CHAPTER 2
Jika Baekhyun percaya incubus ada, dia yakin bahwa pria yang kini sedang melahap tubuhnya adalah incubus itu. Dia melihat Chanyeol seperti kesetanan sekarang. Dia menciumi bibir Baekhyun dengan gelap mata.
Baekhyun hanya mampu terdiam, bingung sekaligus takut. Ini pertama kalinya ia akan melepas keperjakaannya kepada seorang pria. Pikirannya menyesal karena telah menyetujuinya tadi, tetapi tubuhnya justru menikmatinya.
Namun, saat Chanyeol menidurkan tubuh Baekhyun di atas ranjang. Chanyeol justru menghentikan ciumannya dan beralih mengecup kening Baekhyun, "Cukup sampai disini aja ya, Baekhyun. Let's sleep."
Mata Baekhyun melotot kaget, ia kira Chanyeol akan memperkosanya. Tetapi kenyataanya, pria itu justru memilih tidur dan memeluk tubuh Baekhyun. Baekhyun yang sebenarnya masih pusing akibat mabuk kemarin malam pun memilih ikut tidur bersama Chanyeol.
Sebelum kesadarannya benar-benar hilang, ia mendengar Chanyeol berbisik di telinganya, "Thank you, Baekhyun."
.
.
Baekachu0506 Present
BOYF(RENT)
Chanbaek. Yaoi
.
.
Kemarin Baekhyun terbangun dengan kepala super pening, hari ini ia justru terbangun dengan tubuh super pegal. Pegal? Baekhyun cukup panik dan segera memeriksa tubuhnya. Dia menghela nafas jika bajunya masih menempel di tubuhnya. Ia pun teringat kejadian semalam, dimana ia pikir pacar sewaannya akan memperkosanya, tetapi nyatanya tidak.
Pacar sewaannya itu justru memeluk Baekhyun erat membuat tubuh Baekhyun hampir remuk dan pegal-pegal.
Baekhyun pun segera terbangun dan berniat kabur. Sialnya, sebelum ia benar-benar kabur, Chanyeol yang entah muncul dari mana, memeluknya dari belakang untuk menahannya.
"Hei.. mau kemana?" Suara berat Chanyeol memasuki telinga Baekhyun.
"Ah anu-" Baekhyun kebingungan, tubuhnya kaku, otaknya kosong, bibirnya tidak tahu seperti kehilangan kata-kata.
Chanyeol memutar tubuh Baekhyun dan menatap wajahnya cukup tajam. Baekhyun melawan rasa takutnya dan mulai menatap Chanyeol balik. Makin lama menatap wajah Chanyeol, Baekhyun merasa familiar dan tidak asing. Dia seperti pernah melihat Chanyeol, tetapi ia lupa dimana.
"Wait..." Baekhyun melepas pelukannya dan menatap Chanyeol tajam, "lo siapa sih sebenernya? Kalau lo emang pacar sewaan. Lo gak harus sebegininya."
"Pacar sewaan? Siapa? Aku? Bukanlah." Chanyeol menunjuk dirinya sendiri bingung.
Melihat reaksi Chanyeol, Baekhyun semakin curiga. Matanya pun menyipit tajam, "Kalau lo bukan pacar sewaan, lo predator yang suka ambil keperjakaan orang ya?"
"Keperjakaan?" Chanyeol justru menatap Baekhyun bingung.
Baekhyun segera menunduk malu, sebenarnya Chanyeol tidak mengambil keperjakaannya, tetapi wajahnya memang agak mirip predator, "A-anu maksud gue lo kan cium gue kemarin, i-itu ciuman pertama gue. Jadi lo sama aja ambil keperjakaan g-gue kan?" jelas Baekhyun agak gagap.
"Lah.. itu ciuman pertama kamu? Wait.. kamu kan pacaran sama Jisoo. Kok bisa semalem ciuman pertama kamu?" Kebingungan muncul di wajah Chanyeol.
Tapi Baekhyun tidak kalah bingung, "Lo siapa? Kok lo kenal mantan gue?"
Seringai di bibir Chanyeol tiba-tiba muncul. Dia menatap mata Baekhyun lekat membuat Baekhyun merasa malu sendiri. Lagi-lagi, Chanyeol berbisik dengan suara rendah di telinga Baekhyun, "Kalau aku bilang, aku fans kamu. Kamu percaya?"
