Halo, semuanya~
Aku berterimakasih banget kepada kalian yang udah review ff ini^^
Semoga chap ini memuaskan ya~^^
Happy Reading^^
Main Character (s):
Hatake Kakashi
Uzumaki Naruto
Uchiha Sasuke
Haruno Sakura
Uchiha Itachi
Dan lainnya yang akan ditemukan dalam cerita
Genre: Comedy / Family / Drama
Warning!
Semua karakter kebanyakan OOC
Don't Like Don't Read
RnR
Hope you like it^^
Semua karakter milik Masashi Kishimoto
© Masashi Kishimoto
BABYSITTING DUTIES
"Misi Membuka Masker Kakashi-sensei"
CHAPTER 4
Selagi Kakashi dan Rin membicarakan perihal make up, Obito pun menghampiri keempat anak kecil itu.
"Yosh, Itachi-kun, Sasuke-kun, kalian tidak mau mengenalkanku pada teman-teman kalian?" Tanya Obito.
Sasuke langsung menarik tangan Sakura dan Naruto kebelakangnya.
"Tidak boleh! Paman galak!" Gerutu Sasuke.
"Apa?!"
Naruto dan Sakura sedikit terkejut dengan teriakan Obito yang tiba-tiba. Mata mereka pun mulai berair dan Obito menyadari hal itu.
"Ah! Tidak-tidak! Paman orang baik kok. Lihat, paman bawa mainan untuk kalian." Kata Obito seraya menunjuk kebelakangnya.
"Nee, Obito-kun. Kalimatmu itu terdengar seperti ped***l loh." Celetuk Rin tiba-tiba.
"Rin! Teganya kau mengatakan itu padaku." Kata Obito lesu.
"Ahaha, aku bercanda." Kata Rin seraya tertawa kecil.
"Riin, ini bagaimana?" Gumam Kakashi lesu.
"Iya iya akan kubantu mencarikannya." Kata Rin pasrah.
Wajah Kakashi berubah menjadi senang. "Yes! Terimakasih, Rin!" Kata Kakashi seraya memegang tangan Rin.
"Eits! Apa-apaan tanganmu itu?!" Gerutu Obito seraya menatap tajam kearah Kakashi.
"Ahaha, tenang saja. Aku tidak akan merebut pacarmu ini kok." Kata Kakashi seraya tertawa kecil melihat Obito yang tengah cemburu itu.
"Paman, kapan kau akan memberikan kami mainan itu?" Tanya Naruto dengan wajah memelas.
"Naruto baka! Paman itu galak! Kau tau anjing galak di rumah tetangga sebelahkan?" Kata Sasuke cepat.
"Eeh?! Kau menyamakan aku dengan anjing tetangga?!" Gerutu Obito kesal.
Sasuke menatap sebal kearah Obito. Itachi yang berdiri diantara mereka langsung merentangkan tangannya.
"Sudah hentikan! Paman, kau ini sudah tua tapi masih saja meladeni anak kecil!" Kata Itachi dengan santai.
"Bocah tengik ini!" Gerutu Obito.
"Oi! Kau mau melawan anak kecil? Katanya kau ingin mengasuh mereka?" Kata Kakashi.
"Huh!" Gerutu Obito kesal.
"Yasudah, aku akan memasak untuk makan siang. Aku yakin kalian semua lapar kan?" Kata Rin.
"Yeaay! Aku mau kare!" Kata Sakura.
"Aku rameen!" Teriak Naruto.
"O...oi! Ini bukan restoran tau!" Kata Kakashi.
"Tenang saja. Aku akan memasak sesuatu yang enak kok." Kata Rin seraya tertawa kecil.
"Aww, Rin-chan~ kau memang calon istri yang baik." Kata Obito dengan mata berbinar-binar.
Itachi menatap kearah Obito sejenak. "Paman seperti orang mesum di film-film." Celetuk Itachi seraya berjalan meninggalkan Obito.
"Hei kau bocah!" Teriak Obito kesal.
"Oi, tenanglah." Kata Kakashi.
"Kau beruntung! Kalau aku tidak takut pada ibu kalian, kepala kalian sudah benjol tau gak!" Gerutu Obito dengan kesal.
