(Flashback/Issei POV)
"TELAT!"
"Tenang Issei! Kau akan mengganggu para tetangga".
"Aku tahu itu Kishinami! Tapi si Shi...Maksudku si Argento sialan itu belum juga kembali setelah mengambil baju gantinya. Harusnya Argento sialan itu menerima tawaran menggunakan baju yang sudah kau susah payah jahit itu!"
Setelah Issei mengatakan hal itu wajah Hakuno berubah menjadi merah semerah tomat.
"Ba...ba...bagaimana kau tahu itu?"
"HAAH? Harusnya pertanyaannya bagaimana aku tidak tahu hal itu! Kau itu sudah susah-susah belajar dari ibuku caranya menjahit baju"
"benar juga, ibumu kan bekerja disini. Pasti kau akan tahu cepat atau lambat".
Setelah medengar penjelasan dari Issei Hakuno kembali memasang wajah datarnya. Namun, raut wajahnya berubah seketika seperti predator yang menemukan mangsanya. Ekspresi wajahnya yang tiba-tiba berubah menjadi seperti itu membuat Issei dan yang lainnya menjadi sedikit takut dan terdiam. Hakuno adalah gadis yang ramah dan juga periang, dia jarang sekali terlihat marah bahkan ketika dia dihina oleh orang lain. Dia selalu sabar walau dia itu selalu dihadapkan pada masalah.
NAMUN...
Walau dengan seluruh kesabaran yang ia punya pasti ada sesuatu yang tidak boleh orang lakukan jika berada di hadapannya. Hal yang membuatnya marah tidaklah banyak namun jika sekali dia marah maka orang yang membuatnya marah akan sangat trauma hingga harus dilarikan ke rumah sakit jiwa. Karena itulah yang membuat semua orang yang berada di ruangan itu merasa gugup. Dari suasana diam yang membekukan ruangan itu Issei mencoba untuk memberanikan dirinya dan mencoba mematahkan sunyi.
"ada masalah apa Kishinami? Apa kau merasa tidak enak badan?"
Dia tidak tahu apakah itu akan berhasil atau tidak tapi dia berharap agar berhenti memasang muka marahnya itu...
"Ah!?"
Dan adiknya tiba bereaksi akan sesuatu, dia terlihat seakan melihat sesuatu yang mengerikan. Dia melototi area sekitar ruangan ini dengan raut wajah yang panik. Karena merasa terganggu dia melepas kacamata yang digunakan untuk menyegel mata mistisnya itu dan kembali memasang wajah yang ketakutan setelah dia kembali melihat seluruh area ruangan ini.
"Hmmm?" "Oh!"
Mayu dan Miyu juga ikut bereaksi akan sesuatu...
Lalu saat itu juga aku pun merasakannya...aku merasa adanya guncangan pada mana di sekitar kami. Aku merasakannya disaat yang telat sehingga...
"Uwaaaaaaaaaa!"
Sebuah pohon tiba-tiba mucul dan tumbuh dari bawah dan membuatku terjatuh. Belum selesai dengan itu, kakiku tersangkut pada salah satu dahan pohon itu dan membuatku tertarik keatas bersama dengan pohon yang baru tumbuh ini.
"..."
Aku hanya bisa terdiam sambil bergelantungan pada pohon ini. Adikku dan semuanya hanya melihatku dengan tatapan yang datar.
"Jangan lihat aku dengan tatatpan seperti itu! Aku tahu kalau aku adalah orang yang paling tidak peka terhadap energi sihir!"
"..."
Urgh, tatapan mereka yang mengasihani aku jauh lebih menyakitkan daripada luka akibat cabang pohon yang menusuk kakiku. Aku ini memang tidak terlalu berbakat dalam hal sihir, aku bahkan cuman memiliki lima sirkuit sihir. Aku ini adalah orang paling tidak berbakat dalam sihir dari kelompok kami. Kalau semuanya selain Shirou sudah melakukan eksperimen menggunakan Magecraft element. Walau menggunakan Magecraft element harusnya mustahil dilakukan jika tidak ada pembibing atau itulah yang Argento katakan...itulah yang seharusnya terjadi iya kan? Harusnya mereka tidak bisa menggunakan mantera elemen kan? Tapi kenapa? Kenapa mereka sudah pada bisa melakukannya!
