Happy reading...

Chapter 7. Menuju Perang Bag. 1

Dimensi buatan Naruto

Sebuah padang rumput yang sangat luas, ujungnya bahkan tidak terlihat oleh mata, langit biru tanpa setitik pun awan. Sebuah siluet mirip matahari bersinar terang ditengah langitnya. Seperti itulah kira-kira wujud dari dimensi buatan Naruto. Dimensi buatan ini nantinya akan digunakan sebagai tempat perkemahan pasukan aliansi Shinobi. Selain itu menjadi tempat evakuasi warga sipil yang tidak ikut perang.

Tiga orang itu berdiri di tengah padang rumput, satu berambut pirang, satu berambut hitam, dan satunya lagi berambut perak. Mereka adalah Naruto, Sasuke, dan Kabuto.

Mereka disini untuk memasang fuinjutsu penangkal teleportasi, sebenarnya itu adalah tugas Naruto seorang diri. Keikutsertaan Sasuke dan Kabuto disebabkan karena Naruto membutuhkan bantuan mereka, lebih tepatnya Naruto membutuhkan bantuan Kabuto untuk melakukan Edo Tensei pada beberapa orang dari masa lalu. Sementara Sasuke hanya membawakan Zetzu Putih sebagai tumbalnya.

Kepulan asap muncul dari sebuah gulungan yang dibuka oleh Sasuke. Setelah kepulan asap itu menghilang nampak enam tubuh putih porselen yang tergeletak diatas rerumputan. Kabuto menatap beberapa sampel yang terdapat dalam klip plastik dengan tidak yakin.

"Naruto-kun, apa kau yakin dengan ini?" ujar Kabuto sambil mengangkat klip yang berisi sehelai rambut hitam dengan tulisan Madara Uchiha itu.

"Percayalah Kabuto, semua orang dapat berubah, contohnya saja dirimu" balas Naruto meyakinkan.

Kabuto masih sedikit ragu, tapi yang dikatakan oleh Naruto memang benar. Dirinya dulu merupakan kriminal yang membantu Obito dalam perang dunia Shinobi keempat dapat berubah. Setelah terjebak dalam Izanami Itachi, Kabuto kembali menemukan jati dirinya. Dia kemudian berbalik membantu aliansi Shinobi dengan menyelamatkan Sasuke yang waktu itu meregang nyawa.

Kabuto melihat sorot keyakinan dimata biru Naruto, yang hanya bisa ia lakukan hanyalah mempercayainya. Setelah perang dunia Shinobi keempat Naruto sudah cukup banyak membantunya. Naruto lah yang menggalang dana untuk pembangunan Panti asuhan yang ia kelola. Dirinya kini ingin membalas budi Naruto, hanya ini yang bisa ia lakukan sekarang. Dulu Jutsu ini telah dia gunakan untuk melakukan kejahatan. Selain membalas Budi Naruto Kabuto ingin membayar apa yang telah dia lakukan di masa lalu.

Kabuto hanya mengangguk kecil, kemudian kedua tangannya teratup didepan dada. Bibirnya komat-kamit membaca mantra. Aksara rumit keluar diatas rerumputan, membentuk sebuah pola yang melingkari keenam tubuh Zetzu Putih. Aksara itu masuk kedalam tubuh pucat itu. Keenam tubuh itu hancur menjadi potongan-potongan kertas yang melayang di udara. Potong demi potong itu berputar seolah menari hingga saling menyatu satu sama lain, membentuk enam tubuh manusia.

dua berambut hitam, dua berambut merah, satu berambut pirang, dan satunya lagi berambut putih.

Mata tanpa binar kehidupan itu mengerjap, pupil merah dengan tiga koma berputar berpendar. Sedikit menoleh ketika merasakan aura familiar disampingnya.

"Sepertinya masalah besar menimpa generasi muda hingga mereka membutuhkan bantuan kita Hashirama" ujar Madara.

Sedangkan sosok yang diajak bicara masih kebingungan, Pria yang pernah menjabat sebagai Shodaime Hokage itu celingukan. Menoleh ke kanan dan ke kiri, Hashirama mengabaikan perkataan Madara. Dia malah berjalan kearah sosok berambut putih yang masih kebingungan. Membungkukan badan kepadanya. Hashirama berujar.

"Maaf atas ketidaknyamanan ini Ayah mertua, anda tidak akan dipanggil kembali ke dunia jika bukan karena sebuah masalah yang sangat penting"

Sosok berambut putih panjang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Shodaime Uzukage, beliau adalah ayah dari Uzumaki Mito.

"Apa maksudmu Hashirama?" tanya Shodaime Uzukage kebingungan. Belum lagi ketika melihat sekelilingnya, wajah semua orang tampak retak, serta putih mata mereka berwarna hitam.

Hashirama hendak membuka mulut, namun suara lain membuat Hashirama mengurungkan niatnya.

"Apakah ini Jutsu milik Tobirama?" Orang yang bertanya adalah seorang pria dewasa dikisaran empat puluh tahunan, rambutnya merah terang, tubuhnya tinggi tegap, kekar dengan otot-otot yang terlihat jelas di tubuhnya.

