Naruto berharap cemas akan guru pembimbingnya, dia baru saja lulus dari Academy, dan menjadi seorang genin. Bocah itu pun masuk ke dalam sebuah kelompok yang menjadi backup bagi kelompok lain. Tetapi, dia dikejutkan dengan seorang wanita berambut merah dengan wajah imut, serta seksi itu. warning: Inside, Incest, Mature content, Lemon/Lime
Chapter 1: Genin Naruto
Disclaimer: Naruto punya Masashi Kishimoto-sensei.
Warning: Incest, Typo, Canon, Alive!Kushina, Smut, Mature content, OOC, and many more.
...
..
.
Enjoy it!
Hari ini semua murid Academy yang telah lulus akan mendapatkan guru pembimbing serta anggota kelompoknya, parageninpenasaran akan siapa yang akan satu kelompok dengan mereka, termasuk sosok bocah berambut pirang jabrik ini. Dia penasaran akan orang yang menjadi rekan satu timnya, yah walaupun dia tak banyak berharap sih.
"Baiklah, kita mulai pembagian kelompok kalian..." bocah berumur tiga belas tahun itu mendengarkannya dengan seksama, dia belum dipanggil oleh Iruka, sang guru Academy. "Kelompok 7 di isi oleh Sasuke Uchiha, Ryuji Senju, dan Haruno Sakura sementara itu guru pembimbingnya adalah Kakashi Hatake. Lalu kelompok 8 di isi oleh Kiba Inuzuka, Hyuuga Hinata, serta Aburame Shino, dengan guru pembimbing Kurenai Yuuhi, kelompok 9 masih aktif, jadi kita lewati." Iruka pun mengambil kertas lainnya, dan membacakannya. "Kelompok 10 di isi oleh Shikamaru Nara, Chouji Akimichi, dan Ino Yamanaka, dengan Asuma Sarutobi sebagai pembimbing."
Kedua mata Iruka melihat bocah pirang yang tengah berharap cemas, dia tersenyum tipis saat melihat bocah yang baru saja ia luluskan itu.
"Kau masuk ke dalam kelompok spesial, Naruto."
Naruto tersentak mendengarnya, dia menatap Iruka yang tengah tersenyum pada dirinya. Memang benar dia adalahdead last, tetapi Iruka meluluskannya karena Naruto terus berusaha untuk menggapai impiannya.
"Kelompokzero, dan guru pembimbingnya adalah Kushina Uzumaki."
Wajah bocah itu merona, senyuman mulai terlihat semakin melebar saat mendengar sebuah nama yang sangat familiar bagi dia. "Terima kasih Guru Iruka!" bocah itu membungkukkan badannya untuk berterima kasih pada Iruka dari bangku yang di dudukinya. Dirinya sangat senang akan guru pembimbing dipilihkan oleh Hiruzen.
"Nah, sepertinya sudah semua. Selamat untuk kalian yang lulus menjadiGenin. Silahkan menunggu guru pembimbing kalian disini, sampai jumpa lagi." Iruka pun pergi dari kelas itu, meninggalkan paraGeninyang baru saja lulus.
Banyak di antara mereka yang sedikit tak suka dengan rekan satu tim mereka, karena semua gadis yang ada di kelas itu ingin satu kelompok dengan Sasuke'The Last'Uchiha yang tampan.
Namun, kegaduhan kelas terhenti saat pintu masuk itu terbuka. Seorang wanita berambut merah panjang dengan gaya kuncir kuda pun masuk ke dalam kelas itu, dia melihat-lihat kelas tersebut seolah mencari seseorang, sebagian besar bocah laki-laki yang ada dikelas itu pun merona melihat kecantikanJouninpembimbing itu.
"Aa, maafkan aku, tapi Naruto ada disini?" Naruto yang terpanggil pun segera berdiri, lalu berjalan mendekati wanita itu. "Seperti yang Iruka katakan, kau ada disini ternyata,Sochi."
Semua teman-temannya langsung menatap Naruto yang tengah tersenyum pada wanita merah tersebut, mereka semua sedikit curiga dengan hubungan Naruto dengan wanita berambut merah itu. Terutama Sasuke, kedua mata hitamnya menatap intens wanita yang tengah berdekatan dengan Naruto.
"Maafkan aku yang belum memperkenalkan diri. Namaku Kushina Uzumaki. Ibu serta Guru pembimbing bagi Naruto, salam kenal," ujar Kushina memperkalkan dirinya. Dia memberikan sebuah senyuman manis pada para penghuni kelas tersebut. "Baiklah, kita akan ke tempat latihan, Naruto."
Bocah itu tersenyum sebelum akhirnya ikut keluar dari kelas itu, meninggalkan teman-temannya yang masih diam.
"Ibu Naruto cantik sekali."
"Kau benar, seperti bidadari."
"Di-dia Ibu Naruto?!"
Mereka semua tak percaya akan hal tersebut, terutama Sasuke. Dia dari pertama Kushina muncul sudah terpesona akan kecantikan wanita berambut merah itu, tapi ekpetasinya berubah setelah dia mengetahui kalau Naruto adalah anak dari wanita yang berstatussingle parentitu.
Mari tinggalkan paraGeninyangcengo, kita fokus pada Naruto serta Kushina yang saat ini berada di sebuah lapangan luas yang menjadi tempat latihan mereka nantinya.
"Mari kita ulangi lagi, Namaku Kushina Uzumaki, walaupun aku Ibumu, tapi disini aku menjabat sebagai guru pembimbing untukmu. Jadi kau harus memanggilkusensei. Kesukaanku;Sochiserta Ramen, ada beberapa hal yang tidak aku sukai; termasukKumogakure. Lalu hobiku menjahiliSochi." Kushina mencubit hidung Naruto dengan gemas, dia mendapatkan sebuah protes dari putranya itu. "Cita-cita menjadi seorangkunoichihebat. Eh, sekarang sudah hebat ya, wah." Kushina menghakhirinya dengan sebuah tawa.
"Giliranku, Naruto Uzumaki, kesukaanku membaca buku serta memakan ramen, lalu yang tak kusukai; menunggu ramen matang, hobiku membaca buku? Entahlah, dan cita-citaku menjadi seorang Hoakge."
Kushina tersenyum mendengarnya, dia kemudian memegang kedua bahu Naruto. "Untuk saat ini tak ada yang akan aku ajarkan untukmu, mungkin besok atau lusa akan aku beri beberapa pelajaran serta latihan berpedang." Kushina terlihat menggerakkan tangannya untuk mengipasi dirinya. "Kau tahu, hari ini sungguh panas ya?" wanita itu membuka resleting jaketJouninmiliknya, membiarkan angin semilir menerpa kaos yang mulai basah akan keringat.
"Kau benar,sensei."
Kushina tak tahu jika Naruto saat ini tengah menahan sesuatu. Dia berusaha untuk tak melihat cetakan yang tercipta saat kaos dalam Kushina basah akibat keringat. Lekukan tubuh wanita itu terlihat oleh kedua mata birunya, dia tak berani menatap sang Ibu saat ini.
"Ada apa?" tanya Kushina. Dia pun langsung menatap jaketnya yang terbuka, lalu tersenyum menggoda. "Kau melihatnya 'kan? Dibalik jaket ini, tercetak jelas benda milikku, dansochimelihatnya." Kushina tertawa melihat reaksi terkejut yang dibuat oleh Naruto, dia pun mendekati putranya itu, dan memeluknya dari belakang, buah dadanya menempel pada punggung Naruto. "Tak apa kalau begitu."
