THE MOST STRONGEST SUPERNOVA
FANFIC NARUTO X ONE PIECE
Disclaimer : I don't own Naruto neither One Piece. Naruto belong to Masashi Kishimoto and One Piece belong to Eichiro Oda and both of them are the greatest mangaka ever!
Summary : Momonosuke, Hiyori dan Naruto. Mereka bertiga adalah anak dari samurai terkuat di Negeri Wano yaitu Kozuki Oden. Namun, karena adanya sebuah insiden ketiga saudara tersebut harus terpisahkan dan menjalani hidup mereka masing-masing. Dari 3 saudara tersebut, Naruto lah yang cukup unik dan ternyata, Naruto memiliki takdir yang sangat menakjubkan.
CHAPTER 1 : THE BEGINNING OF THE STORY!
BOOOM!
BOOOM!
DUAAAAR!
Terdengar sebuah ledakan dimana-mana. Seluruh bangunan hancur lebur dan tidak ada yang tersisa. Hanya puing-puing dan mayat manusia yang bergelatakan disekitar area tersebut dan jeritan rasa sakit dan isak tangis yang terdengar.
"MATILAH KALIAN SEMUA!"
"NEGERI INI SUDAH BERADA DALAM KUASA SHOGUN YANG BARU!"
"KOZUKI ODEN TELAH MATI DAN BEGITUPUN KALIAN PARA PENGIKUTNYA!"
"KURI AKAN MENJADI DAERAH PEMBANGKIT SENJATA TERBESAR!"
Terdengar teriakan-teriakan dari seseorang yang secara membabi buta membunuh siapapun yang tidak mau menuruti perintah mereka.
Negeri Wano, negeri yang tertutup dan menyimpan penuh misteri. Salah satu negara yang tidak berafiliasi dengan pemerintah dunia. Sebuah negeri yang memiliki geografis yang sangat unik karena berada di atas air terjun, kini telah jatuh ke tangan dictator Kurozumi Orochi dan bajak laut Hyakuju no Kaido.
Pemimpin yang seharusnya memimpin negeri yang sangat indah ini, Kozuki Oden telah dikhianati dan telah dieksekusi secara tidak layak oleh Kurozumi Orochi demi mendapatkan dan mengambil alih Negeri Wano.
Namun meskipun sang legenda telah tiada, masih ada sang istri dan sang pengikut setia mereka yang mewarisi tekad dan semangat juang dari Kozuki Oden untuk kembali memerdekan negeri mereka yang telah diambil oleh orang-orang bengis dan tidak bertanggung jawab.
"NONA TOKI!"
BUAGH!
Seseorang tiba-tiba masuk ke sebuah ruangan yang sudah hampir terbakar. Didalam ruangan itu, terlihat ada 4 orang yang sudah berlumuran darah dan sedang terduduk dan memeluk satu sama lain.
"OEEE! OEEE!"
Terdengar tangisan dari bayi kecil yang berada dalam gendongan wanita cantik berambut hijau. Bayi kecil itu terus menangis sambil memeluk ibunya dan sepertinya bayi kecil itu sangat ketakutan.
"Tenanglah, Naruto." Ucap sang ibu yang bernama Amatsuki Toki sambil mencium kening sang bayi yang diketahui bernama Naruto.
Disebelah Toki, terdapat dua anak kecil yang sedang memeluknya dan mereka adalah kakak dari Naruto dan juga anak dari Kozuki Oden dan Amatsuki Toki. Kozuki Momonosuke dan Kozuki Hiyori.
Toki langsung memusatkan pandangannya pada orang yang tadi baru saja masuk dan tersenyum kepada mereka.
"Kinemon, Kanjuro aku ingin meminta bantuan kalian." Ucap Toki.
Dua orang yang bernama Kanjuro dan Kinemon pun langsung berjalan mendekati Toki dan bersujud dihadapannya.
"Maafkan kami nona Toki! Kami tidak mampu melindungi Oden-Sama!" Ucap Kinemon sambil menangis.
"Kami, para samurai merah sungguh tidak berguna!" Ucap Kanjuro.
Toki yang mendengar itu pun menggelengkan kepalanya dan tersenyum kepada Kanjuro dan Kinemon. "Ini semua bukan kesalahan kalian. Kalian semua sudah berjuang dengan gagah berani dan tanpa rasa takut, kalian menerobos barisan pertahan musuh untuk melindungi tuan kalian."
"OEEEEE! OEEEE!"
Kinemon dan Kanjuro pun terkejut saat mendengar suara tangisan bayi dan mereka langsung mengarahkan pandangan mereka ke bayi yang digendong oleh Toki.
"Nona Toki, bayi itu…" Gumam Kinemon.
"Ah.. Kozuki Naruto. Bayi ini adalah anak bungsu dari Kozuki Oden. Dia lahir tepat dihari penyerangan dan sayang sekali dia belum sempat digendong oleh ayahnya." Ucap Toki sambil menangis setiap air mata yang jatuh menetes dari mata indah Toki, jatuh di wajah Naruto.