"Betul sekali, Nidaime Uzukage-dono, jutsu ini disebut Edo Tensei"

"Apa maksudmu Hashirama?" Si kakek Shodaime masih terlihat kebingungan, ingatan terakhirnya tidak terlalu jelas, seingatnya beliau sedang menikmati masa pensiun dalam rumah pribadinya.

"Edo Tensei adalah jutsu yang dapat menghidupi orang yang telah mati" jawab Nidaime Uzukage.

Shodaime Uzukage, tampak tidak terlalu terkejut. Beliau mengangguk mengerti.

"Oh jadi begitu" netranya ungu kusam itu melirik kesegala arah, hingga menangkap sosok kekar Nidaime Uzukage "Apa kita semua sudah mati?"

"Sepertinya begitu, hal yang terakhir kuingat adalah ketika aku dan pasukanku menghadang pasukan aliansi Iwa-Kumo-Kiri di perbatasan selatan Uzushiogakure,"

"Jadi orang-orang serakah itu jadi menyerang kita?"

Nidaime mengangguk, "Maaf waktu itu aku gagal mempertahankan perbatasan selatan, seluruh pasukanku dibantai dan kepalaku dipenggal" ujarnya dengan penuh kemarahan yang meluap-luap.

"Bagaimana kondisi desa sekarang?"

"Aku tidak tahu, aku mati sebelum pasukan aliansi Iwa-Kumo-Kiri tiba di desa"

"Kita kalah, desa dan seluruh isinya telah hancur" ujar seorang pria dewasa muda dikisaran tiga puluh tahunan itu, raut kemarahan terlihat jelas diwajahnya. Tangannya terkepal erat, aura membunuh menguar dari tubuhnya.

"Apa maksudmu Arashi?" tanya Nidaime tidak percaya.

"Setelah pasukan aliansi Iwa-Kumo-Kiri berhasil membuat menerobos perbatasan selatan, seorang kurir mengantarkan kepalamu kedepan gerbang desa" pria itu menghela nafas berat untuk menetralkan kemarahannya.

"Hal itu tentunya menjatuhkan mental para pasukan Uzushiogakure, untuk itu para tetua mengangkatku menjadi Sandaime Uzukage"

"Setelah diangkat menjadi Uzukage, aku pergi untuk berunding dengan pemimpin aliansi Iwa-Kumo-Kiri, aku ingin menyelesaikan masalah tanpa pertumpahan darah" sekali lagi pria itu kembali menghela nafas, kemarahan kembali ingin menguasai dirinya.

"Bagaimana hasilnya?" tanya Nidaime tak sabaran.

"Tentu saja mereka menolak, mereka mempunyai 200 ribu pasukan, sedangkan pasukan kita yang tersisa hanyalah sekitar 20 ribuan saja, tidak mungkin kan mereka berhenti ketika tujuan mereka telah didepan mata?"

"Kemudian?"

"Kemudian aku kembali ke desa, waktu itu aku sangat kebingungan, para Shinobi yang telah mendengar hasil dari perundingan itu seolah kehilangan harapan, untungnya aku berhasil mengangkat semangat mereka"

"Keputusan akhir ku adalah, mengevakuasi para penduduk sipil, wanita serta anak-anak, pasukan kita yang tersisa mengulur waktu untuk mereka"

"Kami menahan gempuran pasukan aliansi Iwa-Kumo-Kiri selama lima hari, kami bertarung hingga titik darah penghabisan"

"Dan kalian berhasil dikalahkan oleh mereka bukan?" tebak Nidaime.

"Sayangnya begitu, maafkan saya Shodaime-sama saya gagal melindungi warisan anda"

Hening menyelimuti, Shodaime Uzukage terdiam. Dirinya mematung disana, ketika mendengar desa yang dia bangun dengan darah, keringat, dan air mata itu telah dihancurkan. Desa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kasih sayang terhadap sesama petarung itu hancur karena keserakahan manusia.

Mata sang kakek itu terpejam. Pikirannya menerawang jauh.

Mereka yang haus akan kekuatan, rela membasahi tangan mereka dengan darah yang tidak bersalah.

"Apa Konoha memberikan bantuan pada saat itu?" tanya Kakek itu dengan mata terpejam. Suaranya datar tanpa emosi.

Arashi sedikit bingung untuk menjawab, dia tahu jika Shodaime Uzukage tengah menahan amarah yang bisa kapanpun meledak. Jika dia salah bicara maka sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi. Sandaime Uzukage itu tidak mau memancing kemarahan orang yang pernah disebut sebagai Uzumaki terkuat sepanjang masa, mesKi beliau tidak dalam usia primanya.

Tapi, entah kenapa dirinya tidak menemukan satupun kalimat untuk berbohong. Atau mungkin dirinya juga marah karena Konoha sama sekali tidak membantu mereka pada masa itu. Dan akhirnya fakta lah yang menjadi jawaban Arashi.

"Tidak," ujarnya singkat, matanya tidak berani melihat reaksi dari Shodaime, "Konoha sama sekali tidak membantu"

tanah dibawah kaki kakek Shodaime Uzukage itu bergetar. Kemudian retakan perlahan muncul disana. Dalam satu kedipan mata Kakek berambut panjang itu sudah mencekik leher Hashirama. Pandangan mata itu penuh kemarahan.

