkan ratusan dollar permalam jika aku pintar memanipulasi otak kecil pria- pria mabuk itu?" Tanya Baekhyun dengan suara takjub kepada Chen.
Chen mengangguk, merasa sungguh cerah harinya, sebab Baekhyun yang segar dan polos seakan memberikan oksigen baru pada dirinya yang telah menjadi Bartender selama beberapa tahun ini.
"Aku akan mendapat makanan gratis, minuman mahal gratis, aku hanya perlu bernyanyi atau mengobrol, menyenangkan hati para manusia kesepian itu, lalu aku mendapat uang. Waw, itu mudah." Ujar Baekhyun berkomentar takjub.
Chen tersenyum tipis. "Tak ada pekerjaan yang mudah Baekhyun. Tentu ada kesulitannya, persaingan yang ketat dan tak sehat antar sesama Hostess, pelanggan yang menyebalkan dan melecehkanmu, pemabuk yang bau dan menjijikan, pelanggan yang sulit sekali diurus setelah dipengaruhi alkohol sepenuhnya, atau mungkin hidung belang yang dipergoki istrinya di klub malam." Chen melempar senyumnya pada Baekhyun, lalu dibalasi dengan senyuman yang sama oleh pria mungil itu.
"Namun daripada itu semua, nama baikmu lah yang digadaikan disini. Sekali kau memasuki dunia ini, maka namamu akan di cap sebagai seorang tak bermoral dan harga diri yang telah hilang. Entah kau benar menjual dirimu atau tidak, dunia tak akan peduli. Bagi banyak orang, kau akan memiliki status lebih rendah daripada mereka. Dan tak sedikit justru pelanggan yang datang akan berpikiran seperti itu." Baekhyun mendengarkan seluruh penjelasan Chen dengan seksama, menompang kedua pipi dengan tangannya, Chen pun mencubit pelan pipi mochi pria imut di depannya sekarang.
"Paham itu Baekhyunnie?" Tanyanya kemudian.
"Iyap. Aku menurunkan harga diriku, demi menaikkan saldo ATM-ku, itu sungguh mudah di mengerti." Jawab Baekhyun.
Chen pun mengangguk puas.
"Masih tertarik menjadi Hostess?" Tanyanya kemudian.
Baekhyun pun kembali berpikir, tampak ragu dan tampak mau disaat bersamaan. Chen pun tersenyum pengertian.
"Bila memang perlu uang cepat, cari Sugar Daddy atau Mommy saja. Anak imut sepertimu pasti banyak sekali yang ingin mengsupport emosional dan finansialmu." Baekhyun berkedip mendengar itu, tampak sungguh takjub akan bagaimana Chen sama sekali tak menjudge pekerjaan seseorang dan pilihannya dalam hidup, sekotor apapun itu.
"Aku tak suka di perintah dan di atur oleh orang lain, aku bukan baby sugar yang baik. Ngomong- ngomong kau sungguh netral." Komentar Baekhyun takjub.
Chen tertawa dibuatnya, "Kau orang pertama yang mengatakan itu. Entah mengapa sungguh enak didengar. Terima kasih." Jawab Chen.
"Tapi benar, kau seperti tak peduli baik atau jeleknya sifat seseorang. Seakan hal itu benar- benar tak penting untukmu. Kau memandang semua orang dengan sama rata. Bagaimana bisa?" Tanya Baekhyun yang jiwa penasarannya masih sangat menggelora akan dunia baru dihadapannya.
Chen menggedikkan bahunya acuh tak acuh, "Tak ada orang jahat dan baik di dunia ini Baekhyun. Semua orang hitam dan putih secara bersamaan, kita semua abu- abu. Kita sama- sama memiliki kebajikan dan dosa. Kita pernah melakukan hal terpuji dan tercela. Kita kotor dan bersih dengan cara kita sendiri. Saat kita bertemu dengan seseorang, lalu melihat sisi baik atau sisi jahatnya, kita hanya perlu berdiam sebentar lalu bergumam dalam hati sambil mengatakan, 'ahaaa... jadi dia adalah orang yang seperti ini.' , lalu simpan pemikiran itu untuk dirimu sendiri. Setelah itu putuskan, apakah kau ingin dekat dengannya, atau menjauhinya. Apakah dia pantas untuk dibagi waktu hidupmu, atau sebaliknya. Jika suka dan tertarik maka dekatilah, jika tak suka maka jauhilah. Tanpa perlu repot berkomentar."
