Naruto mengajak Kushina, Ibunya bermain sebuah game konsol, tapi dia dan wanita itu bertaruh jika kalah akan melepas salah satu pakaian yang melekat pada tubuh mereka.
Naruto membantu Kushina yang pindah di apartemen sebelah, dia dengan segenap hati membantu wanita Janda itu untuk merapikan semua ruangannya, sementara Kushina tengah mandi, namun ada kejadian yang membuat Naruto mengulang masa lalu.
Naruto by Masashi Kishimoto
Warning: OOC, AU, Typo, Lemon, Smut, Porn Without Plot, non-Incest.
...
..
.
Taruhan
...
..
.
Enjoy It!
"Kaasan, mau main?"
Kushina melihat Naruto yang sedang membawa sebuah kotak berisi video game, kebetulan dia sedang dalam keadaan bosan setelah melakukan pekerjaan rumah. "Boleh, apa kita juga harus bertaruh?"
"Bertaruh?"
"Ya, itu game pertarungan kan? Jika di ronde pertama ada yang kalah, maka dia harus melepas satu pakaiannya."
Naruto berpikir sejenak dengan ide yang diutarakan oleh Kushina barusan. "Boleh."
"Oke ayo!"
...
..
Naruto by Masashi Kishimoto.
Warning: Pure Smut, Doujin Plot, Incest, Lemon, Typo, OOC, AU, etc.
NaruKushi.
...
..
Enjoy it!
Naruto dan Kushina, pasangan Ibu dan Anak yang sedang memainkan game fighting untuk mengusir kebosanan yang ada, keduanya bertaruh menyuruh yang kalah untuk melepas salah satu pakaiannya, pertandingan unfaedah itu berjalan beberapa jam setelah Naruto mengajak Kushina.
Terlebih, Naruto yang saat ini kalah beberapa kali dan hanya mengenakan celana pendek saja, sementara Kushina mengenakan sebuah bra sport berwarna hitam serta celana dalam sport yang sama seperti bra miliknya. "Tunggu dulu, kita sama-sama seri ya?" tanya Naruto.
Kushina menatap Naruto dan mengangguk kecil sebagai jawabannya. Dia meletakkan joystick yang dipegang ke atas meja kayu yang ada di dekatnya. Keduanya kebetulan berada di kamar Naruto, karena dia yang punya console serta game tersebut. "Huaaahh, kita seri, aku kira kaasan yang menang."
Naruto menatap dirinya yang hanya memakai celana pendek berwarna orange, hanya itu yang dia kenakan saat ini, dia pun menatap Kushina yanh tengah bersandar di pinggiran kasur kamarnya, wajah Naruto langsung merona saat melihat pakaian dalam Kushina yang seksi itu.
Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya mulai terasa panas saat melihat bentuk tubuh Kushina yang sempurna itu, Ibunya ini seperti seorang remaja yang baru saja lulus dari sekolah menengah atas. Di umurnya yang kedelapan belas tahun, terkadang libidonya akan naik dengan sendiri, dia hanya bisa bermasturbasi untuk menghilangkan penatnya saat libido Naruto naik.
Kushina merenggangkan tubuhnya, dia sudah lama duduk di sana bermain bersama putra semata wayangnya itu. "Uuhh, sudah lama aku tak bermain seperti ini," ujar wanita itu, dia lalu menatap bra hitamnya, kedua tangannya mulai meremas buah dadanya. "Naruto, apa dada kaasan membesar? Sepertinya bra yang kaasan pakai mulai tak muat."
Naruto mengedipkan kedua matanya beberapa kali, pertanyaan vulgar yang di ajukan Kushina membuatnya terkejut. "A-apa?"
"Dada kaasan apa mulai membesar? Kupikir iya sih, soalnya kemarin masih agak longgar." Naruto terdiam menatap Kushina yang sedang meraba payudaranya sendiri. "Huh? Sepertinya membesar." Wanita cantik itu langsung menarik tangan Naruto, dan meletakkannya pada payudara. "Bagaimana?"
"A-a-apa yang kau lakukan kaasan!?"
"Kaasan hanya minta pendapatmu saja ahnn... Ke-kenapa diremas?" Naruto langsung menarik tangannya saat itu juga, dia melihat wajah Kushina yang sudah merona hebat setelah dia tak sengaja meremas payudara ibunya itu. "Dasar, bilang saja kau ingin menyusu!"
"Bu-bukan itu kaasan!"
