ditulis tanpa mengharapkan keuntungan materil sedikit pun.


Maelstrom from Gensokyo

.

Disclaimer : Semua karakter yang ada di fic ini bukan milikku, saya hanya meminjamnya saja.

Ganre : Fantasy, Adventure, Romance, Supranatural, dll.

Warning : Ide kacangan/pasaran, geje, ooc, strongnaru, typo, ecchi, dll.

Summary : Memutuskan untuk melupakan impian masa lalunya. Ia kembali bangkit dan menemukan sebuah harapan yang dapat mengubah dirinya menjadi lebih baik. Ini adalah kisah baru di kehidupan barunya bersama para youkai dan seorang miko yang senang tiasa membantunya setiap saat.

Rate: M

Pairing : Naruto X Reimu

.

Chapter 5 : Perencanaan lari dari vampir

.


Naruto menghela nafas saat dirinya melihat Flandre begitu bersemangat memakan cemilan yang diberikan Sakuya kepadanya. Naruto tidak tahu harus berbuat apa sekarang, selain mewaspadai Sakuya yang berada di depannya.

'Di Gensokyo berpikiran secara logika tidak baik disini. Itu yang selalu dikatakan Reimu padaku kan?'

'Dan kau selalu melupakannya.' Kata Kurama dengan malas. 'Entah sudah beberap kali dia mengingatkanmu. Tapi tetap saja kau tidak mau mendengarkannya, kejadian ini mirip saat kau berada di akademi dulu.'

'Hahaha. Ya kurasa kau benar juga... Tapi.'

'Aku jadi kasihan pada Reimu... Hey Kalian setuju kan?'

Di bawah alam sadar Naruto para bijuu mengangguk-angguk setuju dengan perkataan saudara mereka yang bernama Shukaku.

Naruto dibuat kesal karena mendengarnya.

'Berisik! Sekarang apa kalian tahu cara agar aku bisa keluar dari cengkraman anak kecil yang duduk di pangkuanku ini?' Tanya Naruto.

'Maaf Naruto, tapi menurutku semua yang akan kau lakukan akan sia sia. Karena dilihat dari manapun, Flandre sangatlah kuat. Dia dengan mudah dapat menghancurkan apapun benda yang berusaha melukainya.' Kata Matatabi dengan suara khas nya.

Kurama dan Gyuki mengangguk mendengar jawabannya.

Sementara itu si pelayan Drakula diam dengan wajah datarnya melihat Flandre yang tenang dipangkuan Naruto. Seketika dia terseyum karena untuk beberapa saat yang lalu Naruto maupun Flandre dapat akur dan menjalin pertemanan.

"Aku ucapkan selamat padamu Naruto." Ucap Sakuya terseyum senang pada Naruto.

"Hah?"

"Kau benar-benar beruntung karena Flandre tidak membunuhmu. Sejujurnya anak ini dapat menghancurkan sebuah gunung dengan meremas kepalan tangannya."

Keringat dingin bercucuran di dahi Naruto dan dirinya gemetaran ketakutan karena membayangkan kemapuan Flandre yang hampir sama dengan yang dimiliki mantan temannya, Gaara.

Flandre terseyum bangga dan dia tertawa cekikikan merasakan Naruto yang dia duduki dipangkuannya gemetaran ketakutan.

Sakuya terseyum memaklumi apa yang sedang terjadi pada Naruto, dia juga akan begitu jika ada di posisi Naruto.

"Tugasku sudah selesai sekarang." Ucap Sakuya berdiri.

"Hey! Pertarungan kita belum selesai!" Teriak Naruto. "Kau tahu aku masih penasaran dengan kekuatanmu itu! Aku berjanji setelah semua ini berakhir! Aku akan kembali menantangmu bertarung dan mengalahkan mu"

Sakuya menatap remeh Naruto.

"Huh!? Mengalahkanku? Jangan bercanda! Butuh ribuan tahun bagimu untuk mengalahkanku Naruto!" Jawab Sakuya sambil berjalan menuju pintu.

"Flan-sama." Tanya Sakuya memegang knock pintu.

"Iya?"

"Saya minta maaf. Tapi, bisakah anda tidak membiarkan Naruto-san pergi? Nyonya sedang membersiapkan sebuah pesta." Tanya Sakuya dengan memohon.

