Summary: Mempunyai kakak yang menyayangimu memang bikin senang, apalagi kembar. Tapi, kalau mereka bersikap berlebihan membuat dirimu repot sendiri bukan? Itulah yang di alami sang adik, Naruto Hikawa.

.

.

Rating:M

.

Disclaimer

Naruto by Masashi Kishimoto

Bang Dream by Nakamura Kou / Takaaki Kidani

D4DJ by Nakamura Kou / Takaaki Kidani

.

.

.

Genre: Family, School, Harem (?), Music, Romance (?), Friendship, Humor walau garing

.

.

Warning: Pemula, Acak-acakan

.

Saya mengubah alur waktu dari musim gugur menjadi musim semi. Sebab saya ingin sedikit menggabungkan alur original bang dream dengan alur cerita ini.

Kuharap kalian tidak keberatan dengan ini.

.

.


.

"Jadi, dimana 'mereka' berdua?"

Naruto dan Shikamaru saat ini berada di dalam akademi, lebih tepatnya di depan loker mereka masing-masing untuk mengganti sepatu khusus. Naruto memulai pembicaraan terlebih dahulu, karena ia tidak melihat temannya yang lain.

Kriet

Shikamaru yang membuka lokernya terlebih dahulu itu menaikkan alisnya. Ia mengambil sepatunya dengan tangan kiri dan menaruhnya di lantai. Lalu pemuda nanas ini menengok ke arah Naruto. Apa dia sudah lupa hari ini hari apa?.

"Kau tidak ingat? hari ini kan jadwal piket 'mereka'. Makanya 'mereka' datang lebih pagi dari kita. Mendokusei." ucap Shikamaru dengan trademark khasnya.

Naruto berfikir sebentar. Mungkin karena semalam ia mengerjakan sesuatu sampai lupa hal sepele.

"Begitu ya." gumam Naruto tapi masih bisa di dengar Shikamaru. Ia menggerakkan tangan kanannya ke arah knop loker. Dengan perlahan membuka loker miliknya dan...

.

.

.

Brushh

.

.

Puluhan kertas dengan warna dan bentuk beda-beda meluncur ke bawah keluar dari loker Naruto. Tidak salah lagi, kertas-kertas itu adalah surat cinta dari para gadis yang menyukainya. Naruto yang menerima itu menghela nafas lelah. Selalu mengalami hal ini setiap minggu, lama-lama ia juga pusing dengan ini.

Shikamaru menatap kasihan terhadap temannya ini. Kalau dirinya berada di posisi Naruto, ia mungkin juga merasakan hal yang sama.

"Naruto, apa kau tidak bisa menolak mereka semua?" Pemuda Nara ini memberikan saran. Sebagai teman yang baik, ia harus membantu Naruto yang kesusahan.

Remaja mint melirik Shikamaru lewat ujung matanya sebentar lalu mengambil sepatunya. "Aku sudah melakukan itu, tapi mereka tidak menyerah. Pernah suatu hari aku menolak salah satu gadis, namun reaksinya di luar dugaanku. Ia berkata tidak akan menyerah dan berani mencium pipiku. Sejak saat itu, aku tidak lagi memberikan jawaban tentang ini." keluh Naruto. Sejujurnya, ia berharap tidak akan seperti ini terus sampai lulus dari akademi ini.

"Bagaimana kalau mencari pacar?"

Naruto langsung menghentikan kegiatannya dan menatap aneh pemuda di depannya saat dia memberikan solusi yang menurutnya nyeleneh. Yaelah, bukannya membantu malah makin menjerumus.

"Di tolak. Aku sedang tidak memikirkan hal itu dulu, setidaknya untuk saat ini. Lagipula..." Naruto menggantungkan perkataan mengingat dua singa betina yang ada di rumah. Entah bagaimana, saat dirinya pulang ke rumah, mereka selalu bisa tahu saat dekat dengan gadis saat ia tidak ada di dekat mereka. Apa karena insting mereka?

"Lagipula?" Shikamaru bingung.

Naruto menggelengkan kepalanya "Tidak ada." Ia mengganti sepatunya, lalu mengambil puluhan surat cinta itu dengan kedua tangannya. "Bisa bantu aku membawa kertas-kertas ini? tanganku tidak bisa membawa semuanya."

