Menceritakan tentang Naruto yang baru saja akan tidur di kamarnya bersama dengan Ibunya, dia baru saja pulang dari tempat kerjanya, dan ingin sekali tidur.
Naruto by Masashi Kishimoto
Warning: Incest, OOC, AU, Typo, Smut! Lemon!.
Tidur bersama Kushina.
Enjoy it!
Naruto menguap lebar, dia akan segera pergi ke kamarnya setelah meminum air putih serta menggosok giginya. Pemuda yang baru saja menginjak usia dua puluh tahun itu baru saja pulang dari kerja sampingannya di sebuah minimarket, dia bekerja untuk mengisi uang sakunya sendiri, walaupun dia masih tinggal di apartemen bersama dengan orang tuanya.
Oh ya, dia adalah anak tunggal dari Kushina Uzumaki, wanita berambut merah itu adalah orang tua tunggal setelah dia di ceraikan oleh sang suami beberapa tahun lalu, dan sekarang Kushina tinggal bersama Naruto dengan dia yang juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan. Kushina bekerja sebagai manager di sebuah cafe yang tak jauh dari tempat mereka tinggal.
Naruto sendiri cukup menerima dengan apa yang terjadi pada dirinya, dia lebih memilih tak melanjutkan kuliah untuk membantu Ibunya. Lebih baik begitu baginya, dan sekarang dia telah menyelesaikan kegiatan terakhirnya tadi. Naruto berada di depan kamarnya untuk tidur, dia membuka knop pintu kamarnya dan melihat sosok wanita yang sedang duduk di kursi belajar miliknya.
Perlu diketahui, apartemen ini hanya memiliki satu buah kamar saja, dan keduanya harus berbagi kamar atau salah satu di antara mereka akan tidur di sofa. Naruto tak masalah jika harus tidur bersama sang Ibu, walaupun umurnya sudah dua puluh tahun, dan Kushina sendiri juga tak masalah dengan hal tersebut.
"Besok libur, kaasan mungkin akan dirumah. Badan kaasan pegal semua."
"Yah, istirahat saja besok, aku yang akan memasak sarapan serta membersihkan tempat ini."
Kushina tersenyum manis. "Itu baru putraku! Ayo tidur!"
Naruto mengangguk kecil, dia pun duduk dipinggiran kasur, sementara Kushina merangkak ke sisi lain kasur yang berada di sudut ruangan. Naruto dan Kushina menarik selimut secara bersamaan, kemudian mulai memenjamkan kedua mata mereka. Keduanya mencoba untuk tidur malam ini, namun ada beberapa hal yang mengganjal pada diri Naruto.
Di umurnya yang ke dua puluh ini, dia masih tidur seranjang dengan orang tuanya, terlebih lagi dia adalah Ibunya. Kushina memang tak mempermasalahkannya, tapi Naruto berpikir bahwa dia harus tidur di ranjang lain atau setidaknya terpisah dari Kushina, daripada harus seranjang seolah mereka adalah suami-istri.
Naruto menggerakkan tubuhnya menyamping, dia membuka kedua matanya dan melihat sosok wanita cantik dengan bulu mata lentiknya sedang tidur di sampingnya, wajah Naruto merona sesaat setelah dia melihat wajah cantik dari Kushina. Terbesit di dalam pikirannya untuk mencium pipi Kushina yang sedang tidur itu, tapi dia takut akan membangunkannya.
Kushina memiringkan tubuhnya menghadap tepat pada Naruto, dia membuka kedua violetnya dan menatap iris shappire milik putranya itu. "Tak bisa tidur?"
Naruto mengerjapkan kedua matanya beberapa kali, dia lalu mengangguk kecil mengiyakan pertanyaan Kushina. "Aku hanya sedang memikirkan sarapan apa besok."
"Tak usah dipikirkan Naruto, kan bahannya juga sudah ada, kau tinggal memasaknya besok," ujar Kushina, dia mengangkat tangannya dan mengelus pipi Naruto dengan lembut.
