ZHITACHI PRESENT:
'Sword Art Online;
War God Online'

Oke, Zhitachi datang lagi nih untuk nerusin fict ini. Sebenernya mau publish 2 fict sekaligus, tapi mungkin Zhitachi akan mempublishnya satu hari sekalinya biar gak gimana gitu (?).

Oke, di fict ini Sinon akan bermain WGO loh. Penasaran? Kita liat deskripsi charanya di sini…

Nama: Sina (nama asli Sinon/Asada).

Jenis Ras: Malaikat Hitam, Dark Ranger.

Penampilan: Mirip seperti di GGO, cuman rambutnya berwarna hitam dan mata kanannya berwarna merah tertutup poni.

Kemampuan:

- 1000 Wind Arrow, yaitu menembakkan satu busur panah ke udara yang membuat tekanan udara mejadi sangat panas, memicukan ribuan busur panah dari tekanan itu menuju ke tanah dengan sangat cepat.

-1000 Shadow Arrow, yaitu kemampuan yang mirip seperti '1000 Wind Arrow' tetapi membutuhkan tekanan udara dingin agar kemampuan itu berjalan, skill menimbulkan efek stun.

-Klon Dark Ranger, yaitu mampu membuat klon (bayangan) sebanyak 3 dan saling melepaskan busur secara bersamaan tanpa henti.

Segitu dulu penjelasannya dan akan dilanjut nanti diakhir cerita atau chapter depan, oke... ^.^'

Disclaimer: Kawahara Reiki & Zhitachi.

Genre: Action, Fantasy, Game, Supranatural, Romance, History.

Character: Kirito 'n Asuna,Kiritp 'n Sinon,OC,Dll.

Rate: T+ up to M.

Published : 4/10/2015

Summary: Setelah satu tahun kematian Konno Yuki, Kirito dan teman-temannya melanjutkan kembali petualangan mereka di Aincrad. Pada suatu hari, untuk sekali lagi, Kirito dipanggil oleh departemen kementerian telekomunikasi dalam negeri, Kikouka Seijirou untuk melakukan penyelidikan dalam insiden matinya anak tunggal kepala presiden divinisi VRMMORPG serta ratusan player ketika memainkan sebuah MMO terbaru yang bernama 'War God Online' atau disingkat WGO. Apa yang sebenarnya terjadi pada game tersebut?.

*A/N: Ini merupakan season lanjutan dari SAO usai Arc 'Mother Rosario' versi Zhitachi, jadi tidak ada unsur meniru/menjiplak dari seri terbaru anime ini*

*Note: Ini merupakan cerita lama Zhitachi yang telah di rework... Inti dan jalan cerita masih sama seperti sebelumnya, hanya saja ada penghapusan dan penambahan kata*

~Not like, don't read~

Song Cover : Arrival Of Tears (11 eyes) [Opening],Realization-Faylan (Opening Hagure Kuro Yuusha No Estetica) [Ending] *Note : Lagu ada di chapter 5*.


Chapter 8 : tugas pertama seorang Kuro Kuro Yuusha dan gadis dari malaikat...

pukul 8 pagi di kediaman Kirito...

"Ukh, dimana aku?" Ucap Kirito sambil melihat sekitar.

"Ternyata di rumah" Jawabnya lega sambil melepaskan Nervegear.

"Tunggu, apa ini?" Gerakannya terhenti karena terdapat sebuah tulisan program yang muncul di Nervegearnya.

" 'Akunmu telah terjadi sebuah masalah, sementara ini kamu tidak bisa memakai akunmu selama 1 hari tertanda, Mio' ".

"Bagaimana bisa Mio mengirimkan pesan melalui Nervegear padahal tidak memiliki jaringan pesan maupun jaringan sistem koneksi yang kuat?".

"Sudahlah, mungkin aku bisa merifleks kan pikiranku dengan mandi terlebih dahulu" Ucap Kirito sambil berjalan menuju ke kamar mandi.

Di depan pintu...

"Sugu, aku berangkat" Ucap Kirito dan berjalan menuju sekolah.

"Ya..." Balas Sugu dari dalam rumah.

Dari ujung gang tidak jauh dari rumah Kirito, terlihat gadis berambut hitam berkacamata sedang memerhatikan Kirito yang sedang berjalan menuju sekolah.

