STRONG FATHER

Disclaimer

Naruto : masashi kishimoto

Highschooldxd : ichie ishibumi

Dan karakter lain dari anime lain

Rate : M

Genre : family, humor, romance, fantasy

Pair :

Naruto U x Big Harem

(Great Red x Kholkikos x Katerea x Serafall x Grayfia x Arturia x Yasaka x Asuna x Mereoleona x Shirahoshi x Albedo x Freya x Hancock x Chisato x Remia x Robin) x (Kalawarner x Izanami x Gabriel x Hestia x Tiamat x -- )

(Menma x Raynare x Akeno) (Gray x Kuroka) (Minato x Koneko)

Warning : fic ini hasil pemikiran sendiri, banyak kesalahan, kata tidak baku, typo, gaje, alur berantakan.

"Hello" : orang bicara

"Hello" : orang membatin

"Hello" : monster bicara

"Hello" : monster membatin

.

Peringatan sebelum membaca, chapter ini mungkin banyak typo dan kata yang kurang dan kesalahan ketik karena saya terlalu malas untuk meneliti lagi.

.

Chapter 43

.

#Skip 4 bulan kemudian

.

Waktu berlalu, 4 bulan telah tiba. Dan hari ini adalah hari yang paling dinanti-nanti oleh Naruto serta istri Naganya, terutama Great Red.

Bukan karena apa, hari ini adalah hari dimana saatnya telur yang dikengkrami oleh Great Red akan menetas. Dan Naruto sudah tak sabar menantinya.

Dan Naruto telah menguatkan mentalnya, apa pun rupa anaknya nanti, Naruto sudah siap mengakuinya. Karena bagaimanapun perkawinan silang dirinya dan bangsa Naga itu baru pertama kali terjadi, jadi ada kemungkinan terjadi kecacatan nantinya. walau Naruto sudah berharap semoga tak terjadi apa-apa, tapi tetap saja, perasaan was-wasnya terus melekat sampai saat ini.

*Krak! Krak!*

Naruto langsung melebarkan mata, ia mendengar suara telur retak yang tertutup oleh tubuh Naga Great Red.

Great Red pun sedikit membuka sayapnya, memperlihatkan telurnya yang akan menetas. Sedikit memberi celah untuk Naruto melihat proses penetasannya, dan Naruto pun langsung memperhatikan telur Great Red dengan seksama.

*Krak! Krak! Krak! Krak!*

Retakan yang tadinya sedikit, kini menjalar ke seluruh bagian telur itu. Naruto menahan nafas, ia sudah tak sabar ingin melihat keturunannya dari bangsa Naga itu.

*Pyarrrrrr!*

Narurto melebarkan mata, tapi tidak bagi Great Red yang malah tersenyum, dan Kholkikos yang berada di samping Naruto juga tersenyum senang melihat kejadian telur pecah milik Great Red itu.

Ternyata isi telur itu terdapat sosok perempuan dewasa, berambut merah yang telanjang, dan posisinya meringkuk, memeluk kedua lututnya. (Bayangin Rindo Kobayashi : Shokugeki no Souma).

Great Red tersenyum, ia menoleh ke arah Naruto yang terdiam mematung karena saking senangnya. "Apa kau tak mau melihat anakmu lebih dekat, Naru-kun?" kata Great Red.

Naruto tersentak. "Ah, i-ya," ucapnya kikuk. Kemudian ia melangkah mendekati anaknya yang baru menetas, seketika pula Great Red merubah wujudnya menjadi wujud manusianya.

"Hmmm... Berbeda dari mahkluk hidup lainnya ya? Entah kenapa tadi aku memikirkan sosok bayi imut, tapi sekarang yang kulihat malah gadis remaja," kata Naruto yang telah memperhatikan anaknya dari Great Red dengan dekat.

"Ya begitulah," bukan Great Red yang menjawab, melainkan Kholkikos yang berada di samping Naruto. "Tapi tetap saja, sifatnya akan seperti bayi pada umumnya," sambung Kholkikos menjelaskan.

"Jadi begitu ya," gumam Naruto nampak sedikit paham atas penjelasan Kholkikos.

"Jadi, mau kau beri nama siapa anak kita ini, Naru-kun?" tanya Great Red membuyarkan lamunan Naruto.

Naruto menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, ia menoleh ke arah Great Red sambil cengengesan. "Saat ini aku tak punya ide nama yang bagus, mungkin dirimu saja yang memberi namanya, Red-Chan."

Great Red pun memegang dagunya, ia sedang berpikir. "Bagaimana kalau Draig. Kurasa itu bagus."

"Bukannya itu terdengar seperti nama anak laki-laki. Mungkin nama yang lain lebih ba..."

"HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"

Ucapan Naruto tak diteruskan, terpotong oleh anak Naganya yang menangis keras itu.

"Tu kan, Naru-kun. Dia maunya namanya Draig,"

Dan benar, setelah ucapan Great Red barusan, anak Naga itu langsung terdiam, ia tersenyum dengan menunjukkan 2 taring gigi kecilnya. Seperti senang akan nama pemberian dari Great Red tadi.

Naruto Sweatdrop. "Benar-benar filing yang luar biasa," batinnya cengo atas reaksi anak Naga itu yang sangat cepat berubah.

