Konoha. Desa dengan segala aturan dan hukum yang tegas dibawah naungan negara Api. Dipimpin oleh Ninja paling kuat di desanya, yang dikenal dengan Hokage ketiga, Hiruzen Sarutobi.

Desa Konoha terkenal akan Pulau Akuma yang selalu menjadi mimpi buruk bagi penjahat-penjahat diseluruh dunia, dimana penjara paling menakutkan berada. Penjara tersebut terkenal dengan nama...

Penjara Iblis.

Tittle : The Devil Prison

Desclaimer : semua karakter milik Masashi Kishimoto Sensei seorang.

Setting : Semi-Canon

Rating/Genre: T — Action/Romance

Relationship : SasuNaru

Status: Chaptered

Warning : OOC, Typo , gak sesuai EYD, dan masih banyak kekurangan lagi.

A/N : Fanfic ini bertemakan Boys Love, saya ingatkan sekali lagi, bahwa Fanfic ini bertemakan Boys Love. Fanfic ini juga tidak dibuat untuk ajang war atau saling menjelek-jelekkan, tapi dibuat untuk hiburan bagi para pembaca. Semoga tujuan saya tercapai. Aamiin. Terima Kasih^^

Enjoy~

Hening. Semua orang menunggu keputusan sang hakim, ruang pengadilan yang tadinya berisik akan hujatan dan pujian sekaligus kini senyap, seorang pemuda yang juga menjadi objek utama duduk dengan santai di tengah ruangan tersebut. Wajahnya terlalu tenang untuk seorang tersangka yang akan dihukum, membuat sang hakim yang berada di di depan memperhatikan gerak-gerik pemuda tersebut dengan serius.

"Dengan ini kami nyatakan. Uchiha Sasuke, sebagai tersangka kasus pembantaian keluarga pejabat Danzo, dengan hukuman seumur hidup di penjara iblis, Pulau Akuma."

Tok! Tok! Tok!

Seusainya ketukan palu tersebut, suasana kembali ribut. Ada yang tersenyum puas, ada juga yang meringis ngeri.

"Bisakah dipertimbangkan?! Uchiha-san telah membasmi seorang koruptor!" Ucap seorang wanita bersurai pink dengan lantang. Semua orang mulai menatap wanita cantik tersebut, lalu berbisik-bisik menyetujui ucapan sang wanita yang terdengar berani.

"Hei, wanita bodoh! Danzo-sama telah berkali-kali menyelamatkan Konoha! Dan pria brengsek ini telah membunuh salah satu pahlawan kita!" Kini seorang pria bertubuh besar yang berada di seberang wanita menyahut.

"Ya! Ya! Benar! Pulau Akuma pantas untuknya!" Sorak rakyat lainnya.

BRAK!

Hakim yang berada dibawah menggebrak mejanya sendiri. Membuat pihak pejabat yang berada diatas dan rakyat tertegun-kaget.

"Keputusan sudah di putuskan, Pasukan Anbu! Cepat geret Uchiha Sasuke pergi dari ruangan ini!"

Tiba-tiba pasukan elit negara; Anbu, yang diperintahkan dengan jumlah sepuluh orang keluar dari sisi ruangan, pasukan dengan topeng rubah putih tersebut mulai mengelilingi tersangka yang bernama Uchiha Sasuke itu. Salah satu anggota Anbu memasangkan rantai pada lengan Sasuke lalu menariknya paksa.

Sejenak Sasuke berhenti. Menatap keatas, tempat dimana Hokage berada. Lalu ia menyeringai, menatap langsung manik mata sang Hokage yang tengah menatapnya datar. Detik berikutnya Sasuke kembali ditarik, membuatnya hampir jatuh ke depan.

Seorang wanita bersurai pink tadi mulai menangis, menatap benci hakim yang tengah mengepalkan tangannya. "Hakim itu, pernah menjadi bawahan Danzo." Desisnya geram.

"Sabar, Haruno-san."

"Tak bisa, Yamanaka-san. Hiks, kau tahu benar Pulau Akuma itu tempat dimana penjara iblis berada. Sasuke akan tersiksa disana. Bahkan mati pun pilihan yang lebih baik dari pada harus mendekam disana."

