Hari ini adalah perilisian trailer dari film perdana Chanyeol di industri Korea Selatan berjudul "The Box". Sedikit tentang filmnya, The Box menceritakan tentang seorang musisi jalanan bernama Ji Hoon yang memiliki semangat tinggi dalam music. Kemudian Ji Hoon yang diperankan oleh Chanyeol nantinya akan bertemu dengan seorang produser yang pernah sukses dan sekarang tengah mencoba bertahan dalam industri musik. Bersama keduanya melalui rintangan untuk meraih impian masing-masing.

Salah satu teman Chanyeol malam ini mengundangnya untuk minum bersama. Namun menyadari jika malam semakin larut, Chanyeol memutuskan untuk berpamitan pulang kepada teman-temannya. Dia mengeratkan mantel yang melingkupi tubuhnya dari udara dingin malam sebelum masuk ke mobilnya. Kemudian Chanyeol mengeluarkan smartphonenya.

Pria itu mengerutkan kedua alisnya ketika mendapati 5 panggilan tidak terjawab dari Baekhyun. Chanyeol akan menelpon balik pria mungilnya namun Baekhyun telah lebih dahulu memanggilnya. Pria itu segera menggeser tombol hijau di atas layar smartphonenya untuk menjawabnya.

"Halo"

"Chanyeol,"

"Hei, smartphoneku tadi dalam mode diam jadi aku tidak tahu jika kau menelpon"

"Tidak apa-apa. Kau ada dimana sekarang ?"

"Aku dimobil, baru saja selesai minum dengan temanku yang berulang tahun hari ini.

"Tunggu, kau minum lalu akan menyetir sendiri ?"

Chanyeol menyadari bahwa Baekhyun mengkhawatirkannya dari suaranya yang terdengar meninggi.

"Aku hanya minum sedikit. Lagipula toleransiku pada alkohol sangat baik. Aku tidak akan menyetir jika tidak percaya pada kesadaranku Baekhyun, jangan khawatir. Ngomong-ngomong ada apa kau menelponku ?"

"Uh... apa tidak apa-apa jika aku di apartemenmu ?"

"Selarut ini ?. Ada apa ?. Apa kau mau kujemput ?"

"Aku sudah disini" cicit Baekhyun dari seberang telepon. Chanyeol cukup terkejut mendengarnya. Biasa Baekhyun akan mengiriminya pesan jika akan berkunjung ke apartemennya.

"Benarkah ?. Oke, aku akan segera kesana. Oh, apakah kau menginginkan sesuatu ?. Aku bisa membelinya dalam perjalanan pulang"

"Tidak perlu, hanya... segera kesini saja"

"Baiklah, aku akan segera kesana" ucap Chanyeol kemudian mengakhiri panggilan dan segera menekan pedal gasnya. Melaju dijalanan Seoul untuk segera menuju apartemennya. Mengingat jika pria mungilnya itu telah menelponnya sebanyak 5 kali membuat Chanyeol berpikir bahwa Baekhyun sudah menunggunya sejak tadi.

.

.

.

Ketika Chanyeol membuka pintu apartemennya, dia tidak menemukan Baekhyun diatas sofa didepan televisi. Dia hafal bahwa kekasihnya itu lebih sering berada diatas sofa dan dikamarnya jika berkunjung. Tapi pemilik sepasang sabit itu tidak berada disana. Pria itu melepaskan sepatunya dan menaruh kunci mobilnya diatas meja. Lalu secara tiba-tiba sepasang lengan telah melingkupi tubuhnya dari belakang. Lengkungan itu membentuk senyuman, menggenggam jemari lentik yang berada diatas perutnya.

Berikutnya Chanyeol bergerak dengan cepat memutar tubuhnya dan meraih kekasihnya kedalam gendongannya. Membuat suara pekikan keluar dari bibir Baekhyun yang terkejut. Keterkejutan itu dengan cepat berubah menjadi kekehan tawa begitu merasakan ciuman-ciuman kecil dari Chanyeol dilehernya.

Sedangkan Chanyeol mengeluarkan deheman menyenangkan karena merengkuh tubuh seringan bulu itu dikedua lengannya. Sepasang phoenixnya terpejam, menikmati wangi buah-buahan segar yang memenuhi penciumannya.

