"Baiklah, hari ini kita akan melakukan raid bos 27. Apa kalian punya informasi tentang pola serangannya?" Tanya pemimpin Holy Dragon Alliance.
"Ketika kau bilang 'kalian', maksudnya itu kami kan?" Kata Naofumi dengan nada sombong.
"Tenang, kami mempunyai informasi tentang pola serangannya" Kata Kirito kemudian menjelaskan pola serangannya.
Keesokan harinya mereka pergi untuk raid boss lantai 27. Mereka terus berjalan hingga pada sebuah pinta raksasa.
"Baiklah, kita mulai!" Teriak Mikoto dan Melty seolah-olah menyemangati pasukan tsb.
Sebelum ada yang bergerak, Kirito dan Naofumi sudah berlari terlebih dahulu. Mereka berhasil melakukan serangan beruntun dengan Naofumi bertahan dan Kirito menyerang. Mereka seolah-olah mempunyai ikatan batin yang kuat. Mungkin itu karena mereka sudah berteman cukup lama.
"Haaa!" Teriak Kirito diikuti sword skill «Sharp Nail». Namun setiap serangan mereka baik Kirito dan Naofumi maupun yang lainnya tidak berdampak besar.
"Sial, kulitnya sungguh keras" Kata Kirito mengumpat. "Sword Skill, «Vertical Square»" Namun itu juga tidak berdampak banyak.
"Air Strike Javelin" Teriak Motoyasu menggunakn skill nya dan membuat semua terkejut Motoyasu berhasil memberi damage yang lumayan.
"Bagus, Motoyasu-sama" Kata b*tch pada Motoyasu.
"Baiklah, Air Strike Javelin" Katanya menggunakan skill yang sama namun kali ini tidak memberi damage yang besar.
Kirito berhasil menghindari serangan palu monster tsb. Namun datang sebuah serangan rantai. Ketika itu Kirito berpikir, inikah akhirnya? Namun sesuatu mendorong Kirito dan menggantikan posisinya.
"Yujio?" Kata Kirito terkejut. Rantai tsb. tepat mengenai Yujio membuatnya terpental. HP nya terus berkurang sedikit demi sedikit.
"Kenapa kau lakukan itu?!" Tanya Kirito penuh kesedihan melihat temannya sekarat lagi. Disusul dengan Naofumi yang juga menghampiri Kirito dan Yujio.
"Aku... Akan melindungi mu. Sebelumnya kau menyelamatkan ku dari pedang Raios. Kini... Giliran ku untuk menyelamatkan mu" Kata Yujio terbata-bata karena kelelahan.
"Tidak. Tidak!" Teriak Kirito kemudian waktu seolah-olah berhenti. Hanya Kirito, Yujio dan Naofumi yang tidak terkena efeknya.
"Hentikan Kirito. Jangan membuat ini semakin lama" Pinta Yujio yang sudah sekarat.
"Aku tidak akan melepaskan mu Yujio-" Kata-kata Kirito terpotong oleh Yujio.
"Bangkitlah Kirito. Kau pasti bisa bercahaya lebih terang. Sama seperti cahaya langit malam yang terlihat dari bawah Gigas Cedar" Kata-kata Yujio terhenti. "Itu dia, Kirito. Nama pedang hitam mu adalah Night Sky Sword" Kata Yujio yang semakin memudar.
"Naofumi, tolong jaga Kirito. Dia memang ceroboh. Maka dari itu, tolong...jaga dia" Pinta Yujio pada Naofumi. "Stay cool, kalian berdua" Kata-kata yang seolah-olah menandakan perpisahan mereka.
"Ti-Tidak. Yujio, jangan tinggalkan aku..." Kata Kirito diikuti dengan tangisannya. "Oh iya. Kita masih mempunyai item revive itu" Kata Kirito mengeluarkan item yang dia maksud. Dia memberi item itu pada Yujio. Yujio yang hampir saja hancur langsung kembali normal.
