SWEET LIES

^ByunYuna^

Pairing:

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Other cast:

Xi luhan

Oh Sehun

Kim Jongin

Do kyungsoo

Cast akan bertambah dengan sendirinya

Warning

Genre cerita Boys Love, Yaoi,

Mohon yang tidak suka, jangan dibaca nanti kalian bisa mimisan

Dont Like Dont Read

...

BRAK!

PRANG!

Suara bantingan terdengar memenuhi sebuah ruang yang cukup luas, di mana terdapat dua orang manusia sedang saling bertatapan. Bukan, mereka bukan saling menaruh perhatian, tapi lebih terlihat tatapan bengis yang ingin saling membunuh. Seorang pria paruh baya sedang menatap tajam ke arah namja yang terlihat cuek di depannya.

Namja itu tak begitu peduli dengan suara mengganggu yang daritadi terdengar di telinganya. Ya, Appanya sendiri lah yang menyebabkan suara berisik tadi.

"Park Chanyeol, harus kubilang berapa kali HAH! Kalau kau memang tak berniat sekolah, setidaknya jangan menghambur-hamburkan uang yang kuberi padamu. Kau seharusnya bersyukur masih...,"

"Sudah kubilang itu bukan urusan, Appa. Apa pedulimu padaku? Bahkan selama ini, kau tidak pernah memperhatikanku!" Teriak Chanyeol.

Ya, namja tadi bernama Park Chanyeol, putra satu-satunya yang dimiliki oleh Park Jimin, seorang CEO Park Company yang terkenal di Korea Selatan. Jimin memijit pelipisnya, sambil menahan diri untuk tak membunuh anak ini sekarang juga. Kalau saja dia tidak ingat dosa, mungkin Chanyeol sudah habis di tangannya. Berterima kasihlah pada sisi malaikat yang masih menempel erat di tubuhnya.

Tidak, salah kalau kalian berpikiran Chanyeol adalah anak pembangkang. Karena dulu Chanyeol adalah anak yang manis dan penurut, tapi semua berubah ketika sang Eomma Eunji meninggal dunia karena kecelakann. Detik itu juga, tidak ada yang namanya Park Chanyeol si anak manis.

Chanyeol seketika berubah menjadi seorang yang dingin, pendiam, dan mulai membangkang siapa saja yang menghalangi kehendaknya.

"Chanyeol, jangan berteriak padaku!" Balas Park Ji-min menatap nanar ke arah anaknya.

"Cih, peduli apa kau denganku. Sudahlah, kalau kau memang ingin menikah, menikahlah jangan libatkan aku. Mau kau menikahi gadis, janda atau siapa, itu bukan urusanku. Aku pergi!" Chanyeol merampas kunci mobilnya dan langsung keluar dari rumah. Saking marahnya, dia tak menyadari keberadaan dua manusia yang salah satunya sedang menatap aneh ke arahnya. Bahkan sampai mobil Chanyeol menghilang di tikungan jalan.

"Eomma, aku tidak bisa melihat apapun. Tangan Eomma benar-benar mengganggu!" rutuknya seraya memproutkan bibir karena kesal dengan sikap Eommanya.

"Ssst, diamlah. Kau memang tidak seharusnya melihat semua ini!" ujar Eommanya seraya memastikan tidak ada hal lain di depannya. Ya, dia memang mendengar semuanya, suara amukan, teriakan dan lainnya. Terbersit sedikit rasa sesal dalam dirinya, namun dia harus melakukan ini.

Jimin yang hendak menyusul Chanyeol, mendadak terdiam dan langsung tersenyum manis saat melihat kedatangan dua manusia itu. Namja itu segera menghampiri keduanya.

"Kalian sudah datang? Em apa kalian mendengar pertengkaran kami tadi?" Tanya Jimin agak ragu.

Sunny, hanya tersenyum seraya menggeleng pelan mencoba menenangkan pria di depannya ini. Walau kenyataannya dia mendengar semuanya, tapi lebih baik berpura-pura saja. Jimin mengangguk dan tersenyum seraya menatap ke samping Sunny, dimana seorang namja manis sedang melirik agak takut ke arahnya.

"Hei, apa kau yang bernama Baekhyun? Wah kau ternyata memang sangat manis. Berapa umurmu eoh?" Tanya Jimin ramah, jelas sangat jauh berbanding saat dia memaki-maki Chanyeol tadi. Ah memikirkan anak itu membuat moodnya kacau lagi.

"Emm 16 tahun Ajusshi," balasnya masih terdengar kaku. Baekhyun meneliti dari atas sampai bawah, dan dia berdecak kagum karena orang di depan ini sangat sempurna. Ugh, kalau begini dia jadi mau juga menjadi seorang CEO kalau sudah besar nanti.

"Jangan takut padaku, aku tidak semengerikan yang kau pikirkan," balas Jimin lagi lagi tersenyum.

