'Apa yang kau pikirkan tentang orang yang membangun keluarga?'

Aku mengalihkan Pandangan ku saat melihat sebuah makam. Makam dengan nisan dengan nama Menma yang merupakan saudara ku. Di sampingku ada seorang wanita paruh baya yang dapat ku panggil ibu, Sosok yang sangat menyayangiku dan memungut ku dari medan perang.

"Entahlah, Aku tidak tau. Mungkin jawabannya adalah Mereka tidak ingin mati dalam kesendirian, Aku sadar saat melihat Menma." Jawabku dan apa yang dilakukan ibu hanyalah menghela nafasnya.

"Kau benar. Walaupun Suamiku dan juga Anak ku meninggal di medan perang, Aku cukup beruntung karena kau masih disini bersama denganku. Ikatan manusia akan selalu terhubung walaupun sosok itu sudah tiada dan lagi tidak ada yang lebih membahagian dari itu."

Aku sedikit melirik ke arah ibu. Oh tuhan, Wajahnya sangat damai dengan senyuman halus di sertai beberapa kerutan di wajahnya. Aku tau ini berat, Sudah dua tahun sejak kematian Menma dan karena hari ini aku mendapatkan cuti, Kami pergi mengunjungi Menma dan juga Ayah.

"Naruto.." Aku masih ingat hari itu, seperti baru kemarin. Ibu melihatmu dengan senyum halus di wajahnya. Rambut merahnya yang sangat indah di bawah sinar matahari seakan menusuk mataku.

"Kau harus menikah. Lalu, Lakukan yang terbaik untuk menjaga keluarga mu apapun yang akan terjadi."Ucapnya dengan senyuman yang terpatri di wajahnya. Aku hanya menghela nafas dan kemudian memandang langit berkawan hingga cahaya putih menusuk mata ku.

Shiroyukki Present

...

...

Naruto ©Masashi Kishimoto

HighSchool DxD ©Ichie Ishibumi

Beberapa character yang ada di dalam Fanfiksi ini milik para Author di Jepang dan saya hanya meminjam tanpa ada niatan menjadikan ladang pencarian.

...

...

Summary :

Ini adalah sebuah kisah seorang pemuda yang bertugas membuat wilayah yang ia pimpin maju dalam segala hal. Aku tidak akan melakukan kesalahan kedua!

...

...

#StayAtHome

[Let's start]

...

...

Abbys Crack, Sebuah bencana yang terjadi sejak puluhan tahun yang lalu. Sebuah retakan pada suatu daratan membuat energi negatif mencemari semua lingkungan dan munculnya monster membuat orang-orang menjadi sangat khawatir.

Setelahnya sebuah aliansi yang terdiri dari 15 Kerajaan memasuki pertempuran berkepanjangan selama dua puluh tahun. Namun perang tersebut tidak memberikan hasil yang menjanjikan terlebih karena mereka adalah manusia yang dapat merasakan lelah berbeda dari monster. Perang terhenti karena aliansi mengalami krisis pangan, Santunan kepada keluarga prajurit dan juga memberikan bantuan konsumsi kepada pengungsi hingga akhirnya muncul seseorang.

Bagaikan cahaya yang menyinarinya daratan setelah badai menerpa orang itu muncul. Seorang ksatria yang sangat dermawan membantai pasukan iblis bersama dengan seribu orang di pihaknya. Terus menerus membunuh monster dan juga demonkin hingga akhirnya berhasil memukul mundur monster setelah menerima pasukan dari aliansi. Sebagai penghormatan dari semua kerajaan aliansi, Ksatria itu di berikan tanah yang merupakan bekas jajahan tentara Abbys hingga akhirnya lahirlah kerajaan Aerial.

Nama orang itu adalah Vasco Strada. Seorang ksatria yang sangat hebat saat masa Jaya nya. Yup, Tepat sekali saat masa Jaya-nya dan sekarang dia tidak lebih dari seorang pria tua yang sudah tidak bisa bisa melakukan apapun dan membagi kerajaan kepada tiga anak dari istrinya.