"..."
"Senseiakan memberikan pelajaran tambahan nantinya," bisik Kushina tepat di telinga Naruto.
...
..
...
Keesokan harinya, Naruto duduk di pohon rindang, pagi hari ini dia berangkat ke lapangan latihan agak pagi. Dia sendiri bangun lebih pagi daripada sang Ibu yang tengah mendengkur di atas kasur.
"Ohayou, Naruto!"
Naruto sedikit tersentak, dia melihat Kushina yang tengah membungkuk dengan sebuah senyuman manis yang terpampang di wajah cantik wanita itu. "U-um,Ohayou."
"Kenapa lemas begitu sih? Aku tak menemukan api yang membara di kedua mata birumu itu."
Jujur saja, Naruto masih mengingat betul kejadian kemarin, dimana Kushina tengah menggoda dirinya. "Bu-bukan itu, aku memang seperti ini, kecuali bersamasenseidirumah."
"Begitu ya? Kukira kau ada masalah." Kushina pun memberikan sebuah pedang kayu pada Naruto. "Kita latihan berpedang, pastinya kau sudah ku ajari sebelum masuk ke Academy?" Naruto mengangguk kecil menjawab pertanyaan Kushina, keduanya bersiap untuk melakukan latihan berpedang.
Beberapa saat kemudian, Naruto terlihat tiduran di atas rumput, napasnya sudah tak beraturan karena latihan berpedangnya bersama Kushina, dia meletakkan pedang kayunya di samping tubuhnya, sembari menatap langit biru.
"Kita istirahat sebentar." Kushina duduk di samping Naruto yang terbang berbari di atas rumput. "lima belas menit lagi kita akan melakukan latihan tanding lagi, kalau kau menang, akan aku berikan sebuah hadiah."
Naruto bangun dari tempatnya rebahan, dia mengambil pedang kayu miliknya untuk kembali ke tengah lapangan. Kushina tersenyum melihatnya, dia pun melepasrompiyang dikenakannya.
"Kita mulai!"
..
Beberapa saat kemudian, Kushina terduduk sembari memegang pedang kayu miliknya, dia kalah dari putra semata wayangnya itu. Wanita itu menggaruk pipinya, dia telah berjanji pada Naruto untuk memberikan sebuah hadiah pada anak itu.
"Kemarilah! Hadiahmu ada disini!"
Naruto menuruti permintaan Kushina, dia pun berjalan mendekati wanita itu. "Hadiahnya?"
Kedua tangan putih Kushina menyambar kerah jaket yang dikenakan putranya, dia menariknya langsung pada dirinya. Kedua bibir mereka menyatu, Kushina mengecap bibir milik bocah itu.
Dan Naruto tak menyangka jika hadiahnya adalah sebuah ciuman mesra dariKushina-sensei.
...
..
.
Chapter 2: Reward for Naruto
Disclaimer: Naruto punya Masashi Kishimoto-sensei.
Warning: Incest, Typo, Canon, Alive!Kushina, Smut, Lemon, Mature content, OOC, and many more.
...
..
.
Enjoy it!
Seminggu berlalu setelah Naruto lulus menjadigenin. Dia bersama Kushina menjalankan beberapa misi tingkat D, sedikit banyak Naruto tahu akan misi tingkat D yang diberikan padageninyang baru saja lulus dari Academy. Dia tak mengeluh sedikit pun tentang misi ini, lagipula dia mendapatkan bayaran atas misi tersebut, walaupun kecil.
Hubungannya bersama Kushina, sedikit lebih intim. Wanita itu bahkan beberapa kali memberikan ciuman pada bibir Naruto, setelah bocah pirang itu berhasil mengalahkannya dalam latihan. Sebenarnya, hal tersebut masih termasuk lumrah karena Naruto dan Kushina adalah Ibu dan Anak. Naruto memang memakluminya, tapi lama-kelamaan dia menginginkan bibir seksi milik Kushina.
"Melamun terus saja."
Naruto terkejut, dia mengerjapkan matanya beberapa kali. Saat ini dirinya tengah berjalan santai di jalanan Konoha bersama Kushina. Mereka berdua baru saja melaksanakan sebuah misi untuk mencari kucing milik istriDaimyoyang hilang.
"Ada apa,sensei?"
Kushina menghela napas lelah. "Kau sedari tadi melamun terus,sochi."
"Benarkah? Maafkan aku."
Wanita itu mengacak rambut pirang Naruto. "Tak apa,kaasanmemakluminya."
Keduanya kembali berjalan, tujuan mereka saat ini adalah kembali berlatih ilmu berpedang. Pertemuan mereka yang terdahulu memang di isi dengan latihan berpedang serta ilmu segel. Kushina sendiri memberikan beberapa pelajaran tentangfuinjutsupada Naruto, wanita itu ingin putranya bisa melakukan beberapa teknik segel menyegel.
Keduanya pun sampai di lapangan tempat mereka biasa latihan, Kushina membuka rompiJouninmiliknya, dan melemparkannya ke pohon yang tak jauh dari mereka berdua. Lekuk tubuhnya sungguh terlihat indah saat Naruto memandanginya, wajah si pirang itu merona melihat lekukan tubuh yang dimiliki oleh Kushina.
"Melihat apa?" Naruto menggeleng cepat saat Kushina bertanya pada dirinya. "Seminggu ini aku lihat kau banyak berkembang, Naruto.Senseimungkin tak akan khawatir jika kita menerima misi tingkat C ataupun B nantinya." Kushina berjalan mendekati Naruto, dia menarik tubuh bocah itu, lalu mengenggelamkan kepala pirang tersebut pada belahan dadanya. "Lihat apa, hm?"
"Kaawwswaaann."
Kushina tersenyum lima jari melihat wajah Naruto yang sudah merona. "Dasar, bilang saja jika kau menginginkan benda ini—enggh!"
Naruto tanpa sengaja meremas dada Kushina, bocah pirang itu langsung menarik diri dari pelukan maut milik Kushina. "Ma-maafkan aku!"
Kushina malah memberikan sebuah senyuman menggoda pada Naruto. Dia melipat kedua tangannya di dadanya, menyanggah dua buah dada tersebut. "Dasar murid nakal." Kushina tahu, Naruto tak sengaja memegang buah dadanya. "Baik, lupakan hal tadi. Kita kembali ke pelajaran yang akan aku ajarkan untukmu."
"Ha'i!."
Beberapa saat kemudian, Naruto duduk dengan peluh yang membasahi tubuhnya, dia membuka jaketorangemiliknya dan membiarkan semilir angin berhembus menerpa dirinya. Sementara itu, Kushina berjalan mendekati Naruto sembari membuka kaos biru yang dipakainya.
"Se-sensei?!"
"Apa?" tanya Kushina. Wanita itu saat ini hanya memakai sebuah bra hitam, serta celana panjang saja, tentu saja itu membuat Naruto sangat terkejut. "Panas Naruto, kaossenseijuga sudah basah banget ini." Ia meletakkan kaos itu di dahan pohon untuk mengeringkannya.
