Change of Sekiryuutei

Disclaimer :

Highschool dxd by Ichiei Ishibumi

Rate : M (jaga-jaga)

Warning : Agak mainstream, Death Chara dan gangguan lainnya yang mungkin saja ada di cerita ini.

Pair : Issei x Yuuma

Chapter 3

Sudah beberapa hari berlalu setelah Yuuma mendaftar di Kuoh Academi dan masih menjalankan rencananya untuk berpura-pura menjadi pacar Issei. Selama beberapa hari itu, Rias terus berusaha mengawasi Issei dan Yuuma dibantu Sona berserta para peerage mereka. Dia masih curiga dengan kehadiran Yuuma di sekolah mereka.

Sebenarnya, Rias tidak terlalu peduli kalau Yuuma akan melakukan hal yang bisa membahayakan nyawa Issei. Justru dia berpikir kalau Yuuma sampai membahayakan nyawa Issei, dia bisa mengambil keuntungan untuk kelompoknya dengan mereingkarnasi Issei menjadi iblis dan menggunakan kekuatannya untuk keuntungannya dan kelompoknya. Dia hanya khawatir kalau Yuuma melakukan sesuatu yang akan merugikannya dan kelompoknya jika dia masih ada di sekolahnya itu.

Namun, lama-kelamaan tujuan Rias untuk mengawasi Issei mulai berubah setelah beberapa kali mengawasi kebersamaan pemuda itu dan Yuuma di sekolahnya. Setelah beberapa hari mengawasi Issei, dia mulai melihat berbagai sifat baik yang ditunjukkan oleh pemuda itu. Sifat konyolnya juga menjadi hiburan tersendiri bukan hanya untuk Rias, tetapi juga para peerage-nya.

Semua sifat Issei itu membuat Rias tidak tega untuk membiarkan Issei mati di tangan Yuuma. Memang benar kalau sebagai iblis, dia adalah makhluk yang dikenal memiliki berbagai sifat jahat. Tetapi, tidak ada larangan bagi iblis sepertinya untuk berbuat baik 'kan? Lagipula, masih ada beberapa iblis baik di Underworld, walaupun masih banyak iblis di tempat tinggalnya itu yang memiliki sifat jahat layaknya iblis yang dikenal oleh manusia.

Memang benar, Rias masih mengincar kekuatan Issei dan ingin menjadikannya salah satu peerage-nya. Dia juga berpikir kalau Issei mungkin saja tidak mau direinkarnasi menjadi iblis saat dia masih hidup, tetapi dia yakin kalau dia masih bisa membujuk dan merayu Issei untuk menjadi peerage-nya. Apalagi dengan sifat mesum Issei, dia yakin bisa membuat Issei menjadi salah satu peerage-nya cukup dengan memanfaatkan sifat mesumnya itu.

Untuk Issei sendiri, beberapa hari yang sudah dia lalui bersama Yuuma terasa sangat menyenangkan. Dia sangat menikmati setiap kebersamaan bersama gadis itu. Semakin lama bersama Yuuma, rasa cinta di hatinya semakin besar.

Dia tidak perlu alasan khusus kenapa dia sangat menikmati kebersamaan mereka itu. Sederhana saja, Yuuma adalah gadis cantik yang mau menjadi pacarnya saat banyak gadis yang membencinya karena sifat mesumnya, setidaknya itu yang dia tahu. Hal itu sudah cukup untuk membuatnya sangat senang dan bersyukur. Memang Yuuma tidak sepenuhnya gadis yang sempurna, tetap ada sifat yang kurang Issei sukai dari gadis itu. Tetapi, Issei tetap menerima Yuuma apa adanya.

Yuuma juga sering menunjukkan sifat rajin setiap Issei mengajaknya ke rumahnya. Dia sudah sering membantu beberapa pekerjaan ibunya di rumahnya, terutama memasak. Dia beralasan kalau hal itu memang sepantasnya dilakukan olehnya sebagai seseorang yang suatu saat nanti akan menjadi istri Issei, walaupun sebenarnya sifat rajinnya itu hanya untuk membuat Issei semakin mencintainya.

Mengingat alasan Yuuma yang rajin membantu orangtuanya membuatnya merona. Dia berpikir, bisa-bisanya Yuuma membuatnya membayangkan masa depan seandainya mereka menikah nanti. Padahal mereka masih pacaran dan umur mereka masih muda.

Untuk Yuuma sendiri, semakin hari dia semakin ragu untuk menjalankan rencana kakaknya yang menyuruhnya berpura-pura menjadi pacar Issei dan membunuhnya pada waktunya nanti. Setiap kebersamaannya dengan Issei memberikan rasa nyaman untuknya. Entah itu saat pergi sekolah, jam istirahat, pulang sekolah, ataupun saat berkunjung ke rumah Issei. Issei selalu punya cara untuk membuatnya merasa hangat dan nyaman saat bersamanya.

Memang sifat mesum Issei yang belum bisa dirubah cukup membuatnya jengkel. Dia ingat saat berkunjung ke rumah Issei dan melihat-lihat kamarnya. Tanpa sengaja, dia melihat salah satu koleksi majalah dewasa miliknya. Yuuma yang kesal karena Issei mengoleksi barang seperti itu langsung mencubit pinggang Issei dan memarahinya.

Namun, sifat Issei yang baik menjadi sifat yang cukup memikat hati Yuuma. Dia juga tidak akan lupa tentang kebaikan Issei saat menolong anak kecil yang terpisah dari ibunya. Saat itu mereka baru pulang sekolah, Yuuma disuruh Issei untuk pulang ke rumahnya lebih dulu karena tidak ingin dia kerepotan menunggunya mencari orang tua dari anak itu.

Awalnya Yuuma mencoba membantah dan ingin ikut membantu Issei, tetapi Issei tidak ingin dia kerepotan membantunya mencari orang tua dari anak itu. Dia pun meninggalkan Issei, namun tidak benar-benar menuruti keinginannya. Dia mengawasi Issei secara sembunyi-sembunyi. Dia merasa kagum dengan Issei yang sangat gigih mencari orang tua dari anak itu, padahal dia sama sekali tidak mengenal anak itu ataupun orang tuanya. Hal itu membuatnya semakin tertarik dengan Issei.

Sifat Issei yang ceria dan agak konyol memberikan keceriaan untuk Yuuma, sudah beberapa kali Yuuma dibuat tertawa oleh kekonyolan yang dibuat oleh Issei.

Semua rasa nyaman, kagum, dan keceriaan yang dia dapatkan saat bersama Issei telah membuatnya ragu untuk membunuhnya hingga hari ini, hari Minggu kedua di mana mereka menjadi sepasang kekasih.

Hari ini adalah hari di mana Raynare menyuruh Yuuma membunuh Issei karena merasa kalau semua kenangan yang telah dia kumpulan bersama Issei sudah cukup untuk membuatnya merasa sangat tersiksa di hari kematiannya.

Keraguan di hati Yuuma masih belum hilang dan malah semakin besar, namun dia tetap menjalankan rencananya karena tidak ingin melawan kakaknya dan Kokabiel. Dia juga berpikir kalau misi ini selesai dan Issei mati, dia tidak perlu lagi memikirkan perasaan yang selama ini mengganggunya saat bersama Issei.

Dia pun pergi berkencan seperti yang dia lakukan bersama Issei di Minggu sebelumnya. Bedanya, hari ini tidak turun salju di kota Kuoh. Udaranya juga cukup hangat untuk musim dingin seperti saat ini. Pakaian mereka untuk kencan kali ini cukup santai. Issei memakai kaos merah yang dilapisi jaket hoodie berwarna hitam senada dengan warna celana dan sepatunya. Yuuma memakai kaos putih lengan pendek dan rok pendek selutut berwarna hitam yang senada dengan warna sepatunya.

Tanpa mereka ketahui, Rias dan para peerage-nya sudah mengawasi mereka di tempat yang berbeda-beda. Mereka sudah menurunkan tekanan energi mereka supaya tidak ketahuan oleh Yuuma.

Mereka pun berkencan sampai hari sudah mulai malam. Malam ini, Yuuma mengajak Issei pergi ke sebuah taman yang mereka kunjungi sebelumnya, taman di mana dia gagal membunuh Issei.

Saat mereka masuk ke taman itu, Koneko yang kebetulan berada di posisi paling dekat dengan taman itu dibandingkan dengan peerage Rias yang lainnya bermaksud untuk segera masuk secara diam-diam ke taman itu, tetapi tiba-tiba muncul sekitar seratus malaikat jatuh yang keluar dari berbagai tempat di dekat taman itu.

Sebelumnya, Raynare telah menyuruh banyak malaikat jatuh yang dipimpin oleh Mittelt untuk berjaga-jaga setelah taman itu sepi supaya tidak ada siapapun yang bisa masuk dan mengganggu Yuuma membunuh Issei.

Kakak kembar dari Yuuma itu tidak ingin lagi adik kembarnya gagal membunuh Issei, apalagi kalau sampai penyebab kegagalannya sangat sepele seperti sebelumnya di mana Yuuma gagal membunuh Issei karena diganggu oleh sepeda. Dia sendiri akan masuk terlebih dulu ke taman itu untuk mengawasi Yuuma dan berjaga-jaga kalau terjadi hal yang tidak terduga.

Kembali ke Koneko, saat ini dia sedang menghindari banyak sekali lemparan tombak cahaya dari para malaikat jatuh yang mencoba menyerangnya sambil berusaha mendekati mereka. Di antara tombak cahaya yang berusaha dia hindari, ada yang meledak saat menancap di tanah di dekatnya.

BOOM

Namun, dia sama sekali tidak terpengaruh dengan daya kejut dari ledakan itu karena dia adalah peerage dengan tipe bidak Rook, bidak yang hebat dalam hal stamina dan daya tahan.

Di saat yang sama, dia berusaha menghubungi Rias, Akeno, dan Kiba menggunakan lingkaran sihirnya.

"Buchou, Kiba, Akeno, tolong cepat ke taman yang ada di timur kota Kuoh!"