Ketenangan pun kembali. Para anak laki-laki tengah asyik bermain mainan yang dibawa oleh Obito tadi, Sakura tengah asyik melihat-lihat gambar dari buku yang dibelikkan oleh Rin, sementara Kakashi dan Obito sedang menonton tv.
"Nee, Kakashi. Kau tidak lelah mengasuh mereka?" Bisik Obito pelan.
"Hm? Kenapa kau bertanya?"
"Soalnya, aku pernah disuruh Mikoto-basan untuk menjaga Itachi dan Sasuke. Walaupun tampilan mereka terlihat seperti anak-anak yang bisa dibilang tenang, tapi..." Obito menghentikan ucapannya dan menatap kearah Sasuke dan Naruto yang tengah berebut mainan itu.
Obito menghela nafas panjang. "Yah, kau tau lah." Lanjut Obito sambil tertawa kecil.
Kakashi menatap anak-anak itu sejenak.
"Yah, sebenarnya cukup melelahkan. Tapi, anak-anak itu terkadang membuatku relax dengan tingkah konyol nya. Apalagi Naruto. Dia benar-benar tak terduga." Kata Kakashi seraya tersenyum.
"Tapi, syukurlah Itachi ada juga. Jadi, aku tidak begitu kerepotan mengasuh mereka." Lanjut Kakashi.
Sakura berlari kecil kearah Kakashi dan Obito seraya membawa buku yang tadi di bacanya.
"Nee, Kakashi-sensei. Bisa kau bacakan ini untukku?" Ujar Sakura seraya mengulurkan buku itu.
"Biar paman yang bacakan ini untukmu. Duduklah disini." Kata Obito seraya menepuk sampingnya.
Sakura pun mengangguk dan duduk disamping Obito.
Kegaduhan yang dibuat oleh Sasuke dan Naruto tak kunjung berhenti. Itachi mencoba melerai mereka namun nihil.
Kakashi menepuk pundak Obito pelan kemudian bangkit dari duduknya dan menghampiri Naruto dan Sasuke.
Terkadang mereka bisa akur. Dan terkadang mereka berkelahi seperti ini.
Kegaduhan para bocah itu akhirnya berhenti. Yang benar saja, mereka gaduh karena lapar.
Yah, itu normal sih...
Mereka pun makan dengan tenang. Rin tertawa kecil melihat anak-anak itu makan dengan lahap. Mereka benar-benar lapar rupanya.
"Makannya pelan-pelan. Nanti tersedak." Kata Kakashi pada keempat anak-anak itu.
Mereka mengangguk kemudian memperlambat makannya. Tak berselang lama, mereka kembali makan dengan cepat.
"O..oi!"
"Sudahlah, mereka sepertinya sangat lapar. Bagaimana rasa makanannya?" Tanya Rin seraya tertawa kecil.
Anak-anak itu menatap Rin dengan tatapan berbinar-binar.
"Enak sekali." Kata Naruto dengan mulut penuh seraya mengacungkan dua jempolnya.
"Ini jauh lebih enak daripada masakkan Kakashi-sensei." Celetuk Sakura.
Kakashi menunduk lesu. "Sakura-chan~"
"Kau ini! Makannya pelan-pelan saja." Kata Obito yang berada disamping Naruto.
Naruto menoleh sejenak kearah Obito dan menatapnya dengan tatapan kesal. Kemudian dia melanjutkan makannya lagi.
"Oi, apa-apaan?!" Gerutu Obito.
"Paman Obito berisik!" Celetuk Sakura.
Kakashi dan Rin tertawa mendengar celetukkan Sakura. Sementara Obito langsung menunduk lemas (Sakura mulai aktif ya bund-,-').
"Baiklah aku akan diam sekarang." Kata Obito dengan lesu.
Rin tertawa seraya menepuk pundak Obito. "Jangan terlalu dibawa serius." Kata Rin.
"Hm, anak-anak memang jujur ya." Kata Kakashi.
"Kau juga!" Gerutu Obito.
Kakashi dan Rin pun tertawa.
"Nee, Rin-san. Rin-san punya hubungan seperti apa dengan Paman Obito?" Celetuk Itachi.
