Rat Slayer chapter 34

Dimulainya peperangan

Ketika para Scout telah melihat kedatangan musuh mereka dan posisinya berada pada titik jangkauan serangan segera mereka memberikan sinyal, menanggapi pesan yang dikirim itu unit serangan jarak jauh menyiapkan serangan. Mereka terdiri dari para pemanah dan para Apprentice mage serta beberapa yang sudah menjadi Wizard dan Witch, kilauan muncul ditongkat para mage, Wizard, dan Witch.

"Lepaskan serangan!" perintah Florina

"Firebolt!"

"Thunder Shot!"

"Stone Throw!"

"Water bullet!"

"Wind Missile!"

"Rapid Shot!"

Semua serangan jarak jauh milik para Apprentice mage, Mage, Wizard, Witch, dan Archer menghujani pasukan yang mencoba menyerang kota air. Para Scout yang mengawasi serangan itu, harap-harap cemas dengan hasil serangan gabungan itu. Debu tebal menyebar di udara akibat hantaman serangan itu.

"Apa serangannya berhasil?"

Florina bertanya pada para scout hasil serangan gabungan itu, para scout yang sedang mengamati perlahan mulai melihat mayat bergelimpangan dari musuh yang terkena serangan gabungan itu lalu mengkonfirmasi.

"Iya, mereka yang ada di daerah jarak serang sudah tumbang!"

"Woooaah!" teriakan menggema dari para prajurit dan Petualang saat menerima kabar itu.

"Harap tenang semuanya! Ini baru permulaan kita hanya boleh bergembira, ketika semua musuh sudah kita kalahkan!"

Adalah Kuisha yang menginterupsi kesenangan para prajurit dan Petualang, apa yang diucapkannya itu benar adanya. Menunjukkan kelengahan saat berhasil memberi serangan pertama, akan memberi dampak besar pada keseluruhan alur peperangan. Sikap selalu waspada adalah hal yang harus dimiliki ketika dalam peperangan.

"Itu benar, segera siapkan serangan berikutnya!"

Sekali lagi para mage dan pemanah menyiapkan sihir dan panah mereka untuk menyerang, namun kali ini serangan mereka terhalang oleh sesuatu penghalang tipis dan yang lebih mengerikan lagi adalah musuh yang tadi sudah terlihat mati kini kembali bangkit.

"Ini tidak mungkin!"

"Apa yang terjadi? katakan!"

Kali ini Kuisha ingin tahu apa yang membuat para Scout itu melebarkan mata dan membuat ekspresi rumit. Dari situ wanita High Elf ini menyimpulkan sesuatu yang tidak beres terjadi, dengan tubuh yang gemetaran salah satu Scout menyampaikan.

"Serangan kita tertahan Barrier. Lalu-"

"Lalu apa?"

Scout menelan liur saat memberikan jawaban disertai suaranya mengambang, langsung mendapat pertanyaan cepat dari Kuisha. Dia menyampaikan dengan terbata.

"m-mayat ya-yang sudah mati pada serangan pertama, me-mereka hidup kembali!"

"Apa!"

Semua wajah yang tadinya bersemangat, karena mengira berhasil mengurangi jumlah lawan mendadak bungkam setelah mendengar penjelasan dari Scout.

Kuisha bahkan lebih terkejut sebab rencana yang dia susun malah tidak berarti, urat kepalanya kini muncul untuk mencari solusi agar arus kemenangan tetap berhasil di dapatkan.

"Tidak ada cara lain, semua pasukan baris depan segera bersiap menyerang-"

Belum selesai Kuisha memberi perintah, terdengar suara khas dari terompet milik para Goblin yang bernama Horn of the Goblin General. Itu adalah sebuah pertanda dari para Goblin, kalau mereka hendak menggerakan pasukan utama.

"Goblin Warrior, Goblin Knigth serta Goblin Rider sudah bergerak!"

Mendengar itu Florina mengambil alih.

"Kalau begitu Royal Knight! Angkat pedang dan perisai kalian, hari ini adalah saat dimana pedang kalian yang selalu puasa. akan berbuka dengan darah para musuh di depan sana. Berikanlah pedang kalian darah segar, dari musuh yang mencoba menghancurkan salah satu The Four Holy City."

