Disclaimer Masashi Kishimoto. Masami Kurumada. Ichiei Ishibumi. Moonton. Shoji Gatoh. Koshi Tachibana. Warning Ini fanfic Multi-crossover!


~Opening Date a Live - Date a Live by Sweet ARMS~


#Chapter Akhir Tugas Pertama

...

[Istana Horizon]

[Bagian Ruang Tahta]

"Dengan begini ...

... Tugas pertama Naruto-sama berakhir disini," ucap gadis bersurai pirang mengenakan pakaian miko dengan aksen merah muda namanya, Shion. Teman di sebelahnya, menengok ke arah Shion yang nampaknya mulai beranjak pergi.

"Kau mau kemana, Shion?" tanya gadis itu. Namanya, Otsutsuki Kaguya. Gadis bersurai putih panjang itu menatap Shion dengan ekspresi wajah heran, karena temannya itu tiba-tiba pergi.

Shion menghentikan langkah sebentar, "Sudah waktunya aku kembali ke [Glosarium] aku tidak ingin membiarkan Hanabi terus-terusan berada disana dan mengacaukan perpustakaan besar."

"Lagipula ... harusnya setelah ini kau menyambut kedatangan Naruto-sama di [Colloseum] Kaguya."

Setelah mengatakan kalimat tadi, Shion kemudian melenggang pergi meninggalkan Kaguya sendirian di ruang tahta. Gadis yang memiliki rambut putih panjang dengan pakaian miko beraksen putih itu mendesah pelan mendengar jawaban sahabat lamanya itu.

"Setidaknya kau ikut juga, Shion," ujar Kaguya pelan.

Ia lalu mengalihkan kembali pandangannya ke arah bola kristal yang terlihat menampilkan pertarungan pedang dari dua pemuda dengan kemenangan dari si pemuda bersurai pirang jabrik.

"Tapi ya sudah, sepertinya ini memang sudah menjadi tugasku sebagai [Sang Pengawas]" ujar Kaguya juga mulai melangkahkan kakinya keluar dari ruang tahta.

Xxxxx...


[Agilion]

... Adalah kemampuan yang Naruto miliki, yang mengandalkan dalam hal kelincahan, atau disebut juga agility. Kemampuan ini bisa dikatakan cukup merepotkan, baik itu dalam menyerang, bertahan, atau melarikan diri dengan gerakan-gerakan lihai tak terduga dan sulit diprediksi dari si pengguna.

Pisces Lancelot ... Satu-satunya [Penjaga] yang memiliki kemampuan tersebut. Dengan keahliannya dalam bermain pedang Rapier, membuat keberadaan Lancelot tidak bisa dipandang sebelah mata. Kemampuan luar biasanya dalam bermain pedang Espada ropera, dikombinasikan dengan [Agilion] menjadikan Lancelot sebagai lawan yang sulit dikalahkan.

Di [Sanctuary] ...

... Lancelot tidak kuat, seperti; Leo Badang, atau Capricorn Martis. Tapi, dia yang mendapatkan title sebagai [Penjaga] paling Mematikan dari [Dua Belas Penjaga Lantai Sanctuary]. Hal yang wajar jika Naruto kesulitan untuk mengalahkan Lancelot

...

[Lantai Kedua Belas]

[Gate of Pisces]

Ctank!

Cting!

... Suara-suara dentingan pedang, terdengar menggema di satu ruangan. Kedua pemuda itu dengan sebuah pedang digenggamannya masing-masing, beberapa kali melakukan gerakan-gerakan cepat dengan gerakan ayunan pedang seperti; menusuk dan menebas. Tak terlihat satu dari keduanya yang ingin mengalah, keduanya tampak menikmati permainan adu pedang mereka dengan senyuman di wajah masing-masing.

Tap!

... Keduanya kembali ke posisi semula. Satu detik, si pemuda beriris mata biru menghentakan kaki dan melesat ke arah lawannya. Lancelot diam menunggu, lalu setelahnya ia mulai melangkah mundur ke belakang untuk menghindar dan sesekali melancarkan serangan balik.

Swush~

Swush~

Lancelot kini melancarkan serangannya dengan gaya tusuk-menusuk secara beruntun, yang membuat lawannya, Naruto, bersusah payah bertahan tanpa mampu menyerang balik dengan melakukan gerakan tepis, mengelak, dan menghindari semua serangan yang mengarah ke tubuhnya.

Slash!

Namun meski sudah dalam posisi bertahan, Naruto tetap saja mendapatkan luka berupa tusukan dan sayatan pedang di tubuhnya. Naruto tanpa memperdulikan semua luka dan rasa sakit yang diterimanya itu, dengan pikirannya lebih fokus ke pertarungannya. Karena jika sekali saja pikirannya teralihkan oleh rasa sakit di tubuhnya, maka hal fatal lainnya yang lebih menyakitkan akan diterima oleh tubuhnya.