Wanita yang dipanggil Yamanaka itu mengelus pundak Haruno, wanita yang baru ia kenal dua hari yang lalu. Ya, keduanya sama-sama menyukai Sasuke dan mereka selalu mengikuti perkembangan kasus Sasuke hingga saat ini. Sehingga keduanya bisa saling kenal.

Yamanaka Ino, wanita dengan surai pirang pucat itu menatap sedih kepergian Sasuke, walaupun Sasuke tak mengenalnya. Jujur dalam hatinya, ia benar-benar mencintai pria tersebut walau ia sudah menjadi pembunuh sekalipun.

Pulau Akuma. Konon katanya pulau tersebut ditemukan oleh tiga Sannin legendaris dari Konoha, lalu mereka membuat sebuah tempat yang sekarang dijadikan tempat penyiksaan untuk para penjahat tingkat tinggi yang berasal dari seluruh penjuru dunia.

"Haruno Sakura-san, lebih baik kita berdoa untuk Sasuke."

Wanita yang akrab dipanggil Sakura itu mengangguk, lalu berjalan meninggalkan ruang pengadilan.

-SN-

Sasuke lagi-lagi didorong, ia berjalan kaki tanpa alas dari ruang pengadilan sampai pelabuhan Konoha. Butuh waktu berjam-jam untuk sampai ke pelabuhan ini, mengingat mereka yang berjalan kaki.

"Cepat naik!"

Salah satu Anbu mendorong Sasuke untuk naik perahu kayu kecil yang telah disediakan. Sasuke beserta empat Anbu. Menaikinya, enam Anbu yang menjadi sisa memperhatikan. Mereka terus mengawasi gerak-gerik Sasuke, siap-siap jika Sasuke melakukan hal yang mencurigakan.

"Kalian tenang saja, walau dia sudah membantai keluarga seorang pejabat. Orang ini bukan Ninja." Ucap salah satu Anbu.

Keempat Anbu itu mengangguk, lalu mulai menjalankan perahu, menuju pulau yang menjadi momok bagi semua orang. Kecuali, Uchiha Sasuke.

-SN-

Jger!

Pemuda tampan tersangka pembantaian itu terbangun, mendapati basah di seluruh kujur tubuhnya. Hujan deras membuatnya sulit untuk melihat. "Bangun kau!"

Sasuke berdiri, menatap gerbang penjara iblis yang banyak di takuti itu. Para Anbu yang berada di depan Sasuke saling tukar pandang, heran melihat Sasuke yang kini mulai terkekeh.

"Khe.. khe..khe.."

"Dia sudah gila."

Kelima orang tersebut disambut oleh penjaga gerbang, wajah penjaga gerbang yang terlalu seram untuk seorang manusia sudah menjadi hal yang biasa bagi para Anbu.

"Tinggalkan dia disini." Sang penjaga gerbang berujar. Keempat Anbu tersebut mengangguk, lalu mundur.

Setelah kepergian empat Anbu, penjaga gerbang dengan tubuh yang lebih besar dari Sasuke mengeluarkan sebuah borgol. Melepas paksa rantai yang ada di tangan Sasuke, Penjaga gerbang tersebut mulai memasangkan borgol hitam yang sedari tadi ia pegang.

Ckrak!

"ARGH!"

Sasuke berteriak, beriringan dengan suara petir yang mennggelegar, Sasuke merasakan sakit yang teramat sangat pada pergelangan tangannya. Perasaan panas menghampiri tubuhnya, membuat warna kulit pucatnya kini memerah. Wajah Sasuke terus mendongak, tak tahan dengan rasa sakit sekaligus panas secara bersamaan, tubuhnya bergetar hingga akhirnya-

Bruk!

-ia pingsan.

-SN-

Hiruzen Sarutobi berdiri di depan kaca, melihat desanya yang tengah diguyuri hujan deras. Cerutu yang berada di mulutnya, dihisap kuat. Menghembuskan nafas, lalu membuat asap mengepul keluar dari mulutnya, ia mulai memikirkan pemuda yang sudah menjadi mantan bawahannya. Uchiha Sasuke.

Ia tahu dengan pasti, motif pembantaiannya pada keluarga Danzo. Uchiha Sasuke ingin bertemu dengan kakaknya. Uchiha Itachi.

12 tahun yang lalu, Uchiha Itachi terlibat kasus pembantaian terhadap keluarganya sendiri. Hal itu membuat Itachi menjadi buronan, hingga dua tahun kemudian ia dikabarkan telah tertangkap dan di cebloskan kedalam penjara Iblis.