"E..eh?" Rin dan Obito pun terlihat canggung dan malu-malu.
Sementara Kakashi menatap mereka berdua dengan tatapan jahil.
"Nee, jelaskan sajaa." Kata Kakashi dengan nada jahil.
"Masa Itachi-nii gatau." Celetuk Sakura lagi.
"Mereka kan pacaran."
Prang
"E..eh?!"
Obito tak sengaja menyenggol gelas disampingnya karena kaget.
Wajah Rin pun terlihat memerah.
"Nee, Rin." Panggil Kakashi.
"Ng? Ada apa, Kakashi-kun?" Tanya Rin gugup.
"Itu..." Gumam Kakashi seraya menunjuk kearah Obito.
Rin pun menoleh kearah Obito dan betapa terkejutnya dia saat menyadari bahwa dia tak sengaja memegang pundak Obito dengan keras.
"R..Rin-chan..."
Rin pun dengan cepat melepaskan genggaman itu dengan wajah bersalah. Sementara keempat bocah dihadapan mereka hanya tertawa melihat tingkah konyol mereka berdua.
"Su...sudah! Cepat makan makanan kalian." Kata Rin mengalihkan pembicaraan.
"Oi! Kupikir kalian akan membantuku." Gumam Kakashi lesu.
"Yah, kami lumayan membantumu kan hari ini. Kami pulang setelah anak-anak itu tidur." Kata Rin seraya tertawa kecil.
Kakashi tersenyum dibalik maskernya. "Yah, tak bisa kupungkiri sih. Kalian cukup membantuku hari ini." Kata Kakashi.
Obito menyenggol lengan Rin yang berdiri disampingnya. "Nee, Rin-chan. Gimana? Aku sudah cocok menjadi sosok ayah belum?" Goda Obito.
Rin secara reflek menginjak kaki Obito dengan wajah memerah. Obito pun mengeluh kesakitan. Kakashi hanya tertawa melihat kedua pasangan yang merupakan sahabatnya itu.
"Kalau begitu, kami pulang yaa. Untuk masalah make up itu, tak usah khawatir. Aku akan membantumu, Kakashi-kun." Kata Rin seraya tersenyum lebar.
Kakashi mengangguk. "Hn, terimakasih untuk hari ini. Kalian benar-benar membantuku hari ini." Kata Kakashi.
Rin dan Obito pun mengangguk seraya tersenyum. "Daah~ Kakashi~" Kata Obito seraya melambaikan tangannya.
Kakashi hanya mengangguk melihat kepergian mereka berdua. Setelah mereka pergi, Kakashhi pun masuk ke kamar anak-anak untuk memeriksa keadaan mereka.
Kakashi tersenyum melihat ketiga anak itu yang tertidur pulas. Wajah imutnya pun membuatnya tersenyum. (Oh, FYI, Itachi tidur dikamarnya sendiri ya gengs.)
"Kalian membuatku lelah. Tapi kalian juga yang membuatku relax. Aku tak mengerti dengan anak-anak ini."
"Kakashi-sensei, belikkan kami ice cream~" Rengek ketiga bocah itu dari belakang.
Kakashi masih fokus ke jalanan. Saat ini mereka dalam perjalanan menuju sekolah Itachi.
"Iya iya. Nanti aku belikkan. Tapi, kita jemput Itachi-nii dulu ya. Kalian duduklah dengan tenang." Kata Kakashi.
"Baiklah."
Tak selang beberapa lama, kegaduhan mulai terdengar kembali dari kursi belakang. Kakashi pun sedikit melirik kebelakang untuk melihat apa yang terjadi. Yah, harusnya sih kalian bisa menbaknya. Atau tidak?
Seperti biasa, Naruto dan Sasuke yang duduk bersebelahan kembali berkelahi karena alasan yang tidak Kakashi ketahui. Sementara, Sakura yang duduk disamping Naruto hanya menggelengkan kepalanya. Sesekali menarik rambut Naruto guna menghentikan pertengkaran dua bocah ini.