Baekhyun mengeratkan kakinya yang melingkar di pinggang kekasihnya ketika Chanyeol mulai melangkahkan menuju kamarnya.

"Chanyeol- mhh"

Sepasang sipit itu terpejam begitu bibirnya dibungkam oleh Chanyeol. Kedua lengannya bergerak merengkuh leher Chanyeol lebih erat. Lenguhan dari bibir tipis itu terdengar ditengah-tengah ciuman keduanya saat merasakan jari-jari tangan Chanyeol meremas kedua bongkahan bulat bokongnya. Sehingga kedua pipi Baekhyun sekarang memperlihatkan semburat kemerahan karena memalu.

Chanyeol menekan bibirnya lebih dalam. Membuat gerakan begitu hati-hati, mengulum bibir Baekhyun begitu lembut.

"Anghh", yang lebih kecil merengek ketika celananya semakin sesak dan Chanyeol seolah sengaja menggesekkan kejantanan Baekhyun di otot perut kerasnya.

Tanpa Baekhyun sadari mereka telah berada dikamar Chanyeol. Pria itu meletakkan tubuhnya begitu hati-hati diatas ranjang dengan bibir keduanya yang masih sibuk memagut satu sama lain. Ketika Chanyeol menarik diri, suara rengekan manja berhasil membuat pemilik sorot phoenix itu tersenyum kecil. Kedua lengan pria mungilnya berusaha meraihnya kembali.

"Chan~"

Kedua tangan Chanyeol kini mengungkung tubuh Baekhyun dikedua sisi kepalanya. Chanyeol tidak bisa menghentikan otot pipinya untuk tidak tersenyum begitu menatap wajah malaikatnya yang mempesona. Kedua manik sipitnya terbuka, memperlihatkan bola mata dengan iris cokelat madu yang berkilauan, dihiasi lengkungan lentik dari bulu matanya. Pandangannya turun menuju garis hidungnya yang tinggi namun mungil diujungnya. Bibir coral merah mudanya yang mengkilap akibat ciuman selalu membuat Chanyeol berdecak kagum.

Chanyeol menurunkan tubuhnya untuk meraih bibir lembab itu kembali. Mengulum belah bibir bawahnya lalu menghisapnya dengan kuat. Menariknya main-main diantara giginya sebelum melepaskannya. Chanyeol tersenyum puas setelah melihat bibir plum itu menjadi semerah wine.

"Kau belum memberitahuku kenapa tiba-tiba berkunjung ke apartemenku" ucap Chanyeol sambil memberi kecupan digaris rahang pria mungilnya.

"Memangnya aku harus memiliki alasan untuk datang ke- nghh ke sini ?"

Bibir pria mungil itu terbuka beserta lenguhan menyenangkan akibat bibir Chanyeol yang sekarang mengecup daerah dibawah telinganya, tepat dipangkal garis rahangnya. Pria itu seolah sedang menggodanya.

Selanjutnya Chanyeol melepaskan lidahnya, berputar menjilat daun telinga pria mungilnya begitu sensual.

"Tidak, hanya saja kau selalu mengirimiku pesan sebelum kesini. Jadi aku sedikit penasaran ada apa dengan anak anjingku ini"

Baekhyun sebenarnya tidak terlalu menyukai jika dia dianggap seperti anak anjing, tapi pikirannya terlalu berkabut untuk peduli akan hal itu. Terutama ketika Chanyeol tanpa Baekhyun sadari telah membuka kakinya untuk lebih lebar dan menekan kejantanannya yang telah mengeras dengan lututnya.

Punggung itu melengkung, mendesahkan nama pemilik sorot phoenix kesayangannya dan pria itu tersenyum miring diceruk leher Baekhyun. Menyukai suara desahan yang membelai gendang telinganya. Lagipula Chanyeol berniat untuk membuat bibir itu tidak berhenti mendesahkan namanya malam ini.

"Apakah kau besok memiliki jadwal ?"

Baekhyun menggelengkan kepalanya. Napasnya telah berubah pendek-pendek dan seluruh otot ditubuhnya melemah sejak sentuhan Chanyeol menyengat kulitnya.

