STRONG FATHER

Disclaimer

Naruto : masashi kishimoto

Highschooldxd : ichie ishibumi

Dan karakter lain dari anime lain

Rate : M

Genre : family, humor, romance, fantasy

Pair :

Naruto U x Big Harem

(Great Red x Kholkikos x Katerea x Serafall x Grayfia x Arturia x Yasaka x Asuna x Mereoleona x Shirahoshi x Albedo x Freya x Hancock x Chisato x Remia x Robin) x (Kalawarner x Izanami x Gabriel x Hestia x Tiamat x -- )

(Menma x Raynare x Akeno) (Gray x Kuroka) (Minato x Koneko)

Warning : fic ini hasil pemikiran sendiri, banyak kesalahan, kata tidak baku, typo, gaje, alur berantakan.

"Hello" : orang bicara

"Hello" : orang membatin

"Hello" : monster bicara

"Hello" : monster membatin

.

Peringatan sebelum membaca, chapter ini mungkin banyak typo dan kata yang kurang dan kesalahan ketik karena saya terlalu malas untuk meneliti lagi.

.

Chapter 46

.

#Skip 40 Tahun kemudian

.

"Hah... Hah... Hah..."

Nafasnya memburu, seorang perempuan iblis berkulit coklat exsotis melangkah memasuki hutan berkabut. Dialah Katerea Leviathan, anak pertama Lord Leviathan yang baru berusia 25 tahun.

Dengan tubuh penuh lukanya, ia terus melangkah tergesa-gesa memasuki hutan berkabut. Dan nampaknya ia sedang dikejar oleh sesorang.

Dan benar, Katerea memang sedang dikejar oleh pasukan New Satans yang dipimpin oleh Lord Glasya Labolas. Itu karena tadi 2 jam yang lalu terjadi pertempuran antara pasukan Lord Glasya Labolas melawan pasukan yang dipimpin oleh Katerea Leviathan.

Pada puncaknya, pasukan Katerea kalah dan yang hanya tersisa Katerea saja. Sehingga kini pasukan Lord Glasya Labolas mengejar Katerea yang kabur untuk dijadikan sandera.

*Srek!*

Lord Glasya Labolas mengangkat tangannya, memberi kode kepada pasukannya untuk berhenti ketika mereka berada di depan hutan berkabut tersebut.

"Kita kembali ke markas." Kata Lord Glasya Labolas.

"Tapi..."

"Biarkan saja, dia tak akan selamat keluar dari sarang monster ini," kata Lord Glasya Labolas memotong ucapan salah satu bawahannya.

Para bawahannya pun mengangguk mengerti. Kini mereka pergi berbalik arah menjauhi hutan berkabut menuju markas mereka.

.

.

.

.

Sedangkan dengan Katerea, ia terus melangkah memasuki hutan. Bahkan ia tak peduli yang katanya rumor jika hutan yang ia masuki adalah sarang para monster. Yang terpenting ia tidak mau tertangkap oleh New Satans.

Langkah Katerea semakin pelan, ia menoleh ke belakang sebentar dan akhirnya langsung terhenti langkahnya karena merasa sudah tak dikejar lagi oleh pasukan New Satans. Lalu ia duduk menyenderkan punggungnya di pohon besar di belakangnya.

Rasa lelah dan kantuk dirasa olehnya, Katerea menutup matanya dan perlahan kesadarannya hilang karena saking lelahnya akibat pertempuran tadi.

#Skip Time

Mata Katerea berkedut, setelah 2 jam ia tak sadarkan diri akhirnya ia mulai sadar. Dengan perlahan Katerea membuka matanya dan langsung terbangun.

Akan tetapi Katerea langsung dibuat bingung. Pasalnya tempat yang ia lihat bukanlah hutan yang tadi ia menutup mata, melainkan sebuah ruangan kamar seseorang, apalagi dengan kondisi tubuhnya yang penuh balutan perban di perut, Kaki, tangan dan dahi membuat Katerea tambah bingung.

"Dimana aku?" gumam Katerea sambil melihat sekeliling ruangan tersebut.