... Pertarungan berjalan sangat sengit, Naruto yang sedang terpojok dengan serangan beruntun Lancelot kadang berhasil melancarakan serangannya. Hingga akhirnya di sebuah kondisi, dimana iris Blue-shapire milik Naruto berubah warna menjadi emas kuning. Hasil akhir dari pertarungan ini pun mulai terlihat ketika Naruto sudah berhasil membuka kemampuan [Agilion] nya dan berhasil mengembalikan keadaan.

...

Berjalan ...

... Setelah berhasil mengalahkan [Penjaga] dari [Lantai Kedua Belas] Naruto kini menyusuri tangga yang menjadi penghubung dirinya dengan tempat yang dituju selanjutnya, yakni [Colloseum] ... Sebuah tempat berupa bangunan berbentuk stadion besar berupa arena Gladiator.

Sesampainya Naruto disana. Sepuluh sosok gadis menyambut dirinya. Mereka berbaris secara horizontal, dengan satu gadis berdiri di depan sembilan gadis dibelakangnya layaknya seorang pemimpin. Naruto hanya mengenal satu orang saja dari sembilan gadis di depannya. Siapa lagi kalau bukan Otsutsuki Kaguya, gadis berambut putih panjang dengan pakaian miko berwarna putih yang saat ini berdiri di depan barisan sembilan gadis di belakangnya.

"Selamat datang kembali, tuanku, Naruto-sama," sambut Kaguya merendahkan sedikit tubuhnya. Tindakan Kaguya lantas diikuti oleh sembilan gadis dibelakangnya.

"Selamat datang, Naruto-sama."

Naruto menggangguk pelan, "Arigatou, karena sudah menyambutku."

"Kalian bisa mengangkat wajah kalian kembali."

"Hai," ucap mereka serentak dan menegakan tubuh seperti semula. Naruto kemudian memandang sembilan gadis dibelakang Kaguya, tampak raut wajah kebingungan tercetak di wajahnya. Terlihat jelas ia tidak mengenal kesembilan gadis tersebut. Tapi ...

"Aku merasa seperti pernah mengenal mereka, tapi kenapa aku tidak bisa mengingat mereka?" batin Naruto dengan dahi mengkerut memandang kesembilan gadis tersebut.

"Naruto ... sama?" Kaguya sepontan memanggil Naruto. Dia memiringkan sedikit kepalanya.

Dengan sedikit tersentak, Naruto menatap Kaguya.

"Ada apa, Kaguya?"

"Apa anda baik-baik saja?" tanya Kaguya cukup ambigu.

Mengerti dengan apa yang ditanyakan oleh Kaguya, Naruto mengangguk, "Aku baik-baik saja."

"Hanya saja, sepertinya beberapa ingatanku ada yang hilang."

"Mereka siapa, Kaguya?" tanya Naruto.

"Anda tidak mengingat mereka?" Naruto menggeleng sebagai jawabannya 'tidak.

"Baiklah, kalo begitu akan saya jelaskan," ucap Kaguya.

"Mereka adalah para gadis Spirit, yang ditugaskan untuk membantu dan melindungi anda, Naruto-sama. Sebutan mereka adalah [Pleiades] Mereka merupakan gadis roh yang diutus oleh yang Mulia, Deus-sama yang menguasai dimensi [Orion]."

Di [Sanctuary] terdapat beberapa dimensi pararel yang diciptakan oleh Naruto. Setiap dimensi dihuni atau disini oleh satu ras makhluk, seperti; Elf atau peri, Spirit atau para roh dan juga sebagai tempat khusus, seperti; [Ruang Harta Tak Terbatas] yang hanya bisa dimasuki oleh Naruto seorang.

Sama halnya, [Myth] yang dihuni oleh [Empat Dewa Peri] dan peri kecil lainnya. Di [Orion] dihuni oleh para Spirit yang dipimpin oleh seorang ratu Spirit bernama Deus.

...

Deg

Deg

... Setelah mendengar penjelasan Kaguya, kepala Naruto berdenyut sakit. "Ugh!" Satu tangan memegang surai pirangnya. Kaguya nampak panik melihat tuannya terlihat kesakitan.

"Na-Naruto-sama, apa anda baik-baik saja? Apa kepala Anda sakit? Apa perlu saya membawa anda ke Shion?" Beberapa pertanyaan beruntun keluar dari bibir Kaguya, dengan wajah panik, pertanda ia mengkhawatirkan tuannya.

"Da-Daijobu, tenang saja," ujar Naruto.

"Ta-Tapi ...

Kata-kata Kaguya terhenti begitu melihat tuannya yang bersusah payah menahan sakit di kepalanya. Kaguya perlahan menghela napas, mencoba mempercayai tuannya, walau ia masih ragu. Setelah beberapa saat, sakit di kepala Naruto sudah mulai mereda.