Sementara Naruto hanya bisa menahan dirinya sendiri, celana yang dipakainya terasa sesak."Sial, Kaasan seksi sekali."Naruto terus menatap dada Kushina yang di tutupi oleh bra hitam, dia meneguk ludahnya dengan susah payah."Dadanya besar sekali, aduh."
"Ukurannya DD."
"Eh?"
"Kau dari tadi melihatnya terus,sochi." Kushina menyandarkan punggungnya di batang pohon, dia memenjamkan kedua matanya menikmati semilir angin yang menerpa dirinya. "Jika kau ingin, kau boleh memegangnya. Yah, anggap saja untuk hadiahmu karena sudah berkembang—Enghh!" Kushina tersentak saat dadanya di remas oleh Naruto. Dia membuka matanya melihat putranya itu tengah menatap buah dadanya dengan pandangan berbinar. Keduavioletitu mengerjap sesaat, lalu sebuah senyuman mesum terpampang di wajah cantiknya.
"Lihat anakkaasan. Sungguh polos."
"Kaasan!"
Kushina tertawa mendengar protes dari Naruto, dia pun membuka bra hitam miliknya. "Kau boleh memainkannya." Kushina mengangkat kedua buah dada berukuranDouble Ditu. "Enghh!" Kushina menahan desahannya ketika Naruto mulai bermain dengan puting susu yang masih berwarna merah jambu itu.
Naruto sendiri terus memainkan kedua puting susu Kushina, dia mendongak menatap Ibunya yang sedang memenjamkan kedua matanya menikmati sentuhan dari bocah pirang tersebut. Naruto kemudian melahap salah satu buah dada Kushina, menghisapnya dengan kencang seolah akan keluar air susu dari sana.
Kushina memeluk kepala pirang Naruto, dia memang membiarkan bocah itu bermain dengan buah dadanya. "So-sochi uhh!"Naruto terus menghisapnya, sembari meremas kedua benda kenyal nan besar itu. Bocah itu sangat suka bermain dengan dua buah dada itu. Kushina lalu menangkup kedua pipi Naruto, membawanya tepat di depan wajahnya. Wanita itu kemudian mencium bibir bocah pirang itu dengan mesra.
Keduanya pun terus memadu kasih walaupun hanya sebatasforeplay.
...
..
...
Naruto tak bisa tidur, dia terus terjaga memikirkan hal yang barusan terjadi. Dirinya menghisap buah dada Kushina—Sang Ibu tercinta. Dia tak menyangka akan hal tersebut, tapi Naruto sudah mendapatkan izin dari Kushina itu sendiri.
[Kau sepertinya sangat senang saat menghisap puting susu Ibumu?]
"Kurama kah?"
[Kau beruntung punya Ibu seperti Kushina.]
"Beruntung?"
[Dia punya hasrat seks yang besar. Selama ini, Minato selalu menggunakan bunshin miliknya untuk memuaskan Ibumu itu. Apa kau tak curiga saat dia dengan santainya membuka baju serta bertelanjang dada tepat di depan matamu?]
"..."
[Kushina mencari seorang lelaki saat ini.]
"...Mencari seorang lelaki?"
[Ya dan itu kau. Kushina sudah menemukannya. Kau lelakinya Naruto.]
"..."
[Aku mau tidur.]
Naruto terlihat merenung sejenak, dia tak menyangka jika Kushina memiliki hasrat seksual yang tinggi, jadi rasa penasarannya akan Kushina yang selalu menggoda dirinya pun terpecahkan. Naruto langsung beranjak dari tidurnya, dia ingin mengambil sebuah air minum di dapur rumahnya.
Hari memang sudah malam, tetapi dirinya tak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan hal tadi. Naruto terus saja memikirkan hubungan intimnya bersama sang guru, wajahnya langsung merona saat dia mengingat kejadian tadi siang.
"Ahh."
Langkah kakinya terhenti seketika, dia mendengar sebuah suara dari arah kamar Kushina. Dengan hati-hati, Naruto melangkah mendekati pintu kamar milik Kushina, dia mengintip kamar tersebut melalui lubang kunci. Mata birunya membulat sempurna melihat Kushina telanjang bulat dengan tangannya yang sedang menggesek area kewanitaannya. Wajah Naruto merona saat melihat Ibunya itu tengah beronani.
"Naruto... ahhh..."
Yang lebih membuat bocah itu terkejut adalah, Kushina memanggil namanya saat menggesekkan jarinya itu. Bocah itu pun pergi meninggalkan kamar Kushina ke dapur, untuk mengambil air. Tangan Naruto bergetar saat menggenggam gelas itu, dia masihshockakan Kushina yang beronani dengan dirinya sebagai Objeknya.
[Ibumu sudah sangat terangsang karena kau.]
"Ta-tapi, kita Ibu dan Anak, mana mungkin bisa berhubungan badan seperti itu?!"
[Persetan dengan hubungan itu Naruto, kau dan dia bisa bersatu.]
"..."
Naruto meletakkan gelas itu, dia beranjak untuk kembali ke kamarnya. "Sochi?"kedua mata Naruto melebar sempurna melihat Kushina yang keluar dari kamarnya dan hanya menggunakan kaosorangepolos tanpai memakai celana dalam. "Belum tidur?"
"Aku haus, jadi aku mengambil air untuk kuminum."
"Begitu kah?"
Naruto berusaha keras untuk menyembunyikan rasa gugupnya di depan wanita seksi itu, dia melewati wanita itu dengan perasaan yang campur aduk, serta celana yang sangat sesak. Dia menoleh kebelakang, dan melihat Kushina membungkuk mencari beberapa camilan di dalam lemari pendingin, Naruto meneguk ludahnya dengan susah payah melihat bongkahan pantat serta area kewanitaan Kushina yang masih berlumuran cairan.
Naruto bergegas kembali ke kamarnya untuk tidur di atas kasunya.
...
..
.
Chapter 3:Misi
Disclaimer: Naruto punya Masashi Kishimoto-sensei.
Warning: Incest, Typo, Canon, Alive!Kushina, Smut, Lemon, Mature content, OOC, and many more.
...
..
.
Enjoy it!
"Misi pertama kalian keluar desa adalah, membantu Team 7 diNami no kuni." Hiruzen memberikan gulungan yang berisi sebuah permintaan dari Kakashi yang bertarung melawan ninja dari desa Kabut kepada Kushina. "TeamZero, kalian akan ditugaskan untuk membantu mereka melawan para ninja dari desa kabut!"
"Dimengerti!"
Beberapa tetua sipil melihat Kushina dengan pandangan nafsu mereka, beberapa di antara mereka sangat mengincar Kushina untuk di jadikan budak seks mereka setelah Minato sangHokageKeempat tewas dalam pertarungannya melawanKyuubi. Tetapi mereka tak bisa melakukan itu, karena Hiruzen melindungi Kushina, serta melarang semua orang untuk mendekati wanita cantik itu.
Mereka juga menatap benci pada Naruto yang saat ini menjadiJinchuuriki Kyuubi. Karena bocah itu bisa merasakan hawa negatif yang keluar dari tubuh mereka semua.
"Jiji,para tetua sipil menatapkaasandengan pandangan aneh, mereka juga mengeluarkan hawa negatif."
Hiruzen mengerutkan dahinya, pria tua itu menatap beberapa Tetua yang baru saja sadar akan lamunan mereka. "Aku pikir kesepakatan kita masih berlanjut, bagi siapapun yang menatap mantan istri dariYondaime, akan dihukum penjara."