"Hah... Tak ku sangka lagi-lagi aku menulis suatu catatan di pagi hari." Ucap seorang pemuda yang sedang menggela nafas. Naruto, Pemuda itu, hanya terpaku pada buku di hadapannya dan kemudian pandangannya teralih pada langit-langit kamar tersebut.

'Menikah kah? Maafkan aku ibu, Untuk sekarang aku tidak bisa! Tidak, sebelum aku melihat sebuah senyum terpatri di wajah seluruh rakyat yang ku layani. Terlebih bukankah kita harus memprioritaskan misi yang diberikan?'

Rasanya sudah lama sekali semenjak ia tewas di bumi. Seorang letnan muda dengan segudang prestasi tewas namun ia diberikan misi untuk membuat rakyatnya menjadi lebih makmur.

'Roda perekonomian sudah mulai berjalan dengan koneksi dari paman Arashi. Hasil panen yang berlebihan sudah kami jual keluar wilayah ini dan hasilnya memuaskan. Tentu saja petani disini tidak memiliki keluhan karena proyek selang air sudah selesai aku kerjakan.'

Pada awalnya Arthuria tidak mempercayai apa yang ia lihat. Getah pohon yang sudah disadap selama lebih dari 40 hari di masak dan kemudian dengan beberapa penggabungan juga dengan alkimia (menurut Arthuria) sebuah alat yang mengalirkan air dapat di buat. Panen menjadi lebih cepat dan karenanya mereka semua bisa mengisi lumbung untuk konsumsi rakyat.

'Lalu pembukaan lahan pertanian berjalan dengan cepat setelah Marquess Nara dan juga Marquess Akimichi mengerahkan harta dan juga tenaga yang mereka miliki untuk membuka lahan pertanian.'

Karena beberapa rakyat tidak memiliki pekerjaan, Naruto menegaskan orang-orang untuk menebang pohon dan membuka lahan pertanian maka dari itu panen yang melimpah dapat mereka rasakan dan mengirim hasil panen keluar daerah.

'Marquess Yamanaka sukses mengembangkan Crimson Bloom di lahan mereka. Yah, Ku harap keputusanku untuk menumbuhkan Crimson Bloom di dataran ini berhasil karena tumbuhan itu menyerap energi negatif dan juga karena tanah ini bekas Medan perang kecil kemungkinannya tumbuhan itu tidak akan tumbuh.'

Crimson Bloom, Mungkin di bumi tanaman ini bernama Mawar, kira-kira itulah yang di pikirkan Naruto saat pertama melihat bentuk tanaman tersebut. Crimson Blood adalah bahan utama untuk membuat potion dan sangat di cari, belum lagi harga yang mahal karena benua ini harus meminta pasokan dari benua timur. Tumbuhan yang hanya bisa di tanam dengan syarat menghisap energi negatif, Walaupun banyak yang mempertanyakan tindakan Naruto namun karena Naruto menggunakan otoritasnya sebagai 'Tuan' orang-orang sedikit tidak suka pada perilakunya.

Namun, itu semua berubah saat tumbuhan itu tumbuh dari tanah. Semua bangsawan yang mempertanyakan tindakan 'Tuan' mereka merasakan malu namun Naruto dan berjanji untuk tidak mempermasalahkan atau mempertanyakan tindakan tersebut untuk seterusnya.

'Lalu, Keamanan di sekitaran Namikaze Dukedom dan wilayah para bangsawan sudah stabil karena tindakan cepat dari Ikki yang memobilisasi pasukannya selama 40 hari terakhir.'

Keamanan di wilayah ini sudah terjamin, namun tidak menutup kemungkinan adanya perkumpulan bandit yang masih bersembunyi untuk menunggu pasukan menjadi lengah.