"Tidak, rekaman albumku sudah selesai"

"Bagus"

"Ahh"

Baekhyun mendesah kembali saat Chanyeol menggigit kulit lehernya dengan giginya. Pria itu kemudian menjilatnya sebelum memberi kecupan diatas kissmark yang telah dia buat. Mengulanginya dibeberapa sisi sambil tangannya mulai melepaskan kancing kemeja pria mungilnya.

Ciumannya terus dia sematkan bersama kissmark yang Chanyeol buat dibawah tulang selangkanya. Kemudian bergerak kesamping memutar lidahnya disekitar puting merah mudanya yang telah terangsang. Baekhyun mengerang frustasi, menempatkan jari-jarinya diatara helai rambut Chanyeol dan sedikit menekannya. Menginginkan lidah Chanyeol untuk segera mengulumnya ditempat yang diinginkannya.

"ngh ! Ahhnn", dan keinginannya terkabulkan.

Baekhyun terlonjak ketika lutut Chanyeol menggesek kejantanannya kembali sebelum menempatkan mulutnya untuk mengulum puting kanannya. Lidahnya berputar diatas putingnya yang mengeras bersamaan dengan kedua mata Baekhyun yang berputar kebelakang merasakan kuluman hangat beserta ibu jari dan telunjuknya yang memilin puting sebelah kirinya.

Chanyeol menempatkan kissmark disana. Kemudian beralih ke puting yang satunya, mengulumnya sebentar untuk meninggalkan gigitan lain setelahnya.

Chanyeol tahu bahwa Baekhyun adalah miliknya, tidak ada keraguan. Tapi mengukir ciuman kepemilikan diatas kulit seputih porselen itu selalu menjadi hal yang disukainya. Ah, seandainya Chanyeol bisa menunjukan itu kepada dunia.

Lidahnya meluncur diatas pusarnya, terus bergerak turun bersama dengan ciumannya yang kini tepat diatas kerutan karet celananya. Kedua tangan Chanyeol menariknya kebawah. Menampilkan ereksi Baekhyun yang telah berdiri tegak, keras dan mengeluarkan precum diujung kepala kejantanannya.

Ketika merasakan hembusan napas hangat Chanyeol dibagian selatannya, Baekhyun dengan cepat menyokong tubuhnya menggunakan siku untuk bangun. Tangan kanannya berada dibahu kiri Chanyeol untuk menghentikannya.

Chanyeol mendongak menatap Baekhyun dengan satu alisnya yang terangkat. Menunggu yang lebih kecil untuk berbicara. Tapi Baekhyun tidak menjawabnya, pria mungil itu mendorong tubuhnya. Kemudian merunduk, menempatkan dirinya diantara kakinya. Jemari lentiknya bergerak melepaskan kancing celananya. Menarik turun resletingnya kebawah.

Baekhyun mengeluarkan ereksinya yang telah keras dari celana dalamnya kemudian mulai menjilatnya dari pangkal. Lidah itu menari disekelilingnya dan menggelincir menuju pucuk kepala kejantanannya.

Chanyeol menggeram ditenggorokannya. Menatap kekasihnya yang begitu panas diantara kedua pahanya, dengan pelupuk mata yang setengah tertutup dan kedua pipi hingga telinganya memerah. Ketika merasakan gua hangat yang melingkupi kejantanannya, Chanyeol mengeluarkan erangan kenikmatan dan mengirimkan getaran halus ditulang belakang Baekhyun.

Pria mungil itu mulai memaju mundurkan kepalanya. Membuka mulutnya lebih lebar, membiarkan kejantanan itu lebih masuk memenuhi mulutnya. Baekhyun menutup kedua matanya ketika erangan Chanyeol semakin memenuhi isi kepalanya, membuatnya semakin terasang. Bahkan dia merasakan lubangnya berkedut dan basah dibawah sana.

Baekhyun bisa merasakan jemari tangan Chanyeol kini telah berada disurai rambutnya. Menekan kulit kepalanya dengan lembut. Tapi kemudian kepalanya terdorong kedepan dengan kasar dan dia hampir tersedak saat merasakan ujung kejantanan Chanyeol menyodok pangkal tenggorokannya.