"Baiklah-baiklah, namanya Draig saja."

"Khi. Khi. Khi. Khi."

Naruto, Great Red dan Kholkikos langsung menoleh ke arah anak Naga yang diberi nama Draig itu yang sedang cekikikan senang. seketika pula Great Red dan Khokikos ikut cekikikan senang melihatnya.

Dan Naruto hanya menghela nafas saja melihat itu, tapi tak dipungkiri jika dirinya juga ikut senang melihatnya, itu terbukti dengan senyuman yang ditampilkannya.

.

"Bakal jadi anak tomboy ni jadinya,"

.

.

#Skip 25 tahun

.

Singkat waktu, tak terasa kehidupan keluarga Naruto dengan istri Nagannya cepat berlalu, Kini keluarga mereka telah bertambah. Sosok Draig yang lahir dari Great Red, dan Albion yang lahir dari Kholkikos.

Tak lama jarak kelahiran dari telur yang menetas, hanya berjarak 2 bulan saja, lebih tuaan Draig ketimbang Albion (Brynhildr : FGO). Dan gender mereka semuanya perempuan.

Walau nyatanya, saat pertama Naruto merawat kedua anaknya, ia dibuat Bingung. Bayangkan saja, baru menetas atau lahir saja sudah berfisik seperti gadis remaja, tapi tetap saja, tingkahnya seperti bayi pada umumnya.

Singkat waktu, singkat tahun. Hari-hari sulit Naruto merawat bayi besarnya telah terlewat. Kini sudah 25 tahun, Draig dan Albion tak ada pertumbuhan fisik sama sekali, tapi pertumbuhnya itu pada sifatnya, mereka telah berkembang menjadi sosok dewasa di mata Naruto sekarang.

Dan kini Naruto berdiri, bersedekap dada, terus memperhatikan kedua putrinya yang nampaknya sedang berkonsentrasi dengan menyatukan kedua tangannya.

Yap! Saat ini Naruto sedang melatih kedua putrinya kontrol Senjutsu. Tepat tak jauh di belakang rumah sederhananya, di padang rumput yang tak begitu luas, tapi nyaman untuk melatih kekuatan atau olahraga lainnya.

"Konsentrasi. Rasakan kekuatan alam di sekitar kalian, dan resaplah,"

""Hai. Otou-san,""

Terus berkonsentrasi, bahkan saking konsentrasinya, Draig sampai mengerang karena sudah tak tahan terus diam berdiri berkonsentrasi atas suruhan ayahnya.

"Hah... Aku menyerah, Otou-san,"

Helaan nafas panjang Draig, ia langsung angkat tangan, tanda ia sudah tak sanggup lagi melakukan perintah ayahnya.

Naruto menatap Draig. "Jangan menyerah, ini baru 1 jam berlatih, masa sudah menyerah beegitu saja,"

Draig memayunkan bibirnya sambil menoleh ke arah lain. "Ayolah Otou-san, aku ini sudah bisa mode Naga, masa harus berlatih lagi,"

*Ctak!*

"Au...!"

Jitakan keras Naruto di kepala Draig, sontak Draig langsung merintih kesakitan, mengelus kepala merahnya. "Mode Naga bukan berarti sudah bisa segalanya ya, bahkan kau belum mampu mengontrol 50 persen sihirmu itu," ucap Naruto.

"Apa tidak ada cara lain, Otou-san?"

"Maka dari itu, berlatih kekuatan Senjutsu warisan dari Otou-sanmu ini, maka kau dapat menggandakan kekuatan sihirmu itu,"

"Yah..."

Lagi-lagi Draig menghela pasrah, sebenarnya ia cukup Bosan dengan cara pelatihan ayahnya itu yang terbilang itu-itu saja. Tapi berbeda dengan Albion, ia malah terlihat senang cara berlatih ayahnya, karena mau bagaimanapun sifatnya yang menyukai Ketenangan sangat melekat pada dirinya. Bahkan yang dari tadi Draig terus di nasehati oleh ayahnya saja, Albion masih tetap mode konsentrasinya, seperti tak terganggu oleh suasana sekitarnya.

*Srek! Srek!*

"Draig! Albion! Okaa-san datang!"

Teriak Great Red jauh dari belakang Naruto dan anaknya berada.

Sontak Naruto yang dalam mode menasehatinya kini terhenti, ia menoleh ke belakang dan langsung menghela nafas. Beda dengan Draig yang namapak Begitu Senang saat melihat ibunya dan ibunya Albion yang datang, apalagi di tambah dengan keranjang bawaannya yang sudah pasti berisi makanan.

Seketika itu pula, Albion menyudahi acara berkonsentrasinya, matanya yang tadinya tertutup, kini terbuka. Ia juga nampak terlihat Senang saat melihat ibunya datang.

"Waktunya istirahat," kata Great Red setelah dekat dengan Naruto.

"Huh... Kau ini ya," Naruto menghela nafas dan langsung duduk, diikuti Great Red dan Kholkikos yang duduk di sampingnya.

Tiba-tiba Naruto mendongkrakkan kepalanya, matanya melirik ke belakang, atas Sesuatu yang dirasakan jauh di belakangnya.

"Keluarlah Ophis! Jangan terus bersembunyi di situ!" kata Naruto sedikit berteriak.