Shikamaru tahu itu hanya mengalihkan topik pembicaraan, jadi ia memutuskan tidak bertanya lagi. "Baiklah" katanya sambil mengambil beberapa surat cinta dari tangan Naruto.

'Mah, Naruto akan menemukan solusinya sendiri. Yang bisa ku lakukan hanya mendukungnya dari belakang'

.

.

.

Dalam perjalanan ke kelas mereka, Naruto dan Shikamaru sedang berbasa-basi. Oh ya, Naruto, Shikamaru, Kiba dan dua teman mereka yang lain berada di kelas 2-A. Di akademi ini, tiap kelas ada 5 cabang. Contoh 2-A sampai 2-E. Tetapi bukan berarti cabang itu khusus murid-murid pintar atau yang biasa-biasa saja. Masing-masing kelas berisi 35 murid yang terdiri dari 25 murid perempuan dan 10 murid laki-laki. Kecuali kelas 3-A sampai E karena muridnya perempuan semua.

"Kapan kalian akan bertunangan?" tanya Naruto sambil memasang wajah jahil.

'Mulai lagi nih anak.' batin pemuda pintar ini. Sekedar informasi, Shikamaru adalah murid terjenius dari Akademi Yoba. Rumornya, IQ dari remaja bermarga Nara ini adalah 220. Sangat tinggi sekali.

Ia menatap tajam Naruto tapi tidak bisa di pungkiri wajahnya ada sedikit rona merah. "Jangan menggodaku, Naruto."

"Tapi wajahmu merah tuh."

"Berisik!"

"Hahahaha"

Akhirnya mereka berdua telah sampai didepan pintu kelas. Shikamaru yang hendak membuka pintu itu tiba-tiba berhenti setelah ada tangan yang memegang pundaknya.

"Ada apa?"

Naruto tersenyum tipis. Ia memberikan kode yang artinya biar dirinya saja yang membukanya. Seolah paham maksud dari Naruto, Shikamaru langsung minggir dari pintu.

Naruto menggeser pintu itu secara perlahan. Dengan sekejap, ia langsung pindah ke kiri sambil kaki kanannya seperti ingin menjegal sesuatu.

"HIIYYAAA!!"

Suara pemuda dari dalam kelas itu ingin mencoba menerjang ke pembuka pintu kelasnya. Naasnya, ia tidak melihat ke bawah ada kaki Naruto. Alhasil, ia tersandung sampai kepalanya bertemu dengan lantai.

Duagh

"ITTEEEE..."

Karena kerasnya benturan, pemuda itu jadi pusat perhatian murid sekitar. Reaksi para murid yang melihat itu ada yang tertawa dan ada yang juga merasa kasihan, mungkin itu rasanya sakit sekali.

Pemuda yang di sandung oleh Naruto masih memegang kepalanya sambil berguling-guling. Kelakuannya tentu saja mengundang sweatdrop dari sang pelaku dan Shikamaru.

"Kau terlalu lebay, Menma." ucap Naruto tanpa dosa melupakan bahwa dialah yang melakukannya.

Menma kemudian duduk, ia masih mengelus-elus kepalanya berharap sakitnya cepat hilang. Remaja ini menatap tajam Naruto yang memasang ekspresi polos. Sialan, gak punya perasaan bersalah ini orang? batinnya meraung.

"Ini gara-gara kau oi" kata Menma dongkol. Awalnya ia ingin mengerjainya eh malah ke di kerjai, sampai begini lagi. Apes dah

'Benjol nih keknya'

Menma atau nama lengkapnya Namikaze Menma. Ia adalah anak tunggal dari pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Khusina. Ayah Menma bekerja di sebuah perusahaan sementara Ibunya Menma adalah seorang designer pakaian.

(Ciri-ciri Menma sama kek di Filler Tenten Road To Ninja tapi tanpa kumis kucing di pipi)

Naruto terkekeh pelan "Salahmu sendiri ingin menjahiliku. Heh, butuh 100 tahun lagi untuk melakukannya kepadaku" ujarnya dengan nada mengejek yang di balas decihan Menma.

"Sudahlah kalian berdua. Aku segera ingin masuk ke dalam supaya bisa tidur kembali. Hoam" Shikamaru yang diam daritadi akhirnya angkat bicara. Ia langsung nyelonong masuk mengabaikan Menma yang melongo dan Naruto yang diam. Buset, tadi malam belum puas tidur?