"Memangnya ada apa, Koneko?" kata Rias di tempatnya.

"Aku sedang diserang malaikat ... kyaa!"

CRASHH

Karena kurang fokus, Koneko gagal menghindari salah satu tombak cahaya dan menerima sebuah sayatan di lengan kanannya. Walaupun mempunyai daya tahan yang kuat, tetapi dia tetap bisa terluka jika terkena serangan dari senjata dengan elemen suci yang menjadi racun untuk para iblis, seperti tombak cahaya.

"KONEKO!" teriak Rias dan dua peerage-nya yang lain setelah komunikasinya dengan Koneko tiba-tiba terputus.

Mereka pun segera pergi ke tempat Koneko menggunakan sihir teleportasi mereka masing-masing. Saat sudah sampai di sana, mereka melihat Koneko yang sedang terbang dengan sayap seperti kelelawar sambil berusaha menghindari banyak tombak cahaya. Dia terus bergerak selincah mungkin seakan tidak peduli dengan luka di lengan kanannya.

Melihat itu, Akeno langsung menciptakan lingkaran sihir yang langsung mengeluarkan banyak petir untuk menangkis tombak cahaya yang berusaha menyerang Koneko. Rias juga menembakkan serangan dari lingkaran sihirnya berupa Power of Destruction untuk menangkis puluhan tombak cahaya itu.

BOOM

Ledakan pun terjadi akibat benturan dari serangan Rias dan Akeno yang menangkis puluhan tombak cahaya itu, sehingga tercipta banyak asap yang membuat para malaikat jatuh tidak bisa melihat Rias dan para peerage-nya.

JLEB

"Aargh"

Tiba-tiba perhatian dari para malaikat jatuh itu teralihkan oleh suara erangan dari salah satu di antara mereka yang tiba-tiba menerima luka tusukan di perutnya.

CRASHH CRASHH JLEB

CRASHH JLEB CRASHH

CRASHH JRASHH CRASHH

JRASHH ...

Detik selanjutnya, belasan malaikat jatuh lainnya langsung menerima berbagai luka tusukan, sayatan, dan tebasan yang pada akhirnya membuat mereka jatuh ke tanah. Mereka pun tewas dan menghilang menyisakan banyak sekali bulu hitam di tanah.

Saat asap menghilang, terlihat Kiba yang baru muncul di samping Rias dengan pedang yang dia kibaskan untuk menghilangkan darah yang menempel di sana.

Saat para malaikat jatuh tidak bisa melihat Rias dan para peerage-nya karena asap tadi, Kiba langsung mengambil kesempatan untuk menyerang mereka dengan kecepatannya yang luar biasa karena posisinya sebagai bidak Knight, bidak yang memang hebat dalam hal kecepatan.

Para malaikat jatuh itu pun marah melihat teman mereka tewas, mereka langsung menyerang Rias dan para peerage-nya. Pertempuran pun terjadi di tempat itu. Untungnya tempat itu sudah sepi, sehingga tidak ada manusia yang lewat dan melihat pertarungan antara makhluk supranatural itu.

Sementara itu, di dalam taman. Issei dan Yuuma saat ini sedang berjalan bergandengan dengan sangat mesra. Yuuma yang sedang menggandeng tangan Issei terlihat bersandar dengan sangat nyaman di bahunya. Walaupun Yuuma terlihat nyaman bersandar di bahu Issei, hatinya terasa sangat gelisah. Malam ini, Raynare menyuruhnya untuk membunuh Issei, namun hatinya masih ragu untuk menyelesaikan misinya itu karena perasaan yang terus mengganggunya semakin besar.

Beberapa saat mereka berjalan di taman itu, tiba-tiba Yuuma merasakan aura Raynare dan melihatnya sedang bersembunyi di balik sebuah pohon. Melihat itu, Yuuma pun meyakinkan dirinya kalau dia memang harus membunuh Issei karena dia adalah ancaman untuk bangsanya. Lagipula, misi adalah misi. Dia tidak boleh mengabaikan misi dari Kokabiel hanya karena perasaan aneh yang ada di dalam hatinya.

Setelah merasa benar-benar yakin, Yuuma langsung berhenti berjalan dan melepaskan tangan Issei yang digandengnya. Issei pun heran dengan sikap Yuuma itu, apalagi melihat wajahnya yang tertunduk.

"Yuuma-chan, ada apa?"

Tanpa menjawab pertanyaan Issei, Yuuma langsung mendorong tubuhnya, sehingga dia jatuh dengan posisi terduduk di tanah.

"Ittai! Yuuma-chan, kenapa ..."

SRRAAK

Sebelumnya Issei sempat bertanya, dia sudah dibuat terkejut oleh Yuuma yang tiba-tiba mengeluarkan sayap hitam seperti sayap gagak dari punggungnya, ditambah lagi tombak cahaya yang tiba-tiba muncul di tangan kanannya.

"Y-Yuuma ..."

"Maafkan aku, Issei-kun. Kekuatan dari Sacred Gear yang ada di tubuhmu adalah ancaman bagi bangsa kami." Yuuma langsung memotong apa pun yang ingin Issei katakan, ekspresi wajah dan nada bicaranya terkesan sangat dingin.

"S-Sacred apa?"

"MATILAH!!!"

Setelah mengatakan itu, Yuuma langsung menusuk Issei dengan tombak cahayanya. Issei yang terkejut bercampur takut hanya bisa menutup matanya dan menyilangkan kedua tangannya. Dia yakin kalau tombak cahaya itu tetap bisa membunuhnya kalau dia hanya menyilangkan tangannya seperti itu, tetapi dia sudah pasrah.

Setelah lebih dari seminggu dia dan Yuuma menjadi sepasang kekasih, tiba-tiba dia dibunuh oleh Yuuma karena dianggap ancaman olehnya. Dia sendiri tidak mengerti, apa yang bisa membuatnya menjadi ancaman? Dia merasa kalau dia hanya manusia biasa yang kalau diajak berkelahi satu lawan satu saja kalah. Dia juga tidak mengerti dengan apa maksud Yuuma tentang sesuatu yang disebut Sacred Gear yang ada di tubuhnya.

Dia juga tidak mengerti dengan hal aneh yang baru saja Yuuma lakukan. Mengeluarkan sayap hitam seperti sayap gagak, mengeluarkan tombak yang terlihat bersinar. Dia berpikir, makhluk apa sebenarnya Yuuma itu? Dia sudah tidak bisa lagi memikirkan itu semua itu saat nyawanya sudah di ujung tanduk seperti sekarang. Dia sudah tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan setelah semua yang sudah terjadi.

Namun, saat dia berpikir kalau hidupnya sudah tidak lama lagi, dia merasa ada yang aneh. Dia tidak merasakan rasa sakit apa pun. Setidaknya kalau tangannya berhasil menghalangi tombak itu, dia yakin kalau tangannya akan merasakan rasa sakit yang membuat tangannya sulit bergerak.

Dia pun membuka matanya dan menurunkan tangannya. Dia melihat tombak cahaya yang hanya berhenti di depannya. Issei pun melihat Yuuma, tangannya terlihat bergetar saat memegang tombak itu. Tiba-tiba, Yuuma tertunduk dengan pandangan kosong, tangannya yang memegang tombak sekarang dibiarkan terkulai di samping tubuhnya.

Perlahan-lahan, tubuhnya mulai terduduk di tanah. Kedua tangannya menumpu tubuhnya. Cairan bening terlihat mengalir di pipinya disertai dengan suara isakan.

"Hiks"

Raynare yang sejak tadi mengawasi Yuuma dibuat heran saat melihat keadaan adik kembarnya itu.

"Yuuma, ada apa denganmu?" batinnya.

Sementara Issei yang melihat melihat itu kembali kaget karena melihat Yuuma yang tadi ingin membunuhnya tiba-tiba menangis. Terlihat tangannya sudah menutupi wajahnya.

"Hiks ... hiks ..."

Namun, Issei langsung menyadari sesuatu, ini adalah kesempatan yang bagus untuk melarikan diri. Yuuma tadi berusaha untuk membunuhnya, tetapi sekarang dia malah menangis. Menyadari itu, Issei langsung berdiri dan berbalik untuk segera meninggalkan tempat itu demi keselamatan nyawanya. Raynare yang melihat Issei ingin kabur mulai panik karena khawatir kalau misi Yuuma gagal.

"Gawat, dia mau kabur! Yuuma ..."

"AKU TIDAK BISA MELAKUKANNYA!!!"

"Hiks ... hiks ..."

Raynare yang tadi bergumam tidak bisa lagi melanjutkan perkataannya setelah mendengar teriakkan Yuuma itu, bahkan isakan tangisnya terdengar semakin keras.

Entah kenapa, mendengar teriakkan dan isakan Yuuma itu membuat langkah Issei yang baru ingin meninggalkan tempat itu tiba-tiba terhenti. Dia tahu kalau Yuuma bisa saja membunuhnya seandainya dia tidak pergi dari tempat itu, tetapi hatinya terasa berat saat mendengar Yuuma yang menangis seperti itu.

Perasaannya itu seakan membuatnya tidak benar-benar bisa mengendalikan tubuhnya sendiri, dia pun berbalik dan berjongkok dihadapan Yuuma. Dia mengangkat tangannya dan mengelus kepala Yuuma dengan sangat lembut. Raynare yang heran dengan tindakan Issei itu hanya bisa memperhatikan apa yang dia lakukan.

"Y-Yuuma-chan."

Merasakan ada yang mengelus kepalanya, Yuuma yang masih menutup wajahnya langsung mengangkat kepalanya dan menurunkan tangannya.

"I-Issei-kun."

Saat Yuuma mengangkat kepalanya, perlahan-lahan sebuah senyuman tercipta di wajah Issei. Melihat senyuman itu membuat hatinya menghangat. Apalagi saat merasakan tangan Issei yang menyentuh kepalanya dengan lembut, sungguh membuatnya nyaman. Namun, ekspresi wajahnya langsung terlihat mengeras. Dia terlihat marah dan langsung menepis tangan Issei itu.

