Mempersembahkan

Disclaimber Naruto: Masashi Kishimoto

Genre: Family, Humor

Rate: T

Pair: MinaKushi, DeiNaru and ItaSasu ( For family )

WARNING: OOC, YAOI for chap 2.

Author Note:

Fic ini buat para teman-temanku di facebook

Yang tentu saja seorang FujoDanshi..

Rumah Sakit Konoha Internasional

Bunyi derap kaki terdengar di lorong rumah sakit, Derap kaki itu terdengar menuju suatu ruangan yang diatasnya papan bertuliskan UGD yang artinya Unit Gawat Darurat, Pintu UGD itu terbuka lebar saat seorang suster membukanya dengan keras lalu setelah pintu itu terbuka dengan cepat tempat tidur dorong yang berisikan seorang wanita berambut merah panjang yang sedang mengangkangkan kedua kakinya menampakkan wajah lelah dan kesakitan karena berusaha mengeluarkan sesuatu itu masuk keruangan UGD dengan bantuan dorongan oleh suster-suster sedangkan di sebelah kiri wanita itu terdapat seorang pria berambut pirang menampak kan wajah kekawathiran yang cukup mendalam.

"Kushina! Kushina! Aku mohon berjuanglah. " Ujar seorang pria bernama Namikaze Minato dengan eratnya dia memegang tangan kanan Kushina.

"Akkhh..Hosh..Hoshh M-minato.. " Seru wanita yang bernama Kushina dengan terengah-engah.

Minato hendak menjawab tetapi tiba-tiba seorang suster menghalanginya untuk masuk mengikuti Istrinya yang ingin di bawa keruang operasi.

"Maaf tuan anda tidak boleh masuk. " Kata suster itu dengan sopan.

"T-tapi.. "

"Tidak apa tuan, Dokter akan berusaha dengan seluruh kemampuanya. "

"Tapi saya mau menemani is- "

Sret sret

Merasakan ada yang menarik bajunya dengan spontan Minato menoleh ke belakang dan mendapati seorang anak berambut pirang gelap sepanjang bahu tengah memegang boneka teddy bear tak lupa wajah polosnya.

"Touchaan..Kaacan kemana un ? " Tanya Bocah itu. Ya.. Bocah ini bingung karena sejak dirumah atau lebih tepat saat dia di kamar, Padahal dia sedang asik tidur namun tiba-tiba di kejutkan dengan suara pecahan, Karena penasaran akhirnya dia berjalan kearah sumber itu. Bocah itu bingung melihat ibunya sudah berada di lantai lalu untuk beberapa detik kemudian ayahnya datang dan berteriak memanggil nama ibunya, Sesudah itu dia melihat ayahnya menggendong ibunya dengan tergesa-gesa. Karena takut di tinggal atau entah apa yang di pikirkan bocah itu hingga ikut berlari mengejar ayahnya yang sedang mengeluarkan mobil di garasi samping rumah dan di situlah dia masuk di belakang bagasi mobil tanpa sepengetahuan Minato.

"D-dei chan... " Kata Minato dengan bingung. Bukanya tadi anaknya sedang tertidur ? Apa mungkin dia terbangun karena pecahan gelas.

"Tochaan Kaachan kemana un ? " Tanya Deidara kembali.

"Ah..Kaasan sedang ingin memberi Dei chan adik, Apa Dei chan senang ? " Tanya Minato dengan lembut.

Mata Deidara membulat dengan berbinar mendengar kata itu, Akhirnya sekian lama menunggu Ibunya akan memberikan adik juga. Deidara tersenyum lebar tidak sabaran untuk menunggu kelahiran adiknya untuk menemaninya di kala kesepian nanti.

"Hehehe...Dei chan cenang loh~ "

"Hehehe... ya sudah Dei chan harus tunggu dan berdoa semoga Kaasan dan adik Dei chan selamat ok ? " Jelas Minato.

"Oke un! " Balas Deidara mengacungkan jempolnya dengan mantap.

