Chapter 44

Disclaimer : Naruto [Masashi Kishimoto]
One Piece [Eiichiro Oda]

Created by : Kurosaki D Jasmine

Rated : M

Warning : Typo (s), Miss Typo (s), OOC, OC, Alternative Universe and Etc.

Don't like, Don't read ..

Ide ini dihasilkan oleh imajinasi otak Author sendiri, jadi harap maklum jika masih banyak kesalahan.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Pulau yang dulunya adalah markas Akaitsuki, yang sekarang anggota dari bajak laut itu sudah terpencar ke berbagai dunia. Orang yang memiliki perawakan tinggi dan rambut jingga melihat tempat ini dengan pandangan yang tidak memiliki rasa apapun, jika ada itu hanyalah satu, rasa kasihan. Menma kasihan dengan bajak laut Akaitsuki yang bubar karena meninggalnya kapten mereka di pertempuran Wanokuni. Lalu siapa Menma yang ada sekarang? Ia adalah Menma yang merupakan Pemimpin dari 13 Perwakilan Tuhan, yang ada saat pembantaian Gorousei, dan saat menjadi Bajak laut Roger, serta orang yang selalu bersama Medaka. Selain dari ketiga kategori itu adalah Leonard yang merupakan ayah Erina, kekasih Seraph, dan pemimpin dari 9 Perintah Tuhan. Kedua orang ini sering berganti kepribadian, namun yang memiliki Title The Death King adalah Menma, Leonard adalah orang yang memegang title Red Demon

Tapi sekarang Leonard sudah mati di peperangan itu, lebih tepatnya Menma sudah mengusirnya dan membuatnya mengalami reinkarnasi lagi bersama dengan Seraph. Lalu apakah Menma saat ini memiliki hubungan dengan mereka semua? Tidak semuanya, Menma hanya memiliki hubungan dengan Bajak laut Roger, Medaka dan Jeanne, sisanya ia tidak memiliki ikatan apa-apa

Menma masuk kedalam markasnya dan melihat ruangan yang sangat berantakan dengan puing-puing, kaca-kaca semuanya pecah, meja terbelah, lantai rusak, dan bangunan yang seperti terkena gempa. Ini semua disebabkan oleh perpecahan bajak laut Akaitsuki, Angkatan laut tidak mengetahui dimana lokasi markasnya karena dirahasiakan dengan sangat ketat, apalagi kelompok bajak laut Akaitsuki hanya memiliki sedikit anggota sehingga kebocoran informasi sangatlah minim

Alasan Menma menuju tempat ini hanya untuk mengenang ingatannya dan menata semuanya kembali, walau ada beberapa bagian yang hilang karena risk dari kematiannya, ia tetaplah abadi yang akan terus hidup walau dibunuh sebanyak apapun

Air mata mengalir keluar dari kedua matanya, namun ekspresinya tetap sama. Ekspresi yang penuh kelembutan dan kasih sayang

"Jadi kamu akan memilih ini lagi Medaka"Menma berkata tanpa berbalik kepada Medaka yang berada dibelakangnya

"Jangan bicara seperti kita memiliki hubungan yang spesial! Jika saja kau tidak ada, aku tidak akan pernah menderita seperti ini"Mata Medaka menajam melihat punggung Menma

"Apakah tidak ada cara lain?"Menma berbalik dan melihat Medaka, ekspresi Medaka tidak berubah sama sekali walau melihat Menma yang tersenyum

"Jangan kau pikir senyum palsu itu bisa mempengaruhiku"Medaka berjalan pelan dan lengannya membentuk cengkraman seperti ingin mengambil sesuatu

Stab

Medaka menusuk bagian kanan tubuh Menma dengan tangannya, yang ia incar bukanlah jantungnya melainkan kekuatannya

Brasshh

Sebuah benda hitam yang terus berubah-ubah keluar dari tubuh Menma saat Medaka mengeluarkan tangannya, benda itu terlihat menggeliat namun segera membulat dan menjadi padat. Bola itu perlahan masuk kedalam tubuh Medaka

"Ekspresimu seperti mengatakan, 'mengapa kau mengambil kekuatanku?'"Medaka menatap Menma dengan rendah, bagaimanapun ia tidak akan bertemu dengannya lagi

Menma hanya memandang kosong, karena kekuatannya diambil otomatis penopang kehidupannya juga hilang, yang berarti ia akan mati lagi

"Mengapa kamu tidak pernah menerimaku?"Menma bertanya dengan ekspresi yang bercampur aduk, kesedihan, kekosongan dan juga menyedihkan. Dalam ekspresinya sama sekali tidak ada perasaan benci ataupun marah

"Jangan pernah meminta sesuatu hal yang mustahil! Bukankah sudah kubilang, kau adalah penyebab penderitaanku! Tenang saja, keberadaanmu pasti akan lenyap karena kau akan kubunuh saat aku kembali ke masa lalu"

"Apakah itu benar-benar hal yang kau inginkan?"

"Tentu saja, kembali ke masa lalu dan mengubah kehidupanku menjadi lebih baik! Siapa didunia ini yang tidak ingin memiliki kesempatan ini?"

"Walau itu berarti tidak bertemu denganku lagi?"

"Keberadaanmu adalah sesuatu hal yang menjengkelkan, lagipula aku akan sangat senang jika tidak harus bertemu denganmu lagi!"Medaka berkata dengan sangat senang saat ia tidak perlu bertemu Menma kembali

Menma menatap lurus mata Medaka dan

"Selamat..Tinggal"

Ekspresi Menma terlihat sangat kesakitan namun ia berusaha mengatakannya dengan senyuman, wajahnya terlihat sangat menyedihkan, bahkan wanita yang diperkosa dan dianiayaya saja masih memiliki ekspresi yang lebih bagus darinya

Medaka berbalik tanpa mengucapkan apa-apa, ia meninggalkan Leon yang berlutut dengan kepala tertunduk dan sebuah kenangan berputar dalam kepalanya

Di Hutan Tropis terdapat sebuah anak kecil yang ditelantarkan, anak itu memiliki ekspresi yang kosong, ia tidak mengetahui apapun, orang tuanya, cita-citanya, dan bahkan dirinya sendiri. Satu-satunya hal yang ia ingat adalah namanya

Anak kecil itu berjalan, namun perjalanannya adalah jalan tanpa tujuan. Terus berjalan walau tidak ada tujuan. Ia melewati desa-desa dan kota-kota tanpa bersinggah, ia tidak pernah makan, minum, tidur ataupun kebutuhan pokok lainnya

Tidak pernah ada hewan yang mencoba menyerangnya ataupun mengganggunya, seolah-olah semua hal takut padanya

"Kyaaaa"Suara teriakan membuatnya tertarik, karena selama ini ia jarang mendengar suara yang memiliki arti

Menma berjalan mendekatinya

"GROAAARRR"Suara geraman beruang raksasa terdengar sangat keras, hingga siapapun yang mendengarnya mungkin akan tuli, tapi tiba-tiba beruang itu berhenti mengaum karena melihat Menma, ia berlari terbirit-birit seolah dia akan mati jika tidak berlari

"?"

Menma yang tadi memang tidak berniat melakukan apapun selain melihat orang yang berteriak tadi. Orang yang berteriak memiliki rambut jingga yang panjang, mata berwarna biru dengan buah dada yang besar dan tubuh yang langsing, ia terlihat lega karena beruang itu sudah pergi

Wanita itu lalu melihat ke sumber yang menakuti beruang itu dan terdapat anak kecil yang kira-kira berumur 8 tahun dengan rambut hitam, mata violet, dan wajah yang bagus, jika dewasa mungkin ia akan menjadi tampan, tapi bukan yang tertampan

"*$%^*####*&%$*#*#*#*#*"Suara wanita itu tidak bisa dimengerti oleh Menma, ia hanya memiringkan kepalanya tidak mengerti apa yang dikatakan

Wanita itu tampaknya mengerti jika Menma tidak mengerti apa yang ia ucapkan. Lalu wanita itu memeluk Menma

Waktu berlalu dan Menma mulai bisa memahami apa yang dikatakan wanita yang ditemuinya dihutan, namanya adalah Masaki. Status Menma saat ini adalah anak adopsi dari Masaki, tentu saja Menma tidak menolak atau apapun karena ia sendiri tidak tahu dan tidak mengerti apa itu adopsi, yang ia tahu adalah tinggal bersama Masaki

Selain tinggal Masaki, Menma juga mendapatkan seorang teman, ia adalah wanita berambut biru gelap bernama Medaka. Tidak seperti Menma yang asal-usulnya tidak jelas, asal-usul Medaka sepertinya dari kalangan atas tertentu, namun Medaka selalu menutupinya sehingga latar belakangnya tidak jelas

"Menma apa yang sedang kau lakukan?"Medaka melihat Menma yang sedang merangkai bunga membentuk lingkaran

"Rahasia"Menma membalas dengan tersenyum usil

Medaka mengembungkan pipinya mendengar balasan Menma "Cukup beritahu saja, itu mudah kan"

"Kalau begitu tutup matamu, jika kau lakukan aku akan memberitahumu"

"Benarkah?!"Mata Medaka berbinar mendengarnya, segera saja ia menutup matanya kemudian ia merasakan ada yang menempel dikepalanya

"Mahkota bunga, itulah yang sedang kubuat tadi! Tentu saja kubuat untukmu"

Medaka tersenyum lebar melihat mahkota itu, tapi ia langsung sembunyikan

"Lumayan kurasa"

Menma hanya tersenyum melihat pipi merah Medaka, dan Medaka yang terus ditatap memalingkan wajahnya

"Apa yang kau lihat?"

"Wanita cantik"

Balasan Menma semakin membuat wajah Medaka merah padam, kehidupan sehari-hari Menma dalam dua bulan semenjak ia bertemu Masaki cukuplah bagus namun tidaklah mewah, penuh dengan kesederhanaan dan kebahagiaan

Saat ia bertemu Medaka, adalah saat Menma dipukuli oleh orang-orang dari genk sempit, dan yang terjadi selanjutnya adalah Medaka menghajar semua orang-orang itu

Hubungan Medaka dan Menma dimulai saat Menma memberinya sapu tangan untuk membersihkan darah dari tangannya. Medaka cukup terkejut karena Menma tidak takut padanya setelah melihat ia menghajar para preman itu

Medaka sangatlah kuat sampai para preman itu tidak berkutik melawannya, bahkan mereka tidak bisa membalasnya sekalipun, jika dilihat dari perspektif para preman Medaka adalah iblis yang berbalut gadis kecil

"Menma, apa Nona Masaki belum pulang hari ini?"