"Apa yang kau lakukan di sini?" kata Yuuma dengan nada bicara yang terkesan sangat dingin.

"Yuuma-chan, aku ..."

"PERGI!!!" belum sempat menjawab, Yuuma langsung membentaknya dan menyuruhnya untuk pergi.

"Yuuma-chan, tenanglah!"

"UNTUK APA KAU MASIH DI SINI? BUKANKAH TADI AKU SUDAH MENCOBA MEMBUNUHMU?"

"Aku juga tidak tahu kenapa Yuuma-chan, tetapi aku merasa tidak sanggup meninggalkanmu di sini."

"APAKAH KAU INGIN MATI HAH?"

"Tentu saja tidak! Tetapi, aku merasa tidak sanggup kalau mendengar kau menangis seperti itu."

Yuuma pun tersentak mendengar pernyataan itu, matanya membulat karena tidak percaya dengan apa yang Issei katakan. Namun, ekspresi wajahnya langsung kembali mengeras. Kali ini, dia langsung mendorong tubuh Issei.

BRUK

"Ugh ... Yuuma-chan ..."

"Kau adalah ancaman bagi bangsaku, bangsa malaikat jatuh." kata Yuuma yang memotong perkataan Issei dengan nada datar.

"Malaikat jatuh?" tanya Issei yang tidak tahu apa itu malaikat jatuh.

"Bangsa malaikat yang diusir dari surga karena melakukan suatu kesalahan." kata Yuuma yang menjelaskan apa itu malaikat jatuh, Issei yang mendengarnya hanya diam dan membiarkan Yuuma melanjutkan kata-katanya.

"Harusnya aku langsung saja membunuhmu, tetapi aku malah disuruh berpura-pura menjadi pacarmu hanya untuk membuat kematianmu menjadi lebih menyakitkan! Harusnya setiap kebersamaan kita hanyalah untuk mempermainkanmu!" kata Yuuma yang mulai mengatakan apa yang seharusnya dia lakukan sebelumnya.

"Nyatanya, malah aku yang dipermainkan oleh perasaanku sendiri. Kau selalu berhasil membuatku nyaman saat berada di dekatmu. Kebaikanmu selalu membuatku kagum denganmu. Kekonyolanmu berhasil memberikan keceriaan untukku." lanjutnya yang mulai mengatakan apa yang dia lihat dari Issei.

"Awalnya aku ragu dengan perasaanku sendiri, bahkan aku terus menepis perasaan ini. Tetapi, aku tidak bisa. Perasaan yang pernah aku katakan padamu, yang harusnya hanyalah sebuah kebohongan, sekarang bukan lagi sebuah kebohongan. Issei-kun, aku ... aku mencintaimu! Aku benar-benar mencintaimu!"

Pada akhirnya, Yuuma pun mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya. Tidak ada lagi kebohongan seperti saat dia pertama kali bertemu dengan Issei. Tidak ada lagi keraguan tentang perasaan yang ada di hati Yuuma seperti sebelumnya. Dia sudah sangat yakin dengan perasaannya sendiri.

"Tetapi, tidak ada gunanya lagi aku mengatakan semua itu. Setelah aku mengatakan kalau aku ingin membunuhmu, setelah aku memberitahumu kalau aku bukan manusia, kau pasti membenciku." kata Yuuma yang pikirannya sudah kacau dan putus asa.

"Ini, lebih baik kau bunuh saja aku! Tidak ada gunanya lagi aku hidup kalau begini jadinya!" kata Yuuma sambil menyerahkan tombak cahaya yang tadi belum dia hilangkan dan meminta Issei untuk membunuhnya. Issei pun mengambil tombak cahaya itu.

Seandainya pikiran Yuuma tidak sedang kacau, mungkin dia akan sadar kalau Raynare yang sejak tadi mengawasinya tidak akan membiarkan Issei untuk melakukan apa yang Yuuma minta tadi. Namun, jangankan sadar kalau kakak kembarnya itu akan mencegah apa pun yang akan Issei lakukan, dia sendiri sudah lupa kalau kakak kembarnya itu sedang mengawasinya.

TRANGG

Namun, Yuuma langsung dibuat terkejut dan menoleh ke kiri saat mendengar suara seperti besi yang jatuh ke tanah. Suara itu datang dari tombak cahaya yang tadi Yuuma berikan kepada Issei untuk membunuhnya, tetapi Issei malah melempar senjatanya itu ke sembarang arah. Saat Yuuma baru saja menoleh ke arah senjatanya, dia langsung ditarik oleh Issei ke dalam pelukannya.

"Kau masih saja suka mengambil kesimpulan sembarangan Yuuma-chan, bisa-bisanya kau berpikir kalau aku akan membencimu!" kata Issei.

"T-tapi ... aku sudah hampir membunuhmu! Aku juga bukan manusia!" kata Yuuma.

"Lalu, apakah kau berhasil membunuhku? Tidak 'kan? Aku juga tidak peduli kau makhluk apa sebenarnya, aku akan tetap mencintaimu bahkan jika kau adalah monster paling berbahaya di dunia sekalipun." kata Issei

"B-bagaimana mungkin? Setelah apa yang sudah aku lakukan, setelah kau tahu siapa aku, bagaimana kau masih bisa mencintaiku?" kata Yuuma yang seakan masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Issei.

"Tidak perlu alasan khusus untuk itu, Yuuma-chan. Aku sudah mulai tertarik dan jatuh cinta kepadamu di hari pertama kita bertemu. Kau adalah gadis yang cantik. Kau juga satu-satunya gadis yang mau menerimaku saat gadis lain membenciku karena alasan yang bisa aku maklumi, sifat mesumku. Setiap saat kebersamaan kita juga membuatku semakin mencintaimu, bahkan kejadian yang paling sederhana sekalipun.

Aku memang terkejut setelah tahu siapa dirimu, alasanmu yang sebenarnya kenapa mau menjadi pacarku, dan apa yang sebenarnya kau ingin lakukan. Tetapi, itu sama sekali tidak menghilangkan rasa cintanya kepadamu, mengurangi saja tidak. Apalagi setelah aku tahu kalau kau ternyata benar-benar mencintaiku, walaupun kau sempat ragu dengan perasaanmu itu dan sudah berusaha menghilangkannya.

Yuuma-chan, kau tidak perlu lagi ragu atau berusaha menghilangkan perasaanmu itu, tetaplah mencintaiku! Karena aku juga sudah sangat mencintaimu. Tidak peduli siapa atau apa pun dirimu. Tidak peduli apa pun yang sudah atau ingin kau lakukan, aku tetap mencintaimu, Yuuma-chan." kata Issei yang sudah mengungkapkan seluruh isi hatinya kepada Yuuma.

Tangisan Yuuma pun tidak bisa terbendung lagi. Tangisannya itu bukanlah tangisan kesedihan, tangisannya itu adalah tangisan bahagia. Dia senang karena Issei masih mencintainya setelah semua yang sudah terjadi. Dia pun membalas pelukan Issei, pelukan yang sudah membuat jantungnya berdebar kencang, pelukan yang sudah menghangatkan hatinya, dan tentunya pelukan yang sudah membuatnya nyaman.

Tidak ada lagi keraguan saat membalas pelukan itu seperti sebelumnya, dia sudah yakin dengan perasaannya sendiri dan Issei juga sudah menerimanya apa adanya, apalagi yang membuatnya ragu? Raynare yang sedang mengawasinya? Dia sendiri sudah lupa dengan kakak kembarnya itu. Misi dari Kokabiel? Dia sudah tidak peduli dengan itu. Dia hanya menikmati pelukan hangat dari Issei sambil menenggelamkan wajahnya di dada Issei.

Issei pun senang karena Yuuma membalas pelukannya, tidak peduli dengan bajunya yang basah karena air matanya. Dia juga mengelus bagian belakang kepala Yuuma. Yuuma pun menikmati bagaimana Issei memeluk dan mengelus kepalanya.

Setelah merasa cukup lama memeluk Yuuma, Issei pun melepaskan pelukannya dan membersihkan sisa air mata yang membasahi wajah cantiknya. Yuuma hanya bisa tersenyum saat merasakan lembutnya tangan Issei yang menyentuh wajahnya. Setelah itu, Issei pun melihat jam tangannya.

"Yuuma-chan, sepertinya sekarang masih belum terlalu malam. Sepertinya kita masih bisa jalan-jalan lagi. Bagaimana, kau mau?" kata Issei yang dibalas anggukan oleh Yuuma.

Mereka pun berdiri dan berniat untuk meninggalkan tempat itu, namun seseorang bersayap hitam tiba-tiba datang menghampiri mereka dengan tombak cahaya yang sudah ada di tangannya.

"CUKUP SUDAH! AKU SUDAH TIDAK TAHAN DENGAN SEMUA INI!" kata seseorang yang tadi Yuuma lupakan. Kakak kembarnya, Raynare.

"N-NEE-SAN?" kata Yuuma yang terkejut karena baru ingat kalau sejak tadi kakaknya mengawasinya.

"Siapa dia? Wajahnya mirip sekali dengan Yuuma. Tunggu dulu, Nee-san? Dia kakaknya Yuuma?" batin Issei yang terkejut saat melihat seseorang berambut pirang yang wajahnya sangat mirip dengan Yuuma, tetapi dia langsung mengeluarkan darah dari hidungnya saat melihat pakaian Raynare yang terlalu minim.

"Ternyata benar, kau selama ini memang sudah mencintai si mesum itu, Yuuma?" kata Raynare yang terlihat sangat marah. Yuuma yang mendengarnya hanya bisa terdiam.

"JAWAB AKU, YUUMA!!!" bentak Raynare.

"Maafkan aku Raynare-nee, Aku memang mencintai Issei-kun!" kata Yuuma.

"Huh ... memangnya apa yang membuatmu jatuh cinta kepada Sekiryuutei mesum itu? Lihatlah, hanya dengan melihat tubuhku saja, hidungnya sudah mimisan seperti itu!"

