"CEPAT BANGUN PEMALAS!" seorang paruh baya sedang berkacak pinggang sambil sesekali tangannya mengguncang(?) gundukan dibawah selimut. Wajahnya yang masih terlihat cantik terlihat kesal.

"Nghh... lima menit lagi eomma, aku masih ngantuk," suara bass muncul(?) dari gundukkan dibawah selimut. "Lagipula ini hari libur."

"Cepat bangun Chanyeol! Hari ini akan ada teman eomma yang akan berkunjung. Kau cepat mandi, jangan mempermalukan eomma," Lay dengan gemas memukul gundukan tersebut.

"Arrasho arrasho. Aku bangun eomma," dari gundukan tersebut muncullah(?) seorang namja yang wajahnya asdfghjkl(?). Dia mengucek-ucek matanya.

"Cepat mandi sana!" Lay memukul kepala namja itu dengan bantal.

"Iya iya, aku mandi," namja itu berjalan kearah kamar mandi yang ada dikamarnya itu. Sebelumnya dia tidak lupa mengambil handuk. Lay tersenyum puas dan berjalan keluar dari kamar anaknya itu.

.

.

.

Chanyeol menuruni tangga dengan handuk yang masih bergelayut dilehernya. Dia menghampiri ayahnya yang sedang membaca koran paginya didepan meja makan.

"Pagi Appa," sapanya dan duduk disamping ayahnya. Ayahnya menoleh kearahnya.

"Pag Yeol," ayahnya menunjukkan senyum diwajah angelicnya. "Tumben kau sudah mandi Yeol,"

"Biasa appa, eomma bawel menyuruhku buat cepat mandi, dia bilang ada temannya yang mau berkunjung kesini," dia melihat eommanya sedang sibuk dengan masakannya.

"Ohh iya, Kyungsoo dan anaknya ingin berkunjung kesini," Suho –ayah Chanyeol- masih sibuk dengan koran paginya.

"Anaknya?" Chanyeol mengerutkan dahinya. "Pasti akan merepotkan,"

"Tenanglah Yeol, kau kan belum kenal."

"Tapi tetap saja appa, anak kecil pasti merepotkan," Chanyeol menghela nafas malas dan menidurkan kepalanya di meja makan.

"Tapi setau appa, anak Kyungsoo umurnya tidak jauh denganmu Yeol. Tapi dia punya dua anak sih, kau lihat nanti saja," Chanyeol menatap malas sang ayah. Menurutnya perkataan ayahnya tidak ada gunanya.

"Aish appa, kau ini kalau berbicara tidak ada yang berguna."

"Yak, apa katamu? " Suho menggulung korannya dan memukul kepala Chanyeol dengan korannya. Chanyeol meringis. Sudah dua kali dia mendapat pukulan gratis dari orang tuanya.

"Aww appo, sudah dua kali kepalaku dipukul appa. Kalian mau anak kalian bodoh apa?"

"Aku baru memukulmu sekali Yeol. Lagipula kau memang sudah bodoh."

"Aku orang yang berprestasi disekolah appa,"

"Yaa... tapi kau bodoh dalam bercinta, sampai sekarang kau belum mendapatkan pacar," ucapan Suho membuat Chanyeol mendelik. Dia menatap tajam ayahnya.

"Bukan begitu appa, hanya saja tidak ada yang menarik perhatianku. Padahal banyak perempuan diluar sana yang mengejarku," Chanyeol berucap dengan bangga sambil membusungkan dadanya. Suho hanya mendengus meremehkan Chanyeol.

"Sudah sudah, kalian masih pagi sudah berdebat. Yeol, taruh handukmu. Dan kau yeobo, jangan membaca koran dimeja makan," Lay menatap tajam kedua namja didepannya. Dia meletakkan makanan yang tadi dimasaknya dimeja makan. Dia tersenyum puas saat melihat kedua namja itu dengan patuh menuruti perintahnya. Walaupun wajah mereka sama-sama ditekuk. Setelahnya, keluarga kecil tersebut sarapn dengan tenang.

.

.

.

Lay sedang merapikan dasi yang dipakai Suho. Kini mereka sedang diruang tamu rumah mereka. Suho memandang wajah serius istrinya. Dia masih terkagum dengan wajah istrinya ini, masih cantik seperti pertama mereka bertemu. Walaupun sudah ada guratan tipis diwajah itu, tapi tidak menghilangkan kecantikkannya.

"Sudah yeobo," Lay tersenyum manis dan merapikan kerah baju Suho. Suho menarik pinggang istrinya dan mempertemukan kedua belah bibir mereka. Dia terus melumat bibir yang menjadi candu baginya. Melumat bibir bawah dan atas istrinya, sedikit memberikan gigitan kecil dibibir itu. menggerakan lidahnya didalam mulut sang istri.

"Nghh..." Lay mengeluh saat dengan lihai Suho menjelajahi(?) rongga mulutnya. Dia meremas pelan rambut Suho. Kepala mereka bergerak kekanan dan kekiri, menikmati ciuman panas mereka. Semakin merapatkan tubuh mereka. Suho mengelus bokong Lay membuat istrinya mengeluh lebih keras.

"Ekhem," sebuah suara mengintrupsi kegiatan mereka sehingga keduanya melepas pagutan mereka. "Bisakah kalian mencari tempat yang lebih tertutup? Jangan merusak otak polosku," Chanyeol menatap malas kedua orang tuanya. Lay hanya menundukkan kepalanya menutupi rona merah dipipinya. Sedangkan Suho menatap kesal kearah anaknya yang sudah mengganggu kegiatan mereka.

"Aku berangkat dulu sayang~ nanti malam kita buat adik untuk Chanyeol ya~" Suho melirik jail kearah Chanyeol yang memasang wajah horor. Kemudian dia mencium kening istrinya dan mengambil jas kerjanya. Dia keluar rumah yang diikuti anak dan istrinya. Dia menaiki mobilnya dan melambaikan tangannya kearah Lay dan Chanyeol. Kemudian melajukan mobilnya keluar garasi rumah mereka. Chanyeol menatap eommannya. Yang ditatap menatap balik anaknya.

"Kenapa Chanyeol?" Lay tersenyum manis kearah Chanyeol. Chanyeol yang melihatnya hanya bergidik ngerik.

"Eomma, kau tidak serius untuk membuat adik untukku kan? Aku sudah besar eomma, aku malu," Chanyeol menggenggam kedua telapak tangan eommanya yang masih menunjukkan senyuman manisnya.

"Kau jangan pikiekan itu dulu Chanyeol sayang~ sebaiknya SEKARANG KAU BERESKAN SAJA KAMARMU YANG BERANTAKAN ITU LALU KAU MANDI. TEMAN EOMMA AKAN SEGERA DATANG. Kau mengerti?" Lay masih menunjukkan senyumannya. Tapi bukan senyuman manis lagi, melainkan senyuman iblisnya. Chanyeol yang seketika mendadak tuli segera melesat kelantai dua, dimana kamarnya berada dan segera merapikan kamarnya. 'Daripada harus mendengar ocehan eomma lagi' batinnya.