"Katanya ia ada urusan, jadi ia tidak akan pulang sampai besok"

"Kalau begitu ok, jika aku pergi kerumahmu bukan?"

Hubungan Medaka dan Menma tidak diketahui oleh Masaki, mengapa? Itu jelas karena Medaka tidak ingin siapapun tahu ia memiliki hubungan dengan Menma

"Tapi bukannya kau tidak ingin Masaki tahu hubungan kita?"

"Tentu saja, tapi ini dan itu adalah dua hal yang berbeda! Lagipula aku ingin bermain sedikit lebih lama dari biasanya"Medaka mengungkapkan keegoisannya dengan sangat mudah, tentu saja hal itu tidak berpengaruh pada Menma, tapi masalahnya apa yang akan ia lakukan jika Masaki tiba-tiba pulang

"Tenang saja, aku akan mengurus sisanya"Menma akan percaya, itu adalah hal yang normal tapi mengingat Medaka yang selalu membuat masalah di akhir ia tidak bisa berhenti khawatir

"Baiklah"

Menma hanya bisa setuju, lebih tepatnya ia menyerah karena Medaka sangat keras kepala jika sudah memutuskan sesuatu, dan tidak akan bisa diganggu gugat

Rumah milik Masaki besar namun bagi kalangan bangsawan itu hanyalah rumah kelas menengah, memiliki dua lantai dengan lantai atas sebagai kamar dan lantai bawah dijadikan dapur, ruang tamu, dan ruang makan.

Medaka dan Menma memasukinya dengan berhati-hati, takut jika Masaki tiba-tiba ada, karena itu dilakukan pengecekkan secara menyeluruh terlebih dahulu

"Fiuhh aman"Menma menghela nafas lega

"Kenapa kau berperilaku seperti pencuri?"

"..."Menma melihat Medaka dengan tidak percaya, apa ia sudah lupa dengan dirinya yang tidak ingin diketahui oleh Masaki

Pada akhirnya Medaka dan Menma masuk lalu menuju kamar Menma yang berada di lantai 2. Setelah bertemu Masaki di hutan, tiba-tiba saja Menma diadopsi lalu serta saat Menma bisa berbahasa ia menanyakan apa alasannya dan dijawab 'Aku hanya ingin menolongmu, lagipula kau juga sudah menolongku jadi ini sudah sewajarnya'

Alasannya aneh, namun Menma tetap bersyukur. Bagaimanapun Menma sama sekali tidak ingat ia pernah menolong Masaki jadi alasan yang dilontarkan Masaki seperti dibuat-buat

Karena diadopsi oleh Masaki, Menma sengaja mengecat warna rambutnya menjadi jingga, ditempat ini jika anak dan orang tua memiliki warna rambut yang berbeda akan didiskriminasi, walau Menma tidak tahu apa-apa sebelumnya ia cukup menyadari suasana disekitarnya, dan lagi ia tidak ingin membuat Masaki kesulitan

Brak

Suara dobrakan pintu mengagetkan Menma dan Medaka yang sedang berdiam diri, segera saja mereka keluar dari kamar dan pergi melihatnya

Pelaku dari dobrakan pintu adalah Masaki dengan kepala yang pening dan tubuh yang memerah serta pakaian yang berantakan

Medaka segera bersembunyi bahkan kehadirannya tidak bisa dirasakan, Menma segera berlari kearah Masaki untuk memastikan keadaannya namun tanpa diduga

Plak

Menma ditampar begitu keras, lalu ia melihat Masaki yang sangat ketakutan, tubuhnya bergetar matanya membulat dengan pupil yang menatapnya tajam penuh benci. Menma yang ditatap seperti itu tentu saja kaget karena ia tidak tahu apa-apa

"PERGI! SEMUA LAKI-LAKI ITU SAMPAH!"Masaki meraih benda apapun dan melemparnya kearah Menma dengan penuh benci, Menma tidak menghindarinya, ia hanya berdiam diri dan melihat kemarahan Masaki yang semakin merendah

Saat Masaki berhenti melempar benda, ia menundukkan kepalanya

"Pergilah! Jangan pernah kau tunjukkan mukamu lagi!"

Suara Masaki yang pelan namun penuh dengan kedengkian terdengar sangat jelas oleh Menma.

Menma ingin mengabaikannya karena ia tahu jika orang yang melakukan kesalahan bukanlah dia, tapi Menma juga tahu jika ia melakukannya ia hanya akan semakin memperburuk keadaan Masaki, karena itulah ia memilih pergi

Medaka yang daritadi bersembunyi hanya melihatnya dengan mata kasihan, ia tidak memiliki niat membantu, walau ia dan Menma adalah teman ada alasan mengapa ia mau melakukannya. Oleh karena itu ia tidak akan melakukan apapun, dan pergi secara diam-diam

Menma yang diusir sekarang bingung mau kemana, secara harfiah ia bebas namun kebebasannya sendiri tidak berarti jika ia tidak memiliki tujuan, karena itulah ia mencari dalam kepalanya, apa yang menjadi tujuannya sekarang

Puk

Tepukan pelan di punggung Menma membuatnya sadar dan menoleh kebelakang, ia melihat Medaka yang tersenyum padanya

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Tentang kemana aku harus pergi sekarang? Aku tidak punya uang ataupun tujuan, jadi aku harus memikirkannya dengan baik"

"Jika kau tidak punya tujuan, apa kau mau bekerja di rumahku?"

"Hm aku tidak tahu kau orang yang cukup kaya?"

"Aku hanya tidak ingin sombong"Alasan sebenarnya adalah karena setiap kali orang-orang tahu Medaka adalah bangsawan, maka akan terjadi kericuhan karena itu ia selalu merahasiakannya

"Tapi kenapa harus kerja? kenapa tidak menawariku numpang saja?"

"Kau ini, orang-orang berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan kerja, dan kau hanya ingin numpang? Dasar pemalas"

Menma hanya tersenyum mendengar balasannya, ia melihat Medaka dengan mata yang senang

Setelah menerima tawaran Medaka, Menma bekerja sebagai pelayan tukang kebun di rumahnya, saat pertama kali Menma melihat rumah Medaka ia terkejut karena rumahnya sangatlah besar dan statusnya adalah Arch-Duke, selangkah lebih rendah dari Raja Kerajaan Quincy. Dan bukan hanya itu, Medaka adalah pewaris resmi kepala Arch-Duke berikutnya, walau ia ganas dan terkadang bertingkah seenaknya, Medaka sangatlah dihormati di tempat ini, bahkan etikanya sangatlah terjaga disini

Medaka sedang berjalan di koridor dengan wajah yang serius, wajah yang seharusnya tidak dimiliki oleh anak 10 tahun. Ia membuka pintu dengan tenang dan masuk, di dalam ruangan itu terdapat seorang wanita berambut biru dengan wajah yang cantik, seolah-olah ia adalah duplikat dari Medaka. Ia menggunakan gaun ungu dan matanya yang berwarna merah sangatlah mengintimidasi

"Ada apa memanggil saya Ibunda?"Medaka berkata dengan berlutut

"Apakah ia yang ada dalam ramalan itu?"

"Iya Ibunda, laki-laki dengan rambut orange, mata violet yang baik hati, ekspresi polos dan memiliki tubuh yang kuat"Medaka menjabarkan ciri-ciri yang diberikan ramalan untuk memastikannya

"Bagus, jagalah dia! Suatu hari nanti ia akan menjadi orang berkuasa, dan kau harus selalu dekat dan memastikan keluarga kita tidak hancur"

"Baik"

Pertemuan Medaka dan Menma bukanlah suatu takdir, bukan pula sebuah kebetulan, melainkan sesuatu yang sudah direncanakan. Semua pertemuan, kejadian dan sebagainya, semuanya sudah direncanakan. Orang yang merencanakan semua ini bukanlah siapapun di keluarga itu kecuali Medaka sendiri. Baginya laki-laki hanyalah makhluk yang akan mengikutinya jika ia mengibaskan ekornya, jadi apakah Medaka menganggap Menma teman? Jawabannya adalah tidak, Medaka hanya menganggap Menma setara dengan pelayannya, alasan ia menempatkannya menjadi tukang kebun karena ia sekarang belum pantas untuk menjadi pelayannya

Walau akan memakan waktu, Medaka harus cukup bersabar karena semakin lama kau menanam, semakin manis pula hasilnya.