Yuuma yang mendengar itu langsung berbalik dan menanyakan keadaan Issei yang saat ini sedang membersihkan hidungnya.

"Issei-kun, kau tidak apa-apa?"

"Aku baik-baik saja."

"Yuuma, kau tidak perlu lagi memberikan perhatian seperti itu kepadanya, tugasmu untuk berpura-pura mencintainya dan menjadi pacarnya sudah selesai! Sekarang adalah saat yang tepat untuk membunuhnya!" kata Raynare dengan sinisnya sambil menunjuk Issei.

"Maafkan aku Nee-san, aku tidak bisa membunuhnya. Aku sudah benar-benar mencintainya, bukan berpura-pura mencintainya seperti yang sudah menjadi rencana kita sebelumnya." kata Yuuma yang kembali menoleh ke arah Raynare.

"Yuuma, aku ingin bertanya sekali lagi kepadamu, apa yang membuatmu jatuh cinta kepadanya? Apakah kau lupa kalau dia adalah ancaman bagi bangsa kita?" kata Raynare sambil memperingatkan Yuuma.

"Aku tahu kalau pengguna Sacred Gear tipe Longinus sepertinya adalah ancaman bagi bangsa kita, tetapi aku tetap saja tidak bisa menghilangkan rasa cintaku kepadanya. Aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa jatuh cinta kepadanya ..." Yuuma menoleh ke arah Issei sebentar dengan senyum terpancar di wajahnya dan kembali menoleh ke arah Raynare.

"Yang jelas, dia selalu bisa membuatku merasa nyaman saat berada di dekatnya. Tingkah lakunya kadang bisa membuatku tertawa. Sifatnya juga sangat baik, dia dengan tulus mau menolong orang yang bahkan baru dia kenal sekalipun. Saat aku mengingat sifat baiknya, aku jadi berpikir. Mungkinkan dia akan membahayakan bangsa kita selama kita tidak mencari masalah dengannya?" kata Yuuma yang mengungkapkan apa yang sudah membuatnya jatuh cinta kepada Issei.

"Yuuma, sadarlah! Kau sudah mendapatkan perintah dari Kokabiel-sama untuk membunuhnya! Apakah kau berani melanggar perintahnya?" kata Raynare yang kembali mengingatkan Yuuma dengan misinya. Yuuma pun menghela napas sebentar dan menjawab pertanyaan kakaknya itu.

"Maafkan aku Nee-san, aku tidak bisa lagi menjalankan misi ini. Bahkan jika rasa takut dengan kemarahan Kokabiel-sama berusaha menguasai diriku, tubuhku tidak akan sanggup untuk membunuh Issei karena aku memang mencintainya."

"Yuuma, aku ingin bertanya kepadamu, apakah kau masih menganggapku kakakmu?" tanya Raynare.

"Tentu saja!" jawab Yuuma tanpa ragu.

"Aku ingin bertanya lagi, apakah kau masih menghormatiku sebagai kakakmu?" tanya Raynare lagi.

"Tentu saja Nee-san, aku sangat menghomatimu!" kata Yuuma yang masih tanpa ragu

"Sekarang aku tanya, apakah kau masih menyayangiku sebagai kakakmu?" Raynare bertanya lagi.

"Kau tidak perlu menanyakan itu Nee-san, aku masih menyayangimu! Aku sangat menyayangimu!" kata Yuuma yang terdengar lebih tegas dari sebelumnya.

"Kalau kau memang menyayangi dan menghormatiku, turuti perintah kakakmu ini! Bunuh dia!" kata Raynare yang langsung membuat Issei terkejut dan mulai takut.

Issei takut kalau Yuuma akan terpengaruh dengan perkataan kakak kembarnya itu. Yuuma sendiri yang awalnya terdiam setelah mendengar perkataan kakak kembarnya itu perlahan menundukkan kepalanya dengan ekspresi yang sulit ditebak, tetapi tangannya sudah mulai memperlihatkan elemen cahaya.

"Hoho ... lihatlah itu, pemuda mesum! Sepertinya, adik kembarku yang manis itu sudah mulai ragu untuk membiarkanmu hidup, tetapi sepertinya sisa rasa cintanya masih membuatnya ragu untuk membunuhmu." kata Raynare yang mengambil kesimpulan sendiri saat melihat ekspresi Yuuma.

"Y-Yuuma-chan?"

"Yuuma, apakah kau masih perlu waktu lama untuk menyingkirkan perasaan cinta yang menghalangimu itu? Kalau iya, biarkan kakakmu ini yang menyelesaikan tugasmu." kata Raynare yang langsung melemparkan tombak cahaya yang dia bawa tadi ke arah Issei.

WUSH

BOOM

Namun, tombak cahaya yang baru saja dilemparkan oleh Raynare langsung meledak karena berbenturan dengan sesuatu. Itu adalah tombak cahaya tipe peledak yang ditembakkan oleh Yuuma untuk menangkis tombak cahaya dari Raynare, sehingga dua tombak cahaya yang saling bertabrakan itu langsung meledak dan menciptakan asap yang menghalangi pandangan mereka.

"Nee-san, aku memang sangat menghormati dan menyayangimu, tetapi bukan berarti aku ragu untuk membiarkan Issei-kun untuk tetap hidup. Jika kau berpikir kalau tadi aku hanya diam karena ragu untuk membunuh Issei-kun atau tidak, kau salah Nee-san." kata Yuuma yang tubuhnya masih terhalang oleh asap.

Beberapa saat setelah Yuuma mengatakan itu, asap yang tadi menghalanginya sudah mulai menghilang. Namun, Raynare tidak menemukan Yuuma di tempat sebelumnya dia berdiri. Tiba-tiba, instingnya yang sudah terlatih membuatnya langsung menoleh ke kanan dan menangkis sebuah tebasan yang mengarah ke lehernya menggunakan tombak cahaya miliknya.

TRANGG

"Justru, aku sangat marah denganmu, Nee-san! Bisa-bisanya kau menggunakan rasa sayang dan hormatku kepadamu untuk membuatku membunuh Issei-kun!" kata seseorang yang tadi mencoba menebas leher Raynare, orang itu tidak lain adalah Yuuma.

Saat asap masih menghalangi tubuh Yuuma, dia langsung melesat meninggalkan tempatnya berdiri tadi menggunakan sayap hitamnya dan menyerang leher Raynare yang masih memperhatikan asap di depannya itu. Sayangnya, insting Raynare masih cukup kuat untuk membuatnya menyadari serangan Yuuma.

Setelah menangkis serangan Yuuma tadi, Raynare langsung mendorong tombak cahaya Yuuma yang dia tangkis tadi dan menebas perut Yuuma menggunakan tombak cahayanya, tetapi Yuuma langsung terbang mundur menggunakan sayap hitamnya.

Setelah menghindari serangan Raynare yang mengarah ke perutnya, Yuuma yang sedang melayang di udara mengacungkan tombak cahayanya ke arah Raynare dan mengatakan sesuatu kepadanya.

"Nee-san, aku memang sangat menghormati dan menyayangimu, tetapi kalau kau berani melukai Issei-kun ..." Yuuma menjeda kalimatnya sebentar dan langsung melesat ke arah Raynare sambil menebas pinggang kanannya menggunakan tombak cahayanya. Raynare yang melihat itu langsung menangkis serangan Yuuma dengan memposisikan tombak cahayanya secara vertikal di samping tubuhnya.

TRANGG

"Aku akan melawanmu, Nee-san!" kata Yuuma yang melanjutkan kata-katanya tadi sambil menatap mata Raynare dengan tatapan yang sangat tajam.

"Huh ... seperti kau bisa mengalahkanku saja." kata Raynare dengan senyum meremehkan yang terlihat di wajahnya.

Setelah itu, mereka berdua pun terbang bersama dengan cukup tinggi di udara dan saling menyerang satu sama lain.

Dimulai dari Raynare yang mendorong tombak cahaya yang tadi dia tangkis dan langsung menusuk perut Yuuma dengan tombak cahayanya, namun masih bisa dihindari olehnya dengan mengelak ke kiri.

Melihat serangannya gagal, Raynare langsung memutar tubuhnya satu putaran ke arah kiri sambil melayangkan sebuah tebasan ke arah pinggang kiri Yuuma. Melihat itu, Yuuma langsung menangkis serangan Raynare dengan memposisikan tombak cahayanya secara vertikal di samping kiri tubuhnya.

TRANGG

Setelah itu, sebuah tebasan langsung Yuuma layangkan dari atas ke arah kepala Raynare, tetapi Raynare masih bisa menangkis serangan Yuuma itu dengan memposisikan tombak cahayanya secara horizontal di atas kepalanya.

TRANGG

Gagal dengan serangan tadi, Yuuma langsung menebas bagian kanan pinggang Raynare. Tetapi, masih bisa ditangkis oleh Raynare dengan memposisikan tombak cahayanya secara vertikal di samping kanan pinggangnya.

TRANGG

Belum ingin menyerah, Yuuma langsung menebas bagian kiri leher Raynare. Tetapi, dia masih bisa menangkisnya dengan memposisikan tombak cahayanya di samping lehernya itu.

TRANGG

Setelah itu, masing-masing dari mereka mundur sebentar dan kembali melesat maju untuk bertukar serangan satu sama lain.

Sementara Issei yang masih ada di sana hanya bisa menatap pertarungan antara kekasih dan kembaran dari kekasihnya itu dengan tatapan cemas. Dia merasa kesal kepada dirinya sendiri sebagai laki-laki yang seharusnya melindungi gadis yang dia cintai, tetapi malah dia yang dilindungi oleh kekasihnya itu.

Dia sangat berharap bisa membantu kekasihnya itu, tetapi dia merasa tidak mampu. Jangankan mengeluarkan kekuatan seperti kekasihnya, bertarung menggunakan fisiknya saja dia tidak bisa. Sampai akhirnya dia menyadari sesuatu dan menatap kedua tangannya.