.

.

.

Chanyeol sedang asik nonton tv dengan snack yang tidak pernah lepas dari tangannya. Jika yang ditangan sudah habis dia akan membuka yang baru. Darimana dia dapat snack secepat itu? coba kalian lihat meja didepannya. Aku yakin kalian akan geleng-geleng kepala seperti Lay yang naik darah melihat kelakuan anak satu-satunya ini.

"CHANYEOL! BISAKAH KAU RAPI SEDIKIT? COBA KAU LIHAT MEJA DAN LANTAI DIDEPANMU. SAMPAH SEMUA CHANYEOL, SAMPAH! CEPAT BERSIHKAN! TEMAN EOMMA SEBENTAR LAGI DATANG. KALAU DIA LIHAT MALU! CEPAT!" Chanyeol menutup telinganya yang rasanya hampir tuli itu.

"Bisakah kau tidak teriak eomma?" Chanyeol menatap kesal kearah eommanya. Lay semakin naik darah.

"KAU TIDAK USAH BANYAK OMONG! CEPAT BERSIHKAN!" Chanyeol yang tidak mau mendengar teriakkan eommanya lagi hanya menjawab 'Ya' dan mulai membersihkan sampah-sampah disekelilingnya.

TING TONG TING TONG

Suara bel kediaman Kim ada yang menekan, sehingga berbunyi (?) Lay yang tadinya memasang wajah seramnya langsung merubah wajahnya menjadi berseri-seri. Chanyeol menatapnya taku. Kenapa eommanya bisa seperti itu.

"Sepertinya itu Kyungsoo," pekiknya girang. "Kau Chanyeol, cepat bereskan, jangan mempermalukan eomma," Lay berjalan riang kearah pintu dan membukanya. Dapat Chanyeol dengar suara-suara perempuan yang menyeramkan diluar sana. Dia hanya menghela nafas dan membuang sampah snacknya didapur.

.

.

.

"Chanyeol, perkenalkan ini Kyungsoo, teman eomma dan appamu sewaktu kuliah dulu. Sini beri salam," Lay melotot kearah Chanyeol agar anaknya itu menuruti perintahnya. Chanyeol tersenyum –paksa- dan menundukkan sedikit badannya dihadapan Kyungsoo.

"Annyeonghaseyo ahjumma, Chanyeol imnida," Kyungsoo membalas senyum Chanyeol dan mengelus pipi Chanyeol lembut. Chanyeol hanya melotot kaget tetap dengan senyum bodohnya.

"Ini Chanyeol yang dulu masih memakai popok Lay-ah? Ternyata aku memang sudah sangat lama tidak ke Seoul dan berkunjung kerumahmu. Dia sekarang sudah sangat dewasa dan tampan," Chanyeol hanya tersenyum bangga saat dirinya dibilang tampan. Lay mendengus melihat senyuman dibibir anaknya itu.

"Tapi dia tetep saja bodoh," gumam Lay. Kyungsoo yang tidak jelas dengan ucapan Lay hanya bertanya dan dijawab dengan 'Gwenchana' dari Lay.

"Dan Chanyeol, ini anak dari Kyungsoo, dia namanya Baekhyun. Dia beda dua tahun lebih muda darimu. Dan Chanyeol, Kyungsoo ahjumma dan Baekhyun akan menginap disini. Kau berbaik-baiklah kepada mereka." Chanyeol mengalihkan pandangannya kearah samping Kyungsoo. Disana berdiri seorang gadis bertubbuh mungil dengan kulit seputih susu, yang Chanyeol yakini pasti sangat lembut. Dia memperhatikan gadis itu dari ata kebawah. Rambutnya panjang sebahu berwarna coklat. Wajahnya imut, seperti anak kecil. Tidak ada noda sedikitpun diwajah itu. Matanya berhiaskan eyeliners tipis membuat mata itu lebih mempesona. Hidungnya mungil dan mancung. Bibirnya tipis dan berwarna pink. Chanyeol bersumpah, tidak ada lipstik atau semacamnya yang menempel dibibir itu. Semakin kebawah, Chanyeol melihat lehernya yang panjang dihiasi oleh kalung kecil yang berliontin kecil juga. Semakin kebawah, karena dress yang dikenakan gadis itu mempunyai dada yang sedikit rendah, Chanyeol melihat belahan didada gadis tersebut. Dia memperhatikan bagaimana bentuk dada gadis tersebut. Bulat, padat dan berisi. Dia juga kaget melihat ukuran dada untuk anak seumuran dia. Semakin kebawah. Karena dress yang dikenakan gadis tersebut sangat pendek –setengah paha- Chanyeol dapat melihat kaki jenjang gadis tersebut. Ingin rasanya dia menarik keatas dress itu dan menyentuh daerah yang tersembunyi disana. Tapi dia langsung menepis bayangan itu dan kembali memandangi dada bulat gadis itu. Dia ingin merasakan dada itu ditangannya. Apakah pas atau tidak, seberapa lembut dan kenyal dada itu. Lagi-lagi Chanyeol menepis pikiran kotornya itu.

"Annyeong oppa, Baekhyun imnida," gadis itu membungkukkan badannya, sehingga Chanyeol yang berada tepat didepannya dapat melihat dengan jelas dada bulat itu dan Chanyeol berani bersumpah kalau dia melihat sekilas puting berwarna merah yang sangat menggoda. Dan suaranya... Chanyeol memikirkan bagaimana kalau suara itu menjerit nikmat saat dia memasuki- cukup! Chanyeol menggelengkan kepalanya dan menatap wajah bingung gadis itu. "Waeyo oppa?" gadis itu bertanya dengan wajah polosnya. Membuat sesuatu dibawah sana milik Chanyeol sudah tegang.

"Eh? Aniya... annyeong Baekhyun," Chanyeol menunjukkan senyum bodohnya kembali. Baekhyun hanya mengangguk-angguk lucu. "Eomma, sepertinya aku ada urusan lain, aku kekamar dulu. Permisi Kyungsoo ahjumma, Baekhyun," Chanyeol langsung berlari kearah kamarnya dengan tergesa-gesa. Baekhyun yang melihatnya hanya tersenyum aneh dan menatap tonjolan diselangkangan Chanyeol.

.

.

.

Chanyeol langsung menjatuhkan dirinya disofa saat sampai dikamarnya. Dia langsung membuka celananya sebatas lutut dan mengenggam penisnya yang sudah menegang itu. Dia menaik-turunkan gengamannya dipenisnya itu. Sesekali dia meremasnya pelan.

"Ssshh aahhh kenapa aku ngghh bisaa tergoda aahhh hanya dengan melihat ngghhh dadanya aahhh," Chanyeol mengocok pelan penisnya yang sudah berdiri tegak itu. Lama-kelamaan kocokannya semakin cepat. Dipikirannya, ada Baekhyun yang tidak mengenakan apapun sedang mengemut penisnya dan menekan penisnya dengan dada bulatnya. Imajinasinya itu membuat dirinya semakin cepat untuk sampai kepuncaknya.