"Medaka, apa kau bertemu wanita gila itu lagi?"Suara seorang kakek terdengar begitu lembut

Medaka yang mendengarnya membungkuk dan menjawab"Iya, saya baru saja bertemu ibu, Kakek"

"Lebih baik kau kurangi, lagipula kau adalah harta berharga dari keluarga Druins Antsein"Orang tua itu pergi setelah mengatakannya pada Medaka

Ibu Medaka adalah wanita gila, setiap orang di mansion ini sangat mengetahuinya. Mengapa ia disebut gila? Itu karena, ibu Medaka selalu mengoceh tentang kehancuran keluarga Druins Antsein tanpa alasan yang jelas dan mengatakan harus mengikuti ramalan-ramalannya, pada awalnya mereka mempercayainya, namun sampai sekarang tidak ada satupun ramalannya yang terbukti akurat, karena itulah ia dianggap gila

Alasan Medaka menganggap ibunya masih waras hanya karena satu hal, Tidak bisa dipahami, itulah apa yang dipikirkan Medaka. Mengapa ibunya bertindak seperti itu? Mengapa ramalannya tidak terjadi? Lalu mengapa ia masih tetap waras? Semua pertanyaan ini membanjiri Medaka dan membuatnya berpikir. Jika ibunya tidak gila, melainkan ramalan itu sendiri telah dimanipulasi atau ia memang salah dari awal, untuk membuktikannya Medaka mengikuti perkataannya dan membawa Menma kedalam mansion sesuai permintaannya

Baik ibunya berbohong atau tidak itu tidak akan menimbulkan kerugian yang berarti baginya. Bagi Medaka semua orang di dunia hanya ada untuk menjadi alatnya, itu adalah kesombongan dan kearoganannya yang berpikir bahwa semuanya akan selalu dalam kendalinya, namun ia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan saat ia memilih jalan ini

Menma adalah orang yang sangat tidak berbakat, bahkan ia tidak bisa memotong rumput dengan benar. Semua pelayan dan staff lainnya sudah mulai kesal mengajari Menma yang kunjung bisa, apakah Menma menyembunyikan kemampuan aslinya? Jawabannya tidak, karena Menma dari awal memang tidak bisa melakukan apa-apa. Menma adalah orang yang penuh kekurangan dan kecacatan karena ia selalu gagal dalam melakukan apapun, bukan karena ia ceroboh atau apapun. Segala sesuatu seperti menjauh, takut kepada Menma. Bahkan kemampuan untuk menguasai segala sesuatu saja seperti berlari menjauh karena ketakutan pada Menma, karena itulah ia tidak bisa melakukan apapun

Lalu apa Menma merasa frustasi? Tidak, ia sama sekali tidak merasakan frustasi, walau semua orang akan menyerah, Menma tidak akan pernah menyerah, jika ia gagal 1 kali, ia akan mencoba 100 kali, jika masih tetap gagal ia akan mencoba satu juta kali, dan walau itu masih gagal ia akan tetap melanjutkannya sampai akhir

Walau Menma tidak menyerah bukan berarti orang di sekitarnya akan tahan dengan ketidak bergunaannya, karena itulah Menma dikucilkan oleh para pegawai disini, bahkan Medaka sendiri mengabaikannya karena melihat Menma yang sama sekali tidak berguna dalam hal apapun, satu-satunya kelebihan yang ia miliki adalah hatinya yang baik

Walau begitu Menma tidak begitu mempedulikannya, Medaka hanya mengatakan bahwa ia akan memberinya tempat tinggal, tapi tidak berarti memberinya segalanya, jadi ia tidak begitu mempermasalahkannya karena sedari awal semuanya sudah jelas, akan menjadi sangat kurang ajar jika Menma tidak mengetahui batasan tersebut

"Menma, kau sedang mengacaukan apa lagi kali ini?"Seorang wanita tua berkata dengan raut wajah yang tidak senang pada Menma yang terlihat ingin melakukan sesuatu

"Menenun"Jawaban singkat Menma membuatnya sangat kesal karena tenunan Menma sangatlah jelek, bahkan kain lusuh di tempat sampah saja masih jauh lebih baik

"Kain rusak seperti itu kau sebut tenunan!"Wanita tua itu seakan ingin meledak melihat Menma yang mencoba melakukan sesuatu namun selalu mengacaukannya, pada awalnya ia cukup senang mengamatinya namun melihat Menma yang terus gagal membuatnya sangat kesal tidak tertolong karena ketidak becusannya dalam melakukan sesuatu

"Memangnya bukan?"

Jawaban itu cukup membuat wanita tua itu sangat marah

"Dengar bocah tolol, berhenti melakukan sesuatu saat kau tidak bisa melakukannya! Belajarlah arti dari kata berbakat! kau itu tidak punya bakat sama sekali, baik dalam pekerjaan rumah, pelayan atau apapun! Kau itu hanya bisa mengacaukannya! Jadi berhentilah melakukan sesuatu!"Wanita tua itu berkata dengan penuh amarah, pelayan-pelayan yang lain juga melihat dengan kesal juga pada Menma yang selalu merusak pemandangan

Menma yang mendengarnya memiringkan kepalanya, mengapa ia harus menyerah jika ia bisa terus mencoba? Apakah hasilnya akan lebih baik jika ia menyerah? Tentu saja tidak, jika ia menyerah ia tidak akan bisa melakukan apapun, karena itulah Menma selalu mencoba. Namun, melihat semua pandangan disini membuat Menma tidak nyaman karena harus mengganggu mereka, karena itulah ia harus pergi ke Medaka dan memintanya untuk membuatnya terpisah dengan yang lain agar tidak mengganggu mereka

Medaka yang melihat dari kejauhan entah kenapa merasa menyesal mendengarkan ibunya, walau sudah lebih dari 2 bulan Menma berada di kediamannya, tapi yang ditunjukkan Menma hanyalah kegagalan dan kegagalan tanpa ada sebuah keberhasilan. Medaka bukanlah orang yang tidak sabar, tapi melihat Menma yang terus menerus gagal tanpa adanya keberhasilan membuatnya berpikir 'bukankah orang ini sangatlah tidak berguna, bahkan pelacur lebih berharga darinya'

Medaka sudah bersabar selama dua bulan ini untuk melihat apa yang tersembunyi dalam diri Menma, tapi hasilnya tidak ada apa-apa, hanya ada sebuah kegagalan dalam dirinya, jika Menma menguasai satu saja bidang, mungkin Medaka tidak akan memutuskan untuk membuangnya, tapi bahkan satu bidang itupun tidak ada yang bisa Menma kuasai, ia benar-benar sebuah kegagalan dan kecacatan yang sangat menyedihkan, sangat berkebalikan dengan Medaka yang hampir menguasai semua hal

"Sebas"

"Siap Nyonya"Tanpa bertanya atau diberikan instruksi sekalipun, kepala pelayan itu sudah tahu apa yang harus ia lakukan

"Ini adalah perpisahan Menma!"Setelah mengatakan itu, Medaka berbalik pergi

Menma yang merasakan ada yang membicarakannya, melihat sekitar dan tidak ada seorangpun kecuali pria tua dengan postur tubuh yang tegap dan sangat kokoh, jika saja ia tidak memiliki kerutan diwajahnya ia pasti akan diangap muda

"Menma, mulai hari ini dan seterusnya kamu tidak perlu datang lagi ke daerah Druins Antsein"

"Eh, mengapa?"

"Medaka-sama kecewa denganmu, dan memutuskan untuk mengusirmu dari sini"

Menma yang mendengarnya tentu saja sangat terkejut, namun ia juga tidak bisa menyangkalnya, alasan Medaka kecewa padanya sangatlah jelas, tidak perlu ditanyakan lagi

"Begitukah, lalu kapan aku harus pergi?"Menma tidak menolaknya, karena memang benar, siapa yang mau membantu tanpa ada imbalan diatasnya. Bahkan orang tua yang membesarkan anaknya sendiri ingin anaknya membalasnya dengan kebaikan yang sama

Dan Menma tidak bisa melakukan hal itu, dari awal sampai akhir, ia hanya kegagalan yang menyedihkan

"Anda bisa pergi dari sekarang! Apa anda ingin dibantu berkemas?"

"Tidak usah, karena aku tidak punya barang bawaan apapun"Menma berdiri dan membawa alat tenunannya pergi keluar melewati gerbang

Mereka yang melihat Menma pergi meninggalkan mansion ini sangatlah senang karena tidak harus melihat bocah menyebalkan yang tidak bisa apa-apa lagi

Apakah ada satu orang saja yang menghargai Menma di tempat ini? Tidak, bahkan tidak pernah ada orang yang mencoba berbicara dengannya dengan tulus, kecuali karena Menma dibawa oleh Medaka. Oleh karena itu, Menma tidak memiliki ikatan apapun dengan tempat ini, satu-satunya ikatan yang ia miliki adalah dengan Medaka, namun sekarang ikatan itu sendiri sudah diputuskan

Melihat kembali tempat ini, tidak ada satupun kenangan yang tercipta, satu-satunya hal yang selalu terjadi disini adalah diskriminasi terhadap Menma, walaupun Menma di diskriminasi, ia tidak mempedulikannya, karena semua itu benar adanya, jika ia tidak pernah berhasil dalam apapun. Bahkan mungkin saja ia adalah kegagalan itu sendiri

Setelah meninggalkan kediaman Medaka, Menma sekarang berjalan di jalanan tanpa tahu arah, ia berjalan mengikuti kemana kakinya melangkah, namun anehnya ia merasakan suatu perasaan deja vu yang tidak bisa dijelaskan, seolah ia mengingat suatu hal tapi ingatan itu langsung buyar seketika saat ia mencoba mengingatnya

Hari sudah malam, dan Menma berada di pinggir jalan dengan alat tenunan yang ia bawa, bagi Menma tidur merupakan hal yang tidak dibutuhkan, karena ia sama sekali tidak merasakan membutuhkan tidur untuuk memulihkan dirinya

Gagal dan gagal, tidak peduli sebanyak apapun Menma mencoba, ia selalu gagal tidak peduli berapa kali mencoba, jika ia memiliki bahan-bahan lain ia tidak akan merasa frustasi karena dapat terus mencoba, tapi sekarang ia sama sekali tidak bisa mencoba lagi karena bahannya sudah habis. Orang bilang hasil akan sama dengan usaha, tapi hal itu tidak berlaku untuk Menma yang selalu gagal

Hari demi hari, Menma mencoba mencari apapun yang bisa ia kerjakan untuk mendapatkan keahlian di bidang tertentu, tentu saja semuanya berakhir dengan kegagalan yang menyedihkan. Kegagalan bukanlah hal yang membuat Menma frustasi, yang membuatnya adalah ia tidak bisa mencobanya lagi karena terbatasnya bahan dan berbagai hal yang dibutuhkan

Dalam masyarakat ada hukum tidak tertulis, yang lemah harus tunduk pada yang kuat, bahkan walau ada hukum itu, orang-orang kuat disini enggan untuk membuli Menma, alasannya sederhana sekali, mereka tidak ingin tertular kemalangan Menma yang selalu gagal

Dalam sebulan perjalanannya Menma selalu berada ditempat sampah untuk mencari bahan, terkadang ditemukan dan terkadang lagi tidak, walau sebenarnya yang lebih sering terjadi adalah tidak menemukan apa-apa. Walau bagaimana keadannya, Menma tidak pernah mengutuk siapapun, ia tidak mengutuk Masaki yang mengusirnya, atau Medaka yang membuangnya, bahkan ia sama sekali tidak berpikiran untuk membenci mereka berdua