Tak ingin berpikir panjang, Katerea langsung beranjak dari situ, dan melangkah perlahan menuju pintu keluar ruangan tersebut.

Rambut coklat lurusnya dibiarkan tergerai, ia melangkah menyusuri lorong-lorong ruangan dalam gua. Dan pastinya dirinya melangkah pelan sambil berpegang pada dinding lorong agar dirinya tak jatuh, karena dirinya masihlah belum pulih sepenuhnya atas luka di tubuhnya.

Hingga tak butuh lama, akhirnya Katerea melihat cahaya di ujung lorong yang menurutnya jalan keluar. Dan Katerea semakin mempercepat langkahnya walau susah untuk dilakukan.

Katerea akhirnya sampai, dan diluar ternyara sudah sore. Akan tetapi Katerea langsung dibuat melebarkan mata terkejut atas apa yang dilihatnya. Yang dilihat Katerea nampak ada Naruto yang duduk bersebelahan dengan Merlin, Meliodas yang duduk bersebelahan dengan Elizabeth, Ban yang duduknya berhadapan dengan Gowther. Dan ditengah-tengah nampak api unggun dan beberapa daging tusuk yang sedang dibakar.

Bukan itu yang membuat Katerea terkejut. Melainkan sosok Monster yang juga berada disitu. Dengan Ifrit duduk bersila di belakang Meliodas dan Elizabeth serta Naga Veldora yang duduk di belakang Naruto dan Merlin. Monster yang dipercaya oleh seluruh bangsa Iblis Underword sebagai monster penunghuni hutan berkabut.

"Akan kubakar kau, Kadal sialan!" kata Ifrit terlihat kesal setelah diejek oleh Veldora.

Veldora mengibaskan tangannya. "Tidak tidak tidak. Apimu tak akan mempan terhadapku, khe khe khe."

"Grrrrrrt Sialan!"

Menghiraukan perdebatan aneh Veldora dan Ifrit, nampaknya Ban mengetahui jika di ambang pintu gua ada Katerea yang memasang wajah terkejut.

Ban pun menoleh ke arah Naruto. "Shisho. Tu iblis sexy yang kau tolong sudah sadar," katanya memberitau sambil menunjuk ke arah pintu gua.

Sontak Naruto serta yang lainya langsung menoleh ke arah yang ditunjuk Ban. "Huh..." Naruto langsung mengehela nafas. "Kemarilah, tidak usah takut melihat kami," ucap Naruto kepada Katerea.

Katerea pun tersentak dan hanya menoleh saja. Kakinya enggan melangkah mendekat, ia merasa takut apabila dibuat yang tidak-tidak jika mendekat sehingga Katerea lebih memilih mengamati dan waspada apabila hal buruk terjadi. Apalagi saat melihat 2 monster disitu, membuatnya tambah waspada.

Dan Naruto tau jika Katerea ragu untuk mendekat, sehingga ia berkata. "Kemarilah, kami tak akan berbuat buruk kepadamu. Kau tenang saja."

Katerea terdiam sejenak, tapi perutnya tak sependapat. karena dorongan aroma daging yang dibakar membuatnya mendekat dengan ragu. Dan Naruto tersenyum melihatnya.

"Duduklah," kata Naruto setelah Katerea dekat. Katerea pun duduk di samping Naruto sambil menunduk. "Apa tubuhmu masih terasa sakit?" tanya Naruto sambil melempar kayu untuk menambah api membesar.

"Sedikit," ucap pelan Katerea.

"Emmm... Mungkin 1 sampai 2 hari kau akan sembuh total, bersabarlah." Kata Naruto, tapi tak ada jawaban dari Katerea.

Tiba-tiba Naruto merogoh kantong celananya dan mengambil sebuah kacamata. Lalu diacungkan kepada Katerea. "Ini kacamatamu, aku sudah memperbaikinya," katanya.

Dengan gerakan perlahan, Katerea menerima kacamata tersebut. "Terima kasih,"

"Em." Angguk Naruto.

*Kriuuuuuuuuuuuk!*

Suara perut lapar berbunyi, dan entah kenapa Katerea tambah menunduk dengan wajah yang memerah malu. Sedangkan yang lainnya yang mendengar suara itu langsung tolah-toleh.