"Woooaaah!" Para pasukan Royal Knight mengangkat pedang dan perisai mereka, serta mulai berbaris dan bergerak.

Melihat Florina sudah mengkomando pasukannya, Lenneth Kingscrown mencoba untuk tegar. Rasa trauma pada Goblin membuatnya sedikit takut, namun saat dia mengingat kejadian yang sebelumnya keberanian itu muncul. Sebab dia yakin pada orang yang telah mengucapkan janjinya.

"Atas nama dewi Freya! Kita juga akan menyerang, semuanya satukan kekuatan untuk menghancurkan musuh yang mencoba menodai kota suci yang telah dipilih oleh Dewi Freya. Knight of Templar, berikan jawabanmu!"

"All hail Freya-sama!"

Semua moral petualang juga meningkat, ketika dua pasukan bersorak untuk memasuki medan peperangan. Salah seorang dwarf petualang mengangkat pedangnya tinggi dan membaca syair peperangan

"Dentingan pedang beradu, satu kelengahan kematian menunggu.

Keringat dan darah, dua hal yang akan membanjiri tanah

Semua usaha dan kerja keras, hari inilah waktunya memeras

Tujuan kita hanyalah satu, mengangkat senjata untuk membantai semua Musuh!

Itulah yang dinamakan Perang, semuanya berikan suara kalian!"

"Wooaaahhh!"

"Syair yang bagus!" komentar seorang warrior muda.

"Dengan ini semangat ku terisi kembali," ucap Rhea Archer

"Aku harap gerakanmu lebih baik dari syair yang baru kau nyatakan, cebol!" Respon High Elf Wizard sambil membusungkan dada miliknya.

"Sialan, akan kupastikan membunuh lebih banyak Goblin daripadamu, ras Hutan!"

Sang Dwarf tidak terima jika kemampuannya lebih rendah daripada syair yang baru dia lantunkan, lalu sang Elf Wizard menawarkan sesuatu sebagai penyemangat.

"Kita taruhan, pemenangnya akan mendapatkan apa yang diinginkan?"

"Aku setuju!"

Dengan itu tiga pasukan besar terdiri dari para petualang, Knigh of Templar dan Royal Knight memasuki medan peperangan. Kedua pasukan besar itu akhirnya bertemu dan saling menyabet pedang ke arah lawan yang ada di depannya. Para support dari dewa dan dewi lain membantu

"Atas anugerah sang Zoshonel's penjaga api, berikan kekuatan kepada mereka yang kutuju! Enchant Fire!"

"Sang Hahnela's penjaga angin berikan tiupan lembutmu pada kami para petualang, Wind Protection!"

"Sang Bartha's penjaga Tanah, dengan kekuatanmu berikanlah dukunganmu bagi kami, Acid Splash!"

"Sang Gurza's penjaga air berikanlah kami kesejukan yang tengah dilanda dahaga, slow move!"

"Dewa Ares lihatlah pengabdimu yang akan mengamuk, Howl war!"

"Dewi Freya berikanlah cinta kasihmu pada kami yang lemah, Blessing!"

Tak terhitung banyaknya para pemantra yang mengggunakan keajaiban mereka, untuk membantu garis depan menghadapi pasukan utama dari legiun Goblin. Serangan asap yang berasal dari tanah membuat beberapa goblin meleleh, karena asam itu adalah Acid Splash.

Pedang para pasukan terselimuti api berkat keajaiban Enchant Fire, tiga Goblin berusaha menyerbu seorang Rhea Warrior. Bocah itu sudah ketakutan karena tidak bisa selamat, namun sebuah dinding angin melindunginya dan para Goblin yang mencoba menyerang terpental akibat ulah mereka.

Saat itulah sang Rhea menggunakan pedangnya untuk menggorok leher para Goblin yang terjungkal tadi, berkat keajaiban Wind Protection dia bisa selamat.

Enam Goblin mencoba menyergap Dwarf barbarian yang sedang mengistirahatkan tubuhnya karena lelah. Sang Dwarf bersiap menyabet lawannya, tapi gerakan para Goblin begiu cepat.

"Sial tidak akan sempat!"

Tiba-tiba tubuh para Goblin terselimuti cahaya biru dan wajah mereka terkejut sebab gerakan mereka melambat. Hal itu menguntugkan Dwarf, segera saja kapak miliknya berayun bebas.