Fans?
Baekhyun hidup menjadi remaja kurang pergaulan selama 20 tahun ini. Di masa sekolahnya, dia hanyalah seorang otaku penggemar game. Memasuki kuliah, dia mencoba bergaul, tetapi pada akhirnya dia hanyalah seorang figuran di kelas. Dia tidak mempunyai kehidupan remaja yang layak sampai akhirnya Jisoo, perempuan tercantik di jurusannya menawarkan diri menjadi pacarnya.
Dengan perjalanan hidup yang mengenaskan dan bakat yang tidak ada. Bagaimana bisa Baekhyun mempunya fans. Apakah Chanyeol gila?
Melihat kebingungan Baekhyun, Chanyeol menahan tawanya. Baekhyun terlihat seperti anak anjing yang sedang kebingungan. Tangan Chanyeol mendekap Baekhyun lagi, "Gak usah dipikirin. Kamu kayaknya emang gak kenal aku ya? Padahal kita sering ketemu di kampus sama di-"
"Hah.. kampus?"
Mendengar kata kampus, Baekhyun segera melepaskan Chanyeol dan menatap Chanyeol lagi. Memeriksa data-data di kepalanya apakah dia pernah melihat Chanyeol di suatu tempat.
Tidak sampai semenit, Baekhyun menyadari Chanyeol adalah senior di kampusnya.
Bukan hanya senior biasa. Dia adalah asisten dosen yang tidak jarang masuk ke kelasnya. Bagaimana bisa Baekhyun lupa?
"Kak Chanyeol yang asdos itu? Astaga," Baekhyun hampir saja jantungan menyadari bahwa pria jangkung yang menghabiskan malam dengannya adalah asisten dosen sekaligus seniornya di kampus, "jadi lo- eh maksud gue, eh aku.. kamu bukan pacar sewaan?"
"Segabut apa sih aku sampe jadi pacar sewaan pfft," jawab Chanyeol menahan tawanya, "kalau kamu penasaran, aku tuh tahu kamu abis putus dan gak sengaja ngikutin kamu sampai kafe tadi. Maafin aku ya. Tadinya aku cuma kerjain kamu aja pas kamu lagi telponan nunggu orang."
Muka Baekhyun memerah seketika. Dia ingat bagaimana dirinya menyebut Chanyeol gigolo. Dan wajahnya semakin merah ketika ia ingat Chanyeol mencium bibirnya dan membawanya ke hotel.
Melihat rona wajah Baekhyun, Chanyeol tidak tahan untuk mengusak rambutnya gemas, "Kamu tuh kalau lagi merona lucu banget ya."
Bukannya menjawab pujian Chanyeol, Baekhyun justru menatapnya malu, "Kak Chanyeol? Maukah kakak lupain kejadian hari ini? Baik di kafe ataupun di hotel?" cicit Baekhyun sembari menggigit bibirnya menahan malu.
"Kenapa harus aku lupain? Kita kan gak ngapa-ngapain," senyuman Chanyeol tiba-tiba muncul. Wajahnya mendekat ke arah Baekhyun dan mulai berbisik pelan di telinganya, "Kamu mau kita ngapa-ngapain ya semalem?"
Baekhyun menginjak kaki Chanyeol kesal dengan muka yang makin memerah, "Dasar orang gila."
Baekhyun memilih untuk keluar dari kamar hotel untuk menghindari godaan dari Chanyeol. Baekhyun tahu, Chanyeol bukan tipe orang yang mudah dia atasi. Dia orang yang sangat gila yang pernah Baekhyun kenal.
.
.
.
Baekhyun akui, Chanyeol punya visual seperti idola papan atas. Wajahnya yang tampan membuat mereka menjadi pusat perhatian semenjak keluar dari hotel. Apalagi saat Chanyeol berteriak-teriak memanggil namanya sedari keluar hotel. Bukannya seperti seorang yang telah menghabiskan One Night Stand, Chanyeol justru seperti penagih utang yang mengejar-ngejar pengutangnya.
Jujur saja, Baekhyun malu.
"Aku pulang sendiri, terima kasih atas hari ini, Kak Chanyeol," Baekhyun tiba-tiba berhenti berjalan dan membungkuk salam berniat ingin segera meninggalkan Chanyeol.