Naruto menoleh kebelakang. "Veldora. Kondisikan suara perutmu,"

"Apa? Hey, itu bukan aku. Milik si kampret Ifrit, Nar." Ucap Veldora mengelak sehingga membuat Naruto menoleh ke arah Ifrit.

"Bukan aku ya, Sialan." Elak Ifrit.

"Maaf," tiba-tiba Katerea bersuara lirih. Sontak semuanya langsung menoleh kepadanya. "Ta-tadi suara pe-perutku," gagap Katerea.

Dan entah kenapa semuanya tersenyum saat mendengar pengakuan Katerea. "Aku sudah tau kok," kata Naruto dan Katerea tambah menunduk karena saking malunya.

Naruto pun mengambil daging tusuk yang dibakar, lalu diarahkan ke Katerea. "Ini untukmu." Ucapnya.

Dengan malu, Katerea menerima daging tusuk tersebut. "Te-terima kasih." Ucap Katerea.

"Em. Hati-hati, masih panas."

"I-iya,"

Katerea pun melahap daging tusuk tersebut dengan perlahan, dan saat memakan daging tersebut, Katerea sesekali melirik ke arah sekitar. Ke tempat Naruto dan orang-orang yang berada disitu.

Hal yang baru dirasa oleh Katerea, ia nampak terhibur atas canda tawa tanpa beban Naruto dan teman-temannya disitu. Benar-benar hal yang baru dialaminya.

Hidup penuh dengan kedisiplinan setiap hari Katerea jalani. Sedangkan suasana sekarang membuatnya bingung untuk mengeluarkan ekspresi. Antara senang dan cakung dengan suasana sekarang yang terbilang aneh baginya.

Tapi pada akhirnya Katerea bisa berekspresi, itu terbukti dengan cekikikan senangnya berkat tingkah Naruto dan teman-temannya yang aneh sekarang.

Karena saking bingung dan aneh dengan suasana sekarang, tanpa sadar Katerea meminum minuman yang berada di samping duduk Naruto. Dan keanehan pun terjadi pada Katerea setelah meminun minuman tersebut.

Naruto ingin meminum minumannya, tapi ia langsung menoleh ke arah Ban setelah minumannya tak ada di sampingnya.

"Hey Ban. Kau mengambil sakeku ya?" Naruto menatap tajam Ban.

"Mana aku tau, Shisho. Aku duduk disini mana mungkin bisa mengambil sakemu lah," kata Ban sambil mengangkat kedua bahunya.

Akan tetapi Naruto masih menatap tajam Ban penuh kecurigaan. Naruto tau kekuatan Ban, yaitu merampas. Karena Naruto juga sering kehilangan sake, dan pelakunya pasti Ban.

"Hik!"

Tiba-tiba terdengar suara cegukan, sontak semuanya langsung menoleh ke arah sumber suara yang berada di samping Naruto. Dan seketika itu pula Naruto langsung melebarkan mata.

Suara cegukan tadi milik Katerea, wajahnya memerah dan nampak seperti orang mabuk.

Tiba-tiba Merlin menyenggol Naruto. "Itu sakenya Shisho-kun, hihi," goda Merlin.

"Ah, dia pasti meminum sake ku," batin Naruto yakin. Lalu Naruto menoleh ke arah Ban. "Hey Ban. Tolong bawa dia ke dalam." Kata Naruto menyuruh.

"Tidak. Tidak. Tidak. Kau yang menolongnya, maka kau yang bertanggung jawab Shisho." Tolak Ban geleng-geleng kepala cepat.

Lalu Naruto menoleh ke arah Growther, seketika Growther langsung memalingkan wajahnya acuh seolah tak peduli. Kemudian Naruto menoleh ke arah Meliodas, dan lagi-lagi Meliodas seperti tak peduli, malah dirinya asik mengonbrol mesrah dengan Elizabeth. Lalu Naruto menoleh ke arah samping, ke arah Merlin. Dan Merlin malah sibuk dengan bola kristalnya dan tak peduli. Kemudian Naruto menoleh ke arah Ifrit dan Veldoro. "Huh..." helaan nafas pun tercipta dari mulut Naruto, ia sadar, mana mungkin menyuruh mahkluk besar masuk gua, ya tak akan muat.