Sigh
Apa hanya aku yang akan terus-terusan terjebak pada mantera struktural analisis dan penguatan?
Apa aku akan tetap menjadi seperti ini. Walau aku memiliki kekuatan fisik yang kuat tapi aku tidak akan bisa berkutik jika melawan Reikan yang bisa mengalahkan aku dengan mudah menggunakan mantera sihirnya.
'Huh? Kau bertanya siapa yang paling kuat diantara kelompok kami? Apa kau mau mengejekku jika tahu rangking kekuatan kelompok kami?'
Sigh (aku terlalu banyak mengeluh, mungkin aku akan cepat tua jika aku mengeluh terus)
Baiklah, walaupun aku ditanya begitu aku akan jadi kebingungan menjawap apa. Lagian apa yang dimaksud paling kuat, apa definisi kuat dalam pertanyaan itu. Jika itu hanya siapa yang paling mahir dalam hal Sihir maka jawabannya adalah adikku Reikan. Aku tidak begitu mengerti detailnya tapi dia itu memiliki mata mistis yang dapat membantunya menguasai sihir dan bahkan dia sudah bisa dengan mahir menggunakan banyak mantera(atau bahkan adikku adalah yang paling banyak menguasai Magecraft diantara kami semua). Yah, pada intinya dia itu adalah seorang yang jenius dalam hal sihir.
Nah! Jika kau menanyakan dalam hal kekuatan fisik maka akulah yang paling kuat. Aku memang tidak memiliki kemampuan special seperti yang Argento miliki tapi aku memliki fisik yang jauh lebih kuat daripada dia...tapi bukan berarti aku dapat mengalahkan dia dalam pertarungan satu lawan satu. Dia itu memiliki pengalaman bertarung jauh lebih hebat, walau aku mencoba untuk menekan dia dengan kekuatan fisikku yang besar tapi dia memiliki teknik yang lebih superior. Alasan itu juga yang membawa pada topik jika kau yang tanya adalah orang yang dapat menggabungkan teknik sihir dan juga teknik tempur maka yang terkuat adalah si Argento Riverwood.
Aku dapat mengerti dia dapat menjadi sekuat itu, walau alasannya itu sangat tidak dapat dipercaya tapi aksinya dapat membuktikan alasan kenapa dia lebih kuat dari kami. Bagaimana tidak, apa kau akan percaya dia itu masih memiliki ingatan dari kehidupan sebelumnya? Kalau kami tidak melihatnya menggunakan sihir maka kami pasti akan sedikit ragu jika dia memiliki ingatan dari kehidupan sebelumnya.
Hmm? Kalian menganggap kami terlalu mudah percaya dengang pernyataan Argento bereinkarnasi?
Nah, hal seperti itu tidak perlu dipikir panjang. Selama dia itu temanku tidak peduli dia adalah monster atau apapun selama dia tetap menjadi temanku aku pasti akan mencoba mengerti apa yang dia alami...
Jadi, seperti itulah keadaan kekuatan kami...walaupun aku bilang begitu aku masih agak ragu karena kami masih belum mengetes kekuatan kami dalam pertempuran yang sesungguhnya.
'tapi Argento tidak ingin kami terjun ke dalam pertempuran...'
Yah, ngomong-ngomong soal Argento...dimana dia?
Tunggu dulu! Lebih baik aku mencoba memeriksa keadaan...
"ROoooOoOaaAaaaArrRR"
"?"
Perhatian kami tersita seketika ketika mendengar teriakan itu. Teriakan yang terdengar seperti orang sedang mengamuk tercampur dengan rintihan kesakitan. Aku segera merapal mantera penguatan dan...
Crash
Aku terjatuh dari dahan pohon yang tiba-tiba tumbuh ini setelah menendang dahan yang menyebabkan aku tersangkut. Aku berutung bisa memutar tubuhku saat masih di udara dan menggunakan gerakan berputar selama mendarat supaya tidak mendarat dengan kepalaku terlebih dulu.
"Ayo kita lihat keadaan di luar!"
