Selamat membaca!
Chapter 6: Dungeon
Naruto berjalan dengan langkah berat, amarahnya sudah naik sampai titik di mana ia akan melakukan apapun tanpa memandang sekelilingnya. Yang remaja pirang itu inginkan adalah pembalasan, Naruto tidak peduli bagaimana kuat, berkuasa, atau apapun itu pada si [Captain]. Naruto tidak memikirkan dan tidak mau memikirkan resiko yang akan diterimanya jika berhadapan dengan dia. Selama tubuh itu masih bergerak, Naruto akan menuntut balas tanpa henti.
Erza yang melihat Naruto benar-benar serius akan menantang murid peringkat tiga itu langsung bergerak, ia menahan tangan Naruto agar ketuanya berhenti. "Naruto! Pikirkanlah kembali apa yang hendak kau buat dan dampak yang diakibatkan! Kau jangan ceroboh menantang orang yang mustahil kau kalahkan!" Kata Erza tegas meskipun dalam hatinya masih menyimpan rasa takut. Bisa dikatakan ia pernah mengalami hal yang hampir sama seperti Sasuke.
Menurut pengamatan dan pengalaman gadis merah itu, kekuatan Naruto hanya 1/5 dari kekuatan penuh si [Captain]. Membayangkannya saja sudah pasti Naruto akan kalah telak, terlebih kekuatan Panca Inderanya masih belum sempurna. Sangat mustahil untuk menang.
Naruto menepis tangan Erza kasar sehingga gadis itu terdorong ke belakang. Remaja pirang itu menatap Erza dengan iris mata bersinar. Pandangannya sangat tajam membuat gadis merah itu merasa terintimidasi. "Ini tak ada hubungannya denganmu. Lebih baik kau diam saja!" Kata Naruto dingin kemudian berjalan lagi.
Baru saja murid pemilik elemen emas itu melangkah 5 kali, tubuhnya seketika menjadi berat, semakin berat sampai membuatnya sulit berdiri dan tubuhnya kini membungkuk. Ia tahu siapa dalangnya, Naruto menengok ke belakang dengan susah payah dan melihat Mikasa yang merentangkan tangan padanya dengan pandangan tajam.
"Mikasa! A-apa yang kau lakukan?! Kau seharusnya tidak bisa mengendalikan gravitasi di sekitar tubuhku!" Kata Naruto yang belum merasa ia telah disentuh oleh gadis berambut pendek itu.
"Bukankah kita pernah bersentuhan sewaktu sparring? Kekuatanku masih ada pada dirimu sehingga aku bisa mengendalikan gravitasi di sekitarmu." Kata Mikasa dingin sambil perlahan memberatkan gravitasi di sekitar Naruto.
"Jangan halangi aku!" Kata Naruto membentak.
"Tidak bisa." Gumam Mikasa sambil terus menambah gaya gravitasi membuat tubuh Naruto semakin merendah.
Bruk!
Naruto yang tidak kuat menahan sihir Mikasa terpaksa harus merelakan tubuhnya bersentuhan dengan tanah lapangan. Perlahan tanah disekitar Naruto retak karena gaya gravitasi yang semakin kuat. Naruto seperti didorong oleh benda tak kasat mata.
"Naruto- tidak, tapi KETUA! MASALAH INI JELAS ADA HUBUNGANNYA DENGAN KAMI! DAN JANGAN PERNAH BERPIKIR BAHWA KAU SAJA YANG MERASA MARAH! KAMI SEMUA MERASA MARAH NAMUN DITAHAN DEMI KEBAIKAN SASUKE! JADI JANGAN PERNAH BERPIKIRAN INI TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN KAMI! DARI PADA KAU MELUAPKAN AMARAHMU DAN AKHIRNYA KALAH LEBIH BAIK KITA BAWA SASUKE KE RUANG UKS UNTUK DI RAWAT! JIKA KAU MEMANG PEDULI PADA SASUKE KAU PASTI MEMILIH PILIHAN YANG TEPAT! BUKAN BEGITU?" Teriak Mikasa untuk menyadarkan ketuanya. Ia akan melakukan yang terbaik untuk menolong orang di sekitarnya.
Naruto membulatkan mata, tersadar. Ia lalu menyayukan pandangannya seakan menyesali apa yang diperbuat. Benar kata Mikasa, pilihan yang terbaik bukan balas dendam atau merealisasikan kemarahan, tapi merawat Sasuke yang sudah jelas butuh bantuan. Tangan Naruto yang sedari tadi terkepal kini mulai terbuka. Mikasa menghilangkan sihirnya setelah tahu Naruto menyesali perbuatannya. Rock Lee segera membantu Naruto untuk berdiri. Ia merasa bahwa dirinya adalah orang paling tidak berguna di klub ini. Lee tidak bisa menjegah Naruto maupun menasehatinya. Hal yang terbaik baginya sekarang adalah melakukan apa yang ia bisa.