'Maka dari itu aku membentuk pasukan ini. Drake Corps, Pasukan yang di latih di bawah nama Marquess Uchiha dan juga Marquess Uzumaki. Aku berharap besar pada unit ini dan sayangnya proyek ini baru di mulai lusa.'

Pandangannya sedikit menyendu saat melihat kondisi orang-orang yang dengan sabar berdiam di wilayahnya. Tidak dapat dipungkiri jika hati Narutopun merasakan sakit. Dirinya pernah berada di bawah karena dirinya adalah korban perang di negaranya. Maka dari itu tugas paling utama yang ia lakukan adalah mencetak senyuman bahagia di wajah rakyatnya.

Naif? Memang, Namun apa salahnya untuk menjadi Naif di usia 17 tahun. Dan lagi, Apa yang mereka rasakan dirinya juga sudah mengalaminya. Dirinya hanya tidak ingin anak-anak merasakan ketakutan dan menjerit meminta makan karena kekurangan makanan.

'Beberapa mansion tidak berguna sudah di jual pada para pedagang dan karenanya pemasukan wilayah ini dapat di tutupi. Aku juga sudah menjual beberapa barang tidak berguna yang di koleksi para bangsawan korup.'

'Ngomong-ngomong, Anak para bangsawan aku kirimkan ke rumah penampungan untuk mendapatkan arahan dan setidaknya karena usia anak-anak itu tidak lebih dari tiga tahun tak akan sulit untuk menempa mindset baru.'

'Pengembangan pendidikan gratis bagi rakyat juga sudah berjalan. Sialan, Walaupun ini menguras kantongku lebih banyak daripada biasanya tapi lihat sisi jangka panjangnya. Anak-anak akan tumbuh dewasa lalu bekerja dan akan membayarkan pajak dengan segenap hati belum lagi karena standar pendidikan antara rakyat dan bangsawan tidak memiliki batasan maka tidak menutup kemungkinan kalau mereka akan menaruh nama-ku di hati kecil mereka.'

Naruto sekarang ini sedang berada di ruangannya. Semalam dirinya tidur di ruangan tersebut setelah menyelesaikan tugasnya. Walaupun hari masih pagi dirinya sudah menyelesaikan separuh pekerjaan dan berjalan keluar ruangan meninggalkan Arthuria yang masih tertidur. Dirinya sendiri tidak bisa membangunkan gadis itu mengingat kemarin Arthuria sudah berkeliling wilayah Duke Namikaze dan kemudian membantu pekerjaannya hingga larut malam.

Berjalan di koridor mansion itu, Naruto yang mengenakan pakaian kerjanya berupa kemeja bercampur jas berwarna hitam membuatnya terlihat sangat tampan. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah lapangan pelatihan di wilayah Marquess Uchiha menggunakan sebuah kuda dengan pelana yang siap di gunakan. Beberapa maid dan juga butler merasakan perasaan khawatir namun karena Naruto sudah mengatakan kalau dirinya akan baik-baik saja maka tidak ada alasan bagi mereka semua.

'Hufft... Mungkin saja aku bisa mengajarkan keterampilan beladiri tangan kosong Immediate Response Force tempatku bertugas dulu.'

...

...

Alucard, Seorang Demon Hunter yang terus menerus membunuh monster dan juga demonkin selama hidupnya. Dan sekarang tersiar kabar bahwa ada seseorang yang sangat Alucard rindukan untuk pertama kalinya. Beberapa ucapan selamat dari para bangsawan yang tersisa membuat Pria berusia hampir 50 tahun itu bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Dirinya hanya menggela nafas kemudian beranjak dari tempat duduknya menuju ruangan Gabriel dan Uriel.

"Apa kalian sudah selesai mempersiapkan diri kalian?" Tanya pria itu. Dihadapannya ada sepasang pemuda pemudi berambut Soft-yellow yang sudah bersiap dengan pakaian mereka yang sangat indah.