Sarutobi kembali menghisap cerutunya yang mulai habis. Ia berjalan, mengambil berkas kasus milik Sasuke. Disana dinyatakan Sasuke melakukan pembantaian karena kesal uang yang dimakan oleh Danzo adalah uang rakyat Konoha. Namun semua itu tidaklah benar.

Uchiha Sasuke. Berniat untuk balas dendam kepada Itachi dan membunuh keluarga Danzo atas dalih agar dapat di cebloskan ke penjara yang sama dengan kakaknya. Hanya saran itulah yang dapat ia beri. Saran yang menguntungkan negara dan Sasuke bersama tujuannya itu.

Mungkin jika ia tak memberi saran, Danzo akan terus membuat kerusakan pada Konoha. Ya, Saran yang diberikan seorang Hokage Ketiga. Dirinya sendiri.

-SN-

Wajah tampan pemuda tersebut mengkerut, sesekali meringis kesakitan. Ia merasakkan sakit pada perutnya, matanya kini terbuka sempurna. Melihat seorang pria bersurai coklat tengah menginjak perutnya.

"Akhirnya kau bangun juga."

"Singkirkan kaki kotormu" Sasuke berujar dingin. Pria tersebut menyingkirkan kakinya yang tak beralas.

Pemuda yang bernama Sasuke itu mencoba duduk, menatap pergelangan tangannya yang bergaris-garis merah.

"Itu segel, tanda sebagai tahanan." Ucap pria tersebut.

Sasuke kembali berbicara. "Dimana Itachi?"

"Siapa itu? Hey, Shikamaru. Kau tahu Itachi?"

Pria yang di panggil Shikamaru tersebut memandang kesal pria bersurai coklat. "Mendokusai~ jangan tanya aku."

"Disini tidak ada yang namanya Itachi. Ah, perkenalkan aku.."

"Aku tak bertanya." Potong Sasuke. Pria bersurai coklat menggeram kesal. Lalu, ia menarik kerah baju tahanan Sasuke yang berwajah datar.

"Dengar, aku bos disini! Namaku Inuzuka Kiba! Aku pelaku pembunuhan 1202 anjing di Konoha. Kau, tak berhak berkata seperti itu!"

Sasuke menepis tangan pria yang menyebutkan namanya Kiba. Ia kesini bukan untuk bermain-main, ia harus mencari dimana kakaknya. Uchiha Itachi.

"Kau harus bersikap baik, pengecut!" Lagi-lagi Kiba menarik kerah Sasuke, lalu menariknya ke tengah ruangan. Sasuke tersadar, bahwa disana bukan hanya ada dia, Kiba dan orang yang bernama Shikamaru itu. Ternyata ada orang lain lagi.

Kiba menunjuk seorang pria yang tengah bergelantungan menggunakkan kaki yang ia tumpu di sebuah besi. "Orang itu, Namanya Rock Lee. Kau tahu? Dia terlibat kasus pengeroyokkan dan telah membunuh 357 orang tanpa menggunakkan senjata!"

"Oi, pengecut!" Sapa pria bernama Rock Lee.

Pandangan Kiba teralih pada seorang pemuda yang tampak masih seperti anak kecil. "Dia, Gaara. Berasal dari negara tetangga, catatan kesalahannya aku tak tahu. Namun yang pasti-" Kiba mendekatkan dirinya pada Sasuke, lalu berbisik. "Sipir disini bilang, kalau dia psikopat."

Sasuke menjauhkan dirinya dari Kiba, tak lupa melepaskan cengkraman tangan Kiba yang ada di kerah bajunya.

"Dan dia, si pemalas Nara Shikamaru! Kau tahu pencuri terkenal yang berinisial NS?! Dialah orangnya! Lihat, dia telah mendekam di penjara. Hahaha!" Shikamaru menatap kesal Kiba yang tengah tertawa. Sedangkan Sasuke menutup telinga.

"Gah! Lihat saja, akan kucuri celana dalammu!" Ancam Shikamaru.

Kiba melotot. "Oke, kita lanjut. Dan yang itu Aburame Shino. Entahlah dia selalu memakai kacamata hitam. Aku malas sekali dengannya. Aku juga tak kenal dia, jadi lewatkan."