Mereka semua kelabakan mendengar perkataan Hiruzen barusan. Kushina memandangi para tetua dengan pandangan bencinya, dia sangat membenci mereka semua, pernah sekali dia dimintai untuk menikah dengan seorang pria pilihan mereka karena alasan untuk memperbanyak anggota Klan Uzumaki, tetapi itu hanyalah alasan mereka ingin menyetubuhi dirinya.
"Dasar tetua busuk."
Kushina dan Naruto pergi dari tempat tersebut menuju ke gerbang besar Konoha, mereka sendiri sudah siap dengan perlengkapan di dalam gulunganfuinmereka.
Setelah sampai di gerbang Konoha, mereka berdua bersiap untuk berangkat menuju desaNami. Tempat dimana Team 7 berada. "Dari misi Rank C berubah menjadi misi Rank B. Kita akan membantu mereka untuk melawan Ninja bayaran tersebut, serta menjaga pembuatan Jembatan untuk warga sekitar sana."
Naruto mengangguk paham, keduanya lalu berangkat menuju tujuan, mereka berlari untuk sampai lebih cepat.
Mereka berdua pun sampai saat sore hari, tepat setelah Tim tujuh sampai terlebih dahulu. Naruto menggunakan sensor miliknya untuk mencari hawa keberadaan dari Tim tujuh. "Sensei, mereka ada di sana."
"Bagus, kita ke rumah itu!" Kushina pun berjalan untuk mendekati rumah sederhana itu. Naruto mengikuti wanita merah itu dari belakang. Setelah sampai di depan rumah, Kushina mengetuk pintu kayu rumah tersebut.
Pintu itu terbuka dan menampilkan sosok wnaita berambutravenpanjang. Dia adalah Tsunami, anak dari Tazuna. "Siapa ya?"
"Kami berdua bantuan yang dikirim oleh Konoha untuk membantu Kakashi Hatake." Tsunami sedikit terkejut, dia kemudian mempersilahkan keduanya masuk ke dalam rumah tersebut. "Maafkan kami yang merepotkanmu, emmm..."
"Panggil saja Tsunami. Aku anak dari Tazuna."
"Baiklah Tsunami-san."
Kushina melihat Kakashi beserta murid didiknya sedang duduk serta menikmati makan malam mereka, Kakashi memberikan sebuahEye smilepada Kushina serta Naruto, dia bergegas untuk menyambut kedatangan dari Istri mantan gurunya itu.
"Kushina-san, terima kasih telah datang untuk membantu kami."
Ketiga murid Kakashi pun menghentikan acara makan malam mereka, ketiganya menatap Kushina dengan pandangan kagum, terutama Sakura yang terlihat sangat mengagumi wajah cantik yang dimiliki Kushina. "Sama-sama Kakashi, oh kalian sedang makan malam ternyata."
"Mari ikut dengan kami untuk makan malam."
"Maafkan kami Tsunami-san, tapi kami sudah makan sesuatu saat perjalanan kemari. Mungkin lain kali saja."
Kushina tersenyum tak enak menatap Tsunami.
...
..
...
Keesokan harinya, ketiga murid Kakashi berada di dalam hutan untuk berlatih memanjat pohon menggunakan kaki mereka. Sementara Kushina serta Naruto duduk dan melihat bagaimana Kakashi mengajarkan pada mereka tentangChakra. Naruto sendiri sudah paham akan hal tersebut, dia sudah berlatih kontrolchakrabersama Kushina sebelum masuk keAcademy.
"Jadi jangan sampai berlebihan atau kurang dalam memberikanchakrake kaki kalian. Sekarang Naruto, aku minta tolong untuk mempraktekannya!"
Kushina menatap Naruto yang tengah menatap langit biru, wanita itu langsung memukul putranya serta melemparnya ke arah Kakashi. "Sekarang, panjat pohonnya,sochi!"
"Tak perlu sampai memukul segala,kaasan."
Kushina tersenyum jahil sambil menjulurkan lidahnya. "Sekali-kali aku akan memukul kepalamu jika kau kembali melamun." Dia kemudian tertawa keras melihat wajah cemberut dari putranya itu.
Naruto memutar bola matanya malas. "Jadi Kakashi-senseimemintaku untuk naik ke pohon dengan kaki? Kakimu tak bisa naik?"
"Aku sedang dalam masa penyembuhan Naruto."
"Kau mau kupukul lagi Naruto?!"
Naruto langsung bergegas menuju ke salah satu pohon, dia melihat kanan kiri lalu menatap ke atas. "Baiklah!" bocah pirang itu membuat sebuah segel tangan biasa, dia mengalirkanchakra-nya yang terkontrol itu ke kaki. "Kita mulai!" dia pun berjalan di batang pohon besar itu, ke atas dan terus ke atas hingga sampai pada dahan besar dari pohon tersebut. "Caranya sedikit mudah, alirkanchakraseadanya saja," ujar Naruto yang saat ini tengah berdiri dibagian bawah dahan pohon itu.
Kushina yang tak kuasa pun melempas sesuatu pada Naruto.
"Kaasan,jangan melempar Kunai!"
Kushina tertawa karena dia berhasil menjahili Naruto untuk kedua kalinya. "Sepertinya kalian sudah mengerti ya?" ketiga murid Kakashi mengangguk mengerti akan apa yang dikatakan Naruto barusan. "Baiklah, mungkin kalian harus mencobanya."
Naruto pun melompat turun dari dahan pohon, dia berjalan ke tempat yang di duduki Kushina. "Kaasaniseng sekali."
"Tak iseng, tak ada kesenangan." Wanita itu kemudian beranjak dari tempat duduknya, dia menarik tangan Naruto untuk pergi dari tempat latihan Tim tujuh. "Kakashi, aku akan pergi sebentar dengan Naruto." Kakashi hanya mengangguk kecil saat Kushina meninggalkannya bersama ketiga muridnya.
Sementara itu, Kushina membawa Naruto jauh ke dalam hutan bersama Naruto. Dia pun berhenti di tengah hutan, dan mulai membuka rompiJouninmiliknya. "Apa yang akan kau lakukan saat ini?"
"Panas Naruto. Aku tak tahan." Wanita seksi itu kemudian membuka kaos yang sudah basah akan keringatnya. "Fuhh, sejuk sekali." Dia hanya memakai bra hitamnya saja saat ini. Naruto menghela napas menatap sang Ibu yang dengan santainya bertelanjang dada di hadapan putranya itu. Wajahnya langsung merona saat mengingat salah satu kejadian saat dirumah. "Ada apa,sochi?"
"Ti-tidak..."
Kushina tersenyum jahil, dia pun menarik Naruto ke belahan dadanya. Menggesekkan kedua dadanya tepat di wajah Naruto. "Anakkaasansudah dewasa."
Secara tak sadar, Naruto memegang buah dada Kushina. Dia berusaha untuk menarik diri dari belahan dada sang Ibu tercinta, Naruto terlihat kehabisan napas saat berada di belahan dada Kushina.
"Ahh,Sochimesum." Naruto mendongak melihat wajah mesum Kushina, kedua pipinya merona saat melihat wajah mesum yang diperlihatkan oleh Kushina. "Mungkinsochibisa ke tahap selanjutnya." Kushina melepas pelukannya terhadap Naruto, dia mendorong bocah pirang itu hingga terbentur batang pohon dibelakangnya. Kushina pun berjongkok menghadap tepat di depan sebuah gundukan yang sudah menyesakkan celana Naruto.