Hashirama terdiam seribu bahasa, dirinya juga baru mengetahui fakta tersebut. Dia sudah mati sebelum masa perang dunia —waktu keruntuhan Uzushiogakure. Pantas saja, pada masa perang dunia Shinobi keempat, ketika dia dibangkitkan oleh Orochimaru. Dia sama sekali tidak melihat keturunan Uzumaki selain sang pahlawan perang, Naruto Uzumaki. Kali ini, dirinyalah yang akan menerima konsekuensi dari kelalaian para penerusnya. Meski Hashirama tahu, pasti ada sebuah penyebab yang mendasari kelalaian para penerusnya hingga memancing amarah Ayah mertuanya ini

Kemarahan Shodaime Uzukage bukan tanpa alasan. Yaitu karena sejarah antara Konoha dan Uzushiogakure.

Aliansi Iwa-Kumo-Kiri, beralibi alasan mereka menyerang Uzushiogakure karena takut dengan kekuatan para Uzumaki. Tetapi, alasan sebenarnya adalah mereka menginginkan sesuatu yang terdapat dalam kuil tua Uzumaki. Ratusan formula jutsu terlarang yang tidak bisa dinalar akal sehat. Selain itu, dalam kuil Uzumaki juga terdapat beberapa pusaka peninggalan Rikudou Sennin. Contohnya, pusaka milik desa Kumogake awalnya juga merupakan hak klan Uzumaki.

Menurut legenda, Uzumaki pertama adalah tangan kanan Rikudou Sennin. Dia diberkahi oleh Rikudou Sennin itu sendiri dengan kekuatan fisik yang kuat, cakra yang melimpah, dan teknik penyegelan —yang kemudian disebut sebagai Fuinjutsu. Tapi yang paling penting adalah kasih sayang yang besar bahkan melebihi kasih sayang yang dimiliki oleh Ashura. Uzumaki pertama juga sangat menghormati prinsip yang diterapkan oleh Rikudou Sennin, yaitu perdamaian.

Sebelum kepergiannya, Rikudou Sennin memberikan sang leluhur Uzumaki itu sebuah wasiat. Yaitu, untuk selalu mendampingi dan membimbing pemimpin yang berkuasa. Wasiat itu seolah mengikat Uzumaki dan keturunannya pertama dengan benang takdir.

Setelah leluhur Shinobi itu wafat, kedua keturunannya, Indra dan Ashura bertarung untuk memperebutkan gelar kepemimpinan. Melihat itu Uzumaki pertama murka, dirinya memutuskan untuk tidak ikut campur dalam pertarungan itu. Ia memilih pergi dan membawa serta pusaka peninggalan tuannya. Ia takut jika pusaka itu digunakan oleh tangan yang salah malapetaka pasti akan terjadi. Uzumaki menghilang, seolah tertelan oleh bumi. Dia tidak pernah menampakkan diri di depan Indra dan Ashura.

Bahkan setelah kematian Indra dan Ashura, pertarungan masih berlangsung, keturunan mereka melanjutkan tradisi itu. Bahkan hingga ratusan tahun keturunan mereka tetap melanjutkan pertikaian.

Setelah ratusan tahun keturunan dari Indra dan Ashura menghasilkan keluarga, keturunan Indra menamai dirinya sebagai Uchiha dan keturunan Ashura menyebut dirinya sebagai Senju. Inilah awal mula dari perang saudara antara Senju dan Uchiha.

Senju dan Uchiha terus berperang. Senju dengan kekuatan cinta serta fisik yang kuat dan Uchiha dengan kekuatan mata yang melambangkan kebencian. Setelah ratusan tahun, mereka tidak tahu pasti apa yang menjadi penyebab perang itu. Mereka melakukan itu, hanya demi menjaga kehormatan leluhur masing-masing. Mereka tidak tahu jika leluhur mereka memperebutkan kepantasan seorang pemimpin.

Perang berlangsung ratusan tahun, hingga kedatangan dua orang anak kecil yang mampu menjadi penyebab selesainya perang. Hashirama Senju berhasil meyakinkan Madara Uchiha tentang cinta sebagai kunci perdamaian. Kedua Klan itupun berdamai, bersama mereka mendirikan desa Konoha. Hashirama Senju didaulat sebagai pemimpinnya.

Entah itu sebuah kebetulan, atau memang takdir telah kembali mempertemukan Uzumaki dengan pemimpin yang sah —maksudnya pemimpin dari keturunan Rikudou Sennin. Hashirama Senju sang Shodaime Hokage dipertemukan dengan Yatashi Uzumaki sang Shodaime Uzukage. Kedua desa itu beraliansi. Desa Konoha yang masih sangat muda itu, belajar banyak dari Uzushiogakure yang telah berdiri cukup lama. Bahkan Hashirama jatuh hati kepada anak gadis dari pemimpin Klan Uzumaki itu.

Pernikahannya dengan Mito Uzumaki memperkuat hubungan kedua desa. Pernikahan yang didasari oleh cinta namun mampu menimbulkan dampak politik yang besar bagi kedua belah pihak. Hashirama pernah berjanji jika Konoha akan selalu mengulurkan tangan jika Uzushiogakure tertimpa musibah. Hingga pada Invasi Iwa-Kumo-Kiri, Konoha seolah lupa dengan janji yang pernah diucapkan oleh pendirinya. Konoha tidak membantu apa-apa kepada Uzushiogakure.