"Aahhh Baekhyun aahhh cepathh ngghh aaahhh," Chanyeol menumpahkan spermanya ditangannya. Dadanya naik turun. Matanya terpejam. Dia bingung kenapa bisa klimaks secepat ini. Dia membersihkan penisnya dengan tissue dan menyenderkan tubuhnya dia sofa. Dia pikir, pasti hidupnya akan susah selama si Baekhyun itu menginap dirumahnya. Tunggu, menginap? Chanyeol mengusap kasar wajahnya.

.

.

.

"Baekki, tolong bawakan barang kita kekamar ya, ada dilantai dua disebelah kamar Chanyeol. Eomma masih ingin mengobrol dengan Lay. Tolong ya," Kyungsoo menatap anaknya itu dengan mata bulatnya. Baekhyun hanya tersenyum dan mengangguk.

"Baiklah eomma," anak itu berjalan menaiki tangga sambil membawa tas koper kecil mereka dan tas miliknya. Dia bersenandung kecil.

"Ssshh aahhh kenapa aku ngghh bisaa tergoda aahhh hanya dengan melihat ngghhh dadanya aahhh," telinganya mendengar suara desahan saat dia melewati salah satu kamar. Dia yakin itu kamar Chanyeolkaren itu suara Chanyeol. Dia mendekati kamar itu dan mengintip dari celah yang tidak tertutup. Matanya melotot saat melihat kedalam. Chanyeol yang sedang memejamkan matanya sambil tangannya mengocok penisnya sendiri. Baekhyun meraba vaginanya saat dia melihat penis didepannya.

"Aahhh Baekhyun aahhh cepathh ngghh aaahhh," Baekhyun melototkan matanya saat dia mendengar namanya disebut(?). Dia semakin intens memandang tangan Chanyeol yang sedang mengocok penisnya lebih cepat. Saat dia melihat sperma Chanyeol meluber sampai kelantai, dia meneguk ludah kasar. Dia menjauhi pintu kamar itu dan memasuki kamar –yang akan ditempatinya- dengan terburu-buru. Dia memasuki kamar mandi yang berada disana dan menguncinya.

"Sshh sial, vaginaku gatal. Aku mau penis itu," Baekhyun mengelus vaginanya dari luar dan tubuhnya merosot kelantai. Setelahnya hanya Baekki dan author yang tau :D

.

.

.

"Bisakah kau tidak mengambil makananku appa?" Chanyeol merebut snacknya yang berada dipelukan appanya.

"Kau pelit sekali Chanyeol. Bagi-bagi dong," Suho kembali merebut snack Chanyeol. Terjadilah saling berebut diruang tv(?) itu. lay menatap kesal kedua orang yang sedang terduduk di sofa itu. kyungsoo malah tersenyum geli.

"Mianhae Kyunggie~ mereka memang selalu ribut," Lay menatap Kyungsoo. Dia merasa tidak enak kepada Kyungsoo.

"Gwenchana Lay~ dirumahku juga sering begitu kok. Bahkan Jongin dan Sehun sampai kejar-kejaran," Kyungsoo membayangkan anak dan suaminya yang sering berbuat kekanakkan membuatnya tersenyum geli. "Benar tidak Baekki?" Kyungsoo menatap anaknya. "Baekki?" Baekhyun yang sedari tadi memperhatikan Chanyeol mengalihkan pandangannya dan tersenyum kcanggung kearah eommanya.

"Waeyo eomma?"

"Aniya, lupakan," Kyungsoo tersenyum menatap anaknya.

.

.

.

"Hei Chanyeol, kau sudah punya pacar belum?" Suho melirik kearah anaknya. Kini mereka sudah tenang, setelah Chanyeol melihat wajah kesal eommanya dan harus rela membagi snack dengan appanya.

"Tidak," Chanyeol masih terus menatap acara didepannya tanpa melirik kearah ayahnya.

"Berarti kau tidak laku Yeol. Hahaha," Suho tertawa meremehkan Chanyeol. Sedangkan Chanyeol langsung menatap tajam ayahnya yang masih tertawa.

"Enak saja, hanya perempuan diluar sana saja yang tidak menarik perhatianku. Padahal mereka terus mengejar-ngejarku," Chanyeol berucap membanggakan dirinya. Suho semakin tertawa keras.

"Benarkah?" Suho menatap Chanyeol. "Kalau begitu bagaimana kalau kita taruhan?"

"Taruhan apa?" Chanyeol menatap malas kearah appanya. Dia berpikir pasti appanya ini bertaruh yang aneh-aneh.

"Kau lihat dia?" Suho menunjuk Baekhyun yang sedang didapur menyiapkan makan malam untuk mereka bersama Kyungsoo dan Lay. Chanyeol mengangguk. "Kau harus bisa mengambil perhatiannya dan dekat dengannya dalam dua hari ini. kalau bisa melakukan sex dengannya," Suho menyeringai melihat Chanyeol yang menatap horor dirinya.

"Yeobo, Chanyeol, ayo kita makan. Sudah siap. Kalian jangan ribut mulu," Lay menghampiri anak dan suaminya. Menatap tajam mereka. Dia langsung berjalan kearah ruang makan diikuti Suho yang masih tertawa, membuat dirinya dijitak oleh Lay. Kemudian Chanyeol mengekor dibelakang. Dia mendudukkan dirinya dan mengambil piringnya. Dia melihat kedepan dan yang dilihatnya Baekhyun yang sedang mengambil piringnya. Dia tatap lekat gadis itu.

'Apa-apaan ini,' Batinnya.

.

.

.

Chanyeol menyipitkan matanya saat merasakan sinar matahari yang masuk kekamarnya. Merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku. Sekilas melirik jam dinding, dia malah terkekeh dia bisa bangun sepagi ini saat liburan. Dia berjalan kearah balkon kamarnya, sekedar menghirup udara yang sejuk dipagi ini. menyandarkan tubuhnya dipagar pembatan dan melihat kebawah. Halaman belakang rumahnya. Disana ada sang ibu yang sedang menyiram tanaman bunga disana. Ibunya memang sangat cerewet, tapi dia juga berhati lembut. Chanyeol menatap lekat eommanya. Ah tidak! Lebih tepatnya kepada seorang gadis yang sedang menghampiri eommanya. Gadis itu masih memakai piyama tipisnya. Sepertinya dia belum mandi. Sama seperti Chanyeol. Dia menatap bingung kepada eommanya yang memberikan selang kepada gadis itu dan malah berjalan masuk kerumah. Sekarang gadis itulah yang menyiram tamanan. Chanyeol melihat gadis itu bersenandung kecil dan sedikit memainkan air yang keluar dari selang yang digenggamnya kuat. Entah kenapa, Chanyeol memikirkan sesuatu yang lain. Dia menatap horor gadis itu saat air dari selang mengenai baju gadis itu tepat dibagian dadanya. Membuat sesuatu yang berwarna pink terlihat dari luar baju. Gadis itu terlihat panik. Dia menjatuhkan selang yang dipegangnya, tapi itu malah membuat celananya ikut basah juga. Dan Chanyeol semakin mupeng melihat dua bongkah bulat yang terjeplak jelas. Matanya tidak bisa berhenti menatap tubuh gadis itu. Dan saat gadis itu mematikan kran dan berjalan masuk kerumah dia bisa melihst gadis itu melirik dan menyeringai jahil kearahnya. Chanyeol menggelengkan kepalanya cepat.

