Thousand of Tears
Chapter 65 Kereta Mimpi Buruk
Rupanya tak hanya seorang. Semua orang yang tadi sempat mengikatkan tali pada tanjiro dan yang lainnya kini telah terbangun. Mereka semua berniat menyerang, kecuali satu orang anak laki-laki yang terlihat sedang menangis.
Anak perempuan yang sejak tadi menggenggam erat alat pemecah es itu membentak anak laki-laki itu karena dia tak memiliki lagi keinginan untuk menyerang Tanjiro dan yang lainnya. Apa yang sudah dilihat dan dialamanya saat memasuki alam bawah sadar Tanjiro membuat anak laki-laki itu luluh dan kehilangan niatnya untuk mencelakai mereka.
Dengan cepat Tanjiro melumpuhkan ketiga orang yang berniat menyerang itu. Tentu saja mereka hanya dibuat tak sadarkan diri oleh Tanjiro. Satu orang yang tadi tak ikut menyerang kini mendukung Tanjiro untuk mengalahkan oni yang memperalat mereka. Sungguh-sungguh tak ada lagi keinginan dari dirinya untuk mencelakai siapapun.
Tanjiro mendaoati bau oni yang kuat berasal dari arah gerbong depan. Shirazumi mengikuti adik laki-lakinya itu sementara Nezumo disuruh untuk menunggu di gerbong asal mereka dan membangunkan Kyojuro dan yang lainnya.
Benar saja, saat mencapai gerbong paling depan yang paling dekat dengan kepala kereta, terlihat Oni yang berwujud laki-laki. Dengan santai dan tanpa dosa dia mengakui sendiri kalau dialah dalah dari semua mimpi yang dilihat Tanjiro.
"AKu tak tahu apa yang diinginkan Muzan-sama darimu. Tapi kau bisa menolak mimpi yang kuberikan. Kuakui kau memang berbeda" Ucap Oni itu yang mengarah pada Shirazumi. Gadis itu memegang erat dan siap mengeluarkan katana yang dibawanya. Sedangkan Tanjiro sudah mengeluarkan aura amarah yang hampir setara dengan kobaran api.
"Kau juga bisa lepas dari mimpi yang kuberikan. Padahal itu baru babak awal lho~ Berikutnya ingin kuberikan mimpi buruk setelah mimpi pertama yang kuberikan" Oni itu kembali berkata sambil tersenyum.
Oni yang bernama Enmu itu tetap memasang raut wajah tenang nan santai. Namun di dalam hatinya dia tak mengerti kenapa Tanjiro bisa bangun senditri dari mimpinya, ataupun SHirazumi yang tak bisa diberikan mimpi.
Mimpi awal yang diberikan Enmu, memang mimpi acak sesuai dengan kepribadian masing-masing, namun setelah memberikan mimpi itu, Enmu bisa mengetahui apa yang dialamai korbannya di dalam mimpi sehingga dia bisa memberikan mimpi buruk yang 'cocok' sebagai babak ke-2.
"Tanjiro. Jangan gegabah! Kita belum tahu apa saja yang bisa dilakukan oni itu!" Shirazumi berusaha menghentikan Tanjiro yang siap mengamuk. Namun rupanya amarah Tanjiro tak terbendung lagi. Dia mulai menggunakan pernapasan air untuk melenyapkan Enmu.
Menyadari usahanya gagal, Shirazumi juga bersiap menggunakan katana miliknya. Kekuatan dan kemampuannya mungkin memenag tak seberapa. Tapi setidaknya dia bisa melindungi dirinya sendiri kalau Enmu menyerangnya. Itulah yang ada di pikiran Shirazumi.
Enmu mengarahkan satu tangannya pada Tanjiro. Pada punggung tangannya itu terdapat mulut dengan barisan gigi yang rapih. Mulut itu mengucapkan kata 'tidur' yang lebih seperti sebuah perintah.
Selama sedetik Tanjiro berhenti bergerak. Shirazumi mendekati adiknya, namun sebelum dia sempat menyentuhnya, Tanjiro kembali bangkit. Mulut yang ada pada lengan Enmu kembali mengucapkan 'tidur' berkali-kali.