Baekhyun tersenyum manis seraya menggeleng. "Ani, Ajusshi sangat keren!" serunya girang, sembari mengangkat jempol kanannya.

Mendadak Sunny terkikik melihat tingkah anaknya ini, sementara Ji-Min juga ikut tersenyum melihat keduanya. Ah, setidaknya beban di kepalanya sedikit menguap ketika melihat kedua orang di depannya.

Namun senyum Jimin perlahan memudar, Sunny yang melihat perubahan air muka pria itu langsung berhenti tertawa, kemudian dia sadar kenapa ekspresi Jimin bisa berubah. Dia berdehem dan mengelus puncak kepala Baekhyun. Baekhyun sebenarnya merasakan keanehan itu, tapi dia diam saja. Lagipula sang Eomma sudah menceritakan alasan mereka bisa ada di sini.

"Emm, Baek, jadi begini kau tahu kan..." ucapan Sunny tertahan ketika Baekhyun memotong kalimatnya.

"Nde, aku mengerti Eomma. Ajusshi ini calon Appaku bukan? Eomma kan sudah memberitahuku tadi, bagaimana sih?" Bersyukurlah Sunny karena anaknya ini sungguh diluar pemikirannya. Padahal tadi jelas-jelas Baekhyun masih tak terima mendengar dirinya akan menikah lagi.

Jimin menatap gugup ke arah Baekhyun. "Baek?"

"Nde Appa? Ah kau pasti bertanya kenapa aku setuju bukan? Sudahlah, selama Eomma senang, aku juga akan senang!" Baekhyun tersenyum manis, sangat manis sampai menggetarkan hati Jimin. Matanya menyipit karena tersenyum lebar. Jimin merasa seluruh persendiannya melemah, dia gugup sekali mendengar Baekhyun memanggilnya dengan sebutan Appa.

"Lagipula, Appa juga cukup lumayan," Baekhyun menaik turunkan alisnya sambil terkikik dengan senyum menggoda. Jimin dan Sunny berpandangan, lalu merasa canggung ketika keheningan melanda mereka.

Jimin berdehem mencairkan suasana, pria itu mempersilakan Sunny dan Baekhyun untuk masuk ke dalam. Baekhyun berdecak kagum ketika melangkah masuk, rumah ini benar-benar luas untuk disebut sebagai rumah. Bahkan rumahnya yang dulu, hanya seluas ruang tamu rumah ini.

Baekhyun melirik ke sekeliling, dia menemukan sebuah poto keluarga di atas meja. Dia mendekat dan mencoba untuk melihat lebih dekat. Di sana terpampang jelas seorang pria, wanita dan seorang anak lelaki yang lumayan lucu. Jimin yang tak menemukan keberadaan Baekhyun di belakangnya langsung menoleh tak sengaja menemukan anak itu sibuk memandangi seluruh poto yang berseliweran di ruang tamu.

"Itu istri dan anakku," Ujar Jimin.

Baekhyun tersentak jaget, dia langsung membungkuk mohon maaf. Jimin hanya tersenyum dan menggeleng. "tidak apa-apa." isyaratnya.

"Sekarang dimana anakmu Ajusshi?" tanya Baekhyun sedikit tak enak karena sudah memanggilnya Appa tadi. Salahkan saja mulut Baekhyun yang tak bisa di saring.

"Hei kenapa memanggilku Ajusshi lagi? Ah, dia sedang keluar entahlah. Sebaiknya kau tidur Baekhyun, anak itu tak akan pulang sebelum subuh. Lagipula kau akan ke sekolah besok bukan?" Jimin mengingatkan.

"Ah, Appa benar. Baiklah, aku pamit tidur Appa. Selamat malam!" Pamit Baekhyun memutar tubuhnya dan langasung melesat ke atas anak tangga. Sedikit bersenandung dan sampailah dia di depan kamarnya, namja itu langsung membuka pintu dan melempar diri di atas kasur. 3 menit berlalu, hanya terdengar dengkuran halus dari seseorang yang baru saja mencampakkan diri di atas ranjang.

...

Baekhyun bangun dengan tergesa, pasalnya dia lupa kalau hari ini sudah harus ke sekolah barunya. Sekedar mengingatkan, Baekhyun sebenarnya bukan berasal dari Korea, dia dari China namun berselang setahun Eommanya memutuskan untuk ikut Halmeoni nya yang ada di Korea, padahal Baekhyun sama sekali belum hapal teman sekelasnya, Ketua Osisnya, Guru-gurunya, tapi dia sudah harus pindah lagi. Dan Baekhyun berharap ini merupakan tempat terakhirnya untuk bernaung.

Baekhyun turun ke bawah dengan kecepatan yang patut diacungi jempol. Matanya memicing ketika melihat ke arah mena makan. Bukan, bukan ke arah Eommanya ataupun jimin, tapi ke seseorang yang sepertinya lebih tua darinya juga duduk di sana dan dengan seragam yang sama pula.