"Tuan saya permisi.. " Suara suster memecah percakapan antara anak dan ayah.

"Oh..Iya silahkan. "

.

.

.

.

.

Mata bocah kecil bersurai pirang itu menatap intens setiap inci tubuh bayi yang berada dalam gendonganya, Dengan mata berbinar, Bola mata yang bulat, dan mulut menganga berbentuk 'O' Bocah yang diketahui namanya Deidara ini dengan perlahan-lahan memegang pipi chubby bayi yang di gendongnya menggunakan tangan ciliknya. Perlahan-lahan Deidara memegang pipi itu dengan ragu hingga dia telah bersentuhan dengan kulit pipi bayi itu dan ternyata sentuhan Deidara membuat bayi sedikit menggeliatkan tubuh karena terganggu, 'Sreeet' Deidara yang kaget atas pergerakan bayi pun menarik tanganya kembali tak lupa dengan dahi yang berkerut. Sedangkan Minato dan Kushina hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah polos nan lucu itu.

"Toucaan apa ini adik Dei un ? " Tanya bocah itu tanpa mengalihkan pandanganya terhadap sosok bayi yang masih di dekapnya.

"Hahaha...Tentu itu adik Dei chan, Coba saja lihat rambut dan matanya. " Ucap Minato dengan tawa khasnya.

Bocah ini pun menatap lagi bayi yang masih terlelap, Deidara menatap rambut sang bayi 'Pirang terang' Itulah kata yang terlintas di pikiran Deidara saat menatap Intens rambut bayi itu. Deidara perlahan menggerakkan tanganya untuk menyentuh helaian rambut pirang bayi itu 'Lembut' satu kata lagi yang tiba di pikiran Deidara setelah itu Deidara menggerak kan tanganya kembali menuju rambutnya sendiri dengan lembut.

"Hehehe~ Touchaan lambut Dei dengan adik cama un. " Seru Deidara dengan menatap ayahnya dengan polos.

"Eh..Toucaan juga sama kok. " Canda Minato dengan berpura-pura polos.

Deidara terdiam untuk sesaat lalu dia menatap rambut ayahnya setelah itu dia menggelengkan kepalanya dengan kuat.

"Tidak! Tidak! Hanya Dei dan adik bayi caja yang punya lambut yang cama! Toucaan tidak bo-leh un! " Seru Deidara dengan nada marah dan Deidara pun mengeratkan gendonganya dengan adik bayi seolah-olah hanya dialah yang boleh menyentuh bayi itu di dunia ini.

"Eh ? Dei chan..Kenapa begitu ? " Tanya Kushina dengan bingung melihat betapa posesif anaknya terhadap adik bayi yang baru saja dilahirkanya.

"Kalena dia adik Dei yang Dei cayangi dan adik Dei yang paling imut un. " Ucap Deidara dengan nada serius lalu tangan kananya Deidara di sengajakan dengan mengacungkanya keatas.

Minato dan Kushina berpandangan dengan wajah bingung lalu untuk beberapa detik raut wajah mereka berubah menjadi ingin tertawa tetapi mereka urung agar anaknya tidak bertambah marah lagi.

"Hah.. Iya dia adik Dei chan yang paling di Dei chan sayangi dan dia adik bayi Dei chan yang paling imut. " Celetuk Minato dengan sedikit nada candaan.

Sedangkan Deidara yang mendengar itu menganggukan kepala beberapa kali " Huum...Bagucss Toucaan mengelti tapi apa Kaachan cudah mengelti un ? "

Kushina hampir saja tertawa dengan terbahak-bahak kalau saja dia tidak menutup mulutnya dengan telapaknya karena melihat anaknya tampak bergaya bahwa dia sudah dewasa, 'Oh..Ya tuhan terima kasih sudah memberikan ku anak yang imut.' Batin Kushina.

"Iya..." Balas Kushina sedangkan Deidara tampak tak puas dengan jawaban Kaasanya.