"Ha'i! Aku tidak akan membiarkan Naruto-kun pergi karena mulai sekarang, kami adalah teman dekat!" Jawab Flandre menempelkan pungungnya pada dada Naruto lalu Menggesek gesekkan nya.

"Hoy..?" Tanya Naruto dengan perasaan tidak enak.

Dirinya menatap Flandre yang sedang menatap balik dirinya dengan senyuman aneh, hal itu tentu saja membuat para bijuu termasuk Kurama merinding.

Sakuya terseyum sebelum menutup pintu membiarkan Naruto dan Flandre bersenang senang. Sekarang dia harus menemui Remilia dan berkumpul dengan yang lainnya.

Sementara itu di luar kastil

Ini adalah hari terpanas di Gensokyo. Terlepas dari semua insiden yang pernah dia tangani, Marisa Kirisame selalu bersemangat akan sesuatu yang baru dan menarik. Contohnya saat ini, dia sekarang sedang bermain main dengan Cirno si peri bodoh.

"Hentikan Cirno-chan!"

"Jangan lengah Dai-chan!" Peringat Cirno pada temannya. "Lihatlah baik baik. Aku pasti akan mengalahkannya!"

"Cirno-chan." Daiyousei Bingung harus melalukan apa terhadap temannya agar tidak bertarung. "Naruto-niisama nanti marah loh!"

"Kali ini kau tidak akan bisa lari! Lihatlah kekuatanku yang sebenarnya!"

Marisa terseyum mendengarnya dan si reporter Aya terlihat tidak tertarik dengan kelakukan mereka, dia saat ini sedang menunggu Naruto pulang dengan informasi yang nanti dia bagikan dengan dirinya.

"Lcicle Fall!"

Badai hujan es kecil datang menghantam mereka berdua akan tetapi Marisa terlihat keenakan dengan suhu yang tadinya panas menjadi dingin nan sejuk.

"Ahh enak sekali, waktu yang tepat aku bertemu peri es ini." Ucap Marisa melampaikan tangannya di depan wajahnya.

"Aku setuju, kekuatannya sangat berguna saat musim panas begini. Tapi, hey apa yang kau lakukan disini?" Tanya Aya terbang di hadapan Marisa.

"Oh aku sedang mencari Naruto ze, kau tahu dimana dia berada?" Jawab Marisa.

"Disana!"

Aya langsung menujuk Scarlet Devil Mansion dan membuat Marisa kagum akan kemewahan rumah itu.

"Wah mewah banget!" Ucap Marisa terpesona.

"Aku disambut dengan cukup baik oleh Youkai ketika aku ke sana." Kata Aya mulai menceritakan perjuangannya memasuki kastil itu. Sementara Marisa dengan tenang mulai mendengarkan ceritanya.

"Aku mencoba menyelidiki tempat itu, tapi. Entah kenapa aku tidak bisa terbang lebih jauh, rasanya seperti di tarik ke belakang." Jelas Aya.

"Lalu bagaimana caranya Naruto masuk?" Tanya Marisa curiga jika Naruto memiliki kekuatan lain yang dapat masuk ke rumah orang lain tanpa di ketahui.

"Kastil itu di kelilingi oleh penghalang yang tidak bisa aku lihat... Dan ahmmm? Oh iya Naruto pergi lewat gerbang yang di jaga oleh wanita china, aku yakin Naruto mengalahkannya untuk bisa masuk." Kata Aya.

"Oh jadi begitu ze! Baiklah aku juga akan melakukan cara yang sama!"

Marisa dengan cepat terbang meninggalkan Aya dan kedua peri yang menatap kepergiannya. Daiyousei dan Cirno menghampiri aya bertanya tanya kenapa Marisa pergi.

"Nee Marisa mau pergi kemana?" Tanya Daiyousei pada Aya.

Aya terseyum.

"Bukankah sudah jelas. Marisa itu suka menjarah apapun yang terlihat bagus dan aku yakin di sana ada banyak harta karun yang sangat berharga." Jelas Aya.

"Jaa kalo begitu kami pergi dulu." Ucap Daiyousei menarik tangan Cirno.

"Dai-chan nanti dulu dong." Cirno melepas pergelangan tangan Daiyousei pada tanganya. "Aku masih ingin menungu Naruto-niichan, aku yakin dia akan segera pulang."