"Naruto-Chan…" Hiyori pun sedikit berjinjit untuk melihat wajah adik kecilnya itu dan ia dapat melihat wajah adik kecilnya. Untuk terakhir kalinya.
Toki pun dengan cepat mengusap air matanya dan menatap serius Kinemon dan Kanjuro. "Aku ingin meminta bantuan kalian supaya rencanaku berjalan lancar. Aku akan mengirim beberapa dari kalian ke masa depan!"
Kinemon dan Kanjuro pun sontak terkejut dengan perkataan Toki dan mereka berdua membelalakan mata mereka. Tubuh mereka bergetar karena sejujurnya mereka ragu dengan apa yang dikatakan oleh Toki dan mereka masih belum sepenuhnya percaya dengan rencana yang disusun oleh Toki.
"Masa depan!? Apa maksud anda Nona Toki!?" Teriak Kinemon.
"Berapa banyak samurai merah yang sudah tiba disini?" Tanya Toki.
"Aku, Kanjuro, Kawamatsu dan Raizo sudah berada disini. Ashura, Nekomamushi, Inuarashi dan Okiku masih melawan bawan Kaido dan Orochi yang sedang berusaha untuk membunuh anda dan ketiga anak anak anda!" Ucap Kinemon.
Toki pun menganggukan kepalanya dan kembali menatap Kinemon dengan serius. "Aku percayakan semua ini kepadamu Kinemon. Kau, Kanjuro dan Momonosuke ikut aku dan aku akan mengirim kalian ke masa depan. Demi melihat masa depan yang cerah dan demi membalaskan dendam Oden, kalian akan kukirim ke 20 tahun yang akan mendatang!"
-X-
( WANO KUNI : KURI, BAKURA )
"KAWAMATSU KEMANA KAU AKAN MEMBAWAKU!? IBUKU, MOMONOSUKE NI-SAN DAN NARUTO-CHAN MASIH BERADA DALAM KASTIL!" Teriak Hiyori yang berada dalam gendongan Kawamatsu sang Kappa.
"Aku akan menyelamatkan anda Nona Hiyori! Aku akan pastikan bahwa hidumu akan terselematkan!" Ucap Kawamatsu yang terus berlari.
Hiyori yang mendengar itu pun langsung mengangkat tangannay dan menjambak rambut Kawamatsu.
"ITTAAII!" Teriak Kawamatsu yang kesakitan.
"Turunkan aku! Aku ingin bersama dengan ibu, kakak, dan adikku! Mereka semua juga sedang dalam bahaya! Kenapa kau hanya menyelamatkan aku!?" Teriak Hiyori.
"Ini adalah perintah dari Toki-Sama! Toki-Sama sudah merencanakan semuanya dan yang bisa aku lakukan hanyalah melaksanakan perintah itu!" Ucap Kawamatsu sambil meneteskan air matanya.
Hiyori yang melihat Kawamatsu menangis pun terkejut dan langsung melepaskan jambakannya dari rambut Kawamatsu.
"Kawamatsu, apa kau kesakitan?" Tanya Hiyori
Kawamatsu yang mendengar pertanyaan konyol dari Hiyori pun hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak. Toki-Sama menyuruhku untuk menyelamatkan anda dan bukan berarti dia tidak akan menyelamatkan Momonosuke-Sama dan juga Naruto-Sama. Yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah percaya saja pada rencanan Toki-Sama dan berharap semuanya akan baik-baik saja."
Setelah mengatakan itu, Kawamatsu pun berlari dengan lebih cepat sehingga ia sampai disebuah danau yang cukup besar.
BRUSSH!
Kawamatsu pun langsung melompat ke dalam danau tersebut dan membawa kabur Hiyori sejuah mungkin sehingga musuh tidak akan menemukannya.
'Bertahanlah tuan putri!'
-X-
( WANO KUNI : IBU KOTA BUNGA )
Kaido sedang duduk di singgahsananya dan ia terlihat santai sambil meneguk beberapa botol sake. Namun terlihat dari wajahnya dia tidak begitu santai dan nampaknya ada sesuatu yang berada dalam pikirannya.
Disisi lain, sang Shogun baru yaitu Kurozumi Orochi pun tubuhnya tidak berhenti bergetar dan nampaknya ia sangat ketakutan.
"KUSO! Kenapa kita tidak bisa menemukan satu pun anak dari Oden!" Ucap Orochi.
"Berapa banyak anak yang ia miliki? Aku hanya pernah bertemu dengan bocah kecil yang mengaku sebagai anaknya Oden dan dia sudah terbakar bersama kastil itu." Ucap Kaido.
"Dia mempunyai 3 anak. Kozuki Momonosuke, Kozuki Hiyori dan yang terakhir adalah Kozuki Naruto. Naruto lahir tepat di hari penyerangan dan artinya dia masih seorang balita yang tidak mengetahui apapun." Ucap Orochi.