Kushina menyeringai sesaat, dia menyingkap bra hitamnya ke atas membuat kedua payudara berukuran lumayan besar itu keluar dari sangkarnya. "Ayolah, kau pasti ingin kan?" Kushina terus memaksa Naruto, dia langsung menarik pemuda itu untuk tiduran di atas kedua pahanya, wanita merah itu pun mengarahkan payudaranya pada Naruto.
"Eehhh..." Naruto sendiri merasakan jika libidonya naik kembali, dia ingin bermasturbasi sembari memikirkan Kushina yang memakai pakaian seksinya, tapi di depannya malah tersaji sebuah pemandangan indah yang membuat penisnya ereksi.
Naruto pun mulai mengikuti perintah Kushina, dia membuka mulutnya dan melahap salah satu puting susu Kushina. Tangannya yang lain meremas payudara Kushina yang satu lagi, wanita itu meringis memenjamkan kedua matanya saat kedua payudaranya mulai dimainkan oleh Naruto.
"Yaa, anak kaasan kembali menjadi bayi lagi," ujar Kushina disertai sebuah tawa kecil, wajahnya merona saat Naruto menghisap payudaranya. Tangan putihnya mulai menyusup ke dalam celana yang dikenakan Naruto, dia menggenggam sebuah benda panjang yang terasa hangat di tangannya. "Kau ereksi huh?"
Kushina membuka celana pendek yang dikenakan Naruto, dia mengeluarkan penis ereksi milik putranya. Seringai mesum terpampang jelas di wajah cantik Kushina, dia meremas penis dengan ukuran lumayan besar itu, lalu menggerakkan tangannya naik turun.
"Siapa yang mengira jika penismu besar seperti ini?"
"Ka-kaasan..." Naruto menikmati gerakan tangan yang diberikan Kushina, baru kali ini penisnya dimainkan oleh wanita, terlebih itu adalah Kushina. Jadi Naruto tak perlu ke kamar mandi untuk bermain menggunakan tangannya.
"Jadi... Anak kaasan ini terangsang dengan tubuh wanita?"
Naruto tak menjawabnya, dia terus memainkan payudara Kushina sembari menghisap puting susu yang tak mengeluarkan cairan itu.
"Dasar mesum."
Beberapa saat kemudian, Naruto merasa jika dirinya akan keluar sebentar lagi. "Kaasan aku..."
"Ohh, kau mau keluar?" Kushina mempercepat gerakan tangannya, dia juga meremas penis itu hingga cairan putih kental keluar dari penis Naruto. "Ufufufu, sochi mesum!" Cairan sperma itu pun membasahi tangan putih Kushina.
...
..
...
Kushina saat ini sedang memasak, sang suami yang menjadi kepala keluarga Namikaze pergi keluar kota untuk keperluan pekerjaan, meninggalkan Kushina dan Naruto yang ada di rumah. "Kau tak ada kelas?"
Naruto yang sedang bermain ponsel pun menghentikan kegiatannya sejenak. "Tak ada, hari ini libur kok." Dia kembali fokus pada ponselnya, membiarkan Kushina memasak sarapan bagi mereka, tapi Naruto malah menghentikan kegiatannya, dia melepas celana yang dipakainya lalu berjalan mendekati wanita berambut merah itu.
Penis Naruto sudah berdiri tegak dibelakang Kushina, kedua tangannya sendiri juga sudah bersiap, pemuda itu langsung memasukkan tangannya ke dalam kaos yang dikenakan Kushina. "Sochi! Ap-apa yang ka-kau lakukan?!" Kushina terkejut saat Naruto meremas buah dadanya, dia juga merasakan ada yang mencolek pantat seksinya dari belakang.
"Kaasan bangun tidur hanya memakai celana dalam dan kaos polos tanpa bera sama sekali, kaasan ini nakal sekali," ujar Naruto, dia menciumi leher putih Kushina membuat wanita itu menghentikan kegiatan memasaknya.
"Kumohon... Berhenti... Ahhh..."
Naruto menyingkap kaos yang dikenakan Kushina, lalu meremas buah dada Kushina, dia juga mencubit kecil puting susu Kushina serta menarik-nariknya. "Berhenti? Setelah apa yang kaasan lakukan kemarin? Tidak akan." Naruto menggigit kecil telinga Kushina, dia juga memasukkan penisnya di antara paha seksi Kushina.
"Kumohon... Ahhh... Naru..." Rona merah menyelimuti wajah cantik Kushina, tubuhnya seolah mati kutu setelah Naruto meremas kedua payudaranya, pemuda itu seolah mengetahui titik yang menjadi kelemahannya saat berhubungan badan.