"Cirno-chan!" Bentak Daiyousei. "Sudahlah ayo pulang!"

"Tidak mau!" Kata Cirno dengan wajah tidak suka.

"Ayo!"

Melihat perdebatan mereka membuat Aya melangkah maju dan memisahkan kedua peri itu.

"Kalian berdua sudah hentikan." Aya menatap Cirno sebelum Daiyousei. "Aku yakin Naruto akan segera pulang, jadi kita hanya perlu menunggunya saja!"

Scarlet Devil Mansion

Duaarr!

"Aku akan keluar dari tempat ini!"

Semua serangannya tidak ada yang berhasil Rasengan, Rasenshuriken bahkan Chou mini bijuudama tidak ada yang berhasil mengenai Flandre. Naruto dibuat kesal karena apa yang dikatakan Sakuya akan kekuatan Flandre bukan isapan jempol belaka.

"Hahahaha, tadi hampir saja loh onii-chan!" Flandre kembali turun dan menggabungkan replika dirinya menjadi satu. "Nee~ selanjutnya kita akan main apa?"

"Cih!"

Bagi Naruto sudah tidak ada pilihan lain lagi jika saja dia memiliki bom asap maka keluar dari kastil ini bukan hal yang sulit. Tapi saat ini dia sudah kehabisan bom asap saat lari dari kejaran Reimu berbulan-bulan yang lalu.

'Hahaha! Kau tampak tidak berdaya di hadapan anak kecil yah.' Ledek Kurama. 'Aku jadi kasihan padamu, mau aku berikan kekuatan tambahan?'

'Tidak terima kasih! Akan aku buktikan, aku bisa keluar dari tempat ini!' Jawab Naruto.

'Hati-hati aku merasa anak itu ingin mentelanjangimu, fufufu!' Goda Matatabi sambil tertawa dan yang lainnya pun juga ikut tertawa.

Keringat dingin membasahi wajah Naruto begitu mendengarnya.

'Kurang ajar!' Batin Naruto.

Di sisi lain. Flandre terlihat sangat energik mendapati teman yang tidak gampang rusak atau mati seperti boneka bonekanya. Flan melesat menuju Naruto dan memeluknya dengan erat.

"Naruto-kun!"

"Flan lepaskan!"

kali ini serangan dalam pelukan yang menghancurkan tulang. Atau apa pun sebutannya jika tubuhmu sedang diremas dan kau merasakan tulang rusuk mu mulai memberi suara nikmat.

"Guhh! Sakit!" Kata Naruto.

'Aaa Naruto? Sepertinya... '

'Tidak perlu kau katakan juga aku sudah tahu Kurama!'

Naruto memegang kedua pundak Flan dan meremasnya membuat anak itu kegirangan senang. Flan terlihat menggunakan kepalanya mengelus perut Naruto.

"Hore! Naruto-kun menyukaiku!"

Suara tulang rusak kembali terdengar. Membuat Naruto condong kedepan dan dia tertawa miris dengan keadaannya.

"Kau menghancurkannya kali ini!" Ujar Naruto.

"Aku hebat bukan!?" Tanya Flan dengan wajah polosnya.

Flan melepaskannya dan membiarkannya berbaring di lantai dengan tubuh yang hancur. Naruto tahu dia harus mengatakan sesuatu. Dia harus menghentikannya secepatnya sebelum dia melakukan hal lain. Dia belum mati, tapi sekali lagi dan mungkin semuanya akan berakhir sudah di tangan anak kecil ini.

"Ne nee~ selanjutnya kita main apa?" Flan masih terus menanyakan permainan apa yang akan manusia ini mainkan dengannya.

Flan terlihat sangat senang.

"Bahh! Tunggu sebentar biarkan aku pulih dulu."

Dan Naruro terlihat sangat tersiksa.

Beberapa saat kemudian Kurama dan para bijuu lainnya berhasil menyembuhkan tulang Naruto yang rusak. Ia kemudian duduk sambil menatap Flan dengan kesal.

"Flan sudah hentikan semua ini! Aku perlu bertemu dengan pemilik rumah ini! Kau mengerti" Ujar Naruto dengan serius.

"Naruto-kun ingin menantang Onee-sama iyakan?" Tanya Flan.