"Kozuki Naruto kah?" Gumam Kaido.
"Ah! Aku tidak akan membiarkan satu pun dari mereka lolos karena jika mereka berhasil lolos, pasti mereka akan membelaskan dendam Oden dan itu akan menggangguku seumur hidupku!" Teriak Orochi.
"Wororororo apa yang kau khawatirkan? Mereka hanyalah serangga dihadapanku dan meskipun mereka datang kembali, akan aku pastikan mereka akan berakhir seperti Oden!" Ucap Kaido sambil menyeringai.
"Kuharap kau bisa melakukannya Kaido. Aku telah membayar banyak dan aku ingin hasil yang memuaskan!" Teriak Orochi.
-X-
10 TAHUN KEMUDIAN.
( EAST BLUE, KOKOYASHI VILLAGE )
"OIIII NARUTO! APA CEPAT BERSIHKAN TEMBOK RUMAHKU!"
"Naruto lagi kah?"
"Huuufft.. Seharusnya Bellemere-San mengurungnya di rumah."
"Setiap hari dia hanya mencoret-coret tembok rumah warga dan selalu mencuri sesuatu di pasar."
"Hahahahah meskipun begitu, Naruto adalah anak yang periang seperti Bellemere."
Terdengar teriakan dan ocehan-ocehan dari orang-orang yang sedang berkumpul disana. Disebuah desa yang cukup terpencil, berlokasi di East Blue, Desa Kokoyashi adalah desa yang cukup nyaman dan sangat aman untuk di tinaggali.
Perkebunan hijau yang membentang dan udara yang cukup hangat serta masyarakat yang ramah menjadikan desa ini menjadi salah satu desa yang sangat nyaman. Namun, semenjak kehadiran seorang bocah berambut kuning jabrik, kehidupan di desa ini menjadi lebih hidup karena setiap hari bocah tersebut selalu berhasil membuat para masyarakat naik pitam dan disaat yang bersamaan, bocah tersebut juga berhasil membuat masyarakan tertawa dengan leluconnya dan tingkah lakunya yang konyol. Bocah itu bernama Kozuki Naruto.
"Haahh..Haaaah..Haaahh.. Dasar orang-orang kikir yang tidak tahu di untung! Aku hanya memoles temboknya sedikit dan dia bisa saja mengecatnya lagi. Kenapa harus berteriak-teriak seperti itu hah!?" Ucap Naruto yang terengah-engah karena habis di kejar oleh beberapa orang.
Naruto lalu menyandarkan punggungnya ke tembok disebuah gang kecil dan menududukan dirinya. Naruto seketika menyeringai dan merogoh saku celananya dan ia mengeluarkan sebungkus rokok yang masih tersegel dan belum terbuka.
"Akhirnya, aku bisa merokok dengan tenang. Aku tidak percaya sudah 10 tahun hidup di desa ini namun aku baru tahu ada gang sempit seperti ini. Hahahahaha." Naruto tertawa puas.
Naruto lalu membuka bungkus roko itu dan mengambil sebatang rokok dan ia simpan di mulutnya. Lalu ia mengambil sebuah korek dan ia bersiap untuk menyalakan rokoknya.
"Merokok lagi?"
BUAGH!
Naruto seketika terjungkal kebelakang dan terjatuh karena ia terkejut saat mendengar suara seseorang. Naruto lalu cepat-cepat menyembunyikan rokoknya dan melirik kebelakang untuk melihat siapa yang datang.
"Bellemere akan menghajarmu jika dia tahu kau merokok lagi. Seperti waktu itu." Ucap Gadis kecil berambut oranye.
"Nami? Sedang apa kau disini? Bagaiamana bisa kau tahu aku ada disini?" Naruto pun membalikan tubuhnya dan melihat ternyata orang tersebut adalah Nami.
Nami dan Naruto adalah teman baik dan mereka sangat dekat satu sama lain. Sebenarnya mereka mempunyai satu teman lagi yaitu Nojiko namun Nojiko hanya menganggap Nami saja yang adiknya karena ia lebih setuju kalau Naruto menjadi kekasih Nami. Mereka bertiga tinggal di satu rumah yaitu rumah Bellemere yang sudah mereka anggap sebagai ibu mereka sendiri.
"Aku melihat kau berlari dan karena penasaran aku mengikutimu dan ternyata kau berada disini." Ucap Nami kepada Naruto.
Naruto yang melihat itu pun langsung menyeringai dan berjalan mendekati Nami. Nami pun bingung kenapa Naruto menyeringai aneh seperti itu namun membiarkan Naruto mendekatinya.
"OI! Hari ini kita akan makan enak! Lihat!" Ucap Naruto sambil menunjukan kantong besar yang berisikan daging yang sangat banyak.
"Mencuri lagi?" Tanya Nami yang berkeringat jatuh.
"Tentu saja! Kau pikir bagaiamana bisa aku mendapatkan daging sebanyak ini tanpa mencuri? Hahahah." Ucap Naruto sambil tertawa.