"Tak baik kau bersikap seperti itu..."

"Argh! Aku bos disini!" Kiba berteriak kesal pada Shino. Shino mengendikkan bahu. Ya, begitulah Kiba. Selalu mengklaim, bahwa dirinyalah bos hanya karena ia masuk kedalam jeruji ini duluan.

Mata Sasuke tertuju pada seorang pria yang tengah tertidur pulas, wajahnya tampak damai dengan surai blonde yang menutupi sebagian matanya, dan jangan lupakan air liur yang menetes dari mulutnya.

Kiba menggeram, kesal karena salah satu anggota-sebelah pihak-nya tertidur. "Naruto! Kau pikir, kau ini siapa?! Cepat bangun!" Kiba menendang tubuh pria yang dipanggilnya Naruto.

Sasuke masih diam di tempat, dia tak ada waktu untuk bermain-main lagi. Lalu ia berbalik, menuju jeruji. Mencari-cari sipir yang menjaga tempat ini. Ia harus pindah tempat.

Merasa sepi Sasuke menoleh, menatap Kiba yang masih menarik-narik tubuh orang yang dipanggilnya Naruto tersebut.

"Satu.. dua.. tiga.. em-"

Sasuke kembali menoleh, lalu terduduk, kaget karena tiba-tiba seorang sipir muncul di belakangnya.

"Yo!" Semua perhatian teralih pada sipir tersebut. Kiba mendorong Naruto lalu mendekati Sasuke, ia berkacak pinggang pada sipir tersebut.

"Ada keperluan apa?" Tanya Kiba ketus.

Shikamaru mengibas-ngibas baju tahanannya. Merasa gerah, sedangkan Naruto sibuk menguap.

"Isinya sudah tujuh." Gumam sipir tersebut. "Hm, perkenalkan saya Iruka."

"Lalu?" Kiba menyahut.

Sipir tersebut masuk, tanpa membuka jeruji. Tubuhnya yang menembus besi membuat mereka terperangah.

"Jangan terkejut begitu, saya ini Ninja. Kalian bertujuh kemari."

Dengan malas, tujuh orang pria tersebut mendekati sipir Iruka. "Kalian semua, adalah penghuni baru penjara iblis."

"Apa? Penghuni baru?" Gumam Shikamaru, lalu ia menatap Kiba yang kaget. "Jadi kau bohong?! Kau bilang kau sudah lima tahun disini?! Sial, kau penipu!" Shikamaru menjitak kepala Kiba. Ya, satu lagi kejahatan Kiba. Yaitu, seorang penipu handal.

Kiba mengelus kepalanya. "S-sial."

"Bisa kulanjutkan?" Ucap Iruka, setelah semuanya tenang, ia kembali berujar. "Jadi ada tujuh tingkatan penjara. Tempat yang kalian pijak ini adalah tingkat pertama."

"Apa? Aku tak mengerti." Pria dengan rambut blonde itu menggaruk kepalanya gatal. Sungguh tipe yang tak dapat dijadikan peran utama.

Sasuke mendecih. "Dobe."

Pria blonde bernama Naruto tersindir ia melotot kesal. "Kau! Te-"

"Dengarkan dulu!" Teriak Iruka yang mulai marah.

Naruto mengerucutkan bibirnya. "Baik, aku lanjut. Pulau Akuma ini sebenarnya berbentuk seperti bukit. Dan bukit ini di beri tujuh tingkatan yang dijadikan sebuah penjara."

Mereka mengangguk, tanda mengerti. Kecuali Naruto yang menggaruk kepalanya, sungguh kepalanya pusing. Baru bangun tidur sudah disuguhkan hal-hal yang memusingkan.

"Jika kalian ingin tetap hidup, pergilah menuju tingkat ketujuh pada bukit ini, bukit yang paling atas. Disana terdapat penjara dimana penjahat-penjahat kuat dan paling berbahaya berada, dan saya jamin kehidupan disana lebih baik dari penjara tingat pertama."

Kiba dan Naruto meringis. Membayangkan akan bertemu dengan penjahat-penjahat tersebut membuat mereka bergidik ngeri. "Kalau kami berada di tingkat ini kami akan mati?" Tanya Kiba.

