Let's take time : To Make Memories
by
Lightrress
.
.
.
Warning!
Ficiton, BL, AU
NamJin, lil bit!YoonMin
.
.
.
.
Seokjin menghela napas. Sedari tadi, dirinya hanya berdiri di belakang counter dan menatap kosong orang-orang yang sedang makan siang di restorannya. Siang ini tidak seperti biasanya. Restoran cukup sepi dan Seokjin sendiri merasa tidak biasa. Dia merasa…ngantuk? Bosan? Entahlah, Seokjin sendiri juga bingung. Helaan napas terdengar lagi, hingga Yoongi yang berdiri di sampingnya menekuk alis.
"Demi Tuhan, ini sudah yang ke-sembilan kali, hyung!" Yoongi berkata kesal dengan suara pelan agar tidak ada yang bisa mendengar mereka. Seokjin menoleh, sedikit tertawa, bertanya pada adik sepupunya itu, "Kau menghitungnya, Yoongi-ah?"
Yoongi berdecak, "Kau menghela napas terus sejak berdiri di sampingku, mana mungkin aku tidak tau? Kau mengganggu, hyung." Mendengar itu, Seokjin tertawa singkat lalu kembali memandang ke depan, memperhatikan sepasang kekasih yang tengah menikmati makan siang bersama. Yoongi mengikuti arah pandang Seokjin dan menemukan sepasang kekasih tersebut saling menyuapi satu sama lain, lantas dia menyenggol Seokjin, "Kenapa? Kau iri?"
"Bisa dibilang begitu." Seokjin menghela napasnya lagi. Yoongi yang menemukan sesuatu untuk mengganggu Seokjin, tertawa pelan, "Apa-apaan, hyung? Kemana Seokjin hyung yang selalu pamer tentang Namjoon?"
"Kau tidak tau." Seokjin bergumam, lalu menoleh menatap Yoongi, kemudian mendesah pelan "Akhir-akhir ini Namjoon sibuk, dia selalu pergi pagi dan pulang larut malam. Bahkan aku kadang tidak melihatnya seharian karena dia selalu sudah pergi sebelum aku bangun dan pulang setelah aku tidur. Kami hanya berinteraksi di chatroom."
Mendengar itu, Yoongi terlihat berpikir lalu menjentikkan jarinya, "Oh, karena itu kau akhir-akhir ini ada di restoran. Biasanya kan kau hanya datang sebentar untuk mengecek, lalu pergi lagi setelah melimpahkan semua pekerjaan kepadaku." Seokjin tergelak mendengar penuturan sarkas dari adik sepupu yang sudah seperti saudara kandung baginya itu, "Makanya aku memberimu share yang lebih banyak, kan? Lagipula ini bisnis kita berdua, Yoongi-ah." Seokjin menepuk bahu Yoongi sambil tertawa.
Yoongi mendengus, "Aku juga ingin menghabiskan waktu dengan Jimin, tahu?" Seokjin menatap Yoongi, tidak percaya dengan apa yang didengarnya, "Tumben? Tapi, baguslah. Sekali-sekali kau juga harus bersikap romantis pada Jimin." Yoongi berdecak menanggapi sepupunya. "Yayayaa, kau dan ceramahmu itu."
"Aku serius, Yoongi-ah. Jimin bisa mencari yang baru kalau kau cuek terus." Seokjin tersenyum jahil, "Lagipula Jimin sangat manis, pasti banyak yang masih mengejarnya meskipun tau kalau dia sudah punya kekasih." Seokjin tertawa setelah melihat wajah masam Yoongi.
Seokjin merogoh saku celana setelah merasakan getaran, mengambil ponselnya, dan mengabaikan Yoongi yang mulai mengomel tentang Seokjin selalu mengatakan hal yang sama padanya. Seokjin membuka poselnya dan melihat beberapa pesan masuk dari Namjoon.
Hyung, aku akan pulang cepat hari ini
Mungkin sekitar jam 4 sore
Sampai bertemu di rumah, hyungnim :))
Seokjin segera memasukkan ponselnya ke saku dan menatap Yoongi sambil cengengesan lalu berkata, "Aku duluan. Hari ini Namjoon pulang cepat." Yoongi yang melihat hyung-nya kesenangan, hanya bisa melambaikan tangan seperti mengusir Seokjin dari hadapannya. "Pergilah, hyung."