"Tadi Yuuma bilang kalau aku mempunyai kekuatan yang membahayakan bangsanya. Namanya Sacred ... ah, aku tidak peduli apa namanya. Yang penting sekarang, jika kekuatan ini memang sangat kuat sampai membahayakan bangsanya, bisakah kekuatan ini aku gunakan untuk melawan kembarannya itu?" batin Issei.

"Tapi, bagaimana caranya aku mengeluarkan kekuatanku?" batin Issei yang kemudian menatap pertarungan di depannya, terlihat Yuuma yang masih bersusah payah untuk menghadapi kakak kembarnya itu.

"Baiklah, aku akan mencobanya!"

Setelah itu, Issei langsung memejamkan matanya dan menyilangkan kedua tangannya di depan wajahnya. Dia mencoba berkonsentrasi dan berharap ada kekuatan yang bisa dia keluarkan.

"Hmm ... sepertinya dia mencoba membangkitkan kekuatanku." batin seekor naga merah yang terlihat baru bangun dari tidurnya. Dia adalah naga yang tersegel di dalam tubuh Issei dan menjadi sumber kekuatan dari Sacred Gear-nya.

"Lakukan saja apa yang kau mau bocah, tetapi jangan pernah berharap kalau aku akan memberikan kekuatanku untukmu! Kalian para manusia pada akhirnya hanya akan menggunakan kekuatan dari makhluk sepertiku untuk kepentingan diri kalian sendiri!

Saat ini, aku memang merasakan ketulusan di hatimu untuk menolong seseorang yang kau sayangi, tetapi bagaimana jika nanti kau sudah benar-benar bisa menggunakan kekuatanku? Apakah kau akan tetap menggunakan kekuatanku untuk hal yang benar atau malah sebaliknya? Tidak ada jaminan untuk itu!" batin naga itu lagi sebelum akhirnya dia kembali tidur.

TRANGG

Sementara itu, pertarungan Yuuma dan Raynare masih terus berlanjut. Saat Raynare sedang menangkis salah satu serangan Yuuma, dia melihat Issei yang sedang berusaha mengeluarkan kekuatannya. Sebuah senyum meremehkan muncul di wajah Raynare saat melihat itu

"Yuuma, lihatlah pacarmu, sepertinya dia sedang berusaha mengeluarkan kekuatan dari Sacred Gear-nya!"

Yuuma yang mendengar ucapan kakaknya itu langsung menoleh ke arah Issei yang sedang memejamkan mata dan menyilangkan tangannya.

Tiba-tiba, Raynare langsung mendorong tombak cahaya yang tadi dia tangkis dan langsung melayangkan sebuah tendangan samping menggunakan kaki kanannya ke arah perut Yuuma.

Yuuma yang menyadari itu langsung menahan tendangan Raynare menggunakan gagang tombak cahayanya. Raynare yang gagal menyerang Yuuma dengan kakinya langsung terbang mundur dan menatap Issei yang masih berusaha mengeluarkan kekuatannya, namun belum berhasil.

Sementara itu, Issei yang tidak merasakan kekuatan apa pun membuka matanya dan menatap kedua tangannya dengan sangat kecewa.

"Kenapa? Kenapa tidak terjadi apa-apa? Bukankah aku dianggap ancaman karena kekuatanku? Tapi, kenapa aku malah tidak bisa merasakan kekuatan di tubuhku sama sekali?" batinnya.

"HAHAHAHA ... Yuuma, sepertinya yang kau katakan tadi ada benarnya! Lihatlah, mengeluarkan kekuatan dari Sacred Gear-nya saja dia tidak bisa, bagaimana Kokabiel-sama menganggapnya sebagai ancaman?" kata Raynare yang menertawakan dan meremehkannya.

"Issei-kun." gumam Yuuma yang khawatir saat melihat Issei berusaha keras untuk mengeluarkan kekuatan Sacred Gear-nya, tetapi masih tidak bisa.

Issei pun mencoba mendorong udara kosong di depannya dengan tangan kanannya dan berharap ada sebuah serangan yang keluar dari tangannya. Sayangnya, tidak ada kekuatan apa pun yang muncul dari tangannya itu.

"Ayolah kekuatanku, keluarlah! Aku ingin menyelamatkan orang yang ku cintai!" batin Issei yang masih mencoba mengulangi apa yang dia lakukan tadi, tetapi masih belum ada yang terjadi.

"Sayang sekali, membunuhnya adalah perintah dari Kokabiel. Yuuma, biar ku tunjukkan padamu bagaimana caranya menjalankan perintah dari atasan dengan baik."

Setelah Raynare mengatakan itu, dia langsung menembakkan tombak cahaya dari tangannya ke arah Issei. Yuuma yang merasa kalau dia tidak akan sempat menyelamatkan Issei hanya bisa berteriak memanggil nama pemuda itu.

"ISSEI-KUN!!!"

Sementara Issei yang sudah sangat kecewa karena gagal mengeluarkan kekuatannya hanya bisa membulatkan matanya saat melihat sebuah tombak cahaya melesat ke arahnya dengan sangat cepat. Tubuhnya seakan membeku saat melihat tombak cahaya itu, dia sudah pasrah saat merasa kalau ajalnya sudah ada di depan matanya.

BOOM

Namun, apa yang baru saja terjadi sungguh berbeda dengan apa yang Issei pikirkan saat sebuah serangan berbentuk bola cahaya berwarna merah menabrak tombak cahaya itu dan langsung membuat senjata itu meledak.

"Hmm ... kekuatan ini, Rias Gremory?" gumam Raynare yang merasa kenal dengan kekuatan dari seseorang yang baru saja menggagalkan serangannya.

Dugaan Raynare itu langsung terbukti dengan munculnya seseorang berambut merah dari belakang sebuah pohon dan langsung menghampiri Issei, dia adalah Rias Gremory.

~Flashback, pertarungan kelompok Rias melawan para malaikat jatuh~

Di luar taman, Rias dan kelompoknya sedang menghadapi banyak sekali malaikat jatuh. Mereka cukup kewalahan untuk menghadapi malaikat jatuh yang berjumlah lebih dari seratus orang itu. Walaupun mereka sudah berhasil membunuh cukup banyak malaikat jatuh, masih ada puluhan malaikat jatuh yang harus mereka kalahkan.

BOOM

Tiba-tiba, sebuah ledakan terdengar dari dalam taman itu.

"Wah ... sepertinya Nee-chan berhasil membunuh Sekiryuutei itu." kata Mittelt yang memimpin para malaikat jatuh itu, dia berpikir kalau ledakan tadi datang dari Yuuma yang berhasil membunuh Issei dengan tombak cahayanya.

"Sepertinya begitu Mittelt, tetapi apakah tidak berlebihan dengan menggunakan tombak peledak untuk membunuh Sekiryuutei lemah itu?" kata seorang malaikat jatuh wanita dengan nada datar kepada Mittelt. Wanita itu memiliki rambut berwarna biru tua yang menutupi mata kanannya. Dengan pakaian berupa Trench Coat berwarna merah yang agak terbuka di bagian dada dan rok mini berwarna senada dengan Trench Coat-nya itu.

"Mungkin saja Yuuma tidak ingin si Sekiryuutei itu dihidupkan oleh iblis Gremory itu, Kalawarner." kata seorang malaikat jatuh laki-laki kepada malaikat jatuh bernama Kalawarner itu sambil menunjuk Rias. Dia berpakaian layaknya seorang detektif lengkap dengan topi fedoranya.

"Sepertinya begitu, Dohnaseek." kata Mittelt kepada malaikat jatuh bernama Dohnaseek itu

Rias yang mendengar semua itu marah, dia merasa bersalah karena gagal melindungi Issei. Dia langsung menembakkan banyak serangan berupa Power of Destruction ke arah para malaikat jatuh di hadapannya dengan membabi buta.

Banyak malaikat jatuh yang berhasil menghindari serangannya itu, tetapi tidak sedikit yang harus meregang nyawa karena terkena serangan itu. Belum lagi pasukan malaikat jatuh lain yang sudah berhasil dibunuh oleh peerage Rias, sehingga yang tersisa hanya belasan malaikat jatuh.

"Gawat, pasukanku hanya tersisa sedikit! Sebaiknya aku segera menarik mundur pasukanku, lagipula Nee-chan sudah berhasil menyelesaikan misinya!" batin Mittelt yang pada akhirnya memerintahkan para malaikat jatuh itu untuk meninggalkan tempat itu karena merasa terdesak dan berpikir kalau Yuuma sudah membunuh Issei.

"SEMUANYA, KITA TINGGALKAN TEMPAT INI! MISI KITA SUDAH SELESAI!!!"

Pasukan malaikat jatuh yang tersisa langsung melesat meninggalkan tempat itu, Rias pun mencoba untuk mengejar mereka.

"Buchou, tunggu! Kau tidak perlu mengejar mereka!" kata Kiba yang langsung menggenggam tangan Rias.

"Kenapa kau menghalangiku, Kiba?" kata Rias yang masih terlihat marah.

"Kenapa Buchou terlihat marah sekali saat mendengar tentang kematian Issei yang sebenarnya hanya tebakan dari malaikat jatuh tadi? Padahal sebelumnya dia ingin memanfaatkan kematian Issei supaya bisa menjadikannya iblis." batin Kiba yang heran melihat kemarahan Rias.

"Tapi, sebaiknya aku tidak perlu memikirkan itu untuk saat ini."

"Buchou, kita tidak perlu mengejar mereka. Sebaiknya kita masuk ke dalam taman ini dan memastikan keadaan Issei, mungkin saja Issei masih hidup karena ada iblis lain atau mungkin anak buah Sona yang kebetulan melihat dan menyelamatkannya." kata Kiba yang juga menjelaskan kemungkinan yang bisa terjadi.

Mendengar itu, Rias pun menghela napas dan mencoba menenangkan pikirannya. Jika dia pikirkan lagi, apa yang dikatakan oleh Kiba ada benarnya.