Nami yang mendengar itu pun hanya tersenyum sesaat dan kembali menundukan kepalanya. Terlihat dari ekspresinya ia sepertinya sedang sedih. Naruto yang menyadari itu pun langsung memegang pundak Nami dan mencoba berbicara dengannya.
"Oi! Ayolah jangan merusak suasana! Jangan bersedih seperti itu!" Ucap Naruto.
"Aku bertengkar dengan Bellemere." Ucap Nami dengan sangat pelan.
"Lalu kenapa? Aku pun sering bertengkar dengannya." Ucap Naruto dengan datar.
"Aku mengatakan kepadanya kalau dia bukanlah ibuku." Ucap Nami.
"Lalu kenapa? Dia memang bukan ibumu. Gen-San sudah pernah mengatakannya bukan?" Ucap Naruto sambil mengupil.
"BUKAN ITU MAKSUDKU BODOH!" Nami berteriak sekencang-kencangnya sehingga membuat Naruto terdorong dan menabrak tembok.
"Baiklah baiklah! Katakan saja apa masalahmu dan biar aku yang menyelesaikannya." Ucap Naruto kepada Nami.
"Kenapa kau harus kau yang menyelesaikannya?" Tanya Nami dengan pelan sambil menundukan kepalanya. "Kenapa kau selalu menolongku dan selalu menyelsaikan masalah yang aku buat padahal kau mempunyai banyak masalah?" Lanjut Nami.
"Menurutmu kenapa lagi? Karena kau bodoh dan cengeng maka dari itu aku harus menyelesaikan masalahmu. Jika kau tidak bodoh, kau bisa menyelesaikan masalahmu sendiri tanpa perlu bantuanku!" Ucap Naruto sambil tersenyum bangga.
GRUT! GRUT!
Seketika, perempatan muncul di dahi Nami dan terlihat Nami sungguh kesal dengan jawaban Naruto. Nami mengepalkan tangannya dengan keras dan ia kali ini berniat untuk memukuli wajah Naruto hingga giginya rontok.
Naruto yang melihat itu pun sedikit membungkukan badannya dan memasang kuda-kuda bertarung dan menyeringai. "Yooo Nami harus aku akui kau adalah wanita yang mempunyai pukulan super namun aku pun sering berlatih dan akan aku tunjukan jurus baruku yang akan membuatmu terkejut!" Ucap Naruto.
"Tidakah seharusnya pria menyayangi wanita dan bukan memukulinya?" Tanya Nami.
"Apa yang kau bicarakan? Aku adalah pria yang sangat menghormati kesetaraan gender. Mau pria ataupun wanita, mereka sama-sama mempunyai potensi untuk menjadi kuat dan aku tidak pernah sekalipun meremehkan seorang wanita!" Ucap Naruto sambil tersenyum.
Nami yang mendengar itu pun tersenyum dan harus ia akui bahwa ia memang selalu terpukau dengan pemikiran-pemikiran Naruto. Nami pun menatap Naruto dan tersenyum kepadanya.
"Arigatou, Naruto. Shishishi." Ucap Nami sambil tertawa kecil.
"Sama-sama. Nah hentikan omong kosong ini dan mari bertarung Nami! Aku akan menunjukan kalau tinjuku ini leb-"
BUAGH! BUAGH! BUAGH! BUAGH!
DUAAAR!
"Aku akan bawa daging-daging ini kerumah, Sebaiknya kau cepat bersihkan dirimu dan cepat ikut aku ke rumah. Kau harus membantuku meminta maaf pada Bellemere." Ucap Nami.
Disisi lain, terlihat Naruto yang sudah tergeletak ditanah dan berlumuran darah serta benjolan-benjolan yang menghiasi wajahnya karena baru saja ia di hajar oleh Nami.
"Ha-hai Nami…" Ucap Naruto dengan susah payah.
-X-
Kini Naruto dan Nami sudah berada didepan rumahnya dan Nami masih terpaku di depan pintu rumah. Nami ragu apakah dia harus masuk ke dalam atau tidak karena jika ia masuk ke dalam dia bingung harus mengatakan apa kepada Bellemere.
Nami pun menengok kebelakang dan melihat Naruto yang sedang berjongkok di depan kebun jeruk sambil menatap buah jeruk itu dengan serius.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Nami yang penasaran kepada Naruto.
"Kenapa kau sangat menyukai jeruk ini?" Tanya Naruto.
"Aku pun tidak tahu. Aku hanya menyukai rasa jeruk saja." Ucap Nami spontan.
Naruto lalu memetik buah jeruk kecil itu dan menatapnya dengan serius. "Aku yakin aku mempunyai buah juga yang menempel ditubuhku." Ucap Naruto.
Nami pun yang mendengar itu pun penasaran dan memringkan wajahnya karena kebingungan. "Kau punya mempunyai buah yang menempel ditubuhmu?" Tanya Nami.