Kembali ke dimensi buatan Naruto, Kakek itu masih mencengkeram erat leher Hashirama. Retakan pada leher Edo Tensei itu terlihat sangat jelas.

Disisi lain, Minato yang sejak tadi diam dan mendengarkan pembicaraan mereka, berinisiatif untuk mengungkapkan pembelaan. Rasa tidak suka hinggap di hatinya ketika mendengar Konoha yang seolah disalahkan karena keruntuhan Uzushiogakure. Konoha memang tidak membantu sama sekali. Bahkan ninja Konoha yang waktu itu berada di Uzushiogakure terpaksa ditarik pulang karena sesuatu hal yang melanda Konoha.

Dengan hati-hati Minato memilih kata yang sekiranya pas untuk diucapkannya.

"Maaf menyela Uzukage-sama, Konoha pada waktu itu tidak membantu karena kami sedang dilanda peperangan dengan Sunagakure, keadaan pada masa itu membuat kami dilanda krisis yang berkepanjangan hingga memaksa kami tidak bisa memberikan bantuan kepada Uzushiogakure" ungkap Minato panjang lebar.

Sontak cekikan dileher Hashirama mengendur, Netra ungu Shodaime Uzukage itu menatap sang Kilat Kuning dengan pandangan menyelidik. Atmosfer masih tegang, aura membunuh itu tidak sedikit pun berkurang.

"Siapa kau?" tanya Shodaime Uzukage kepada Minato.

"Saya Minato Namikaze, saya adalah Yondaime Hokage" jawab Minato.

"Yondaime Hokage?, apa yang terjadi pada Sandaime Hokage?" tanya Nidaime Uzukage, dirinya teringat dengan seorang Hokage yang dijuluki sebagai The Profesor itu. Pada masa kepemimpinannya sebagai Uzukage, dirinya dan Hiruzen cukup sering bertemu dalam pertemuan politik.

"Kakek Sandaime meninggal beberapa tahun yang lalu."

Suara seorang pria dewasa muda berambut pirang, wajahnya mirip dengan Yondaime Hokage, dengan tambahan tanda lahir di pipinya. Naruto, Sasuke, dan Kabuto sejak tadi terabaikan. Mereka hanya diam dan melihat interaksi antara para Edo Tensei.

Bukannya para Edo Tensei tidak mengetahui keberadaan mereka, justru sebaliknya, para Edo Tensei yang dipanggil adalah Shinobi terkuat pada masanya, yang tentunya mengetahui jika ada tiga sosok lain yang sedari tadi memperhatikan mereka.

Tapi para Edo Tensei mengabaikan mereka, karena disibukkan oleh urusan mereka. Kini semua mata beralih menatap Naruto.

Merasa ditatap, Naruto berdehem, kemudian berujar.

"Perkenalkan nama saya Naruto Uzumaki, saya adalah orang yang memanggil kalian."

Kakek Shodaime sedikit tersentak mendengar marga Uzumaki, dia nampaknya cukup terkejut melihat seorang Uzumaki yang berambut pirang, ketika masanya seluruh anggota Klan Uzumaki berambut merah. Itu karena Klan Uzumaki tidak memperbolehkan menjalin pernikahan dengan orang lain diluar anggota Klan itu sendiri.

Berbeda dengan Shodaime, Sandaime Uzukage nampak tidak terlalu terkejut. Dirinyalah yang mengevakuasi wanita dan anak-anak keluar desa, dia membagi wanita dan anak-anak dalam kelompok kecil, dia sudah menduga kemungkinan jika terjadi persilangan antara Klan Uzumaki dengan orang luar.

Sedangkan Minato menatap anaknya dengan pandangan sulit diartikan, dirinya melihat wajah dewasa anaknya yang mungkin sekarang telah seusia dengannya ketika ia meninggal. Yondaime dan Istrinya meninggal di usia 24 tahun. Minato merasa gagal sebagai seorang Ayah, dalam wajah datar yang kini ditampilkan oleh Naruto, Minato sedikit menangkap sebuah masalah besar yang ada dipundaknya. Dan sebagai seorang Ayah dirinya sama sekali tidak membantu, bahkan mungkin dirinya lah yang menjadi masalah yang dihadapi oleh Naruto.

"Mana ada Uzumaki berambut pirang? jangan membodohi orang tua, bocah." ujar Shodaime Uzukage, cekikan dileher Hashirama belum juga terlepas, mata tua kakek itu memicing menyelidik kearah Naruto.

"Ibu saya adalah seorang Uzumaki, sedangkan fisik saya adalah turunan dari Yondaime Hokage yang merupakan ayah saya." jawab Naruto mempertahankan kesopanannya.

"Sudah kubilang jangan membodohi orang tua bocah, Klan Uzumaki tidak memperbolehkan hubungan dengan orang luar." balas sang kakek tidak mau kalah.

Helaan nafas lelah, meluncur dari mulut Sandaime Uzukage. Dirinya mengelus sudut kepalanya yang mendadak pusing, dia memang belum lahir pada masa kepemimpinan Shodaime Uzukage. Dia telah mendengar rumor tentang kekeras kepalaan sang pendiri Uzushiogakure itu.

Tapi waktu itu dirinya tidak mempercayai rumor tersebut, baginya Shodaime Uzukage adalah sosok bijaksana dan penuh wibawa. Pada masa kecilnya, Arashi sangat mengidolakan pendiri desa Uzumaki itu.