"hihihi..Iya dia adik Dei yang paling Dei sayangi dan dia adik Dei yang paling imut. " Ulang Kushina dan kali ini sukses membuat Deidara tersenyum lebar.

"Eh..Kushina apa kau sudah mendapatkan nama untuk anak kita ? "

"Huh? Ah!..Aku belum mendapatkanya. "

"Hmm aku juga. "

Minato dan Kushina tampak berpikir lalu tiba-tiba pikiran Kushina terbesit sebuah rencana.

"Hei Dei chan... " Panggil Kushina sedangkan Minato dan Deidara langsung menatap Kushina dengan heran.

"Ada apa Kaachan ? "

"Ne~ apa Dei mau memberi nama untuk adik Dei ? "

"Hah nama ? Untuk apa Kaachan ? " Ujar Deidara yang memiringkan kepalanya.

Kushina sudah menduga jika Deidara akan bertanya seperti ini.

"Dei chan...Nama adalah sebuah kata yang sakral atau wajib untuk kita gunakan saat kita baru pertama kali lahir di dunia ini, Apa Dei chan mengerti.." Jelas Kushina dengan lembut.

"Dei chan belum mengelti cama cekali un.. " Jujur Deidara dengan gelengan kuat.

"Begini..Jika Dei chan ingin memanggil adik bayi dengan sebutan apa ? " Tanya Kushina.

"Ummhh..Adik bayi un. "

"Tapi nama adik bayi itu sudah banyak dan adik bayi itu juga bukan nama, Apa Dei mau sebutan adik bayi yang Dei sayangi di gunakan banyak orang ? "

"Eh ? Tidak! Adik Dei tidak mau punya cebutanya cama un! " Tolak Deidara.

"Nah.. Jadi Dei chan harus punya nama buat si adik bayi, Ne~ nama apa yang Dei chan beri untuk adik ? " Tangan Kushina membelai rambut anaknya.

"Eummhh.. Ceni (1)! Eh tidak jangan! Uemmh.. Ah! Naluto caja. "

"Eh ? Naluto ? " Celetuk Kushina dan Minato dengan bingung.

"Iiihh makcudnya Dei! Na-lu-to un." Cercah Deidara dengan kesal.

"Ooooohh Naruto... "Serempak Kushina dan Minato

"Un."

"Tapi kenapa Naruto ? Bukanya Naruto itu salah satu bahan makan ramen yang berbetuk spiral bulat itu kan ? " Ungkap Minato dengan dahi yang berkerut dan bisa di lihat Kushina juga mengangguk pasti.

"Ne~ Caat itu Dei cedang menonton ceceolang yang membuat Ceni tanah liat tapi tiba-tiba filmnya telganti dengan gambal makanan lamen nah~ di citu katanya toping lamen adalah bahan makan yang paling enak dan yang sangat di cukai celuruh jepang (2), Jadi Dei memakai nama itu caja kalena Dei tidak mau jika adik bayi tidak di cayang oleh cemua olang un. " Jelas Deidara dengan bahasa khasnya sedangkan Minato dan Kushina hanya bisa terbengong melihat anaknya bak seorang pendongeng.

"Hah..Ya sudah Tousaan dan Kaasan mengerti. " Pasrah kedua orang itu, Menurut mereka nama Naruto tidak buruk juga.

"Hehe lihat adik bayi! Cekalang adik bayi Dei panggil dengan Naluto caja ya ?, Apa menulutmu Naluto.. kau cuka ? " Tanya Deidara sambil menggerak kan tangan mungil Naruto sedangkan Naruto sendiri perlahan membuka kelopak matanya di sertai uapan kecil dari bibir mungil Naruto.

'Bilu cama cepelti Dei un.' Batin Deidara saat melihat bola mata Naruto, Naruto yang di tatapun tersentum ceria lalu tangan kecil Naruto menggengam erat kelingking Deidara seolah dia menyetujui pertanyaan Deidara.

"Hehe..Aku tahu Nalu chan pacsti cetuju. "

Setelah itu Deidara asik dengan adiknya, Mereka seperti dua sosok yang tidak akan terpisahkan walau kematian menjemput mereka.