"Hmm. Ukuranya sedikit lebih kecil dari buah ini namun aku tidak tahu apakah itu bisa dipetik atau tidak." Ucap Naruto
"Aku masih tidak mengerti. Buah apa yang kau maksudkan?" Tanya Nami yang masih heran.
Naruto pun menujuk area bawahnya tepatnya menujuk area kelaminnya dengan tatapan polos dan datarnya.
"Di bagian ini, terdapat dua buah misterius yang sangat membuatku penasaran. Namun saat aku menyentuhnya, aku merasa seperti digelitik." Ucap Naruto.
Nami yang mendengar itu pun berkeringat jatuh dan dia sangat menyesal karena telah mendengarkan Naruto dengan serius.
'Apa yang aku harapkan dari pria mesum ini?' Gumam Nami dalam hatinya.
"Hentikan omong kosongmu itu dan lebih baik kau masuk duluan ke rumah." Ucap Nami kepada Naruto.
"Hah? Kenapa harus aku duluan. Kau duluan saja yang masuk. Aku masih ingin meneliti buah jeruk ini dengan buah yang aku punya." Jawab Naruto.
Nami pun mulai kesal dan berjalan mendekati Naruto. Nami lalu menyeret Naruto dengan paksa sehingga membuat Naruto terseret di tanah.
"OI LEPASKAN AKU!" Teriak Naruto sambil mencengkram sebuah rumput untuk menahan tarikan Nami.
Nami yang mendengar itu pun tidak menjawab perkataan Naruto dan tetap menyeret Naruto hingga akhirnya mereka sampai di depan pintu rumah.
"Nah, sekarang cepat buka pintunya dan masuk kedalam." Ucap Nami.
Naruto pun lalu bangkit berdiri dan membersihkan bajunya karena banyak rumput yang menempel di bajunya akibat diseret oleh Nami.
"Ingat Nami! Kau berhutang banyak padaku karena telah memukuliku dan menyeretku seperti tadi!" Ucap Naruto yang kesal.
"Hai, Hai cepat buka pintunya." Ucap Nami dengan datar dan malas.
"Dasar wanita aneh!" Gumam Naruto.
CLACK!
Naruto pun membuka pintu dengan perlahan dan dengan perlahan juga ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah itu.
"Tadaima!" Ucap Naruto.
"Okaeri Naru-Chan!" Ucap Nojiko sambil tersenyum dengan manis.
"Naruto, aku dengar kau berbuat onar lagi!" Tiba-tiba Bellemere pun berdiri dari duduknya dan menatap Naruto dengan tajam.
"CIH! Seharusnya mereka berterima kasih padaku!" Teriak Naruto kepada Bellemere.
"HAHH!? Kenapa mereka harus berterima kasih atas tingkah lakumu yang liar itu!?" Teriak Bellemere.
"Dengar wanita bar-bar!" Ucap Naruto sambil menunjuk Bellemere.
'Wa-wanita bar-bar!?' Gumam Bellemere dalam hatinya.
"Aku melakukan ini semua demi menghidupkan perekonomian desa! Jika aku terus mencoret-coret tembok rumah orang, maka pemilik rumah tersebut akan membeli cat dan nasib tukang cat yang berada di desa ini akan makmur karena setiap hari ada pembeli yang membeli cat mereka!" Ucap Naruto sambil menyeringai.
"Sugoi Naru-Chan. Sepertinya kau memang berbakat menjadi pebisnis!" Ucap Nojiko sambil bertepuk tangan.
Bellemere yang mendengar penjelasan Naruto pun hanya mengerang kesal dan menggigit rokok yang berada di mulutnya.
'Bocah ini tidak lebih dari seorang pembual! Dia tidak pernah mengakui kesalahannya dan dia selalu mencari pembenaran atas kesalahan yang ia perbuat!' Gumam Bellemere dalam hatinya.
Naruto yang melihat Bellemere terdiam pun menyeringai dan bertolak pinggang seolah dia menantang Bellemere.
"Tumben kau diam! Biasanya kau langsung berteriak seperti seekor gorilla dan mengejarku. Apa kali ini kau mengakui kehebatanku dan berpikir bahwa tindakan yang selama ini aku lakukan itu benar?" Tanya Naruto.
"SIAPA YANG KAU SEBUT GORILLA HAAAAAAAHHHH!?"
Bellemere berteriak dengan sangat keras dan membuat Naruto langsung terpental. Naruto pun langsung berlari dan bersembunyi di kolong meja sambil memegang pisau kayu mainan yang sering ia gunakan saat berlatih.
"Hahahahaha! Kemarilah jika kau berani! Mendekat satu langkah, maka aku akan mencukur rambutmu dengan model mangkok!" Ucap Naruto.
"Hooooh? Benarkah? Kalau begitu kita lihat siapa yang akhirnya akan mempunyai bentuk rambut seperti mangkok!" Ucap Bellemere sambil menyeringai dan berjalan mendekati Naruto yang berada di kolong meja.