Kakashi hanya menghela nafas kemudian meminggirkan mobilnya. Dia pun turun tanpa bicara dan membuka pintu jok belakang. Ketiga anak itu langsung diam terpaku memperhatikan gerak-gerik Kakashi.
Kakashi membuka sabuk pengaman Sakura dan Naruto, kemudian menggendong Sakura untuk duduk diantara Sasuke dan Naruto.
Kakashi kembali menghela nafas. "Aku tak tau kenapa kalian berdua terus berkelahi kalau duduk bersebelahan. Sakura-chan, mulai saat ini kalau kalian pergi bertiga, kau harus di posisi diantara mereka berdua." Kata Kakashi.
"Habisnya, Sasuke-baka menggangguku dari tadi. Padahal aku tidak menganggunya." Gerutu Naruto kesal.
"Aku?! Yang mengganggu itu kau, baka! Kau yang terus menggangguku sejak kita pergi dari TK!" Gerutu Sasuke kesal.
Kakashi kembali menghela nafas dan hendak melerai mereka. Namun...
Sakura meletakkan kedua tangannya di wajah Sasuke dan Naruto dan memisahkan mereka. Tatapan Sakura ke mereka terlihat sangat kesal. Dia menoleh kearah Sasuke dan Naruto secara bergantian.
"Kenapa setiap kalian berkelahi harus aku yang berada ditengah kalian?! Kalian ini seperti anak kecil tau gak?!" Gerutu Sakura kesal.
Kakashi tersenyum terpaksa. 'Kalian memang anak kecil...'
"Di TK berkelahi, dirumah berkelahi. Kalian tidak bosan berkelahi apa? Aku saja bosan melihat kalian berkelahi." Gerutu Sakura.
Kakashi menghela nafas panjang. Yah, biarkan Sakura yang memarahi dua bocil itu. Kakashi pun kembali ke bangku pengemudi dan melajukan mobilnya menuju sekolah Itachi.
Tentunya, disepanjang jalan dipenuhi omelan Sakura...
Mereka pun tiba di rumah dengan selamat dan berhasil makan ice cream dengan tenang.
Keempat anak kecil itu duduk didepan tv seraya memakan ice cream yang dibeli di perjalanan pulang mereka.
Kakashi sedang sibuk dengan handphone nya karena sedang menelpon ayahnya. Itachi yang duduk tenang itu pun sesekali melihat kearah Kakashi dengan tampang penasaran.
"Nee, minna." Bisik Itachi.
"Eung?" Sahut mereka bertiga tanpa mengalihkan pandangan mereka dari tv dan ice cream mereka.
"Kalian tidak penasaran dengan wajah asli Kakashi-san?" Tanya Itachi.
Naruto menatap Itachi sejenak. "Wajah asli Kakashi-sensei?" Itachi pun mengangguk.
"Siapapun yang melihat dia pasti penasaran dengan wajahnya. Bukankah begitu?" Celetuk Sasuke tanpa mengalihkan pandangannya.
"Nee, tapi aku juga penasaran sekali dengan wajah Kakashi-sensei." Gumam Sakura.
"Jangan-jangan, bibirnya sangat tebal karena itulah dia menutup wajahnya." Celetuk Naruto.
"Atau gigi nya yang besar?"
"Atau malah sebaliknya. Bibirnya sangat sangat kecil?"
Mereka semakin penasaran karena memikirkan itu. Itachi pun menepuk tangannya sekali.
"Bagaimana kalau kita coba buka saja maskernya?" Usul Itachi.
"Bukankah waktu itu kita pernah melakukannya dan gagal?" Gumam Sakura.
"Kalau begitu, kita harus menyusun strategi yang bagus untuk membongkarnya." Celetuk Naruto.
"Hn, itu sudah pasti."
"Yosh, kita buat Kakashi-san bermain dengan kita. Dan saat itulah kita membuka maskernya. Gimana?" Usul Itachi.
Mereka bertiga mengangguk. Disaat yang sama, Kakashi pun sudah selesai dengan handphone nya dan menghampiri keempat anak itu.
"Haa~Maafkan aku ya anak-anak. Yosh, mau bermain?" Ajak Kakashi.
Itachi dan ketiga anak itu tersenyum penuh arti kemudian mengangguk.