.

.

.

.

.

6 tahun kemudian

06.30 Pagi

Hari ini Naruto senang sekali karena hari ini adalah awal masuknya dia di sekolah dasar yang berarti dia akan mendapatkan teman baru, Naruto tidak sabar ingin memiliki teman yang baru yang pokoknya harus laki-laki, Karena dulu waktu di taman kanak-kanak dia sering di ejek dengan kata dia seorang perempuan padahal jelas-jelas dia lelaki dan salahkan mereka semua karena mereka, Naruto hanya pernah bermain dengan perempuan saja.

CKLEK

"Naru chan, Apa kau sudah siap un ? " Tanya Seseorang laki-laki yang keluar di balik pintu.

"Aku cudah ciap dattebayo.. " Balas bocah a.k.a Naruto dengan semangat.

"Hm..Ayo un. " Ucap anak lelaki a.k.a Deidara yang bertubuh kecil dan berambut panjang di ikat tinggi.

.

.

.

.

.

Deidara dan Naruto turun dari mobil lalu mereka pamit dengan ayah mereka setelah itu Deidara memegang tangan kanan Naruto dengan erat lalu Deidara berjalan mengantarkan Naruto ke kelas barunya. Setelah berjalan dengan rintangan berbelok-belok akhirnya tujuan Deidara pun sampai.

"Ne~ Naru chan apa kau siap ? " Tanya Deidara yang berjongkok menyamakan tinggi adiknya Naruto.

"Hehehe...Aku ciap! " Balas Naruto dengan memeluk leher Deidara dengan erat,

"Bagus un. " Seru Deidara yang melepaskan pelukanya dengan Naruto sembari mengacak rambut Naruto.

"Baiklah Niisan ke kelas dulu ya ? " Tanya Deidara.

"Ha'i. " Setelah mendengar itu Deidara berjalan diiringi senyum lembut dan manis namun Deidara berhenti sesaat dia melihat adiknya tampak gelisah.

"Loh Naru chan ayo masuk. "

"Tapi Niisan belum mencium Nalu. " Ucap Naruto di sertai jari-jari kecilnya yang bertautan.

Deidara tertawa kecil melihat kebiasaan Naruto yang harus wajib di lakukanya yaitu mencium Naruto sebelum sekolah, 'Bisa-bisanya aku lupa.' Pikir Deidara.

"Ne~ sini Naru chan. " Panggil Deidara dengan mengibas-ngibaskan tanganya.

Naruto pun melangkah dengan riang menuju kakanya lalu Naruto sedikit menjinjitkan kaki kecilnya lalu setelah itu-

Cup

"Nah ayo Naru chan masuk un. " Ujar Deidara.

"Hehe...Aligatou Niican. " Ucap Naruto yang sudah masuk ke kelasnya tak lupa sebuah lambaian tangan mungil Naruto.

"Hah..Adik ku yang manis un. " Lirih Deidara.

.

.

.

.

.

Deidara berdiri dari tempat duduknya lalu dia membongkar tasnya untuk mengambil kotak bekal 2 yang satunya buat dia sendiri lalu yang satunya buat adik tercintanya. Deidara melangkahkan kakinya menuju pintu kelasnya untuk keluar tapi tiba-tiba ada yang menepuk bahunya.

"Hei..Deidara kamu mau kemana ? " Tanya seorang laki-laki yang bernama Itachi.

"Aku mau ke kelas adik ku un, Kelas satu B. " Balas Deidara.

"Eh ? Aku juga mau ke kelas satu B untuk memberikan bekal pada otoutoku, Kalau kamu Dei ? " Ucap Itachi.

"Sama un aku juga mau memberi bekal untuk adik ku un. "

"Ya sudah kita sama-sama saja kesananya. " Jelas Itachi.

"Un. "

Setelah itu mereka berjalan menuju kelas adik mereka.

.

.

.