Di kelas...

"Oha, Kirito kun" Sapa Karu.

"Ohayou, Karu" Balas Kirito dan berjalan menuju ke tempat duduknya.

Time Skip, Istirahat...

"Baik, pelajaran untuk hari ini telah selesai dan dilanjutkan besok".

"Baik!" Balas semua murid.

"Waktunya mencari Asuna" Ucap Kirito dan berjalan keluar dari kelas.

Tak jauh dari posisinya, terlihat Rika sedang berjalan menyelusuri lorong.

"Yo, Liz!" Panggil Kirito.

"Ada apa Kirito kun?".

"Kau tahu dimana Asuna?" Tanya Kirito.

"Akhir-akhir ini Asuna jarang masuk sekolah tanpa sebab" Jawab Rika.

Kirito terdiam sesaat setelah mendengar jawaban itu.

"Jadi begitu...".

"Ada apa Kirito? He~ Jangan-jangan kalian sedang bertengkar nih~".

"Ti-Tidak ada apa-apa, terima kasih telah memberitahuku, Liz" Jawab Kirito dan berjalan menuju kelasnya.

'Aku tahu kau menghindariku, Asuna' Batin Kirito.

Di taman...

Terlihat Asuna sedang duduk di dekat danau. Dengan wajah datar, dia menatap danau itu dengan tenang.

"Kau tidak masuk sekolah lagi, Asuna-san" Sapa gadis berambut hitam.

"Asada-san" Jawab Asuna.

"Aku tidak tahu apa masalah yang terjadi dengan dirimu ke Kirito-san, mungkin aku bisa membantumu untuk meringankan masalah yang sedang kau miliki" Ucap Asada dan duduk di sebelah Asuna.

"Akhir-akhir ini aku menghindari Kirito karena aku telah melanggar janji yang kubuat dengannya".

"Janji?".

"Janji untuk tidak mengikuti game WGO tanpa seijinnya. Bukan maksudku untuk melanggar janji itu, tapi aku tidak ingin Kirito kun mempunyai terlalu banyak beban yang sedang dia tanggung" Ucap Asuna sambil menundukkan kepalanya.

"Jadi masalah itu yang membuatmu jarang masuk sekolah?" Tanya Asada dan dibalas anggukan oleh Asuna.

"Tetapi masalah ini menjadi berat karena aku telah salah memilih keputusan yang membuat hubungan dengan Kirito kun terganggu".

"Hubunganmu dengan Kirito terganggu?".

"Aku telah mengambil sebuah keputusan, Saat aku di WGO aku memilih Ras Malaikat yang kukira Kirito kun juga memilih Ras itu, tetapi justru sebaliknya dia memilih Ras Iblis yang artinya musuh terbesar Malaikat".

*Set!*.

Sontak Asada berdiri dan mundur 2 langkah.

"Ada apa Asada-san?" Tanya Asuna.

"Ta-tak apa, Asuna-san" Balasnya dan kembali duduk.

'Jadi begitu...' Batin Asada.

Kembali ke sekolah, pelajaran terakhir...

*Teng! Teng!*.

"Baik, sensei akan mengirim soal file nomer 5 dan 6 nanti, jangan lupa upload file itu besok lusa".

"Baik!".

"Mungkin aku tidak datang ke rumah Asuna untuk beberapa hari" Ucap Kirito mengambil tas dan berjalan pulang.

Di rumah...

"Aku pulang".

"Selamat datang Onii-san"

"Sugu, apa makanan sudah siap?" Tanya Kirito.

"Belum Nii-san" Balas Sugu dari dapur.

*Bruk!*.

Kirito menjatuhkan tasnya dengan kasar ke kursi.

"Huh, hari yang sangat melelahkan" Keluh Kirito.

"Mungkin mandi akan menyegarkan tubuhku" Sambungnya sambil berjalan menuju kamar mandi.

Makan malam...

"Ne nii-san, apa kau sudah bertemu dengan Asuna-san?" Tanya Sugu.

Kirito menghentikan acara makannya usai mendengar pertanyaan dari Sugu.

"Maaf Sugu, aku sudah kenyang" Ucap Kirito sambil berdiri dan berbalik menuju kamarnya.