Alasannya karena mereka sudah memberikannya bantuan, bukankah kurang ajar untuk membenci seseorang yang memberi bantuan, padahal dirinya sendiri tidak bisa melakukan apa-apa untuk membalasnya

"Hei nak, lebih baik kau segera pergi dari sini"Menma menoleh ke sumber suara yakni lelaki tua dengan pakaian kotor dan lusuh yang nampaknya adalah seorang pengemis di area sampah ini

"Memangnya ada apa?"Menma tentu saja tidak mengetahui apa-apa, walau ia disuruh menjauh ia tidak bisa melakukannya karena tempat sampah adalah satu-satunya sumber dimana ia bisa mendapatkan bahan untuk percobaannya

"Tempat ini akan diterjang badai"Lelaki tua itu berkata dengan senyuman lebar diwajahnya yang sangat bangga

"Lebih baik kau tidak dengarkan dia! Orang tua itu sudah gila, dia bahkan berkata dunia ini sudah didatangi oleh seorang penyelamat yang akan menyelamatkan semua manusia dan ras lainnya dan akan membimbing kita menuju kedamaian!"Pria muda dengan pakaian lusuh namun tidak kotor berkata tanpa melihat Menma sama sekali. Ia bisa berkata seperti itu karena dunia ini sendiri masih bobrok, yang kuat menekan dan memangsa yang lemah, yang berkuasa menindas yang lemah, pemimpin yang tidak peduli dengan rakyat, kemiskinan dimana-mana, penyakit yang terus berdatangan dan masih banyak lagi hal yang tidak bisa dijelaskan

"Begitukah?"Menma membalas dengan bingung, bagaimanapun juga ia tidak tahu yang mana yang benar, ia tidak tahu apakah kakek tua itu benar, atau pria muda didepannya yang benar. Yang jelas, yang manapun yang benar, ia harus segera pergi. Walau nalurinya seperti mati, Menma berpikir bahwa memang benar bahaya akan datang ke tempat ini, alasan Menma berpikir seperti itu adalah 'tidak tahu'

Baru kali ini Menma berpikir hal aneh, ia tahu akan ada bahaya tapi ia sendiri tidak tahu kenapa ia bisa berpikir seperti itu, tapi hal itu segera dilupakan oleh Menma seolah ada hal yang menyuruhnya untuk mengabaikannya, dan jika ia mengabaikan perintah itu, hatinya tiba-tiba sangat sakit

Mengabaikan semua pikirannya, Menma segera pergi dari tempat itu sejauh mungkin dengan membawa beberapa alat jahit pisau kecil yang ia gunakan untuk memotong benang. Sampai diluar tempat sampah, Menma kembali melihat kakek tua itu dan ia menyeringai

Mengangkat tangannya, cuaca berubah, langit tertutupi oleh awan seolah menghalangi rahmat dari tuhan dan suara yang memekakkan telinga terdengar sangat jelas, dan saat Menma melihat kembali ke tempat sampah itu. Tempatnya sudah hilang, meninggalkan kawah besar tanpa menyisakan apapun

Menma kembali melihat kakek tua itu yang menyeringai melihat padanya

"Aku tidak mengerti, kau memperingati tapi kau sendiri yang menghancurkannya! Apa tujuanmu?"Menma tidak bisa tidak bertanya melihat kejadian yang berlangsung sepersekian detik itu

"Alasannya mudah, karena aku sedang mencari sesuatu yang menarik! Dan juga jika kau tetap berada disana aku tidak akan menghancurkannya"

Kepala Menma berjalan dengan cepat dan menyambungkan semua peristiwa dan mencapai satu kesimpulan"Kau sedang mencari idiot yang percaya dengan perkataanmu"

"Tidak, justru yang kucari adalah seseorang sepertimu! Kau tidak percaya dengan ucapanku tadi, tapi kau seolah-olah sudah tahu bahwa akan terjadi badai yang asli, kau meninggalkan tempat itu! Khukhukhu nalurimu sangatlah hebat untuk bisa mendeteksi bencana dan berpikir langkah selanjutnya yang akan membimbingmu dengan tepat"

Menma seharusnya ketakutan, itulah yang dipikirkan Menma sendiri. Namun yang terjadi Menma sangatlah tenang, dan ia merasa aneh! Nyawanya berada di tangan orang tua didepannya tapi ia sama sekali tidak merasa harus mencari cara untuk melarikan diri. Satu-satunya yang ia tanyakan adalah 'Apa yang harus kulakukan?'. Kebingungan, itulah yang ada dipikiran Menma

Ia bingung bukan karena nyawanya terancam tapi karena ia tidak tahu harus apa dalam menghadapi kakek tua didepannya

"Ketenangan dan berpikir tentang yang harus dilakukan, kau benar-benar luar biasa untuk bisa berpikir seperti itu dalam keadaan dimana nyawamu bisa hilang kapan saja"

"Hanya itu saja yang ingin kau katakan? Kalau begitu Selamat Tinggal!"Menma melangkah pergi meninggalkan kakek tua itu yang masih menyeringai

"Tunggu sebentar, aku punya penawaran untukmu"

Mendengar ucapan itu Menma menghela nafas dan berbalik, sepertinya kakek tua itu tidak akan melepaskannya jika ia langsung pergi, dan dengan itu Menma memutuskan untuk memberitahunya

"Mungkin kau tidak tahu, tapi aku ini adalah sebuah kegagalan! Aku tidak pernah berhasil dalam apapun, jadi jika kau menawarkan sesuatu padaku, yang akan kau dapatkan hanyalah sebuah kegagalan kembali! Jadi mari akhiri disini dan biarkan aku pergi!"

"Aku tahu tentang itu! Bahkan aku lebih tahu dari dirimu sendiri!"Ucapannya membuat alis Menma tertaut, apa dia itu stalker atau semacamnya?

"Jadilah perwakilanku dan akan kuberikan kau apa yang paling kau inginkan!"

"..."Menma memiringkan kepalanya tidak mengerti, apa isi kepala kakek tua itu tercemar atau apa? Seolah Menma adalah idiot yang tidak mengerti apa maksud dari ucapannya

"Kau tidak perlu menjawab sekarang, akan kuberikan kau waktu! Tapi sebagai permulaan, akan kuberikan kau hadiah"

Ctik

Seolah dirasuki sesuatu, pikiran Menma berkabut, kepalanya berdengung dan rasanya sangat sakit seolah ia disambar petir. Tubuh Menma ambruk dan ia kehilangan kesadarannya

Seolah tidak pernah ada, kakek tua itu menghilang tanpa meninggalkan jejak satupun, bahkan kehancuran yang disebabkannya pun kembali seperti semula, seolah semua adalah ilusi yang dirancang hanya untuk bertemu dengan Menma. Namun, kejadian tersebut adalah fakta dan itu bukanlah ilusi, alasan semuanya kembali seperti semula karena kakek tua itu mengembalikannya, bukan karena itu ilusi tapi kenyataan itu sendiri yang di distorsi

East

Orang dengan perawakan berumur 30-an membuka matanya dengan lebar merasakan distorsi tersebut

"Kekuatan mengerikan apa ini?!"Ia bergumam dengan tidak percaya karena ada yang memanipulasi ruang dan waktu, dan itu dilakukan dengan paksaan bukan dengan trik atau tipuan terhadap dunia

North

"Hyahaha sepertinya akan ada badai besar"Orang tua yang memiliki janggut sepanjang lututnya berkata dengan menyeringai

West

"Dunia sedang ditulis ulang! Monster macam apa yang melakukannya!"Pertapa berkata dengan penuh keterkejutan merasakan dunia yang berubah

South

Raja dengan pakaian putih murni merasakan distorsi dengan raut wajah yang cemberut, ia jelas-jelas tidak suka dengan orang yang menulis ulang dunia ini seenaknya

"Haschwald selidiki orang yang melakukan distorsi dunia ini!"

"Baik"

Pria dengan rambut putih sepunggung menjawab dengan menundukkan kepalanya dan beranjak pergi

Walaupun Raja itu memiliki harga diri yang tinggi, ia juga memiliki rasionalitas yang menakutkan. Ia tidak akan tunduk pada orang lain walaupun ia lebih kuat darinya tapi ia juga tidak akan membiarkannya menginjak-injaknya, karena itulah ia selalu mencari tahu cara untuk melawan musuhnya dengan sempurna dan tanpa kesalahan sedikitpun

Menma terbaring ditempat tidur selama lebih dari 3 hari, membuka matanya ia memiliki pertanyaan yang muncul dikepalanya, dimana dia? Benar, Menma merasa bingung karena terakhir kali ia berada dekat pembuangan sampah, jadi kenapa pada saat ia bangun berada di ranjang tempat tidur

Menma memaksakan tubuhnya untuk bangkit, seluruh tubuhnya kaku seolah ada beban berat yang hinggap didalam tubuhnya. Menma bahkan kesulitan untuk bisa menggerakannya jarinya, ini benar-benar sensasi pertama bagi Menma untuk benar-benar tidak berdaya

Setelah diusir keluar dari mansion Medaka, ia bahkan tidak pernah tidur untuk menyelesaikan kain jahitannya, walaupun demikian tubuhnya sama sekali tidak lemas atau membutuhkan tidur, ia bahkan tidak membutuhkan makan sehingga tubuhnya tidak pernah merasa lemah atau semacamnya

"Apa kamu sudah bangun?"Menma menoleh ke pintu dan melihat wanita cantik berambut jingga panjang sepinggang dan perutnya sedikit mengembung

"Ini benar-benar kejutan, tapi mengapa kamu menolongku?"

"Aku yang sudah mengadopsimu, jadi sudah wajar bagiku untuk bertingkah layaknya orang tua bukan"

Wanita itu adalah Masaki, orang yang telah mengusirnya keluar. Apakah Menma merasakan sesuatu yang spesial? Yeah, ia merasa senang karena telah ditolong olehnya, walau begitu ia pun merasakan perasaan yang tidak mengenakkan dan sangat membara didalam dirinya

"Apakah ini amarah?..."Menma bergumam merasakan gejolak dalam dirinya, hatinya merasa marah namun ekspresi Menma sendiri tetap sama yang seperti melihat makanan untuk pertama kali, kagum, terkejut dan polos

"Lalu Nona Masaki apakah terjadi sesuatu padamu? Aku merasakan keberadaan aneh dalam dirimu?"Menma merasa aneh melihat Masaki, ia seperti merasakan dua orang di satu tubuh, walau begitu keberadaan yang satu lagi sangatlah lemah, jika tidak diperhatikan dengan baik pasti tidak akan terasa

Walau begitu, jika Menma tahu tentang kehamilan ia pasti akan tahu hanya dengan melihat perutnya yang sedikit mengembung dari biasanya.