"Tidak tidak. Apa yang kau pikirkan Chanyeol," dia malah memukul-mukul kepalanya. "Sebaiknya aku mandi. Iya! Mandi!" dia langsung ngacir mengambil handuknya dan masuk dengan tergesa kekamar mandi.

.

.

.

Chanyeol sedang asik dengan psnya. Tanpa mengiraukan sekelilingnya, dia berteriak saat musuh menyerang dan dengan geram dia memencet tombol stick ps itu. Dan kalau dia berhasil mengalahkan musuh, dia akan bersorak senang dan kembali mencari musuh lainnya melanjutkan misi yang lain. Kalau banyak musuh yang datang, tak jarang umpatan-umpatahn kecil keluar dari mulutnya. Chanyeol sedang main Basara ternyata. Tapi saat sedang asik-asiknya memburu musuh, sang eomma tercinta berdiri didepannya menghalangi televisi. Chanyeol melirik kesamping, eommanya mengikutinya. Dia berdiri, eommanya menghalangi dengan menaikkan tangannya. Chanyeol masih berusaha untuk melanjutkan permainannya saat dilihat nyawa yang dipunyanya makin sedikit. Dia menjatuhkan sticknya saat nyawanya habis dan dia kalah. Chanyeol duduk lemas di sofa dan memandang eommanya melas.

"Yak eomma, kau kejam sekali," Chanyeol menatap sedih layar televisi yang bertuliskan Game Over.

"Kau ini berisik sekali. Kau tidak ingat kalau disini ada Kyungsoo dan Baekhyun?" Lay –eomma Chanyeol- menatap galak kearah anaknya itu dan menunjuk kearah belakang Chanyeol. Chanyeol menoleh kebelakang dan menunjukkan senyuman bodohnya.

"Hehehe maaf eomma, tapi tadi 'kan sedang asik," Chanyeol kembali galau karena gamenya sudah berakhir.

"Sudah sudah, kau ulang dari awal saja. Ribet banget," Lay menatap –sedikit- iba pada anaknya yang seperti ingin nangis. "Jangan terlalu berlebihan Chanyeol," Lay mendelik seram.

"Tapi tadi aku sudah dilevel tinggi eomma," Chanyeol berjalan kearah televisi dan berjongkok disana. "Aku jadi malas main lagi," Chanyeol membereskan peralatan psnya. "Sebaiknya aku tidur lagi aja," Dia berjalan kearah tangga. Ingin kekamarnya.

"Yak! Jangan tidur terus," Lay menarik kerah baju anaknya itu. "Dengar Chanyeol, eomma dan Kyungsoo akan keluar dulu. Mungkin pulang malam. Kau disini jagarumah dengan Baekhyun. Kau baik-baiklah dengannya," Chanyeol bengong mendengar ucapan eommanya. Dia? Dengan Baekhyun? Berdua dirumah? Chanyeol rasa, dia akan pingsan.

.

.

.

Baekhyun mendudukkan dirinya disamping Chanyeol yang sedang asik dengan acara tv dan snacknya. Gadis itu mengenakan kaos longgar yang panjangnya setengah paha hingga menutupi hotpans yang dipakainya. Chanyeol hanya diam saat dirasakan ada seseorang disampingnya. Mencoba fokus keacara didepannya.

"Oppa, aku haus~" Baekhyun menusuk-nusuk lengan Chanyeol dengan jarinya. "Buatkan aku minum~"

"Kau buat saja sendiri. Aku malas," Chanyeol bersikap acuh. Padahal dia sudah deg-degan. 'Yak ada apa denganku'

"Tapi aku kan tamu disini oppa,"

"Tidak apa-apa, kau buat saja sendiri," Baekhyun mempoutkan bibirnya melihat sikap acuh Chanyeol.

"Huh, baiklah baiklah," Baekhyun berjalan kearah dapur dengan kaki yang dihentakan dan bibir yang masih mengerucut. Chanyeol melihat kepergian Baekhyun. Dia terkekeh melihat sikap gadis yang lebih muda darinya itu. Matanya tidak lepas dari setiap gerakan gadis itu.

"Oppa, dimana gelasnya? Kenapa aku gak nemuin~" Chanyeol menatap horor kearah Baekhyun yang sedang menungging mencari gelas dirak bawah. Chanyeol dapat merasakan sesuatu dibawah sana yang menegang. Dipikiran kotornya, ada Baekhyun yang sedang menungging dan dia memasukkan penisnya. Lalu penisnya yang diremas oleh lubang ketat Baekhyun juga Baekhyun yang berteriak keenakan dan memanggil namanya ditengah desahan seksinya. Chanyeol menggelengkan kepalanya menghapus pikiran kotor yang ada diotaknya. Tapi tidak berhasil saat melihat Baekhyun yang menoleh kearahnya –masih dengan posisi menungging-. Pandangan mereka bertemu.

"Oppa~ dimana gelasnya~" Chanyeol menghampiri Baekhyun. Masa bodo Baekhyun itu siapa, yang penting hasratnya terpuaskan. Dia berdiri dibelakangnya dan membuka rak diatas kepala Baekhyun.

"Ini, gelasnya diatas bukan dibawah anak nakal," dia menegakkan tubuh Baekhyun yang masih menungging dan menempelkan tubuhnya dengan gadis mungil didepannya.

"Eh? Oppa, apa yang kau lakukan?" Baekhyun menoleh kearah Chanyeol. Dia bersemu saat wajahnya sangat dekat dengan wajah Chanyeol. Bahkan dia dapat merasakan nafas Chanyeol yang memburu.

"Aniya," Chanyeol menenggelamkan wajahnya dileher Baekhyun dan menciumi leher jenjang itu. Membuat gadis itu mengerang pelan.

Grope.

"Ahh~" dengan satu remasan didada kirinya dapat membuat Baekhyun mengeluarkan desahannya. Chanyeol menyeringai dan menggesekkan penisnya yang menegang kebutt montok Baekhyun.

"Sshh," Chanyeol mendesis keenakan. Dia semakin keras meremas payudara Baekhyun. Bahkan dia sudah mencubit nipplenya dari luar kaos. Chanyeol membalik tubuh Bakhyun. Dia melumat habis bibir Baekhyun. Menghisapnya. Baekhyun memeluk leher Chanyeol dan meremas kasar rambut Chanyeol.

"Ngghh oppa~ jangan disinihh~," dan Chanyeol menggendong Baekhyun menuju kamarnya dengan ciuman yang tidak terlepas.

.

.

.

Chanyeol masih asik dengan mainan barunya. Dia semakin kuat menghisap nipple Baekhyun. Sedangkan tangan satunya masih meremas lembut payudara Baekhyun yang lainnya. Remasan dirambutnya dan desahan Baekhyun membuatnya gila.