"Tunggu, kenapa denganmu akhir-akhir ini, nii-san?".

"Maaf Sugu, tapi tentang masalah ini..." Ucap Kirito berhenti di depan kamar dan sedikit menengokkan wajahnya.

"Kau tidak perlu tahu,Sugu" Ucap Kirito dan matanya berubah menjadi merah.

"Nii-san..." Ucap Sugu terkejut saat melihat mata Kirito yang berubah menjadi merah.

*Blam!*.

"Ketika bermain game WGO, sifat nii-san mendadak berubah" Ucap Sugu khawatir.

Pagi harinya...

Sudah semalam Kirito tidak keluar dari kamarnya terlebih lagi Kirito belum makan malam, ditambah juga perilakunya yang berubah akhir-akhir ini membuat Sugu sangat khawatir.

*Tok! Tok!*.

"Nii-san,aku membawa roti kesukaanmu" Sapa Sugu dari balik pintu kamar.

"...".

"Nii-san kau di dalam kan?" Tanya Sugu.

Karena tidak ada respon dari pemilik kamar, Sugu segera membuka pintu kamar Kirito dengan pelan.

*Kriet!*.

Terlihat tubuh Kirito yang sedang terbaring di kasur sambil memakai Nervegear di kepalanya.

"Nii-san...".

Matanya tak sengaja melihat sebuah kertas kecil di atas meja belajar Kirito.

"Kertas apa ini?" Tanya Sugu ke dirinya.

" 'Aku akan menghentikan permainan gila ini dan membawa Asuna pulang, aku mohon padamu Sugu. Tolong jangan ikuti permainan ini untuk ke selamatanmu, dan juga aku tidak akan kembali ke dunia nyata sebelum aku sudah menyelesaikan permainan itu dan membawa Asuna pulang dengan selamat. tertanda Kirito ' ".

"Baik nii-san, Sugu tidak akan mengikuti permainan berbahaya itu" Ucap Sugu sambil meremas kertas itu.

Di Under World lantai 7...

"Akhirnya kau sembuh juga, Kirito kun" Sapa Mio saat melihat Kirito berjalan menuju ke arahnya.

"Bukannya kau bilang untuk memberiku tugas pertama sebagai Kuro Yuusha, Mio?" jawab Kirito dengan tatapan dingin.

"Ara ara, kau tidak sabar sekali, Kirito kun" Ucap Karumu.

"Aku tidak menyangka pukulanmu kemarin jauh lebih menyakitkan daripada pukulan milikku, Kirito" ucap Ayuma kagum.

"Aku tidak ingin membahasnya dulu. Mio, cepat berikan misi pertamaku sekarang karena aku tidak punya waktu untuk bersenang-senang" Balas Kirito menghiraukan perkataan Karumu dan Ayuma.

"Baik-baik, pertama masuklah kalian berdua" Perintah Mio ke 2 orang yang berada di depan pintu.

*Kriet!*.

Pintu terbuka, memperlihatkan 1 player gadis dan 1 player laki-laki.

"Siapa mereka?" Tanya Kirito.

"Dia dari pihak malaikat Hitam yang akan bekerja sama dengan kit-" Jelas Mio.

*Wush!*.

Kirito menghilang tanpa sebab sebelum Mio menyelesaikan perkataannya.

*Set!*.

Kirito muncul dari atas sambil memegang pedang Elucidator.

"Huh?" Jawab pemuda asing itu dan menarik pedang di punggungnya.

*Trang!*.

Kedua pedang telah beradu.

"Kalian..." Ucap Kirito dengan tatapan dingin.

"Ada apa?" Tanya pemuda asing itu lagi.

"Berhenti sampai di sini, Kirito kun" Perintah Mio.

"Kirito?" Tanya gadis yang di dekat pemuda itu.

"Cih!" Jawab Kirito dan melompat kebelakang.

*Set!*.

*Tap!*.

"Kenapa kau menghentikanku, Mio… Bukannya dia musuh kita?".

"Aku tahu, pihak dari Iblis dan Malaikat Hitam memang bermusuhan. Tetapi ada sebagian jenis Malaikat Hitam yang justru memihak kepada kita untuk berbagai alasan tertentu" Jelas Mio.

"Maaf atas kelancangan anggotaku… Yuma, Sina".