"Chen, kau berbicara seperti Pak Guru." Komentar Baekhyun dengan polosnya, dan Chen kembali tertawa dibuatnya.
"Namun itu penting Baekhyun. Diluar sana, semua di bagi hitam dan putih seperti papan catur. Dan semua orang berlomba- lomba untuk menampilkan sisi putih mereka. Tanpa sadar mereka memandang orang lain dengan warna semakin hitam saja setiap harinya. Bukankah itu justru membuat dunia mereka penuh dengan warna hitam?"
Baekhyun mengangguk setuju.
"Dan dunia malam adalah salah satu sisi kehidupan yang dianggap paling hitam. Sebab disini, adalah tempat orang- orang melepas warna hitam mereka setelah lelah berusaha untuk terus menampilkan warna putih mereka diluar sana." Chen memberikan Baekhyun segelas Koktil Bloody Mary.
Baekhyun tertegun sebentar.
"Karena itulah pekerja disini berwarna abu- abu. Seperti apel yang ditawarkan kepada Adam dan Hawa. Netral. Terserah Adam dan Hawa untuk menerima atau menolaknya. Apel itu tak bersalah, namun Apel itulah yang menjadi alasan yang membuat Adam dan Hawa berdosa." Baekhyun ikut berkomentar dengan analogi yang lain.
Chen tersenyum cerah. "Aku juga setuju dengan itu. Kau sungguh pintar." Ujarnya memuji pria mungil yang hanya beberapa tahun lebih muda darinya itu.
"Masih tertarik bekerja di dunia malam?" Tanya Chen lagi memastikan.
Baekhyun langsung meneguk habis segelas Bloody Mary miliknya. Lalu menjawab, "Aku ingin jadi pemilik Bar-nya, karena aku ingin menjadi pemilik dari dunia abu- abu milikku sendiri. Aku ingin bebas mengekspresikan diriku, seberapa aneh pun itu, tak akan ada yang memandangku dengan menghakimi, karena ini adalah dunia abu- abu, bukan hitam dan putih."
Malam itu, Baekhyun bertekad untuk memiliki dunia abu- abunya sendiri.
Chen sungguh tak mengira bahwa ternyata Baekhyun yang Chen kira adalah lulusan sarjana miskin yang kesulitan membayar minumannya sendiri, ternyata berani untuk mencairkan uang asuransi jiwa dan kematian milik orang tuanya yang selama ini seakan pantang sekali bocah itu sentuh. Sungguh anak durhaka.
Dan lebih tak terduga lagi, ternyata Baekhyun adalah seorang Cosplayer dan Live Streamer terkenal disalah satu situs Streaming di era yang baru memasuki digital saat itu.
Uang milik bocah aneh bermarga Byun itu sesungguhnya banyak. Dirinya hanya terlalu bingung untuk membawa semua uang itu kemana. Dan Baekhyun selalu merasa uang itu terlalu sedikit untuk berinvestasi yang akan membuatnya menjadi seorang konglomerat seketika.
Namun hari ini, berkat Chen, akhirnya Baekhyun memiliki satu tujuan yang ingin dicapai.
Setahun kemudian setelah pertemuan keduanya, HappinnessDelight berdiri.
Menjadi salah satu Bar yang meramaikan suasana malam Itaewon. Dimulai dari Bar kecil, hingga akhirnya menjadi sebesar sekarang, setelah hampir 10 tahun dijalankan. Untuk hal itu ucapkan terima kasih kepada Bartender tampan dan berbakat bernama Chen, dan Hostess terkenal mereka yang sungguh cantik dan menarik bernama Baekhyun.
HappinessDelight sekarang menjadi Club dan Bar yang menjadi hot spot untuk para anak muda yang ingin bersuka ria, atau para orang- orang tua penting yang ingin suasana lebih privasi. Tak ada celah dari pelayanan mereka. Akhirnya Baekhyun sukses memiliki dunia abu- abunya sendiri.
Dirinya bebas berekspresi disini.
Berapapun banyak konsep karakter yang Baekhyun pakai, hal itu tak ada bedanya, semua konsep itu adalah dirinya sendiri. Baekhyun hanya mencoba mengekspresikan diri sendiri dengan cara berbeda- beda. Dan sungguh senangnya Baekhyun saat semua pelanggannya justru menyukai hal tersebut dan menganggap hal itulah yang menjadi daya tarik dari HappinessDelight.
Hingga suatu hari.
Baekhyun putus cinta.