"Istirahatlah, Yujio" Kata Kirito menurunkan Yujio.
"Aku juga akan ikut" Kata Naofumi berdiri di samping Kirito.
"Ikuzo!" Teriak Kirito yang diikuti dengan Naofumi menghampiri monster tsb.
"Hate Reaction. Perfect Defense!" Teriak Naofumi mengaktifkan skill dengan aura hijau di sekeliling nya.
Monster tsb berusaha menyerang Naofumi namun Naofumi seolah-olah tidak merasakan apapun. Dia hanya memasang posisi dan bertahan. Bahkan HP nya tidak berkurang satu pun.
"Baiklah, Naofumi!" Teriak Kirito memberi aba-aba.
"Air Strike Shield" Kata Naofumi menggunakan skill nya sebagai pijakan Kirito.
Kirito melompat ke arah pelindung tsb dan melompat hingga berada di udara. Monster tsb berusaha menyerang Kirito namun seolah tertarik ke perisai Naofumi, serangannya kembali mengarah ke Naofumi.
"Acceleration" Kata Kirito menggunakan skill yang mengeluarkan aura merah. Waktu kembali serasa berhenti. Kirito memanfaatkan hal tsb untuk menusuk titik lemah monster tsb.
"Sword Skill. Vorpal Strike" Kata Kirito melesat menusuk tepat ke titik lemah monster tsb. Monster tsb mencapai batas nya dan hancur menjadi poligon.
"Sudah, berakhir" Kata Kirito seolah-olah menyatakan kelegaan nya.
"Daijoubu, Kirito?" Tanya Naofumi menghampiri Kirito.
"Mou daijoubu" Jawab Kirito.
"Sasuga 'Beater' dan 'Tate no Akuma'. Mereka bahkan menggunakan cheat. Sungguh memalukan. Kalian adalah pahlawan, kalian seharusnya malu" Kata B*tch dengan nada menyebalkannya. Tanpa menghiraukan kata-kata nya, Kirito dan Naofumi meninggalkan tempat tsb.
"Cih" Naofumi sangat kesal dengan kata-kata B*tch.
"Ne, Naofumi. Lebih baik kau tinggalkan saja aku. Kembali kepada mereka. Kau tidak harus ikut denganku. Lagipula ini adalah jalan yang ku-" Kata-kata Kirito terpotong oleh Naofumi.
"Itu lagi? Yaampun Kirito, aku ini sahabat mu. Sekali aku mengetahui sahabatku dalam masalah, aku akan membantunya sampai masalah itu selesai. Jadi kau tak usah khawatir" Kata Naofumi mengacak-acak rambut Kirito.
"Baiklah, ayo" Kata Kirito. Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka.
Mereka pun sampai di kota terdekat dan mengaktifkan teleporter. Setelahnya mereka menggunakan teleporter tsb.
"Sudah hampir setahun" Kata Kirito pada Naofumi ketika mereka sedang berjalan menyusuri dungeon.
"Ya, dan sayangnya itu harus terjadi lagi. Karena kitalah mimpi mereka tergagal kan semua" Balas Naofumi pada Kirito. Mereka sampai pada sebuah ruangan kosong. Ruangan yang sangat luas.
(Flashback)
"B-Bagaimana ini, Menma? Kita sudah terpojok oleh Lizardman" Kata seorang pengguna katana dengan rambut hitam dan iris onyx serta baju putih simpel pada seorang lelaki sword-shielder berambut kuning serta jaket jingga dengan hitam di bagian sekitar ritsleting.
"Naofumi!" Teriak sebuah suara. Kumpulan orang-orang yang terpojok kini terkurung di dalam sebuah bola terbuat dari besi.
"Haaa!" Teriak suara pertama. Mereka jelas bisa mendengar suara tebasan.
Para pemuda yang terkurung terbebas akhirnya. "Si-Siapa kalian?" Tanya lelaki bernama Menma.