Membelah para Goblin dari pinggang, leher dan juga kepala sampai buritnya. Berkat keajaiban Slow Move dia selamat. Rekannya memuntahkan isi perut, saat melihat hasil serangan sang Dwarf.

Moral para pasukan meningkat karena keajaiban Howl War, serta tubuh para petualang terselimuti cahaya suci dari keajaiban para priestes Freya. Menambah semangat mereka untuk menghabisi musuh yang ada di depannya. Namun tiba-tiba seorang Scout tersambar petir dan tubuhnya hangus, lalu Lizardman yang gagah mendadak tertusuk sebuah anak panah besar di titik butanya.

Lalu muncul beberapa petualang menjerit ketakutan, sebab goblin ukuran raksasa muncul dan menangkap mereka. Melihat kawannya berada pada tangan monster itu, hanya teriakan yang bisa dilakukan. Lalu Florina yang mengerti segera berujar.

"Itu Hob Goblin!"

Matanya sibuk mencari keberadaan pimpinan musuh tapi tidak ketemu, lalu dia memfokuskan tatapan pada sang Hobgoblin. Dia siap melemparkan sihir miliknya. Sebuah rune sihir mulai muncul namun segera dia membatalkan keajaibannya, sebab merasakan sesuatu yang membahayakan mendekat.

Dugaannya benar, sebuah mayat yang kepalanya sudah lepas dari anggota tubuhnya melesat menuju dirinya. Tali kekang ditarik dan sang kuda mengikuti intruksi sang penunggang untuk menghindari serangan itu, mayat tersebut melesat dan berhenti setelah menghantam satu Hob yang mencoba membunuh seorang warrior.

Berkat serangan itu sang Hob Goblin jatuh dan segera menemui ajal, setelah 3 petualang di sekitarnya mengatasi Hob tersebut. Florina menggertakan gigi dan matanya menajam kemudian mengumpat

"Cih Goblin Champion! Benar-benar merepotkan. Tapi ada yang aneh, Goblin tidak mungkin memiliki teknik sesempurna ini untuk menyerang. Apa ada yang mengatur mereka selain Goblin Lord."

In anoter Place

Rat slayer dan party nya sedang mengamati pertarungan yang terjadi, ayunan pedang yang menebas kulit musuh serta kepala, lengan, kaki, dan tubuh yang terpotong membuat mereka meremas. Namun tidak ada satu perintah yang keluar dari mulut sang ketua party. Sang Warrior habis sudah kesabarannya.

"Mereka sudah bertarung dan kita hanya mengamati, apa kau takut pada peperangan, Ketua!"

Tidak ada tanggapan atas ucapannya itu, lalu scout juga ikut menambahkan.

"Jika kita tidak mengambil tindakan selama ini, bukankah kita sama saja sedang melarikan diri?"

Setelah dua anggotanya mencoba untuk memulai gerakan, Naruto menatap wajah-wajah anggota Partynya berisi keinginan kuat untuk segera menuju pertempuran.

Sekilas dia mengingat kembali bagaimana pandangan orang-orang pada Ras Night Elf, mereka begitu membencinya sebab kesalahan yang diperbuat leluhur mereka.

'Padahal mereka senasib dengan klanku?' itu adalah pertanyaan di dalam hatinya.

"Kenapa kalian mau membantu, mereka itu sama sekali tidak menghormati ketulusan kalian."

Mata mereka melebar ketika ketua Partynya, menyinggung soal tindakan diskriminasi yang dilakukan pada ras mereka. Wajah-wajah yang tadinya begitu yakin ingin terjun menolong, kini menunduk dengan bahu melemas. Semangat mereka yang tadinya berkobar layaknya api, kini menguap layaknya embun.

Pikiran mereka mulai terisi bagaimana mereka menerima diskriminasi tersebut, Healer dan dua Night Elf yang menemaninya bisa merasakan kebencian dari penduduk kota Air. Padahal mereka juga sudah berusaha membuat satu pencapaian, untuk menghapuskan ingatan tentang pengkhianatan leluhur Illidan Stormrage.

"Seribu kebaikan tidak akan menghapus satu kesalahan, camkan itu baik-baik."