Lay a.k.a Yixing memutuskan hubungan dirinya dan Baekhyun setahun setelah Baekhyun menjadi Tuan Pemilik Bar. Yixing mengatakan bahwa dirinya tak sanggup untuk memiliki hubungan dengan seorang pria yang menikmati malam minum bersama pria- pria lainnya setiap malam. Dan Baekhyun menerima keputusannya itu.
Hari itu, Baekhyun menyimpulkan. Bahwa seorang Hostess, tak seharusnya memiliki sebuah hubungan cinta yang berkomitmen. Hanya akan menyakiti satu sama lain.
Namun seakan dunia tengah ingin bercanda pada Baekhyun. Beberapa tahun kemudian setelah putus hubungannya dengan Yixing. Dunia abu- abu Baekhyun justru diberi warna baru. Park Chanyeol datang dengan sejuta warna kepadanya.
Chanyeol adalah merah, kuning, biru, ungu, dan semua warna yang tak pernah Baekhyun rasakan dalam hidupnya. Untuk pertama kalinya sejak sekian lama? Baekhyun tak dapat memandang seseorang dengan warna abu- abu.
.
.
.
"Apa konsepmu malam ini?" Baekhyun terlonjak terkejut saat mendengar pertanyaan yang sudah tak terhitung jumlahnya Chanyeol lontarkan pada Baekhyun sejak 3 tahun yang lalu.
"Aku menjadi gadis lugu umur 20 tahun yang pertama kali ke klub malam, lalu terpesona pada DJ-nya." Jawab Baekhyun sambil memutari ujung gelas kacanya yang berisi es jeruk. Sesuai konsepnya, Baekhyun tak tahan dengan kuatnya alkohol.
"Kalau begitu aku akan menjadi DJ malam ini." Ujar Chanyeol sungguh ringan, seraya membuka tutup botol beer dengan memukulnya ke ujung meja. Tampak sungguh professional.
"Hai, aku DJ Loey. Kau tampak asing, pertama kalinya kesini?" Tanya Chanyeol seraya melingkarkan sebelah lengannya pada bahu Baekhyun yang tertutup kemeja putih garis- garis yang tampak membosankan.
Baekhyun tampak membenarkan kaca matanya dengan gugup. Lalu menyingkirkan pelan lengan Chanyeol dari bahunya. "Namaku Baekhyun." Ujar Baekhyun pelan.
Chanyeol menyeringai. Baekhyun tampak sungguh manis.
"Coba kemari aku lihat." Dengan mudahnya Chanyeol memutar kursi yang sedang Baekhyun duduki. Membuat Baekhyun yang sedang duduk dikursi tinggi itu menjadi tepat berhadapan dengan Chanyeol yang berdiri.
"Permisi sebentar.." Chanyeol bergumam, lalu dengan perlahan melepaskan ikatan kuncir kuda yang sungguh kuat Baekhyun ikatkan pada Wig hitamnya hari ini, lalu kemudian Chanyeol melepaskan kaca mata bulat yang awalnya Baekhyun pakai.
"Bukan berarti kau tak cantik saat mengikat rambut dan memakai kacamatamu. Namun kau tampak lebih rileks tanpa keduanya. Ini pertama kalinya kau kesini bukan? Disini adalah tempat orang- orang melepaskan segala hal yang membebani mereka, jadi santaikan dirimu dan bersenang- senanglah." Wajah Baekhyun menampilkan semburat merah muda, merasakan bagaimana lembutnya jari- jari tangan Chanyeol yang menyisir pelan rambut palsunya agar tak berantakan.
"Tanpa ikat rambut, maka rambutku akan mudah berantakan. Dan tanpa kaca mata, aku tak dapat melihat dengan jelas. Bagaimana bisa aku melepaskan segala kekhawatiranku, bila aku tak melihat apapun?" Tanya Baekhyun dengan suara lembut persis seperti seorang wanita umur 20an.
"Kau tipe yang harus mengetahui alasan dan sebab serta akibat dari segala hal ternyata." Komentar Chanyeol.
Baekhyun mengangguk pelan, "Kurang lebih seperti itulah aku." Jawabnya menyetujui.
"Pantas saja kau memiliki banyak sekali kekhawatiran. Kau memikirkan segalanya. Bukan berarti itu adalah sifat buruk, namun terkadang, kau lebih baik mengikuti keinginan hatimu daripada pikiranmu." Chanyeol tersenyum manis, seraya kembali memakaikan kaca mata bulat milik si gadis didepannya.