"Huh..." Naruto menghela nafas. Karena tak ada cara lain, akhirnya Naruto beranjak dari duduknya lalu memapah Katerea berjalan masuk dalam goa.

#Skip Time

Naruto telah sampai di dalam goa, lebih tepatnya ruangan yang tadi ditiduri oleh Katerea dan seketika Naruto langsung membaringkan Katerea di situ.

*Set!*

Naruto yang hendak keluar kamar tersebut tiba-tiba terhenti. Ia merasa ada sesuatu yang menarik tangannya, seketika Naruto menoleh ke belakang untuk melihat apa yang menghentikannya dan ternyata tangan Katerea yang memegang tangan Naruto, dan posisi Katerea sudah duduk di atas ranjang.

"Ne Hik! Apa menurutmu aku jelek Hiks!" Katerea bertanya disela cegukannya.

"Tidak, kau cantik. Tapi tolong lepaskan tanganku," kata Naruto sambil mencoba melepaskan genggaman Katerea, akan tetapi genggaman Katerea semakin erat.

Tiba-tiba Katerea menunduk. "Hik! Tapi kata teman-temanku Hik! Aku ini jelek Hik! Sehingga tak ada yang mau menjadi kekasihku Hik!" pengakuan Katerea karena pengaruh Sake yang diminumnya tadi, sehingga membuat Naruto menghela nafas mengerti.

"Kau itu cantik, apalagi rambut coklat panjangmu dan tanpa memakai kacamata. Kau jadi terlihat manis seperti itu,"

Seketika Katerea mendongkrakan kepalanya, menatap Naruto. "Su-sungguh? Hik!" kata Katerea ingin memastikan.

Naruto hanya tersenyum menginyakan. Berharap setelah ucapannya tadi dapat membuat Katerea melepaskan gengamannya yang erat itu. Tapi senyum senang Katerea terlihat jelas menghiasi wajah merahnya.

*Set!*

Tanpa diduga Katerea menarik Naruto. Dengan gerakan cepat Katerea duduk di atas perut Naruto, dan Naruto terbaring di bawahnya.

"Hik! Karena kau orang pertama mengatakan aku cantik, Hik! Maka aku akan memberikan hadiah untukmu, Hik!"

Bulir keringat dingin muncul di pelipis Naruto setelah ucapan Katerea tadi. Naruto merasakan firasat buruk akan terjadi, apalagi saat melihat Katerea memainkan jarinya seakan merapalkan sebuah mantra tertentu.

*Sring! Sring! Sring! Sring!*

Naruto melebarkan mata terkejut saat tiba-tiba ada rantai yang mengikat kedua tangannya dan kakinya.

"Lepa..."

*Sring!*

"Emmmmmm... Emmmmmm..."

Naruto yang meronta tiba-tiba mulutnya terlakban, sehinga dirinya tak bisa melanjutkan suaranya.

*Ctik!*

Bulir keringat dingin Naruto semakin deras saat tiba-tiba pakaian yang melekat pada dirinya menghilang, alias telanjang. Begitu juga Katerea yang bertelanjang bulat juga, sehingga nampak kulit coklat exotisnya serta dada besarnya terpapang jelas di mata Naruto.

Katerea mengangkat pantatnya, mengarahkan kelamin Naruto yang sudah berdiri karena ia usap-usap sebentar. Lalu Katerea arahkan ke alat kelaminya.

Dengan senyum dan wajah merahnya, Katerea menatap Naruto. "Hik! Aku masih perawan lo, Hik! Jadi hadiahnya, Hik! Aku beri keperawananku ini, Hik! Khusus untukmu karena memujiku cantik, Hik!"

"Emmmmm... Emnmmm..."

*Bles!*

"Ah~~"

.

.

.

Sedangkan di depan goa, teman-temannya Naruto masih berkumpul disitu. Tapi mahkluk besar Ifrit dan Veldora telah pergi karena tak terlihat disitu.