Uriel dan juga Gabriel, Dua permata kerajaan, Jenius, dan beberapa julukan yang orang-orang berikan kepada keduanya. Namun, Siapa itu Alucard? Dirinya adalah pria yang memiliki jiwa bebas dan tidak terkekang aturan-aturan kebangsawanan ataupun kode etik ksatria. Itu juga alasan kenapa dirinya tidak menundukkan kepala kepada Gabriel ataupun Uriel yang merupakan keturunan langsung raja, Dirinya hanya menundukkan kepalanya kepada orang yang diakuinya saja.

"Kami sudah siap, Alucard Jii-san." Ucap Gabriel yang saat ini sudah siap untuk berangkat. Gadis itu menggulung rambutnya dan membiarkan leher jenjangnya terlihat. Bukannya gaun kebesaran yang dikenakan bangsawan perempuan, melainkan sebuah dress sederhana berwarna putih yang membuat kecantikan gadis itu tampak natural.

Di sampingnya berdiri seorang pemuda tampan dengan sebuah pedang menggantung di pinggulnya. Setelan berwarna putih dengan beberapa garis Soft-yellow membuat pemuda itu terlihat berwibawa.

"Baiklah, Mari ikuti aku dan kumohon jangan memaksakan keinginan kalian kepada Naruto-sama. Kalian pasti tau alasan kenapa aku mengingatkan kalian."

"Ya, Kami sudah tau. Michael Nii-sama juga sudah mengingatkan kami tentang hal tersebut. Aku hanya ingin melihat kalau Naruto Nii-sama sudah kembali sehat."

Pria itu hanya menganggukkan kepalanya, namun tanpa disadari Gabriel dan juga Uriel sebuah senyuman tipis menghiasi wajah Alucard. Sebuah kebahagiaan tersendiri untuknya melihat kehangatan keluarga diantara keluarga Duke Tenshi dan juga Duke Namikaze. Pemikiran demi pemikiran menghiasi perjalanan pria itu hingga sampai di luar mansion yang sudah terparkir sebuah kereta kuda dengan kusir dan dua orang ksatria yang akan mengawal keberangkatan mereka.

'Sebentar lagi aku bertemu dengan Naruto Nii-sama!'

...

...

"Naruto-sama, Ambillah roti ini. Aku baru saja mengangkatnya dan masih hangat."

"Naruto-sama, Ambillah sayuran ini. Semua tanah menjadi subur setelah kami mengikuti saran Naruto-sama untuk menggunakan kotoran hewan ternak."

Naruto sekarang sedang berada di pasar tepat di perbatasan antara wilayah Duke Namikaze dan juga Baron Sieg. Dirinya sendiri tidak menyangka kalau rakyatnya akan mendapatkan sanjungan dan juga pemberian dari masyarakat, itu juga terlihat dari wajahnya yang seakan-akan bertanya apa yang sedang terjadi.

"Daripada memberikannya kepadaku bukankah sebaiknya menjualnya agar kalian menikmati hasilnya juga?" Tanya Naruto, Pemuda itu tidak habis pikir namun jawaban yang diberikan salah satu orang di kios dagang membuatnya menutup mulutnya.

"Bukankah itu terlalu kecil untuk anda? Anda sudah memperbaiki wilayah ini, Memberikan pendidikan tanpa biaya, dan juga menjamin keamanan kami. Anak ku saat ini mengikuti seleksi Drake Corps dan sangat ingin mengabdi pada anda."

"Itu Benar, Tuanku. Kami melakukan semua ini bukan semata-mata membalas kebaikan anda tapi karena kami ingin anda merasakan apa yang sudah anda berikan kepada kami."

"Orang tua itu benar, kebaikan akan dibalas kebaikan. Bukankah begitu, Minna?"

Orang-orang bersorak dengan penuh suka cita. Namun dimana ada cahaya disitu ada kegelapan dan dimana ada suka cita disitu ada sebuah kesedihan. Naruto tau fakta itu karena mau bagaimanapun kedua hal tersebut tidak akan pernah berubah dimanapun manusia itu berada.