Wanita itu kemudian membuka resleting celana yang dikenakan Naruto, dia membebaskan sebuah benda yang dari tadi ingin melepaskan diri. Kushina menatap penis Naruto yang sudah sangat ereksi, dirinya tak menyangka bila ada seorang bocah dengan ukuran penis yang hampir menyamai lelaki dewasa.
"Kaasantak tahu jika punyamu sebesar ini." Naruto tak membalas perkataan Kushina, dia hanya diam sambil menatap wanita berambut merah itu. Tangan putih Kushina mulai menyentuhnya, lalu menggenggamnya dengan lembut. Kushina membuka mulutnya untuk melahap batang kesenangan milik Naruto.
Penis itu masuk ke dalam mulutnya, keluar masuk di dalam mulut Kushina. Naruto meringis merasakan rongga mulut Kushina yangmemakanbenda milik putranya itu. Lidah Kushina bermain-main di batang Naruto, dan terus mengocok penis itu menggunakan tangannya. Naruto dibuat tak berdaya dengan servis yang diberikan Kushina.
"Akh, kaasan!"
Cairan putih kental keluar dari batang kesenangan Naruto, menutupi wajah cantik milik Kushina, dia langsung terduduk di atas tanah sembari menarik napasnya sebanyak mungkin. Ini adalah pertama kalinya bagi Naruto diberikan sebuahblowjobdari Kushina.
"Ma-maafkan aku, kaasan."
Kushina seolah tak memperdulikan apapun, dia menjilati cairan putih milik Naruto. "Kaasantak mempermasalahkannya." Jemarinya pun mengarah ke mulut Naruto, bocah lelaki itu menerima jari yang masuk ke mulutnya itu. "Tapikaasanmenginginkanmu." Kushina pun berdiri, dia melepas celana ninja yang dikenakannya, sekaligus melepas celana dalam berwarna hitam miiknya.
Naruto sangat terperangah akan vagina Kushina yang terpampang tepat di depannya itu. Pernah sekali dia melihatnya, tapi saat itu dia hanya bisa melihat bagian samping tubuh Kushina, dan saat ini dia bisa melihat vagina Kushina yang masih berwarna merah jambu, dengan sedikit bulu berwarna merah yang berada di sana.
"Mari kita mulai pelepasan keperjakaanmu."
Kushina mengarahkan vaginanya untuk turun tepat di atas penis Naruto, wanita itu memasukkan penis Naruto ke dalam liang miliknya, Kushina sedikit meringis saat memasukkan penis Naruto, kedua tangannya diletakkan di kedua bahu Naruto.
Dan saat itu, Naruto kehilangan keperjakaannya pada usia tiga belas tahun.
Penis Naruto mulai ereksi kembali setelah klimaksnya yang pertama tadi. Kushina merasakannya, dia merasakan penis Naruto membesar setelah masuk ke dalam liang senggamanya. "Kembali ereksi, huh?" Naruto mengalihkan wajahnya yang merona itu ke arah lain. Wanita itu kemudian menggerakkan pinggulnya naik turun, penis Naruto keluar masuk di dalam tubuh Kushina.
Bocah pirang itu merasakan jepitan dari dinding rahim milik Kushina, dia melihat kedua buah dada Kushina yang memantul akibat gerakan naik turunya, dia tak kuasa untuk meremas dua buah dada Kushina.
"Ahh, sochi," desah Kushina. Wanita itu terus menggerakkan pinggulnya naik turun menikmati setiap gesekan penis Naruto di dalam rahimnya, setelah sekian lama dia tak merasakan seks yang seperti ini. "Ayo Naruto, setubuhikaasan!" Kushina mulai meracau tak jelas. Dia sungguh menikmati penis Naruto yang ada di tubuhnya. "Ohhh, kaasan... aahh..."wanita itu lalu mencium bibir Naruto, sembari kedua tangan putranya itu meremas buah dadanya.
Beberapa saat kemudian, tubuh Kushina menegang, dia mengeluarkan klimaksnya untuk yang pertama kalinya. Tubuh seksinya ambruk tepat di atas tubuh Naruto, tetapi Naruto belum klimaks. Kedua tangannya menjalar ke pantat seksi Kushina, dan menggerakkannya naik turun.
"Naru... jangan,kaasan... masih... ahhh..."
Naruto seolah tak memperdulikannya, dia terus menggerakkan pinggul Kushina menggunakan kedua tangannya. Ia terus menggerakkanya, sampai pada saat tubuhnya menegang. "Kaasan!"
"Keluarkan Naru! Isi rahimkaasandengan spermamu!"
Naruto pun meringis saat dirinya mengeluarkan sperma yang sangat banyak ke dalam rahim Kushina.
..
.
..
"Kami pulang!"
Kushina menghela napas saat dirinya sampai di rumah Tazuna, wanita itu menoleh ke samping dan melihat Naruto yang sedang menguap lebar. Dia tersenyum misterius mengingat kejadian baru saja terjadi tadi sore.
"Maafkan kami yang agak terlambat pulang."
Tazuna tertawa mendengar perkataan Kushina. "Tak apa, kalian pasti berlatih keras di hutan." Kushina tersenyum menanggapi perkataan Tazuna. "Lebih baik kalian makan malam, kami sudah menyiapkan makanannya di atas meja."
"Terima kasih Tazuna-san. Ayo Naruto, kita makan."
Bocah pirang itu mengangguk kecil mengikuti Kushina untuk duduk di kursi.
...
..
.
Chapter 4 : Setelah misi berlangsung
Disclaimer: Naruto punya Masashi Kishimoto-sensei.
Warning: Incest, Typo, Canon, Alive!Kushina, Smut, Lemon, Mature content, OOC, and many more.
...
..
.
Enjoy it!
Momochi Zabuza, dan Yuki Haku. Dua orang musuh yang dihadapi oleh tim tujuh dan tim zero, dua orang buronan dari desa kabut yang saat ini tengah dilanda peperangan, keduanya menjadi ninja bayaran yang bekerja untuk Gato. Naruto menatap nanar dua buah batu nisan yang ada di depannya, dia menatap kedua musuh pertamanya yang sudah ada di dalam tanah itu.
"Naruto, kita kembali. Besok kita harus pulang ke Konoha!"
Kushina menatap putranya itu, dia tahu bagaimana rasanya kehilangan seseorang. Tapi putranya, baru saja kehilangan seseorang yang bisa dikatakan teman singkat bagi Naruto. Wanita itu pun mendekatinya, dia memeluk Naruto dari belakang membiarkan kepala pirang itu berada di belahan dadanya.
"Kaasanmengerti bagaimana perasaanmu saat kau kehilangan seseorang. Tapi kita akan bertemu kembali dengan mereka berdua, nantinya entah itu kapan."
"Dunia Ninja memang kejam."
"Aku tahu Naruto, ini resiko kita sebagai seorang Shinobi." Kushina melepas pelukannya terhadap Naruto. "Mari kita kembali dan bersiap untuk pulang ke Konoha, setelah sampai di rumah, kau boleh melakukan apapun terhadap tubuhkaasan."
Tubuh Naruto langsung menegang saat mendengarnya, dia langsung menatap Kushina yang tengah tersenyum mesum kepada dirinya. Ibunya ini sedikit vulgar pada dirinya. "Baiklah."