Tiba-tiba bola kristal Merlin menyala setelah Merlin menyebutkan mantra tertentu untuk bola kristal tersebut.

Merlin menoleh ke arah yang lainnya. "Hey semuanya. Kalian ingin melihat sesuatu yang menarik tidak?"

"Apa?" mereka semua menoleh ke arah Merlin.

"Lihat ini," Merlin menunjukkan bola kristalnya yang memperlihatkan suatu rekaman gambar bergerak.

Seketika Elizabeth menutupi mata Meliodas, dan wajah Elizabeth bersemu merah padam. Ban langsung mimisan deras dan menahan tawa, sedangkan Growther tampak biasa saja.

Mereka semua seperti itu karena melihat rekaman pada bola kristal milik Merlin yang ternyata menampilkan sebuah rekaman. Yaitu Katerea yang sedang menaik turunkan tubuhnya dan di bawahnya jelas Naruto yang terikat rantai dan mulut yang dilakban.

"Pffffft.. HAHAHAHAHAHA!"

Menghiraukan darah yang terus keluar dari hidungnya. Ban langsung tertawa karena tak kuasa menahan tawa yang ditahan-tahan sejak tadi.

.

.

"HAHAHAHAHA! Shisho diperkosa. HAHAHAHA!"

.

.

.

#Skip Keesokan hari

.

.

Hening, tak ada suara yang keluar dari mulut Katerea dan Naruto saat ini. Yap. Saat ini Naruto sedang mengantarkan Katerea keluar hutan. Dengan Katerea yang mengikuti Naruto dua meter di belakang sambil menunduk.

Bahkan sesekali Katerea bersemu merah. Ingatan tadi pagi saat terbangun dengan posisi masih menindih Naruto membuatnya terus teringat, bahkan sulit untuk dilupakan.

*Bruk...*

Tiba-tiba Naruto berhenti, membuat Katerea menabrak punggung Naruto. "Aku hanya bisa mengantarkannya sampai sini," kata Naruto tanpa menoleh ke arah Katerea.

"Um." Katerea mengangguk sambil menunduk. Melangkah melewati Naruto dan masih menunduk tanpa pepatah kata pun.

"Hey." Katerea menghentikan langkahnya, menoleh perlahan ke arah suara yang memanggilnya. "Boleh kutau namamu?" tanya Naruto.

"Ka-Katerea Leviathan,"

Naruto hanya mengangguk pelan, lalu berbalik badan. "Jika terjadi sesuatu padamu, kau bisa mencariku disini. Namaku Naruto Namikaze,"

"Um." Angguk Katerea.

Naruto pun melangkah memasuki hutan kembali dan Katerea berbalik badan melangkah keluar hutan. Hingga langkahnya benar-benar sudah di luar hutan, Katerea langsung membuat lingkaran teleport khasnya dan menteleport dirinya pulang ke rumahnya.

.

.

*Sring!*

.

Katerea muncul di ruang tengah rumahnya. Ia menghela nafas pelan lalu melangkah naik ke lantai dua tanpa tolah-toleh lagi.

"Dari mana saja kau, Katerea?"

Katerea menghentika langkahnya pas di pertengahan tangga, ia menoleh ke bawah ke arah sosok pria berambut coklat acak-acakan. Dia ayahnya, Lord Leviathan.

Membenarkan kacamatanya dan menatap ayahnya sebal. "Seharusnya Tou-san tau, Tou-san memberikan aku pasukan yang lemah semua," ucapnya bosan.

"Itu karena Nee-san lemah, kalah ya wajar," ejekan seseorang tiba-tiba terdengar yang keluar dari pintu belakang. Seorang perempuan yang memiliki rambut coklat panjang yang lurus sepinggang, wajahnya terlihat sombong dan bangga atas ucapannya tadi.

Katerea langsung menatap benci perempuan itu. "Itu bukan urusanmu, Saya!" ucapnya dengan nada tak suka terhadap perempuan itu. (Kirasaka Sayaka : Strike the Blood) saudara Katerea tapi beda ibu.