Naruto mengangguk kecil, lalu mulai mencoba untuk menutup kedua matanya, dia ingin sekali untuk tidur dan bangun pagi untuk memasak sarapan, tapi Ibunya yang satu ini isengnya mulai kambuh. "Kaasan tolong, jangan iseng...ugh!" Naruto melenguh saat Kushina mulai menjahilinya. "Kaasan!"
"Ada apa, sochi?"
"Kaasan memegang apaan?" Kushina hanya tersenyum polos, lalu mengedipkan kedua matanya beberapa kali seolah tak terjadi apa-apa. "Kaasan memegang pensiku!"
Kushina tertawa merdu, dia mengeluarkan penis Naruto dari dalam celana boxer yang dikenakannya. Jemari lentik itu mulai menggenggam batang yang sudah ereksi itu, lalu menggerakkannya naik turun sembari menatap wajah putranya itu dengan tatapan menggoda. "Dari tadidiabangun loh."
"Ugh! Stop, kau membuatku terangsang, kaasan!" Naruto mencoba untuk menahan libidonya yang mulai naik akibat rangsangan yang diberikan Kushina. "Akh! kaasan!" Dengan paksa, Naruto menarik tangan Kushina dari penisnya. Dia menatap tajam wanita yang masih bisa tersenyum menggoda padanya itu.
"Hee, sudah selesai?"
"Tidak, kita Anak dan Ibu, kita tak boleh melakukannya."
Kushina mengerucutkan bibirnya imut. "Huu, kau nggak asyik Naruto."
Naruto pun mengubah posisinya menjadi berbaring menatap langit-langit kamar. "Bukan itu, kita ini Ibu dan Anak, jika orang lain tahu itu maka tamatlah kita." Kushina masih tak terima setelah Naruto mengatakan hal tersebut, dia malah beranjak dari tempatnya lalu menyibak selimut itu, membuat Naruto terkejut melihatnya. "Kaasan?!"
"Kaasan tidak perduli sayangnya," ujar Kushina, dia lalu menarik celana boxer Naruto dan kembali mengeluarkan penis ereksi itu. Kushina sendiri menarik kaosnya membuat dia telanajng dada tepat di penis Naruto, wanita itu kemudian mendekatkan kedua payudaranya pada penis Naruto. "Ei!" Kushina dengan sigap mengapit penis Naruto.
Pemuda itu melenguh untuk kesekian kalinya, libidonya kembali dibuat naik oleh wanita seksi di depannya itu. "Ka-kaasan!" Kushina seolah tak memperdulikan panggilan Naruto, dia mengeluarkan air liurnya pada penis yang tengah ia apit dengan payudaranya, dengan lembut Kushina menaik turunkan payudaranya. Penis Naruto keluar masuk di belahan dada Kushina.
"Bagaimana? Apa kau masih tak mau?"
"St-stop! Okaasan! Ahhh..." Naruto berusaha untuk tidak mengumpat saat penisnya di pijat oleh payudara Kushina. "Sial!"
"Anak nakal!" Kushina lalu melahap Penis Naruto, dan menggigit kecil ujungnya. "Nawkal sewkawliw Nawruw-chawn."
Naruto tak kuasa untuk mendesah, dia meremas kepala merah Kushina dan ikut menggerakkan kepala merah itu.Blowjob ditambah dengan titjobdari Kushina membuat tubuh Naruto semakin panas, si kepala merah itu sungguh membuat libidonya terus naik hingga tubuhnya panas.
"A-aku! Keluar!"
Kushina menelan semua penis Naruto hingga pemuda itu mengeluarkan spermanya yang sangat banyak, Kushina dengan sigap menelan sperma itu tanpa sisa sama sekali. Naruto mengambil napasnya sebanyak mungkin setelah klimaksnya yang pertama, namun Penisnya masih ereksi setelah klimaks tersebut.
"Masih kuat?"
"Tidak."
"Bohong, penismu berkata lain!"
Naruto mengalihkan pandangannya ke arah lain setelah ketahuan bahwa dirinya berbohong. Dia pun langsung beranjak untukmenerkamKushina, wanita itu spontan berteriak terkejut saat Naruto mendorongnya. "Kau yang memulai, kaasan!" tangan Naruto mulai mengelus perut datar Kushina, lalu semakin turun hingga masuk ke dalam celana dalam hitam Kushina.