Saat berlari menuju gerbong depan, Shirazumi sempat menanyakan pada adiknya bagaimana dia bisa terbangun. Rupanya Tanjiro menyayat lehernya sendiri di dalam mimpi. Rupanya itu yang membuat Tanjiro bisa terbangun dari mimpinya.
Melihat Tanjiro yang berulang kali berhenti bergerak selama tidak lebih dari satu detik, Shirazumi menyadari kalau Tanjiro berulang kali membunuh dirinya sendiri di dalam mimpi. Menyadari keteguhan hati adiknya yang begitu tinggi, Shirazumi semakin merasa dirinya lemah. Dirinya tentu tak akan sanggup untuk berulang kali bunuh diri wwalaupun hanya di dalam mimpi.
Dengan melewati semua mimpi yang diberikan Enmu, Tanjiro berhasil memenggal kepala oni itu. Namun, rasanya itu terlalu mudah.
"Tanjiro. Ini aneh. Tak mungkin dia bisa dikalahkan semudah itu. Dan lagi sejak tadi ono iti tak bergerak selangkahpun dari tempatnya berdiri" Shirazumi mengutarakan perasaan ganjil yang dirasakannya. Rupanya Tanjiro juga merasakan hal yang sama.
Kepala Enmu yang terpenggal kini menumbuhkan leher dan bingkahan daging yang memanjang menempel pada gerbong kereta. Kepala itu pun kembali bisa berbicara. wajah terkejut yang diperlihatkan Tanjiro dan Shirazumi sepertinya sangat membuat Enmu puas.
Selama Tanjiro dan yang lainnya terperangkap dalam mimpi, Enmu sudah menggabungkan dirinya dengan kereta itu. Seluruh gerbong kereta kini telah menjadi tubuh aslinya. Tubuh yang sejak tadi berinteraks dengan Tanjiro dan Shirazumi rupanya kini tak lebih dari bongkahan daging yang bisa dikendalikan bebas.
"Seluruh... kereta... menjadi tubuh... Itu berarti... TANJIRO! INI BERBAHAYA! KALAU KERETA INI SEKARANG MENJADI ONI, ITU SAMA SAJA DENGAN SEMUA ORANG YANG ADA DI DALAM KERETA INI SEDANG BERADA DI PERUTNYA!" Shirazumi menyadari fakta yang mengerikan.
"U fufu... Gadis yang pintar. Itu tepat sekali. Nah, bagaimana? apa kalian bisa melindungi semua orang yang ada di dalam kereta ini?" Enmu berkata sambil tertawa.
Mereka harus cepat-cepat mengalahkan Enmu atau semua penumpang yang ada di dalam kereta akan segera 'dicerna'. Shirazumi yang sangat tak menyukai ucapan oni yang ada di hadapannya itu kini mengayunkan katana miliknya dan menebas kepala Enmu dan berhasil. Namun, baik leher maupun kepala yang terpenggal itu segera melebur menjadi satu dengan gerbong kereta tepat setelah menyentuh atap gerbong.
Jika hanya Tanjiro dan Shirazumi, tentu saja mustahil untu melindungi semua penumpang yang memenuhi setiap gerbong. Mereka berdua berlari menuju gerbong awal mereka tempat Pilar api dan rekan-rekannya yang masih tertidur.
Sebelum mereka sampai di gerbong itu, terdengar suara auman yang khas. Suara derap kaki tak sabaran yang disertai ucapan bersuara lantang yang penuh semangat. Rupanya Inosuke sudah bangun dan seperti biasa, semangat yang terlalu besar itu selalu menyertainya kemanapun dan kapanpun dia berada.
Apa yang ada dalam mimpi bukanlah kenyataan.
Namun terkadang,
Ada orang yang lebih menyukai mimpi dibanding dunia nyata.
Mimpi indah yang tak ingin cepat berakhir.
Walaupun mereka tahu,
Mimpi itu hanyalah ilusi semata.
TBC
Ada kritik & saran?
Aku tunggu ^_^