"Baiklah kalau begitu. Semuanya, berpencar dan cari Issei di seluruh taman ini! Tapi ingat, jangan sampai ketahuan oleh Yuuma atau malaikat jatuh lain yang bisa saja ada di taman ini!"

"HAI"

Setelah itu, mereka pun berpencar untuk mencari Issei di sekitar taman itu. Saat Rias hampir sampai di tengah taman, dia menemukan Issei. Dia sangat senang saat melihat Issei baik-baik saja, namun dia langsung bersembunyi di balik sebuah pohon karena melihat dua malaikat jatuh yang sedang bertarung. Dia sudah mengenal salah satu di antara mereka yang tidak lain adalah Yuuma, tetapi dia terkejut saat melihat lawan Yuuma yang terlihat sangat mirip dengan Yuuma, Raynare.

Tanpa sempat memikirkan siapa lawan Yuuma itu, dia kembali dibuat terkejut saat melihat sebuah tombak cahaya yang ditembakkan ke arah Issei. Tanpa peduli kalau Issei akan melihat kekuatannya, Rias langsung menembakkan serangan Power of Destruction untuk menangkis serangan yang mengarah ke arah Issei. Untungnya, Issei tidak melihat Rias yang ada di belakangnya saat mengeluarkan serangannya itu.

BOOM

~Flashback End~

Saat melihat kedatangan Rias, perhatian Raynare benar-benar terfokus ke arahnya. Dia ingin sekali membongkar rahasia kalau Rias itu adalah iblis di hadapan Issei, tetapi keinginannya itu justru membuatnya lengah.

Crashh

"Aarghh"

Dia langsung mendapatkan serangan dari Yuuma yang memanfaatkan kelengahannya, serangan berupa sayatan dari tombak cahaya Yuuma yang melukai paha kanannya.

Setelah itu, Yuuma langsung menebas pinggang kanan Raynare, tetapi dia masih bisa menangkis serangan itu dengan memposisikan tombak cahayanya secara vertikal di samping kanannya.

TRANGG

Setelah itu, Yuuma langsung mundur untuk menjaga jarak dengan Raynare dan mengatakan sesuatu dengan nada mengejek kepada kakak kembarnya itu.

"Nee-san, apa kau lupa dengan apa yang pernah kau katakan dulu? Jangan pernah lengah saat berada di pertarungan!"

Raynare yang mendengar itu langsung kesal dengan ejekan dari adik kembarnya itu, dia langsung melesat dan melayangkan berbagai serangan ke arahnya.

"Issei, kau tidak apa-apa?" kata Rias yang langsung menghampiri Issei dan menanyakan keadaannya.

"Aku baik-baik saja. Apa yang sedang kau lakukan di sini, Rias-senpai?" kata Issei.

"Itu tidak penting, Issei! Yang penting sekarang, kita harus pergi dari sini!" kata Rias yang langsung menarik tangan Issei untuk membawanya pergi dari tempat itu, tetapi Issei langsung menepis tangan itu dan mencoba protes.

"Maafkan aku Rias-senpai, aku tidak bisa meninggalkan Yuuma sendirian di sini. Dia sedang bertarung habis-habisan demi melindungiku."

"Melindungi Issei, bukankah dia ingin membunuhnya. Sudahlah, aku tidak perlu memikirkan itu, yang penting aku harus membawa Issei pergi dari sini!"

"Sudahlah Issei, sepertinya dia bisa melindungi dirinya sendiri! Lagipula, apa yang bisa kau lakukan jika tetap di sini? Membantunya bertarung? Memangnya kekuatan apa yang kau punya untuk membantunya?" kata Rias.

"Aku ..." kata Issei yang tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

Dia hanya terdiam sambil melihat kedua tangannya. Dia masih berharap bisa mengeluarkan kekuatan apa pun yang dia punya untuk menolong Yuuma.

Sementara itu, Raynare yang masih sibuk bertarung dengan Yuuma melihat ke arah Issei dan mengatakan sesuatu kepadanya.

"Hey bocah mesum, sebaiknya kau berhati-hati dengan gadis berambut merah itu! Dia bukan manusia!"

Mendengar itu, Issei yang sempat menoleh ke arah Raynare langsung menatap wajah Rias dengan tatapan penuh tanya.

"Tetap fokus pada pertarungan, Nee-san!" kata Yuuma yang langsung menebas bagian kiri leher Raynare, namun masih bisa ditangkis oleh Raynare menggunakan tombak cahaya.

Yuuma pun melayangkan sebuah tendangan samping ke arah perut Raynare, namun masih bisa ditahan oleh Raynare menggunakan tombak cahayanya.

"Ya ... dia bukan manusia! Dia adalah iblis, makhluk yang dikenal jahat oleh bangsa manusia. Dia ingin menghidupkanmu kembali sebagai budak iblisnya seandainya kau berhasil dibunuh oleh Yuuma!" kata Raynare yang baru saja melesat mundur untuk menjaga jaraknya dengan Yuuma, tetapi Yuuma langsung melesat ke arahnya dan terus berusaha menyerangnya.

Mendengar itu, Issei pun menatap Rias dengan ekspresi yang seakan menunjukkan kalau dia percaya dengan apa yang dikatakan oleh Raynare tadi.

"Lalu, kau percaya dengan omong kosong seperti itu? Apakah aku tidak terlihat seperti manusia biasa? Apakah aku terlihat memiliki kekuatan yang bisa membuatmu percaya kalau aku bukan manusia?" kata Rias yang membuat Issei hanya bisa terdiam setelah mendengar penjelasannya itu.

Sementara itu, Raynare masih terus berusaha untuk mengalahkan Yuuma. Dia baru sadar kalau adiknya akan sangat merepotkan seperti ini jika sudah benar-benar serius melawannya.

"Dia benar-benar adik yang merepotkan, sepertinya aku perlu sedikit trik untuk mengalahkannya!" batin Raynare yang langsung membuang tombak cahayanya ke sembarang arah setelah menangkis salah satu serangan Yuuma dan membuat adik kembarnya itu heran.

Namun, dia tidak ingin terlalu memikirkan hal itu dan langsung menebas bagian kiri leher Raynare.

Raynare yang melihat itu langsung menangkap gagang dari tombak cahaya Yuuma menggunakan kedua tangannya.

"Kena kau!"

Setelah itu, Raynare langsung menendang perut Yuuma menggunakan kedua kakinya, sehingga dia berhasil merebut tombak cahaya milik Yuuma dan membuat adik kembarnya itu meringis dengan darah yang sedikit keluar dari bibirnya. Dia hampir saja kehilangan keseimbangan dan jatuh karena rasa sakitnya itu, tetapi dia masih bisa menyeimbangkan tubuhnya agar tetap melayang di udara.

Setelah itu, Raynare langsung melesat mundur sambil melemparkan tombak cahaya ke arah Yuuma. Ada yang aneh dengan posisi tombak itu saat dilemparkan. Tidak seperti saat seseorang akan melempar tombak cahaya ke arah lawannya di mana posisinya akan terlihat seperti ingin menusuk, posisi tombak cahaya yang Raynare lemparkan terlihat agak horizontal seakan dia ingin Yuuma menangkap tombak cahaya itu.

Namun, Yuuma langsung membulatkan matanya saat melihat tombak cahaya baru yang ditembakkan oleh Raynare ke arah tombak cahaya yang dia lemparkan tadi. Tabrakan dari kedua tombak cahaya itu langsung menciptakan ledakan yang memaksa Yuuma untuk melesat mundur jika tidak ingin terkena ledakan itu.

BOOM

Setelah itu, Raynare langsung menciptakan dua tombak cahaya yang salah satunya dilemparkan ke arah asap yang menutupi tubuh Yuuma tanpa peduli kalau tombak itu akan berhasil mengenai tubuhnya atau tidak, tombak cahaya yang satu lagi langsung dilemparkan ke arah Issei.

"ISSEI AWAS!!!" kata Rias yang langsung menerjang tubuh Issei untuk menyeretnya menghindari tombak cahaya itu.

"Issei, kau tidak ap ..."

Rias yang baru saja mencoba bangkit dari posisinya saat terjatuh dan ingin memastikan keadaan Issei tidak bisa lagi melanjutkan kata-katanya saat melihat dua tombak cahaya yang sudah siap untuk ditembakkan oleh Raynare ke arahnya dan Issei.

Posisinya yang baru saja terjatuh seperti itu membuatnya kesulitan jika harus menyelamatkan Issei dan dirinya sendiri. Tanpa pikir panjang lagi, dia langsung menciptakan lingkaran sihir dan menembakkan dua serangan Power of Destruction ke arah tombak cahaya yang ditembakkan oleh Raynare tanpa peduli kalau identitasnya sebagai iblis akan ketahuan oleh Issei.

BOOM

BOOM

Setelah berhasil menghancurkan tombak cahaya tadi, Rias pun menghela napasnya dan menundukkan kepalanya. Dia sedikit takut untuk melihat ekspresi wajah Issei yang mungkin sudah percaya kalau dirinya adalah iblis, namun dia mencoba memberanikan diri menatap wajah Issei. Sesuai apa yang dia takutkan tadi, ekspresi terkejut dan tidak percaya adalah apa yang bisa terlihat di wajah Issei.

"J-jadi ... kau sebenarnya adalah ... iblis?" kata Issei dengan nada bicara yang mulai terdengar takut.

Rias yang mendengar pertanyaan itu langsung mengeluarkan sepasang sayap kelelawar dari punggungnya sambil menundukkan kepalanya karena tidak sanggup melihat apa pun ekspresi wajah Issei yang setelah dia menunjukkan kalau dirinya adalah iblis. Dengan napas yang terasa berat, dia menjawab pertanyaan Issei itu.

"Itu benar Issei, aku adalah iblis."

Dengan adanya bukti yang sudah Issei lihat dan pengakuan dari Rias sendiri, dia sudah cukup yakin kalau Rias adalah iblis. Walaupun Rias belum melakukan hal berbahaya apa pun kepadanya, dia sudah sangat takut karena berhadapan langsung dengan Rias karena dia adalah makhluk yang sudah dikenal sebagai makhluk jahat, ditambah lagi dengan perkataan Raynare sebelumnya yang mengatakan kalau Rias ingin menjadikannya budak iblisnya.