Sipir yang memiliki luka goresan yang melintas dari pipinya melewati hidung tersebut mengangguk. "Benar, bukan hanya itu saja. Kalian tak akan di beri makan dan setiap hari akan disiksa."

"Bukankah itu wajar? Ini kan penjara, jadi wajar saja kami dapat hukuman seperti itu." Naruto berucap.

Iruka tersenyum. "Baiklah, kau benar-benar ingin disiksa? Kau yakin, menginginkan dirimu menjadi makanan hewan?"

Gulk~

Naruto meneguk ludahnya. "T-tidak."

"Kalau begitu, bagaimana caranya untuk ke tingkat tujuh penjara konyol ini." Kali ini Gaara bertanya. Kiba yang berada disampingnya, sedikit bergeser. Jujur saja, pertama kali melihat Gaara ia sedikit takut.

"Pertanyaan yang bagus. Kalian harus saling bertarung, yang berdiri paling lama, dialah yang dapat pergi menuju tingkat dua."

"A-apa? Apa maksudnya?! Berdiri? Berdiri apa?!" Tanya Naruto. Perlahan Iruka mundur, menembus jeruji besi. Naruto mendekat, memegang erat jeruji tersebut. "Kau gila?! Maksudmu kami harus saling bertarung?! Di jeruji ini?! Aku... melawan para pembunuh ini?!" Naruto berteriak heboh. Iruka bersidekap.

"Tenanglah Uzumaki Naruto. Kau juga kuat, bukankah kau yang telah membunuh kedua orang tua mu sendiri?"

Deg!

Naruto terdiam, begitupun juga Sasuke. Wajah Sasuke mengeras, ternyata orang ini sama brengseknya seperti Itachi. Pikirnya.

"Dan kau, Uchiha si pembantai keluarga besar Danzo, kalau kau ingin bertemu Itachi, keluarlah dari tingkat pertama. Dia berada di tingkat tujuh saat ini."

Sasuke mengepalkan tangannya. Terjawab sudah, tak pedulia Iruja tau dari mana tentangnya, ia akan melakukan apapun demi keluar dari jeruji sialan ini.

Mereka saling tatap, walaupun harus membunuh, akan mereka lakukan.

-SN-

"Kakashi Senpai."

Pria dengan baju hijau khas Ninja Konoha tersebut menoleh, melihat bawahannya yang tengah menundukkan kepala. "Ada apa, Yamato?"

"Sasuke, telah tiba di pulau ini."

"Dia, berhasil?"

"Menurut laporan yang diberikan sekretaris Hokage, Sasuke berhasil membantai seluruh keluarga pejabat Danzo. Dan sekarang dia masih berada di tingkat pertama. Satu jeruji dengan Gaara dan-" Yamato diam sejenak. "-Naruto."

Kakashi menyentuh dagunya yang berlapiskan masker, "Aku khawatir, jeruji kita akan rusak bila mereka bertarung."

Yamato mendongak. "A-apa? Senpai lebih menghawatirkan jeruji?"

Dibalik maskernya Kakashi tersenyum. "Tentu saja, untuk apa mengkhawatirkan seorang penjahat? Bagaimanapun mereka adalah musuh yang akan menjadi alat kita."

Yamato menunduk. "A-ah, kau benar senpai."

"Bagaimana? Apa tim Akatsuki sudah siap kau siksa?"

"Sudah."

Kakashi mengangguk. "Kembalilah."

Yamato mundur, meninggalkan Kakashi. Kakashi memutar kursinya menghadap kaca besar dibelakangnya. Tempat dimana ia dapat mengawasi gerak-gerik tahanan.

Hatake Kakashi. Salah satu ninja terkuat yang menjabat sebagai kepala sipir penjara iblis, ia menatap beberapa tahanan yang berbaris, siap untuk disiksa. Lalu matanya menangkap seorang pria dewasa yang berwajah datar. Pria itu tampak menikmati apa yang akan menimpa dirinya. Ya, ia akui untuk orang-orang yang berhasil mencapai tingkat ke tujuh penjara iblis hukuman seperti itu bukanlah apa-apa.

Membicarakan tingkat ke tujuh penjara iblis, memiliki rahasia tersendiri bagi pemerintah negara api. Tujuan penjara ini dibuat adalah, menjadikan para tahanan mereka menjadi bala tentara cadangan apabila negara mereka diserang. Dan orang-orang yang berhasil mencapai tingkat ke tujuh adalah tentara cadangan yang siap diterjunkan ke medan perang. Namun, sudah 13 tahun berlalu. Hanya 72 dari 6996 orang saja yang dapat mencapai tingkat ke tujuh penjara ini.