Walaupun dia kepalang kesal dengan Chanyeol, dia tidak bisa mengabaikan Chanyeol. Di balik sikap menyebalkannya Chanyeol, dia adalah Asdos di fakultasnya. Tidak mungkin Baekhyun mengabaikan Chanyeol kan?
Diluar dugaan, lagi-lagi Chanyeol menahan tangannya. Senyuman Chanyeol terukir di wajahnya, "Udah mau pulang aja, gimana kalau kita makan dulu? Kamu laper kan?"
Baekhyun ingin menjawab tidak, tetapi perutnya justru menolaknya. Suara cacing-cacing kelaparan berdering keras dari perutnya.
"Tuhkan kamu laper.. Aku tahu banget loh kamu belum makan dari kemarin."
Harus Baekhyun akui, kemarin ia memang hanya makan onigiri bungkus yang ia beli di supermarket dan tidak makan apapun setelahnya.
Namun, belum sempat Baekhyun berbicara, tangannya sudah ditarik Chanyeol menuju restoran di sekitar sana. Baekhyun akui, meskipun Chanyeol tampan, tapi sikap pemaksaan yang ia punya membuatnya menjadi lelaki terjelek di mata Baekhyun saat ini.
Chanyeol benar-benar tidak mau melepaskan tangan Baekhyun sampai seluruh orang melihat mereka. Tentu saja Baekhyun malu bukan main. Tapi apa peduli Chanyeol? Lelaki itu masih berjalan dengan percaya diri dengan tersenyum lebar.
Sesampainya di restoran terdekat, Chanyeol memesankan makanan kesukaan Baekhyun. Sejujurnya Baekhyun merinding, Chanyeol seperti hafal semua tentangnya, seperti seorang penguntit.
Penguntit? Jangan-jangan…
"Kak," Baekhyun membuka suara. Chanyeol cukup terkejut, karena sedari pagi Baekhyun tidak bersuara sama sekali.
"Kenapa, Baekhyun?" tanya Chanyeol kelewat lembut, membuat Baekhyun semakin merinding dibuatnya.
"Kamu penguntit ya?"
Bukannya dijawab, Chanyeol justru ketawa keras membuat wajah Baekhyun seketika memerah. Setelah tawanya reda, Chanyeol menatap Baekhyun dengan senyuman yang menurut Baekhyun adalah senyuman meledek.
"Kemarin kamu nyebut aku gigolo, tadi pagi kamu nyebut aku predator perjaka sama pacar sewaan, sekarang kamu nyebut aku penguntit. Lucu banget ya kamu haha," Chanyeol tertawa lagi, membuat wajah Baekhyun benar-benar memerah bak udang rebus.
Belum sempat Baekhyun bersuara, makanan pesanan mereka datang. Chanyeol pun menyuruh Baekhyun untuk makan terlebih dahulu daripada menuduhnya yang macam-macam.
Selesai makan, Baekhyun berniat langsung pulang. Tetapi, untuk kesekian kalinya, Chanyeol menahannya lagi, "Kita pulang bareng ya."
Baekhyun tidak bisa menang untuk melawannya, ia akhirnya menyetujui Chanyeol. Sudah Baekhyun bilang, Chanyeol adalah si pemaksa yang tidak mudah diatasi.
.
.
.
Baekhyun sebenarnya kesal. Ia kira Chanyeol mempunyai kendaraan, ternyata mereka naik taksi sampai ke kamar kost milik Baekhyun. Tapi lagi-lagi, Baekhyun tidak bisa menolaknya. Jujur saja, Baekhyun lelah, ia tidak bisa menolak apapun permintaan Chanyeol.
Sesampainya di depan kamar kost miliknya, Baekhyun mulai membuka suaranya kembali, "Aku udah di depan kamarku. Jadi waktunya kak Chanyeol pergi ya."
"Sebelum kamu masuk, aku cuma mau bilang makasih ya buat hari ini. Aku gak nyangka loh bisa jalan sama orang yang aku suka," tanya Chanyeol dengan senyum malu-malunya yang membuat Baekhyun cukup malu sekaligus merinding.
Ini kali pertamanya ia mendapatkan ucapan seperti ini. Sialnya ini dari seorang pria yang lebih tua darinya. Bahkan, saat ia kemarin pacaran pun, Jisoo tidak pernah mengatakan hal yang menggelikan seperti ini.
