Naruto mendapatkan liburnya setelah menjalani sebuah misi, dia mengajak Kushina sang Ibu untuk ikut dalam liburannya ke sebuah penginapan dengan pemandian air panas di sana. Tapi ada beberapa hal yang membuat Kushina mengoda Naruto.


Naruto by Masashi Kishimoto.

Warning: Porn Without Plot, Incest, OOC, AU, Typo, Lemon/Smut, etc.

Pemandian air panas, Naruto serta Kushina berkunjung ke sebuah pemandian air panas yang tak jauh dari Desa Konoha, Naruto sendiri mendapatkan hari libur untuk beberapa minggu kedepan dan dia mengisinya dengan mengajak sang Ibu kandungnya itu pergi ke sebuah pemandian air panas.

Tentu saja dengan uang yang sudah ia tabung serta uang hasil misi terakhir beberapa waktu yang lalu.

Kushina senang saat di ajak oleh Naruto ke pemandian air panas. Mereka berdua bergegas menyiapkan segala hal lalu pergi ke tempat tersebut.

"Nee Sochi, kaasansenang saat kau mengajak untuk pergi ke pemandian air panas, sudah lama aku tak pergi ke sana."

Naruto tersenyum mendengarnya. "Aku senang jika kau senangkaasan."

Keduanya terus berjalan ke tempat dimana pemandian air panas itu berada, beberapa jam setelahnya mereka berdua sampai pada tempat itu. Naruto segera mendaftarkan diri di meja resepsionis, dia meminta satu kamar khusus denganonsendi dalamnya.

Setelah selesai memesan, mereka bergegas untuk pergi ke kamar tersebut, Naruto sendiri memesan kamar itu untuk beberapa hari kedepan. Di tempat itu juga akan di adakan sebuah festival lokal.

"Akan ada festival?"

"Iya, katanya untuk merayakan sebuah festival lokal disini, sekalian refreshing kan?"

Kushina mengangguk, sebuah senyum tercipta di wajah cantiknya. "Um, kau benar!"

Mereka pun sampai di kamar, pintu itu dibuka oleh Naruto menggunakan kunci yang diberikan oleh petugas resepsionis. Mata biru itu melihat interior dari kamar tersebut, dia merasa nyaman saat masuk ke dalam ruangan itu.

"Wah, bagus sekali!"

Naruto hanya tersenyum saat Kushina berkata seperti itu, wanita cantik itu langsung masuk ke dalam dan duduk di atas lantai yang ditengahnya ada sebuah meja.

"Sochi!Lihatlah, bantal duduk ini nyaman sekali!" Kushina mengibaskan tangannya menyuruh Naruto untuk menghampiri dirinya. "Ini akan menjadi liburan yang menyenangkan, benar begitu Naruto?"

"Iya, kau benarkaasan."Naruto mengangguk sembari duduk di atas bantal itu, dia pun melihat sebuah piring yang berisi buah jeruk di atasnya. Pemuda itu kemudian mengambil satu dan mengupasnya, dia memakan potongan jeruk itu.

"Nee, sochi.Besok kita jalan-jalan ke festival itu ya?"

Naruto mengangkat kedua alisnya mendengar permintaan dari Kushina, pemuda itu mengangguk kecil menyanggupi permintaan tersebut.

"Dan sekarang, kita akan mandi!"

Naruto tersenyum, tapi senyuman itu tak bertahan lama, dia menatap Kushina dengan pandangan terkejutnya. "Eh?!"

"Huaaahh!" Kushina mendesesah saat tubuhnya masuk ke dalamonsen. "Enak sekali. Kemari Naruto! Berendam bersamakaasan."

Naruto terlihat meneguk ludahnya dengan kasar saat Kushina mengajaknya untuk berendam bersamanya, dia pun melangkahkan kakinya mendekati Kushina lalu mulai masuk ke dalamonsentersebut.penisNaruto sudah mulai mengeras saat melihat tubuh putih mulus milik wanita merah itu, kedua payudara Kushina mengambang di atas air hangat itu.

Gumpalan daging itu terlihat lezat di mata Naruto, ingin rasanya dia meremas buah dada Kushina yang mungkin ukurannya pas saat ia menggenggamnya. Kushina melihat gerak-gerik mata Naruto, dia tersenyum menggoda saat Naruto terus saja menatap buah dadanya.