""Ophis?""

Tanda tanya muncul di atas kepala Great Red dan Khokikos, pasalnya sejak tadi ia tak merasakan kehadiran Ophis di sekitarnya. Sontak mereka berdua menoleh ke arah yang Naruto lihat.

Dan benar, jauh apa yang mereka lihat. Di situ ada Ophis, sedang melayang mendekat dengan wajah yang dipalingkan ke arah lain.

Great Red menoleh ke arah Naruto. "Bagaimana bisa kau merasakan kehadiran Ophis, Naru-kun. Bahkan aku tak merasakannya dari tadi," bingung Great Red.

"Senjutsu."

Singkat Naruto. "Aku bisa merasakan kehadiran siapapun berkat kekuatan Senjutsuku, dengan kata lain, aku menyatukan diriku dengan alam di sekitarku ini," jelas Naruto memberitau.

"Jadi begitu ya,"

kata Great Red mengangguk mengerti. Dan Naruto hanya mengangguk saja sebagai jawaban mengiyakan.

Hingga tak berselang lama akhirnya Ophis telah dekat dengan mereka. Memasang wajah datar, seolah-olah biar nampak seperti orang yang tidak peduli di sekitarnya.

Great Red menopang dagunya. "Sudah berapa lama aku tak melihatmu ya Ophis?" tanyanya.

"Entahlah, ingat saja sendiri." Balas singkat Ophis.

"Huh... Kau itu ya Ophis. Kau terlihat berbeda sekali."

Kali ini Kholkikos yang berkata, ia dari tadi terus memperharikan Ophis dengan seksama. Di matanya, kini Ophis terlihat Berbeda, walau nyatanya Kholkikos sedikit tak tau perbedaanya.

"Um. Kau benar sekali, Kholki-Chan." Timpal Great Red dengan anggukannya. "Padahal dulu kau paling semangat mengajak kami bertarung, tapi kali ini kau terlihat bosan hidup." Sambungnya.

Ophis hanya memandang langit. "Entahlah, mungkin sesuatu telah merubahku," ucapnya.

Sontak Great Red dan Kholkikos yang mendegar jawaban dari Ophis hanya memiringkan kepalanya bingung, mereka tak maksud dari pengertian ucapan Ophis yang didengar oleh telinga mereka.

"AwLoAwLi AwOawPhisAw..."

Ucapan tak jelas Naruto sambil menguyah makanan di dalam mulutnya. sontak mereka bertiga, Great Red, Kholkikos dan Ophis menolehnya, Seketika langsung geleng-geleng kepala.

"Ditelan dulu Naru-kun," ucap Great Red.

*Glek!*

Makanan yang dikunyah pun ditelan. "Loli Ophis,"

*Twich!*

Sedikit perempatan muncul di kepala Ophis, ucapan Naruto terdengar Menyakitkan bagi dirinya, entah karena apa.

"Kau tau Trihexa tidak?" tanya Naruto.

Rasa ingin memukul kepala Naruto, tapi Ophis tahan, ia sedikit Tak Bisa melakukannya entah karena apa, dan Ophis tak tau apa penyebabnya.

"Di dimensi manusia kali," singkat Ophis khas dengan nada datarnya.

"Ooo begitu." Kata Naruto, kemudia ia menoleh ke arah kedua istri Naganya. "Red-Chan, Kholki-Chan. Ayolah, ajak aku sesekali ke dimensi manusia," minta Naruto dengan mata blink-blink, namapak seperti mata kucing yang sedang memohon meminta jatah makanan.

Great Red dan Kholkikos bersemu merah. ""Kawaiiiiii! Oh Naru-kunku Kawaiii banget!""

Tak tanggung-tanggung, saking terpesonanya dengan wajah imut dibuat-buat oleh Naruto. Kedua anaknya pun juga bersemu merah, sampai makanan yang hampir masuk ke mulutnya jatuh ke tanah. Sedangkan Ophis hanya bersemu merah tipis saja melihatnya.

"Ehem!" mengatur rasa terpesonanya, Great Red berdehem. "Begini Naru-kun, bukannya kami tak mau mengajakmu ke dimensi manusia. Di sana itu mengerikan. Bukan hanya manusia, tapi ada Iblis, Malaikat jatuh, Malaikat, Siluman, Yokai, Dewa, dan lain sebagainya. Lagipula di sana saat ini sedang terjadi peperangan besar, maka dari itu lebih aman dan nyaman di sini, di dimensi para Naga yang tak mungkin terkena efek perangnya." Jelas Great Red memberi alasannya.

Seketika Naruto langsung memalingkan wajahnya acuh, memanyunkan bibirnya. "Bilang saja, kalau takut nanti ada wanita lain yang mendekatiku," gumam Naruto, tapi masih terdengar jelas oleh mereka di situ.

"Hehehe..."

Great Red dan Kholkikos langsung cengengesan kikuk, karena gumaman Naruto ternyata benar seperti apa yang pertahankan oleh Great Red dan Kholkikos agar Naruto tak pergi dari dimensi Naga itu.

Jauh di lubuk hati terdalam, sedikit senyum tercetak jelas di wajah Ophis. Rasa guyar berubah menjadi yakin, yang tadinya tak Berani untuk mendekat, kini terbuka caranya untuk mendekat.