Baekhyun menunduk malu tidak ingin melihat wajah Chanyeol, "Maaf kak, aku 100% straight."
"Kamu yakin? Aku juga straight tapi aku suka sama kamu loh, kata orang sih ini namanya biseksual," jawab Chanyeol dengan wajah tanpa berdosanya.
Baekhyun rasanya ingin membakar dirinya sendiri. Ucapan terang-terangan dari Chanyeol benar-benar membuatnya malu bukan main. Chanyeol benar-benar kebalikan dari dirinya.
"Anu-" Baekhyun menggigit bibirnya sendiri, kemudian dia memberanikan diri menatap Chanyeol, "selain aku straight, aku juga gak yakin sama perasaan kakak. Mungkin kakak salah ngira, kakak pikir kakak suka sama aku. Kenyataannya kakak cuma mau mainin aku."
Sebelah alis Chanyeol terangkat, merasa bingung dengan pikiran Baekhyun. Apakah Baekhyun pikir Chanyeol adalah seorang playboy?
Meskipun Chanyeol tampan, dia tidak pernah berselingkuh dan tidak pernah memainkan hati siapapun.
Lagi-lagi Chanyeol tersenyum jahil, "Dari mana kamu bisa nuduh aku playboy? Kamu tuh suka nuduh orang ya?"
"Aku gak nuduh! Cuma sikap Kak Chanyeol aja kayak Playboy!"
Sebuah ide gila tiba-tiba muncul di kepala Chanyeol, dia mendekatkan wajahnya ke telinga Baekhyun dan mulai berbisik, "Gimana kalau kita adain masa percobaan pacaran? Sebulan cukup kan? Ya.. biar kita tahu kita straight atau enggak, dan pastinya kamu jadi tahu aku bukan Playboy. Gimana?"
"Gak ada untungnya buat aku," jawab Baekhyun singkat, padat, dan jelas.
Tawa geli Chanyeol keluar, dia pun menatap Baekhyun lembut, "Aku sewa kamu. Mau?"
"Huh?"
"Pacar sewaan gitu," senyuman Chanyeol muncul, "aku bakalan bayar kamu setiap kita kencan. Aku untung bisa buat kamu yakin jadi pacarku. Misalnya kamu gak jadi pacarku, kamu juga untung karena dapet uang. Gimana?"
Ide Chanyeol memang win-win solution, tetapi tetap saja Baekhyun merasa ini tidak benar. Tetapi sebelum dia mengeluarkan pendapatnya, Chanyeol berkata lagi.
"Cukup satu bulan, sampai libur musim panas berakhir. Mau?"
Sebenarnya ini adalah tawaran yang begitu menggiurkan. Mengingat tabungan Baekhyun juga menipis semenjak pacaran dan banyak wishlist manga yang harus dibeli di musim panas ini. Tawaran ini tidak buruk, bahkan bisa dikatakan sangat baik.
"Kalau gitu aku," Baekhyun mengangguk pelan, "mau."
Senyuman lebar Chanyeol muncul, dia langsung memeluk Baekhyun erat, dia berbisik lembut di telinga Baekhyun yang memerah, "Terima kasih, boyfrent."
Sejak saat itu. Kisah cinta rental pacar mereka pun dimulai.
.
.
.
To Be Continued
[Tambahan]
Setelah perjanjian pacar sewaan konyol itu, Chanyeol mulai melangkah pulang. Baekhyun berniat masuk ke kamar kostnya lagi. Tapi…
Ternyata oh ternyata, Chanyeol tinggal di kamar kost sebelah Baekhyun.
Baekhyun kaget bukan kepalang, tanpa sadar dia berteriak dengan ekspresi kaget hampir meninggal, "Hah? Lo tinggal di situ?"
"Lah.. kamu baru sadar? Aku kira kamu sengaja ngabain fakta bahwa kita tetanggan selama ini," jawab Chanyeol dengan wajah tak bersalah.
Baekhyun segera masuk ke kamar kostnya dan memukul kepalanya sendiri. Sejujurnya dia baru bulan kedua menyewa kamar kost di kostan itu dan dia sama sekali tidak mengenal penghuni lainnya.
Dia tidak menyangka ternyata Chanyeol adalah tetangga kostnya.
Bukankah ini sangat konyol? Mengapa takdirnya sebau ini, Ya Tuhan?