Kushina pun mulai menggerakkan tubuhnya, payudaranya juga ikutan bergerak kesana kemari. "Uhh, begini lebih nyaman." Dia menggeser tubuhnya mendekati Naruto, putranya itu salah tingkah serta wajahnya sudah mulai merona, godaan Kushina semakin menjadi, wanita cantik itu membuka handuk putih yang menutupi kedua payudaranya.

Naruto terdiam, dia melihat sang Ibu itu membuka handuk putih itu hingga telanjang bulat di dalamOnsen. "Ada apa?"

"Bu-bukan apa-apa!"

Kushina melebarkan seringainya, tangan putihnya itu merambat menuju ke area selakangan Naruto, dia memasukkan tangannya ke dalam handuk yang dikenakan Naruto dan menangkap sebuah benda yang sudah berdiri. Tangan kiri Kushina meremasnya lembut, wanita itu tersenyum melihat wajah Naruto yang tengah menahan sesuatu.

"Menahan apa,sochi?"tanya Kushina. Dia menggerakkan tangannya naik turun, mengurut benda keras itu dengan lembut di dalam air. Bibirnya mendekat ke pipi Naruto, dia mencium lembut pipi putranya itu. "Kau ingin merasakan yang lebih, Naruto?"

"Kyah!"

Pekikan kecil terdengar sampai ke telinga Naruto saat dia menggenggam salah satu payudara Kushina, tubuh Naruto menegang saat mendengarkan pekikan kecil itu.

"Naruto nakal." Kushina kembali menggoda Naruto, dia terus menggerakkan tangannya naik turun. "Lakukan terus, remas jika kau mau," ujar Kushina, lidahnya menjilati pipi merah Naruto.

"Ka-kaasan!"

Naruto langsung beranjak dari tempat tersebut, dia sendiri duduk di pinggiran kolam, penisnya masih di genggam oleh Kushina. Pemuda itu pun menyemprotkan spermanya tepat di wajah cantik Kushina.

"Kyah!"

Kushina menarik tangannya, dia mengusap cairan putih kental yang menempel di wajahnya. Lidahnya keluar untuk menjilati sperma yang menempel di jarinya.

"Ma-maafkan aku."

Kushina malah menyeringai, dia kembali menggenggam penis Naruto dan memasukkan benda yang sudah lemas itu ke dalam mulutnya. Naruto dibuat terkejut akan tingkah Kushina saat ini, dia melihat wanita itu memberikan sebuahBlowjobpada dirinya.

Wanita itu menyampirkan helai rambutnya yang turun, kepala merahnya terus naik turun. "Kaasan..."Kushina menghentikan kegiatannya, dia mendongak menatap putra semata wayangnya itu dengan sebuah senyuman menggoda, wajah cantik itu juga merona saat menatap Naruto.

"Ada apa, hm?" Kushina mendekatkan dadanya pada penis lemas Naruto. "Apasochiingin menghentikan ini?" Naruto menggaruk pipinya yang tak gatal itu, dia benar-benar dibuat mati kutu oleh Kushina. "Ei!" Wanita menarik tubuh Naruto untuk kembali masuk ke dalam kolam tersebut. Kushina tertawa kecil melihat wajah Naruto yang sedang merasakan sakit dibagian pantatnya.

"Kaasan..."

"Sudahlah, kita nikmati saja," balas Kushina. Wanita itu duduk di atas paha Naruto sambil menyandarkan punggung putihnya pada dada bidang Naruto. "Pelukkaasan!"

"U-um!" Kedua tangan Naruto beranjak dan memeluk perut dada Kushina, keduanya merapatkan tubuh mereka.

"Fufufu, penismu bangun lagi."

"Ma-maafkan aku."

"Tak apa,dear."

Keesokan harinya, Naruto berjalan bersama sang Ibu di sebuah festival. Keduanya terlihat sangat senang saat mencoba beberapa permainan yang ada, mereka juga mulai mencicipi beberapa makanan yang tersedia di tempat tersebut.