Setelah berhasil mendarat dengan selamat aku segera bergegas keluar ruangan. Hakuno dan Reikan memeriksa sisi rumah bagian barat sedangkan aku dan Tou bersaudari memeriksa sisi rumah pada bagian timur...dan melihat adanya banyak makhluk aneh yang ada di halaman rumah Hakuno. Dari penampakannya mereka terlihat bagaikan mayat yang sudah mulai membusuk ditamabah dengan bau amis yang menyengat disekitar mereka. Terlihat dari jauh aku dapat melihat banyak luka yang sudah membusuk di seluruh tubuh mereka dan bahkan terdapat beberapa yang tidak memiliki anggota tubuh yang tidak lengkap.
"Ggrrr"
"ROoooOoOaaAaaaArrRR"
Ketika aku melihat dua makhluk dari gerombolan itu berlari kearahku dan mencoba menyerangku...
"Wind Cutter"
"Aerial Blade"
Dari belakangku Mayu dan Miyu merapalkan mantera mereka, mereka menggunakan campuran antara mantera penguatan dan alterasi mereka dapat mengendalikan angin yang berada di sekitar mereka. Aku tidak tahu apakah itu adalah hal yang normal untuk dilakukan oleh para magus tapi kami hanya bisa melakukan menebak-nebak. Kami tidak bisa menjadikan Argento sebagai panduan kami, dia itu sama sekali tidak bisa melakukan mantera element(Kecuali jika memasukkan Gradation Air miliknya sebagai mantera elemen). Karena keterbasan kami dalam hal teknik Magecraft inilah yang membuat kami harus apapun yang diajarkan Argento ditambah apa yang ada dalam imajinasi kami.
"ROooooooooooooOOOOOooOoOaaAaaaaaaaaaaaAAAAAArrRR"
Aku terlepas dari rasa takjubku dan menyadari bahwa sisa dari makhluk itu telah menyadari kehadiran kami dan langsung meloncat untuk menyerang aku dan si kembar yang ada dibelakangku.
"Wind Cutter"
"Aerial Blade"
Dan sekali lagi mereka menggunakan mantera mereka dan berhasil membunuh para mayat hidup itu.
Tapi Itu Tidak Cukup!
Masih ada satu makhluk yang masih tidak terkena mantera mereka. Mayu dan Miyu masih belum selesai dalam merapal mantera selanjutnya dan makhluk itu sudah makin dekat dengan kami. Aku yang berada di depan mereka mencoba memberanikan diriku dan menghadapi makhluk ini. Dengan menyelesaikan mantera penguatanku aku mengangkat tanganku dihadapanku dan mencoba untuk menahan serangannya.
Swooooooosh!
Sambil menahan rasa sakit akibat serangannya aku menahan dan mengunci tangan kiri yang digunakan Makhluk itu untuk mencakarku. Setelah berhasil mengunci pergerakkannya sementara aku langsung memaksimalkan efek Penguatanku dan memukul makhluk ini.
Crack!
Suara tulang yang hancur bergaung dengan sangat keras ditambah banyaknya darah yang menghujani seluruh tubuhku ini. Jika darahnya yang menghujani tubuhku saja membuatku risih maka...
[The monster had been subjugated, gaining experience point]
[The experience has reached a sufficient level]
[Issei Juumonji rose from level 0 to level 1]
Maka hal ini membuatku sangat bingung.
Di depan mataku terdapat sebuah kotak transparan yang menampilkan sebuah pesan yang sering kau jumpai dalam permainan RPG. Aku merasa telah melihat situasi yang seperti ini...benar juga, aku melihatnya dalam komik isekai yang Tou Bersaudari beli. Aku sedikit merasa bersemangat tapi segera membuang pikiran itu jauh-jauh. Ini mungkin saja adalah ilusi yang diciptakan oleh makhluk itu untuk menipuku...
"Ne, Issei! Apa kau juga melihat pesan itu?"
Dari belakangku Saudari kembar itu menanyakan hal ingin kuketahui juga.
"Kalian juga dapat melihatnya?"
Dari pertanyaanku mereka hanya melihat satu sama lain dan tiba-tiba mereka mengatakan sesuatu yang mungkin akan membuat orang biasa bakal merasa Cringe.