Chanyeol menuntun ritme kulumannya dengan tangannya dan Baekhyun mengikutinya dengan baik. Dia bisa merasakan kejantanan Chanyeol mulai membesar. Baekhyun mengeryit ketika merasakan jari-jari tangan kanan Chanyeol diatas punggungnya. Terus kebawah hingga berhenti diantara pipi bokongnya.

"Nghh" Baekhyun merengek begitu merasakan satu jari Chanyeol merengsek masuk kedalam lubangnya yang telah basah dan berkedut. Pria mungil itu hampir mengeluarkan kejantanan Chanyeol karena gelombang kenikmatan yang berkumpul dipusat tubuhnya namun phoenix itu dengan cepat mendorong kepalanya kembali. Tidak membiarkannya. Chanyeol malah menambah satu jarinya lagi dan bergerak lebih dalam dilubang berkerut itu.

Genangan air mata mulai berkumpul disudut mata Baekhyun. Merasakan kejantanan Chanyeol dimulutnya dan jari-jarinya yang menyetubuhi anusnya. Chanyeol menekuk jarinya dan Baekhyun semakin melayang.

Disisi lain Chanyeol juga merasakan bahwa puncak nafsunya semakin dekat. Pria itu menuntun Baekhyun untuk mempercepat kulumannya. Lalu tidak lama kemudian sepasang kekasih itu meraih pelepasannya masing-masing. Chanyeol mengerang, mendongakkan kepalanya keatas. Membiarkan cairan miliknya meledak didalam mulut pria mungilnya.

Setelah itu Chanyeol menarik kejantanan juga kedua jarinya dari lubang Baekhyun. Masih dengan napas terengah, Chanyeol menegadahkan tangannya didepan mulut Baekhyun.

"Muntahkan"

Baekhyun menatap Chanyeol sebentar lalu menegak cairan sperma itu kedalam kerongkongannya tanpa berkedip. Kemudian membuka mulutnya dan memperlihatkan lidahnya.

Chanyeol keliru ketika menyebutnya anak anjing. Baekhyun lebih seperti rubah betina kecil yang nakal.

Kini gantian Chanyeol yang mendorong tubuh pria mungilnya diatas ranjang. Segera mengungkungnya diantara lengannya. Satu tangannya menahan kedua tangan Baekhyun diatas kepala dan tangan yang lainnya menarik turun celananya kewabah, melewati kedua lututnya. Melemparkannya ke sisi samping ranjang.

Chanyeol melepaskan genggamannya pada tangan Baekhyun namun tetap menyuruh pria mungil itu untuk tidak menurunkannya dari atas kepalanya. Berikutnya Chanyeol melepaskan kaosnya sebelum melebarkan kaki Baekhyun dan menariknya untuk dia letakkan diatas kedua bahunya.

Baekhyun menggigit bibir bawahnya ketika melihat Chanyeol berada diantara kakinya yang terbuka lebar. Pria itu memberi kecupan disisi betis kanannya dan Baekhyun meremat seprai diatas kepalanya.

"Chanyeol". Yang dipanggil hanya berdehem dan meneruskan kecupannya menuju bagian dalam paha pria mungilnya.

"A-aku membelikanmu kue" cicit lirih Baekhyun namun sukses membuat Chanyeol menghentikan bibirnya yang tengah memuja tubuh kekasihnya.

"Huh ?"

"Hari ini trailer film mu rilis jadi aku membelikanmu kue untuk merayakannya denganmu". Phoenix itu mengerjap tidak percaya bahwa Baekhyun akan mengatakannya disituasi seperti ini.

"Serius Baekhyun ?"

"U-um.. ya ?"

"Nah, aku akan menikmati kue milikku lebih dulu"

"Ahh !"

Kedua mata Baekhyun berputar kebelakang begitu Chanyeol menangkup kedua bongkah bokongnya dengan cepat. Merasakan kejantanan Chanyeol bergesekan dengan miliknya. Pria mungil itu terkekeh lirih sebelum kembali membawa pandangannya kepada Chanyeol.

