Chapter 02

Pairing : Naruto x Erza

"Nar, salam aku buat Erza sudah kau sampein belum?"

"Sudah."

"Dia jawab apa?"

"Wa'alaikumsalam."

"Itu beneran dia atau kamu yang jawab?"

"Aku."

Resiko punya tetangga sekaligus teman kecil yang cantiknya nggak wajar ya begini. Nggak di kelas, di kantin, di toilet ada aja yang nanyain atau kirim salam ke Erza. Naruto sudah hafal kalau hampir semua teman cowoknya tergila gila pada Erza. Bahkan mungkin semua cowok sekolahan, guru sampai satpam sekolah.

Bahkan sejak dulu Ia selalu jadi kurir kalau ada yang mau ngasih sesuatu ke Erza. Dari mulai surat cinta, cokelat, atau bunga waktu valentine. Dan biasanya bunga dan suratnya Ia berikan ke Erza, dan cokelatnya Ia makan sendiri.

Teman yang cewek juga sama saja. Malah lebih parah dengan rasa iri dengkinya.

"Naruto, bilangin ke Erza jauh-jauh dari pacar aku."

"Pacarmu saja suruh pindah sekolah biar jauh."

Atau yang agak mendingan.

"Nar, si Erza makannya apa kok bisa langsing gitu?"

"Rumput."

Tapi banyak juga yang bikin frustasi.

"Nar, Erza pakai bedak apa kok bisa putih gitu?"

"Nanti aku tanyain, aku juga mau pakai biar ikutan putih."

Lebih ngeselinnya lagi, Erzanya suka gak sadar kalau dia cantik. Suka nggak sadar kalau banyak cowok yang naksir. Kemana-mana selalu nempel sama Naruto dan nggak pernah malu meskipun tingkah Naruto sering malu-maluin.

"Kenapa si kamu nggak punya cowok saja?"

Pernah sekali Naruto protes gara gara disuruh nganterin ke tempat les renang di hari minggu pagi.

"Cariin cowok dong."

Dan Naruto menganggap itu beneran. Hampir Ia comblangin Erza sama Jellal, tapi Ia malah didiemin berhari hari sama Erza. Katanya suruh nyariin cowok, eh dicariin malah marah. Habis itu nggak pernah lagi Ia jodoh-jodohin Erza sama temannya. Sudah kapok dia.

"Temenan dari kecil, masa kamu nggak pernah naksir sama Erza?"

Mungkin sudah tak terhitung yang nanyak gini, Naruto sampai bosan mendengarnya.

"Aku nggak pernah nganggap dia cewek."

"Terus?"

"Diem-diem saja, Erza tuh aslinya cowok."

Dan Naruto ngomong di depan Erzanya langsung.

"Omongan orang gila nggak usah didengerin."

Dan untungnya Erza sudah kebal dengan segala kegilaan Naruto. Yang waras ngalah saja.

"Beneran kamu nggak pernah suka sama Erza?"

Diam diam Erza juga pengen tahu jawabannya.

"Nggak lah, aku tahu diri." Singkat padat dan jelas.

Karena itu memang yang Naruto rasakan. Ia tak tahu kalau Erza justru merasakan yang sebaliknya.

-To be Continued-