Melihat kejadian ini dengan mata kepalanya sendiri membuat kepalanya mendadak pening. Hancur sudah citra dari sosok yang dijagokan olehnya itu. Tidak ada sosok yang bijaksana dan berwibawa. Yang ada hanyalah seorang kakek tua dengan kepala batu dan tempramental yang meledak-ledak.

"Saya mengevakuasi para wanita dan anak-anak keluar desa, Shodaime-sama."

"Jangan ikut campur Sandaime, aku akan mengajari bocah peniru ini tata krama." ucapnya sambil menatap tajam Naruto. Cekalan tangan pada leher Hashirama terlepas, telunjuk kakek itu mengacung lurus kearah Naruto.

Arashi kembali menghela nafas, mata merah delimanya bersitubruk dengan safir biru Naruto. Tatapannya seolah meminta maaf atas tingkah laku kakek itu.

Naruto hanya tersenyum dan menggeleng, baginya kepala Shodaime Uzukage tidak lebih keras dari kepala tetua desa Konoha. Naruto juga sudah cukup sering menghadapi orang keras kepala. Bahkan dirinya selalu dikelilingi oleh orang keras kepala, seperti Tetua desa, Sandaime Tsuchikage, Yondaime Raikage, bahkan dirinya sendiri?. Naruto hanya maklum ketika melihat sikap Shodaime Uzukage itu.

"Jangan panggil aku Uzukage jika kau setelah ini masih bisa berdiri, bocah." kakek pendiri Uzushiogakure itu mencak-mencak sambil menunjuk Naruto.

"Sebaiknya saya menjelaskan tentang situasi yang saat ini menimpa dunia."

Detik kemudian safir Naruto berubah menjadi merah dengan pola riak air dengan tujuh koma melingkar di riaknya.

Sasuke sedikit tersentak melihat mata sahabat pirangnya itu mirip seperti mata orang yang selama tiga tahun terakhir ini diburunya. Mata Naruto sama dengan mata Urashiki.

Koma di Rinnegan merah Naruto berputar cepat.

Madara menyeringai, dia membatin jika apa yang terjadi selanjutnya akan menarik. Dan benar saja, belum ada satu detik, semua orang yang ada disana tertarik kesebuah alam Genjutsu yang diciptakan mata Rinnegan Naruto.

Alam Genjutsu Naruto berwujud seperti tempat bernuansa putih. Naruto memproyeksikan ingatannya disana. Kilasan demi kilasan tentang peristiwa penting yang menimpa dunia tampil begitu saja. Seluruh peristiwa itu tentunya terproyeksi dalam sudut pandang Naruto.

Mulai dari amukan Kyuubi di desa Konoha pada hari kelahirannya, perjuangannya untuk mendapat pengakuan dari penduduk desa, Invasi Pain, perang dunia Shinobi keempat, perang dunia Shinobi kelima, dan perang melawan Isshiki, hingga tentang segala tetek bengek tentang multiuniverse dan terakhir situasi dunia saat ini. Dalam dunia Genjutsu Naruto, waktu yang dibutuhkan adalah 72 jam sedangkan di dunia nyata hanya sekitar 10 detik.

Sepuluh detik berlalu dengan cepat, beberapa ekspresi tampil diwajah mereka. Beberapa ada yang terkejut, beberapa ada yang biasa saja.

"Kau anak Kushina?" tunjuk Nidaime Uzukage dengan raut terkejut yang jelas diwajahnya.

Naruto mengangguk mantap "Anda mengenal ibu saya?" tanyanya balik.

Nidaime Uzukage tertawa keras, pria bertubuh kekar itu menghampiri Naruto dan menepuk-nepuk pundak ninja pirang itu. "Kushina adalah anakku, dan jika kau anak Kushina, kau berarti cucuku."

Naruto tidak bisa berkata apa-apa, sulit rasanya mempercayai ucapan pria yang sekarang memegang bahunya. Namun hanya dengan melihat sorot mata sosok itu yang ditujukan padanya, Naruto seolah dipaksa untuk percaya begitu saja.

Minato terkejut, Kushina tidak pernah menceritakan perihal jika dirinya adalah putri seorang Uzukage, otak jenius Yondaime Hokage itu menerka-nerka mengapa Kushina tidak memberitahunya. Kesimpulan terbaik yang ia dapat adalah, Mungkin sebagian ingatan Kushina dihilangkan dengan jutsu khusus klan Yamanaka. Kushina pasti mengalami trauma akibat insiden yang menimpa desa kelahirannya. Ditambah Kushina waktu itu dijadikan Jinchuriki Kyuubi, akan sangat berbahaya jika emosi Kushina tidak stabil. Selain itu jika identitas asli Kushina terbongkar, maka beberapa pihak akan mengincar keselamatan putri Uzukage kedua itu.

Usai bercakap-cakap dengan Naruto, Nidaime Uzukage berbalik, menunjuk Minato. Tatapannya seolah meminta penjelasan. Minato kemudian menceritakan tentang Kushina, mulai dari pertemuan dengan pada masa ia Akademi, hingga hari kelahiran Naruto.