"Panggilanmu padaku memang tidak berubah, tapi entah kenapa terasa sangat dingin! Yah itu wajar jika kau marah padaku"Masaki memalingkan wajahnya dengan mata yang sedih

"Marah? Tidak, aku tidak marah padamu"Menma membalas dengan senyuman tulus dan hangat melihat Masaki

Masaki yang mendengarnya merasa tidak percaya, namun ia melihat mata Menma yang didalamnya tidak ada kebohongan dan hanya ada ketulusan membuatnya merasa percaya

"Terima kasih"Masaki meneteskan air mata setelah mengatakannya. Ia sudah mempersiapkan dirinya untuk dibenci dan dimaki-maki Menma namun yang terjadi adalah sebaliknya, Menma bahkan sama sekali tidak membencinya, walaupun ia merasa amarah tadi, tapi itu bukanlah pada Masaki tapi pada sesuatu yang tidak bisa ia mengerti

"Lalu apakah terjadi sesuatu padamu? Dalam dirimu terdapat 2 kehadiran yang berbeda, entah kenapa aku merasa khawatir?"Disambut dengan kekhawatiran Menma, Masaki menjawab dengan lembut

"Itu karena aku sedang mengandung, mungkin itu yang membuatmu merasakan ada keberadaan lain dalam diriku"Masaki tidak heran dengan Menma yang bisa mendeteksi keberadaan, walau ia bertanya-tanya bagaimana Menma melakukannya? Menma sendiri tidak mengerti, ia hanya bisa merasakan keberadaan seperti ia sudah biasa dalam melakukannya

"Mengandung?"Menma tentu saja tidak tahu apa itu kehamilan jadi sudah wajar baginya bingung mendengar kata-kata itu

"Yeah, aku sedang memiliki seorang bayi ditubuhku! Nanti kamu akan jadi kakak"

Menma yang mendengarnya hanya memiringkan kepalanya, ia tidak mengerti mengapa Masaki begitu bahagia atau mengapa fakta Menma akan menjadi kakak merupakan hal yang bagus, ia sama sekali tidak mengerti

Hoffen Kingdom

Kerajaan ini adalah salah satu dari 7 kerajaan terbesar dan terkuat di benua Fantasia, alasan disebut terkuat karena keluarga kerajaan murni dapat menggunakan kekuatan alam dengan alami, bagi bangsawan lain yang memiliki sedikit darah keluarga kerajaan dapat juga menggunakan kekuatan alam ini namun tidak akan sekuat dari yang murni. Tidak hanya itu, semua masyarakat juga bisa menggunakan kekuatan alam ini namun kekuatan alam yang digunakan haruslah murni tidak boleh tercampur kekuatan negatif, karena itulah Keluaga Kerajaan merupakan pilar negeri ini karena mereka bisa menggunakan kekuatan alam baik itu positif atau negatif dengan bebas

Di dunia ini terdapat 4 macam jenis kekuatan, diantaranya Aura atau Inner Strength, Mana, Qi, dan kekuatan Alam yang digunakan para Quincy. Kekuatan alam disebut juga Spirit, walau namanya Spirit itu tidak berarti menggunakan roh sebagai media penggunaan, semua warga asli dari Hoffen Kingdom dapat menggunakannya dengan bebas

Setiap kekuatan memiliki keunggulannya masing-masing, Aura dengan kepraktisannya karena tidak diperlukan mantra rumit seperti Mana, namun pelatihannya sulit karena tidak ada sistem yang pasti, lalu Mana dengan kekuatan destruktif kuat yang bisa diatur dengan sistem tersendiri, Qi yang berasal dari kekuatan jiwa seseorang, sangat jarang ada orang yang memiliki Qi kuat, karena kekuatan jiwa tidak diketahui bagaimana cara melatihnya, tapi Qi sangatlah hebat karena bisa diaplikasikan ke berbagai hal dan tidak membutuhkan sistem seperti mana atau pelatihan keras seperti aura, dan bisa digunakan dengan bebas, kelemahannya adalah kekuatan jiwa seseorang sangatlah terbatas. Lalu yang terakhir Spirit, kekuatan ini hanya bisa digunakan oleh orang-orang dari Hoffen Kingdom, karena itulah orang-orang dari negara lain menyebut masyarakat Hoffen Kingdom dengan sebutan Quincy (Pendeta Kehancuran) karena hanya mereka yang bisa menggunakannya, tidak diketahui mengapa hanya para Quincy yang bisa menggunakannya, karena itulah para Quincy memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain

Lalu saat ini Menma berada di Hoffen Kingdom dan ia berada di keluarga kerajaan, mengapa ia bisa ada disana saat ia sendiri bukan siapa-siapa? Itu karena Masaki telah dihamili oleh salah satu anggota kerajaan, karena kecantikan Masaki sangat memikat, ia diambil menjadi Selir.

Awal semua ini terjadi karena Pangeran Pertama yang merupakan generasi terhebat mabuk di bar, walau ia memiliki gelar terhebat, ia masih jauh dari raja dan juga kepribadiannya sangat playboy karena ia mengambil banyak wanita untuk menjadi selirnya, bahkan istrinya sampai tidak tahan

Lalu Menma yang merupakan anak angkat Masaki mau tidak mau harus masuk, karena jika Menma tidak ada, Masaki akan menolak. Itulah syarat yang ia berikan untuk menjadikannya selir, jujur saja Masaki ingin menolaknya, tapi ia tidak ingin anaknya tidak memiliki seorang ayah, karena itulah ia menerimanya dengan terpaksa

"Hei anak pungut"Menma sangat didiskriminasi disini oleh anak-anak dari selir pangeran pertama yang lain, karena keberadaan Menma jelas-jelas sangat tidak pantas, ia tidak memiliki darah murni, ataupun darah masyarakat asli dari Hoffen Kingdom, sehingga ia sangat dipandang rendah ditempat yang memiliki Spirit adalah kekuatan umum

"Hm ada apa?"Menma menjawab dengan heran, apa ia sudah melakukan sesuatu?

"Temanilah aku berlatih, akan kuperlihatkan padamu apa itu ksatria?!"Sudah jelas apa niatnya

"Tapi aku tidak bisa bertarung"

"Kalau begitu amatilah kapten itu dan tirulah, dengan begitu kau sudah bisa bertarung bukan"

Perkataannya benar-benar tidak masuk akal, hanya dengan melihat dan tidak ada penjelasan apapun, bahkan Menma pun tahu hal itu. Tapi entah kenapa ia merasa bisa melakukannya?

Kapten itu bergerak dengan tegap, walau gerakannya masih banyak yang kasar tapi serangannya akurat dan tidak terbuang sia-sia, Menma mengamatinya dengan baik dan mengangguk seperti mengerti sesuatu

Menma dan anak dari selir lain, ia memiliki nama Lauren Hoffenberg, dan ia terkenal karena kenakalan dan kekeraskepalaannya diantara para pelayan, karena itulah para saudara dan saudarinya sangat menghindarinya, dengan alasan itulah Lauren sangat suka mengganggu orang lain

Mengambil pedang kayu dan berdiri saling bersebrangan, Lauren mencengkram kuat pedangnya, ia berlari kearah Menma dan mengarahkan ujung pedangnya langsung menuju kepala Menma

Tak

Menma hanya menangkisnya dengan heran, kemudian ia menghempaskan pedangnya dan seolah memutar rekaman, Menma melakukan gerakan kapten itu dan menjatuhkan Lauren dengan begitu mudahnya

Lauren yang dijatuhkan merasa ditipu, bukankah Menma mengatakan tadi ia tidak bisa bertarung, tapi yang ada dihadapannya seperti veteran yang telah bertarung dengan banyak musuh

Melapisi pedang kayunya dengan spirit, Lauren menyerang dengan sekuat tenaga, Menma tidak diam saja ia menghalangi serangannya namun ia terpental menabrak dinding dan pedang kayu miliknya patah

"Rasakan itu anak pungut!"Lauren berkata dengan senyuman penuh kesenangan melihat Menma yang menabrak dinding

Menma tidak merasakan apa-apa, seolah tubuhnya memang sudah terbiasa, ini adalah sensasi yang aneh seolah tubuhnya telah dibangunkan, tapi ia juga tahu bahwa semua ini terjadi setelah bertemu dengan kakek itu, lalu apa Menma senang dengan keadaannya?