"Yeol-ie kau mesum" ucap Baekhyun disela-sela kekehan tawanya.

"Hm.. benarkah ?" ucap Chanyeol hendak mengambil kondom yang berada didalam laci. Namun tangan Baekhyun menghentikannya.

"Kau tahu, kau tak perlu menggunakannya" ucap Baekhyun.

Chanyeol menyelami iris cokelat madu dibawahnya dibawah cahaya temaram lampu kamarnya. Chanyeol tidak menemukan apapun selain keseriusan didalam sipit yang membingkai kedua maniknya.

Baekhyun menginginkan Chanyeol untuk tidak menggunakan pengaman bukan tanpa alasan. Dia hanya ingin berada sedekat mungkin dengan kekasihnya. Sejak tanggal wajib militer Chanyeol telah diumumkan kepada publik, Baekhyun tiba-tiba saja merasa gelisah, bersikap manja, ingin diperhatikan dan selalu menginginkan Chanyeol untuk berada didekatnya sebanyak mungkin.

"Oh Baekhyun, apa yang harus kulakukan padamu, heum ?". Pria itu berbisik rendah ditelinganya.

"Mhh"

Chanyeol menarik senyumnya sebelum menuntun kejantanannya kedalam lubang berkedut pria mungilnya. Tangan kirinya mengelus pinggang yang lebih kecil ketika Baekhyun merengek dan mengeryitkan keningnya. Merasakan kejantanan Chanyeol yang perlahan memenuhinya.

"Chan.."

"Shh, tahan sebentar sayang" ucap Chanyeol tidak menghentikan elusan tangannya diatas pinggang Baekhyun untuk membuatnya lebih rileks.

Ketika kejantanannya telah masuk seluruhnya, dia memberi waktu pria mungilnya yang terengah untuk terbiasa. Chanyeol tidak lupa memberikan ciuman kupu-kupu dikedua pipinya. Menekan lama diatas bibirnya dan berakhir diatas keningnya.

Baekhyun membuka sipitnya yang sebelumnya terpejam kemudian menganggukkan kepalanya sambil menatap phoenix yang berada diatasnya. Mengerti bahwa dia telah diijinkan untuk bergerak, Chanyeol mengecup sudut bibir Baekhyun sebelum menegakkan tubuhnya.

Menempatkan kedua tangannya untuk meraih pinggang Baekhyun, Chanyeol mulai menghentakkan kejantanannya dan Baekhyun menjerit. Merasakan gelombang kenikmatan diseluruh tubuhnya. Phoenix itu bergerak kembali, membuat ritme sodokan yang menghempas akal sehat pria dibawahnya. Punggungnya melengkung dengan indah setiap kali Chanyeol membenturkan kepala kejantanannya pada titik paling sensitif ditubuhnya.

"Ahn ! Ahh ah Chanyeol- mhh !"

Kaki kanannya diangkat lebih tinggi dan Baekhyun mendesah lebih keras. Kepalanya pening dan pandangannya dipenuhi bintang-bintang kecil saat merasakan kejantanan Chanyeol menghujam semakin dalam. Panas bergerak dari ujung-ujung jari kakinya yang menekuk, meluncur keatas berkumpul dipusat tubuhnya. Mulutnya terbuka mengeluarkan nyanyian dimana nama phoenix itu yang terus berputar didalam kepalanya.

"Chanyeol.. Chan- ahh !"

Chanyeol menggeram ditenggorokannya, merasakan dinding hangat kekasihnya yang memijat kejantanannya dengan sangat baik. Pria itu mencengkerang pinggang Baekhyun lebih kuat sambil mendorong kejantanannya lebih keras, lebih cepat hingga dia bisa mendengar pria mungilnya tersedak disela-sela isakan kenikmatannya.

Ketika merasakan dinding Baekhyun yang mengetat, Chanyeol tahu bahwa pria mungil itu telah dekat. Dia meraih kepala kejantanan Baekhyun dan menekan ujungnya menggunakan ibu jarinya. Sipit itu melebar dan kepalanya menggeleng dengan keras. Membiarkan air mata jatuh dikedua pipinya.