Sandaime Uzukage berjalan kearah Naruto dengan perasaan was-was, dirinya kemudian menanyakan apakah masih ada para Uzumaki lain yang selamat,

Naruto bingung hendak menjawab, namun pada akhirnya dia memberitahukan fakta. Setahunya, Uzumaki selain dirinya yang masih hidup adalah Karin dan kedua anaknya sendiri.

Jawaban Naruto menghancurkan hati Arashi, dirinya sejak awal telah memilki firasat jika ada beberapa kelompok musuh yang ditugaskan untuk memburu para penduduk yang ia evakuasi. Dia merasa gagal sebagai pemimpin karena telah mengkhianati kepercayaan para pendahulunya.

"Apa maksudmu memberitahu semua ini, bocah."

"Dunia membutuhkan bantuan kalian."

"Dunia? bagi kami dunia telah berakhir bersamaan dengan kehancuran desa kami."

"Shodaime Uzukage benar, kami sudah tidak memiliki urusan apa-apa disini."

"Tapi hanya kalian yang bisa membantu kami, kami benar-benar berharap banyak pada kalian."

"Kami? jangan membuatku tertawa bocah. Kau pikir kami mau membantu desa yang telah menghancurkan desa kami."

Terjadi adu mulut antara Shodaime Uzukage dengan Naruto. Shodaime dengan kemarahan yang meluap-luap dan Naruto dengan kesabaran untuk yang tanpa batas. Naruto berusaha keras tetap mempertahankan kesopanannya demi keberhasilan rencananya. Mereka terus bersahutan, hingga Hashirama tiba bersujud ditanah. Keningnya nampak menempel pada sandal ninja Shodaime Uzukage.

"Kami ingin kalian mengesampingkan dendam masa lalu dan membantu kami dalam perang ini."

"Apa yang kau lakukan Hashirama! tidak sepantasnya seorang Kage bertindak seperti itu!" ujar Kakek Uzukage.

"Saya tidak memohon sebagai Hokage, Uzukage-sama. Saya memohon sebagai seorang warga biasa sekaligus sebagai menantu kepada mertuanya"

"Saya mohon dengan sepenuh hati ayah mertua, percayalah pada saya. Dunia telah berubah, generasi muda ingin memperbaiki kesalahan generasi sebelumnya, generasi muda telah mengerti satu sama lain. Mereka saling berbagi rasa sakit dan saling bergandengan tangan. Anak muda inilah yang mempersatukan mereka, Tekad Uzumaki Naruto berhasil mengalahkan kebencian di hati mereka. Naruto berhasil memutuskan rantai kebencian yang membelenggu dunia Shinobi, saya meminta tolong kepada anda, sekali ini saja, lupakan dendam masa lalu demi keberlangsungan generasi yang akan datang"

Raut wajah Shodaime Uzukage tidak lagi sekeras sebelumnya, ia terlihat melunak. Naruto diam-diam menyeringai, sedikit lagi Uzukage itu pasti akan setuju.

Naruto bersyukur telah membangkitkan Hashirama terlebih dahulu , tujuan sebenarnya Hashirama ia bangkitkan bukanlah ini. Namun, ia tidak menyangka Hashirama berinisiatif untuk meluluhkan Uzukage tua itu.

Argumentasi terus berlanjut, pada akhirnya kakek tua itu mau diajak bekerja sama. Dengan syarat, segala pusaka dan peninggalan milik Uzushiogakure yang diambil oleh tiga desa besar akan dikembalikan ke kuil Uzumaki. Selain itu Naruto dan keturunannya yang akan bertanggungjawab untuk menjaganya.

Laboratorium bawah tanah Orochimaru, Otogakure.

Cakra senjutsu Rikudo mengalir dengan intensitas yang gila melalui seutas selang. Selang itu mengaliri ratusan tabung eksperimen Orochimaru. Dalam tabung itu, janin-janin mengalami pertumbuhan ekstrim. Tubuh mereka semakin membesar dan membesar hingga membentuk tubuh orang dewasa.

Bunshin Naruto terengah-engah, dengan sekuat tenaga ia memaksakan diri untuk tidak menghilang. Tugasnya belum selesai, dengan lesu ia mencabut selang yang tersambung diperutnya.

Betul sekali, bunshin Naruto baru saja mengaliri ratusan janin eksperimen Orochimaru dan membuat mereka tumbuh menjadi orang dewasa dengan cepat. Dengan bantuan Kurama, Naruto mengalirkan Cakra penuh kehidupan itu secara gila-gilaan.

Satu persatu eksperimen Orochimaru membuka mata, Mata merah Sharingan itu tanpa ekspresi, Mereka tidak sedikitpun bergerak, mengedipkan mata pun juga tidak. Mereka diam bagai patung.

Awalnya, mereka dibiakkan dengan DNA yang sama dengan milik Mitsuki. Namun, dengan tambahan data penelitian milik Shin yang dibawa oleh Sasuke, Orochimaru berhasil menyempurnakan eksperimennya. Mereka adalah versi upgrade dari Mitsuki itu sendiri.

Bisa dibilang mereka adalah karya terbesar Orochimaru, kekuatan mereka benar-benar lengkap. Kapasitas cakra yang melimpah dan masih ditunjang denganngan kemampuan senjutsu, Mangekyou Sharingan, serta daya tahan tubuh yang kuat seperti Hashirama Senju.