"Kau contoh Sayaka, Katerea. Dia berhasil merebut perbatasan bagian barat hanya dengan pasukan sedikit," kata Lord Leviathan.

"Cih."

Katerea mendesis kesal. Ini yang paling tidak disuka oleh Katerea. Ayahnya selalu membanggakan sosok Sayaka ketimbang dirinya. Hanya masalah kecerdasan dan keuletan yang menjadi perbedaan Sayaka dan Katerea membuat Lord Leviahan membedakan itu semua. Dan hal yang paling dibenci Katerea adalah saudaranya selalu mengejeknya jelek, bahkan teman-teman seumurannya juga sering menjelek-jelekan Katerea, Sehingga membuat Katerea enggan untuk keluar rumah jika tak penting sama sekali.

Katerea langsung melangkah memasuki kamarnya tanpa sepatah apapun, dan wajah sombong penuh kemenangan Sayaka tambah jelas karena dirinya senang atas pujian ayahnya tadi.

.

.

.

#Skip 2 Minggu kemudian

.

Terjadi kegaduhan, seluruh penghuni Mansion Leviathan dibuat heboh atas sesuatu yang baru terjadi.

"A-apa, Ne Nee-san hamil?" kejut Sayaka. "Ha, Lucu sekali. Mana mungkin ada pria yang mau menghamili Nee-san yang jelek seperti itu? Jikapun pria itu dibayar oleh Nee-san, pria itu pasti akan menolak karena tak selera melihat kejelekan Nee-san," cukup tidak percaya dengan kejadian yang barusan terjadi. Sayaka pikir kejadian Katerea muntah-muntah tadi pagi hanya sekedar sebuah penyakit ringan. Tapi setelah Lord Leviathan memaksa Katerea mengecek penyakitnya di rumah sakit, Sayaka benar-benar dibuat tak percaya dengan hasilnya.

*BRAK!*

Lord Leviathan menggebrak meja dengan kasar. "KATAKAN KATEREA! SIAPA YANG TELAH MENGHAMILIMU!" bentakan keras Lord Leviathan.

Katerea hanya menunduk, meremas erat kertas hasil pemeriksaan rumah sakit yang menyatakan dirinya positif hamil dan baru berusia 2 minggu. Cukup sakit memang ucapan Sayaka membuat Katerea semakin meremas erat kertas di tangannya.

"Tou-san beri waktu hari ini. Jika tak bisa membawa pria yang menghamilimu, maka bersiap untuk dicoret dari daftar keluarga ini. Tou-san tak sudi anak yang memalukan sepertimu."

*Srek!*

Katerea langsung berdiri tegak, ia menatap tajam ayahnya. "Akan kubuktikan siapa yang lebih memalukan di keluarga ini. Aku atau Tou-san," ucap sengit Katerea bersamaan dengan terciptanya lingkaran sihir teleport di bawah kaki Katerea.

"Kurang ajar!"

*Sring!*

Belum sempat Lord Leviathan menampar Katerea penuh amarah. Katerea telah menghilang terlebih dahulu. "Dasar anak kurang ajar!" teriak kesal Lord Katerea langsung melangkah keluar ruangan tengah. Bahkan wajah emosinya membut para pelayan dan Maid ketakutan melihatnya.

Begitu juga Sayaka, ia melangkah keluar Mansionnya dengan sebuah senyuman. Sebuah senyuman serigai yang tercetak jelas di wajah Sayaka. "Arizona harus tau, agar aku bisa Mempermalukan Nee-san dan merebut posisi pewaris, Fufufu..."

.

.

.

Sedangkan di dalam hutan tempat Katerea berada sekarang. Nampak Naruto duduk bersila membawa kertas yang tadi dibawa oleh Katerea. Dan Katerea duduk menunduk di hadapan Naruto.

"Huh..." Naruto menghela nafas, meletakan kertas yang dibaca di samping duduknya dan menatap Katerea untuk memastikan sesuatu sebelum ia benar-benar percaya dengan tulisan di kertas yang tadi ia baca. "Jadi, kata dokter sudah berapa lama usia kandunganmu?"

"Du-dua minggu," ucap Lirih Katerea membuat Naruto mengangguk mengerti.