"Maaf." Gumam Naruto lemah.
Erza dan Mikasa hanya menghela nafas lega. Mereka lalu membawa Sasuke ke ruang UKS untuk diobati setelah Naruto kembali ke kondisi normalnya. Guru di ruang UKS yang bernama Shizune langsung menyediakan tempat untuk Sasuke. Shizune segera memulihkan luka Sasuke menggunakan Magic Healer yang ia kuasai.
Naruto dan yang lainnya duduk menunggu di samping ranjang Sasuke. Shizune terlihat fokus menyembuhkan luka lebam di wajah pemuda emo itu. Tidak ada yang berbicara selama proses penyembuhan. Semuanya terfokus memikirkan kondisi Sasuke.
Proses pemulihan berjalan 15 menit, namun bagi Naruto dan kawan-kawannya waktu tersebut seperti satu setengah jam. Shizune menghela nafas lega sambil menyeka keringat yang mengucur di pelipisnya setelah selesai bekerja. Luka itu tidak sepenuhnya hilang dan harus diperban. Setelah luka yang diderita Sasuke diperban, Shizune kemudian menatap para murid yang dari tadi menatap tidak sabaran padanya.
Shizune tersenyum tipis. "Tenang saja, kondisi Uchiha-san sudah membaik. Namun perlu beberapa hari untuk menghilangkan bekas lukanya. Kusarankan agar Uchiha-san tidak masuk kelas dulu selama tiga hari. Lagi pula kondisi fisiknya saat ini masih lemah karena terlalu banyak mengeluarkan Mana." Jelas guru UKS berambut pendek itu.
'Terlalu banyak mengeluarkan Mana? Apa Sasuke bertempur habis-habisan dengan musuhnya? Tapi kulihat training ground tidak mengalami kerusakan yang parah.' Batin Naruto agak ganjal mendengar penjelasan Shizune.
Shizune menyerahkan beberapa obat pada Naruto untuk Sasuke makan setelah mengambil obat itu di lemari penyimpanan. "Syukurlah murid pemegang kekuasaan UKS ini telah diganti. UKS yang semula kekurangan obat-obatan menjadi terpenuhi lagi." Kata Shizune sambil tersenyum.
"Memangnya di 10 peringkat tertinggi ada yang menguasai UKS? Sensei tahu 'kan ukuran ruang UKS ini tidak besar dan tidak ada apa-apa di dalamnya, hanya obat-obatan saja. Jadi kupikir sia-sia saja memiliki hak istimewa atas ruang UKS." Tanya Lee yang merasa bingung.
Shizune menggeleng pelan. "Sebenarnya ada beberapa keuntungan jika menguasai UKS, diantaranya kita bisa mengambil obat sebanyak mungkin lalu menjualnya. Itulah yang dilakukan pemilik hak istimewa atas UKS sebelumnya. Tapi semenjak murid peringkat ke 9 yang dijuluki [Black Crow] memegang kekuasaan di sini, segala kebutuhan UKS terpenuhi. Ia adalah murid pertama yang membantu daerah kekuasaannya, berbeda dengan murid lain yang cenderung memanfaatkan hak istimewa itu untuk kepentingan pribadi." Jawab Shizune.
Mereka berempat tertarik dengan ucapan Shizune, baru kali ini mereka mendengar ada orang baik di 10 peringkat tertinggi. Mereja jadi penasaran siapa nama murid itu bagaimana sosoknya.
Naruto sekilas melihat Sasuke yang tertidur karena kelelahan. Ia lalu mendekatkan diri pada Shizune agar suaranya terdengar. "Kalau boleh tahu, siapa namanya dan bagaimana sosoknya?" Tanya Naruto.
"Oh kalau itu, namanya-"
Perkataan Shizune terpotong karena seseorang memanggil namanya di depan pintu ruang UKS. Mereka berempat sedikit merasa jengkel lantaran pembicaraan penting seperti itu terpotong. Mereka lalu melihat siapa yang datang.
Shizune tersenyum lembut. "Itu orangnya sudah datang."
Naruto, Lee, Erza, dan Mikasa melihat secara teliti murid peringkat ke 9 itu. Seorang lelaki yang memiliki paras tampan dengan rambut panjang berwarna hitam diikat, siswa itu tersenyum lembut pada Shizune. Mereka merasakan wajah siswa itu mirip dengan seseorang, tapi siapa? Hmm … ah! Mereka baru ingat, wajah itu mirip dengan Sasuke!