Sedikit lebih lama tak masalah, ia masih sabar sebelum ia mengatakan Sesuatu. Dan pastinya untuk Naruto yang selalu dipandang terus oleh Ophis saat ini.

Tapi perhatian mata Ophis ditangkap oleh kedua istri Naga Naruto itu, akan tetapi tak ada perasangka buruk dari mereka. Karena mereka berpikir, tatapan Ophis terhadap Mate mereka hanyalah sebuah tatapan Biasa, tanpa tau arti sesungguhnya .

Karena mau bagaimana pun, Great Red dan Kholkikos masihlah belum Sempurna untuk memahami makna perasaan. Mereka masih perlu Belajar banyak tentang unkapan perasaan dengan sang ahlinya, siapa lagi kalau bukan Mate mereka, si Naruto itu sendiri.

Akhirnya pun mereka memulai. Memulai makan bersama ala kadarnya, dan Ophis juga ikut menikmati makanan yang dibuat oleh Great Red dan Kholkikos itu.

Hening, tanpa suara, mereka menikmati setiap makanan yang dimakan itu. Hingga seketika Naruto meminum minumanya karena kehausan, dan.

"Hmm..."

Sedikit berdehem, membuat siapa saja yang disitu menoleh ke arahnya, dan memiringkan kepalanya, karena mereka sedikit bingung dengan tampang Naruto yang terlihat sedang berpikir sambil memegang dagunya.

"Kau kenapa, Naru-kun?" tanya Great Red.

"Huh..." sedikit helaan nafas pun tercipta dari mulut Naruto. "Aku sedang memikirkan seseorang," ucapnya.

""Siapa?""

Tanya Great Red dan Khokkikos penasaran. Seketika Naruto langsung memandang awan, seketika itu pula, awan yang dipandang Naruto menampilkan bayangan seseorang.

Naruto tersenyum. "Siapa lagi kalau bukan saudara Draig dan Albion di dimensi Elemental,"

Seketika Great Red dan Kholkikos hanya ber-O-ria saja. Mereka sudah tau siapa yang dimaksud oleh Mate mereka. Siapa lagi kalau bukan Yuu, anak Naruto di Elemental yang pernah diceritakan kepada mereka dulu, bahkan Great Red dan Kholkikos juga pernah melihat fotonya yang selalu disimpan di gulungan aneh milik Naruto.

"Saudara?"

Tapi beda dengan kedua anak Naganya dan Ophis. Mereka seakan tak tau karena mereka baru tau akan fakta yang didengar oleh merela sekarang ini.

Naruto pun menoleh ke arah Draig dan Albion. Ia tersenyum. "Yap. Kalian memiliki saudara, namanya Yuu." Ucap Naruto memberitau.

"Lalu, dimana dia sekarang?" tanya Albion.

"Dia ada di dimensi lain. Jauh dari dimensi ini, karena Tou-san juga berasal dari dimensi itu," balas Naruto.

""Membingungkan.""

Kata Draig dan Albion bersamaan. Sedangkan Ophis yang mendengar percakapan tadi hanya mangut-mangut mengerti saja. Tapi tidak bagi Great Red dan Kholkikos, mereka cengengesan kikuk atas jawaban Draig dan Albion yang terbilang Tak mau tau.

"Huh..." helaan nafas pun tercipta dari mulut Naruto. "Sudah, cepat habiskan makananmu itu, Draig, Albion. Habis ini kita latihan lagi,"

"Yaaaaaaah... Otou-san. Kenapa harus latihan lagi?" ucap Draig mengelus.

Naruto bersedekap dada. "Masih ada waktu sampai sore. Gunakan itu untuk latihan,"

Seketika tubuh Draig langsung melemas. Ia terlihat malas untuk melakukan apa yang diinginkan ayahnya itu. Sedangkan Albion, ia terlihat tenang-tenang saja. Seperti tak masalah melakukan apa yang diperintah ayahnya itu.

.

.

.

#Skip 3 Minggu kemudian

.

Masih di tempat yang sama seperti 3 minggu yang lalu. Kini Naruto berdiri, ditemani 2 istri Naganya, serta Ophis yang entah karena apa akhir-akhir ini sering datang ke situ. Dia melayang-layang, hukum Gravitasi tak berlaku untuknya.

50 meter jauh dari hadapan Naruto serta yang lainnya berada. Di situ nampak Draig dan Albion sedang saling berhadapan, dengan jarak 10 meter saja.

Itu karena Naruto serta yang lainnya ingin melihat perkembangan Draig dan Albion. Latih tanding adalah cara yang tepat untuk melihat potensi mereka.

Naruto merogoh kantong celananya, mengeluarkan kunai cabang 3 dengan dihiasi kertas peledak yang menggantung di ganggang kunai itu.

*Wush...!*

Naruto melempar kunai itu ke atas langit, seketika kertas peledak itu terbakar. Seketika Draig dan Albion bersiap, Mereka bersiaga. karena mereka tau, apa yang dilakukan ayah mereka itu adalah sebuah kode. Kode akan diri mereka untuk bersiap memulai latih tandingnya.

*Duarrrrrrrr!*

*Sring!*

Kertas itu meledak. Seketika Draig dan Albion menghilang dalam sekejap mata. Bahkan gerakan mata pun tak mampu untuk melihat pergerakan mereka.