"Aahh oppa~" Baekhyun menggesekkan lututnya dengan tonjolan yang ada diselangkangan Chanyeol. Membuat lelaki tinggi itu mengerang disela kegiatan mari menghisap nipple Baekhyun. Chanyeol menghentikan hisapan dan remasannya membuat Baekhyun mendesah kecewa.

"Waeyo oppa?" Baekhyun mengerucutkan bibirnya membuat Chanyeol terkekeh.

"Hmm... tiba-tiba mood ku hilang. Bagaimana kalau kau membalikkan moodku?" Chanyeol berjalan kearah sofanya dan duduk disana. Dia menyeringgai puas melihat Baekhyun yang half-naked itu. Bagaimana mungkin moodnya hilang, tentu saja dia berbohong.

Baekhyun berjalan genit kearah Chanyeol. Tidak risih dengan keadaannya yang tidak mengenakan apa-apa ditubuhnya itu. dia berdiri tepat dihadapan Chanyeol dan memandang nakal lelaki yang sedang bersandar disofa itu. Dia meraba payudaranya dan meremasnya pelan. Tanpa mengalihkan pandangannya kearah lelaki didepannya itu.

"Jadi... apa yang harus aku lakukan oppa nggh~?" Dia semakin keras meremas payudaranya sendiri dan memelintir putingnya. Dan meraba vaginanya dibalik hot pantsnya. Memandang Chanyeol nakal.

"Lakukan sesukamu," suara Chanyeol terdengan sangat berat menahan nafsu.

Baekhyun menyeringai dan mendudukkannya dikarpet menghadap Chanyeol. Dia melebarkan kakinya dan menopangkan badannya dengan satu tangan. Dia mencoba membuka hot pants dan underwarenya dengan sedikit kesusahan. Matanya tidak pernah lepas memandang Chanyeol. Menggodanya. Chanyeol menahan nafasnya saat Baekhyun sudah sepenuhnya naked. Dia memusatkan pandangannya kevagina tanpa bulu didepannya. Dengan cairan yang keluar dari sana, menandakan kalau sang pemilik sudah sangat bernafsu. Dia rasa penisnya semakin menegang dibawah sana.

"Aahh~" desahan Baekhyun menyadarkan Chanyeol dan dia kembali menatap raut kenikmatan diwajah Baekhyun. Gadis ituu masih asik memainkan nipplenya. Mencubit, menarik, dan memelintir puting berwarna coklat kemerahan itu. lalu tangannya bergerak perlahan kearah selangkangannya. Mengelus pintu vaginanya dan memainkan klitorisnya. Emakin membuat gadis itu mengerang nikmat karena ulahnya. Dia menyibak vaginanya dengan jari telunjuk dan jari manisnya. Dengan perlahan dia memasukkan jari tengahnya.

"Aakhh Chanyeollie oppa ngghh~"Baekhyun menambah dua jarinya memasuki vaginanya. Membuat dia mengerang nikmat dan sakit. Dia menggerakkan pelan ketiga jarinya itu. selanjutnya gerakannya menjadi cepat. Dia memekik nikmat saat ketiga jarinya itu menyentuk titik terdalamnya. Matanya terpejam menunjukkan kenikmatan dari kegiatannya ini. Didalam otaknya terbayang kalau penis Chanyeollah yang sedang memasukinya. Membuat gerakan ditangannya itu semakin cepat.

Chanyeol memandang Baekhyun dengan matanya yang tertutupi oleh nafsu. Dia membuka celana panjangnya beserta underwarenya. Membuat penis bebas. Dia menggenggam penis tegaknya itu. Tatapannya tidak pernah lepas dari Baekhyun yang sekarang sudah tidur dikarpet dengan satu tangan yang mengocok vagina beceknya juga satu tangan yang meremas payudaranya.

"Shh... Kemari kau anak nakal~" Baekhyun mendongakkan kepalanya saat mendengar suara serak Chanyeol. Dia mulai berdiri dan berjalan dengan susah payah, karena jarinya yang masih setia mengocok vaginanya. Dia mendekati Chanyeol dan duduk dipangkuan namja tinggi itu –setelah jarinya sudah dieluarkan-. Dia memeluk leher Chanyeol dan menjilat pipinya. Baekhyun dapat merasakan penis polos Chanyeol yang sudah tegang itu menusuk bokongnya.

"Apa moodmu sudah kembali oppah~?" dia berbisik ditelinga Chanyeol sesekali meniup lubang telinganya.

"Maaf, tapi belum baby," Chanyeol memeluk pinggang ramping Baekhyun dan menenggelamkan kepalanya dileher gadis itu Menghisap kuat leher itu sehinngga tanda merah keungguan terlihat jelas disana.

"Aahh~ lalu aku harus apalagi oppa~?" Baekhyun membusungkan dadanya saat kepala Chanyyeol sudah sepenuhnya tenggelam disana. Meninggalkan tanda disana. Sesekali menggigit kecil nipple tegangnya.

"Kau harus menjadi milikku," jawabnya disela menghisap dada kiri Baekhyun. Tangan kanannya digunakan untuk meremas dada kanan Baekhyun. Sedangkan tangan kirinya sedang mengelus vagina becek Baekhyun.

"Aahh~ tentu oppa~ lakukanlah aahh~" Baekhyun semakin menekan kepala Chanyeol didadanya. Matanya sedaritadi masih terpejam.

"Kalau begitu, beri dia service terbaikmu," Chanyeol memegang penisnya dan membimbing Baekhyun untuk berjongkok didepan penisnya.

Baekhyun memandang takjub penis tegak didepannya. Diotaknya terbayang saat penis besar ini membobol lubangnya dengan kasar. Juga bagaimana rasa spermanya. Ohh... dia rasa vaginanya semakin becek. Baekhyun mendekatkan wajahnya dan menghirup aroma khas dari penis itu. Dijilatinya penis itu. Tangannya mengelus twinsball dibawah penis itu. Dia meludahi penis itu, kemudian dijilat lagi ludahnya. Terus seperti itu.

"Aahh lebih sayang ahh~" Baekhyun tersenyum mendengar desahan Chanyeol. Dia memasukkan penis Chanyeol kemulutnya. Mulutnya yang kecil atau penis itu yang kelewatan besar, sehingga hanya seperempat saja yang masuk. Dia menggunakan tangan kanannya untuk meremas bagian yang tidak masuk kemulutnya. Sedangkan tangan kirinya meremas dua bola kembar dibawah penis itu. Dia mengulum penis Chanyeol dan sesekali digigit kecil olehnya. Lidahnya menyelimuti penis itu, membuat Chanyeol merasa sangat basah. Baekhyun memaju-mundurkan kepalanya. Dia menggesekkan pennis itu dengan giginya. Sesekali menghisap kuat penis itu.

"Sshh aahh cukup, aku sudah tidak tahan," Chanyeol menari Baekhyun dan merebahkannya disofa. Dia menindih tubuh mungil itu dan melumat kasar bibirnya. Dia menggesekkan penisnya dilubang vagina Baekhyun. Membuat keduanya mengerang nikmat.