"Iya... ko tahu?" Tanya Naruto segera berdiri dan dengan perlahan menjauh.

"Onee-sama sangat kuat loh!" Flan berjalan mendekati Naruto yang terlihat mundur menjauh. "Naruto-kun tidak boleh di miliki Onee-sama, Naruto-kun hanya boleh menjadi milik aku seorang loh."

Naruto berbalik lari menuju pintu akan tetapi dia tersandung boneka dan akhirnya jatuh. Wajahnya panik, ia tergesa gesa berbalik dan melihat Flandre terbang kearahnya.

Flandre kemudian jatuh ke pangkuannya dan memeluknya.

"Flan?" Tanya Naruto.

"Ne, Naruto. Merasa lebih baik?" Flan berbisik ke telinganya.

"Flan! Aku harus pergi."

"Fiuhh~!"

Flandre meniup telinga Naruto memberikan rasa geli yang luar biasa. Flandre kemudian mengigit daun telinga Naruro memberikan rasa tiada tara padanya.

"Ahh~!"

Naruto tidak tahu harus menjawab apa, ia berusaha mendorong Flan menjauh Tapi usahanya sia sia karena Flandre terlalu kuat.

"Flan! Ahh~! Tolong hentikan~!"

Di luar pintu.

"Whoaaa! Ini menegangkan."

Marisa melihat Naruto dan Flan dari lubang kunci, ia meremas sapu terbangnya untuk meredam rasa gairah yang tiba-tiba muncul.

Dalam benaknya mungkin ia akan mendapatkan sebuah buku sihir atau hal lainnya yang menurutnya menarik dan bagus. Tapi...

"Jika saja Aya ada disini pasti seluruh Gensokyo akan terkejut akan berita ini... "

Entah kenapa tiba-tiba seluruh tubuhnya mulai sangat panas saat melihat Naruto mulai roboh dan anak kecil yang dia lihat itu mulai melakukan hal yang tidak-tidak pada teman nya itu.

"Wah aku pergi aja ze!"

"Reimu~ Marisa! Siapa saja tolong aku! Ahhh~!"

Ada sedikit geretakan gigi yang terdengar. Marisa yang semula ingin pergi tertahan begitu namanya dipanggil. Hatinya menolak untuk melupakan semua kenangan dan perasaan indah yang dulu Naruto berikan pada dirinya.

Marisa menguatkan jiwa dan hatinya dan dengan berani ia mendobrak pintu lalu mengarahkan senjatanya pada Flandre.

Mata Flandre menatap terkejut karena ada manusia lain. Ia dengan cepat berdiri dan bersiap dengan segala kemungkinan.

"Pengangu! Pergi kau dari sini!" Ucap Flandre.

"Naruto aku akan menyelamatkanmu! Master spark!"

Sinar leser ditembakan, Flandre tidak beraksi apa-apa membuat Naruto membulatkan mata dengan cepat ia memblokir serangan leser itu mengunakan bidang dadanya.

"Marisa tidak!"

Mata mereka menatap terkejut saat Naruto memblokir serangan danmaku Marisa, begitu sinar leser biru itu berhenti terlihatlah sosok Naruto yang terluka cukup parah di area bidang dadanya.

"Uhuk! Untung saja kau mengunakannya dalam skala yang kecil... "

Bruk!

"Ahh Naruto-kun!" Ucap Flandre menangkap tubuh Naruto.

Dia merasa sakit dan kesal secara bersamaan, ia tidak menyangka Naruto akan memilih melindungi vampir itu dibandingkan dengan dirinya yang berusaha menyelamatkannya.

"Kau! Aku tidak akan melepaskanmu manusia!"

Mau bagaimana pun juga Marisa tahu Naruto hanya berpura-pura pingsan dan dengan begitu ia terbang mengunakan sapunya lalu membawa vampir itu menjauh.

"Setelah semua ini berakhir, kau berhutang penjelasan padaku Naruto!"

"Berhenti! Kau harus membayar semua yang kau perbuat."

.


-to be continued-

Chapter 5 update juga akhirnya, yuhu!

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan :D

saya masih Author newbie Jadi mohon maaf jika ada banyak kesalahan dan kekurangan.

Sekian dari saya sampai di sini dulu dan terima kasih banyak, atas dukungannya.

'..;