Tidak, justru Menma kesal, seolah semua usahanya sedang ditolak, ia kesal dengan hadiah yang diberikan orang tua sialan itu. Karena itulah ia memutuskan untuk diam dan membiarkannya senang untuk saat ini, Menma tidak bodoh untuk menyadari posisinya saat ini, semenjak diam di manison utama Druins Antsein, Menma menjadi sangat peka terhadap orang-orang yang tidak menyukainya atau bahkan membencinya, karena itu ia tahu kapan harus menahan diri

Lauren hanya mendengus melihat Menma tidak kunjung bangun dan beranjak pergi dari sana

Orang yang melihat pertarungan ini hanya mengacuhkannya saja, karena sudah biasa melihat Lauren untuk membully orang lain apalagi jika orang itu adalah pendatang yang tidak diinginkan, oleh karena itu tidak ada seorangpun yang menolong Menma

Sekolah khusus Bangsawan

Sekolah ini didirikan khusus untuk mendidik anak bangsawan cara menggunakan Spirit, Aura dan Mana, sampai saat ini belum ditambahkan kurikulum untuk Qi karena masih misteri bagaimana cara menggunakannya

Hoffen Kingdom adalah kerajaan yang sangat membanggakan penggunaan Spirit tapi bukan berarti mereka adalah orang-orang yang berpuas diri, jutsru mereka sangatlah serakah dan ingin menguasai jenis kekuatan yang lain, karena itulah sekolah ini didirikan untuk memenuhi tujuan itu

Selain anak-anak bangsawan, para peneliti, petarung dan pendeta berada disini untuk membuat kurikulum yang akan digunakan, sekolah yang ada di Hoffen Kingdom tidak hanya untuk bangsawan, terdapat juga untuk masyarakat biasa namun terdapat bayaran yang ditetapkan sehingga hanya adalah 60-70% yang bisa masuk, sisanya adalah mereka yang tidak mampu membayar biaya pendidikan

Biasanya sebuah kerajaan tidak akan mengizinkan masyarakat biasa untuk belajar, namun Raja sangatlah ambisius dan berpandangan jauh, ia mengerti jika ia ingin meraih puncak dunia, ia harus menggunakan semuanya secara efisien dan efektif. Semua itu terbayar, walau banyak protes yang keluar tapi hasil dari upaya itu membungkam semua protes itu

Sekolah bangsawan tidak akan mendiskriminasi sekolah biasa, itulah aturannya karena itulah ketertiban dan bullying teratur dan terjaga namun masih tetap ada kasus khusus seperti Lauren yang tidak bisa diatur yang membuat pihak sekolah sakit kepala

Walau teguran sudah disampaikan dengan keras, Lauren membantah semuanya dengan tegas. Alasan Lauren bisa tetap sekolah adalah karena status dan bakatnya yang diakui, karena itulah pihak sekolah kesulitan dalam melakukan sesuatu padanya

"Lauren sudah diperingatkan untuk tidak menimbulkan masalah lagi!"Ibunya dengan keras membentaknya

Lauren hanya memalingkan muka dan tidak mendengarkan, karena kebiasaan untuk terus diceramahi membuatnya kebal terhadap segala macam kritikan

Hal ini jarang untuk anak-anak berumur 10 tahun, akibat dari semua hal itu adalah karakter keras kepala dan tidak mau mendengarkan orang lain

"Bagaimana ini, jika Lauel-sama mendengar ini bisa-bisa dia tidak mau menemuiku dan bahkan membenciku?!"Ibu Lauren berpikir dengan menggigit ibu jarinya ia sangat takut Pangeran Pertama a.k.a Lauel akan meninggalkannya akibat dari kejadian yang terlalu sering ini

Walau ia tahu Lauel tidak mencintainya dengan penuh, ia tidak ingin ditatap dengan dingin oleh Lauel ataupun didiskriminasi olehnya, ia seperti orang yang sudah memberikan segalanya pada Lauel dan bergantung pada seutas tali rapuh yang bisa putus kapan saja berkat Lauren

Jujur saja ia tidak suka Menma tapi ia tahu harus menahan dirinya sendiri dan menjaga imagenya tetap bagus dihadapan Lauel tapi Lauren menghancurkan semua usahanya, karena itulah ia merasa menyesal telah melahirkan Lauel

Lauel sendiri merasa kesal dengan ibunya karena tidak pernah memihaknya, ia selalu mengutamakan pandangan ayahnya yang bahkan tidak pernah melihatnya, karena itu lah ia selalu berbuat kekacauan agar diperhatikan, namun semua itu berujung ia dikritis sepihak tanpa ada pembelaan sama sekali, karena itulah ia merasa kesal dengan situasi ini dan pergi dari ruangan ibunya

"Lauren kau mau pergi kemana?!"Ibunya berteriak melihat Lauren pergi tanpa sepatah katapun

Nama Lauren berasal dari ayahnya Lauel dan Ibunya Karen, karena itulah Lauren membenci namanya yang mengingatkannya akan ayah dan ibunya

Lauel diam ditaman dan sembunyi ditempat persembunyiannya, ia selalu berada disini jika dikritik ataupun ditegur, karena tidak ada seorangpun yang bisa menemukannya disini

"Apa kamu baik-baik saja?"Suara indah wanita membuatnya menoleh dan melihat wanita dengan surai orange dan mata yang indah melihatnya dengan prihatin, Lauren membenci tatapan itu

"Aku ini sangatlah hebat dan kuat, jadi bagaimana mungkin aku tidak baik-baik saja!"Lauren membaca dengan wajah yang sangat percaya diri dan berbicara dengan penuh kesombongan

Grep

Dipeluk tiba-tiba membuat Lauren tidak bisa mempertahankan ekspresi wajahnya

"Kamu mungkin bisa berlagak kuat dan menipu orang lain, tapi matamu tidak bisa menutupi kesedihanmu, jadi jangan menahan kesedihanmu"

Lauren yang mendengarnya merasa kesal dan air mata mengalir diwajahnya"Memangnya apa yang kau tahu? Apa kau pernah dihajar karena tidak bisa belajar? Apa kau pernah dikritik karena salah dalam berbuat? Apa kau pernah diberi penghargaan atas semua usahamu? Lalu apa kau pernah merasakan tidak pernah dicintai oleh siapapun?"

Ucapan Lauren tidak dijawab dan hanya dibalas dengan pelukan

"Aku tidak tahu semua itu dan berapa banyak penderitaan yang harus kau tanggung, tapi selamat karena telah berjuang keras!"

Ucapan selamat itu adalah sebuah ucapan biasa, namun bagi Lauren itu sangat berharga karena tidak pernah ada seorangpun yang mengatakannya dengan tulus, bahkan ini adalah yang pertama kalinya

Air mata mengalir deras dari kedua matanya ia membenamkan dirinya dalam pelukan wanita itu

Setelah beberapa saat Lauren kembali tenang dan menundukkan kepalanya, ia malu dengan apa yang baru saja ia perbuat

"Emm ano siapa namamu? Namaku Lauren Hoffenberg"Lauren berkata dengan wajah yang malu-malu kepada wanita itu

"Aku Masaki, sama denganmu, aku juga memiliki nama Hoffenberg"Lauren seketika mematung, walau ia arogan, sombong dan penuh akan kenakalan, ia bisa mengerti mengapa wanita sepertinya berada disini. Alasannya karena ayahnya Lauel mengambil wanita baru lagi

Lauren mengepalkan tangannya sangat kesal akan ayahnya yang selalu seenaknya, biasanya ia tidak peduli tapi Masaki adalah pengecualian dari semuanya, Lauren tidak ingin Masaki menderita

"Apa yang kau suka dari bajingan Lauel itu?"Lauren bertanya dengan geram

Masaki tidak menyangka bahwa anak yang didepannya tahu bahwa ia adalah selir dari Lauel, Masaki menjawab dengan tersenyum"Jika aku menjawab sejujurnya, itu bukan karena aku mencintainya tapi aku tidak ingin anakku hidup tanpa kasih sayang seorang ayah"

"Mustahil bajingan itu bisa memberikan kasih sayangnya! Bahkan akupun selalu ditelantarkan olehnya, apalagi dirimu!"Lauren menjawab dengan wajah yang merah, nampaknya ia sangat marah pada Lauel yang melakukan sesuatu pada Masaki

"Mungkin kau benar, tapi setidaknya aku ingin anakku tahu bahwa ia memiliki seorang ibu dan ayah yang lengkap, walau ia tidak bisa memberikan kasih sayangnya secara penuh kepada anakku, setidaknya itu sudah cukup agar anakku tidak merasa ditelantarkan"

"Bajingan Lauel itu, ia bahkan mengabaikan semua istri dan anak-anak yang telah ia dapatkan, jadi mana mungkin ia akan memberikannya padamu"Lauren menjawab dengan penuh amarah namun tetap pelan karena ia tahu bahwa niat Masaki tulus

"Mungkin kamu benar, tapi setidaknya aku tahu seorang lelaki yang kikuk, polos, dan juga baik hati! Jadi walaupun tuan Lauel tidak bisa memberikannya, ia akan menggantikannya"Masaki menepuk kepala Lauren yang sepertinya masih ingin membantah

"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja!"Ucapan Masaki membuat getaran di tubuh Lauren menghilang

Dheng Dheng

Suara dentuman jam yang keras mengingatkan Masaki bahwa ia tidak boleh terlalu lama diluar

"Kalau begitu aku akan segera pergi, jaga dirimu ya Lauren"

Lauren mengangguk dan melihat Masaki pergi. Ia tahu bahwa ia masihlah kecil tapi perasaan ini nyata, sehingga ia tersenyum. Untuk pertama kalinya ia merasa beruntung memiliki ayah Lauel, karena walau istrinya pergi Lauel tidak akan mempermasalahkannya, Lauel sangat mudah bosan dengan wanita

Hari-hari berikutnya, perubahan Lauren sangat mencengangkan, bahkan para saudaranyan sendiri tidak bisa mempercaya Lauren yang dulu bar-bar berbahaya, bodoh, jahat, arogan dan sombong dapat berubah 180 derajat dalam semalam. Hal ini menjadi pertanyaan yang paling didiskusikan diantara semua saudara Lauren

Menma melihat Lauren datang padanya, tapi Menma merasakan jika Lauren yang didepannya ini berbeda dari hari sebelumnya, ia tampak lebih terkendali

"Apa yang terjadi denganmu? Apa kau sedang dirasuki?"Pertanyaan Menma membuat Lauren bertanya-tanya, apa ia berubah sebanyak itu sampai Menma yang tidak mengenalnya begitu baik bisa langsung tahu dari pertemuan pertama

"Aku tidak dirasuki apapun"Lauren menjawab dengan lembut, berbeda dari dirinya yang biasa kasar"Ngomong-ngomong Menma apa kau tahu besok akan ada pesta untuk memuliakan yang mulia?"