"Tidak apa-apa, Maou-sama. Justru aku sedikit terhibur, hahaha!" Ucap pemuda bernama Yuma sambil tersenyum.

"Huh dasar kau, Yuma" Jawab Sina melihat patnernya yang selalu memasang wajah tersenyum.

"Namamu seperti orang yang aku kenal di dunia nyataku" Pandangan Sina beralih ke arah Kirito.

"Kau juga, penampilanmu juga tidak asing di mataku atau jangan-jangan kau..." Balas Kirito.

"Sinon..." Sambungnya dan Sina terkejut usai mendengar perkataan terakhir Kirito.

"Ke-kenapa kau tahu nama itu!? Tunggu-tunggu, jangan-jangan kau adalah Kazuto Kirigaya alias Kirito?" Tebak Sina.

"Tak kusangka reuni ini sedikit lebih buruk dari yang kuperkirakan, Sinon".

"Kau benar, Kirito" Balas Sina.

"Ehem!" Ucap Mio pura-pura batuk.

"Baik, karena kalian berdua telah datang ke sini akan kumulai penjelasan tentang misi ini. Misi ini tentang kerusuhan yang diperbuat oleh 3 player asing beberapa jam yang lalu tepatnya di dunia tengah tempat manusia tinggal. Tugas kalian adalah menyelidiki kerusuhan ini dan sebisa mungkin menangkap salah satu dari 3 player yang membuat kerusuhan itu hidup-hidup" Jelas Mio.

"tunggu, memang ada manusia di dunia ini?" Tanya Kirito ke arah Karumu.

"Yang dimaksud manusia di sini adalah manusia yang terbuat dari sistem, jadi kesimpulannya adalah manusia yang tinggal di sini adalah AI" Jelas Karumu dan dibalas anggukan dari Kirito.

"Aku memerintahkan Kirito, Masako, Zerch dibantu oleh Sina, dan Yuma untuk menjalan misi ini… Apakah kalian siap?" Ucap Mio.

"Siap!" Balas mereka berlima.

"Baiklah, aku mengerti" Ucap Kirito.

"Tidak ada batas waktu tentang misi ini, jadi lakukan yang terbaik" Perintah Mio.

"Ya!" Jawab mereka berlima.

Di suatu tempat...

"Bagaimana dengan tugasmu?".

"Sesuai dengan keinginanmu, Shinro senpai".

"Kerja yang bagus, sekarang kita lihat apa yang akan 'dia' lakukan?".

Di dunia tengah...

Terlihat 5 player dari jenis Iblis dan Malaikat Hitam sedang berjalan menyelusuri kota yang sudah hancur tanpa tersisa.

"Tak kusangka sampai hancur begini" Ucap Sina sambil melihat beberapa reruntuhan gedung.

"Sina, tetap fokus!" Perintah Yuma.

"Ah, bawel lu!" Jawab Sina kesal.

"Berhenti!" Henti Kirito.

Mereka berempat berhenti.

"Ada apa Kirito?" Tanya Zerch.

"Aku merasakan hawa Malaikat dari sekitar sini" Ucap kirito sambil menggerakan kepala ke kanan dan ke kiri melihat ke sekitar reruntuhan gedung.

"Instingmu lebih peka dariku, Kirito… Kau benar, aku juga mencium bau hawa Malaikat dari sekitar sini" Sambung Masako.

"Di sana!" Ucap Kirito dan berlari menuju ke arah barat disusul oleh yang lain.

Kirito berhenti tepat di dekat reruntuhan gedung rumah sakit.

"Baunya hanya sampai di sini" Ucap Masako.

"Mungkin kita bisa melanjutkan penyelidikiannya besok pagi karena ini sudah petang" Saran Sina sambil melihat matahari terbenam.

"Kau benar Sina, aku tahu tempat untuk kita menginap di daerah sekitar sini" Sambung Yuma.

Mereka berlima pergi menjauhi reruntuhkan itu.

Tak lama seorang gadis mucul dari persembunyiannya.

"Pemuda itu mirip sekali seperti Kirito kun" Ucap gadis itu.

Pagi hari di sebuah tempat penginapan...