"Ah, Baekhyun kau sudah bangun. Bagaimana tidurmu?" tanya Jimin membuat ketiga manusia itu menoleh, dan Baekhyun tersentak ketika tatapan namja itu menohok ke matanya. Dia menelan ludah gugup dan berjalan mendekat.

"Ah nde, aku tidur nyenyak." balas Baekhyun seadanya dan duduk di samping Eommanya.

"Baiklah, Baekhyun kenalkan ini anakku Park Chanyeol. Dia lebih tua dua tahun darimu, jadi kau bisa memanggilnya Hyung." Jimin memperkenalkan Chanyol. Namja itu hanya memutar kedua bola matanya malas.

"Eumm, annyeong Hyung," ujar Baekhyun gugup.

Chanyeol tak menjawab, dia hanya memakan sarapannya dalam diam. Sedangkan Sunny dan Baekhyun agak terhenyak, tapi Sunny mencoba mencairkan suasana dia mengambilkan Baekhyun nasi goreng kimchi favorit anaknya itu.

Suasana meja makan benar-benar tenang, hanya ada suara Baekhyun yang berteriak karena tersedak sarapannya ketika melihat jam tangannya.

Baekhyun melangkahkan kaki keluar rumah, dimana seorang namja sudah menunggunya di samping sebuah mobil sport berwarna silver. Dia ragu untuk mengikuti Hyung barunya ini, tapi mau bagaimana lagi dia juga tidak tahu jalan menuju ke sekolah barunya.

"Cepat masuk!" ujar Chanyeol datar. Baekhyun mengangguk dan membuka pintu belakang mobil namun kegiatannya terhenti karena Chanyeol berseru lagi. "Kau pikir aku supir pribadimu eoh? Enak saja, cepat di depan!" Baekhyun bersungut menahan emosi, dia membanting pintu belakang dengan keras dan langsung mendudukan bokongnya di kursi depan.

"Menyebalkan!" Desisnya malas. Chanyeol menggedikan bahu, membuat Baekhyun ingin menghantamkan kepala namja itu ke stir saja.

Kedua namja itu sampai tepat di depan sebuah bangunn nyang sangat megah. Baekhyun berdecak kagum, seumur-umur baru pertama kali dia melihat sekokah seperti apartemen begini. Pasti ini sekolah yang sangat mahal, atau jangan-jangan hanya orang ternama yang bisa masuk ke sini. Ah entahlah, Baekhyun malas memikirkannya.

Suasana lapangan parkir yang tadinya sepi, mendadak ramai ketika mobil Chanyeol memasuki pelataran parkir. Beberapa Yeoja memkik kegirangan, sedangkan Baekhyun hanya cengo menatap pemandangan manusia di pagi yang cerah ini. WAW. Dia semakin tidak mengerti.

Chanyeol keluar dari mobilnya, dan disambut dua orang yang berbeda tinggi di depannya. Baekhyun termanggu, melihat ke arah namja manis si dekat namja berkukit tan itu. Benar-benar cantik. Sebentar dia lelaki? Baekhyun mengerutkan keningnya. Namun dia tersadar ketika Chanyeol mengetiuk jendela mobil dengan tidak sabar.

Baekhyun keluar dari mobil dan disambut tatapan bingung, sebal, penasaran dari beberapa orang di sana. Dia menggigit bibir bawahnya resah, aish dia sangat tidak suka menjadi tontonan publik seperti sekarang. Dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dan mencoba mencari bantuan lewat Chanyeol tapi sepertinya lelaki itu tak peduli.

Baekhyun memutuskan untuk tetap diam di sana, sampai sebuah suara menginterupsi keempat namja itu.

"BAEKHYUN!" Teriak orang itu tak percaya, dan seketika berlari untuk menghampiri namja itu. Menelitinya dengan cermat memastikan dia tidak bermimpi, setelah meyakinkan itu benar Baekhyun namja bermata bulat itu langsung memeluknya erat. Seakan tak ingin melepaskannya.

Tiga orang namja di belakang Baekhyun hanya cengo, beberapa Fans ketiga orang itu juga ikutan cengo. Baekhyun sendiri sempat bengong sebelum akhirnya dia berpikir dan langsung tersenyum sumringah sembari membalas pelukan orang itu tak kalah erat.

"Kyungsoo-ya!"

TBC

Huft akhirnya selesai part1 huhu sumpah nulisnya berdebar-debar karena takut ada Typo dan tidak sesuai. Karakter di sini random yah. Oh yah, sudah dengar berita Lulu Datinv? Maafkan aku karena masih memakai cast Lulu di sini hehe.

Selamat membaca dan mohon review ya. Terima kasih.

_Baekhyunwife