Orang yang berdiri di depan pintu sambil tersenyum lembut itu bernama Uchiha Itachi si [Black Crow], siswa kelas 3 yang berada di peringkat ke 9 dengan harga kepala sebesar 410.000.000. Dia adalah kakak Sasuke.
Shizune segera memperkenalkan Itachi pada Naruto dan yang lainnya. Mereka menatap kagum pada Itachi yang selalu tersenyum ramah. Itachi datang ke sini karena dikabari oleh Shizune bahwa adiknya masuk UKS dengan wajah babak belur. Sebagai kakak yang menyayangi adiknya, Itachi buru-buru pergi ke UKS untuk melihat kondisi Sasuke.
Setelah puas melihat kondisi Sasuke yang membaik, Itachi mengajak Naruto dan yang lainnya ke atap gedung untuk membicarakan sesuatu. Itachi tahu bahwa adiknya bergabung dengan klub baru bernama Familia Club.
"Terima kasih karena sudah menjaga adikku." Kata Itachi sambil memandang langit yang agak berwarna kuning itu dari atap gedung. Angin berhembus pelan membuat suasana di sini terasa nyaman.
"Tidak perlu berterima kasih, Itachi-senpai. Sudah kewajiban kami untuk menolong sesama teman." Kata Naruto.
"Hn. Mungkin kau benar."
"Tapi aku masih belum bisa memaafkan si peringkat 3 itu. Rasanya aku ingin sekali membalas perbuatannya." Lanjut Naruto sambil mengeraskan kepalan tangannya.
Itachi menatap Naruto yang terlihat marah. Tidak ada raut diwajahnya, kakak Sasuke itu hanya diam. Pandangannya kembali dialihkan pada langit. Sementara dengan teman Naruto, mereka mulai khawatir jika saja Naruto lepas kendali. Erza menggenggam tangan Naruto yang terkepal itu agar emosi ketuanya menurun. Dan benar saja, Naruto mulai melemaskan kepalan tangannya, apa yang dilakukan Erza sudah tepat.
"Terima kasih." Gumam Naruto.
"Hm." Balas Erza sambil melepaskan pegangannya.
"Namikaze Naruto 'kan?" Tanya Itachi memastikan nama remaja pirang yang berdiri di sampingnya.
Naruto mengangguk.
"Jika kau sampai menantang si [Captain] itu sekarang, aku akan menyebutmu sebagai orang terbodoh di dunia. Kau terlalu dini untuk menantangnya bahkan bertemu dengannya. Menjadi kuatlah terlebih dahulu sebelum menantang orang yang berada di atasmu." Kata Itachi memberi sedikit nasihat.
"Kelihatannya orang-orang yang termasuk ke dalam 10 peringkat tertinggi kekuatannya selalu dilebih-lebihkan. Seakan semua orang meninggikan kekuatan mereka. Aku memang belum pernah bertemu murid berperingkat 10 besar kecuali Itachi-senpai. Tapi dari yang kulihat Itachi-senpai adalah murid biasa meskipun berdiri di peringkat ke 9." Kata Naruto yang selalu merasa semua orang melebih-lebihkan kekuatan terutama kekuatan 3 peringkat terbesar.
Itachi tersenyum tipis mendengar ucapan Naruto. Untuk murid yang belum genap satu minggu bersekolah di sini sudah sewajarnya berpikir seperti itu. Naruto belum melihat satupun pertarungan dari murid yang termasuk ke dalam 10 peringkat terbesar. "Aku tidak akan menyalakanmu karena berpikiran seperti itu. Tapi semua orang tidak melebih-lebihkan, itu adalah kenyataannya." Kata Itachi yang menggantungkan kalimatnya.
Semua orang hanya diam mendengarkan perkataan kakak Sasuke.
"Sudah lama sistem peringkat harga kepala ini dijalankan dan dari generasi ke generasi semua murid mulai menunjukkan perkembangan terutama di bidang kekuatan. Dengan adanya hadiah yang menggiurkan bagi 10 peringkat terbesar membuat seluruh murid berlomba-lomba untuk menaikkan harga kepala sekaligus mencari kekuatan. Kau mungkin tidak akan percaya bahwa sekolah ini mendapati julukan [Monster] oleh sekolah sihir yang lain."
"Maksud Itachi-senpai?" Tanya Lee karena ia baru tahu hal itu. Yang lainnya juga terlihat tidak tahu.
"Alasan kenapa orang luar menjuluki sekolah ini dengan [Monster] karena Donquixote Academy selalu mengeluarkan lulusan penyihir terbaik. Bukan hanya itu saja, menurut survey yang selalu diadakan setiap 2 tahun sekali mengatakan bahwa sekolah ini memiliki murid yang paling banyak bergabung dengan Magical Beast dari pada sekolah sihir lainnya." Jawab Itachi membuat mereka kaget.