Sampai pada akhirnya, kedua orang itu berada di sebuah bukit yang jauh dari tempat festival itu bersda. Kushina duduk di atas rerumputan menatap langit yang sebentar lagi akan ditembaki beberapa kembang api. Dia mengingat beberapa kenangan bersama mendiang suaminya dahulu dan sekarang dia tengah menikmati malam itu bersama putranya.

"Bagaimana Naruto?"

"Indah sekali,kaasan."

"Ya, indah sekali."

Naruto pun duduk di samping Kushina, tubuh mereka berdekatan satu sama lain. Beberapa saat kemudian kembang api itu meluncur ke atas langit dan meledak di sana.

Keduanya tersenyum menatap pemandangan kembang api itu, Naruto sendiri menatap wajah Kushina yang sudah mulai bersemu merah menatap kembang api itu, dia melihat wajah cantik milik Kushina itu dengan intens.

Merasa di tatap oleh seseorang, Kushina menoleh dan balas menatap Naruto, senyuman tipis terpatri diwajah cantiknya. "Kau mirip dengan Ayahmu, Naruto." Wanita itu berujar, tangannya mengelus pipi Naruto dengan lembut."Kaasansenang bisa melihat pertumbuhanmu sampai seperti ini. Minato mungkin akan bangga sekaligus kesal karena putranya digoda oleh Ibunya."

Wajah Naruto langsung merona mengingat kejadian di kolam pemandian air panas kemarin, membuat Kushina tertawa kecil melihatnya, wanita itu kemudian menarik kerah Yukata yang dikenakan oleh pemuda itu dan mencium bibir Naruto.

Kedua mata biru Naruto membola sempurna saat bibirnya di sumbat bibir seksi milik Kushina, kedua tangan wanita itu mendorong Naruto untuk merebah di atas rerumputan sambil terus mencium pemuda itu. Tubuhnya saat ini berada di atas tubuh putra semata wayangnya itu, vagina Kushina yang ditutupi oleh kain Yukata yang dikenakannya.

Kedua tangan Naruto membalas Kushina dengan cara memeluknya, salah satu tangannya turun kebawah hingga sampai pada pantat sintal Kushina, Naruto meremasnya lembut membuat wanita itu melenguh di dalam ciuman mereka.

Tubuh Kushina menegang saat itu juga, rasanya sangat panas saat Naruto meremas pantatnya. Kushina menarik ciumannya, dia duduk tepat di atas penis tegang Naruto. "Anak nakal," ujarnya dengan sebuah senyum menggoda. Wanita itu membuka bagian atas Yukata miliknya, payudara Kushina terlihat menyembul dari dalam sana.

Naruto meneguk ludahnya saat melihat dua benda besar itu terpampang jelas didepan wajahnya. Dia bangun dari tidurnya, kedua tangan Naruto terangkat dan menyentuh benda kenyal itu, Kushina menggigit bibir bawahnya saat Naruto mulai menyentuh payudaranya, dia pun juga ikut bereaksi dengan cara menggenggam pergelangan tangan Naruto.

"Jangan malu seperti itu."

"Kaasan?!"

Naruto tanpa sengaja meremas benda menggiurkan tersebut, desahan tertahan terdengar oleh Naruto. Kedua matanya melihat Kushina yang menahan sebuah sensasi aneh saat buah dadanya di remas oleh Naruto.

"Teruskan!"

Naruto mengangguk kecil, dia mendekatkan bibirnya pada salah satu puting susu Kushina, pemuda itu pun melahap puting susu Kushina, dia menghisap puting susu itu dengan keras. Kushina membuka mulutnya, kedua tangannya memeluk kepala pirang Naruto. Wanita itu dibuat melayang saat Naruto memainkan lidahnya di puting susu Kushina.

"Naru..."

Naruto sendiri terus memainkan lidahnya, ia tak lupa untuk meremas payudara menggiurkan itu. Kulit putih Kushina mulai diselimuti keringat. "Kau sudah basah."

"Uhh, kau yang membuatku basah, bego."

Keduanya pun berciuman untuk yang kesekian kalinya, Kushina mengalungkan lengannya pada leher Naruto untuk memperdalam ciuman mereka, lidah Naruto mulai masuk kedalam mulut Kushina mencoba untuk mengobrak-abrik bagian dalam mulut wanita itu.