"Status" "Status"
Mereka nampak sedikit kaget dan mereka mulai menekan-nekan sesuatu di udara. Jika ku tidak mengalami hal yang sama dengan mereka maka aku akan merasa mereka mulai kehilangan kewarasan mereka.
"Status"
Karena aku merasa tidak ingin ditinggalkan mereka aku juga melakukan hal yang sama.
Issei Juumonji
Human
Level 1
HP: 96/96 - 108/108 MP: 100/100 - 125/125
Strength: 24 - 36 Endurance: 30 - 42 Agility: 16 - 28 Dexterity: 54 - 66
Magic: 10 - 22 Magic resistance: 5 - 17
SP: 2 JP: 1
Job. None
Unique skill:
Skill:
Archery lv 4, Club Mastery Lv 2, Breath and Walking Lv 1, Martial Art Lv 1, Magical-damage Resistance Lv 1, Structural analysis Magecraft Lv 3, Reinforcement Magecraft Lv 6.
"Ini...benar-benar menarik".
"Issei coba kau tekan bagian Job atau Bagian Skill! Disitu ada sesuatu yang lebih menarik! Bagian job ada di bagian JP dan Bagian Skill ada di bagian SP"
Aku tidak menjawab mereka karena aku terlalu sibuk melakukan apa yang saudari kembar itu bilang.
[You can choose one of the following Jobs]
Magus, Monk, Student, Fighter, Archer, Guardian, Warrior.
Jadi aku bisa memilih salah satu dari pilihan ini. Kurasa aku agak sedikit khawatir dengan pilihan yang ada. Maksudku aku bingung jika aku memilih sesuatu secara asal maka aku akan kesusahan nantinya. aku harus memilih dengan bijak sesuai dengan situasi saat ini. aku tidak ingin berakhir menjadi karakter yang mati gara-gara salah memilih job dan skill yang mereka gunakan.
"Aku harus memilih apa ya?"
"pilih saja apa yang kau mau" "Itu terserah kamu saja"
Mayu dan Miyu langsung mejawab pertanyaanku secepat ibu-ibu yang melihat diskon yang besar.
"Kalian sudah memilih?"
""Iya""
Mereka berdua menjawab secara bersamaan tanpa adanya jeda sama sekali.
"Kalian memilih apa?"
"Magus" "Magus"
"Kenapa kalian memilih Hal itu? Bukankah kalian ingin menjadi Mahou Shoujo? Bukankah karena hal itu kalian jadi mengikuti pembelajaran ilmunya Argento?"
"..."
Mereka hanya terdiam dan dengan hal itu saja sudah menunjukkan alasan mereka. Tidak ada. Aku merasa tidak ada pilihan Mahou Shoujo didalam list job mereka.
Kurasa aku harus berhenti mengusik mereka dan menggunakan kesempatanku saja.
'Walau aku bilang begitu aku tidak tahu harus memilih apa'.
Kalau dilihat aku masih berlevel satu dan jika aku mengambil logika game maka aku akan bisa menaikkan levelku dengan mudah hingga level 10(Kalau aku tidak salah) lalu aku akan mulai kesulitan dalam menaikkan levelku. Kurasa aku harus mulai dengan...
[Selecting Job (Fighter) for 1 JP]
[Are you sure?]
{Yes or No}
Kurasa aku akan memfokuskan diriku untuk menaikkan level job-ku terlebih dahulu. Kalau aku menaikkan level dari skill milikku maka ada kemungkinan aku akan kehabisan SP dengan sangat cepat, maksudku jumlah pilihan skill milikku ada banyak sedangkan pilihan jobnya sangat sedikit adinya aku akan menfokuskan terhadap job supaya aku bisa menentukan cara bertarungku terlebih dahulu mungkin baru setelah itu aku akan mencoba menggunakan SP-ku.
[Your jobs has become Fighter]
[Skill (Body strengthening) acquired]
[Skill (Martial Art) Acquired]
[Skill (Bleeding Strengthening) Acquired]
[Because Skill (Martial Art) is duplicated, it will be integrated with the existing skill]
[Skill Martial Art Lv 1 Merged and rose to Lv 2]
"Issei! Mayu! Miyu! Kalian tidak apa-apa?"
Dari belakang kami Hakuno sudah datang menyusul kami beserta Reikan. Karena aku terlalu sibuk melihat panel statusku aku jadi tidak memperhatikan mereka.