"Bergabung dengan Magical Beast? Kudengar itu sangat sulit dilakukan bahkan oleh penyihir senior sekali pun." Kata Mikasa.
"Tapi kenyataannya memang seperti itu. Banyak murid yang sukses bergabung dengan Magical Beast. Terlebih untuk generasi ini dan kebanyakan murid yang berperingkat 10 besar sudah bergabung dengan Magical Beast. Itu sebabnya murid lain terlihat melebih-lebihkan kekuatan mereka, padalah itu adalah kenyataannya." Itachi menghela nafas setelah menyelesaikan ucapannya.
"Siapa saja yang telah bergabung dengan Magical Beast di 10 peringkat terbesar?" Tanya Naruto penasaran.
Itachi melihat Naruto sekilas sebelum menjawab pertanyaannya. "Peringkat 1, peringkat 2, peringkat 3, peringkat 7, dan peringkat 8. Mereka adalah murid yang berhasil bergabung dengan Magical Beast. Dan yang lebih buruknya lagi Magical Beast milik mereka berada di level atas." Jawab Itachi sambil memincingkan mata, terlihat serius. Siswa kelas 3 itu lalu menjelaskan urutan level Magical Beast yang didasarkan dari jumlah Mana.
Naruto, Erza, Lee, dan Mikasa mengangguk paham setelah Itachi menjelaskan urutan level. Mereka juga cukup terkejut karena ada Magical Beast yang memiliki Mana diatas 7000. Berdasarkan apa yang dijelaskan Itachi, ada 6 level Magical Beast dimulai dari yang terendah yaitu,
Level Warrior, Magical Beast yang termasuk pada level ini rata-rata memiliki Mana sebesar 250-499,
Level Spartan, Magical Beast yang termasuk pada level ini rata-rata memiliki Mana sebesar 500-999,
Level Excelsior, Magical Beast yang termasuk pada level ini rata-rata memiliki Mana sebesar 999-1999,
Level Ultimate, Magical Beast yang termasuk pada level ini rata-rata memiliki Mana sebesar 1999-3499,
Level Heavenly, Magical Beast yang termasuk pada level ini rata-rata memiliki Mana sebesar 3499-4999,
Level Titan, Magical Beast yang termasuk pada level ini rata-rata memiliki Mana sebesar 4999-6999,
Dan terkahir, level yang paling tinggi adalah Legendary, Magical Beast yang termasuk pada level ini rata-rata memiliki Mana sebesar 6999-9999.
Banyak keuntungan jika bergabung dengan Magical Beast diantaranya Mana akan ditambah dengan jumlah Mana Magical Beast itu. Contoh jika seseorang memiliki kapasitas Mana 1000 dan bergabung dengan Magical Beast yang memiliki Mana 2000 maka kapasitas Mana orang itu akan bertambah menjadi 3000 sekaligus ia bisa menguasai kekuatan Magical Beast dan dapat berubah wujud. Jika dipikir-pikir, orang yang termasuk peringkat 10 besar apa lagi peringkat 3 besar adalah monster. Naruto harus berhati-hati jika berurusan dengan mereka.
"Apakah Itachi-senpai tahu Magical Beast yang termasuk ke dalam level Legendary?" Tanya Naruto.
"Menurut buku sihir zaman dahulu, ada empat monster yang termasuk level Legendary, diantaranya, Juubi, Trihexa, Infinite Dragon, dan Great Red. Tapi semua Magical Beast itu sudah disegel oleh seseorang yang diberi julukan [God of Magic] pada masa lalu. Entah bagaimana nasib keempat monster itu sekarang." Jawab Itachi.
"Wow, sepertinya menarik jika kita berhasil bergabung dengan Magical Beast." Komentar Naruto.
Itachi kembali melihat pemuda pirang itu. "Kusarankan agar kau mencari Magical Beast terlebih dahulu sebelum menantang mereka. Tapi bergabung dengan monster tidak segampang yang dipikirkan, resikonya terlalu besar. Jika gagal kau akan dikendalikan oleh Magical Beast itu sendiri dan selamanya menjadi monster, atau paling tidak kau sudah mati sebelum melakukan proses penggabungan karena sudah lebih dulu dibunuh oleh Magical Beast. Sebaiknya kau persiapkan diri sebelum bertemu dengan Magical Beast."
"Terima kasih atas sarannya Itachi-senpai. Entah kenapa aku jadi tertarik mengetahui lebih lanjut tentang Magical Beast." Kata Naruto tersenyum tipis.