Perlu diketahui, Kushina terbiasa menggunakan kaos polos dengan celana dalam saja saat akan tidur, dan Naruto tak mempermasalahkannya sama sekali.
Pemuda itu memasukkanya yang mencari benda yang dia cari sedari tadi, setelah menemukannya, Naruto mencubitnya. "Kena kau!" dia menyeringai saat melihat wajah Kushina yang terkejut. Naruto memainkan benda itu membuat tubuh Kushina mengejang saat itu juga. Dia juga memasukkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke dalam liang senggama Kushina.
"Ahh, Naruto! Ka-kau membuat kaasan gila! Ahhh!" kedua violet itu sudah tertutupi oleh hawa nafsu, dia menginginkan lebih, tapi Naruto mungkin tak akan memberikannya secara langsung, karena dia baru saja memulaiforeplaynya.
Naruto sendiri tak diam begitu saja, dia mendekatkan bibirnya pada leher jenjang Kushina, lalu mencium serta menghisapnya, dia memberikan sebuah tanda kepemilikan pada leher wanita itu, tangannya yang lain mulai bermain dengan salah satu payudara Kushina. Puting berwarna merah jambu itu terus dimainkan oleh Naruto, membuat tubuh wanita itu kembali menegang saat beberapa titik sensitifnya di jamah oleh Naruto.
"Be-berhenti! Na-naru! Ka-kaasan akan..."
"Salahmu sendiri, dasar." Naruto terus menciumi leher Kushina serta memainkan keduabendayang membuat Kushina mendesah tak karuan. "Mau keluar kah?" Naruto langsung menghentikan kegiatannya merangsang tubuh Kushina. Dia langsung di hadiahi tatapan tajam dari wanita itu. "Apa?"
"Kenapa kau tak lanjutkan?!"
"Lanjutkan apa?"
"A-anu..." wajah Kushina merona saat ingin mengatakannya. "Me-me..."
"Hm? 'Me' apa?"
"Arrghh! Kumohon, buat aku klimaks Naruto! Aku sudah frustasi!"
"Dih." Naruto kemudian menarik celana dalam Kushina, membuat wanita itu telanjang bulat sekarang, kedua tangan pemuda itu kembali menjamah payudara Kushina, dia meremasnya dengan lembut serta merasakan sensasi lembut dari kedua benda milik Kushina. "Dadamu lembut ya, kaasan."
Kushina menggigit bibir bawahnya, wajahnya yang merona itu menatap Naruto yang saat ini sedang memimpin jalannya kegiatan itu. Dia meneguk ludahnya saat melihat Naruto yang menatapnya dengan tatapan menggoda, dia mengutuk dirinya sendiri karena berani menggoda Naruto, dan sekarang dia malah kalah dengan Naruto.
"Menyedihkan."
"Ehhh! Naru!" Naruto menghentikan kegiatannya untuk yang kedua kalinya, membuat Kushina mendesah kecewa melihatnya. "Kaasan mohon!" wanita itu memohon, kedua kakinya pun dibuka lebar-lebar memperlihatkan vagina Kushina yang sudah sangat basah. "Kaasan menginginkan penismu!"
"Oke, oke!"
Naruto malah mengarahkan wajahnya pada vagina Kushina, dia memegangi kedua kaki jenjang wanita itu lalu melahap vagina Kushina. Wanita itu terkejut saat dia mengetahui Naruto yang mulai melahap vaginanya. "Bu-bukan ahhh... Na-naru...!" Jemari Naruto bergerak untuk membuka vagina Kushina, dia memasukkan lidahnya ke dalam liang senggama Kushina yang sudah sangat basah akibat beberapa rangsangan yang diberikan Naruto, sementara itu jari Naruto yang masih mengangguk mencubit titik lemah dari Kushina. Erangan erotis terdengar hingga ke telinga Naruto.
"Sungguh erotis sekali, kaasan."
"ka-karena kau yang...anngghh! Be-berhenti!"