Keduanya kembali ke rumah Tazuna, sampai pada keesokan harinya. Para Ninja dari Konoha pun berpamitan pada wargaNami no Kuni. Mereka semua meninggalkan desa kecil itu untuk kembali ke Konoha.
"Kushina-sensei, apa anda mempunyai seorang pacar?"
Rombongan itu langsung terhenti saat seorang bocah dari Clan Uchiha bertanya di saat mereka berjalan pulang ke Desa Konoha. Naruto menatap malas Sasuke, Kakashi memutar bola matanya, Ryuji menghela napas, sementara Sakura menatap tajam Kushina.
"Maafkan aku, tapi aku sudah mempunyai pacar."
Kakashi membulatkan kedua matanya, Ryuji menatap Kushina yang terkejut, Sakura melompat kegirangan, sementara Naruto berkeringat dingin.
"Apa pacarmu kuat sepertiku?"
"Bocah ini. Bagaimana ya? Jika aku membandingkannya, dia lebih jenius daripada dirimu, lebih hebat daripada dirimu, lalu dia mempunyai kekuatan yang hampir setara suamiku yang telah meninggal," jawab Kushina dengan sebuah senyuman sumringah. Jujur saja, agaknya semua fakta itu akan menjurus kepada Naruto, karena dialah yang mempunyai kejeniusan seperti Minato, serta kehebatan yang hampir sama seperti Minato. "Aku tak bisa meremehkanmu, Sasuke-kun, tapi jujur saja, pacarku itu jauh lebih kuat daripadamu."
"Aku pernah bertemu dengan pacar dari Kushina-san."
"Ya, Kakashi pernah bertemu dengan dia."
Kushina berteriak senang di dalam hatinya karena Kakashi juga ikut membohongi Uchiha Sasuke. "Dia saat ini sedang menjalani misi jangka panjang, jadi tak bisa bertemu untuk saat ini."
"Baiklah kalau begitu, aku tak akan kalah dari dia!"
Mereka semua hanya bisa tertawa miris melihat Sasuke yang secara terang-terangan ingin menyatakan cintanya pada Kushina. "Y-ya, selamat berjuang."
..
.
..
"Bocah bodoh!" Kushina mengumpat, dia tak habis pikir akan kelakuan dari Sasuke. "Dengan bangganya dia menyatakan dirinya lebih kuat darisochi."
"Kaasan, tenanglah." Naruto mencoba untuk menenagkan Kushina yang tengah kesal. Kushina langsung duduk di samping Naruto, mereka berdua saat ini tengah duduk di sofa keluarga rumah mereka. "Kalaukaasanmarah terus, akan cepat tua loh."
Kushina menatap tajam Naruto. "Kau bilang aku sudah tua ya?" bocah pirang itu langsung menggelengkan kepalanya cepat. Tangan Kushina pun merambat ke gundukan yang membuat celana Naruto sesak, wanita itu kemudian meremasnya pelan. "Anak nakal," ujar Kushina.
"Akh..."
Kushina tersenyum nakal, dia lalu membuka resleting celana panjang Naruto, dan mengeluarkan penis tegang milik putranya itu. Dia mengocoknya pelan, sembari memberikan wajah mesumnya pada Naruto."Kaasantak akan memaafkanmu."
Kocokan Kushina mulai dipercepat, dia juga mulai memasukkan penis ereksi itu ke dalam mulutnya. Naruto memenjamkan kedua matanya menikmatiblowjobyang diberikan oleh Kushina, dia meremas kepala merah Kushina saat merasakan betapa lembutnya sapuan lidah wanita itu.
"Ahh... kaasan...keluar!"
Cairan putih kental pun keluar dari penis Naruto, memenuhi mulut Kushina hingga ada yang meluber keluar. Wanita itu menarik diri dari sana, lalu menelan semua cairan tersebut. "Sialan." Ia memandang kesal Naruto yang tengah nyengir tak bersalah.
Kushina pun melepas semua pakaiannya hingga telanjang bulat, dia menjilati bibir bawahnya, lalu memainkan salah satu buah dadanya, serta tangan kanannya bermain dengan vaginanya yang sangat basah. Naruto meneguk ludahnya kasar melihat bagaimana cara Kushina untuk menggoda dirinya. Yah, godaan itu berhasil, penis Naruto kembali ereksi.
Kushina tersenyum melihat hasil kerjanya, dia pun mendekati Naruto—lebih tepatnya, mengarahkan vaginanya tepat di atas penis tegap Naruto. Dia menurunkan pantat seksinya itu, vaginanya sudah mulai terbuka karena penis Naruto masuk ke dalam tubuhnya. Kushina merasakan sesak di vaginanya, dia tersenyum mesum melihat penis Naruto yang mulai masuk ke dalam tubuhnya.
Wanita itu pun menggerakkan pinggulnya naik turun, kedua payudaranya pun ikut bergerak naik turun mengikuti gerakan tubuhnya. Kedua mata Naruto menatap dua benda lezat itu dengan pandangan lapar, dia pun segera memegang kedua benda tersebut, dan meremasnya dengan lembut.
"Ahhnn... sochi..."
Naruto memainkan kedua benda tersebut, serta mencubit kecil puting susu Kushina. Mulutnya bergerak untuk menghisap salah satu buah dada Kushina, sementara tangannya yang lain memainkan buah dada wanita berusia tiga puluh tujuh tahun itu.
"Ahhh... ahh... sochi-kun..."
Kushina mempercepat gerakan pinggulnya, hingga klimaksnya yang pertama pun terjadi. Naruto tak tinggal diam, dia pun mendorong tubuh wanita itu untuk tiduran di sofa, dia gantian menggerakkan pinggulnya, dan terus menyetubuhi vagina Kushina. Dia juga kembali meremas kedua payudara Kushina, dan mencium bibir seksiMILF SS-Ranktersebut.
Bocah itu mempercepat gerakan pinggulnya, dan membuat Kushina klimaks untuk yang kedua kalinya. Naruto terus menggerakkannya, dia meringis saat spermanya akan keluar. "Aku keluar!"
Keduanya klimaks secara bersamaan, disertai dengan keduanya yang mendesahkan nama masing-masing.
...
..
...
Di dapur rumah keluar Uzumaki, Kushina mencengkram pinggiran meja dapur, dibelakangnya ada Naruto yang sedang menyetubuhinya dengan semangat apiKonoha.Pantat seksi Kushina beberapa kali ditampat oleh Naruto hingga memerah.
"Sochi, teruskan ahhh... isi rahimku dengan spermamu! Ahhnn... yahh..."
Naruto terus menggerakkan pinggulnya, dia menuruti perkataan Kushina barusan, kedua tangannya merambat ke bagian depan tubuh seksi Kushina, meremas buah dada yang dari tadi bergerak mengikuti gerakannya.
"Kaasan, aku keluar!"
"Ahhhh!"
Kushina ikut mendesah karena dia juga mendapatkanOrgasme-nya bersamaan dengan Naruto yang menyemburkan cairan hangatnya. Keduanya pun menarik napas dalam-dalam, Kushina sendiri merasakan kepuasan batin karena bisa melakukan Seks setelah sekian lama, walaupun dengan putra semata wayangnya itu.