"Kalau begitu selamat berjuang. Aku akan menanti kalian di Bounty Championship. Pastikan kalian bisa mengikutinya. Aku harus pergi karena masih ada urusan. Sekali lagi terima kasih karena telah menjaga adikku." Kata Itachi lalu berbuah menjadi puluhan gagak hitam dan terbang ke suatu tempat. Mereka jadi tahu kenapa Itachi dijuluki [Black Crow].
Mereka berempat memutuskan untuk pulang ke asrama karena hari mulai malam. Untuk sementara waktu Sasuke akan berada di UKS.
Tiga hari telah berlalu. Selama beberapa hari ini kegiatan Naruto, Erza, Lee, dan Mikasa hanya berlatih serta membicarakan kebutuhan klub. Kali ini tempat latihan mereka di pepohonan belakang asrama, tidak lagi di training ground karena khawatir kejadian seperti Sasuke terulang kembali. Untuk sementara waktu mereka mengambil langkah aman.
Sasuke tidak sekolah selama 2 hari, dan sekarang ia telah bersekolah kembali. Kondisinya sudah prima seperti sebelumnya. Sekarang mereka jadi lengkap berlima di markas ini. Rencananya mereka akan mulai menjalankan misi untuk menambah harga kepala sekaligus melepaskan Rock Lee dari status Pochi.
Mereka segera pergi ke ruang misi. Sesuai yang disepakati, mereka akan mengambil misi rank-A sebagai misi pertama yang dijalankan oleh Familia Club. Naruto dan yang lainnya langsung mendekati monitor misi untuk melihat deretan misi rank-A yang tersedia. Sistem misi di sekolah ini dibatasi sehingga tidak semua orang bisa mengambil misi dalam sehari. Mereka harus berlomba-lomba untuk menjadi yang tercepat. Azazel menerapkan sistem ini agar harga kepala tidak melonjak cepat.
Tanpa sengaja mereka melihat Raynare yang sedang berdiri di depan monitor misi rank-C sendirian. Beberapa tubuhnya masih dibalut perban tanda bahwa ia belum sepenuhnya sembuh dari luka yang diderita akibat bertarung dengan Naruto. Raynare terlihat memakai kalung sebagai identitasnya menjadi Mike.
"Hn. Jadi gadis itu ingin segera melepaskan status Mike-nya agar tidak di-bully oleh orang lain." Kata Sasuke mengetahui maksud kedatangan Raynare ke sini.
"Sepertinya begitu. Orang seperti dia mana mau direndahkan." Angguk Erza setuju. Sedikitnya dia tahu bagaimana sifat Raynare karena telah melihatnya bertarung melawan Naruto beberapa hari yang lalu.
Tanpa mereka berempat duga, Lee menghampiri Raynare sendirian. Timbul beberapa pikiran di dalam kepala mereka tentang apa yang akan dilakukan Lee pada orang yang telah menginjak harga dirinya. Naruto yang sedari tadi sudah mengaktifkan Indera Keenamnya menghela nafas. Dalam hati Lee tidak ada niatan buruk pada Raynare, itu berarti remaja dengan gaya rambut seperti mangkuk itu akan berbuat baik.
"Ano … Raynare-senpai," Panggil Lee setelah berada dekat dengan gadis itu.
Raynare menolehkan kepalanya dan terkejut melihat Lee yang menghampirinya dengan senyum lebar. Gadis itu lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Rona tipis karena malu terlihat di kedua pipinya.
"Sepertinya kondisi Senpai sudah membaik sejak pertarungan dengan Naruto-kun." Basa basi Lee.
"P-pergilah dari sini." Kata Raynare tergagap.
"Memangnya kenapa?" Tanya Lee bingung.
"K-kau pasti ingin balas dendam padaku 'kan? Kalau kau tidak mau pergi maka aku yang akan pergi." Kata Raynare lalu berbalik dan berjalan pergi.
Tapi langkah Raynare terhenti karena Lee mengnggam tangannya. Gadis itu lalu memandang Lee dengan mata sedikit tajam. Pemuda mangkok itu hanya membalas dengan senyum cerah seperti biasa. Lee kemudian menunjukkan kalung yang mengartikan bahwa ia masih berstatus Pochi.
"Aku tidak mungkin membalas dendam pada Raynare-senpai dengan statusku yang masih Pochi. Dan juga aku tidak akan melakukan hal keji seperti itu meskipun aku telah memiliki harga kepala." Kata Lee.
Mata Raynare terbelalak kaget mendengar ucapan Lee. Ia lalu menepis tangan Lee dan menunduk, kedua tangannya terkepal erat. "Tidak ada orang yang akan melakukan itu pada orang lain yang telah menyakitinya. Kau pasti berbohong 'kan?!" Bentak Raynare.