"Menjauhlah! Aku mempunyai banyak teknik rahasia yang bisa aku keluarkan saat situasi mendesak! Mundurlah jika kau tidak ingin menyesal!" Ucap Naruto.
"Ah! Benar juga! Selama ini aku tidak punya penyesalan dalam hidupku! Aku ingin tahu apakah kau bisa membuatku menyesal atau tidak!" Ucap Bellemere.
'Kuso! Aku lupa wanita ini kebal terhadap ancaman! Apa yang harus aku lakukan untuk memukul mundu gorilla betina ini!?' Gumam Naruto dalam hatinya dan kini ia sudah berkeringat dingin karena Bellemere makin lama makin mendekat.
"BELLEMEREEE!"
Seketika Bellemere, Naruto dan Nojiko pun menoleh ke sumber suara dan melihat Nami yang membawa kantong besar yang berisikan daging.
"Nami?" Gumam Bellemere.
"Nami? Apa yang kau bawa itu?" Tanya Nojiko.
"Maafkan aku karena telah marah padamu. Sebagai permintaan maafku, aku membawa daging ini!" Ucap Nami.
"HAAAAAAHHH!?" Spontan Naruto pun langsung berteriak karena terkejut.
Naruto lalu keluar dari kolong meja itu dan langsung memegang tangan Bellemere dan membuat Bellemere terkejut.
"Jangan dengarkan dia! Itu daging yang susah payah aku curi di pasar supaya kita bisa makan enak hari ini!" Ucap Naruto.
"HAAAH!? Kau bilang kau akan membantuku meminta maaf pada Bellemere!" Teriak Nami kepada Naruto.
"Kalau ingin minta maaf bilang saja maaf! Kau tidak perlu bilang bahwa daging itu adalah milikmu!" Ucap Naruto.
"Aku tidak pernah mengatakan bahwa daging ini adalah milikku! Aku hanya memberikan daging ini sebagai bentuk permintaan maaf!" Ucap Nami.
"Kalau begitu kau harus meminta persetujuan dariku terlebih dahulu karena itu daging miliku!" Teriak Naruto.
"Kenapa aku harus meminta persetujuan darimu!? Kau bilang kau akan membantuku!" Ucap Nami.
"KUSOOOO! Bellemere, usir saja Nami dari rumah ini!" Ucap Naruto kepada Bellemere.
Bellemere yang mendengar pertengkaran konyol antara Nami dan Naruto hanya tersenyum.
"Nami, kemarilah." Ucap Bellemere.
Nami pun dengan ragu melangkahkan kakinya dan berjalan mendekati Bellemere. Bellemere pun langsung memeluk Naruto dan Nami dan membuat mereka berdua terkejut.
"Kalian adalah anak-anakku yang sangat manis dan lucu! Jangan bertengkar lagi dan kalian harus bisa saling membantu satu sama lain. Paham?" Ucap Bellemere.
"Cih! Aku selalu membantunya dan dia tidak pernah membantuku!" Gumam Naruto.
CRACK!
"ITTAAIIII!" Naruo langsung berteriak kesakitan karena Bellemere mengeratkan pelukanya pada Naruto dan membuat Naruto tergencet.
"BELEEMEREE!"
Nojiko yang melihat Naruto dan Nami dipeluk oleh Bellemere pun langsung berlari kearah Bellemere memeluk Bellemere.
"Aku juga ingin dipeluk." Ucap Nojiko.
"Kemarilah! Dasar kalian anak-anak nakal!" Ucap Bellemere sambil memeluk ketiga anak angkatnya itu.
Naruto yang mulai merasa tidak nyaman akan pelukan itu pun mencoba melepaskan dirinya dengan menggerak-gerakan seluruh tubuhnya.
"OI! Lepaskan! Kalian membuatku risih!" Ucap Naruto.
Bellemere pun terkekeh dan melepaskan pelukannya. Bellemere langsung mencubit pipi Naruto. "Dasar anak nakal! Kau risih karena dipeluk ibumu sendiri? Anak macam apa kau?"
"Kau kan bukan ibu kandungku!" Ucap Naruto.
Bellemere yang mendengar itu pun melepaskan cubitanya dan menatap Naruto dengan serius. "Sepertinya sudah saatnya kau tahu Naruto." Ucap Bellemere.
"Tahu apa?" Tanya Naruto.
"Tentang orang tuamu yang sebenarnya." Ucap Belllemere.
Naruto, Nami dan Nojiko yang mendengar itu pun terkejut. Mereka membelalakan mata mereka karena mereka pun penasaran dengan orang tua Naruto yang sebenarnya.
"Orang tua Naruto?" Tanya Nojiko.
"Apa kau mengenal orang tuanya Naruto, Bellemere?" Tanya Nami.
"Tidak. Aku tidak mengenalnya." Ucap Bellemere sambil menggelengkan kepalanya.