"Apa kau siap sayang?" Chanyeol memandang Baekhyun. Menatap lembut mata gadis dibawahnya itu.

"Ne oppa, lakukanlah," Baekhyun tersenyum manis. Membuat Chanyeol tidak tahan untuk tidak tersenyum juga.

"Apa ini yang pertama untukmu?" Chanyeol mempersiapkan penisnya didepan lubang Baekhyun. Mendorong penisnya pelan. Mencoba tidak membuat gadis dibawahnya kesakitan.

"Aahh~ aniya, ini yang kedua," Baekhyun memejamkan matanya. Tapi tiba-tiba matanya terbuka saat merasakan penis kaku menusuk lubangnya kasar dan cepat. "AAKHH SAKIT OPPA hiks.." Baekhyun menatap Chanyeol yang sedang menandangnya juga.

"Dengan siapa kau melakukannya?" Chanyeol menggerakkan pinggulnya kasar. Tidak memperdulikan Baekhyun yang berteriak kesakitan. Dia marah. Ini sex pertamanya. Tapi ternyata tidak dengan Baekhyun.

"Dengan aakhh sunbaeku disekolah akkhh sakit oppa, sakit," Baekhyun menggelengkan kepalanya. Bagian bawahnya sangat sakit seperti terbelah. Dia tidak menyangka Chanyeol akan sekasar ini. "Aku... dipaksa olehnya ngghh, dia mengancamku waktu itu oppa akkhh mianhae," Baekhyun menatap mata Chanyeol. Gerakan dibawah sana akhirnya memelan. Baekhyun menghela nafas dan memejamkan matanya.

"Maag, aku hilang kendali. Aku kecewa kalau ini bukan sex pertamamu," Chanyeol mencium kelopak mata Baekhyun. Pinggulnya masih bergerak walaupun sangat pelan. Bagaimanapun, dia tidak tahan saat vagina Baekhyun yang seakan menghisap penisnya itu. "Kalau kau kesakitan. Kita bisa hetikan ini," Chanyeol menarik penisnya pelan. Saat penisnya ingin berpsah dengan lubang hangat itu, tiba-tiba Baekhyun menarik pinggulnya sehingga penisnya kembali tenggelam dilubang itu.

"Aaahhh~ kau ingin membuat aku tambah kesakitan? Bergeraklah dengan lembut oppa~" Baekhyun menggerakkan pinggulnya dan mengelus pipi Chanyeol.

"Bilanglah kalau sakit," Chanyeol mencium lembut bibir Baekhyun dan mulai menggerakkan pinggulnya lembut. Dia memejamkan matanya menahan nikmat. Lubang vagina Baekhyun sangat sempit.

"Ssshhh aahh lebih cepat aahhh oppa~ aahh~" Baekhyun mendesah manja. Dia melingkarkan kakinya dipinggang Chanyeol dan ikut menggerakkan pinggulnya. Desahannya semakin menjadi saat Chanyeol dengan brutal menggenjot tubuhnya.

"Aaahhh kau sangat sempit sayanghh ahh..." Chanyeol merendahkan kepalanya dan melumat payudara Baekhyun. Membuat perempuan dibawahnya semakin mengeraskan desahannya.

"Terus oppa~ terus aaahhh sodok terushh aahhh enakhh punyamu ngghh besarhh oppahhh aahhh~" Chanyeol semakin semangat saat mendengar kata-kata kotor Baekhyun. Dia mengangkat tubuh Baekhyun dan membawanya kesudut kamarnya. Dia memojokkan Baekhyun ketembok dan semakin mempercepat gerakan pinggulnya. Ujung penisnya terus menubruk titik kenikmatan perempuan itu. Membuatnya tidak berhenti mendesah.

"Aaahhh oppah oppahh aahh~" vagina Baekhyun tiba-tiba mengetat. Membuat Chanyeol mengerang merasakan kesempitan lubang itu. Chanyeol semakin mempercepat tusukkannya.

"Aaahh oppa~ cum ngghh aaahhh~" cairannya membasahi penis Chanyeol, membuat lelaki itu semakin mudah menggerakkan pinggulnya.

"Me too ngghhh~" Chanyeol menyemprotkan spermanya jauh kedalam rahim Baekhyun. Dia memeluk tubuh mungil yang kelelahan itu. "Hm... baby, kau sedang masa subur?" Chanyeol menatap gemas Baekhyun yang sedang berpikir itu. Telunjuknya dia letakkan didagunya dan bibirnya mengerucut. Membuat penis Chanyeol yang masih bersarang dilubangnya kembali hard. Baekhyun menyeringai merasakan penis itu kembali tegang.

"Hm... aniya oppa~ waeyo?" Baekhyun menatap polos Chanyeol.

"Kita lanjutkan sayang~" Chanyeol mencium kembali leher Baekhyun yang sudah dipenuhi tanda-tanda kemerahan. Tapi kepalanya ditarik menjauh oleh Baekhyun. Dia menatap bingung Baekhyun.

"Ihh oppa~ aku capek tau~" Baekhyun melepas penis Chanyeol yang masih berada didalam lubangnya. Terdengan bunyi 'plop' pelan saat penis itu sudah sepenuhnya keluar dari lubangnya. "Uhh lihat oppa, ini sangat becek," Baekhyun mengusap bibir vaginanya dan menjilat cairan yang mengenai tangannya. "Ini tidak senikmat ice cream," dia berjalan kearah ranjang dan tidur disana. Dia memeluk guling dan menatap mata Chanyeol yang sedari tadi tidak lepas memandangnya. Dia tersenyum menyadari mata itu tertutupi oleh nafsu.

"Tapi oppa," dia menendang jauh guling itu dan menungging diatas ranjang itu. memperlihatkan bokong putihnya kepada Chanyeol. "Oppa~ ayohh masukin lagi oppahh~ ayo~ aku menginginkan spermamu lagi~" dia menyibak bongkahan bokongnya. Dan Chanyeol hanya menatap lapar lubang pink yang berkedut disana. Dia mendekati Baekhyun yang duduk dihadapan bokong perempuan itu. dia menjulurkan lidahnya menjilati lubang itu dengan rakus. Sesekali diludahinya lubang itu, dan matanya menggelap saat ludahnya seperti disedot lubang berkedut itu.

"Oppa~ ayo ganti dengan penismu~ aahhh" Baekhyun menolehkan kepalanya. Tangannya mencoba menggapai penis Chanyeol. Sedangkan Chanyeol hanya terkekeh dan dia mengarahkan penisnya dilubang anus Baekhyun. Dia menggesek-gesekkan penisnya dengan lubang anus Baekhyun. Membuat keduanya mengerang keenakkan.

"Ssshhh tahan ne," Chanyeol mulai mendorong penisnya masuk kebackhole Baekhyun. Dia memejamkan matanya merasakan ngilu dipenisnya. 'Oohh ini lebih sempit'

"Aakhh pelan oppahh, sakit ngghh~" Baekhyun meremas sprei dibawahnya. Backholenya seperti terbelah. Penis Chanyeol sangat besar. Dia merasakan cairan keset saat penis itu sudah sepenuhnya tenggelam dibackholenya. Backholenya berdarah. Air matanya mengalir membasahi sprei dibawahnya bercampur dengan air liurnya. Chanyeol yang melihat Baekhyun-nya menangiis jadi merasa bersalah. Dia meremas lembut payudara Baekhyun yang menggantung dan mengelus klitoris perempuan itu.