"Sudahlah, yang dikatakan Lee memang benar. Ia bukan orang yang suka balas dendam." Kata Naruto setelah menghampiri mereka berdua dan keempat anggotanya berada di belakang.
Raynare yang melihat wajah Naruto seketika menunduk, tidak kuat melihat orang yang telah mengalahkannya. Raynare berpikir Naruto akan menjahilinya.
"Tenang saja, aku tidak ada niatan untuk menyakitimu yang berstatus sebagai Mike. Lagi pula itu hanya buang-buang waktu." Kata Naruto seperti tahu isi pikiran gadis itu.
Lee yang mendapatkan ide cemerlang langsung menatap Naruto dengan mata berbinar.
"Apa?"
"Naruto-kun, bagaimana kalau kita mengajak Raynare-senpai bergabung dengan Familia Club?" Tawar Lee.
Naruto, Sasuke, Erza, dan Mikasa tersentak kaget.
"Tentu saja aku menolak! Lagi pula Raynare-senpai tidak memenuhi standar untuk bergabung ke dalam Familia Club." Jawab Naruto spontan.
"Ayolah Naruto-kun~, setiap orang bisa berubah termasuk Raynare-senpai. Aku yakin Raynare-senpai aslinya orang baik." Bujuk Lee.
"Tidak."
"Ayolah Naruto-kun~"
"Kubilang tidak."
"Ayolah~"
"Sekali tidak ya tetap tidak!"
"Ayolah Naruto-kun, aku merasakan Raynare-senpai adalah gadis baik. Kita bersama-sama pasti akan menjadi klub terkuat dan tersolid." Lee tidak berhenti untuk membujuk ketuanya.
Naruto hanya menghela nafas pasrah. Sebenarnya Raynare belum bisa lolos dari standar yang telah ditetapkan Naruto meskipun remaja pirang itu merasakan bahwa sifat buruk di dalam hati gadis itu berkurang. Tapi itu masih jauh dari standar. Naruto kemudian melihat Lee yang menatapnya penuh harap dan Raynare yang terus membuang muka. Remaja pirang itu kembali menghela nafas, sepertinya Raynare akan dijadikan pengecualian.
"Baiklah. Tapi tergantung dianya saja." Kata Naruto lemah.
"Yosh! Terima kasih Ketua." Kata Lee semangat lalu melihat gadis itu. "Raynare-senpai, maukah kau bergabung dengan Familia Club? Bergabung dengan klub sangat menyenangkan."
Raynare kaget karena Lee tiba-tiba menawarinya untuk bergabung, padalah ia adalah orang yang pernah disakiti olehnya. Raynare menatap sekilas Naruto lalu kembali membuang muka. "A-apa boleh? A-apa kalian tidak akan berperilaku buruk padaku?" Tanya takut Raynare.
"Karena ini permintaan temanku maka tidak ada pilihan lain selain menerimamu, dan juga kami bukan tipe orang yang suka menginjak orang lain yang berada di bawah kami, Raynare-senpai." Jawab Naruto.
"Jadi? Jadi? Apa Raynare-senpai akan bergabung?" Lee menatap antusias.
"B-baiklah kalau kalian tidak keberatan." Jawab Raynare pelan namun masih bisa didengar oleh mereka.
"Yosh! Kita kedatangan teman baru!" Kata Lee senang.
"Kalau begitu kalian cepat pergi ke ruang OSIS untuk meresmikan Raynare-senpai menjadi anggota Familia Club. Jika tidak, kita tidak akan misa menjalankan misi bersamanya. Untuk urusan misi serahkan pada kami. Kami akan mem-booking sebelum habis." Kata Sasuke.
Naruto yang mengerti langsung pergi ke ruang OSIS bersama Raynare. Sepanjang perjalanan tidak ada yang mulai berbicara karena canggung –sebenarnya Raynare sendiri yang canggung sdangkan Naruto tidak berbicara karena tidak ada topik yang layak dibicarakan.
"J-jika kau memang tidak menginginkanku bergabung maka aku tidak usah bergabung." Kata Raynare mengeluarkan suaranya.
"Apa yang kau bicarakan? Bukannya sudah kubilang bahwa aku akan menerimamu?"
"Aku tahu itu. Tapi kau melakukannya demi temanmu, bukan dari hatimu."
"Seperti yang dikatakan Lee, setiap orang akan berubah. Jika seandainya sekarang aku tidak menerimamu dengan tulus maka mungkin suatu hari nanti hatiku akan tulus menerimamu. Itu semua tergatung dari sifat dan perilakumu di dalam Familia Club. Untuk sementara waktu aku akan menilaimu." Kata Naruto.
Raynare tidak berbicara lagi sampai tiba di depan ruang OSIS. Mereka lalu masuk untuk berbicara dengan Sona.