"Tidak tahu, dan juga mana mungkin aku hadir didalamnya"Tanpa mencari tahupun Menma sudah tahu jika pesta itu tidak ditujukkan untuk orang sepertinya yang berasal dari kelas bawah, alasan ia berada disinipun karena Masaki memaksa pada Lauel untuk diperbolehkan, jika tidak maka Masaki tidak akan mau ikut dengannya

"Kalau begitu, tenang saja aku akan menjamin kehadiranmu dengan begitu kau bisa hadir didalamnya"

'orang ini idiot'Menma berpikir dengan mata yang setengah terbuka melihat Lauren yang sepertinya ingin pamer atau menunjukkan sesuatu yang membanggakan, tapi jelas ini bukanlah ditujukkan pada masyarakat, ibunya ataupun ayahnya

Lauren sengaja mengajak Menma, ia ingin Masaki tahu bahwa dirinya sangatlah mampu dan bisa diandalkan. Ia juga tahu jika ingin mendapatkan perhatian dari Masaki hal itu tidak bisa dicapai dari prestasi akademik ataupun militer, tapi dengan mendapatkan reputasi yang baik dan kepribadian yang baik, hal itu dapat menarik perhatiannya

"Walaupun kau bilang begitu, aku tetap tidak ada niatan untuk masuk"Menma memang tidak ingin, ada dua alasan ia tidak mau mengikutinya, yang pertama sebagai orang dari kalangan biasa Menma sangat mengetahui bahwa dirinya kurang dalam sopan santun dan yang kedua akan menjadi masalah jika posisi akan dipersulit karena dirinya

"Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja!"Lauren menjawab dengan penuh percaya diri

'Ahh orang ini benar-benar idiot! Aku tahu kau sedang mencoba menarik perhatian seseorang, tapi berhenti melakukannya dengan cara yang ekstrim'Menma sendiri tahu jika Lauren sedang mencoba menarik perhatian seseorang namun ia tidak tahu siapa pastinya. Tapi jelas-jelas yang dilakukan Lauren terlalu ekstrim hanya untuk menarik perhatiannya, salah sedikit saja posisinya akan jatuh dan kemungkinan besar ia akan kehilangan hak warisnya

"Ahh baiklah aku akan ikut"Menma terpaksa untuk menyerah, jika ia bersikeras untuk tidak ikut, Laurena akan mencoba sepenuh hati untuk menyeretnya bahkan jika ia tidak mau, karena itu ia tidak memiliki pilihan lain

Ziran adalah saudara tiri Lauren yang paling dekat dengannya, walaupun ia tidak sekasar ataupun se bar-bar Lauren ia termasuk kedalam anak bermasalah. Ziran sangat kesal melihat Lauren hari ini, Lauren yang biasanya akan bertingkah sangat arogan dan sombong namun apa yang dilihatnya hari ini adalah kebalikannya dan itu sangat memuakkan baginya

Dan lagi melihat Lauren yang seolah berteman dengan Menma itu sangatlah memuakkan baginya, karena itulah Ziran memutuskan untuk mempermalukan Menma yang akan membuat Lauren kembali seperti semula

Raja adalah seseorang yang sangat ingin ditemui oleh semua orang di Hoffen Kingdom. Mengapa? Karena ia adalah sosok yang melambangkan kesempurnaan, kebijaksanaan, kekuatan, pengetahuan, keinginan dan idealisme serta semua dari dirinya sangatlah sempurna, tanpa ada satupun kecacatan. Walau Raja memiliki sikap sombong, ia tidak bertingkah seperti tiran dan meremehkan setiap variable dalam setiap peristiwa, ia adalah seseorang yang sangat teliti dan hati-hati dalam segala sesuatu sehingga sampai saat ini Hoffen Kingdom terkenal tidak terkalahkan dalam perang apapun

Lalu Kenapa Raja tidak bisa ditemui? Itu semua dikarenakan Raja melakukan berada di ruang tersembunyi selama 100 tahun untuk mencapai transendental untuk mencapai alam para dewa yang merupakan tingkatan tertinggi, lalu apa dia akan berhenti saat mencapai alam dewa? Tidak, Raja memiliki ambisi untuk berdiri di atas segala sesuatu, yang berarti ia ingin menjadi keberadaan yang mutlak. Karena itulah urusan Kerajaan diserahkan pada wakilnya, dan sama sekali tidak ada bantahan dari siapapun bahkan Ratunya pun menyetujuinya tanpa keberatan

Kemudian ada pesta yang diadakan untuk menyambut kedatangan kembali Raja, bagaimana bisa semua orang diam saja. Bahkan rakyat jelata sekalipun ikut merayakannya dan diadakan festival besar-besaran di seluruh Hoffen Kingdom untuk merayakan kenaikan Raja ke alam transendental

"Setelah mendengar semua hal itu, aku semakin ingin tidak pergi"Menma mendengarkan ocehan Lauren dengan tidak bersemangat, perasaan untuk tidak pergi semakin menguat daripada semangat untuk bertemu orang yang paling hebat

"Ayolah, apa kau sama sekali tidak bersemangat untuk bertemu orang paling sempurna, hebat, dan kuat?"

"Tidak, aku bahkan tidak ingin pergi untuk bertemu kakekmu"Lauren yang mendengar kata kakek sedikit tersentak

"Benar juga, kau tidak tahu ya... Menma anak-anak dari Pangeran pertama Lauel tidak boleh memanggil Yang Mulia dengan sebutan kakek, hanya anak dari istri pertama dan istri yang diakui istana saja yang boleh memanggil Yang Mulia kakek"

'Hierarki kah? Aku menyebutnya kakek karena tidak ingin bersikap tidak sopan, tapi ghh aku semakin tidak ingin pergi. Entah kenapa aku sangat percaya diri bahwa aku akan mengacaukannya jika pergi kesana?!'Menma mendengarkannya dengan sakit kepala bagaimana caranya untuk tidak pergi kesana

"Lauren, bukankah akan lebih baik jika aku tidak pergi kesana?"

"Kau mungkin berpikir bahwa sikapmu akan menjadi masalah, tapi tenang saja selama kau berada di pinggiran dan tidak banyak bicara maka semuanya akan baik-baik saja, bagaimanapun juga membentuk koneksi juga penting kau tahu"

Idiot, itulah yang dipikirkan Menma. Membentuk koneksi hanya bisa terjadi bila ada sesuatu yang bisa didapatkan dari pihak lain juga, Menma yang hanya merupakan anak asuh dan tidak memiliki hubungan darah apapun baik dengan Lauel ataupun Masaki jelas-jelas tidak memiliki kualifikasi apapun untuk berhubungan dengan bangsawan yang akan menghadiri pesta, jadi untuk tujuan apa ia kesana? Dan juga berita mengenai dirinya sudah tersebar luas sehingga tidak mungkin untuk disembunyikan

Menma membaringkan tubuhnya di meja dengan malas. Lauren dan Menma saat ini berada di ruang persiapan dengan baju yang sudah disiapkan, warna baju keluarga kerajaan selalu putih, oleh karena itu Lauren menggunakan tuksedo putih dengan permata ruby di saku bajunya tapi berbeda dengan Menma yang menggunakan warna hitam, alasannya tentu saja karena ia bukanlah keluarga, walaupun ia dibawa oleh Lauel ke istana tapi statusnya sendiri tidak disahkan sebagai anak angkat

Warna hitam sendiri dianggap menjijikan di negara ini, lalu mengapa Menma menggunakannya? Karena Lauren tidak tahu itu, setelan Menma menggunakan tuksedo hitam tapi tidak ada kemewahan apapun selain tuksedo miliknya yang terbuat dari sutra, Menma bahkan tidak menggunakan permata atau riasan apapun, ia hanya berpenampilan rapi dengan tuksedo hitamnya

lalu kembali ke warna, jika warna hitam adalah warna yang menjijikan, mengapa tidak ada yang memperingatkannya? Semua orang di istana tidak begitu menyukai Menma, dan juga tidak seperti ada kecelakaan besar dengan orang tidak dikenal menggunakan warna hitam, justru mereka berpikir bahwa Menma akan ditendang sebelum ia bisa masuk

Lauren dan Menma keluar dari ruang persiapan dan pergi menuju aula perjamuan, namun seperti yang diduga mereka dihadang masuk, lebih tepatnya hanya Menma sendiri

"Bocah disana tidak diperbolehkan masuk!"

"Mengapa? Aku sendiri yang mengajaknya, apa kalian ingin bilang jika otoritas kalian lebih tinggi!?"Lauren menjawab dengan tatapan yang tajam, penjaga itu sendiri tidak goyah

"Pangeran Lauren, tidak sepantasnya untuk orang yang berbaju hitam masuk ke perayaan murni dan suci! Warna hitam sendiri adalah noda yang tidak diperbolehkan untuk menghadiri perayaan ini selain itu ia hanya seorang pungutan dari Pangeran Lauel"

"Lauren sudah saja, jika kau melawan lebih dari ini maka akan menyebabkan lebih banyak masalah"

Lauren merasa aneh kenapa Menma membantu penjaga itu saat ia sendiri yang diusir kemudian menyadari sesuatu

"Menma, kau dari awal sudah merencanakannya bukan"Lauren menatap tajam Menma, dari awal Menma memang sudah tidak mau ikut jadi bukan keanehan jika ia memang merencanakannya

"Tidak tidak, aku memang suka warna hitam, jadi bukan keanehan jika aku mengenakannya bukan?"Menma tidak berbohong, namun ia hanya mengatakan sebagian dari kebenaran

Lauren sendiri tidak mempercayainya, oleh karena itu ia masuk kedalam aula dengan raut wajah yang kesal, pada saat itu juga kesan Lauren terhadap anjlok sampai kebawah dan ia menganggap Menma tidak pantas sebagai anak Masaki yang baik, tulus, murni dan indah

Menma yang dilihat seperti itu hanya menghela nafas, bagaimanapun juga ia harus berada diluar perjamuan, jika ia berada di dalamnya maka semuanya akan kacau. Dimulai dari reputasi Lauel yang jatuh dan yang paling penting perlakuan terhadap Masaki akan semakin buruk jika ia masuk kedalam

Sebenarnya reputasi Lauel tidak begitu penting bagi Menma, tapi yang menjadi masalah adalah Menma yang akan menyebabkannya sehingga dampaknya akan kena pada Masaki, jika hanya pada Menma saja maka reputasi Lauel akan sepenuhnya diabaikan

Menma adalah orang yang tidak peduli dirinya sendiri, sehingga ia benar-benar tidak akan ragu dalam melakukan hal itu, tapi mengapa Menma tidak peduli dirinya sendiri? Jawabannya tidak diketahui, bahkan Menma sendiri juga bingung karena ia tidak pernah merasa bahwa hidupnya penting, serta memakai pakaian hitam di Hoffen Kingdom saat perjamuan penting seperti ini adalah mencari diskriminasi

Alasan Menma memakai hitam memang karena ia menyukainya tapi Menma sendiri tidak menyukai warna putih, jika ditanya mengapa? Maka jawabannya adalah rasa gelisah, hati Menma terasa sangat gelisah menggunakan warna putih jadi ia memilih warna kebalikannya yakni hitam

Melihat pintu masuk menuju perjamuan yang megah nan mewah hanya membuat Menma merasa enggan untuk masuk, sehingga ia berbalik dan pergi menuju tempat biasanya ia berada

"Tolong tunggu sebentar"Di interupsi oleh suara yang memang ditujukan padanya membuat Menma berbalik dan melihat pria dengan rambut panjang sepunggung berwarna putih dengan pakaian militer berwarna putih murni disertai dengan lencana yang berjejer di sakunya, jumlah lencananya sedikit namun penampilan lencananya sendiri sangat mencolok

"Apakah anda memiliki keperluan dengan saya?"Menma berbalik bertanya dengan sesopan mungkin dan raut wajahnya tidak menampilkan hal yang tidak nyaman atau mengecewakan siapapun

"Apa anda tidak akan masuk kedalam?"