*Duagh!*

Tendangan keras Albion dari samping yang mengarah ke kepala Draig ditahan dengan mudah oleh Draig dengan tangan kanannya. Draig tersenyum, tangan kirinya mengepal.

*Wush...!*

Albion mengkuyang tubuhnya, tinju Draig melintas di atas tubuh Albion.

*Set!*

*Wush...!*

*Tap!*

Dengan cepat Albion salto ke belakang, langsung melompat menjauh dari hadapan Draig.

*Sring!*

Albion melebarkan mata terkejut. Tiba-tiba Draig telah berada di samping Albion dengan tinju yang siap dilancarkan. Akan teteapi, keterkejutan Albion hanya sebentar. Kini diganti dengan senyuman tipis serigainya.

[DIVIDE!]

*Deg!*

*Bruk!*

Draig tersentak, ia ambruk berlutut di samping Albion. "Sial! Aku tak menyadari jika Albi bisa membagi kekuatan dan tenagaku." Batin Draig.

*Wush!*

*Duarrrrrrrr!*

Tanah yang tadi tempat Draig berlutut kini amblas setengah meter dalamnya akibat injakan kaki Albion tadi. Tapi beruntung, Draig dapat menghindarinya. Ia melompat cepat kebelakang saat detik terakhir kaki Albion akan mengenainya.

[BOOST!]

Tangan kanan Draig berubah menjadi tangan Naga. Albion pun menoleh ke arahnya. "Kau curang, D-Chan. Menggunakan bentuk perubahan sebagianmu." Ucap Albion.

"Ayolah Albi-Chan. Kau kan bisa membagi kekuatan, maka aku akan menggandakan kekuatanku agar tak habis dibagi olehmu," Kata Draig sambil mengangkat tangan Naganya itu ke arah atas.

[BOOST! BOOST! BOOST! BOOST!]

Telapak tangan kanan Draig menyala hijau terang. Mengumpulkan energi kekuatan di telapak tangannya. Kemudian tangan penuh energi kekuatan itu dibentangkan ke arah depan dan sasaranya adalah Albion.

*Sring!*

Seakan sudah tau apa yang akan dilakukan oleh Draig. Tiba-tiba tangan kanan Albion juga berubah menjadi tangan Naga, di bentangkan ke depan. Seperti siap menerima apa yang akan dilakukan oleh Draig.

*SHOOOOOOT!*

Laser hijau dari tangan Draig ditembakkan ke arah Albion. Akan tetapi Albion hanya tersenyum, ia menerima serangan laser penuh energi itu, Seakan tak takut akan resiko nantinya.

[DIVIDE! DIVIDE! DIVIDE! DIVIDE!]

*Sring!*

Laser serangan Draig tiba-tiba mengecil, kian mengecil. Dan Diikuti munculnya sayap Naga di punggung Albion. Sayapnya sedikit mengeluarkan siatu muatan energi yang berlebih.

Draig menyerigai, ia tau jika Albion tak sepenuhnya bisa membagi keseluruh kekuatannya. Jika berlebihan membagi, maka energi yang dibagi itu akan dibuang sia-sia melalui sayapnya itu.

[BOOST! BOOST!]

*Deg!*

Laser yang tadinya hampir menghilang seketika membesar kembali. Dan Albion langsung tersentak, ia terdorong mundur 30 cm ke belakang karena tak mampu menahan serangan Draig.

"Ah sial! Aku tak tau jika Draig bisa menggandakan kekuatannya sambil menyerang," batin Albion berkeringat dingin.

[BOOST!]

*Wush...!*

*DUARRRRRR!*

Albion terpental ke belakang akibat terdorong laser Draig yang bertambah besar itu. Tubuhnya langsung menabrak pohon yang sangat besar, bersamaan dengan ledakan besar di tempat Albion berada saat itu.

Asap tebal pun beterbangan di tempat ledakan itu. Menghilangkan jarak pandang Draig yang tak dapat melihat kondisi Albion sekarang.

.

.

Sedangkan di tempat Naruto serta yang lainnya berada. Nampak Kholkikos menuding Great Red. "Red. Anakmu sangat berlebihan." Ucapnya dengan sedikit bentakan.

Great Red menyipitkan matanya, menatap Khokikos. "Kenapa kau menyalahkan anakku, Khoki? Lagian anakmu nekat sekali menerima serangan anakku," balas Great Red membela.

"Grrrrrrrrt..."

*Ctak! Ctak!*

Jitakan tangan mendarat di kepala Great Red dan Kholkikos. Dan pelakunya adalah Naruto sendiri yang telinganya sudah berasap, ia kesal mendengar perdebatan kedua istri Naganya yang menurutnya konyol dan Tak ada gunanya.

""Naru. Kenapa kau menjitakku?""

Tanya Great Red dan Kholkikos bersamaan. Dan Naruto hanya bersedekap dada, menghiraukan mereka berdua. Ia lebih memilih memperhatikan kepulan debu tebal tempat Albion berada.

"Perhatikanlah dengan cermat, Albion itu baik-baik saja," ucap Naruto yang terus fokus memperhatikan kepulan debu.