Namun, sekuat apapun hasil eksperimen Orochimaru itu, mereka tetap kurang satu hal, yaitu pengalaman dan pengetahuan. Mereka bagaikan kertas kosong, perlu seseorang untuk menggoreskan tinta diatasnya.

Dan karena itulah, Bunshin Naruto mempertahankan keberadaannya. Ia harus memprogram Kloning upgrade Mitsuki itu dengan ingatan palsu. Genjutsu dari Rinnegan miliknya, akan mengelabui mereka. Rencananya, mereka akan diberi ingatan seolah mereka adalah unit rahasia desa Konoha. Mereka tidak pernah terlihat, mereka hidup dibawah tanah. Mereka juga akan ditanamkan ideologi untuk selalu melindungi desa Konoha.

Ketika mata merah Naruto berpendar, seluruh mata dari kloning Mitsuki perlahan tertutup. Mereka tidur dan akan terbangun esok hari dengan status baru sebagai unit rahasia desa Konoha. Mereka akan dipindahkan ke markas bawah tanah Anbu Root, dengan ingatan palsu tentang masa lalu mereka.

Takigakure

"Sopanlah sedikit dengan leluhurmu bocah"

Sasuke hanya memicing, sedikit melirik pria yang sejak satu jam yang lalu berjalan disampingnya. Pria itu menggunakan armor merah, rambut hitam kusut itu sepanjang paha. Wajah dengan retakan menandakan dia adalah seorang Edo Tensei, Mata tanpa binar kehidupan menandakan dia telah mati.

Madara Uchiha, sejak satu jam lalu ditugaskan bersama Sasuke untuk menangkap Ginshiki yang kabarnya akan muncul di desa Takigakure. Mereka bertujuan untuk mencegah Ginshiki menghancurkan desa Takigakure.

Takigakure bukan desa besar, kemampuan ninjanya juga kurang mumpuni. Terlebih setelah perang dunia Shinobi keempat, tepatnya setelah desa itu kehilangan Bijuu ekor tujuh. Desa ini seolah kehilangan minat terhadap dunia pershinobian. Banyak Shinobi desa ini beralih profesi, banyak juga yang pindah ke desa besar jika masih sayang dengan identitas ninjanya.

Perdamaian dunia memang diimpikan oleh semua orang, namun beberapa orang menjadi pengangguran. Dunia damai membuat para Shinobi sepi Job, kuantitas permintaan misi yang didapat desa ninja menurun. Desa kecil tentunya kalah bersaing dengan desa besar, meski telah mematok harga lebih murah, tetapi para klien tetap menyukai desa besar. Menurut mereka, desa besar memiliki kualitas Shinobi yang lebih baik.

Ocehan pria itu sungguh membuat kepala Sasuke pening. Ia sebenarnya tidak mau dipasangkan dengan orang disampingnya. Tapi dia terpaksa, keberadaan Madara sangat membantu untuk meringkus Ginshiki Otsutsuki. Naruto membutuhkan Ginshiki hidup-hidup. Tapi ia diperbolehkan untuk membunuhnya jika dalam keadaan darurat.

Sebuah lingkaran kemerahan muncul diatas langit berawan Takigakure, itu adalah teknik teleportasi khas Otsutsuki. Teknik ini terbilang kurang efisien untuk dilakukan, selain membutuhkan Cakra yang besar, juga diperlukan sepuluh orang untuk melakukannya.

Tidak adanya Urashiki diplanet para Shinobi, memaksa Ginshiki membawa sepuluh orang pasukan khusus Otsutsuki bersamanya.

Dari lingkaran merah itu, muncul sebelas makhluk pucat bertanduk. Sepuluh orang yang lebih dewasa meluncur ke setiap sudut desa Takigakure. Sedangkan seorang anak kecil berdiri melayang dilangit, ia terlihat seperti sedang menunggu seseorang.

Madara menepuk bahu Sasuke, membuat empunya menoleh kearahnya.

"Kau urus tikus-tikus itu, aku akan melawan bos-nya,"

Sasuke mengangguk, dia yakin jika Madara mampu meringkus Ginshiki dengan mudah. Menurut informasi dari Naruto, kekuatan Ginshiki masih dibawah level kekuatan Momoshiki. Meskipun begitu, ada satu hal yang spesial dari Ginshiki. Yaitu kendi penyerap yang selalu ia bawa dipunggungnya. Kendi itu dibuat oleh leluhur para Otsutsuki. Konon katanya, kendi tersebut mampu menyegel apapun entah itu cakra, maupun roh sekalipun.

Meskipun Madara adalah Edo Tensei, yang artinya ia sangat rentan terhadap jutsu penyegelan, Sasuke tidak perlu merasa khawatir. Madara disebut sebagai dewa Shinobi bukan tanpa alasan, Kekuatannya yang memang selevel dengan dewa, membuatnya tidak mungkin dapat dikalahkan dengan mudah.

Belum lagi pengalaman Madara bukan main-main, bahkan pada perang dunia Shinobi keempat, Edo Tensei Madara tidak bisa dikalahkan. Ia baru bisa dikalahkan 0ia telah kembali dihidupkan, itupun jika tidak dikhianati oleh Zetzu Hitam pasti rencana mata bulan Madara tak dapat dihentikan.

"Sebelum itu, berikan aku pusaka Klan Uchiha."