Seokjin segera mengambil kunci mobilnya, lalu berhenti sebentar dan berkata, "Carilah manager restoran untuk menggantikanmu dan habiskan waktumu dengan Jimin. Aku tidak keberatan asal kau yang men- trainingnya." Yoongi berdengung merespon malas, "Yayaya, sudah sana pergi."
Seokjin tertawa, "Aku duluan." ujarnya sambil berjalan keluar restoran dan memacu mobilnya.
.
.
.
Seokjin membuka pintu apartemen dan masuk dengan kantong belanjaan di kedua tangan. Dia tadi memutuskan untuk berbelanja kebutuhan rumah dan bahan makanan terlebih dahulu sebelum pulang. Dia menaruh kantong-kantong tersebut di counter dapur, lalu mengeluarkan barang belanjaan dan mengaturnya sambil berpikir apa yang akan dimasaknya untuk makan malam. Setelah selesai, Seokjin melihat jam yang ada pada dinding dapur. Masih ada waktu satu jam sampai Namjoon pulang, sehingga Seokjin memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum mulai memasak makan malam.
Lima belas menit setelah Seokjin masuk ke kamar mandi, pintu apartemen mereka terbuka, menampakkan Namjoon yang membawa sebuket bunga. Sambil berjalan masuk, Namjoon mencari Seokjin, "Hyung? Aku pulang." Namjoon melangkah ke kamar tidur. Mendengar suara dari kamar mandi begitu masuk ke area kamar tidur, Namjoon memutuskan untuk duduk dikasur dan menunggu Seokjin.
Jin yang sudah selesai mandi, keluar dan terkejut melihat Namjoon. "Kau sudah pulang?" Seokjin menghampiri Namjoon dan ikut duduk di kasur.
Namjoon mengangguk kemudian menyodorkan buket bunga yang daritadi dipegangnya. Seokjin menatap heran. Seingatnya hari ini bukan hari ulang tahunnya. Hari jadi mereka yang ke-empat juga sudah lewat beberapa bulan lalu. Bukan hari valentine. Seokjin lantas bertanya, "Ini apa?"
"Untuk hyung"
Seokjin terkekeh, "Kenapa? Biasanya kau juga tidak pernah memberi bunga." Namjoon tersenyum dan mengacak rambut basah Seokjin, "Ingin saja, sayang."
Seokjin menggembungkan pipinya, "Aku bukan perempuan, Namjoon-ah."
Namjoon tertawa lalu mengecup pipi Seokjin, "Aku tau, tapi tidak ada yang salah kan dengan memberi bunga kepada laki-laki?"
"Tidak ada." Seokjin menjawab sambil menggeleng lucu. "Ayo, aku baru akan memasak makan malam." Seokjin baru ingin beranjak menuju dapur, namun Namjoon menahan tangannya agar tetap duduk dan beralih memeluk Seokjin. "Hem? Kenapa?" Seokjin bertanya.
"Aku kangen. Rasanya sudah lama tidak memeluk hyung seperti ini." Namjoon menghirup dalam wangi sabun yang dipakai Seokjin, lalu mendusel ujung hidungnya ke leher Seokjin.
Seokjin tertawa pelan dan menepuk-nepuk punggung kekasihnya, "Aku juga kangen, tapi kau sibuk sekali, jadi aku tidak berani mengganggu. Kau sudah bekerja keras. Pasti lelah kan?"
Namjoon terdiam. Seokjin memang sangat pengertian, dan Namjoon jadi merasa bersalah karena tidak mempunyai waktu bersama Seokjin akhir-akhir ini. "Um maafkan aku, hyung."
"Ssst tidak apa, jangan meminta maaf, Namjoon-ah."
Namjoon melepas pelukannya. "Ayo kita pergi liburan. Aku sudah memberitahu manager-hyung sebelumnya, dan dia sudah mengosongkan jadwalku untuk 3 hari ke depan."
"Bukannya kau sibuk?" Seokjin memandang heran.
Namjoon menjelaskan, "Di hari pertama manager-hyung memberitahu jadwalku akan sibuk selama beberapa waktu kedepan. Aku langsung memintanya untuk mengosongkan 3 hari full setelahnya. Aku ingin bersamamu."
Namjoon mengusap belakang kepalanya, "Uh tidak harus pergi liburan juga sih. Kalau hyung lelah, di rumah saja juga tidak apa. Kalau hyung harus ke restoran juga tidak apa, aku akan ikut. Pokoknya aku ingin bersama hyung terus selama 3 hari itu." Namjoon lanjut menjelaskan saat melihat Seokjin tidak merespon.