"Chanyeol- ahh ! kumohon mhh lepaskan. Biarkan aku.. biarkan- nghh !". Phoenix itu tidak pernah membiarkan kekasihnya menyelesaikan kalimatnya.

Walaupun merasa putus asa dibawah kuasa kekasihnya, Baekhyun masih sempat-sempatnya mengagumi bagaimana Chanyeol terlihat begitu panas diatasnya ketika tangannya menyugar surai rambutnya sambil terus menghujam lubangnya tanpa ampun.

Pria mungil itu menggigit kuat belah bibir bawahnya ketika kejantanan Chanyeol terasa semakin besar didalam lubangnya. Phoenix itu membuat dua hentakan kuat terakhir dan membiarkan Baekhyun mendapatkan orgasmenya, begitu juga dirinya.

"Baekhh.."

"Chanyeolhh !"

Punggung pria mungil itu melengkung layaknya busur, membiarkan gairahnya meledak sedangkan dirinya melayang. Membiarkan Chanyeol sebagai satu-satunya yang memenuhi pikirannya. Baekhyun bisa merasakan lubangnya yang penuh oleh cairan hangat milik phoenixnya.

Chanyeol merunduk untuk memberi ciuman-ciuman lembut dileher jenjang pria mungilnya. Melepaskan lidahnya untuk menyeka airmata yang turun dari kedua matanya. Mencium kedua matanya yang masih terpejam kemudian memagut bibir merah yang membengkak itu kedalam mulutnya.

Baekhyun mengangkat kedua tanganya yang masih bergetar pasca orgasmenya untuk dia letakkan disekeliling leher Chanyeol. Menelunsupkan jari lentiknya diantara surainya dan mengulum bibirnya lebih dalam. Baekyun melenguh lirih ketika Chanyeol menggigit belah belah bibir bawahnya sebelum mengakhiri ciumannya.

"Lelah ?" tanya Chanyeol sambil menyeka keringat diatas kening pria mungilnya.

"Ya,"

Chanyeol menganggukkan kepalanya mengerti. Ketika akan menariknya kejantanannya keluar, Baekhyun menghentikannya.

"Jangan". Chanyeol terdiam sejenak, tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Baekhyun.

"Baekhyun apa yang-"

"P-penismu," pria mungil itu berhenti sejenak, tidak menyangka bahwa dia akan merasa semalu ini ketika mengatakannya secara langsung. Sipitnya berusaha menghindari phoenix Chanyeol.

"B-biarkan tetap didalam". Semburat merah gelap kini telah menghiasi pipi Baekhyun hingga ketelinganya.

Chanyeol membuka dan mengatupkan bibirnya. Masih berusaha memproses apa yang diucapkan Baekhyun adalah apa yang berada didalam pikirkannya.

"Baekhyun,"

"Please ?"

Mendengar Baekhyun yang merengek memohon padanya, Chanyeol bergerak menelusupkan lengannya untuk meraih punggung pria mungilnya dan menuntun tubuhnya berbaring diatas ranjang tanpa melepas penyatuan keduanya. Kemudian tangannya mengangkat kaki kanan Baekhyun untuk dia letakkan diatas kaki kirinya. Menariknya pinggangnya lebih dekat dan memastikan posisi yang nyaman untuk Baekhyun dengan kejantanannya yang berada didalamnya.

Pria mungil itu mengeluarkan rintihan lirih sehingga Chanyeol memberikan ciuman kilat dikeningnya dan elusan lembut dibelakang punggunya menggunakan buku-buku jarinya. Ketika merasakan tubuh Baekhyun berangsur-angsur lebih rileks, pria itu bertanya.

"Merasa lebih nyaman ?"

Baekhyun mengangguk. Meringkuk lebih dekat didada bidangnya. Merasakan kehangatan dari lengan Chanyeol yang melingkupi tubuhnya dan juga kejantanan Chanyeol yang berada didalam tubuhnya. Hal seperti ini, Baekhyun tahu bahwa mungkin Chanyeol cukup terkejut atas sikapnya. Tapi keinginan itu seperti berada diujung lidahnya dan Baekhyun tidak bisa menghentikan dirinya untuk tidak mangatakannya.