Tentu saja ke-72 orang tersebut sangatlah kuat, walau hanya sebagian mereka saja yang dapat menggunakan Ninjutsu. Namun Kakashi pastikan, tahanan yang merangkap menjadi tentara cadangan tersebut mampu mengalahkan beribu-ribu tentara dari negara manapun. Maka dari itulah. Tujuh tingkatan penjara ini dibuat, agar dapat melahirkan pertahanan yang kuat bagi negara Api.

Dan mungkin itu lah alasan Hokage membantu Sasuke untuk masuk ke sini. Agar jumlah 72 orang itu bertambah.

-SN-

Buagh!

Trang!

Naruto terhempas, membuat jeruji di belakang punggungnya bergetar. Baru saja Kiba menendangnya dengan kuat. "Tch! Kau lemah sekali, Naruto!"

Mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya, Naruto mulai berdiri. "Berisik! Cepat maju lagi!"

Menggeretakkan giginya Kiba maju, mulai menyerang Naruto yang sudah babak belur. Disampingnya ada Sasuke dan Gaara, yang tengah saling cekik.

Wajah Sasuke memerah, bibirnya yang biasa pucat kini membiru. "Sial, kuat sekali orang ini." Batin Sasuke.

Gaara kembali memperkuat cekikannya, membuat Sasuke meringis. Gaara yang fokus pada tangannya membuat ia sedikit lengah. Melepas cekikannya pada leher Gaara, lalu menendang Gaara.

Berhasil. Gaara terjatuh, namun Sasuke yang lengah menjadi sasaran empuk Lee, dengan cepat kakinya yang jenjang menendang kepala Sasuke. Sasuke tersungkur ke arah Naruto.

Brak!

"Sial! Tubuhmu berat bodoh!" Naruto berteriak, kesal karena Sasuke tak beranjak juga dari tubuhnya.

"Kusso!" Sasuke berdiri, lalu menendang tubuh Naruto, yang di tendang merasa tak terima. Dengan kesal ia menarik rambut emo Sasuke.

Kini Sasuke tertarik kebelakang, "Lepaskan! Sial!"

"Hey, Naruto! Lawanmu itu aku!" Kiba berteriak.

"Kau, lawan aku sekarang!" Kini Gaara berujar datar, kembali menarik Sasuke.

Ditengah-tengah kesibukkan mereka, Shikamaru dan Shino tampak lebih tenang. "Shino, kau tahu sendiri bukan? Aku ini bukan tipe petarung. Tadi perintahnya, siapa yang berdiri paling lama. Dialah yang dapat menuju ke tingkat dua. Jadi, lebih baik kita tenang dan melihat hasilnya." Shikamaru yang sedari tadi mundur-mundur mulai bernegoisasi.

Shino diam, membenarkan letak kaca matanya lalu berujar dingin. "Aku tetap akan membunuhmu."

Gulk~

Bulir keringat jatuh perlahan dari dahi Shikamaru. Sial, ia tak bisa bertarung!

Duagh! Duagh!

Pukulan telak di terima Naruto, wajah manisnya kini sempurna babak belur. Naruto yang kesal menahan tangan Sasuke, entah kekuatan dari mana ia langsung membalas pukulan Sasuke tersebut.

Duagh!

Sekali pukul, Sasuke jatuh. Menghantam tembok yang ada di belakangnya. Tiba-tiba Kiba menerjang Naruto dari belakang. Naruto yang merasa akan kembali terpelanting bergeser. Naruto berhasil membuat Kiba menggeram kesal karena terjangannya harus meleset.

Ruangan yang begitu sempit membuat mereka saling bertubrukkan. Entah sudah berapa kali Naruto menabrak mereka, namun kali ini Naruto menabrak seseorang yang dari tadi ia hindar, Gaara.

Duagh! BRAK!

Naruto ikut-ikutan menghantam dinding. Iruka mengawasi dari luar, lalu menganalisa bahwa Gaara-lah yang terkuat diantara mereka semua. Lalu kedua Lee, ketiga Sasuke, keempat Kiba, dan yang pasti terakhir Naruto. Sedangkan Shino dan Shikamaru, entah apa yang tengah mereka lakukan namun Iruka tak terlalu tertarik.