Naruto tak menggubris perkataan Kushina, dia terus mengobrak-abrik vagina Kushina serta mulai memasukkan dua jarinya ke dalam lubang tersebut, tubuh Kushina terangkat ke atas setelah jemari Naruto masuk ke dalam tubuhnya, titik sensitifnya pun tak luput dari rangsangan Naruto. Kedua tangan Kushina meremas sprei putih yang menutupi kasur dibawahnya, dia benar-benar dibuat tak berdaya saat ini.
"Ku-kumohon..."
Kushina tergeletak tak berdaya dengan cairan yang sudah keluar dari vaginanya setelah Naruto mengobrak-abriknya, napasnya tak teratur setelah klimaksnya tersebut. Kushina terus mengambil napas sebanyak mungkin setelah rangsangan yang diberikan Naruto. Pemuda itu menarik dirinya, dia menatap Kushina yang tengah beristirahat, jari-jarinya yang basah pun dia jilati sendiri untuk merasakanjusmilik wanita itu.
Naruto menyeringai sesaat setelah menjilati semua jarinya. Dia pun membalik tubuh Kushina, kali ini dia membuat tubuh seksi itu tengkurap di atas kasur. Naruto meremas pantat Kushina, merasakan bagaimana lembutnya bongkahan pantat tersebut, desahan tertahan terdengar oleh Naruto, dia membuka lebar bongkahan pantat seksi itu, lalu mengarahkan penisnya yang sudah sangat ereksi miliknya.
Naruto mendorong pelan penisnya untuk masuk ke dalam tubuh Kushina, erangan nikmat keluar dari mulut Kushina, tangannya meremas sprei putih tersebut untuk menahan nikmatnya saat dinding rahimnya di gesek oleh penis Naruto, pemuda itu meringis merasakan betapa ketatnya bagian dalam milik Kushina.
'Sialan, sempit sekali. Penisku seperti dipijat di dalamnya,'batin Naruto, dia terus mendorongnya dengan tempo pelan, hingga semua penisnya masuk ke dalam tubuh Kushina, pinggulnya bergerak sangat pelan untuk merasakan setiap inchi bagian dalam dari rahim Kushina."Damn!"
"Putra... ahhh... kaasan... mulutnya... tak dijaga..."
"Itu karena bagian dalam kaasan sempit sekali... serasa ada yang memijat di sana... ugh!"
Naruto mulai menambah tempo gerakan pada pinggulnya, dia juga semakin meremas pantatchubbyitu dengan gemas, membuat sang pemilik mengerang nikmat. Kedua iris biru itu menatap punggung putih milik Kushina, dia menyingkirkan rambut merah indah itu dari punggung Kushina, lalu mendekatkan dirinya sendiri ke sana. Naruto menarik tangannya, lalu menyentuh punggung putih tersebut dengan jari telunjuknya.
Kepala Kushina terangkat saat punggungnya disentuh Naruto. "Hyah!" dia terkejut saat Naruto menyentuh area sensitifnya yang lain. Remasan pada kain sprei itu semakin menguat saat penis Naruto terus semakin cepat tempo gerakannya. Kedua tangan Naruto semakin menggerayangi tubuh belakang Kushina, hingga sampai pada kedua payudara wanita itu.
Naruto mengangkat tubuh Kushina hingga punggungnya menabrak dada bidangnya, lalu meremas payudara seksi Kushina. Pemuda itu lalu mendekatkan bibirnya pada telinga Kushina, dan menggigitnya dengan lembut sembari kedua tangannya memainkan benda empuk itu. Pinggulnya terus bergerak maju mundur dengan kecepatan yang lebih daripada sebelumnya, Naruto mencubit puting susu Kushina yang ereksi akibat penisnya berada di dalam tubuh wanita itu.
Gigitan Naruto berubah menjadi sebuah jilatan pada leher putih nan lezat itu, dia memberikan beberapa bercak lain di leher Kushina, lalu membisikkan sesuatu pada Kushina. "Kau adalah milikku seorang, Kushina."