"apa monster juga datang kemari?"
"Iya" "Iya"
Mayu dan Miyu menjawab dengan serentak. Mereka nampak sangat bersemangat walaupun berada dalam situasi yang berbahaya. Bukannya aku mau menyalahkan mereka sih...bagaimana kamu tidak merasa bersemangat? Kami berada dalam situasi yang hanya ada dalam manga dan anime-anime. Kami berhadapan dengan monster buas dan kami dapat menggunakan sihir. Adegan yang seperti fantasi ini pasti akan membuat orang-orang merasa seperti pahlawan dalam film-film.
"Apa kalian juga bertemu dengan monster diperjalanan kalian?"
"Iya, kami bertemu beberapa monster dalam perjalan kami, rata-rata terdiri dari tengkorak ataupun mayat hidup. Kami dapat membasmi mereka tapi kami mengalami sesuatu yang aneh setelah kami mengalahkan mereka..."
"Kau dan Reikan naik level setelah mengalahkan monster itu bukan? Kami juga mengalami hal yang sama, aku dan Tou bersaudara sudah menggunakan point job kami untuk mendapatkan job. Aku menyarankan kalian untuk memeriksa panel status kalian, mungkin panel itu akan membantu kita dalam menanggapi situasi yang sedang kita alami ini..."
Disaat kami sedang mengobrol dengan santai kami mendengar banyak teriakkan dari luar rumah Hakuno. Kami segera bergegas keluar dan mencoba memeriksa keadaan luar rumah ini.
*BANG**BANG*
*BANG**BANG*
*BANG**BANG*
Diluar kami dapat melihat gerombolan monster sedang menyerang rumah ini tapi ditangani oleh para penjaga. Walau para penjaga bisa memusnahkan gerombolan monster yang datang bukan berarti mereka terlihat dalam posisi yang aman. Mungkin karena mereka tidak mengira bahwa mereka akan menghadapi mereka tidak menanggapi serius monster yang datang sehingga mungkin mereka terkena dampak yang besar. Dampak dari serangan monster dapat terlihat dengan adanya beberapa pejaga yang mati di tangan monster-monster itu. Karena keadaan yang genting mereka mungkin terpaksa menggunakan usaha terakhir. Mereka menggunakan senjata api.
Umumnya menggunakan senjata api adalah sesuatu yang dilarang jika tidak memiliki izin dari polisi atau pihak yang berwenang. Bahkan jika kau mandapat izin tersebut namun gerak-gerikmu akan dipantau jadi kau tidak akan bisa menggunakannya untuk sesuatu yang aneh-aneh. Jadi, sangat mustahil kau bisa mendapat senjata api terutama jenis pistol di negara ini. Karena Hakuno adalah keluarga yang kaya makanya mereka dapat memperkerjakan orang-orang yang dapat menggunakan senjata api sebagai penjaga rumah dan juga penjaga Hakuno.
'tapi semua hal tentang senjata api itu tidak penting untuk dipermasalahkan saat ini! Kalau mereka tidak dibantu mereka akan mati semua, dan jika mereka mati maka rumah ini akan menjadi terancam keamanannya. Aku harus bisa mempertahankan keamanan rumah ini supaya bisa menggunakan tempat ini sebagai markas'
Dalam situasi seperti saat ini lebih baik aku bisa memastikan ada tempat untuk bisa beristirahat dan menyusun strategi dengan aman.
"Reikan! Mayu! Miyu! Hakuno! Bantu aku dari belakang aku akan membantu mereka dari sini!"
Dengan cepat aku berlari kearah penjaga rumah ini untuk membantu mereka...
"Kak! Pakai ini!"
Dengan sekuat tenaga adikku melempar sesuatu kearahku...bukan, itu adalah senjataku. Dia melempar senjata faforitku kearahku dan dengan presisi yang tepat aku menangkap palu perang itu atau biasa disabut Crowbeak. Dengan ini aku memulai partarungan kami dengan para monster itu.
'Argento, bertahanlah disana...jangan sampai kau mati dulu'.
terima kasih bagi siapapunyang telah meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini.
next update: White Hero
God bless you all!
Adios