Dug! Dug! Dug!

"A-ampun! Ampun! Sakit! Astaga!" Shikamaru mengerang, karena Shino dari tadi menghantamkan kepalanya yang berisi otak cerdas ke dinding.

"S-sial! Hentikan Shino! Otakku ini lebih berharga dari pada nyawa Hokage!"

"Tidak akan."

Bruk!

Shino jatuh tiba-tiba, Shikamaru memegang kepalanya yang benjol, ia bersyukur kepada siapapun yang telah menabrak Shino.

Naruto bangkit, lagi-lagi ia menabrak orang. "Kau." Shino mendesis, kini ia mengejar Naruto, mereka mengelilingi ruangan tersebut, membuat Iruka bertanya-tanya. Jika ditanya siapa yang paling ia takuti di ruangan ini? Naruto akan menjawab dengan lantang Shino-lah yang paling ia takuti lalu Gaara.

Sejam berlalu, Iruka menguap. Bosan setengah mati, ternyata tim jeruji Naruto sama imbang, belum ada yang tumbang. Ia akui selama ia mengawasi setiap tahanan baru, ia selalu bosan karena cepatnya pertarungan berakhir. Tapi kalau sampai satu jam belum juga ada yang menyerah atau mati, ia bisa bosan juga.

"Hentikan!"

Iruka beranjak dari sandarannya, gerakkan ketujuh tahanan baru itu tertahan. Shikamaru yang tengah memejamkan matanya karena lagi-lagi Shino menabrakkan kepalanya, lalu Gaara yang tengah mencekik Naruto, Sasuke yang menjambak rambut Jabrik Naruto dan Kiba yang hendak menendang Gaara dari berlakang, lalu Lee yang akan memberi bogem mentah pada Naruto.

Melihat keterdiaman mereka, Iruka yakin Naruto lah yang menjadi sasaran empuk mereka.

"Kalian boleh keluar."

"Apa?"

Tiba-tiba jeruji terbuka dengan sendirinya. "Tunggu apa lagi? Ayo cari gerbang penjara tingkat dua." Ucap Iruka.

Mata Naruto berbinar, ia meloncat. Membuat jambakkan pada rambutnya dan cekikkan pada lehernya terlepas. "Yatta! Berhasil! Berhasil!"

Semuanya membuang nafas-lega. "Jangan senang dulu, masih ingat penjaga gerbang yang memberi borgol pada kalian?"

Gulk~

"Benar, kalian akan menghadapinya. Kalau begitu Jaa~ nee~"

Iruka berjalan meninggalkan mereka. "Ah! Aku baru ingat!" Iruka berbalik, kembali menghampiri tujuh tahanan yang sudah kelelahan itu. "Kalian sekarang satu tim, dan nama tim kalian adalah-"

Semuanya menunggu, Naruto menebak bahwa nama timnya akan sangat keren karena mereka bertujuh berhasil semua.

Iruka tersenyum. "Tim Mawar."

"A-apa?!"

TBC

Hi Minna!

Saya hadir kembali dengan fic bertemakan Semi-Canon. Selagi menunggu Feeling Weird yang masih ada di otak saya, saya ingin sekali mem-postkan cerita saya yang satu ini. Semoga kalian suka.

Untuk sekedar info, tingkat kekuatan mereka itu sama kayak mereka waktu ujian Chunnin di Noruto Vol 12-13 ya ^^ Disana Gaara dan Lee yang paling kuat, setelah itu kekuatan Sasuke sama Naruto baru muncul. Lalu, sikap Shikamaru yang selalu ngehindar dari pertarungan juga saya ambil pada saat ujian Chunnin ^^ semoga mirip dan gak Out of Character. Untuk umur, Sasuke, Naruto, Shino, Shikamaru, Kiba, dan Gaara masih 16 tahun, sedangkan Lee 17 tahun (yang ini saya sesuaikan dengan manga juga)

Terima kasih sudah membaca^^ silahkan di review, Fav ataupun Follow ya. Saya sangat ingin tahu opini kalian tentang TDP ini. Jika banyak yang menyukainya tentu akan saya lanjut. ^^

Salam,

Eveus De Nymph