Bellemere lalu memegang tangan Naruto dan tersenyum kepada Nami dan Nojiko. "Nami, Nojiko aku ingin berbicara dengan Naruto sebentar. Bisakah kalian membantuku memetik beberapa jeruk yang berada dikebun?" Tanya Bellemere.
""BAIK!"" Nami dan Nojiko pun langsung berlari ke kebun untuk memetik jeruk.
-X-
Naruto dan Bellemere kini berada di kamar Bellemere. Naruto duduk disebuah kursi sambil memperhatikan Bellemere yang sedang membuka beberapa gulungan dan melihat beberapa kertas.
"Apa kau penasaran dengan orang tuamu yang sebenarnya Naruto?" Tanya Bellemere.
"Tentu saja! Aku penasaran kenapa orang tua ku membuangku." Ucap Naruto sambil tersenyum.
Bellemere yang mendengar itu pun hanya menghela nafas karena ia tahu bahwa Naruto sangat membenci orang tua kandungnya. Bellemere pun memberikan Naruto sebuah kertas dan Naruto langsung mengambilnya.
"Ini surat yang aku yakini di tulis oleh orang tuamu. Aku menemukan ini disekoci di mana aku menemukanmu saat pertama kalinya." Ucap Bellemere.
Naruto pun langsung mengarahkan pandangannya pada kertas itu dan ia mulai membaca surat dari peninggalan orang tuanya tersebut.
Letter.
Naruto, jika kau membaca surat ini aku harap kau mengerti dengan kondisiku dan aku harap kau memaafkanku. Aku adalah Amatsuki Toki, Ibu kandungmu. Aku terpaksa harus melepasmu karena ada peperangan yang membahayakan nyawamu dan sebagai ibumu aku harus melindungimu dan inilah satu-satunya cara untuk melindungimu. Maafkan aku karena kau harus menjalani hidup yang berat dan pastinya kau akan bertanya-tanya kenapa kau tidak memiliki orang tua. Maafkan aku karena aku tidak bisa menjad ibu yang baik dan membiarkanmu kelaparan di luar sana. Setiap kata yang aku tulis di surat ini, aku meneteskan air mataku karena aku menyesal tidak cukup kuat untuk melindungimu dan harus membuangmu. Kozuki Naruto, itulah namamu! Kau harus menjadi orang kuat yang bisa melindungi orang disekitarmu dan aku harap kau tidak menjadi orang pecundang seperti ibumu ini. Aku meninggalkan beberapa barang untukmu yang suatu saat mungkin akan berguna untukmu.
Dari Seorang Ibu yang akan selalu mecintaimu,
Amatsuki Toki.
Letter End.
"Aku juga masih menyimpan barang-barang yang sepertinya pemeberian dari orang tuamu." Bellemere pun mengeluarkan sebuah kotak yang cukup besar dan membuka kotak itu.
Terlihat ada sebuah pedang dan beberapa gulungan dan juga beberapa buku yang cukup tebal.
Naruto pun tersenyum saat membaca surat itu dan tidak memperlihatkan sedikit pun ekspresi kesedihan. Naruto lalu mengambil pedang yang berada di kotak itu dan ia memperhatikan pedang itu.
"Pedang? Kenapa dia memberiku pedang?" Tanya Naruto.
"Mungkin saja ibumu dulunya seorang kesatria yang hebat dan ia meninggalkan pedangnya untukmu sebagai hadiah." Ucap Bellemere.
Naruto pun tersenyum dan menaruh pedangnya di pinggangnya seperti seorang pendekar pedang. Lalu Naruto mengambil gulungan yang berada di kotak tersebut dan membacanya.
"Togen Shirataki? Togen Totsuka? Apa-apaan ini? Apa maksud dari kalimat jelek ini?" Tanya Naruto sambil mengupil.
Bellemere yang melihat Naruto mengupil pun berkeringat jatuh dan menghela nafas karena keantikan dari tingkah laku Naruto.
"Sepertinya itu adalah sebuah jurus. Yah bisa dibilang semacam teknik pedang yang sepertinya orang tuamu ingin kau mempelajari teknik itu." Ucap Bellemere.
"Haki? Ryu-o? Aku tidak mengerti dengan kalimat-kalimat yang tertulis di gulungan ini tapi jika ini sebuah jurus yang sangat keren, aku akan mempelajarinya!" Ucap Naruto.
Naruto lalu mengambil dua buku tebal dan membuka buku itu. Lembar demi lembar ia baca namun ia sama sekali tidak mengerti dengan tulisan yang berada di buku itu.
"Bellemere, aku setidaknya bisa membaca tulisan yang ada dalam gulungan itu namun untuk buku ini, sebaiknya kita bakar saja karena tidak ada yang bisa aku baca dari buku ini." Ucap Naruto.
"Hehehehe dasar bocah bodoh, Ini adalah tulisan kuno. Sepertinya, orang tuamu dulu adalah seorang sejarawan yang sangat pintar sehingga ia bisa mengetahui tulisan kuno seperti ini." Ucap Bellemere.