Rasa takutnya itu membuat kakinya langsung bergetar dan ingin melangkah mundur, namun dia langsung jatuh terduduk saat baru mengangkat salah satu kakinya karena kakinya yang bergetar itu tidak sanggup lagi menahan tubuhnya untuk berdiri.

Sementara itu, Raynare yang melihat Rias menghancurkan tombak cahayanya langsung menyeringai karena sudah berhasil membongkar identitas Rias di hadapan Issei, namun hal yang sebelumnya terjadi membuatnya sadar akan sesuatu. Ditambah lagi dengan instingnya yang tiba-tiba memperingatkannya, sehingga dia langsung melesat mundur karena berpikir kalau Yuuma akan memanfaatkan kelengahannya dan menyerangnya lagi.

Memang benar, ada sebuah serangan berupa tusukan dari tombak cahaya mengincar pinggangnya dari samping, tetapi dia tidak melihat Yuuma, yang dia lihat hanyalah sebuah tombak cahaya yang dilemparkan ke arahnya.

JRASHH

JRASHH

Belum sempat untuk berpikir, dia langsung dibuat meringis saat Yuuma yang sudah ada di belakangnya langsung memotong kedua sayapnya menggunakan tombak cahayanya.

Saat Raynare sedang memperhatikan asap di depannya, Yuuma memanfaatkan kelengahannya untuk menyerangnya. Tetapi, dia sadar kalau Raynare mungkin saja ingat dengan kesalahannya sebelumnya yang diakibatkan oleh kelengahannya. Karena itu dia melakukan serangan pengalihan dengan melemparkan tombak cahaya ke arah pinggang Raynare dan melesat ke belakangnya saat perhatiannya teralihkan oleh tombak cahaya itu.

Sebelum Raynare jatuh karena kehilangan keseimbangan, Yuuma langsung menusukkan tombak cahayanya dari belakang dan langsung menumbus perut Raynare, sehingga membuatnya mengeluarkan darah dari mulutnya.

JLEB

Setelah itu, Yuuma langsung melayangkan sebuah tendangan samping ke arah punggung Raynare sambil mencabut tombak cahayanya, sehingga Raynare langsung jatuh.

BUGH

BRUK

Saat Raynare sudah jatuh ke tanah, Yuuma langsung menembaki Yuuma dengan banyak tombak cahaya. Walaupun dengan tubuh yang sudah sangat lemah, Raynare tetap berusaha menghindari tombak cahaya itu sambil berguling ke kanan dan kiri.

Mungkin dia bisa menghindari luka tusuk dari tombak cahaya yang Yuuma tembakan itu, tetapi dia tidak akan bisa menghindari luka bakar dan cedera serius yang diakibatkan oleh tombak cahaya yang meledak saat menancap di tanah itu. Asap pun menutupi seluruh tubuh Raynare setelah Yuuma menembakkan banyak tombak cahaya yang langsung meledak saat menancap di dekatnya.

Setelah merasa cukup dengan serangannya itu, Yuuma pun menatap kumpulan asap itu dengan sedih. Dia teringat kembali dengan semua yang telah dia lewati bersama kakak kembarnya yang berada di balik asap itu, terutama saat dia melindunginya bahaya. Perasaan menyesal pun muncul di hatinya setelah membunuh kakak kembarnya itu, sehingga air mata langsung keluar membasahi pipinya.

Tetapi, mau bagaimana lagi? Dia terpaksa membunuh kakaknya itu demi melindungi seseorang yang tidak bersalah dan dia cintai. Dia pun menghapus air matanya dan langsung menghampiri Issei, dia langsung khawatir saat melihat Issei yang sedang terduduk dengan wajah yang terlihat takut.

"Issei-kun, kau baik-baik saja?" tanya Yuuma.

"Y-Yuuma? Kau berhasil mengalahkan kakakmu itu?" kata Issei yang bukannya menjawab pertanyaan Yuuma, malah bertanya balik kepadanya.

"Iya, aku berhasil mengalahkannya." jawab Yuuma.

"Syukurlah."

JLEB

Tiba-tiba Yuuma langsung meringis dan langsung mengeluarkan darah dari mulutnya saat merasakan sakit di perutnya. Dia pun melihat ke arah perutnya, Issei juga mengikuti arah pandangannya. Di sana, sedikit terlihat sesuatu yang bersinar menembus perutnya. Setelah benda itu menghilang, tubuh Yuuma langsung ambruk dan ditangkap oleh Issei.

Setelah Issei membaringkan tubuh Yuuma secara perlahan, dia melihat Raynare yang ternyata masih hidup dan dipapah oleh Dohnaseek. Di tubuhnya memang terdapat banyak luka bakar dan luka tusuk yang ada di perutnya, tetapi setiap luka itu terlihat tidak terlalu parah dan mulai sembuh dengan sendirinya. Di dekat mereka tergeletak sebuah botol yang membuat Rias terkejut.

"Bukankah itu ... air mata Phenex?" kata Rias sambil menunjuk botol itu.

Secara perlahan, Yuuma mencoba menoleh ke arah Raynare.

Sebelumya, saat Mittelt memerintahkan para malaikat jatuh yang tadi bertarung dengan kelompok Rias untuk pergi karena merasa sudah terdesak, para malaikat jatuh yang tersisa itu memang meninggalkan taman itu. Berbeda dengan malaikat jatuh lain yang kembali ke markasnya, Dohnaseek, Mittelt, dan Kalawarner memilih menunggu Yuuma dan Raynare di tempat yang sudah Raynare tentukan.

Namun, Dohnaseek merasa sudah terlalu lama menunggu. Dia berpikir kalau memang Yuuma sudah berhasil membunuh Issei saat mereka sedang melawan Rias seperti yang dikatakan oleh Mittelt tadi, harusnya dia tidak perlu menunggu lama. Karena itu, dia memilih untuk kembali ke taman tempat Yuuma melaksanakan misinya tadi.

Awalnya Mittelt dan Kalawarner tidak setuju kalau Dohnaseek kembali ke taman tadi karena khawatir kalau dia akan bertemu lagi dengan kelompok Rias, tetapi dia meyakinkan kalau dia akan berhati-hati agar tidak ketahuan oleh kelompok Rias. Dia pun kembali ke taman tadi dan langsung pergi ke tengah taman karena sudah diberitahu oleh Raynare kalau Yuuma akan melaksanakan tugasnya di sana.

Saat sudah sampai di sana, Dohnaseek dibuat terkejut saat melihat Issei yang masih hidup, serta melihat pertarungan Yuuma melawan Raynare. Dia sangat bingung karena tidak tahu kalau Yuuma berani melawan Raynare demi melindungi Issei.

Awalnya dia panik saat melihat tombak cahaya yang meledak di depan Yuuma dan tombak cahaya lain yang dilemparkan ke arah tubuhnya yang masih tertutup asap, namun dia mulai bisa tenang saat melihat Yuuma masih bisa selamat dari serangan itu. Tetapi, dia malah menjadi semakin panik saat Yuuma menebas sayap Raynare dan menusuknya dari belakang.

Saat bingung harus melakukan apa, dia ingat kembali kalau dia membawa air mata Phenex. Itu adalah cairan yang bisa menyembuhkan berbagai macam luka bahkan cacat sekalipun. Saat dia ingin melemparkan botol itu, Raynare yang sudah jatuh ke tanah langsung dihujani oleh banyak tombak cahaya yang ditembakkan ke arahnya dan langsung meledak saat menancap di tanah di dekatnya.

Dengan keadaan seperti itu, Raynare masih berusaha menghindar, tetapi mungkin dia tidak akan bisa melihat botol air mata Phenex yang Dohnaseek lemparkan karena tubuhnya terhalang oleh asap. Karena itu, Dohnaseek mencoba menaikkan tekanan energinya agar Raynare tahu keberadaannya, walaupun itu berarti Yuuma juga tahu kalau dia ada di sana.

Memang benar, Yuuma merasakan tekanan energi dari Dohnaseek, tetapi dia terlalu fokus untuk menembaki Raynare dengan tombak cahaya. Bukan hanya tidak peduli kalau Dohnaseek ada di sana, dia juga lupa kalau dia sempat merasakan tekanan energinya karena terlarut dalam kenangannya bersama Raynare dan terlalu memikirkan keadaan Issei.

Raynare yang juga merasakan tekanan energi dari Dohnaseek dan merasa ada sesuatu yang dilemparkan ke arahnya langsung menangkap botol itu tepat saat Yuuma berhenti menembakkan tombak cahayanya. Di saat dia sudah sangat sekarat dengan tubuh yang terlihat sudah sangat mengerikan, dia pun meminum cairan dari botol yang berhasil dia tangkap tadi dan perlahan luka di tubuhnya mulai sembuh.

Merasa sudah sanggup untuk berdiri, Raynare pun memaksakan tubuhnya untuk berdiri, padahal tubuhnya masih lemah dan masih memiliki banyak luka. Saat sudah berdiri, dia mencoba menciptakan tombak cahaya. Tetapi, tombak cahaya yang dia ciptakan cukup pendek karena energinya belum benar-benar pulih, sehingga tombak cahayanya itu lebih cocok disebut pisau cahaya.

Raynare sama sekali tidak mempedulikan hal itu, asap yang menyelimuti tubuhnya sudah menghilang saat dia ingin melemparkan tombak cahayanya itu. Dia pun melemparkan tombak cahaya itu ke arah Yuuma. Karena lengah, Yuuma, Raynare dan Issei sama sekali tidak menyadari serangan itu, sehingga serangan itu berhasil menusuk Yuuma dan sedikit tembus ke perutnya.

Setelah berhasil melemparkan tombak cahaya itu, tubuh Raynare langsung ambruk dan ditangkap oleh Dohnaseek.