"Sochikau hebat sekali." Wanita itu menarik dirinya, mengeluarkan penis Naruto yang sudah lemas. Dia pun berbalik, dan menatap bocah pirang itu. "Benda ini memang keterlaluan." Kushina meremas penis Naruto, dia mendekatkan dirinya pada Naruto, bibir seksinya mencium bibir Naruto dengan mesra. "Daripada dengan lelaki lain, mending denganmu sajaSochi."
"..."
"Penismu sungguh nikmat, sayang."
Tubuh Naruto merinding mendengar sebuah suara yang seksi dari Kushina.
...
..
.
Chapter 5: Rapat dadakan
Kushina menatap langit siang yang cerah, dia mengerutkan dahinya melihat seekor burung yang sedang terbang di atas. Kedua mata violet itu menatap Naruto yang saat ini tengah tertidur di atas rerumputan, wanita itu pun mencoptakan sebuah kloning dirinya andaikan Naruto bangun dari tidurmya. Kushina pun pergi menggunakan Shunshin miliknya.
Wanita itu dipanggil oleh Hokage untuk menghadap setelah melaksanakan pelatihan bersama Naruto. Dia berdiri tepat di depan meja panjang yang menghubungkannya dengan Hokage, tatapannya menajam saat dia melihat tiga sosok tetua desa Konoha. "Kali ini ada apa?" tanya Kushina. Wanita itu sangat tidak menyukai ketiga orang tua dibelakang Hiruzen.
"Kita rapat dadakan disini!" Hiruzen membuat sebuah segel tangan, dia menciptakan ruangan kedap suara agar tak ada yang bisa mendengar percakapan mereka. Sejauh mata memandang, Kushina melihat beberapa kursi serta kursi empuk untuk semua penghuni ruangan tersebut. "Tolong, duduklah Kushina!"
Wanita itu mengangguk kecil mendengarnya, dia lalu duduk di sebuah kursi kosong, ketiga orang tua tadi pun ikut duduk di kursi kosong yang lainnya. Aura intimidasi sangat terasa di dalam ruangan tersebut, Hokage ketiga pun menghela napas. "Mari kita mulai!"
Sosok wanita tua itu mulai berdehem sebentar, lalu menjelaskan kenapa mereka memanggil Kushina. "Kushina Uzumaki, kami disini memanggilmu untuk menyodorkan sebuah proposal." Kushina mengernyitkan dahinya mendengar penjelasan dari wanita tua itu. "Kami ingin kau menjadi tunangan dari Sasuke Uchiha."
Kerutan di dahi Kushina bertambah setelah mendengar sebuah pernyataan yang mengharuskan dirinya untuk menjadi tunangan dari Uchiha terakhir itu. "Tunggu dulu! Memangnya kau pikir aku ini apa? Ternak bayi!?" Wanita itu langsung berteriak marah mendengar perkataan dari Utatane Koharu. Dia tak mau dijodohkan oleh siapapun, kecuali dia memilih sendiri orang yang akan menjadi pendampingnya nanti. "Dengarkan aku wanita tua! Kau itu siapaku sampai menyuruh aku menjadi Uchiha manja itu?"
"Ini untuk menyelamatkan Clan Uchiha yang di bantai saat itu, Kushina. Dan dia memilih dirimu untuk menjadi pendampingnya."
"Aku jijik dengan hal ini, Koharu Utatane. Kalian bertiga menyuruhku kemari hanya untuk menjadi tunangan si Uchiha manja itu?! Kalian bercanda, Hokage ketiga mungkin akan menolak proposal itu, karena dia tahu kalau aku tak akan menikah dengan orang lain, lalu kalian? Mending aku berhubungan badan dengan Naruto daripada dengan bocah manja nan tak berguna itu."
"Kushina, tolong tenanglah-"
"Bagaimana aku bisa tenang?! Kalian menyuruhku bertunangan dengan bocah itu?! Dia tak lebih dari anak manja yang kalian beri hadiah." Kushina menggebrak meja, dia benar-benar tak habis pikir dengan apa yang kau katakan, wanita tua!"
Suasana pun mulai tegang dengan penolakan keras yang di layangkan Kushina pada ketiga tetua itu, Hiruzen terus saja diam, dia tak ingin ikut masuk ke dalam permasalahan tersebut, dia sendiri tahu akan kegiatan Kushina dengan Naruto. Dia memang terus mengawasi gerak-gerik keduanya, Kushina memang punya sikap yang sedikit aneh dimatanya.
"Koharu, cukup! Kushina tak akan mau jika mau paksa seperti itu, dia akan tetap pada pendiriannya."
"Tapi Hiruzen, itu adalah permintaan Uchiha Sasuke, kita tak bisa men-"
"Tidak Koharu, kau tak bisa memaksa kehendaknya."
Koharu terdiam, dia tak membalas perkataan Hiruzen barusan. Danzo yang diam pun mulai ikut berbicara. "Hiruzen, bubarkan rapat ini!"
Hiruzen mengangguk menyetujui perkataan Danzo. Dia pun menyuruh Koharu serta serta mantan rekan setimnya itu pergi dari ruangan itu, dan membubarkan rapat dadakan tersebut. Kushina sendiri juga disuruh oleh Hiruzen untuk pergi dari tempat tersebut.
"Kau tidak menyetujui proposal itu, Danzo?"
Danzo terdiam, lelaki tua itu seolah berpikir setelah diberikan sebuah pertanyaan oleh Hiruzen. "Sebagai sahabatmu, serta rekan timmu, aku menyetujui apa yang dikatakan Kushina. Wanita itu tak akan bisa dipaksa, dia keras kepala. Di lain sisi, aku sendiri sedikit merasa bersalah karena menyuruh Itachi membunuh semua anggota Klan-nya."
"Itachi sama seperti kita, dia mencintai Desa ini, apapun yang terjadi."
Danzo tertawa mendengarnya. "Jika Itachi mati, kenang dia sebagai pahlawan." Dia pun pergi dari ruangan tersebut, meninggalkan Hiruzen yang sedang tersenyum pada dirinya.
...
..
...
Di luar kantor Hokage, Kushina memandang tak suka jalanan Konoha, dia benar-benar membenci Klan Uchiha kecuali salah satu temannya dari Clan tersebut, Mikoto Uchiha. Dia benar-benar ingin memukul Uchiha Sasuke saat itu juga, dia seenaknya mengajukan sebuah proposal pertunangan antara dirinya dan si Manja Uchiha itu.
"Oh, Kaasan."
Lamunan Kushina pecah saat mendengar suara dari putranya yang kebetulan berada di sekitar kantor Hokage. "Sochi? Kenapa kau ada disini?" tanya Kushina heran. Dia menatap Naruto yang baru saja memakan sebuah dango.
"Kebetulan aku kesini, karena Bunshinmu mengatakannya saat aku bangun tidur tadi." Dia pun memakan Dango terakhirnya. "Jadi aku pergi membeli Dango, karena aku sedikit lapar."
Kushina mengerjapkan kedua matanya beberapa saat, dia lalu mengajak Naruto untuk kembali ke rumah setelah dirinya ikut rapat dadakan. Dia terus berpikir jika Uchiha Sasuke akan terus berusaha untuk mendapatkan dia, Kushina sangat tak menyukai Sasuke, dia benar-benar membenci bocah itu. Wanita itu melirik Naruto yang berjalan di sampingnya, kedua pipinya merona, lidahnya membasahi bibir seksinya. Sebuah senyum mesum terpatri di wajah cantik Kushina.