Beberapa menit kemudian, Naruto dan Raynare kembali ke ruang misi. Sasuke dan yang lainnya sudah menentukan misi, tinggal mengkonfirmasikannya pada guru. Setelah semua berkumpul dan didata, mereka lalu pergi ke dungeon yang berada 500 meter di belakang sekolah. Dungeon itu terletak di dalam hutan. Tapi tenang saja, mereka tidak akan tersesat karena pihak sekolah sudah menyiapkan jalan untuk para murid.
Naruto baru tahu bahwa salah satu keuntungan bergabung dengan klub adalah ketika mengambil misi dan mendapatkan harga kepala, harga kepala itu tidak akan dipotong atau dibagi rata sesuai anggota yang menjalankan misi. Malahan semua yang ikut menyelesaikan misi akan diberi harga kepala sesuai dengan yang tertera. Itu artinya masing-masing dari mereka akan mendapatkan harga kepala sebesar 5.000.000.
Misi kali ini adalah membunuh 12 Fire Wolf yang berada di dungeon lantai 7. Naruto menyuruh masing-masing dari mereka membunuh 2 ekor Fire Wolf dan mengumpulkan tanduknya sebagai tanda bukti misi berhasil. Tidak lama kemudian mereka telah sampai di dungeon yang memiliki bentuk seperti gedung tinggi menjulang ke atas. Mereka bergegas cepat menuju lantai 7 sesekali melawan monster yang menyerang.
"Jadi ini lantai 7 dungeon? Panas!" Kata Naruto karena setelah memasuki lantai tujuh hawa tiba-tiba menjadi panas.
Tentu saja panas karena lantai 7 ini adalah tempat mirip jeroan gunung berapi dengan lahar yang mengalir di sisi jalan. Mereka melihat monster serigala berbulu merah dengan tanduk di kepalanya. Tidak salah lagi, itu adalah Fire Wolf.
"Yosh, masing-masing dari kalian mengumpulkan 2 tanduk serigala api. Aku melihat jumlah target kita melebihi 12. Sebaiknya kita berpencar agar menghemat waktu." Intruksi Naruto yang diberi anggukan mengerti oleh semua anggotanya.
Mereka berpencar untuk menyelesaikan tugas masing-masing setelah Mikasa menyentuh mereka semua agar bisa melayang dan terbang sesuka hati. Mereka juga masih bisa bertempur di darat sesuka hati dan terbang kembali.
Naruto yang menemukan targetnya berhenti di udara. Dua ekor Fire Wolf terlihat berjalan bersama. Kedua Fire Wolf itu menyadari keberadaan Naruto dan langsung membuka mulut, menyemburkan api panas menuju remaja pirang itu.
Naruto menghindar tanpa perlu susah payah. Ia sudah terbiasa terbang dengan kekuatan Mikasa setelah latihan selama beberapa hari. Ketua klub itu lalu menembakkan peluru emasnya pada salah satu kepala Fire Wolf.
Dor!
Satu Fire Wolf tumbang. Sisanya tinggal satu lagi yang berusaha menggapai Naruto.
"Dasar hewan lemah," Gumam Naruto sambil menangkap Fire Wolf setelah hewan itu melompat untuk menggapai dirinya. "Rasakan ini."
Krak!
Naruto mematahkan leher Fire Wolf itu membuatnya mati seketika. Ia kemudian turun ke permukaan untuk mengambil tanduk itu. Butuh cukup banyak tenaga untuk melepaskan tanduk itu dari kepala dua Fire Wolf.
"Hmm, aku penasaran mereka sudah atau belum menyelesaikan misi ini."
Tidak jauh dari sang ketua, Mikasa terlihat berakselerasi dengan indah di udara sambil menggenggam dua buah pedang kembar. Mikasa terlihat terbang lebih cepat dari yang lain. Ia tidak segan-segan memotong kepala targetnya sambil berputar layaknya orang sirkus. Mikasa sangat ahli dalam serangan jarak dekat dan ia membunyai gerakan cepat. Bagi Mikasa, misi ini sangat mudah.
Di sisi lain, Sasuke terlihat bertarung dengan Fire Wolf yang melebihi jumlah seharusnya. Sasuke bertarung dengan lima ekor Fire Wolf sekaligus. Pemuda berambut emo itu tidak menyerang di udara melainkan di darat. Ia terlihat sangat lihai menghindari setiap serangan berkat kekuatan mata Sharingannya yang bisa memprediksi gerakan.
Sasuke menyerang kelima Fire Wolf itu menggunakan pedangnya. Bagi dirinya, bertarung dengan musuh lemah seperti ini tidak perlu kekuatan utama. Sasuke masih memiliki kekuatan selain Sharingan.