Mereka yang mendengarnya kini sudah kehilangan semangatnya, tepat seperti apa yang sampaikan Naruto. Kebencian orang-orang terhadap Ras Night Elf begitu besar, hingga apapun yang telah mereka lakukan tidak akan bisa menghapus dosa itu.

Saat rekan-rekannya menunduk dengan bahu menurun, Sai menegakan dagu serta membusungkan dadanya.

"Jadi maksudmu, kita akan mengabaikan mereka sebab kebencian mereka. Rat Slayer! Aku bukanlah orang sekeji itu, mereka boleh menghinaku sepuasnya. Tapi ketika mereka dalam bahaya dan aku bisa membantu, maka aku akan mengulurkan tangan untuknya. Meskipun itu tidak berarti dihadapan mereka, tapi aku yakin perasaan itu tersampaikan. Kalau kami menyesali apa yang sudah diperbuat oleh leluhur kami dan ingin membuka lembaran baru sehingga bisa berjalan beriringan lagi."

Saat mendengar itu mata Naruto menerawang jauh, klan asli dirinya bukanlah Uzumaki itu adalah klan yang dia gunakan untuk melindungi dirinya. Agar tidak dibunuh oleh mereka yang bertemu dengannya. Kesalahan yang diperbuat oleh leluhurnya jauh lebih berat, dari apa yang dilakukan oleh Illidan Stormrage.

Ras Night Elf memiliki keberanian yang begitu hebat serta ketabahan yang besar dari perkiraannya, tidak hanya menerima semua luka itu mereka bahkan mau menolong orang yang sudah membuat mereka terluka. Itulah hal yang terlintas dibenaknya, karena itu dia merasa malu pada dirinya sendiri.

"Keberanian untuk menerima kesalahan leluhur dan membantu mereka yang telah menyakiti, itu sesuatu yang kupikir hanya ada dalam mimpi. Namun aku salah, kalian adalah wujud itu semua. Karena itu, maukah kalian menerima kebenaran dari diriku?"

Semuanya memandang serius pada sang ketua, sebab ingin tahu kebenaran seperti apa yang hendak diungkapkan oleh sang ketua. Lalu Sai mengangguk untuk mewakili yang lainnya. Setelah menerima konfirmasi itu, Naruto pun menyampaikannya.

"Aku berasal dari klan Namikaze bukan Uzumaki, marga uzumaki adalah milik ibuku tapi ayahku berasal dari Klan Namikaze."

Sontak semuanya melebarkan mata saat ketua party mereka menyampaikan hal tersebut, sang Warrior bahkan sudah memegang pedang dan hendak melayangkannya pada leher Naruto.

"Kurang ajar! Jadi kau berasal dari klan sang Traitor!"

Wajah-wajah mereka yang lemas kini berganti menjadi amarah, itu karena Klan Namikaze adalah satu-satunya Klan yang dulu pernah membunuh seorang Dewa pada masa second Age, mereka membunuhnya demi sebuah kekuatan dari dewa tersebut. Kekuatan yang di dapatkan klan itu adalah Doujoutsu yang setara dengan Sharingan dan Byakugan, nama mata itu adalah Tenseigan.

Dimana kekuatan mata itu salah satunya adalah menyalurkan kebencian pemiliknya ke target yang di tatap. Sai kemudian mengerti kenapa saat itu, ketika adik dari Raiser Phenex langsung limbung ketika Rat Slayer menatapnya.

'Jadi waktu itu, adik Raiser jatuh karena kekuatan mata miliknya,'ucap Sai dalam hati saat teringat peristiwa siang tadi di Diamond Knight Bar saat mengunjungi kawan lama.

Saat pedang sang Warrior hampir menebas leher Naruto, Raja Night Elf Sai menghentikan serangan itu dengan tongkat miliknya. Warrior terkejut saat rajanya menghentikan aksinya, segera dia menunduk karena sudah bertindak berlebihan.

"Warrrior! Sikapmu bahkan lebih buruk dari pada para penduduk yang membenci kita, mereka memang membenci kita. Tapi tidak satupun dari mereka yang mengangkat senjata ke arah kita, apa yang coba kau lakukan. Bertindak seolah Pahlawan yang telah membunuh keturunan Traitor! Apa itu yang kau inginkan, setelah dia mempercayakan identitas aslinya padamu?"

