A Tale of Sakura and The Boss
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : Sasuke U. x Sakura H.
.
Enjoy this chapter
.
"MAMI?!!"
Sakura syok bukan kepalang ketika mendapati ibunya, Mebuki Haruno berada didepan pintu rumahnya.
Ini gimana ceritanya maminya yang semalem masih di New York tiba - tiba nongol didepan rumahnya? Terus darimana coba maminya tau kalau dirinya sekarang tinggal di kompleks ini?
Ini pasti ulah kakak kampretnya nih. Syaland.
"Itu siapa?" Tanya maminya.
Sakura menoleh kearah yang ditunjuk oleh ibunya.
Mam to the pus
MAMPUS
Sakura lupa dengan fakta bahwa Pak Sas gantengnya masih ada didalam rumahnya. Mana maminya itu menganut paham kalau belum ada lampu ijo buat halal dilarang keras bawa masuk laki - laki tapi kalau ganteng dan tajir bisalah dimaklumi.
Pak Sas ganteng sih. Ganteng doang eh salah Ganteng Banget. Tajir? Udah pasti dong lha wong bosnya di kantor.
Tapi masalahnya kalau ada laki - laki didalem rumah berduaan terus masih pagi udah gitu si laki - lakinya pake kaos oblong yang nyeplak roti sobeknya plus ganteng, yang ada emaknya ini malah salah paham.
Mana tadi hampir aja nganu.
"Dek, itu siapa?" Tanya Maminya kembali.
Pake alesan apaan nih. Abang kampret emang bisa - bisanya dirinya nggak di chat dulu perihal penggrebekan maminya ini.
"Anu mi, itu tukang ledeng. Tadi Saki panggil gara - gara showernya Saki mati", ujarnya ngeles.
"Tukang ledeng?" Tanya Mebuki.
"Iya mi tukang ledeng", jawab Sakura mantap.
Sakura merasa punggungnya ditatap tajam. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Pak Sas. Untungnya Bosnya itu hanya diam saja.
Maapin Sakura ya Pak Sas, ini demi kemaslahatan bersama.
"Ganteng gitu tukang ledeng? Nggak salah?"
Ibunya bertanya sembari menyipitkan matanya seakan tidak percaya dengan fakta yang ia berikan.
"Ih mami nggak percaya sama Saki? Emang kenapa kalau ganteng - ganteng tukang ledeng? Yang penting kan halal Mi"
Ibunya hanya melengos dan berjalan ke arah Sasuke. Sakura yang melihat ibunya semakin mendekati Sasukepun semakin panik.
Duh jangan - jangan ketauan?
Ibunya berdiam diri dihadapan Sasuke, meneliti setiap jengkal tubuh Sasuke dan manggut - manggut setelahnya.
"Kamu udah berapa lama jadi tukang ledeng?" Tanya maminya pada Sasuke.
"Kamu tadi bohongin mami kan?"
"Enggak kok mi, tadi beneran tukang ledeng."
"Kalau cuma tukang ledeng kenapa kamu rela minjemin kaosnya kakakmu?"
Duh ini emaknya kok ya apal bener sih sama kaos kakaknya.
"E e enggak kok mi, lagian kaos gituan kan banyak"
"Ya emang banyak, tapi kaos yang sering dipake sampe belel terus bekas iler di dada bagian kiri itu mami inget banget."
Hah? Jadi itu yang ada didada kirinya pak Sas bekas ilernya kakaknya? Yang bentuknya kayak pohon beringin itu iler? Ewwh.
"Yaudah mami ganti pertanyaannya"
"Kenapa kamu resign dari rumah Sakit terus pindah rumah kesini?"
"Anu mi itu "
Sumpah ya ini harus ngeles kayak gimana lagi coba. Lagian mami ngapain sih tiba - tiba pulang. Terus juga kakaknya nggak ngabarin lagi kalau udah ember soal kepindahannya.
Kalau ngasih tau dulu kan Sakura bisa siap - siap dulu gitu kabur lewat jendela.
Mana mami senyumnya pake senyum setan lagi.
"Cepetan jawab apa mami nikahin kamu sama tukang ledeng!" Sambar Mebuki.
Beneran nih? Ciyus Miapah ini kalau dirinya nggak jawab bakalan dinikahin sama tukang ledeng tadi?. Berarti Pak Sas ganteng dong ya yang dimaksud maminya. Mending gak usah jawab ajalah.
Seakan tau apa yang ada dipikiran putrinya, Sang Mama mengoreksi siapa tukang ledeng yang dimaksud olehnya.
"Bukan tukang ledeng ganteng yang tadi tapi tukang ledeng langganan Mami!"