"Keinginan hatiku adalah untuk mati." Jawab Baekhyun kemudian.
Dan setelah itu senyum Chanyeol sontak menjadi hilang.
"Dia menjadi seorang gadis lugu yang putus asa ternyata." Pikir Chanyeol yang akhirnya mendapatkan plot twist dari konsep Baekhyun malam ini.
"Kau ingin mati karena lelah? Atau karena sakit?" Tanya Chanyeol perhatian.
Si gadis lugu 20 tahun Baekhyun terdiam sebentar. Kemudian menjawab dengan pelan, "Keduanya, mungkin."
Chanyeol mengangguk lagi.
"Bila aku menahanmu agar tak mati, apakah kau akan mendengarkanku dan menurutinya?" Tanya Chanyeol dengan suara yang terdengar sungguh tak ada maksud apapun didalamnya, murni bertanya.
Baekhyun kembali terdiam. Lalu menjawab, "Tergantung bagaimana kau meyakinkanku bahwa aku masih pantas hidup."
"Baiklah." Chanyeol menerima tantangan itu.
"Pertama- tama, kau harus melakukan semua hal yang tak pernah kau lakukan. Setelah segalanya terwujud, baru setelah itu kau boleh mati." Ujar Chanyeol dengan lembut.
"Pernah mengganti warna rambutmu?" Tanya Chanyeol lagi, Baekhyun pun menggeleng.
"Ayo kita lakukan segala hal yang tak pernah kau lakukan malam ini. Pertama- tama, ganti warna rambutmu." Chanyeol mengulurkan tangan didengan Baekhyun.
Gadis tinggi itu menatap tangan yang terulur didepannya selama beberapa detik, lalu kemudian menyambutnya. Menciptakan senyuman cerah pada wajah Chanyeol.
.
.
.
Baekhyun meneguk beer murah kalengan yang mereka beli di mini market yang sempat keduanya singgahi. Sambil duduk di atas hood yang menjadi penutup mesin mobil yang sekarang didudukinya.
Baekhyun memandang kerlip- kerlip lampu gedung di kota dan pemandangan Sungai Han dari atas bukit di UN Village Hannamdong ini.
Di sampingnya Chanyeol sibuk berdebat pada diri sendiri untuk memeluk Baekhyun agar hangat, atau justru memberikan saja jaketnya untuk Baekhyun.
Baekhyun yang sudah jengah dengan gerak- gerik Chanyeol pun mengambil inisiatif dengan memeluk Chanyeol terlebih dahulu. Menghentikan gerakan gelisah dari si pria tinggi.
Sontak saja tangan Chanyeol terangkat ke atas.
"Konsepmu masih menjadi gadis lugu umur 20an? Aku tak dapat menyentuh seorang gadis sembarangan." Tanya Chanyeol memastikan.
"Aku Byun Baekhyun yang sedang bolos kerja sekarang." Jawab Baekhyun pelan.
Mendengar itupun Chanyeol menurunkan kedua tangannya dengan perlahan, "Apakah aku boleh memelukmu juga?" Tanyanya lagi.
Baekhyun mengangguk sebagai jawaban. Dan segera saja Chanyeol melingkari tubuh yang lebih mungil dengan pelukan miliknya yang hangat. Baekhyun merasa dirinya tenggelam pada lengan Chanyeol yang kokoh, dan jaket Chanyeol yang besar.
"Malam ini menyenangkan." Ujar Baekhyun pelan.
"Setelah tergesa- gesa menganti Wig mu dengan warna Blonde, mengganti style baju dan makeupmu, pertama kali meminum soju dengan versi gadis 20 tahun itu, bermain banyak game di Arcade, makan ramen instan dan beer kalengan murah, ke taman bermain dengan kepala setengah pening, memakan sup pengar malam- malam begini, akhirnya menyewa mobil setelah berhasil pulih dari mabuk, dan sekarang kita ke bukit ini menunggu sunset. Itu semua pengalaman yang tak semua orang bisa lakukan dalam satu waktu." Chanyeol mengurutkan seluruh hal yang telah keduanya lakukan.
"Iya, semua itu menyenangkan." Komentar Baekhyun.
Chanyeol tersenyum, seraya memberikan ciuman dalam pada ujung kepala pria mungil dalam pelukannya.
"Apakah si gadis lugu 20 tahun itu masih ingin mati?" Tanya Chanyeol serius.