Sontak Khokikos langsung memperhatikan debu tebal. matanya disipitkan, menfokuskan penglihatan Naganya yang mampu menembus penghalang apapun. Sedangkan Great Red lebih memilih mengelus kepalanya yang lumayang terasa sakit, walau hanya sedikit.

Di balik debu itu. Khokikos dan Naruto melihat samar-sama Albion yang tertutup debu yang sedang menyatukan tangannya. Menyerap energi alam sekitarnya.

Sedikit senyum tipis Naruto perlihatkan. "Hmmm... Nampaknya Albi sudah bisa mode Senjutsu," batin Naruto.

*Wush... Wush...*

Angin berhembus. Nampak Ophis merasakan sesuatu. Seketika ia menoleh ke arah Naruto, tapi ia langsung menaikkan alisnya karena melihat Naruto sedikit tersenyum walau Ophis hanya bisa melihat senyumannya dari arah samping, bukan dari depan.

"Kau nampak tau sesuatu, Naru?"

Tanya Ophis pelan. Sehingga tak terdengar oleh Great Red dan Kholkikos, tapi Naruto mendengarnya.

Naruto melirik Ophis melalui ekor matanya, ia berkata. "Suatu keberhasilan," ucap singkatnya sambil tersenyum.

Dan ucapannya membuat Ophis memiringkan kepalanya. Ia tak mengerti maksud ucapan Naruto yang didengarnya. Akan tetapi Ophis hanya memilih diam, melihat ke arah kepulan debu untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

.

.

Kembali ke posisi Draig. Kini ia terus bersiaga, memperhatikan debu tebal tempat Albion berada. Pikirannya aneh, ia seperti merasa akan sesuatu akan terjadi selanjutnya.

*Wush...*

Seketika angin berhembus, menghilangkan debu tebal dengan perlahan. Hingga tak lama kemudian debu tebal itu menghilang.

Great Red, Kholkikos, Ophis dan Draig melebarkan mata, tapi tidak bagi Naruto yang malah tersenyum. Mereka yang melebarkan mata terkejut melihat perubahan Albion yang ditangkap mata mereka.

Albion berubah. Area matanya berwarna kuning, pupilnya membentuk tanda (), taring giginya nampak memanjang sedikit. Semuanya tau apa perubahan Albion sebenarnya, yaitu bentuk Senjutsu yang diajarkan oleh ayahnya itu.

Draig mengepalkan tangannya. Ia merasa Iri atas keberhasilan Albion ketimbang dirinya yang belum bisa ke mode Senjutsu. Walau begitu, Draig tak ingin kalah dari Albion. Tekat untuk mengalahkan telah merasukinya. Kedua tangannya mengepal erat.

[BOOST! BOOST! BOOST! BOOST! BOOST! BOOST! BOOST! BOOST! BOOST! BOOST!]

Kini seluruh tubuh Draig diselimuti armor besi warna merah dengan dihiasi sepasang sayap lebar pada punggung armornya. Walau ia tak bisa mode Senjutsu, maka sebagai gantinya ia menggandakan lekuatannya.

Tangan kanan kanan Albion terangkat, mengarah ke arah Draig.

*Grrrrrrrrt! Grrrrrrrrt! Grrrrrrrrt!*

Guncangan hebat melanda tempat itu, seperti gempa akibat aksi Albion. Draig tau, bahkan semuanya tau bahwa aksi Albion ini adalah merobek dimensi. Dengan kata lain, Albion akan membelah dimensi dengan menciutkan ruang lingkup tempat itu. Sangat berbahaya sekali.

*Sring!*

Tak ingin kalah konyol. Draig tiba-tiba menghilang, dan muncul pas di depan Albion dengan kepalan tinjunya.

*DUAGH!*

*Wush...!*

*Set...!*

Tinju keras Draig ditahan oleh Albion. Namun karena saking kerasnya, mampu membuat Albion terseret beberapa meter ke belakang

*Wush...!*

Tak ingin menyianyiakan kesempatan. Draig langsung melesat ke arah Albion. Tanpa disadari Draig, di tangan kanan Albion terkumpul pandar energi warna biru.

*Grep!*

Tinju Draig ditahan dengan mudah oleh Albion dengan tangan kirinya. Seketika Draig melebarkan mata terkejut saat mengetahui tangan kanan Albion yang berlapis pandar energi biru mengarah ke perutnya.

*DUAGH!*

*SHOOOT!*

*BOOOOM!*

Draig tak bisa menghindar. Ia terpental jauh, menabrak batu besar hingga hancur berkeping-keping. Sehingga menciptakan ledakan yang lumayan keras didengar oleh telinga mereka yang menyaksikan.

*Krak! Krak!*

Armor Draig bagian perut pun retak cukup parah, tapi tidak hancur. Draig tersenyum melihat armornya yang retak. "Benar-benar kuat sekali pukulan dilapisi energi Senjutsu ya," batinnya sambil bangkit berdiri.

[BOOST!]

Armor yang tadinya retak, telah kembali semula. Ia menoleh ke arah Albion, entah kenapa Draig menyipitkan matanya. "Aneh sekali, kenapa wajah Albi tak berekspresi ya?" batinnya menatap bingung wajah Albion yang datar dan dingin. Tidak seperti biasanya yang selalu tersenyum. "Ah. Mungkin karena pengaruh kekuatan Senjutsunya," sambung batinnya.

