Temari berjalan di lorong sebuah rumah bernuansa jepang, mengikuti seorang wanita yang berjalan di depannya. Rumah yang tidak asing lagi bagi Temari karena dia sudah sering kesini sebelumnya. Dia bahkan sudah tahu ke mana langkah wanita itu menuntunnya dan tepat di depan sebuah tangga langkahnya terhenti.
"Naiklah, Shikamaru ada dikamarnya."
Temari mengangguk sambil memberikan sekeranjang buah-buahan yang ia bawa kepada Yoshino. "bibi ini ambillah, untuk Shikamaru."
"Kau tidak perlu repot-repot membawa buah-buahan, Temari."
"Tidak apa-apa, bi."
"Baiklah. Bibi akan terima." Yoshino mengambil keranjang buah-buahan itu, pandangannya tertuju pada paper bag yang ada ditangan Temari. "itu apa?"
"Ini jaket Shikamaru. Aku mau sekalian mengembalikannya."
"Ya sudah, langsung saja berikan padanya."
Temari pun langsung menaiki tangga ke lantai dua menuju ke kamar Shikamaru yang berada di pojok ruangan. Langkahnya terhenti tepat di depan pintu kamar pemuda itu. Memejamkan mata sebentar lalu menghela nafas mencoba menetralisir debaran jantungnya yang berdetak tidak karuan.
Tangan kananya beralih pada gagang pintu hendak ingin membuka tapi gerakannya terhenti saat mendengar suara orang berbicara dari dalam. Suara seorang gadis dan seorang pemuda yang sangat ia kenali.
Temari baru sadar kalau gadis itu telah lebih dulu datang menjenguk pacarnya. Pantas saja saat di depan rumah Shikamaru tadi dia melihat sebuah sepatu perempuan di sana. Sungguh bodoh. Jika saja dia menyadarinya lebih cepat pasti dia tidak akan repot-repot berdiri di sini dan mendengar suara itu.
Tapi semua sudah terlanjur, sudah sampai di sini berarti dia harus masuk. Sekali lagi dia menghela nafas, membuka pintu.
Dan...
Pemandangan tidak mengenakkan terlihat oleh matanya sendiri. Kin mencium pipi Shikamaru.
Sesak. Sakit. Dan benci.
Sialnya dia hanya bisa terpaku dengan air mata yang sudah mengalir deras.
Shikamaru yang sadar akan hal itu langsung mendorong Kin menjauh. Dia sangat terkejut saat melihat Temari berdiri di depan pintu. Seperti orang yang ketahuan selingkuh Shikamaru sangat malu. Dia tidak pernah sekalipun melakukan hal ini dan sialnya dia ketahuan oleh Temari. Mata mereka bertemu ada kesedihan serta kekecewaan yang bisa Shikamaru lihat termasuk air mata yang membasahi pipinya.
Temari membuang mukanya. Melihat sekilas Kin yang tersenyum sinis melihatnya. Kurang ajar. Gadis itu sengaja melakukannya. Dengan langkah lebar Temari keluar dengan menjatuhkan paper bag yang ia bawa tadi.
"Temari!" Shikamaru berusaha bangkit dari pembaringannya. Berjalan menuju pintu kamar. Dia ingin sekali mengejar Temari dan menjelaskan semuanya.
"Kau mau ke mana?" Kin menahan tubuh Shikamaru yang sudah bangkit dari tempat tidurnya.
"Tentu saja mengejarnya!" Shikamaru menghalau tangan Kin yang mendekap tubuhnya mengambil paper bag yang di jatuhkan Temari.
"Tidak boleh! Kau sedang sakit sebaiknya istirahat saja." Kin kembali mendekap tubuh pemuda itu lalu menuntunnya dan membaringkannya kembali ke tempat tidur Shikamaru.
"Tapi..."
"kenapa? Kau takut dia marah?" Kin merasa tercabik saat Shikamaru sama sekali tidak menghiraukan kekhawatirannya.