Baekhyun mengecup dada Chanyeol sebelum memejamkan matanya. Menikmati elusan tangan Chanyeol yang belum berhenti dipunggungnya, tepat diatas pinggulnya.

Sedangkan Chanyeol yang sebenarnya sedikit bingung karena tiba-tiba darlingnya menginginkan cockwarming, memutuskan untuk tidak menghentikan elusan tangannya hingga pria mungilnya itu tertidur. Dia tidak yakin sebenarnya apakah posisi mereka dapat membuatnya tidur dengan nyaman, tapi kurang dari 5 menit kemudian Baekhyun telah terlelap dengan deru napasnya yang tenang.

Phoenix itu berpikir apakah Baekhyun bersikap seperti ini karena tanggal wajib militernya yang semakin dekat atau karena akhir-akhir ini pria itu sibuk mempersiapkan mini album ketiganya "Bambi" sehingga mereka sulit untuk bertemu dalam beberapa hari terakhir.

Entah alasan yang mana, Chanyeol berakhir menghembuskan napasnya dan memutuskan untuk menyusul pria mungilnya ke alam mimpi.setelah mengucapkan selamat tidur.

.

.

.

Keesokan paginya Baekhyun bangun dengan denyutan dipinggulnya. Pria mungil itu meringis sebentar sebelum benar-benar membuka kelopak matanya. Sebelum Baekhyun benar-benar menyesuaikan cahaya yang berlomba-lomba memasuki lensa menuju retinanya, pria mungil itu merasakan ciuman kilat diatas bibirnya.

"Selamat pagi", suara rendah yang dikenalinya itu menyapa gendang telinganya.

"Hm.. pagi" jawab Baekhyun kemudian mengeryitkan keningnya ketika menyadari sesuatu. Tubuhnya terlalu nyaman dan segar untuk ukuran orang yang baru saja melakukan seks semalam. Bahkan dia bisa mencium wangi buah-buahan diseluruh tubuhnya.

"Apa kau yang membersihkanku ?" tanya Baekhyun dan phoenix itu mengangguk.

"Senikmat apapun penisku yang berada didalam lubang hangatmu, aku tidak bisa membiarkanmu bangun dengan rasa tidak nyaman dan lengket diseluruh tubuhmu" jawab Chanyeol.

Baekhyun menundukkan kepalanya ketika merasakan kedua pipinya kembali memanas begitu mengingat bagaimana sikap manjanya semalam kepada Chanyeol. Baekhyun heran bagaimana Chanyeol bisa menjaga ketenangannya ketika mengucapkan kalimat vurgal itu dari mulutnya.

Baekhyun menatap keselilingnya dan menyadari bahwa Chanyeol telah mengganti seprainya sekaligus.

"Um.. terimakasih"

"Hm ?"

"Untuk membersihkan tubuhku. Aku tidak percaya aku tidak bangun sama sekali ketika kau melakukannya. Pasti sangat berat saat menggendongku"

"Kau mungkin kelelahan sehingga sangat terlelap dan jangan berterimakasih. Itu sudah kewajibanku setiap kali kita bercinta. Ah dan satu lagi, bisakah kau berhenti menganggap tubuhmu berat ?. Baekhyun, kau seringan kapas demi Tuhan"

Baekhyun akan selalu merasa bahwa Chanyeol melebih-lebihkan setiap kali mengatakan tubuhnya seringan kapas, tapi bagi Chanyeol sendiri itu adalah kebenaran untuknya.

Pria mungil itu mengangkat satu alisnya saat menyadari sebuah notes yang berada ditangan kiri kekasihnya. Dari kejauhan, dia bisa melihat coret-coretan tidak jelas dari pensil diatas kertasnya.

"Apa ?" ucap Chanyeol yang menyadari arah pandangan pria yang baru saja bangun diatas tempat tidurnya.

"Biar kutebak, kau menulis lagu untukku lagi ?" tanya Baekhyun sambil menyipitkan kedua matanya dengan menarik senyum menggodanya. Phoenix itu menghela napasnya sebelum mengangguk membenarkan ucapannya.