"Lihatlah putingmu, sudah sangat terangsang seperti itu." Naruto menarik kedua tangannya, dia lalu memasukkan tangannya itu ke celana dalam Kushina, ia meremas pantat sintal itu dengan kasar, lalu melepaskan celana dalam Kushina. Naruto mengarahkan penisnya ke liang senggama Kushina.
"Eh, sochi! Jangan! Ja-jangan dimasukkan!"
Naruto tak perduli dengan perkataan Kushina, dia mendorong pinggulnya ke depan membuat penisnya itu merangsek masuk ke dalam tubuh Kushina, wanita itu bertumpu di pinggiran meja dapur dengan kedua kakinya yang bergetar merasakan penis yang lebih besar dari suaminya itu masuk ke dalam tubuhnya.
'Uhhh, penisnya itu... Masuk ke dalam tubuhku.'
Naruto memegang pinggul seksi Kushina, dia menggerakkan pinggulnya maju-mundur membuat penisnya keluar masuk di dalam liang Kushina, Naruto menikmati setiap jengkal penisnya yang ada di dalam tubuh Kushina, dinding rahim Kushina terasa memijat saat penisnya bergerak keluar masuk di dalam sana.
"Uhhh, kaasan... Vaginamu sempit..." Kedua tangan Naruto mulai naik ke atas hingga menyentuh dua buah dada Kushina. "Ugh!" Tangan kiri Naruto meremas payudara kiri Kushina, sementara tangan kanannya mengangkat kaki kanan Kushina, pinggulnya masuk terus bergerak di area tersebut.
"Sochi! Aku keluar!" Tubuh Kushina menegang saat itu juga, dia mengeluarkan klimaksnya yang pertama, tapi itu tak membuat Naruto menghentikan pergerakannya, dia malah mencium bibir Kushina serta memasukkan lidahnya ke dalam mulut wanita itu.
Penisnya yang ada di dalam vagina Kushina semakin licin setelah klimaks pertama dari Kushina.
...
Kushina mengarahkan penis Naruto, dia berada tepat di atas tubuh pemuda pirang itu. Senyuman kecil tercipta di wajah cantiknya. "Sochi mesum sekali, unnhh!" Penis Naruto kembali masuk ke dalam liang senggama Kushina, pinggul seksi wanita itu bergerak naik turun, tubuh telanjangnya begitu menggoda untuk di makan.
Naruto sendiri tak tahan dengan kedua payudara Kushina yang bergerak naik turun, dia pun memegang kedua benda itu dan meremasnya sembari pinggul Kushina bergerak, kedua mata birunya bisa melihat penisnya yang keluar masuk di dalam tubuh Kushina.
"Penismu enak Naru... Uhh... Ahh, sochi!" Kushina terus bergerak, dia menikmati bagaimana penis Naruto menikam vagina miliknya. "Uhhh, Naruto..."
"Kaasan, kenapa sempit?"
"Kau tahu... Aku... Jarang berhubungan dengan Minato... Ahhh... Dia... Selalu... Ahh... Mencampakkanku saat aku ingin... Kaasan ingin keluar!"
Naruto mengerutkan dahinya, dia tahu sekarang kenapa Kushina kemarin dengan berani membuka bra sport miliknya. "Kita keluarkan bersama kaasan!"
Kushina menambah kecepatan gerakan di pinggulnya, Naruto sendiri memindahkan kedua tangannya ke pantat seksi Kushina untuk membantu pergerakan dari wanita itu.
"A-aku!"
"Keh!"
...
..
...
Keesokan harinya, Naruto membuka matanya setelah ada seseorang yang tengah menghisap penisnya, dia melihat kepala merah itu bergerak naik turun. "Kaasan?"
"Selamat pagi sochi." Kushina terus menarik turunkan kepalanya, mulutnya seolah penuh akan penis perkasa milik putranya itu. "Morning sex, sochi."
"Ya sepertinya kaasan tak puas dengan permainan semalam?"
"Fufufu, kaasan sudah puas karena penis ini."
"Jadi kaasan cinta mati dengan penisku?"
Kushina cemberut, dia merangkak ke atas lalu rebahan disebelah Naruto. "Tidak dong, kaasan mulai jatuh cinta ke sochi," balas Kushina sembari tangannya meremas penis Naruto. Dia mencium bibir Naruto dengan mesra, dan mereka pun melanjutkan permainan hingga siang menjelang.
...
..
.
End!