Syat! Syat!
Crash! Crash!
Mudah saja bagi Sasuke memenggal kelima kepala serigala itu. Sasuke kemudian membersihkan darah di pedangnya. Monster yang ada di dungeon tidak akan menghilang selama 30 menit setelah mereka mati. Jika sudah lewat 30 menit monster itu akan menghilang dan terlahir kembali sebagai monster baru. Tapi jika ada salah satu bagian monster yang dibawa keluar dungeon maka bagian tubuh itu tidak akan menghilang meskipun sudah lewat dari 30 menit.
Tinggalkan Sasuke yang sedang mengambil tanduk. Kini beralih ke Erza yang sedang menyerang target menggunakan pedang besarnya. Tubuhnya sudah dilapisi armor. Daya serang dan daya tahan Erza besar namun akibatnya kecepatannya berkurang.
"Heyyaaa!" Teriak Erza sambil menebas salah satu serigala api itu.
Di belakangnya sudah ada serigala lain yang hendak menggigit bahu gadis itu. Erza diam, bukan diam karena tidak tahu, ia sengaja member kesempatan bagi musuhnya untuk merasakan betapa kerasnya armor yang ia pakai. Serigala itu melompat dan menggingit baru Erza yang dilindungi armor.
Krak!
Suara taring yang retak dan hancur. Armor Erza lebih kuat dari pada taring serigala itu. Erza kemudian menangkap serigala itu dan meleparnya ke serigala lain.
Brak!
"Rasakan ini!"
Erza menebaskan pedang besarnya sekuat tenaga membuat kedua tubuh Fire Wolf terbelah. Area pertarungan di sini sudah selesai tanpa kesulitan.
Lee yang memilih berhadapan dengan musuh dekat pintu lantai 7 terlihat sedang meninju maupun menendang Fire Wolf itu. Lee terlihat terkepung oleh empat Fire Wolf dari segala arah. Remaja berambut mangkuk itu tidak menyadari muduh di belakangnya hendak menggingitnya.
[Light Spear]
Crash!
Fire Wolf yang hendak menyerang Lee mati setelah kepalanya tertancap tombak cahaya.
"Kau tidak apa-apa?"
Lee lalu melihat ke atas siapa yang menyelamatkannya dan tersenyum. "Terima kasih Raynare-senpai." Kata Lee lalu sedetik kemudian raut wajahnya berubah kaget. "Raynare-senpai, di belakangmu!" Peringat remaja itu.
Raynare menengok ke belakang dan melihat seekor Fire Wolf berhasil menjangkau ketinggiannya dan kini sedang membuka lebar-lebar mulut untuk menggingitnya. Sial! Raynare tidak sempat menghindar.
[Brochette]
Duakh!
Tubuh Fire Wolf itu terhempas ke bawah dengan sangat kencang akibat tendangan penuh tenaga dari Lee yang bergerak cepat untuk menyelamatkan Raynare. Lee tersenyum melihat keadaan teman barunya yang baik-baik saja.
"Aku akan menyerang mereka dari darat sedangkan Raynare-senpai dari udara." Kata Lee.
Raynare mengangguk dengan wajah yang merona tipis. Mereka lalu bekerja sama untuk mengalahkan musuh.
10 menit kemudian, mereka berkumpul di tempat mereka berpisah tadi, cukup dekat dengan pintu lantai 7. Erza yang memiliki kapasitas sihir penyimpanan besar ditunjuk untuk untuk menyimpan 12 lebih tanduk Fire Wolf. Misi telah terlaksana dan mereka berjalan menuju pintu untuk keluar dari dungeon. Tapi, sesuatu tak terduga terjadi. Di depan pintu itu sudah ada makhluk besar yang tubuhnya terbuat dari batu. Kira-kira monster itu memiliki tinggi 3 meter.
"I-itukan monster lantai 9, Golem." Kata Raynare agak takut. Monster yang diberi nama Golem itu memiliki pertahanan dan kekuatan yang tinggi. Cukup sulit untuk mengalahkannya.
"Hn. Biar aku saja yang tangani." Kata Sasuke sambil melangkah maju.
Tangan Sasuke terlihat mengeluarkan cairan-cairan bening yang ketika cairan itu jatuh ke tanah, tanah itu akan berlubang seperti meleleh- bukan meleleh, lebih tepatnya mengalami korosif. Inilah kekuatan sesungguhnya Uchiha Sasuke. Ia memiliki elemen berjenis zat kimia yang termasuk ke dalam salah satu zat kimia paling berbahaya di dunia. Nama elemen zat kimia Sasuke adalah …
.
.
.
[Fluoroantimonic Acid]
Bersambung
[10/05/2021]