"Orang jenius memang beda 'ttebayo."

"Biarkan saja. Daripada itu..." Naruto melirik Menma yang masih duduk di lantai "Sampai kapan kau berada disitu?" tanyanya sambil mengulurkan tangannya berniat membantu yang senang hati di terima oleh Menma.

Naruto kemudian masuk ke kelas yang di susul oleh Menma yang sedang menepuk seragamnya yang sedikit kotor. Sapaan pagi sudah menjadi tradisi di dalam kelas maupun di luar kelas.

"Ohayou, Hikawa-san."

"Ohayou" balas Naruto satu-satu sapaan itu.

"Bagaimana rasanya dicium lantai, Dobe?"

Seorang pemuda emo yang sedang duduk di bangkunya bertanya kepada Menma sambil memasang wajah tersenyum tipis. Yang di tanyai pun merasa kesal dengan perkataan pemuda itu apalagi dengan senyuman yang menurutnya menjengkelkan.

"Urusai, Teme!" umpat Menma.

"Hn"

Pemuda iris onyx ini menengok ke arah Naruto yang duduk di bangkunya lalu melirik ke Shikamaru yang sudah tidur di meja belajarnya.

Nah, posisi duduk para pemuda ini secara sederhananya seperti ini. Meja pemuda emo ini berada di paling belakang pojokan sebelah kiri dekat jendela, lalu Menma di depannya, di depan meja Menma itu tempat duduknya Kiba. Untuk Shikamaru tepat di sebelah kanan meja emo ini dan terakhir meja Naruto berada di depan Shikamaru.

Balik lagi ke semula, pemuda emo ini sedikit menaikkan alisnya. Ia tidak melihat si bodoh itu.

"Aku tidak melihat Kiba bersama kalian." ucapnya. Tumben tidak berangkat bersama.

"Kiba lagi bersama para kouhainya, biasa bicara tentang tubuh wanita" kata Naruto tanpa melirik Sasuke.

Uchiha Sasuke adalah anak kedua dari Uchiha Fugaku dengan Uchiha Mikoto. Keluarga Uchiha memiliki beberapa studio musik yang tersebar di beberapa wilayah.

(Penampilan Sasuke sama di anime originalnya)

"Hn." gumam datar Sasuke.

Para Naruto cs sudah biasa dengan trademark Sasuke. Sikapnya memang begitu.

"Oi, Naruto!"

Naruto melihat ke arah Menma yang memanggilnya.

"Apa?"

Menma memasang wajah berseri-seri. "Hari ini ada gacha Keqing di Genshin Impact. Jadi aku harus mendapatkan nya. AH KEQING WANGY WANGY WANGY."

Jadi begitu, Menma adalah seorang gamer.

1 kelas menatap Menma dengan tatapan seolah dia sudah gila. Naruto mendesah lelah dan Sasuke menutup mukanya seolah malu. Kalau Shikamaru dia masih asik dengan tidurnya.

"Menggelikan, dobe."

"Hentikan itu."

Menma nyengir "Gomen, aku terlalu bersemangat."

Beginilah keseharian dari geng ini. Naruto yang suka membuat lagu dj, Sasuke yang dingin dan datar, Menma seorang yang berisik dan suka main game, Kiba yang suka berbau mesum, dan terakhir si rusa pemalas yang suka tidur, Shikamaru.

"Ohayou."

"Ohayou Gozaimasu."

Dari pintu belakang kelas, terlihat 4 orang gadis berbeda-beda datang.

"Ohayou." balas beberapa dari para murid

4 gadis ini kemudian menuju ke tempat Naruto dan kawan-kawan. Salah satu gadis itu menghampiri ke bangku pemuda Hikawa itu.

"Ohayou, Naruto-chan."

Naruto menengok kearah para gadis itu. Di matanya, gadis itu memiliki ciri-ciri rambut berwarna kuning di atasnya dan di bawah berwarna coklat, iris mata merah muda dan berwajah cantik.

Naruto tersenyum saat melihat sang gadis.

.

.

.

.

.

.

"Seperti biasa, kamu selalu ceria ya..."

.

.

.

.

.

.

"Rinku."

.

.


Yo Welcome back

Sebenarnya gw bingung menggabungkan 3 anime dalam 1 fanfic.

Tapi akan terus aku usahakan.

Jangan lupa kasih review agar aku bisa semangat.

See you next time.