Warrior berlutut ketika rajanya menyampaikan hal tersebut, kini dia merasa malu sebab bersikap lebih buruk pada orang yang senasib dengan mereka. Semuanya juga menurunkan emosi dan sadar, kalau orang yang dihadapan mereka memiliki penderitaan yang sama yaitu dibenci karena kesalahan yang dilakukan oleh leluhurnya.

"Aku minta maaf karena mengikuti emosi, hingga lupa kalau kau memikul hal yang sama dengan kami."

Beruntung bagi empat kawannya adalah tidak ada stupun yang melakukan perbuatan seperti Warrior, jadi mereka bersyukur tidak mengikuti emosi. Naruto yang melihat Warrior berlutut segera mengulurkan tangannya.

"Ini adalah tangan yang mana di dalamnya mengalir darah klan yang telah membunuh seorang Dewa, maukah kau menyambutnya?"

Dihadapkan pada situasi itu ujung mata warrior terasa pedas, tanpa di duga sebuah liquid bening mengalir dipipinya. Dia begitu terharu akan bagaimana Rat Slayer menawarkan uluran tangan itu, serta malu karena sudah bertindak seperti tadi. Perlahan namun pasti tangan miliknya menyambut dan berkatalah warrior.

"Meskipun tangan ini mengalir darah sang Traitor, tapi bagiku sekarang tangan ini adalah milik ketua Party. Berikanlah perintah, aku tidak akan menentangnya, Ketua!"

"Kalau begitu kita diam dulu, sampai semuanya jelas!"

"Semuanya jelas!? Apa maksudmu?"

Sai bingung mendengar ucapan singkat itu, dia memang sedikit sudah bisa memahami jalan pemikiran ketuanya. Tapi dia juga masih kesulitan, memahami apa yang hendak diberitahukan sang ketua.

'Dia benar-benar membuat semuanya rumit.'

"Adalah satu pertanyaan, apa tandanya kita harus menunggu kebih lama lagi?" tanya Healer.

"Tapi kalau kita menunggu lebih lama lagi, korban akan jatuh lebih banyak!" sambung Scout.

"Jika gegabah kita adalah yang pertama mati, kurasa ketua memahaminya." Ucap Monk.

"Aku merasakan sebuah firasat, dan firasatku selalu benar." jawab Naruto.

"Dan apa itu?" tanya Sai.

"Sesuatu yang buruk sekali, pedang ini juga bergetar saat aku hendak maju, aku rasa dia mengingatkanku untuk tidak mengambil tindakan ceroboh." balas Naruto.

Tanpa di duga bahaya sebenarnya akan tiba, ketika semua yang berada di medan perang merasa kemenangan akan diraih.

Hai semua Jinchiriki Shukaku kembali. Kali ini aku post bagian awal dari Arc Invasion Water Town, tadinya ini kurencanakan untuk jadi selingan sebelum masuk Arc Harvest Festival.

Tapi setelah dipikir ulang, ini akan jadi Arc tersendiri. Penyebabnya nanti kalian bisa ikutin terus sampe masuk ke permulaan Arc Harvest Festivalnya.

Sebagai permulaan untuk dua Arc terakhir season ini, aku ingin tahu pendapat kalian di kolom komentar ya.

Aku meminta maaf karena baru bisa up setelah 2 bulan. Dan malah up cerita baru yang League of Holy Stone, tapi sejujurnya cerita itu, bermula dari kegabutan yang tidak pernah ada Author yang menjadikan Naruto sebagai Ras Minor di DxD.

Terlepas dari itu, aku juga tetep niat kok buat lanjutin series ini, buktinya adalah update kali ini. Meskipun aku yakin ada salah kata dan sebagainya. Maklum tidak ada yag sempurna.

Itu aja yang bisa ku utarakan dan tentang Klan Namikaze, itu bakal kubahas di Season 2. Season 1 bisa dibilang adalah pengenalan dunia ini dulu, sebab meski ngambil dari Gobsle tapi World Buildingnya adalah ciptaan ku sendiri.

Akhir kata semoga kalian senang dengan update kali ini dan sehat selalu.

Terimakasih karena sudah setia menunggu cerita ini update

Jinchuriki shukaku Out!