"Kita mau main apa sekarang?" T
anya Kakashi.
"Gimana kalau kita main perang-perangan? Kakashi-san jadi musuh kami." Kata Itachi.
"Hm, boleh saja. Tapi apa kalian yakin kalian akan menang melawanku?" Goda Kakashi.
"Kami pasti berhasil!" Kata Naruto.
"Yosh, minna! Kita ke markas!" Kata Naruto seraya mengangkat stik ice cream yang sudah bersih itu.
Mereka bertiga mengangguk kemudian berjalan menuju dapur untuk membuang stik ice cream dan masuk ke dalam kamar bermain mereka.
"Kakashi-san! Kau tidak boleh mengintip ya! Jangan curang!" Celetuk Itachi diambang pintu kamar.
"Tenang saja. Aku takkan curang kok." Kata Kakashi.
Itachi pun mengangguk kemudian menutup pintu kamar itu. Kakashi pun duduk seorang diri di depan tv seraya tersenyum.
"Dasar anak-anak itu. Mereka menggemaskan sekali."
"Jadi, bagaimana kapten?" Tanya Naruto yang terlalu menghayati permainan.
"Jadi, pertama. Kita akan menyerang Kakashi-san. Naruto dan Sasuke, kalian serang dan tahan kaki Kakashi-san yang sedang duduk di depan tv itu."
"Yosh!"
"Aku akan menahan Kakashi-san dari belakang. Dan Sakura-chan, kau punya peran penting disini." Kata Itachi.
"Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Sakura.
"Setelah kami menahan Kakashi-san, kau langsung naik dan membuka masker Kakashi-san."
"Oho, itu sih harusnya menjadi pekerjaan yang gampang." Kata Sakura dengan percaya diri.
"Yosh, kalian sudah mengerti tugas kalian kan?" Tanya Itachi.
Mereka pun mengangguk paham.
"Ayo kita mulai!"
Kakashi tengah fokus menatap handphone nya. Tanpa dia sadari, keempat anak itu mengendap-endap kearahnya. Itachi mengambil kursi kecil agar dia bisa menahan Kakashi dari belakang.
"Sekarang!" Teriak Naruto.
Kakashi yang mendengar teriakan Naruto itu pun agak terkejut ditambah lagi dengan serangan dadakan dari mereka.
Naruto dan Sasuke berhasil menahan kaki Kakashi, begitupun dengan Itachi. Sakura pun bersiap untuk melompat keatas sofa untuk menarik masker Kakashi.
"Oi! Kalian mau ngapain?!" Tanya Kakashi sedikit panik.
"Ini karena kami penasaran." Kata Sakura yang sedang berusaha meraih masker Kakashi.
Tapi, Kakashi pun mendapatkan ide untuk melepaskan diri dari keempat anak itu.
"Wah, lihat! Itu mainan baru yang diberikan Paman Obito kalian." Kata Kakashi cepat.
Keempat anak itu pun terkecoh. Genggaman tangan Naruto, Sasuke, dan Itachi pun melemah karena tak fokus dan Kakashi pun berhasil melepaskan diri dari mereka berempat.
"Wah, aku tak tau kalian akan melakukan ini padaku. Kalau begitu, kalian takkan bisa melepaskan masker ini dariku." Kata Kakashi sedikit tertawa kecil melihat wajah anak-anak itu yang terlihat kesal karena Kakashi berhasil melepaskan dirinya.
"Haha, ada apa dengan wajah kalian?" Goda Kakashi.
"Kalian kesal?" Goda Kakashi lagi.
"Ukh! Lihat saja nanti! Kami akan melepaskan maskermu itu!" Kata Naruto seraya menunjuk kearah masker Kakashi.
Mereka berempat langsung berlari ke dalam 'markas' mereka. Kakashi hanya menatap kepergian anak-anak itu dengan tawa kecil.
"Dasar anak-anak itu."
"Ukh! Kita gagal!" Gerutu Sakura.
"Aku punya ide." Celetuk Sasuke.
Mereka bertiga langsung menatap Sasuke dengan tampang penuh tanya.
"Jadi, kita akan..."
~T.B.C~