Baekhyun menggeleng sebagai jawaban, "Dia mulai terobsesi untuk memberikan keperawanannya kepada si DJ Loey yang menggodanya itu." Jawab Baekhyun setengah serius setengah bercanda.
Chanyeol-pun tertawa dibuatnya.
"Dia takut menjadi hantu perawan setelah mati nanti ternyata." Ujar Chanyeol dengan suara geli. Baekhyun mengangguk lagi.
"Sepertinya begitu." Jawab Baekhyun apa adanya.
"Kapan sunsetnya akan datang?" Tanya Baekhyun yang mulai bosan menunggu.
"Masih lama, ayo kita tidur saja dulu." Ujar Chanyeol seraya menidurkan tubuh keduanya di atas hood depan mobil.
Baekhyun menyamankan posisinya yang tidur dipelukan Chanyeol.
"Kak Baekhyun." Panggil Chanyeol pelan.
Mata Baekhyun langsung terbuka setelah mendengar panggilan langka itu.
"Aku mencintaimu." Ujar Chanyeol yang akhirnya mengungkapkan perasaannya secara lisan.
"Aku menyukaimu sejak minggu pertama bekerja di HapDe hingga sekarang. Aku semakin mencintaimu setiap harinya. Aku ingin melihat dan berinteraksi dengan seluruh konsep- konsep dari karaktermu yang unik. Aku ingin mengenal ratusan sifatmu. Aku ingin merasa kagum dan bangga dengan pekerjaan milikmu dan berusaha untuk tak terlalu cemburu dengan pelangganmu. Aku tahu bahwa sejak dekat denganku, kau tak pernah lagi tidur dengan salah satu pelangganmu atau salah satu orang yang kau sukai sebagai cinta satu malam lagi. Aku sangat ingin menjadi kekasih dari setiap konsep yang kau perankan setiap harinya. Bolehkah?" Tanyanya dengan perlahan disetiap patah katanya.
Baekhyun masih membisu. Menatap kosong pada kaos hitam didepannya yang merupakan bagian dalam dari pakaian yang Chanyeol kenakan.
"Apakah kau bisa menjawabnya sekarang? Atau kau perlu waktu memikirkannya?" Tanya Chanyeol lagi.
Baekhyun menutup matanya selama tiga detik. Lalu kembali membukanya. Kemudian mendongak, dan tepat saja, dirinya langsung bertemu pandang dengan Chanyeol yang ternyata sedari tadi menunduk.
"Kau aneh." Ujar Baekhyun pelan.
Chanyeol langsung tersenyum mendengarnya.
"Kau juga." Jawab Chanyeol dengan ringan.
Baekhyun menggeleng, "Tidak, anehnya itu beda. Aku memang terlahir aneh, namun kau lebih aneh karena menyukai orang aneh sepertiku." Ujar Baekhyun lagi yang entah kenapa justru membuat Chanyeol tertawa.
"Kau benar, aku aneh." Akhirnya Chanyeol menyetujui hal itu.
"Aku sering dipanggil dan dicemooh oleh orang- orang sebagai pelacur, jalang, banci, madam rumah bordil, penjaja miras, dan puluhan nama kotor lainnya. Kau tetap suka aku?" Tanya Baekhyun lagi.
Chanyeol mengangguk.
"Klub dan Bar tempat kita bekerja sekarang adalah hasil dari asuransi kematian orang tuaku, tidakkah itu terdengar mengerikan?" Tanya Baekhyun lagi.
Chanyeol menggeleng.
"Aku tak sekaya yang kau pikirkan. Harga semua koleksi minuman alkohol di Bar itu setinggi langit. Belum lagi gaji karyawan yang berjumlah hampir ratusan orang. Tagihan listrik yang sungguh gila dari klub malam berisik itu, tagihan air yang mengerikan dari Hotel dilantai 3. Dan tentunya pajak bangunan, pajak untuk minuman keras, dan pajak- pajak lainnya. Dan lagi, tahukah kau bahwa aku harus membayar berapa ribu dollar pertahunnya untuk seorang mafia yang menguasai Itaewon? Aku pria yang tak memiliki banyak uang di umur 30-an. Kau menerima itu semua?" Tanya Baekhyun lagi setelah penjelasan panjang lebar.
Chanyeol mengangguk.
"Aku boleh mencium orang lain?" Tanya Baekhyun.
Chanyeol diam sebentar, "Bila itu sungguh diperlukan karena pekerjaanmu, baiklah. Kau harus mengikuti konsepmu dengan benar." Jawab Chanyeol akhirnya.