Naruto menatap seluruh teman-temanya yang tampak asyik memakan bekalnya bersama masing-masing temanya, Naruto hanya bisa mentap mereka karena Naruto kecil ini tidak mempunyai keberanian sama sekali untuk menghampiri mereka dan menjadikan teman. Bosan dengan kesunyian ini bocah pirang ini pun lebih memilih menatap langit lewat jendela hingga bocah pirangini terganggu karena ada ang menoel-noel pinggangnya.

"Hei..Aku Uchiha Sasuke. " Ujar seorang bocah yang seumuran Naruto dengan menjulurkan tanganya.

Naruto memperhatikan setiap inci tubuh bocah itu 'Kulitnya pucat' 'Lambutnya cepelti ayam' 'matanya hitam' ketiga kata itulah yang muncul di batin bocah pirang itu. Dengan perlahan dan agak sedikit takut, Naruto menjulurkan tanganya dengan detik demi detik.

Jengah, Bocah yang bernama Uchiha Sasuke ini jengah akan kelambatan bocah di depanya, Tak mau menunggu lama akhirnya Sasuke menarik tangan Naruto lalu dia menggerakan tanganya yang sudah berjabat dengan Naruto kearah atas dan bawah setelah itu Sasuke melepaskanya dan dengan santainya dia duduk di sebelah Naruto.

"Hei siapa nama mu dobe ? " Tanya Sasuke.

"Heh ? Dobe ? Apa itu ? " Tanya Naruto dengan polos.

"Bodoh. " Seru Sasuke dengan pendek.

"Bodoh ? Hieeee aku tidak bodoh! " Teriak Naruto dengan menunjuk wajahnya Sasuke.

"Hm, Mankanya dobe siapa nama mu ? " Tanya Sasuke lagi.

"Namikaze Naluto. " Ucap Naruto dengan raut wajah yang masih kesal.

"Hoooh..Kamu masih cadel rupanya, Ck bocah. " Ujar Sasuke dengan nada mengejek.

"Cuka-cuka aku teme! " Ketus Naruto.

"Hei jangan memanggil ku teme.. Dobe. " Kata Sasuke sedikit kesal.

"Kau juga belhenti memanggilku cepeliti itu baka teme. "

"Tidak akan dobe, Sebelum cadel dan bodoh mu hilang baru aku berhenti."

"Belalti aku juga! Cebelum kau teme belhenti memanggilku dengan dobe dan belhenti mengejek ku, Aku tidak akan belhenti campai kapan pun. " Cercah Naruto dengan pasti.

" Ck keras kepala. " Decak Sasuke.

"Kau juga baka. "

"Grrrr..Hah sudahlah, Hei dobe. " Panggil Sasuke

Sedangkan Naruto hanya melirik kesal Sasuke lalu " Apa teme ? " Tanya Naruto dengan ketus.

"Kenapa kau tidak makan ? " Tanya Sasuke bingung. Sejak awal masuk tadi Sasuke bingung melihat bocah pirang ini karena bocah pirang ini yang paling pendiam di kelas, Mau tak mau karena di geluti penasaran akhirnya Sasuke menghampiri bocah pirang itu. Sasuke kira anak itu pendiam tapi ternyata dia salah

"Niican belum datang. " Seru Naruto dengan ketus.

"Hm, Aku juga. "

"Tidak ada yang tanya baka teme. " Ejek Naruto.

"Ya sudah tapi dobe kau ini perempuan tetapi sikap mu seperti laki-laki. " Ungkap Sasuke.

DEG

Jantung Naruto terpacu dengan cepat mendengar ucapan Sasuke.

"A-aku laki-laki bukan pelempuan. " Lirih Naruto dengan gemetaran, Naruto takut Sasuke akan mengejeknya.

"Hah ? Benarkah ? Aku kira kamu perempuan, wajah mu sih.. seperti perempuan." Ungkap Sasuke. Membuat Naruto menundukan kepalanya dengan tangan terkepal.