Di sebuah gang terlihat sesuatu sedang mengais sampah. Ekornya terlambai kesana kemari karena menemukan sesuatu untuk dimakan. Tidak ada yang tau siapa sosok itu. Namun sosok itu kemudian pergi meninggalkan gang tersebut menuju hutan di luar gerbang dan itu semua tertangkap mata Naruto.

'Sialan!' Pikir pemuda itu, Dirinya tidak menyangka masih ada saja orang yang tidak mendapatkan kebahagiaan. Melihat sosok itu mengais makanan dari tempat sampah membuat hatinya seakan teriris bilah bilah tajam dan itu semua mengingatkan kehidupannya di padang gurun.

Langkah kakinya mengikuti sosok itu memasuki hutan dan tentunya setelah berpamitan dengan penduduk yang tidak menyadari keberadaan sosok itu. Dengan tali kuda yang ia tuntun di tangannya dan 'Hadiah' para pedagang dan juga petani berada di punggung kuda tersebut. Tatapan matanya menjadi sendu saat melihat tempat tinggal sosok tersebut. Sebuah bangunan kumuh yang terbuat dari kayu-kayu lapuk yang keselamatan penghuninya di pertanyakan.

Langkah kakinya mencoba untuk mendekati bangunan itu setelah mengaitkan tali kuda pada sebuah batang pohon. Saat melihat dari celah-celah bangunan tersebut, matanya menjadi melebar dan juga terlihat akan adanya kesedihan yang mendalam.

Disana, Di dalam gubuk tersebut, Seorang anak kecil berusia sekitar 8 atau 9 tahun mencoba memberikan makan kepada seseorang. Anak kecil itu terlihat memiliki ekor dan telinga semacam hewan liar begitu juga sosok orang dewasa di hadapannya.

"Ibu, Kumohon makanlah ini." Ucapan yang sarat akan kesengsaraan menusuk telinga pemuda itu. Sampah! Itu adalah sampah! Kenapa orang-orang di sekitaran wilayah ini tidak menyadari keberadaan mereka dan menolongnya? Dirinya sudah tidak tahan! Tidak ada lagi orang-orang yang harus menderita karena ulahnya.

Brak...

Pintu masuk bangunan itu terbuka dengan paksa dan membuat bangunan itu bergetar. Sosok bocah itu terlihat sedikit waspada dan mencoba melindungi sosok di belakangnya dengan sebuah belati di tangannya namun walaupun begitu tampak air mata yang masih terbendung di pelupuk matanya.

"Jangan kau sakiti ibu ku!"

"Tenanglah, Aku hanya ingin membantu." Ucap Naruto seraya dirinya berjalan mendekati sosok yang merupakan ibu dari bocah itu. Tatapan prihatin Naruto keluarkan saat melihat 'makanan' yang di pungut dari tempat sampah tadi dan menendangnya hingga makanan tersebut tercecer di lantai.

"Apa yang kau lakukan! Itu adalah makanan untuk ibu! Ibu sud-mpph..."

Ucapan gadis kecil itu terhenti saat merasakan sesuatu yang lembut, harum, dan juga terasa sedikit manis memasuki indra penciumannya. Tanpa banyak omong gadis itu melihat ke arah mulutnya dan sebuah roti yang sangat besar memanjakan matanya.

'Ini bukanlah sampah yang biasa aku makan! Rasa ini...' Air mata mengalir dengan deras saat anak itu terus menerus memakan roti dengan senyuman di wajahnya dan Naruto juga mengulas senyum di wajahnya. Itu juga mengingatkannya saat Mayor Kushina, Ibunya, memberikan Chocolate Bar dulu.

Kedua tangannya mencoba mendudukkan ibu dari bocah tersebut. Dan saat dirinya memegang pundaknya suhu hangat menyengat telapak tangannya.

'Dia sedang sakit?'