"Sstt uljima sayang. Kalau ini terlalu sakit kita hentikan saja," Chanyeol menciumi punggung telanjang Baekhyun dan memberikan banyak kissmark disana. Dia bilang mau berhenti, tapi dia malah membuat Baekhyun semakin terangsang -_-.

"Aaahh aniya oppa~ lanjutkan saja. Tapi janji harus pelan ne," Baekhyun menatap Chanyeol dengan sudut matanya. Dia menangkap wajah Chanyeol dengan senyum manisnya.

"Ne, aku janji," Chanyeol mengusap lembut rambut Baekhyun.

"Move oppa~" mendengar perkataan Baekhyun, Chanyeol mulai memaju-mundurkan pinggulnya pelan. Sejujurnya, penisnya sangat sakit saat bergerak pelan seperti ini, tapi asalkan Baekhyun tidak kesakitan.

"Faster aahhh faster oppahhh ahhh~ lubangku sudah gatal aahhh aahhh~"

Chanyeol bergerak seperti orang kesetanan. Dia tidak peduli lagi dengan sekelilingnya, ujung penisnya menubruk keras prostat Baekhyun. Tapi dia tetap berusaha membuat Baekhyun tidak kesakitan.

"Ngghhh Baekhyunnie~" dia membuat gerakan menutar, sehingga Baekhyun merasa backholenya seperti diperas. Membuat kenikmatan bertubi-tubi.

"Oohh oppahh~ ini sangat nikmat aahhh aaahhh~" Baekhyun mengeluarkan airmata saking nikmatnya. Perutnya melilit seperti ingin mengeluarkan sesuatu. Lubangnya semakin menjepit penis besar Chanyeol.

"Aaahh sayang~ sempit ngghh~" Chanyeol membalikkan tubuh Baekhyun dan kembali menggenjot lubang itu. Dia menaikkan kedua kaki Baekhyun kebahunya membuat kenikmatan berlebih pada Baekhyun. Dia mengorek vagina Baekhyun dengan ketiga jarinya. Membuat Baekhyun merasa penuh. Klimaksnya semakin dekat.

"Akkhh aahhh oppa~ aku ngghh akuhh mau keluarhh aahhh" Baekhyun menainkan dinding backholenya membuat Chanyeol menggeram saking nikmatnya. Dia memandang sayu Chanyeol.

"Keluarkan sayang ngghh~" Chanyeol merendahkan kepalanya dan menghisap kasar nipple Baekhyun. Semakin mempercepat in-out di backhole Baekhyun dan mengorek kasar vagina Baekhyun. Membuat airmata Baekhyun mengalir semakin deras karena kenikmatan yang sangat berlebihan ini.

"AAKKHH CHANYEOLLIE OPPA~"

"NGGHHH BAEKHYUNNIE~"

Keduanya klimaks bersamaan. Baekhyun menghirup udara sebanyak-banyaknya. Dia lelah, sangat lelah. Tapi Chanyeol masih setia menggoda nipplenya.

"Aahh oppa~ sudah cukup. Aku capek~" Baekhyun menjauhkan wajah Chanyeol dari dadanya dan memandang lesu lelaki didepannya itu.

"Baiklah baiklah~" Chanyeol melepaskan penisnya dari backhole Baekhyun dan berbaring disebelah perempuan itu.

"Oppa... gak marah 'kan?" Baekhyun tidur tengkurap memandang Chanyeol. Mata polosnya membuat Chanyeol terkekeh.

"Tidak sayang, kenapa harus marah hm?" Chanyeol menarik perempuan itu kedalam pelukannya. Dia mengusap lembut surai coklat Baekhyun.

"Kalau aku lelah," Baekhyun menyandarkan kepalanya didada Chanyeol.

"Hahaha tidak kok. Tenang saja," Chanyeol tersenyum dan mencium kening Baekhyun sayang.

"Oppa, gomawo," Baekhyun mendongakkan kepalanya dan mencium pipi Chanyeol. "Dan hm... Saranghae," Baekhyun kembali menenggelamkan wajahnya didada bidang Chanyeol. Memeluk erat lelaki tinggi itu. sedangkan Chanyeol? Dia hanya tersenyum bodoh.

"Nado chagiya~" dia mengangkat tubuh Baekhyun agar duduk, kemudian dia duduk dihadapan Baekhyun. Dia tersenyum geli melihat wajah gugup Baekhyun. Hei, dimana Baekhyun yang tadi menggodanya?

"Tapi... sejak kapan? Aku baru sampai kemarin dirumahmu," Baekhyun menundukkan kepalanya menutupi wajahnya yang sudah sangat merah.

"Ya, sejak kemarin kau sampai," Chanyeol mencium kening Baekhyun dan memeluk erat perempuan itu. "Dan kau sejak kapan hm?"

"Saat aku ingin kesini, aku melihat fotomu yang diberikan eomma. Dan aku... tertarik denganmu," dia semakin menundukkan kepalanya. Ohh sungguh manis.

"Hahaha kau lucu sayang~" dia mencubit gemas pipi Baekhyun.

"Yak oppa!" Baekhyun mengerucutkan bibirya. "Dan aku juga seksi oppa. Sampai-sampai saat aku baru sampai, kau sudah bermain solo sambil menyebut namaku," Baekhyun menyeringai kearah Chanyeol.

"Hei hei, kau mengintip,"

"Aniya~ hanya tidak sengaja dengar suaramu,"

"Hei, kau harus dihukum anak nakal," Chanyeol menyeringai seram kearah Baekhyun. Dia menggendong Baekhyun kearah kamar mandi.

"Uhh aku takut," Baekhyun menyembunyikan wajahnya didada Chanyeol. Dia juga menjilat-jilat dada bidang itu.

"Sepertinya kita harus membersihkan diri sebelum eomma pulang sayang~" Chanyeol menutup pintu kamar mandi itu dengan kakinya. Dan selanjutnya... author males nulis XD.

.

.

.

"YAK KIM CHANYEOL! ADA APA DENGAN SPREI DAN KARPET DIKAMARMU?" suara cetar Lay membahana sampai keruang keluarga dimana Chanyeol dan ayahandanya sedang asik menonton Liga sepakbola Korea Selatan vs Indonesia. Dimana sang kipper yang mirip seseorang disekolah author(?). Lay mendatangi mereka dengan berkacak pinggang dan wajah merah menahan marah.

"Itu... aku... tadi.. abis bermain solo eomma. Ya, bermain solo," Chanyeol menunjukkan cengiran bodohnya. Lay menghela nafas kasar dan menjitak kepala Chanyeol.

"Yak Suho, lihat anakmu sangat pervert. Sama sepertimu," Lay juga mencubit lengan Suho. Yang dicubit hanya meringis.