"Seperti yang anda lihat, saya mengenakan pakaian hitam yang merupakan tanda noda dan ketidaksucian, oleh karena itu saya memutuskan untuk tidak masuk, terlebih lagi saya memang dilarang masuk"

"Kalau begitu apa anda ingin masuk bersama saya?"

Ucapannya membuat Menma tersentak, bagaimanapun tujuannya akan kacau, tidak lebih tepatnya apa pria didepannya ini sudah berniat menjebaknya untuk masuk?

Setelah dipikir kembali semuanya terlalu tepat waktu! Ini lebih seperti dia mengantisipasi jika ada kecelakaan, Menma melihat pria yang memiliki ekspresi dingin dengan wajah yang tersenyum kecil

'Dia mengamatiku dari awal! Tapi apa tujuannya?'Menma hanya bisa pasrah, jika ia menolak akan terjadi rumor buruk dan itu akan mempengaruhi semuanya, walau ia tidak tahu siapa orang didepannya, tapi melihat dari lencananya pasti orang dengan kedudukan tinggi

"Mohon bantuannya"

Menma mengikuti dari belakang pria itu, penjaga yang melihat Menma juga tidak mengatakan apa-apa dan hanya membiarkan kami masuk

Suasana perjamuan ini sangat megah, energi sihir dan spirit dilepaskan dengan begitu harmoni sehingga dekorasi terasa hidup dan menampilkan keagungan tempat ini, para bangsawan dan penerusnya yang menghadiri perjamuan ini memakai baju yang tidak berwarna putih karena itu adalah ciri keluarga Kerajaan namun Menma yang mengenakkan baju hitam sangat mencolok karena itu adalah simbol dari noda, kenajisan, kotor, dan ketidaksucian sehingga ia mendapatkan perhatian saat memasukinya

Namun orang yang berada didepannya mendapat lebih perhatian dari Menma yang mengikutinya dari belakang, wanita yang berada disini wajahnya memerah dan para pria melihat mata hormat dan kagum, seolah pria didepan Menma ini benar-benar puncak dari segala hal

Menma perlahan melambatkan kakinya dan menyingkir kepojokkan, walaupun ia sudah menyingkir tapi ia masih berkesan mencolok untuk semua peserta perjamuan, alasannya tentu saja karena pakaiannya yang berwarna hitam kelam

"Hei kau siapa? Kenapa kau bisa bersama Sir Haschwald?"Pria dengan fisik remaja serta pakaian mewah yang berarti penerus keluarga bangsawan bertanya dengan mata yang jijik, bahkan bahasanya pun tidak sopan

"..."Menma tidak menjawab

Diabaikan Menma membuat bangsawan itu kesal pada akhirnya bangsawan itu menuangkan gelas berisi winenya ke kepala Menma, karena perbedaan tinggi sehingga Menma berada dibawahnya, bagaimanapun fisiknya hanya tubuh usia 10 tahun sedangkan bangsawan didepannya setidaknya 17 tahun

Menma sama sekali tidak bereaksi apa-apa, ia mengabaikannya seolah tidak pernah terjadi, tentu saja bangsawan itu hanya tersenyum melihat Menma yang bermandikan wine, penampilan dipermalukan didepan bangsawan lain sangatlah hebat

Tapi Menma bahkan tidak mempedulikan itu, karena semua ini sesuai dengan prediksinya, bagaimanapun setiap bangsawan memiliki ego yang tinggi sehingga jika ada orang rendahan masuk kedalam sebuah perjamuan orang-orang dengan derajat tinggi tentu saja akan didiskriminasi

Baik bangsawan maupun pelayan berkata dengan cukup jelas untuk didengarkan orang lain, Menma menderita kerusakan sosial dengan parah. Lauren hanya mengamati karena ia masih kesal dengan Menma serta anak-anak Lauel yang lain tertawa dengan pelan karena tidak ingin kehilangan martabatnya

Tap tap tap

Suara langkah kaki yang begitu jelas membuat mereka mengalihkan pandangannya ke sumber suara yang tegas dan jelas itu

Haschwald berjalan menuju Menma dan membungkuk

"Tuan apa perlu saya membubarkan seluruh keluarganya?"Pertanyaan Haschwald membuat bangsawan yang menuangkan wine tersebut bergetar hebat, lagipula orang yang berada didepannya ini adalah wakil raja

Menma yang ditanya sendiri bingung, mengapa ia memanggilnya tuan? Tapi ia harus menanggapinya dengan baik

"Tidak perlu sampai membubarkan, tapi beri ia hukuman karena menodai perjamuan untuk Yang Mulia"Menma menjawab tanpa menjadi baik ataupun jahat, ia memilih di antaranya

Bagaimanapun Menma hanya mengikuti arus, ia memang ingin bertanya mengapa memanggilnya tuan, tapi hal itu bisa disingkirkan terlebih dahulu

"Baik"

Bangsawan yang melihatnya panik, tentu saja mereka tidak menyangka bahwa anak yang menggunakan pakaian hitam akan dihormati oleh Wakil Raja yang merupakan orang kedua di kerajaan ini. Bahkan pangeran pertama tidak mendapat hormatnya yang merupakan bakat terbaik

Lauel mengepalkan tangannya dengan keras, merasa tidak terima dengan perlakuan itu?! Ia bahkan tidak dianggap sama sekali dan saat ia membuktikkan dirinya pada Haschwald, dibalas 'Dengan bakat kecil seperti itu anda tidak pantas menerima hormat saya, bahkan Yang Mulia tidak pernah melihat anda'

Balasan itu adalah hal yang paling menyakitkan bagi Lauel, karena itu ia berusaha keras dan mengabaikan istri dan para selirnya untuk berlatih dan melatih dirinya sampai puncak, namun Haschwald tidak pernah mengakui dirinya sekalipun, tapi bocah tidak dikenal yang dibawa Masaki mendapat pengakuan dari Haschwald, bagaimana bisa Lauel tidak marah, dan kesal?!

Bangsawan yang lain pun terkejut dan menahan nafas untuk sesaat, Haschwald yang bahkan tidak menghormati Duke bahkan pangeran dan hanya menghormati Yang Mulia Raja menunjukkan penghormatannya kepada orang lain, apalagi orang yang tidak dikenal, bagaimana bisa mereka tidak terkejut

Bangsawan yang menuangkan wine diusir dan pangkatnya diturunkan dari Count menjadi Baron serta harus memberikkan kompensasi kepada Menma dan istana

"Perintah anda sudah dilaksanakan, lalu apa anda memiliki perintah lain?"Haschwald berkata dengan sedikit membungkuk

"Mengapa kamu memanggil saya Tuan? Saya cukup yakin bahwa saya hanyalah orang asing disini, bahkan saya bukan warga negara asli disini"Ucapan itu membuat para bangsawan lebih kaget, anak yang dihormati Haschwald bahkan tidak memiliki latar belakang apapun bahkan ia adalah orang luar

"Sesuai titah Yang Mulia bahwa anda akan diangkat menjadi Pangeran ke-7 dan akan dinobatkan sebagai putra mahkota untuk raja selanjutnya"

Sunyi

Para bangsawan tidak ada yang bersuara, mereka mencoba mencerna berita ini dengan baik dan sampai pada kesimpulan bahwa mereka tidak mengerti sama sekali dengan alasan pengangkatan Menma menjadi pangeran ke-7

Hoffen Kingdom memiliki enam pangeran, dan setiap pangeran memiliki keunggulan dan kespesialan masing-masing namun tidak ada yang dinobatkan sebagai putra mahkota

Pangeran pertama berbakat dalam sihir, spirit, pedang, busur, tombak dan juga administrasi

Pangeran ke-2 berbakat dalam sihir dan busur

Pangeran Ke-3 berbakat dalam spirit dan pedang

Pangeran ke-4 berbakat dalam urusan negara dan administrasi

Pangeran ke-5 berbakat dalam sihir dan administrasi

dan terakhir pangeran ke-6 dikenal dengan kejeniusannya dalam membuat strategi

Dari mereka semua Pangeran pertama Lauel adalah yang paling mendekati tahta tapi kejadian didepan mereka menjungkirbalikkan ekspetasi mereka

"Eh?"

Menma juga ikut terkejut, tidak bisa mengikuti perkembangan situasi

'Apa yang sebenarnya terjadi...?'

To Be Continue

Sebenernya saya mau lanjutin setelah v2 selesai, tapi yang v2 ga kepikiran alurnya sama yang s3 ini bisa dilanjutin dan gabakal ganggu v2, jadi up aja. Alasan asli ini lama up karena saya ngehapus cerita yang udh dibuat, karena akhirnya aneh, jadi di remake dari awal. Terus kasih tahu kalo ada yang aneh, soalnya kalo saya yang baca, pasti gabakal ada yang aneh, jadi butuh sudut pandangan lain

Kemudian, tentang chapter selanjutnya mungkin up minggu depan paling lambat, lalu saya pengen tanya cara ngehapus Category Anime/Manga Naruto jadi cuman Anime/Manga itu gimana caranya ? apa buat aja jadi ga Regular?