Naruto mengangkat salah satu tangan Kushina, lalu menjilati bulir-bulir keringat yang keluar dari pori-pori kulit Kushina. "Ja-jangan, di-di sana kotor Naruto..." namun, Naruto seolah tak memperdulikannya, dia terus menjilati permukaan kulit Kushina, hingga sampai pada bagian sensitif lainnya dari tubuh Kushina. "Ahhh... Naruto..." desah Kushina saat putranya itu menjilati ketiaknya.
Kushina benar-benar dibuat tak berdaya dibawah kungkungan putranya tersebut, seharusnya dia yang mengatur ritme jalannya kegiatan ini, namun sekarang dia malah yang mengikuti alunya. Kushina agak menyesal karena menggoda Naruto tadi.
"Akh!" Kushina kembali memekik nikmat saatclit-nya di cubit oleh Naruto, putingnya sendiri tak luput dari cubitan pemuda tersebut, dan dia masih menjilati bagian sensitif tersebut. "Na-naru, aku keluar!"
Naruto tak memperdulikan Kushina yang klimaks saat ini, dia terus merangsangnya, pinggulnya juga terus bergerak semakin cepat. Kushina merasa jika Naruto akan klimaks sebentar lagi.
"Si-sial!" Naruto mendorong pinggulnya, penis ereksinya menancap dalam-dalam di rahim Kushina hingga menyentuhG-spotnya. Naruto mengeluarkan semua spermanya, dan mengisi rahim Kushina dengan benihnya yang sangat banyak itu. Keduanya terdiam sejenak dengan tangan Naruto yang masih memegang payudara Kushina.
Kushina sendiri bertumpu di atas kasur menggunakan tangannya, sementara Naruto berada dibelakangnya. Pemuda itu menarik penisnya, sperma miliknya meluber keluar dari tubuh Kushina, membuat wanita itu langsung ambruk tepat di atas kasur.
"Wow, aku tak menyangka bisa keluar sebanyak ini."
"Kaasan...haah... kaasan capek..."
"Kushina capek? Tadi yang menggodaku siapa? Kok langsung capek?"
Kedua violet Kushina menatap Naruto. "Ka-kan aku hanya jahil."
"Jahil berujung kalah seperti ini? Hah, dasar."
Keduanya pun berdebat kecil setelah melakukan pergumulan panas itu. Namun, perdebatan itu tak berlangsung lama karena Naruto langsung merebahkan dirinya di atas kasur, membuat Kushina menggeser tubuhnya untuk tidur di dekat Naruto, dia memeluk tubuh maskulin itu. Wanita itu merasakan kenyamanan saat dipeluk Naruto.
"Untuk Ibu tiri, kau sangat ganas sekali ya."
"Aku masih berusia dua puluh delapan tahun, jadinya aku masih ingin berhubungan seks, terutama dengan kau!" Kushina menunjuk tepat di hidung Naruto, dia pun mencubit pipi Naruto dengan gemas. "Tak kusangka, kaasan yang harusnya menjadi ibu tirimu malah menjadi istrimu, lalu Minato menceraikanku." Kushina tertawa saat mengingat kejadian beberapa tahun lalu, tepatnya saat dia ketahuan selingkuh dengan anak tirinya sendiri, membuat keduanya di usir dari rumah lalu mencari sebuah tempat tinggal.
"Well, itu kesalahan kita." Naruto tertawa keras mengingatnya. "Tousan juga suka bermain wanita, jadinya ya dia kena karmanya."
"Apa kau akan bermain wanita setelah umurku bertambah?"
"Tidak, aku tipe orang yang akan setia pada satu wanita. Yaitu kau, Kushina."
Kushina langsung beranjak duduk di atas tubuh Naruto. "Beraninya kau memanggil namaku saja!" Kushina tersenyum saat dia mencubit kedua pipi Naruto, lalu dia mencium bibir pemuda itu dengan mesra.
"Kau mau aku menyetubuhimu lagi huh?"
"Tentu, kaasan tak puas."
Kedua tangan Naruto melingkar di pinggul ramping milik Kushina. "Jangan salahkan aku jika besok kita bangun kesiangan, Kushina-chan."
END