Seokjin mengerjap lalu tersenyum. Seokjin mecondongkan badannya dan mengecup bibir Namjoon kemudian berbisik, "Ayo kita pergi ke Pulau Jeju dan membuat kenangan indah disana supaya aku tidak melupakan hal-hal yang membuatku jatuh cinta padamu seperti ini, Namjoon-ah."
Namjoon tertawa, "Baiklah hyungnim, aku akan memesan tiket sekarang. Kita pergi makan malam di luar saja, setelah itu kita packing, bagaimana?"
"Call."
.
.
.
"Maafkan aku, Yoongi-ah" Seokjin tertawa mendengar Yoongi yang mulai berdecak diseberang sambungan telepon.
"Jadi….kau akan pergi selama berapa hari tadi? 3 hari?" Seokjin bisa membayangkan Yoongi sedang memijat pelipisnya sendiri.
"Iya." Seokjin menjawab
Terdengar helaan napas sebelum Yoongi menjawab, "Yasudah, pergilah."
Namjoon yang mendengar pembicaraan Seokjin dan Yoongi melalui loudspeaker pun menyambar teleponnya, "Hyung, ini Namjoon, aku mau minta tolong."
"Apa?"
"Aku sudah menulis lirik bagianku, tapi mereka tiba-tiba memintaku untuk menyelesaikan semuanya, hyung bisa membantuku?"
Sekedar informasi, Yoongi yang merupakan adik sepupu Seokjin awalnya memang seorang produser musik, sama seperti Namjoon. Seokjin mengajak adik sepupunya itu membuka bisnis restoran bersama karena keduanya sama-sama tertarik berbisnis dalam bidang kuliner.
Mendengar permintaan Namjoon, Yoongi hanya bisa mengerang, "Iya, iya, baiklah Kim Namjoon dan Kim Seokjin, selama kalian berlibur aku yang akan mengerjakan semua pekerjaan kalian. Ada lagi?"
Seokjin dan Namjoon tertawa, lalu Namjoon kemudian menjawab, "Tidak ada hyung, aku akan mengirim file musiknya nanti. Terima kasih banyak. Kami berutang padamu."
"Hyung akan memberimu libur dan mencarikan manager untuk restoran nanti." Seokjin menambahkan.
"Baiklah, terserah hyung saja." Yoongi menjawab pasrah. "Sudah ya, hyung, hati-hati dalam perjalanan. Selamat liburan." Lanjutnya sambil mematikan telepon.
Yoongi menghempaskan tubuhnya pada sofa ruang tamu apartemennya, menatap langit-langit sambil memejamkan matanya. Dia akan sibuk selama beberapa hari kedepan, itu berarti dia tidak bisa bertemu Jimin. Yoongi mengusap wajahnya dan menatap kosong ke depan sambil berpikir, sebelum getaran ponsel menarik perhatiannya.
Telepon masuk dari Jimin.
"Jimin-ah, aku merindukanmu." Yoongi berkata tanpa basa-basi setelah mengangkat panggilan.
Jimin tertawa, "Aku tahu, hyung. Jemput aku, aku akan menginap di tempatmu. Tadi Seokjin hyung menelepon dan memintaku untuk menemani hyung."
"Bagus kan? Kita bisa menghabiskan waktu bersama meskipun sama-sama sibuk." Dengan suara manis, Jimin melanjutkan.
Yoongi terdiam beberapa saat sebelum membalas, "Tunggu aku. 20 menit lagi aku sampai." Lalu mematikan telepon, kemudian segera menyambar kunci mobilnya dan berlari keluar apartemen.
.
.
.
.
Aku tidak keberatan berada di mana pun. Melakukan apa pun. Sesibuk apa pun
Asal aku bersamamu, semuanya bisa menjadi kenangan bagiku.
.
.
.
.
Haiii, lama tidak berjumpa.
Selama pandemi ini, aku menyadari satu hal. Hal-hal sepele seperti berada di tempat yang sama meskipun sama-sama sibuk atau se-sepele mengambil waktu untuk sekedar bertemu itu bisa menjadi hal yang sangat berharga. Kelihatannya sangat biasa dan sederhana, tapi tidak semudah itu lagi sekarang. Karena memikirkan hal-hal seperti itu, jadilah fict ini.
Ku harap kalian menyukainya. Terima kasih telah membaca.
Semoga kalian selalu sehat dan semangat melewati masa pandemi ini.
-Lightrress