"Tapi.. dia juga anakmu yeobo," dia menatap istrinya takut-takut.

"Hah... yasudah kau bereskan sendiri Chanyeol! Jangan terlalu mesum!" Lay kembali menjitak kepala Chanyeol. "Asalkan kau jangan melakukannya dengan Baekhyun!" Chanyeol meneguk ludah kasar. Dia menatap eommanya yang berjalan meninggalkan ruang keluarga itu.

"Hei Chanyeol," Suho menyenggol lengan anaknya. "Kau ini bodoh sekali, masa sampai berceceran spermamu. Seperti orang melakukan sex saja," Suho menatap remeh sang anak. Tapi Chanyeol malah menyeringai kearah appanya.

"Kalau aku bermain sendiri tidak akan seperti itu appa. Sedikit bohong didepan eomma tidak apa-apa kan?" Chanyeol berlalu meninggalkan appanya yang melongo tidak percaya. Tapi kemudian wajah angelic Suho menjadi sangat bahagia.

"Ohh ya Tuhan, akhirnya anakku dewasa," hm... sebaiknya kita tinggalkan orang itu.

.

.

.

Setelah kejadian hari itu, hubungan Chanyeol dan Baekhyun menjadi sangat dekat. Bahkan mereka sudah menjadi sepasang kekasih. Tapi diketahui orang tua mereka. Kecuali Suho, appa Chanyeol. Sudah satu minggu Baekhyun dan eommanya menginap dirumah kediaman keluarga Kim. Malam ini, Chanyeol dan Baekhyun sedang menghabiskan malam terakhir mereka. Tenang... gak macem-macem kok, mereka Cuma mengobrol dibalkon kamar Chanyeol.

"Kau besok sudah pulan ya sayang?" Chanyeol memeluk Baekhyun dari belakang. Menenggelamkan kepalanya diperpotongan leher kekasihnya itu.

"Ne oppa~ aku yakin kau pasti sangat merindukanku," Baekhyun membalikkan badannya menghadap Chanyeol. Mengusap lembut rambut Chanyeol. Sedangkan lelaki itu masih menyembunyikan wajahnya dileher Baekhyun.

"Pasti sayang~" Chanyeol memeluk perempuan itu dengan posesif. Seakan tidak mau dia pergi. "Kau disana jangan nakal arraseo?" Chanyeol menatap tajam mata Baekhyun.

"Iya oppa~ aku hanya akan nakal kepadamu saja," Baekhyun mengelus pipi Chanyeol dan menciumnya.

"Aku pegang janjimu," Chanyeol mengecup lembut bibir Baekhyun. "I Do Love You,"

"Me Too oppa~"

.

.

.

"Gomawo Lay-ie~ aku pamit pulang dulu. Sekali-kali kau mainlah ke Busan," Kyungsoo memeluk Lay. "Bye Chanyeol, kau jadilah anak baik. Jangan buat kesal eommamu terus," Kyungsoo terkekeh dan menepuk lengan Chanyeol.

"Ne ahjumma. Akan aku usahakan," Chanyeol menunjukkan cengiran khasnya. Setelah itu kepalanya diberi hadiah oleh eommanya. Dia hanya bergumam 'eomma ingin anaknya menjadi bodoh apa?'

"Ne Kyungie~ kalau Suho sedang tidak banyak kerjaan ya," Lay tersenyum manis kepada sahabatnya itu. Tanpa memperdulikan Chanyeol yang mencibir disampingnya.

"Ne Lay-ie~ aku pulang dulu. Kajja Baekhyun,"

"Ne eomma. Annyeong ahjumma, annyeong oppa," dia merendahkan sedikit tubuhnya. "Gomawo," dia berbalik menyusul eommanya dengan sebelumnya melirik kearah Chanyeol.

Sepeninggal kedua tamunya, Lay memandang Chanyeol dengan tatapan slidiknya.

"Hei Chanyeol, ada hubungan apa kau dengan Baekhyun?" Lay memandang jahil. "Kalian pacaran ya? Soalnya eomma lihat, kalian sangat dekat."

"Aniya eomma, apa sih," Chanyeol buru-buru kembali kekamarnya. Meninggalkan Lay yang sedang tertawa senang.

.

.

.

Chanyeol menggulingkan badannya lesu. Sudah tiga hari Baekhyun kembali kerumahnya. Kemarin-kemarin dia masih menjaili kekasihnya itu. Masih memeluk kekasihnya. Masih menyentuh kekasihnya. Dia mengambil handphonenya dan melihat galeri. Dia tersenyum puas saat terpampang foto Baekhyun yang sedang bersender di bedstand dengan tangan yang terikat dibelakang tubuhnya, mulut yang tersumpal gag ball, payudaranya yang menggantung manja ditubuhnya, dan vibrator yang sedang bergetar didalan vaginanya. Uhh melihat itu penisnya sudah hard. Dia memandangi foto itu dan mengeluarkan penisnya. Dia seperti kembali ketika pertama bertemu Baekhyun. Mengocok penisnya sambil membayangkan tubuh kekasihnya dan meneriakkan nama Baekhyun disela desahannya.

"Baekki, ngghh aku rindu kau sayang aahh..."

.

.

.

"Chanyeol cepat bangun, kau ingin ikut ke Busan tidak? Mengunjungi rumah si Baekhyun itu," Suho menggoyangkan tubuh Chanyeol. Mndengar nama Baekhyun disebut, Chanyeol langsung bangun dan mendudukkan dirinya. Dia menatap ayahnya penuh minat.

"Tentu appa, tentu,"

Suho terkekeh melihat ekspresi anaknya itu. "Kajja. Kau bersikaplah dewasa didepan kekasihmu," dia menarik Chanyeol yang langsung berlari keluar kamar. "Dan jangan lupa mencuci wajahmu. Kau ingin Baekhyun kaget melihatmu dengan rambut acak-acakan dan... mata penuh belek? Hppmm," Suho menahan tawanya saat Chanyeol memandang malas kearahnya.

"Ck! Orang tua," Chanyeol langsung berlari kearah kamar mandi dan menguncinya.

"Hei, anak kurang ajar. Kemari kau. Buka pintunya" Suho memukul pintu kamar mandi dengan keras.

"Coba saja sendiri," Chanyeol semakin tertawa saat appanya semakin memukul pintu dengan keras.

Tapi...

"KALIAN BISA DIAM? INI SUDAH MALAM!"suara cetar Lay mampu menghentikan mereka.

.

.

.

Chanyeol senyum-senyum sendiri saat perjalanan. Dia terus sibuk dengan handphonenya. Membalas pesan singkat Baekhyun.

To : Baekhyunnie chagiya yang sekseh

From : Chanyeol ganteng selalu

"Tunggu aku dirumahmu sayang~ aku akan membuatmu merasakan kenikmatan yang tidak pernah kau rasakan."

SEND

To : Chanyeol idiot oppa tersayang

From : Baekkie si imut

"Aku sudah tidak sabar oppa~ kau akan mendapatkan service yang akan membuatmu selalu ketagihan."

Dan Chanyeol hanya menyeringai seram.