Naruto kemudian menghela napas lega, "Sepertinya satu ingatanku yang hilang sudah kembali."

"Apa anda yakin baik-baik saja, Naruto-sama?" ujar Kaguya bertanya. Nampaknya gadis bersurai putih panjang itu masih mengkhawatirkan kondisi tuannya.

Naruto tersenyum, "Jangan terlalu mengkhawatirkanku, Aku baik-baik saja."

"Arigatou, Kaguya."

Kaguya tersenyum lirih, "Sudah kewajiban saya mengkhawatirkan anda, Naruto-sama."

...

... Kini Naruto dikelilingi oleh sembilan gadis yang dipanggil, [Pleiades] dengan Naruto berada di pusatnya. Kesembilan gadis itu berlutut menghadap Naruto. Sedangkan Kaguya berada tak jauh dari mereka semua.

Tampak, saat inj Naruto memejamkan matanya dengan telapak tangan kanannya terjulur kedepan. Bibir pemuda itu tampak melantunkan beberapa kalimat. Lalu muncul sebuah lingkaran sihir berwarna emas dibawahnya dan dibawah para gadis [Pleiades]

"Dengan ini aku, Namikaze Naruto, bertanya kepada kalian [Pleiades]. Apakah kalian bersedia dan siap untuk menyerahkan hidup, jiwa, dan raga kalian hanya untukku?"

Mendengar kata-kata Naruto, sembilan gadis [Pleiades] itu mulai menjawab panggilan dari sang pemimpin [Sanctuary].

"Saya, Princess, dengan kekuatan [Sandalphon] dan [Halvenhelev] bersedia untuk membantu anda, Naruto-sama," ucap gadis bersurai ungu gelap, mengenakan gaun berwarna ungu.

"Ha-Hamba, Hermit, me-memenuhi panggilan anda, Na-Naruto-sama," ucap seorang gadis kecil yang membawa boneka kelinci di tangan kirinya.

"Kami pasangan kembar, Berserk, siap melayani anda, Naruto-sama," ucap dua gadis berambut oranye secara bersamaan.

"Saya, Efreet, akan selalu bersama anda, Naruto-sama," ucap gadis bersurai merah berpakaian kimono berwana merah dan krem.

"Saya, Diva, akan setia kepada anda, Naruto-sama," ucap gadis bersurai biru muda, dengan gaun berwarna kuning.

"Hamba, Witch, kekuatan sihir hamba akan hamba tunjukan kepada anda, Naruto-sama," ucap seorang gadis kecil berambut hijau dengan pakaian seperti seorang penyihir.

"Hamba, Angel, segala jiwa dan raga hamba akan hamba serahkan kepada anda, Naruto-sama," ucap gadis bersurai silver pendek, dengan gaun berwarna putih dan sebuah mahkota emas di atas kepalanya.

"Saya, Nightmare, seluruh waktu yang saya punya akan saya persembahkan untuk anda, Naruto-sama," ucap gadis bersurai hitam, dengan aksen gaun berwarna merah-hitam.

... Setelah para [Pleiades] mengucapkan sumpahnya, seluruh tubuh mereka bercahaya bersamaan dengan lingkaran sihir dibawah mereka juga ikut bersinar. Kini mereka sudah menjalin kontrak dengan Naruto.

Naruto membuka mata, memperlihatkan iris emasnya, seraya mengucapkan beberapa rentetan kalimat.

"Dengan semua yang aku miliki, kekuatan, kekuasaan. [Pleiades] akan aku perlihatkan dunia tak terbatas kepada kalian."

"[Celestial Spirit : Life Contract]"

Bersamaan dengan ucapan Naruto, para gadis [Pleiades] tubuh mereka perlahan mengurai menjadi satu cahaya kecil. Kesembilan cahaya tersebut mulai menghitari Naruto, dan menjadi sebuah kalung dengan hiasan sembilan permata berwarna berwarna-warni.

[To Be Continued]


~Ending Date a Live - Last Promise by Erii Yamazaki~


A/N Errrr ... gimana mengatakannya ya, wkwkwk. Setelah melewati jalan kebimbangan, akhirnya secara tidak terduga aku melanjutkan cerita ini. Dasar plin-plan!!

Aku memang ingin membuat ulang cerita ini, tapi ah mengingat betapa susah payahnya aku membuat setiap chapternya, aku jadi ga rela. Dan aku putuskan untuk tetap melanjutkannya.

Oke, di chapter ini ga banyak yang ingin dibahas. Kemungkinan beberapa chapter ke depannya, akan muncul salah satu tag karakter di info cerita ini.

Sip, biar kaga panjang. Aku tutup sampai disini.

Sampai jumpa~