"Sebenarnya yang pacarmu itu siapa aku atau dia?" Kin menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dia menangis supaya Shikamaru khawatir.
"Kin bukan seperti itu. Aku hanya ingin menjelaskan padanya." Shikamaru langsung panik saat pujaan hatinya menangis tersedu. Dia selalu tidak bisa jika melihat orang-orang yang berharga menangis di hadapannya.
"Menjelaskan apa? Bukankah wajar aku sebagai kekasihmu menciummu?" Kin menghempaskan tangan Shikamaru, menatap tajam Shikamaru dengan air mata yang masih mengalir.
Dia sebenarnya sengaja mencium Shikamaru saat Temari datang. Dia ingin membuat gadis itu berhenti mengganggu Shikamaru dan hubungan mereka. Gara-gara Temari Shikamaru tidak pernah perhatian lagi dengannya.
"Iya tapi..."
"Sudahlah. Aku ingin pulang." Kin kembali menepis tangan Shikamaru yang ingin memeluknya lalu bangkit dari duduknya tidak menghiraukan Shikamaru yang memanggilnya.
"Kin tunggu dulu!"
Sementara itu, Temari berlari menuruni tangga dengan air mata yang masih mengalir. Dia sangat malu, Shikamaru melihatnya menangis. Dia benci melihat Kin yang sengaja membuatnya seperti orang bodoh.
Di tengah tangga, langkahnya terhenti saat melihat Yoshino yang akan naik ke lantai dua. Seketika dia menghapus air matanya agar Yoshino tidak melihatnya menangis. Lalu tersenyum dan menyapa. "bibi."
"Kau mau kemana? Bibi baru saja ingin membawakanmu camilan." Yoshino bertanya heran, dia mendekat dengan membawa sebuah nampan yang berisi beberapa camilan dan jus jeruk. Dia memandangi wajah Temari ada sesuatu yang ganjal yang dia lihat dari gadis itu. Matanya merah dan berair. "kau menangis?"
"Tidak bi, aku tidak apa-apa." Temari menggeleng cepat sambil menghapus kembali air matanya. "aku mau pamit pulang."
Temari membungkuk lalu melanjutkan langkahnya, turun dari tangga tanpa menunggu jawaban dari Yoshino. Dia sengaja menghindar karena tidak ingin terus ditanyai oleh Yoshino perihal hal ini. Bisa panjang ceritanya kalau sampai diinterogasi olehnya.
Yoshino berbalik mengamati langkah Temari yang terlihat lesu. Dia bingung dengan tingkah Temari yang terkesan menghindar. Dia menebak ini pasti ada sangkut pautnya dengan Shikamaru.
Yoshino tahu kalau Temari menyukai Shikamaru tapi anaknya itu terlalu bodoh untuk menyadarinya. Shikamaru memang genius tapi dia tidak cukup pintar untuk peka terhadap perasaan seseorang.
Yoshino menggenggam kuat nampan yang ia pegang. Kembali menaiki tangga dengan tergesa menuju kamar Shikamaru. Jika saja benar Temari menangis gara-gara anaknya, Yoshino akan membuat perhitungan sekarang juga.
Yoshino tiba didepan pintu kamar Shikamaru bersamaan dengan pintu yang terbuka dari dalam. Kin keluar sambil menyeka air matanya. Kin terkejut saat melihat Yoshino di depan lalu pergi melewatinya tanpa pamit. Sementara Yoshino memandang Kin dengan tidak suka.
"Dasar, gadis tidak sopan. Bisa-bisanya dia melewatiku begitu saja."
.
.
.
.
Makin kesini makin gak jelas alurnya. wkwkwk maaf ya aku lagi gak semangat buat nulis.
Gak terasa ya, sudah memasuki bulan Ramadhan.
Kalian tadi buka puasanya pakek apa? kalau aku sih cuman teh manis dingin sama ager-ager doang. hehehe...
btw, Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan.