"Sampai batas mana skinship-ku dengan pelanggan yang diperbolehkan?" Tanya Baekhyun lagi.
"Jabat tangan, rangkulan, pelukan, dan kecupan. Tak boleh sampai bercumbu atau lebih dari itu." Chanyeol mengatakan itu semua sambil membenamkan mulutnya dirambut palsu Baekhyun yang berwarna pirang keemasan.
Kali ini Baekhyun yang mengangguk.
"Tak boleh berhubungan sex denganku saat konsepku bergender wanita. Aku takut hamil." Ujar Baekhyun dengan suara serius.
Chanyeol tersenyum lebar. "Baiklah." Ujarnya menyetujui.
Dirinya sangat paham akan bagaimana Baekhyun sungguh serius dalam menjalankan gaya hidup dengan konsep- konsepnya itu. Chanyeol menghormatinya.
"Apalagi Baek? Apalagi hal yang harus aku lakukan agar selamanya konsep kita berdua adalah sepasang kekasih?" Tanya Chanyeol agar Baekhyun mengeluarkan seluruh syaratnya.
"Jangan panggil aku Kakak lagi, aku saja yang panggil kau dengan sebutan Kak Chanyeol." Baekhyun berbicara dengan suara sedikit merajuk.
Chanyeol terkekeh. "Baiklah, terus?"
"Maafkan aku yang awalnya tak menaruh cukup kepercayaan padamu. Terima kasih untuk stroberinya siang tadi." Chanyeol terdiam mendengar itu.
Setelah siang tadi keduanya bersikap seolah tak ada apapun yang terjadi. Namun keduanya tahu, hal itu harus diluruskan. Dan sekarang Baekhyun mengucapkan permintaan maafnya.
Chanyeol mengangguk, "Iya aku maafkan."
"Baiklah.." Baekhyun bergumam.
Chanyeol menatap Baekhyun dengan seksama, "Baiklah apa?" Tanyanya.
"Cium." Ujar Baekhyun yang melanjutkan perkataannya sendiri dengan sebuah permintaan yang sama sekali tak Chanyeol duga.
Sambil menunduk, Chanyeol memberikan sebuah kecupan singkat pada si Bos Kecil yang sekarang secara tersirat telah resmi menjadi kekasihnya.
"Sekali lagi." Ujar Baekhyun pelan.
Chanyeol kembali memberikan sebuah kecupan manis nan singkat pada bibir ceri itu.
Baekhyun berkedip sebanyak dua kali.
"Sekali lagi, yang lama." Ujarnya kemudian.
Chanyeol terkekeh dibuatnya.
"Tak mau?" Tanya Baekhyun yang tak sabar.
"Eyy jangan merajuk, tentu saja mau." Jawab Chanyeol dengan cepat meski senyuman geli masih terselip dibibirnya. Kemudian memberikan Baekhyun sebuah ciuman lama sesuai request si mungil.
Keduanya terus berbagi manis bibir kepada satu sama lain, hingga beberapa menit berlalu. Dan setelah hampir 20 menit terlewati tanpa terasa, pagutan bibir keduanya semakin melambat dan lelah. Hingga akhirnya Chanyeol berhenti dan menjauhkan wajahnya dari wajah cantik Baekhyun saat merasakan bibir mungil kekasihnya itu tak lagi membalasnya. Dan rasanya Chanyeol ingin tertawa saat melihat wajah tidur pulas Baekhyun di depannya. Yang benar saja, Bos Kecil itu tertidur ditengah sesi making out mereka. Chanyeol sungguh tak habis pikir.
Lalu dengan bisikan pelan Chanyeol berkata, "Aku akan menunggumu memerankan konsep yang paling aku suka, konsep seorang Byun Baekhyun yang akhirnya mengatakan bahwa dirinya juga mencintai Park Chanyeol."
Setelah sekali lagi memberikan kecupan singkat pada bibir Baekhyun yang telah tertidur. Chanyeol ikut memejamkan mata, keduanya tertidur dengan pulas di jam 3 pagi, di atas bukit UN Village.
.
.
.
.
Baekhyun dan Chanyeol dibangunkan oleh sinar matahari terbit pertama yang keduanya saksikan sebagai sepasang kekasih.
Chanyeol tersenyum memandang sinar kecil berwarna jingga di depan mereka. Lalu mengeratkan pelukannya pada pria mungil didepannya. Iya, Chanyeol memberikan backhug impian semua orang.