Tangan Naruto berada di punggung putih Kushina, mengelus kulit yang diselimuti oleh keringat. Ciuman Naruto pun turun ke leher putih Kushina, dia memberikan beberapa bercak merah pada leher putih tersebut, kedua tangannya kembali meremas payudara Kushina.

"Ahhh, Naruto..."

Kushina mendesah nikmat saat dia terus dirangsang oleh Naruto. Pemuda itu menarik ciumannya, dia membuka bagian bawah Yukata yang dikenakan Kushina, dia sendiri juga mulai mengeluarkan penisnya yang sedar tadi sudah ereksi.

Kushina tahu maksud Naruto, dia mengangkat pinggul rampingnya lalu mengarahkan vagina basahnya pada penis Naruto. "Uhh, aku tidak sabar ingin merasakannya." Pinggul Kushina mulai turun, benda besar itu pun menyeruak masuk ke dalam tubuhnya. "Ukh!" Desahan tertahan keluar dari mulut Kushina saat penis itu masuk.

Kedua tangan wanita itu menggenggam bahu lebar Naruto, tubuhnya serasa sesak saat dimasuki penis itu.

"Kaasan...Sempit sekali."

Kedua tangan Naruto menggenggam pinggul Kushina, dia mendorongnya kebawah hingga semua penisnya terbenam ke dalam vagina Kushina.

Wanita itu mendongak terkejut saat benda itu masuk dengan sekali hentak, dia mencoba mengambil napas banyak-banyak. "Be-besar!" Wanita itu kemudian menggerakkan pinggulnya naik turun, desahannya terdengar merdu ditelinga Naruto, pemuda itu mengelus pinggul ramping Kushina, membuat sang wanita mendesis geli merasakannya.

Bulu kuduk Kushina berdiri saat Naruto terus merangsangnya. "Kau begitu nikmat di dalam sana."

"Na-naru..."

Naruto membuka mulutnya, dia pun melahap puting susu Kushina untuk yang kesekian kalinya. Kushina mempercepat gerakan pinggulnya, dia ingin lebih dari ini.

"Na-naru, berikan aku yang lebih..."

Naruto mengerjapkan kedua matanya, dia menyeringai dan membuat sebuah segel tangan khas. Sebuah ledakan asap tercipta, bayangan Naruto tercipta saat itu juga. Kedua pemuda pirang itu mengangguk dan dia bersiap dengan penisnya yang sudah ereksi.

Bayangan Naruto mendorong tubuh Kushina ke depan, membuat Naruto yang asli serta wanita itu terdorong, bayangan itu lalu mencoba untuk memasukkan penis tegangnya ke dalam liang belakang Kushina.

"A-akkh!"

Rasa sesak kembali dirasakan Kushina, lubang bagian belakangnya dimasuki oleh benda besar lainnya, dia tak menyangka jika Naruto akan membuat sebuah bayangan. Mulut Kushina disumbat oleh jari Naruto, dia seolah tak di izinkan untuk berbicara ataupun mendesah.

Kedua Naruto mendorong pinggulnya, bayangan Naruto meringis nikmat merasakan lubang belakang Kushina yang ia masuki, sementara Naruto yang asli tengah menikmati vagina basah Kushina.

Satu bayangan kembali diciptakan oleh Naruto, bayangan ketiga itu mengarahkan penisnya pada mulut Kushina, dan sekarang terciptalah sebuahsandwich Kushina.

Kushina dibuat kacau sekarang, banyak sekali cairan sperma yang membasahi tubuhnya, napasnya terengah-engah meladeni Naruto serta kedua bayangannya, dia dibuat puas oleh permainan yang dilakukan putranya itu.

"Pulang dan lanjutkan ronde berikutnya?"

"Kau benar-benar tak puas ya?" Balas Kushina, dia menjilati bercak sperma yang menempel di wajah cantiknya. "Kita kembali ke penginapan!"

Naruto mengangguk, lalu menggendong tubuh ramping Kushina. "Akan kupuaskan kau,kaasan."

Kushina mencium pipi Naruto dengan mesra.

Liburan ini menjadi sebuah liburan yang sangat indah bagi Naruto dan Kushina.

End.