Chapter 01
Pairing : Naruto x Erza
"Apa yang kamu lihat dari seorang Naruto Uzumaki?"
"Nggak ada yang aku lihat, dia gelap nggak kelihatan."
Cuma satu keinginan Erza di siang menjelang sore dengan panas yang terik ini yaitu pulang. Ia ingin segera pulang. Lapar, haus, gerah, rasanya matahari berada sejengkal di atas kepalanya.
"Naruto, nebeng." Pintanya sambil mengekor Naruto yang baru keluar kelas. Ia sengaja menunggu di depan kelasnya Naruto buat nebeng sama Naruto.
"Nggak, aku mau ke rumah Natsu bareng Sasuke."
Erza berdecak sebal ketika mendapat penolakan. Sudah ketebak, pasti tujuannya mau main game. "Game mulu, pantes jomblo." Ucap Erza.
Naruto tak peduli. Manusia berkulit tan itu malah asyik bernyanyi nggak jelas sepanjang koridor sekolah.
Terserah dia, yang penting dia bahagia.
Suaranya yang nggak merdu itu menarik perhatian siswa lain yang baru keluar kelas. Kalau sudah begini rasanya ingin pura-pura nggak kenal dengan Naruto Uzumaki.
"Sasuke bukannya bawa motor ya?" Erza ingat tadi pagi dia papasan dengan Sasuke yang lagi bawa motor di depan gerbang. "Itulah romantisnya, Sasuke naik motor sendiri dan aku juga. Walaupun kita pisah akan tetap disatukan oleh game di kamar Natsu dengan wifi yang kecepatannya ngalahin kecepatan cahaya."
Erza bengong, Ia nggak tahu Naruto lagi ngomong apa.
"Antarin aku dulu, turunin saja depan komplek." Pintanya sekali lagi. Daripada naik bus. Malas, jalannya jauh. Belum lagi kalau Ia digodain cowok-cowok iseng.
"Nggak." Naruto menggelengkan kepalanya. Masih tetap teguh dengan pendiriannya. Padahal rumah mereka dekat, cuma berjarak dua rumah. Bahkan hampir dari separuh usianya Erza mengenal Naruto sepaket dengan masa lalunya yang kelam dan aib-aibnya yang berserakan.
"Kamu nggak kasihan sama aku?" Percuma, walaupun Erza memasang wajah memelas di wajah cantiknya Naruto nggak bakalan lihat. Dia berjalan jauh di depan.
"Aku sudah ditunggu Sasuke."
"Sasuke lagi, Sasuke lagi!"
Itu duo upin-ipin emang sudah dikenal di seluruh sekolah. Kemana-mana berdua macam anak kembar. Kalau urusan sama Sasuke atau teman Naruto yang lain, Erza sudah pasti kalah.
Tanpa sadar, langkahnya jadi melambat. Ia tak lagi berharap Naruto akan memberinya tumpangan. Silahkan kalau mau pergi sama Sasuke. Toh dirinya siapa, dari dulu sampai sekarang Ia dan Naruto cuma sebatas teman meskipun Ia diam-diam menaruh perasaan lebih.
Ia pandangi punggung Naruto yang makin menjauh, yang kian tersamarkan oleh punggung teman-temannya yang lain. Sampai sosok itu berbalik tanpa Ia sangka.
"Buruan atau aku tinggalin." Ia tersenyum tipis.
"Naruto Uzumaki, the most annoying person. But, I love him so much."
-To be Continued-