Seketika Draig kembali bersiap. Begitu juga Albion yang nampak siap menerima dan bertarung kembali dengan Draig.

*Wush!* *Wush!*

Mereka berdua saling melesat. Dengan kepalan tinju mereka masing-masing yang siap dilancarkan.

.

*Duarrrrr!*

.

.

Terus memperhatikan, Sedetik pun tak lepas dari pengamatannya. Tapi kali ini berbeda, yang tadinya Naruto tersenyum saat melihat Albion berhasil mode Senjutsunya. Kini tak ada lagi bibir tersenyum dari Naruto. Perasaannya was-was akan sesuatu yang terjadi sekarang ini.

"Kuat juga ya, kekuatan Senjutsu."

Tiba-tiba Ophis berucap. Membuyarkan pengamatan Naruto. Seketika Naruto langsung menoleh ke arah Ophis, begitu juga Great Red dan Kholkikos yang juga menoleh ke arahnya.

"Aku setuju denganmu, Ophis."

"Aku juga,"

Timpal Great Red dan Kholkikos, membalas ucapan Ophis. Tak ada balasan dari Naruto, melainkan Naruto langsung menoleh kembali ke depan. Mengamati apa yang memang harus diamati.

Great Red, Kholkikos dan Ophis memiringkan kepalanya. Mereka bingung melihat Naruto yang terlihat agak aneh sekarang.

"Huh..." memijit pelipisnya sambil menghela nafas. "Akan tetapi ada resikonya." Ucap singkat Naruto.

""Maksudmu?""

Kejut sekaligus bingung. Great Red dan Kholkikos tak mengerti maksud ucapan Naruto.

"Ada resiko dalam mempelajari Senjutsu. Yaitu pembatuan tubuh bagi yang tak mampu mengontrolnya, dan yang paling parah adalah kematian." Jelas Naruto memberitau.

Great Red, Kholkikos dan Ophis melebarkan mata terkejut. Mereka baru mendengar sebuah fakta mengerikan dari Naruto.

"Lalu kenapa kau ajarkan itu pada an..."

"Tenang saja, Albion pasti bisa mengontrolnya,"

Ucapan Kholkikos langsung terpotong cepat oleh ucapan Naruto. Kholkikos pun terdiam, ucapan yakin Naruto membuatnya tenang. Dan kini ia lebih memilih memperhatikan kembali latih tanding Albion dan Draig kembali.

.

.

.

#Skip time

.

Saling jual beli serangan antara Draig dan Albion. Ternyata latihan mereka tak terasa sudah memakan banyak waktu. 1 jam telah dilewati begitu saja.

Nampak, akibat adu serangan mereka yang dilancarkan. Kini kondisi Draig tak seperti pertama akan memulai, dengan armor yang nampak utuh hanya dibagian tangan dan kaki saja, yang lainnya sudah hancur.

Begitu juga Albion. Nampak ia juga memakai armor besi yang sama seperti Draig, Cuma bedanya armornya berwarna putih. Tapi tetap saja, armor yang utuh hanya bagian tangan dan kaki saja. Yang lain telah hancur, sama seperti Draig. Akan tetapi, Albion masih memakai mode Senjutsunya.

Akan tetapi, sejauh pengamatan Naruto. Pertandingan Draig dan Albion nampak ada yang berbeda, terutama Albion. Sejak awal menggunakan Senjutsu, Albion nampak tak berekspresi. Wajahnya datar dan serius. Seperti tak memiliki kesadaran saat menyerang.

Oleh sebab itu, Draig nampak kewalahan untuk mengimbanginya. Bahkan jika dihitung, lebanyakan yang terkena serangan itu Draig. Sehingga membuat Great Red yang menyaksikan terlihat cemas.

Bahkan saking cemasnya, Great Red malah memarahi Kholkikos, karena tak terima anaknya seperti itu. Akan tetapi, Kholkikos malah balik memarahi, sehingga adu mulut mereka pun tak bisa dihindari lagi.

Sontak adu mulut mereka berdua membuat Naruto dari tadi terus melerainya, karena adu mulut mereka bukan hanya satu kali atau dua kali, melainkan berkali-kali.

Tapi ada saja, disaat Naruto sibuk melerai kedua istrinya. Ophis malah diam santai seperti tak terganggu oleh hal itu. Ia lebih memilih memperhatikan pertarungan Draig dan Albion yang nampak akan menuju tahap akhir.

Draig dan Albion saling berhadapan dengan jarak 10 meter. Mereka saling mengumpulkan energi sihirnya pada kepalan tangan kanan mereka.

*Sring!* *Sring!*

Draig dan Albion menghilang.

"BOOOOOOOM!*

Ledakan keras pun terjadi setelah benturan tinju mereka berdua. Membuat Naruto dan kedua istrinya menoleh ke sumber ledakan, memfokuskan penglihatannya karena pandangannya tertutup oleh debu tebal yang beterbangan di sumber ledakan itu.

Hingga tak lama kemudian debu pun menghilang. Naruto dan kedua istri Naganya langsung melebarkan mata. Mereka terkejut melihat apa yang mereka lihat sekarang.

Jauh dipenglihatan mereka. Disana nampak Draig dan Albion sama-sama terbaring tak sadarkan diri, plus dengan luka-luka di sekujur tubuh mereka.