"Aku tidak bisa menahannya, oke ?. Seorang malaikat tertidur diatas ranjangku dan inspirasi tiba-tiba datang sehingga aku langsung menulisnya" jawab Chanyeol.

Baekhyun tertidur begitu cantik dengan punggungnya yang telanjang dihiasi cahaya matahari pagi melalui kaca jendela kamarnya. Pria itu tidak merasa melebih-lebihkan ketika mengatakan bahwa seorang malaikat terlelap diatas tempat tidurnya.

Sedangkan Baekhyun tertawa kecil mendengar jawaban phoenixnya.

"Tuan Park, apa kau sangat tergila-gila padaku ?" Baekhyun menggodanya lagi. Chanyeol meletakkan notesnya diatas meja dan bergabung diatas ranjang untuk meraih Baekhyun kedalam pagutan bibirnya.

Baekhyun memejamkan kedua matanya, menerimanya ciumannya dengan senang hati sementara lengannya melingkar dileher pria didepannya. Chanyeol mengulum bibirnya sebentar kemudian melepaskannya.

"Byun Baekhyun, kukira kau sudah mengetahuinya sejak lama" jawab Chanyeol dengan senyuman diantara pipinya.

"Aku tahu, aku hanya ingin mendengarnya saja" ucap Baekhyun.Chanyeol berdehem, menggesekkan hidungnya dihidung pria mungilnya.

"Apa yang ingin kau lakukan hari ini ?. Haruskah kita bermalas-malasan seharian ?" tanya Chanyeol sambil beberapa kali mencuri ciuman diatas bibir cherrynya.

"Ayo rayakan kerja kerasmu untuk film The Box"

"Kalau begitu, haruskah aku mengambil kue nya ?. Atau kau mau sarapan dulu ?. Aku bisa memasakkan nasi goreng kimchi jadi tidak akan lama"

"Mm.. Ayo sarapan dulu" ucap Baekhyun diakhiri oleh kikikan tawa diakhir kalimatnya. Dia tidak akan pernah bisa menolak masakan Chanyeol, apalagi nasi goreng kimchi buatannya.

"Oke, tunggu sebentar" ucap Chanyeol lalu mencium bibirnya kilat sebelum beranjak dari tempat tidur.

Ketika mencapai pintu kamarnya, Chanyeol menghentikkan langkahnya dan berbalik untuk bertanya.

"Sarapan ditempat tidur atau dimeja makan ?"

"Meja makan. Aku masih bisa berjalan, oke ?"

"Kau yakin ?. Semalam bahkan kau terus menjerit memintaku untuk lebih-"

"Chanyeol !"

Phoenix itu segera meninggalkan kamar dengan suara tawa yang membuat Baekhyun semakin kesal. Pria mungil itu mendengus dengan bibir mengerucut kedepan.

Baekhyun memutuskan untuk mencari baju atau apapun untuk menutupi tubuhnya yang telanjang. Saat tengah mencari, kedua sipitnya menemukan notes milik Chanyeol yang berada diatas meja.

Baekhyun segera meraihnya. Bohong jika dia tidak penasaran. Setiap kali Chanyeol menulis lagu tentangnya, pria itu tidak pernah memberitahunya jika dia tidak menanyakannya.

Kalimat yang ditulis Chanyeol dinotesnya masih terlihat acak-acakan. Namun Baekhyun masih bisa membacanya dan itu membuat ujung bibirnya tertarik membentuk senyuman.

Baekhyun menyadari bahwa keduanya memiliki hati yang sensitif. Tapi daripada dirinya, Chanyeol memiliki kelembutan yang selalu dapat membuat kedua pipinya merona dan hatinya yang penuh. Chanyeol selalu berhasil melakukannya, dan Baekhyun merasa pria paling beruntung karena memiliki Chanyeol disisinya.

.

.

.

.

.

Catatan : Cockwarming adalah suatu kondisi dimana dominan/pihak atas memasukkan penis mereka kedalam lubang sumbisif/pihak bawah dan membiarkannya disana untuk kehangatan atau kenikmatan yang bisa dibilang dengan cara lebih intim. (author berusaha menerjemahkannya kedalam bahasa yang bisa lebih mudah dimengerti)

Jangan lupa reviewnya !