"Aku adalah Kirito. Dan dia adalah Naofumi" Kata lelaki pengguna pedang memperkenalkan dirinya dan temannya. "Kalau kalian?" Kirito berbalik bertanya.
"Kami adalah Leaf Storm. Aku adalah pemimpin guild ini, Menma" Kata Menma memperkenalkan dirinya.
"Namaku Orochi" Kata si pengguna katana.
"Namaku Haru. Yoroshiku Onegaishimasu" Kata player perempuan berambut pink mata hijau dan baju pink juga serta menggunakan lance.
"Namaku Higa desu" Lanjut player perempuan lainnya berambut hitam panjang dengan mata silver dan jaket putih. Dia adalah pengguna rapier.
"Namaku Shirame. Yoroshiku" Kata seorang lelaki dengan menggunakan jaket bertudung berwarna hijau rambut hitam dan kacamata hitam. Lelaki tsb tidak terlihat membawa senjata.
"Kami akan kembali bertemu dengan anggota guild kami yang lain. Bagaimana kalau kalian ikut?" Kata-kata Menma membuat Kirito dan Naofumi terkejut. "Ini juga karena kalian telah membantu kami. Bisa dibilang cara kami untuk berterimakasih pada kalian" Lanjut Menma.
"Bagaimana, Naofumi?"
"Baiklah kami terima" Jawab Naofumi dengan senang.
"Baiklah, ayo!" Kata Menma yang sudah berjalan terlebih dahulu.
Kirito POV
Kami pun sampai di kedai tempat bertemu. Disana kami juga bertemu dengan beberapa anggota guild Leaf Storm.
Baki, adalah seorang beast tamer. Dia menjinakkan seekor Red Wolf. Red Wolf berbentuk anjing dengan bulu putih ketika tidak sedang dalam mode serius. Baki juga menggunakan 2 handed axe.
Lalu Shikara adalah seorang yang jenius dalam hal strategi. Bisa dibilang otak dari guild ini. Dia menggunakan one-handed short sword. Hampir seukuran dengan dagger.
Lalu Zaci adalah player dengan tubuh yang terbilang lebar. Sama seperti Menma, dia juga menggunakan Shield. Namun sebagai serangannya dia menggunakan one-handed mace.
Yang terakhir namun bukan yang tidak penting, adalah Inaka. Player yang sangat menyukai bunga dan menggunakan dagger serta throwing knife.
Mereka seolah-olah saling melengkapi. Setelah melihat keakraban mereka, membuatku teringat akan semua teman ku.
"Bagaimana, Kirito, Naofumi, maukah kalian ikut ke guild kami?" Ajak Menma. Aku dan Naofumi menerimanya dengan senang hati.
"Um, ano. Mungkin agak kasar, tapi kalau boleh tau, kalian level berapa?" Tanya Higa pada kami.
"Eh, um... Aku level 20 dan Naofumi level 19" Jawabku pada pertanyaan Higa sambil melihat level ku dan Naofumi yang menunjukkan level 30 dan 29.
Awalnya kami semua senang. Saling berbagi rasa kesenangan, kebahagiaan keceriaan. Kami terus meningkatkan level kami. Semua bahagia namun, semua berubah ketika kami memasuki sebuah ruangan. Ruangan yang berisi boss yang setara dengan boss lantai. 'The Nine Tails of Hatered' adalah nama boss yang kami hadapi.
"Haaa!" Teriak semua mengerahkan semua tenaga mereka. Namun mereka semua mati tercabik-cabik dan diledakkan. Hanya aku dan Naofumi yang berhasil selamat.
(End of flashback)
Itu adalah masa lalu yang kelam bagi kami. Sekarang, sudah hampir setahun sejak kejadian itu. Kami berharap tidak ada lagi yang mati hanya karena kami.
So, segitu aja untuk sekarang. Selamat berpuasa bagi yang puasa. Semoga cerita ini bisa menghibur sesaat ketika kalian berpuasa.