"Raynare, apa yang terjadi? Kenapa kau dan Yuuma bertarung." Kata Dohnaseek yang saat ini memapah tubuh Raynare.

"Y-Yuuma ... d-dia ... berkhianat." kata Raynare sebelum kehilangan kesadarannya.

"Raynare! Raynare!"

"Sepertinya energinya sudah habis karena memaksakan dirinya berdiri dan mengeluarkan serangan saat sedang disembuhkan dari luka separah itu. Setidaknya, semua lukanya sudah sembuh walaupun dia harus kehilangan kesadarannya ..." batin Dohnaseek yang kemudian menatap Yuuma sebentar "Aku masih belum mengerti apa yang terjadi. Tapi kalau dia benar-benar berkhianat, aku tidak perlu lagi menolongnya."

Setelah itu, Dohnaseek langsung menggendong Raynare di depan tubuhnya dan membawanya meninggalkan tempat itu, dia merasa masih belum sanggup jika harus melawan Rias sekarang.

Sementara itu, ketiga peerage Rias baru saja sampai di sana. Mereka bingung karena melihat Rias mengeluarkan sayapnya tanpa khawatir identitasnya sebagai iblis akan terbongkar. Rias pun menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan membuat para peerage-nya itu terkejut, terutama setelah tahu kalau identitas Rias sudah terbongkar. Sementara itu, Issei saat ini panik karena melihat kondisi Yuuma yang sedang sekarat.

"Jadi ... uhuk ... b-begini ya ... a-akhir hidupku?" kata Yuuma dengan lemah, namun tetap berusaha kelihatan kuat dihadapan Issei.

"Yuuma-chan, kau jangan berkata seperti itu! Bertahanlah ... a-aku akan menelepon ambulan!" kata Issei yang langsung mengambil ponselnya, tetapi Yuuma langsung menahan tangan Issei.

"S-sudahlah ... I-Issei-kun ... t-tidak akan sempat ... uhuk"

"Y-Yuuma-chan ... kenapa kau bicara seperti itu? Setidaknya kita bisa mencoba dulu!"

"S-sudahlah ... Issei-kun ... m-mungkin ... s-sampai sini saja ... uhuk uhuk ... umurku."

"Ayolah, apa tidak ada lagi cara untuk melindungimu, Yuuma-chan?" batin Issei yang tidak tahu lagi harus dilakukan apa, hingga sebuah ide muncul di kepalanya.

"Tadi kakaknya Yuuma bilang kalau Rias akan menghidupkanku kembali sebagai iblis seandainya aku berhasil dibunuh oleh Yuuma. Kalau dia bisa menghidupkan kembali orang yang sudah mati menjadi iblis, apakah dia bisa menyembuhkan orang yang sedang sekarat dan menjadikannya iblis? Baiklah, aku akan mencobanya!"

"Rias-senpai, apakah kau benar-benar bisa menghidupkan orang yang sudah mati menjadi budak iblismu?" kata Issei yang menoleh ke arah Rias.

"Iya, aku bisa." jawab Rias.

"Kalau begitu, apakah kau bisa menjadikan Yuuma sebagai iblis sebelum dia mati?" tanya Issei lagi.

"Maafkan aku Issei, aku tidak bisa." kata Rias.

"Kenapa Rias, apakah seseorang yang ingin kau hidupkan menjadi iblis harus mati dulu?" kata Issei yang protes saat mendengar jawaban dari Rias.

"Bukan begitu Issei, aku memang bisa menjadikan orang yang masih hidup sebagai iblis! Hanya saja, bangsa malaikat jatuh adalah musuh bagi kami bangsa iblis, aku khawatir akan mendapatkan masalah jika menjadikannya budak iblisku!" jawab Rias.

"Kumohon Rias, aku akan melakukan apa pun yang kau mau jika kau mau menyelamatkan Yuuma! Atau ... Atau kau ingin aku menjadi budak iblismu? Aku mau menjadi budak iblismu asal kau mau menyelamatkan Yuuma!" kata Issei yang dengan nekat menawarkan dirinya untuk menjadi peerage Rias.

"Apakah dia begitu mencintai gadis itu, sampai berani menawarkan dirinya untuk menjadi peerage-ku?" batin Rias saat melihat betapa besarnya keinginan Issei untuk menyelamatkan Yuuma, tetapi dia tetap tidak bisa menyelamatkan Yuuma jika tidak ingin mendapatkan masalah dengan para tetua iblis yang ada di Underworld.

Memang benar, dia memiliki salah satu peerage yang memiliki darah malaikat jatuh, yaitu Akeno. Tetapi, dia bisa menjadikannya sebagai peerage-nya karena dia sudah lama berteman dengan Akeno sebelum dia mendapatkan Evil Piece, semacam alat berupa papan catur lengkap dengan seluruh bidaknya yang bisa mereingkarnasikan orang lain baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati sebagai budak iblis alias peerage-nya.

Di mana nantinya pemilik Evil Piece akan mengonsumsi bidak King dan menjadi pimpinan dari para Peerage-nya.

Walaupun Rias tidak mendapatkan masalah saat ingin mereingkarnasi Akeno menjadi iblis, bukan berarti dia tidak mendapatkan masalah di awal pertemanan mereka. Rias menemukan Akeno yang hampir dibunuh oleh keluarganya sendiri yang benci dengan darah malaikat jatuh yang ada di dalam dirinya. Rias pun menyelamatkannya dan mengajaknya tinggal bersamanya di Lilith, wilayah untuk iblis yang berada di Underworld.

Darah malaikat jatuhnya membuatnya bisa bertahan di Underworld. Padahal keadaan di sana berbeda dengan dunia manusia, di mana udara yang ada di sana bisa menjadi racun bagi manusia. Sayangnya, darah malaikat jatuh itu juga yang membuat Rias mendapatkan masalah. Para tetua iblis tidak setuju jika ada malaikat jatuh yang tinggal di wilayah iblis karena mereka adalah musuh, para malaikat jatuh juga sudah mendapatkan wilayah tersendiri di Underworld yang bernama Grigory.

Tetapi, Rias dibantu oleh kakaknya yang merupakan salah satu pimpinan di bangsa iblis berusaha menjelaskan kalau Akeno akan berada dalam bahaya jika dia tidak menyelamatkannya. Keluarganya sendiri hampir membunuhnya hanya karena tidak suka dengan darah malaikat jatuh yang mengalir di dalam tubuhnya. Para malaikat jatuh juga ingin membunuhnya karena tidak suka dengan hubungan ayahnya yang juga malaikat jatuh dan ibunya yang hanya manusia biasa.

Dengan semua alasan itu dan bantuan dari kakaknya, baru Rias bisa mendapatkan izin untuk membawa Akeno tinggal bersamanya.

"Maafkan aku Issei, aku tidak bisa untuk menyelamatkan." kata Rias yang masih tidak bisa mengabulkan permintaan Issei itu. Kalau boleh jujur, sebenarnya dia ingin membantu Issei dan menjadikan Yuuma peerage-nya. Tetapi, dia sedang tidak ingin mencari masalah lagi dengan para tetua iblis yang ada di tempat tinggalnya.

"Rias ..."

"S-sudahlah ... uhuk ... Issei-kun ... k-kau ... t-tidak perlu ... m-memaksa orang lain ... s-seperti itu ... uhuk."

Saat Issei ingin kembali protes, Yuuma langsung memotong perkataannya dan menyentuh pipinya dengan lembut.

"Y-Yuuma ... tolong bertahanlah!"

"M-maafkan aku ... Issei-kun ... s-sepertinya ... aku ... tidak bisa lagi ... b-bersamamu ... M-maafkan aku ... k-karena ... s-sempat ... menipumu ... d-di awal ... pertemuan kita ... M-maafkan aku ... yang ... hampir membunuhmu ... S-seandainya ... waktu ... bisa ... diulang kembali ... aku ... akan ... berusaha kabur ... saat ... mendapatkan misi ... untuk ... membunuhmu ... S-seandainya ... aku terlahir kembali ... a-aku harap ... aku bisa ... menjadi ... pacarmu lagi." kata Yuuma yang suaranya terdengar semakin lemah.

"Yuuma, kumohon! Jangan pergi!"

"I-Issei-kun ... I-ini ... permintaan terakhirku ... Tolong ... p-peluk aku! A-aku ingin ... merasakan pelukan ... t-terakhir ... s-sebelum ... a-aku pergi."

"Y-Yuuma ..."

"I-Issei-kun ... kumohon!"

Tanpa banyak protes lagi, Issei langsung memeluk Yuuma dengan sangat erat sambil memejamkan matanya. Dia membawa Yuuma dalam kehangatan pelukannya. Yuuma pun tersenyum menikmati hangatnya pelukan Issei itu.

"S-sayonara ... Issei-kun."

Tidak lama setelah itu, Issei merasakan ada yang aneh dengan tubuh Yuuma. Saat dia membuka matanya, dia panik karena melihat tubuh Yuuma yang mulai memudar dan menjadi serpihan cahaya.

"R-Rias-senpai ... apa yang terjadi dengan tubuh Yuuma?" tanya Issei yang tidak dijawab oleh Rias.

"Rias-senpai, kalau kau tidak bisa menyelamatkan Yuuma, setidaknya katakan apa yang sedang terjadi padanya!" kata Issei yang langsung membentak Rias.

"M-maafkan aku Issei, memang itu yang terjadi dengan malaikat jatuh jika mati. Tubuhnya akan terurai menjadi serpihan cahaya."

"J-jadi ... a-aku tidak bisa ... memakamkannya?"

Setelah itu, Issei langsung kembali melihat tubuh Yuuma. Namun, yang bisa dia lihat hanya sisa serpihan cahaya dan bulu hitam yang berserakan di tanah. Dia pun menggenggam erat bulu hitam itu. Air mata sudah mengalir membasahi kedua pipinya, dia pun menangis meratapi kepergian kekasihnya itu meninggalkan dunia ini dan dirinya.

"Hiks ... Hiks ... YUMAAAA!!!"

-To be continued

#RAMAIKANFFN2021