"Apa konsepmu hari ini Baek?"
Baekhyun terkekeh mendengarnya. Lalu setelah beberapa detik akhirnya menjawab.
"Aku menjadi Park Baekhyun hari ini."
Menciptakan senyum cerah diwajah Chanyeol yang dapat mengalahkan cerahnya matahari terbit di depan mereka sekarang.
"Kalau begitu aku akan menjadi Byun Chanyeol. Hemm.. tak buruk juga." Balasnya kemudian.
Baekhyun pun tertawa dibuatnya, dan Chanyeol menyusul dengan tawanya sendiri. Kedunya terkekeh sebelum akhirnya suara dering ponsel Baekhyun mengintrupsi momen keduanya.
Dengan posisi seperti ini, mudah bagi Chanyeol untuk mengintip isi ponsel Baekhyun. Dan ekspresi Chanyeol maupun Baekhyun berubah datar setelah melihat ID penelpon yang mengintrupsi momen mereka.
Itu Sehun.
Dengan singkat Baekhyun langsung mengangkat telponnya. Mengatakan sapaan, beberapa kalimat basa- basi, lalu persetujuan akan sebuah hal, lalu salam perpisahan.
"Kau akan menjadi Hostess Willis Oh Sehun pemilik SH Airland malam ini?" Tanya Chanyeol sedetik setelah panggilan ponsel itu dimatikan. Baekhyun mengangguk sebagai jawaban.
"Aku sudah menanamkan modal sebanyak 140 USD padanya, tak mungkin aku menolak kunjungannya dan membuat diriku sendiri merugi." Ujar Baekhyun, dengan santai kembali memasukkan ponselnya ke kantong rok yang dipakainya saat ini.
"Apa konsepmu malam ini?" Chanyeol kembali menanyakan itu, dan tentu saja Baekhyun menjadi tersenyum dibuatnya.
"Seorang Pramugara yang sudah menikah, namun kehilangan ingatannya terutama kenangan dengan suaminya." Jelas Baekhyun dan Chanyeol mengangguk paham.
Setelah itu Baekhyun langsung melepaskan pelukan keduanya. Matahari juga telah terbit dengan sempurna. Dengan perlahan Baekhyun menyelipkan jari- jarinya pada jari tangan Chanyeol. Dan Chanyeol menyambut itu dengan mengunci tangan mereka berdua.
"Ayo!" Baekhyun berseru.
Chanyeol menyerngit bingung.
"Kemana?" Tanya Chanyeol yang sungguh clueless.
Baekhyun tersenyum lebar.
"Membeli cincin nikah kita. Dan membuat nametag pramugara bernama Park Baekhyun." Jelas Baekhyun kemudian.
Setelah menyadari keterkaitan dari konsep Baekhyun untuk hari ini, dan konsep Baekhyun untuk malam ini. Chanyeol menjadi tertawa bahagia.
"Untuk saat ini itu konsep kesukaanku." Ujarnya seraya menggandeng Baekhyun memasuki mobil.
Setelah itu Baekhyun terdiam sebentar, lalu setelah keduanya memasuki mobil. Sebelum Chanyeol memstarter mobil yang keduanya naiki.
Baekhyun bersuara, "Padahal itu bukan konsep kesukaanku sejauh ini."
Dan Chanyeol pun menjadi ikut berpikir akan hal tersebut, "Memangnya konsep yang manakah yang menjadi kesukaanmu?"
Dengan suara lembut namun datar Baekhyun menjawab, "Konsep yang aku pakai saat kita pertama kali bertemu."
Chanyeol pun menjadi terdiam tak bersuara. Baekhyun menoleh pada pria disampingnya, lalu mengatakan sendiri maksud ucapannya.
"Hari itu aku menjadi Tuan Muda Konglomerat Tuna Netra yang menderita insomnia parah sebab cinta terpendamnya tak dapat tersampaikan, hingga akhirnya aku meng-audisi banyak orang, dan suaramu-lah yang akhirnya dapat membuatku tertidur."
.
.
- The End -
.
.
.
.
Author Note :
(baca : Nama authornya Momo, jadi panggil Mo aja, jangan pake author atau thor, gue serasa jadi tokoh marvel yang bawa palu berat itu.)
HAI EPERIBADI!!!!
Bagi pembaca tulisan aku yang lain dengan judul Read My Music, ending di atas sungguh sangat mudah dipahami dan menyenangkan ya ehehe.