"Hah tapi kau masih untuk daripada baka aniki ku yang berwajah laki-laki tapi rambutnya seperti wanita huh kau tahu menurutku itu mengerikan. " Jelas Sasuke dengan santai.

Sedangkan Naruto matanya melebar saat mendengar kata itu, Naruto kira dia akan di ejek sama seperti di taman kanak dulu tapi ternyata tidak.

"Kau tidak mengejek ku ? " Lirih Naruto.

"Eh untuk apa ? " Tanya Sasuke dengan polos.

"Ah.. tidak apa-apa hehe.. "

"Kau dobe. " Seru Sasuke.

"Aku- "

"Naru chan! "

"Otouto chan! "

Merasa di panggil Sasuke dan Naruto menolehkan kepalanya melihat sia yang memanggilnya. Di pintu kelas terlihat dua orang yang Sasuke dan Naruto tahu bahwa itu adalah kakak mereka. Naruto tersenyum lebar lalu berlari menuju kakanya.

"Niican! " Teriak Naruto.

"Haha.. Maaf un, Niisan terlambat. " Kata Deidara.

"Hehe..Tak apa Niican. "

Sedangkan Itachi yang sudah membuka kedua tanganya menunggu Sasuke berlari dan memeluknya seolah sudah tidak pernah bertemu tapi semua itu retak saat Sasuke dengan santainya berjalan menuju Itachi dengan wajah datar pula.

"Hei otouto chan kenapa kau tidak menyapa dan memeluk aniki mu ini. " Ucap Itachi dengan wajah pura-pura sakit hati.

"Hn untuk apa ? dan berhentilah memanggil ku dengan embel-embel menjijikan itu baka aniki. " Seru Sasuke dengan datar lalu dia pun menyerobot bekal yang ada di tangan kakanya.

"Ah...Otouto chan kapan juga kau berhenti memanggilku dengan panggilan tidak sopan itu. " Cerocos Itachi.

"Tidak akan pernah dan bukan urusan ku. "

"Hah..Dasar baka otouto.. padahal jika di rumah kau sangat manja" Lirih Itachi mencoba menyembunyikan seringai usilnya.

Serasa tersetrum tubuh Sasuke membeku 'A-aniki jangan sampai kau bongkar. ' Batin Sasuke.

"Hehe..Benarkan otouto chan ? " Tanya Itachi yang menteringai.

"..."

"Ah baiklah padahal jika di rumah Sasu itu- "

"BAKA ANIKI URUSAI. " Teriak Sasuke yang berlari keluar kelas dengan wajah menangis.

"HAHAHA... Otouto kau kena! " Ujar Itachi yang menyusul Sasuke.

Deidara dan Naruto hanya bisa sweetdrope melihat hubungan adik kaka keluarga Uchiha itu.

"Ne~ Niican meleka aneh.. " Ucap Naruto.

"Kau benar. " Balas Deidara dengan mengangguk.

"Tapi mereka lucu jika menjadi teman. "

"Hm menurutku juga gitu. "

"Ne~ Niican kapan makanya ? "

"Ah! iya ayo makan. "

Setelah kejadian itu Naruto akhirnya bisa memiliki teman laki-laki untuk pertama kalinya walau teman merak aneh dan lucu.

.

.

.

.

.

To Be Continue


Author Note:

Yo..Minna Gimana ceritanya seru kah ?

Begini Fic ini aku buat untuk para teman-temanku yang seorang Fujoshi dan Fudanshi di facebook Aku yang bernama QueenLucyana Lopez Nah...sebenarnya aku mau bikin fic 0neshoot tapi gak jadi karena menurutku panjang sekali jika di bikin oneshoot jadi aku bikin fic twoshoot / threeshoot aja oke oOd

Kenapa aku bikin pair DeiNaru ?

Ya karena aku dari dulu ingin pair itu karena tidak ada sih yang bikin pair itu yang adanya si Dei jadi Uke Naru jadi seme -_-

Dan jadil fic baru aku " I Have Love For You Un! "

La~la~la~ Mind Review minna ?