Dengan sebuah segel tangan, kepulan asap menutupi pandangan mereka. Ditangan Sasuke muncul sepasang senjata yang menjadi momok menakutkan bagi Klan Senju dimasa perang melawan Uchiha.

Sabit dan Kipas,

Senjata legendaris Klan Uchiha yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang Klan Uchiha. Kedua senjata ini ditempa dengan logam khusus, Logam itu awalnya berbentuk meteor yang jatuh dari luar angkasa. Ditangan pandai besi terbaik logam itu disulap menjadi mesin pembunuh.

Sabit yang katanya mampu memotong apapun.

Kipas yang katanya mampu menangkis apapun.

Bahkan Rasengan Bijuudama Naruto dengan mudah dipentalkan oleh kipas ini.

Setelah penyerahan sepasang senjata itu, kedua orang bermarga Uchiha itu hilang dari tempatnya berdiri. Secepat kilat mereka melesat kearah tujuan masing-masing.

Dimensi buatan Naruto

Bruk

Seonggok tubuh anak kecil terbujur dihadapan Naruto. Tubuh itu terbaring lemah di rerumputan. Deru nafas terdengar menandakan sosok itu masih hidup. Disampingnya terdapat sebuah kendi berwarna putih. Aksara aneh menghiasai permukaan kendi tersebut.

Sasuke mengangkat sebelah alisnya, seolah meminta penjelasan terhadap Naruto apa yang akan ia lakukan terhadap tubuh Ginshiki.

Seolah mengerti Naruto hanya mengangguk, ia membuat beberapa segel tangan. Cakra kehijauan menguar dari tubuh Naruto dan bergerak menyelimuti tubuh Ginshiki. Cakra itu memicu munculnya tato garis hitam di sekujur tubuh Ginshiki.

Kedua Safir Naruto terpejam rapat ketika ia merasakan sesuatu dalam diri Ginshiki terbangun. Ketika membuka mata ia sudah berpindah tempat. Tidak ada lagi padang rumput berlangit biru, namun ia kini berada di sebuah tempat bernuansa hitam dengan seorang anak kecil yang dirantai pada sebuah tiang didepannya. Tempat itu sangat gelap, satu satunya pencahayaan berasal dari tempat anak itu dirantai.

Anak kecil itu adalah Ginshiki, rantai yang mengikatnya adalah refleksi dari segel pengikat cakra yang dipasang oleh Madara.

"Apa yang kau inginkan Bedebah," raung Ginshiki ketika telapak tangan Naruto menyentuh perutnya. Cahaya putih muncul dari sana.

Mengabaikan raungan Ginshiki, Naruto tetap fokus melakukan apa yang ia lakukan. Cahaya putih semakin membesar hingga menyilaukan penglihatan.

Tubuh Ginshiki mengejang, seolah merasakannya sakit yang luar biasa. Teriakannya memekakkan telinga, tapi Naruto tidak peduli akan hal itu. Ginshiki adalah musuh, Salah satu perwira Otsutsuki itu juga ikut andil dalam kehancuran dunianya dan beberapa dunia yang lain.

Bagi Naruto rasa sakit yang ia torehkan masih tidak sepadan dengan kejahatan yang dilakukan oleh Ginshiki

Selang beberapa saat, cahaya putih itu memudar, tubuh lemah Ginshiki Otsutsuki terkulai tidak berdaya. Rantai penyegel Cakra masih dengan kokoh mengekangnya.

Perlahan kelopak mata itu terbuka, namun bukan iris merah delima yang tertera di sana, melainkan Rinnegan emas yang berpendar dalam gelap.

Seringai rubah menghiasi bibir Naruto ketika mata emas itu menatapnya dengan pandangan penuh keterkejutan.

"Apa kabar Momoshiki"

TBC

BONUS

Di suatu tempat di dimensi buatan Naruto

Helaan nafas panjang itu meluncur dari bibir seorang pemuda berambut cokelat, raut kebosanan terpancar jelas dari wajahnya. Dengan lemas ia mengusap bulir keringat yang membasahi pelipisnya.

"Ayo bersemangatlah konohamaru-kun, pekerjaan kita masih banyak," ucap seorang pemuda berambut hitam berkilauan dengan model mangkok.

"Naruto-kun sudah berusaha keras untuk ini, kita harus menghargai usaha Naruto-kun dan melakukan tugas kita dengan penuh semangat masa muda," sambung pemuda bernama Rock Lee itu dengan semangat yang mengebu, siluet api menyelimutinya seolah ikut berkobar bersama semangatnya.

Tanpa menunggu reaksi orang disampingnya, Lee melesat menuju sebuah pohon raksasa yang berada di sana.

"Lee-san benar, tugas kita ini sangat penting,"

"Aku tau Meogi, tapi..."

"Aku ingin tugas yang lebih memacu adrenalin," rajuk Konohamaru.

"Tugas ini cukup memacu adrenalin kok, liat Lee-san" sahut pemuda berkaca mata sambil menunjuk Rock Lee yang mengaktifkan gerbang ketujuh hanya untuk memetik pil cakra , ingus tampak merembes keluar dari hidungnya, namun kembali masuk setelah seperkian detik.

Sedangkan dua orang rekannya hanya menggeleng lelah melihat murid monster hijau Konoha itu yang selalu berlebihan dalam melakukan sesuatu.