Naruto serta yang lainnya pun langsung menghampiri mereka. Great Red dan Kholkikos dengan cepat langsung memapah anak mereka masing-masing dengan perasaan yang teramat-amat cemasnya.

"Biar aku cek dulu kondisinya," ucap Naruto sambil mendekat ke arah Albion terlebih dahulu.

"Huh..." Naruto pun menghela nafas lega. Nampaknya kondisi Albion terbilang baik-baik saja, tak ada masalah.

Naruto pun berdiri, ingin mengecek Draig. "Naru. Apa Albion baik-baik saja?" tanya Kholkikos.

"Dia hanya kelelahan karena terlalu memaksa mempertahankan Senjutsunya, sebentar lagi dia akan pulih, tenang saja." Balas Naruto tersenyum meyakinkan, membuat Kholkikos mengangguk mengerti.

Sekarang giliran Draig yang harus di cek. Naruto pun mengeceknya. "Huh..." helaan nafas tercipta kembali dari mulut Naruto. Bukan helaan nafas lega, melainkan helaan nafas beratnya seakan mengetahui kondisi Draig yang terbilang parah.

Sontak membuat Great Red menatapnya penuh harap. "Draig baik-baik saja kan, Naru?" tanyanya.

Tak ada jawaban, melainkan reaksi tangan Naruto yang tiba-tiba keluar chakra. "Struktur tubuh bagian dalamnya ada yang hancur. Tapi masih bisa kusembuhkan, walau membutuhkan waktu seharian." Ucap Naruto.

Seketika Great Red melebarkan mata terkejut, langsung menatap tajam Kholkikos. "Kholki! Ini gara-gara anakmu!" bentaknya.

Seakan tak terima anaknya disalahkan, Kholkikos balik menatap tajam Great Red. "Apa kau bilang, Red!" bentak balik Kholkikos.

"Anakmu salah. Gara-gara anakmu, anakku jadi seperti ini."

"jangan asal tuduh kau, Red."

"Ak..."

"Diam!"

Bentak Naruto, membuat Great Red dan Kholkikos yang berdebat langsung terdiam. "Aku sedang fokus menyembuhkan, tolong mengerti."

Diam, mereka pun diam. Tapi masih saling menatap tajam, tanpa diketahui oleh Naruto.

Perasaan aneh pun muncul di hati mereka. Dengan Great Red yang menaruh perasaan benci terhadap Kholkikos, karena gara-gara anaknya membuat Draig terluka parah. Sedangkan Kholkikos menaruh perasaan iri saat melihat Naruto dengan sungguh-sungguh menyembuhkan anaknya Great Red, sedangkan tadi saja Albion hanya di cek sebentar.

Dan perasaan aneh itulah yang akan merubah segalannya untuk kedepannya. Kapan tau pasti nantinya.

.

.

.

""Aku tidak terima.""

.

.

End.

.

Tekan tombol (Next...)

Maap masih ada Typonya hehe...

.

.

#List urutan dari yang tertua.

1. Draig & Albion (alive, ratusan tahun) : [Great Red & Drakon Kholkikus] (dxd & Mitologi Georgia)

2. Olive (alive, 26 tahun): [Katerea Leviathan Pernah] (dxd)

3. Menma (alive, 24 tahun): [Katerea Leviathan Pernah] (dxd)

4. Naruko (alive, 19 tahun): [Serafall Leviathan Pernah] (dxd)

5. Vivi (alive, 19 tahun): [Grayfia Lucifuge Pernah] (dxd)

6. Rin (alive, 17 tahun): [Serafall Leviathan Pernah] (dxd)

7. Gray & Mirajane (alive, 17 tahun): [Grayfia Lucifuge Pernah] (dxd)

8. Lucy (alive, 16 tahun): [Arturia Belum] (Saber Fate/Stay Night)

9. Minato (alive, 16 tahun): [Yasaka Masih](dxd)

10. Liya (alive, 15 tahun): [Asuna Belum] (SAO)

11. Leo (alive, 14 tahun): [Mereoleona Varmilion belum] (Black Clover)

12. Kunou (alive, 12 tahun): [Yasaka Masih] (dxd)

13. Shuna (alive, 12 tahun): [Shirahoshi masih] (One Piece)

14. Sting (alive, 11 tahun): [Freya Belum] (Amuryllis Asmodeus dari Mairimashita! Iruma-kun ver rambut kuning)

15. Luck (Die karakter, 10 tahun): [Albedo] (Overlord)

16. Luna (alive, 10 tahun): [Boa Hancock Belum] (One Piece)

17. Hinami (alive, 8 tahun) : [Itori versi rambut coklat, die karakter] (Tokyo Ghoul)

18. Kuroe (alive, 5 tahun) : [Chisato Hasegawa belum] (Shinmai Maou no Testament)

19. Myu (alive, 4 tahun) : [Remia belum] (Arifureta)

20. Luffy (alive, 8 bulan) : [Nico Robin belum] (One Piece setelah time skip)

Note : untuk no 1 sampai 7 hanya umur sesuai fisik yang terlihat, karena umur no 1 sampai 7 jauh melebihi catatan (biar enak membayanginya). Kalau no 8 dan seterusnya itu umurnya sudah sesuai.

.

See you next chap...