"Aku akan memberitahukan sesuatu tentang misi ini. Mungkin saat kita bersama-sama pergi ke tempat itu sekali lagi, kemungkinan kecil kita akan menemukan bukti dimana 3 player itu berada. Untuk itu kita akan berpencar untuk mencarinya, aku dan Sina akan menyelusuri semua pasar yang dekat dengan kota yang hancur itu, Masako-san dan Zerch-san pergi menyelusuri hutan yang tak jauh dari tempat reruntuhan dimana merasakan hawa Malaikat, terakhir Kirito kau pergi menyelusuri reruntuhan rumah sakit" Ucap Yuma menjelaskan rencananya.

"Ya!" Jawab mereka berempat.

Di pasar...

Terlihat Sina dan Yuma sedang berjalan di kerumungan orang yang sedang membeli sesuatu.

"Yuma, mungkin kita bisa berbicara ke beberapa orang tentang kerusuhan di kota 2 hari kemarin" Ucap Sina.

"Baiklah, kita tanyakan ke penjual senjata di sebelah sana" Balas Yuma sambil menunjuk ke arah penjual senjata.

"Ano paman, aku ingin bertanya… Apa paman kenal kota yang tak jauh dari sini yang telah hancur 2 hari kemarin?" Tanya Yuma dengan sopan ke arah paman penjual senjata.

"Oh kota itu, aku hanya mendengar bahwa kota itu hancur oleh 3 player asing melalui pusat kota. Ada seseorang yang melihat ciri-ciri salah satu dari player asing itu saat mereka keluar dari kota" Jelas paman itu.

"Seperti apa ciri-ciri mereka, paman?" Tanya Sina.

"Yang kudengar salah satu dari mereka mempunyai rambut biru panjang dan memegang sebuah pedang kecil mirip seperti rapier".

"Terima kasih paman atas informasi ini" Ucap Sina dan kembali melanjutkan perjalanan.

"Yuma, kita telah mendapat salah satu dari ciri-ciri mereka" Ucap Sina.

"Kau benar, Sina… Sekarang kita harus cari beberapa informasi lagi agar ini tidak terlalu rumit".

"Ya..Ya...".

Di hutan...

"Masako, apa kau merasakan sesuatu?" panggil Zerch ke arah Masako yang sedang menutup mata untuk merasakan hawa daerah sekitar.

Masako membuka mata saat Zerch memanggilnya.

"Aku tidak merasakan hawa apapun di sekitar sini, bagaimana denganmu, Zerch?" Tanya Masako.

"Aku sudah menyebarkan ratusan kelelawarku ke semua hutan dekat reruntuhan kota, tapi aku tidak menemukan apapun" Jawab Zerch sambil menerbangkan seekor kelelawar.

"Sepertinya ini akan menjadi sulit" Keluh Masako.

Di reruntuhan kota...

Terlihat Kirito sedang berjalan menyelusuri reruntuhan kota. Pandangannya selalu fokus ke arah dimana dia memandang dan juga memasang posisi siaga jika ada sesuatu yang menyerang dirinya.

*Wush!*.

Kirito menghentikan langkahnya karena merasakan sebuah hawa yang cukup aneh.

"Hawa apa ini?".

"Hawa ini berasal dari arah timur" Ucap Kirito dan berjalan cepat menuju ke arah Timur.

Di timur reruntuhan kota...

Terlihat seorang gadis berambut biru panjang sedang berdiri memandangi danau itu.

"Ada seorang gadis di sekitar sini, bukannya tempat ini masih berbahaya?" Tanya Kirito yang baru saja tiba.

*Set!*.

Gadis itu berbalik badan setelah mendengar suara dari arah belakang.

"Kenapa kau di sini, bukannya tempat ini bahaya?" Ucap Kirito.

"Apakah kau Kirito kun?" tanya gadis itu.

*Deg! Deg!*.

Tiba-tiba reaksi mereka menjadi buruk.

'Perasaan ini...' Batin mereka dan bersiap mengambil senjata mereka.

*Set!*.

*Set!*.

"Aku tidak tahu kapan kita bertemu tapi yang jelas kau pasti berasal dari Ras Malaikat?" Tanya Kirito sambil mengacungkan pedang Elucidator.

"Kau tidak mengenalku, Kirito kun… Ini aku, Asuna?" Tanya gadis itu lagi.