"Tulisan kuno?" Tanya Naruto.
"Benar. Dari sekian banyak orang di dunia ini, hanya satu orang yang tersisa yang dapat membaca tulisan kuno ini dan orang itu kini masih menjadi buron." Ucap Bellemere.
"Buron? Dia menjadi buron karena bisa membaca tulisan kuno?" Tanya Naruto yang kebingungan.
Bellemere pun tersenyum dan mengelus rambut Naruto dengan lembut. "Kau masih terlalu muda untuk mengatahui hal-hal tabu seperti itu namun, jika kau tertarik untuk mempelari tulisan kuno itu aku tidak akan melarangnya." Ucap Bellemere.
"Hmm.. Sepertinya akan sangat menarik mempelari sejarah dunia ini. Aku bisa tahu asal muasal dari dunia ini dan siapa tahu akan menemukan hal-hal yang menarik." Ucap Naruto sambil tersenyum.
Bellemere yang melihat Naruto tersenyum dan senang pun ikut tersenyum namun sebenarnya ia penasaran apakah Naruto merasa senang atau sedih setelah membaca surat dari orang tuanya.
"Naruto? Kau baik-baik saja kan? Maksudku.. surat itu…" Tanya Bellemere.
Naruto pun langsung melipat surat itu dengan rapih dan memasukan surat itu kedalam saku celananya. "Tentu saja aku baik-baik saja. Tidak ada yang perlu di tangisi dari surat itu." Ucap Naruto sambil tersenyum.
"Maafkan aku Naruto. Karena hidup denganku, kau mengalami hidup yang sulit dan selalu kekurangan uang. Kau selalu mencuri daging di pasar dan selalu membuat onar untuk mencari perhatian karena kau tidak memilki orang tua yang sesungguhnya." Ucap Bellemere kepada Naruto.
"Apa yang kau bicarakan?" Tanya Naruto kepada Bellemere.
"Huh?" Bellemere pun terkejut dengan jawaban Naruto.
"Apa salahnya hidup miskin dan kekuarangan uang? Apa salahnya jika kau tidak bersama dengan orang tua kandungku? Aku benci mengatakan ini tapi…" Naruto memalingkan wajahnya dan terlihat wajahnya memerah.
"Kenapa kau tersipu seperti itu?" Tanya Bellemere yang penasaran.
"A-aku sangat bersyukur kau menjadi ibu angkatku. Kau sudah kuanggap seperti ibu kandungku sendiri." Ucap Naruto yang masih memalingkan wajahnya karena malu.
Bellemere yang mendengar itu pun terkejut karena baru pertama kalinya ia mendengar Naruto mengatakan perasaanya yang sesungguhnya dan Bellemere pun tidak menyangka bahwa sebenarnya Naruto sudah menganggapnya seperti ibunya sendiri.
Bellemere pun tersenyum karena ia merasa berhasil menjadi seorang ibu dan berhasil membuat Naruto menyayanginya layaknya seorang ibu.
"NARUTOOO!" Bellemere pun berteriak dan langsung memeluk Naruto dengan erat. "Terima kasih karena telah menganggapku sebagai ibumu!" Teriak Bellemere.
"O-OI! Lepaskan! Aku sudah bilang kan aku tidak suka dipeluk seperti ini!" Ucap Naruto.
"Kenapa? Apa kau malu?" Tanya Bellemere.
Naruto yang mendengar perkataan Bellemere pun wajahnya semakin memerah dan ia langsung memalingkan kembali wajahnya dan itu membuat Bellemere semakin gemas.
Mereka berdua pun saling berpelukan dan saling bercanda layaknya seorang anak dan ibu. Disisi lain, Nami dan Nojiko pun terlihat sedang bermain bersama di kebun jeruk. Mereka hidup seperti sebuah keluarga yang sangat bahagia dan sangat rukun.
Setidaknya sampai hari ini karena, di ujung desa ini telah datang mimpi buruk yang akan menghancurkan seluruh kebahagiaan mereka.
-X-
"Shehahahaha! Akhirnya kita sampai di East Blue!"
"Hm! Sudah saatnya kita menunjukan kepada manusia murahan itu betapa hebatnya ras manusia ikan!"
"Ah! Kau benar! Kita akan menjadikan desa ini sebagai markas besar kita!"
"Dan jangan lupakan hal terpenting!"
"Kita akan menjadikan para manusia yang tinggal di pulau ini menjadi budak kita!"
TO BE CONTINUE
Helle guys! I'm back with another story! Fic ini author buat karena seperti biasanya author pengen menyalurkan ide author dan semoga kalian semua suka!
Untuk spoiler, nantinya Naruto bakal punya bajak laut sendiri beserta krunya. Mungkin para reader bisa memberi masukan ke author siapa saja yang cocok jadi krunya Naruto dan boleh dari anime apapun!
Sekian dan terima kasih!
See you next chapter!