Tapi bagi yang belum pernah baca Read My Music. Aku jelaskan, itu summary cerita Read My Music, silahkan dibaca ya.
Segelas ukuran besar Hazelnut Latte Ice sudah menciptakan karya yang sama sekali tak punya inti ceritanya ini.
Heran gue sumpah, pembukaan ceritanya kagak ada, konfliknya kagak ada, penyelesaian konflik lah apa yang diselesaiin, penutupnya juga gak ngeh banget. Gue nulis apaan sih, beneran serasa nulis sambil mabuk.
Gue bahas disini nih tentang karakter Baekhyun. Mungkin kalian bakalan heboh tentang gue misgendering dia karena beberapa kali nyebut dia gadis.
Ekhm ekhem (siap- siap ceramah)
1. Ini cerita punya saya. Meski nama chara-nya minjem.
2. Kalo gak suka tutup aja tabnya.
3. Udah dari bagian terdalam kepala saya bahwa ceritanya emang macem ini, Baekhyunnya suka gonta ganti karakter diri sendiri supaya hidupnya gak boring. Kalo dia kebetulan konsepnya jadi cewe, seluruh dunia harus nganggep dia cewe bahkan walau pake baju cowo. Kalo cowo ya seluruh dunia juga anggep dia cowo bahkan saat dia pake rok. Di dalam cerita ini, Baekhyun memilih sendiri gendernya dia setiap harinya. Makanya dia gak mau Chanyeol nananinu bareng dia kalo dia lagi jadi cewek, soalnya Baekhyun ngerasa ribet kalo dia musti pake konsep cewe hamil selama 9 bulan. Iya gais, dia setotalitas itu. Kagak tau juga tujuannya untuk apa. Emang gaya hidup dia seperti itu. Baekhyun merasa lebih hidup dan bebas dengan hidup seperti itu. (Keren anjir. Gue jadi ngepens. Andaikan Bar HappinessDelight ada dikota gue, udah bakalan gue datengin tiap malem demi ngeliat konsep Baekhyun ganti- ganti tiap hari doang.)
4. Gue ngangkat tema Dunia Hiburan malam seperti Prostitusi, Hostess, Bartender, Penyanyi Bar dan Club, DJ, dll. Bagi beberapa dari para pembaca ada yang merasa tersinggung akan hal yang tak sesuai kenyataan yang kalian rasakan atau ketahui, maafkan saya yang kurangnya melakukan riset ini. Dan bila dari semua pembaca merasa mengetahui fakta- fakta yang lebih baik dan lebih tepat dari pada beberapa penjelasan diatas. BEBAS BANGET KASIH KRITIK DAN SARAN, BIAR CERITA INI AKU PERBAIKI. AKU MASIH BELAJAR KOK, JADI FEEL FREE AJA MENGGURUI AKU. (baca : Beda konsep sama hate komen ya)
5. Bagi pembaca sekalian yang masih dibawah umur, gpp sih kalian baca cerita ini, tapi ambil yang baiknya aja ya. Tolong dipilah lagi ceritanya, buang yang jeleknya. Kita tuh negara Timur, bagian Asia Tenggara, konsep hidup liberal yang super bebas kayak Baekhyun di cerita ini tuh gak cocok sama gaya hidup ideal di Negara ini. Trus ngerokok itu gak baik, dunia malam itu tanpa bisa dibantah emang lebih banyak Bad Impact daripada Good nya. Jadi jangan coba- coba ya, ngabisin duit aja tau! Mending nabung untuk nonton konser EXO.
6. Chanyeol adalah karakter super konsisten di FF ini. Gimanapun karakter Baekhyun berubah- ubah. Sifat dan perilaku dia sama aja. Susah banget tau nulisnya T-T
7. Gue rada gila sekarang, maklumin aja FFnya aneh.
8. Read My Music bakalan lanjut kok. Tapi perlahan kayak lari paginya lansia. Jadi sabar yaa.
9. Ini beneran udah End, gak bakalan ada Epilognya. Idenya habis mentok situ doang.
10. Terima Kasih akan semua waktunya, terima kasih udah baca, dan tolong berikan apresiasinya yang sangat mudah sekali untuk dilakukan hanya berupa Fav, Follow, Review, dan kalo bisa di bagiin ketemen- temennya ya. Iya gengs, saya kurbel. MAKLUMIN AJA.
11. Sampe ketemu di karya- karya saya yang lain, Bye bye~~