"Ka-kau..." Kirito terkejut usai mendengar pernyataan dari gadis itu.

*Cling!*.

Dari dalam tanah muncul cahaya yang sangat menyilaukan.

'Ini... Ranjau darat!'.

*Duar!*.

~ZHITACHI~

*Duar!*.

Di pasar...

"Ledakan apa itu?" Tanya Sina usai mendengar ledakan dari arah selatan.

"Ledakan itu berasal dari reruntuhan kota, Sina kita harus ke sana!" Ucap Yuma dan dia berlari menuju ke sumber ledakan itu disusul oleh Sina.

Di hutan...

*Duar!*.

"Ledakan apa itu?" Tanya Masako ke Zerch yang sedang memandangi kumpulan asap yang terbang ke langit.

Tak lama seekor kelelawar datang ke arah Zerch dan hinggap di bahu kirinya. Tak lama dia terkejut tanpa sebab.

"Masako, kita harus pergi ke reruntuhan kota karena Kirito sedang dalam bahaya!" Perintah Zerch dan menghilang di balik kegelapan.

"Tu-tunggu, Zerch!" Ucap Masako dan ikut menghilang di balik kegelapan.

*Wush!*.

Asap besar telah memenuhi tempat Kirito berada. Tak lama asap itu semakin menipis.

"Ukh!" Ritih Kirito sambil memegang bahu kirinya yang terkena ledakan.

"Apa yang terjadi?" Tanya Kirito.

Tak jauh dari posisinya, gadis itu juga bernasib sama seperti diri Kirito.

"Asuna!" Panggil Kirito.

*Set! Set!*.

*Tap! Tap!*.

"Apa yang terjadi di sini, Asuna?" Tanya seorang player laki-laki berambut merah.

"Kau tidak apa-apa, Asuna?" Tanya seorang player laki-laki berpakaian seperti monk.

"APA YANG KAU LAKUKAN, IBLIS TENGIK!" Ucap pemuda berambut merah dengan marah.

"Aku tidak melukainya!" Bela Kirito.

"Cukup basa-basimu, Iblis sialan!" Balas pemuda berambut merah itu sambil menarik pedang merah di tangan kiri dan berlari menuju ke Kirito.

*Trang!*.

"Bukannya kau sudah mendengarnya, Malaikat!?" Sepertinya Zerch tiba tepat waktu dan langsung menangkis serangan pemuda berambut merah itu.

"Cih!" Jawab pemuda itu dengan kesal dan mundur beberapa langkah.

*Wush!*.

*Tap! Tap! Tap!*.

Sina, Yuma, dan Masako telah datang di belakang diri Kirito.

"Nice timing, Zerch" Ucap Masako.

'Berambut biru panjang, membawa pedang Rapier… Jangan-jangan mereka...' Batin Yuma menganalisa.

"Apakah kalian yang membuat kota ini dilanda kehancuran, Malaikat?" Tebak Yuma.

"Hoi-hoi, hebat juga kau menuduhku yang bukan bukan! Justru kami bertiga curiga ke kalian berlima bahwa kalian menghancurkan kota ini, kan?" Bela pemuda berambut merah.

"Kau...".

"Sudahlah, Yuma" Henti Sina ke arah Yuma yang sedang emosi.

"Sudah ku bilang kepadamu, Asuna. Bahwa kita akan menjadi musuh selamanya di sini" Ucap Kirito disaat menutup kedua matanya.

"Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau kenal Asuna?" Tanya pemuda itu.

"Dialah Kirito kun" Jelas gadis bernama Asuna.

"Ja-Jadi dia itu Kirito!?" Ucap pemuda di dekat Asuna dengan wajah terkejut.

"Kau benar, aku adalah Kirito…" Mata Kirito terbuka perlahan memperlihatkan cahaya mata merah.

Semua orang terkejut melihat mata merah milik Kirito tanpa terkecuali rekannya.

"Kirito No Shinigami!".

~TBC~


Oke sekian dari chapter ini kalo ada kata yang kelebihan atau sedikit abal langsung PM aje ke Zhitachi.

Zhitachi akan tutup chapter ini dan tunggulah chapter depan...

Sebelum meninggalkan chapter ini,diusahakan meninggalkan...

~REVIEW~