Yah gagal sodara - sodara.
"Iya Mi, Sakura bakalan cerita"
Dan akhirnya Sakura menceritakan semuanya tentang kenapa dirinya sampai resign dari rumah sakit dan kenapa ia harus pindah rumah.
Awalnya maminya terlihat kaget ketika tau bahwa ia resign karena ingin jadi sekretaris pujaan hatinya. Tentu aja cuma 50% nya aja yang bener sisanya ngibul. Yakali dia bilang kalau bela - belain resign jadi dokter gara-gara kepentok cintanya pak Sas didepan pintu praktek kakaknya.
Yang ada nih bukanya direstui malah dikutuk jadi kodok. Tapi di pertengahan hingga akhir cerita, ibunya hanya diam saja.
Mampus pasti marah ini ibunda ratu.
Sasuke kesal setengah mati. Pasalnya sudah dua hari berlalu sejak insiden dirinya yang disebut tukang ledeng didepan orang tua dari Sakura terjadi dan bisa - bisanya setelah itu sang sekretaris izin tidak masuk karena ada kepentingan keluarga.
Dan inilah hal yang membuat Sasuke uring - uringan sepanjang hari.
Katanya naksir, katanya cinta tapi masak nggak diakui didepan mamanya sendiri?!. Sasuke bukanya baper ya gaes tolong dicatet kalau perlu di Uppercase, Bold sama Underline. Dasar Tsundere.
Belum lagi dengan keberadaan si kuning rubah sahabatnya, yang entah kenapa akhir - akhir ini sering banget gitu nongkrong diruangannya. Pasti mau godain anak - anak HR nih. Mana dari tadi kerjaannya cuma scroll - scroll hape doang sambil selonjoran diatas sofa didepan meja kerjanya sambil nyemilin keripik kentang. Syaland emang.
Sasuke kembali fokus membaca dokumen - dokumen didepannya, sampai suara pekikan Naruto membuyarkan segalanya.
"Oh My GOD!" Pekik Naruto.
"Bisa diem nggak sih Nar, kalau masih berisik keluar sana!" Titah Sasuke kesal.
"Sas, si Sakura lagi izin kan?" Tanya Naruto serius.
Ini baka dobe ngapain nanya - nanya soal sekretarisnya.
"Hn"
Naruto terlihat syok lalu menghampiri mejanya sambil memperlihatkan hapenya.
Hal pertama yang dilihat oleh Sasuke adalah story instagram seseorang yang memperlihatkan pemandangan luar dari dalam kamar. Seperti kamar hotel maybe?. Lengkap dengan caption good morning dengan kata - kata ala pinterest. Estetik sekali.
Sasuke mengernyitkan dahinya bingung. Buat apa coba si Naruto rubah memperlihatkan story ini? Biar apa coba?
Tapi kernyitan Sasuke pudar setelah melihat story kedua. Itu Sakura sekretarisnya!. Di story itu terlihat video dari wajah Sakura yang kemudian kameranya dialihkan ke kamera belakang. Dan disana Sasuke melihat ada seorang laki - laki yang cuma pakai kaos oblong sama boxer lengkap dengan muka bantal habis bangun tidur.
Sekarang coba jelaskan gimana Sasuke nggak berpikiran yang enggak - enggak?!
Jadi sekretarisnya itu izin buat pergi ke hotel?.
"Ini Sakura kan Sas?" Tanya Naruto lagi.
Sasuke mengesampingkan fakta bahwa antara Naruto dan Sakura saling follow di media sosial. Kok ya bisa - bisanya si rubah di follow malah dirinya enggak.
"Tau. Sana pergi" usir Sasuke.
"Loh loh Sas kok ngusir?"
"Nggak usah nanya - nanya" sinis Sasuke.
Loh kok ngegas maz. Wkwkw
Masih dengan kekesalan yang memuncak, Sasuke memutuskan untuk keluar dari ruangannya. Tak lupa menutup pintunya dengan kencang meninggalkan Naruto yang melongo kebingungan menyaksikan kelakuan sahabatnya itu.
"Cemburu emang buta ya?"
TBC*
Hai hai semuaa, ten balik lagi nih. Padahal ten janji update secepatnya tapi entah kenapa draf yang udah ada hilang lebih dari setengahnya jadilah kudu diulang lagi mana feelnya juga beda lagi.
Nah ini baru pemanasan sebelum masuk konflik utama. Si Pak Sas emang tsundere ya gaes jadi tolong dimaklumi. Mana si Sakuranya bikin story begitu lagi ya makin - makin dah.
Mari kita doakan moga di chapter selanjutnya Sakura nggak kenapa - kenapa ya.
Sincelery,
Ten