"Kita harus cepat!"
Naruto tersentak, dia melihat ibunya itu sudah melompati atap rumah warga Konoha, dia pun ikut melompat untuk mengikuti Kushina. Beberapa saat kemudian, mereka sampai di kediaman Uzumaki. Kushina dan Naruto masuk ke dalam rumah tersebut.
Tawa kecil keluar dari Kushina, dia lalu menutup pintu rumah itu, dan tak lupa untuk menguncinya. Kushina yang berjalan dibelakang Naruto pun langaung memeluk bocah itu, kedua tangannya mulai meraba tubuh putranya itu hingga ke bawah.
"Kaasan?!"
Kushina hanya memberikan seringai mesum sebagai tanda jika dirinya menginginkan Naruto, wanita itu lalu melepaskan celana panjang yang dikenakan oleh putranya, dan membiarkan penis tegang itu keluar dari sangkarnya. Kushina dengan kedua telapak tangannya dengan lembut mengocok penis Naruto dari belakang tubuh bocah itu.
Kushina meletakkan dagunya tepat di bahu Naruto. "Sochi, Kaasan ingin dirimu," gumam Kushina dengan nada seksinya. Wanita itu terus mengocok penis ereksi Naruto, dia memainkannya seolah benda itu adalah sebuah dildo. Kushina tak sampai disitu saja, dia lalu menciumi pipi Naruto. Dirinya sungguh gemas dengan putra semata wayangnya itu.
"Kaasan... Ahh..."
"Ufufu, kau lucu sekali Sochi."
Wanita itu terus mengocoknya, dia juga memainkan dua buah bolah Naruto. "Kaaasann..." Naruto pun klimaks, dia mengeluarkan sperma dan membasahi tangan putih Kushina.
Kushina menarik kedua tangannya, dia lalu menjilati sperma yang berceceran di kedua tangannya itu. "Sperma Sochi sungguh lezat."
"Kaasan... Jahat..."
Tawa Kushina terdengar oleh Naruto, ia kemudian berdiri dan berjalan mendahului Naruto. "Kaasan sendiri tak tahan dengan Sochi. Kau begitu menggoda, Naruto." Dia pun berbalik, pakaiannya mulai ia lepas satu persatu, Naruto meneguk ludahnya dengan susah payah saat melihat tubuh seksi dari Ibunya itu. Wanita itu kemudian menarik Naruto untuk duduk di sofa keluarga, Kushina berjongkok tepat di depan Naruto, dia kemudian mengapit penis lemas Naruto menggunakan kedua payudaranya.
Kushina menaik turunkan buah dadanya, dia juga memberikan air liurnya pada belahan dadanya. Naruto kembali meneguk ludahnya dengan susah payah, penisnya kembali bangkit dari tidurnya, benda tersebut kembali tegang setelah Kushina memberikan pijatan padanya.
"Kaasan..."
"Ya sochi? Kau menikmatinya?"
Naruto merona, dia menatap ke arah lain agar Kushina tak melihat rona merah di wajahnya. Kedua tangan Naruto mulai bergerak, dia mengarahkan kedua tangannya itu pada payudara Kushina, dia meremasnya dengan lembut serta menggerakkannya naik turun. Kushina sendiri tersenyum menatap Naruto yang ikut menggerakkan payudaranya naik turun.
"Dadamu begitu lembut, Kaasan."
Kushina menyeringai mendengar pujian dari Naruto. Dia pun menarik kedua dadanya, lalu menggenggam penis tegang Naruto, dia pun melahap penis Naruto menggunakan mulutnya.
"Eh?!"
Kushina memberikan Blowjob pada Naruto, serta memberikan remasan pada penis tegang Naruto. Kedua mata violet Kushina menatap wajah putranya itu, tatapan menggodanya membuat Naruto tak tahan saat menatap wajah cantik itu. "Sochi sudah dewasa ya, Kaasan masih ingat dulu kau menyusu pada Kaasan, tapi sekarang Kaasan yang 'menyusu' pada Sochi," ujar Kushina. Dia menempelkan penis ereksi itu pada pipinya, sembari terus mengocoknya pelan. "Menu utama?"
Naruto tak menjawab sama sekali, membuat Kushina kembali tertawa. Wanita itu kemudian berdiri, dan bergerak untuk duduk di atas tubuh Naruto. Dia mengarahkan penis Naruto pada liang senggamanya. Kushina menurunkan pinggulnya, memasukkan penis itu ke dalam tubuhnya, Kushina melenguh nikmat saat benda besar itu mulai merangsek masuk ke dalam tubuhnya. Dia tersenyum dengan wajah merona miliknya saat penis itu masuk, kedua tangannya meremas buah dadanya guna menggoda putranya itu.
"Sensei akan memberikan pelajaran lebih untuk muridnya," gumam Kushina.
Naruto sendiri mengangkat kedua tangannya, dia meletakkannya pada payudara Kushina, lalu meremas lembut benda empuk itu, Kushina menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga penis Naruto keluar masuk di dalam tubuh Kushina.
"Kaasan..."
...
..
...
Naruto mengarahkan penisnya, di depan pemuda itu terlihat Kushina yang sedang menungging disertai dengan kedua jarinya yang membuka liang senggamanya. Naruto mendorong pinggulnya, hingga semua penisnya masuk ke dalam liang Kushina. Wanita itu memekik setelah semua benda Naruto masuk ke dalam, kedua tangannya langsung meremas sofa yang saat ini ia pegang.
Kedua tangan Naruto memegang pinggul Kushina, dia meremasnya lembut sebelum dirinya mendorong pinggulnya. Penis Naruto keluar masuk di dalam tubuh Kushina, menggesek dinding rahim Kushina yang sudah basah, membuat wanita cantik itu mendesah tertahan.
Naruto terus menggerakkan pinggulnya, penisnya seolah di apit oleh dinding rahim Kushina, dia menikmati pijatan dari dalam dinding rahim Kushina. Naruto kemudian mendekatkan dirinya pada Kushina, dia menempelkan dada bidangnya pada punggung mulus milik Kushina, memeluk tubuh seksi Kushina.
Pinggang Naruto terus bergerak, bibirnya mendekati telinga Kushina lalu menggigit pelan saun telinga Kushina. Kedua tangannya tak lupa untuk meremas payudara besar Kushina.
"Sochi...uhh..."
Kushina mendesah saat dia menikmati pergumulannya dengan Naruto. "Kaasan, kaasan..." Naruto mempercepat tempo gerakannya, penisnya kelusr masuk didalam tubuh Kushina. "Aku..."
"Penuhi Rahim Kaasan, Naruto!"
Naruto menancapkan dalam-dalam penisnya itu, dia menyemburkan spermanya yang banyak ke dalam tubuh Kushina, bersamaan dengan klimaks dari wanita berambut merah itu.
Kushina langsung ambruk, tubuhnya lemas setelah persetubuhannya dengan Naruto barusan. "Uhh, Kaasan capek."
Naruto menarik dirinya, dia mengeluarkan penisnya dari dalam tubub Kushina, lalu duduk di samping tubuh telanjang Kushina. "Kaasan tak pernah puas?"
"Aku sudah puas Sochi, dan kau adalah pemuasku."
"Ronde kedua?"
"Boleh!"
...
..
.