Tanpa banyak bertanya Naruto mencoba untuk membopong orang tersebut dan membawanya menuju mansion Duke bersama dengan anaknya tanpa mengetahui kenyataan kalau ras Beastman adalah budak di seluruh kerajaan yang tersebar di benua ini karena anggapan kalau Beastman adalah keturunan monster dari Abbys Crack.

...

...

Krieet...

Suara pintu terbuka membuat seorang gadis mengalihkan pandangannya. Tiga orang yang terdiri dari dua laki-laki dan juga seorang perempuan memasuki ruangan tersebut. Ruangan yang mana merupakan ruangan kerja Naruto.

"Arthuria Nee-sama, Dimana Nii-sama? Katakan padaku!"

Gadis itu berlari menuju Arthuria yang sedang duduk merapihkan meja kerja Naruto. Dapat Arthuria lihat tatapan khawatir terukir jelas di wajah gadis berambut Soft-yellow tersebut namun Arthuria dapat menghiraukannya karena sudah terbiasa dengan sikap gadis tersebut. Dirinya sudah bersama dengan Gabriel semenjak mengikuti Kushina dan karenanya dirinya pun tau jikalau Gabriel selalu menyayangi kakaknya.

Arthuria juga mengalihkan pandangannya seorang pemuda seorang memijat keningnya dan membuatnya mau tak mau mengulas senyum di wajah cantiknya. Sudah lama dirinya tidak melihat pemuda itu, Dirinya tidak menyangka jika sekarang bocah paling berisik sudah tumbuh menjadi seorang ksatria yang sangat tampan.

"Maafkan aku tapi sedari pagi hari, Naruto-sama sudah tidak berada di mansion ini. Aku tidak tau diman..."

Brak...

"Arthuria! Siapkan sebuah kamar dan juga perintahkan Touwa untuk membawakan air hangat dengan kain, segera!"

Sebelum Arthuria menyelesaikan ucapannya, seseorang membuka pintu secara paksa. Orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Naruto namun dengan seorang wanita dari Ras Beastman yang berada di pundaknya. Namun ekspresi wajahnya seketika mengeras saat melihat Beastman yang Naruto bawa.

"Naruto-sama, Apakah anda lupa jika seluruh ras Beastman adalah budak?"

...

...

TuBerCulosis

...

...

Yooo... Apa kabar semuanya? Baik? Ku harap begitu karena semakin lama pandemi ini semakin parah.

Baik mari kita bahas satu persatu kepingan dalam chapter kali ini.

Pertama, Kerajaan Aerial adalah suatu wilayah yang mana merupakan 'Bekas' medan perang. Seharusnya, Bekas medan perang di bagi rata kepada pihak aliansi beserta dengan jarahannya. Namun, Karena munculnya Vasco Strada membuat 15 kerajaan enggan untuk mengklaim wilayah tersebut.

Kedua, Sosok ayah Naruto, Michael dan juga Gil di dalam fic ini adalah Vasco Strada. Vasco Strada dalam LightNovel DxD, nih Kakek legend punya hoby gelud, salah satu exorcist terkuat dan paling di takuti 3 fraksi saat masa Jaya-nya, juga bekas master dari Durandal yang di pake si Xenovia.

Ketiga, Masalah Internal dan eksternal sedikit demi sedikit sudah di selesaikan. Mulai dari Ekonomi, Keamanan hingga 3 kebutuhan pokok manusia sudah di selesaikan.

Keempat, Drake Corps. Mungkin bagi kalian nama kesatuan ini sedikit muluk-muluk tapi aku sudah punya rencana tersendiri untuk Corps ini.

Kelima, Ras Beastman adalah budak. Entahlah, Mungkin karena aku terinspirasi dari Setsuna Redo of Healer makanya aku membuat ras Beastman jadi budak. Belum lagi, adanya peristiwa Abbys Crack yang mana sarang monster.

Ku rasa hanya itu saja yang harus di bahas, kan?