*Srek..*

Naruto beranjak dari duduknya dan melangkah pelan mendekati Katerea. Sedangkan Katerea semakin menunduk melihat Naruto mendekatinya.

Tapi tiba-tiba Katerea melebarkan mata ketika dirinya merasakan sebuah usapan di atas kepalanya. Katerea mendongkarakan kepalanya dengan perlahan dan tambah melebarkan mata terkejut ketika melihat Naruro tersenyum kepadanya.

"Ini juga salahku. Jika saja aku tak menaruh sake di sampingku dulu, mungkin kau tak akan meminumnya dan kejadian malam itu tak akan terjadi."

"Ta-tapi..."

Naruto jongkok, menyamakan tingginya dengan Katerea yang duduk. Menempelkan dahinya ke dahi Katerea. "jangan khawatir. Aku bersedia bertanggung jawab," kata Naruto meyakinkan.

*Grep!*

Katerea langsung memeluk Naruto. Air mata senang yang tak dapat dibendung akhirnya tumpah. Rasa senangnya akan sebuah pengakuan tulus seseorang untuk dirinya. Hanya untuk dirinya, walau melalui Katalis takdir yang memalukan menurutnya. Ketampanan adalah sebagai tambahan, sejatinya Katerea tersentuh akan ketulusan Naruto tadi saat mengucapaknnya.

Naruto hanya tersenyum, mengusap punggung Katerea. Dia hanya berpikir bahwa janin yang dikandung Katerea adalah anaknya. Maka ia akan bertanggung jawab untuk menjadi seorang ayah untuk janin tersebut.

.

.

#Skip Time

#Mansion Leviathan

.

2 jam kepergian Katerea, nampak ada yang berbeda kini di kediaman Leviathan. Lord Leviathan duduk bersedekap dada menatap arah tengah ruangan tanpa seorang istri yang menemani, karena istrinya telah meninggal sejak dulu.

Hanya ada Sayaka dan temannya yang bernama Arizona Asmodeus (Arizona : Azur Lane) saudara Creuserey Asmodeus yang duduk di sofa sebelah kiri meja. Dan beberapa pelayan dan maid yang berada di beberapa sudut ruangan.

Tiba-tiba tercipta lingkaran sihir di tengah ruangan tersebut. Sontak Lord Leviathan, Sayaka dan Arizona menoleh ke arah lingkaran sihir.

Senyum serigai Sayaka dan Arizona mulai tercipta ketika lingkaran sihir itu bergerak naik, memperlihatkan dua pasang kaki seseorang.

Hingga...

*Sring!*

Lingkaran sihir itu menghilang, kini memperlihatkan Naruto yang melingkarkan tangan kanannya di pinggang Katerea. Sedangkan Katerea sedang tersipu luar biasa atas kelakuan Naruto itu. Sedikit senyum Naruto tampilkan ketika melihat Lord Leviathan menatapnya.

*Blussss...*

" Tampannya..."

Senyum serigai Sayaka dan Arizona seketika hilang. Kini diganti wajah merona, dan matanya tak terlepas dari sosok yang di samping Katerea itu. Tak tanggung-tanggung Maid yang berada di ruangan tersebut juga merona seperti Sayaka dan Arizona.

"Hey kau. Kemari," Lord Leviathan memanggil dengan Nada dingin. Tapi hal itu tidak membuat Naruto takut, Naruto malah melangkah dengan santai sambil menggandeng Katerea dan langsung duduk di hadapan Lord Leviathan.

Lord Leviathan menatap dingin Naruto. "Siapa Namamu, Gaki? Dari Pillar Iblis mana kau?"

"Aku?" Naruto menunjuk dirinya sendiri, Lalu ia tersenyum dan balik menatap Lord Leviathan serta tangan kanannya diulurkan ke depan untuk meminta jabat tangan. "Aku Naruto Namikaze, dari Pillar Namikaze ingin memperistri putri anda,"

*Plak!*

Lord Leviathan menepis tangan Naruto. "Tak ada Pillar Namikaze, jangan membohongiku."

Naruto hanya tersenyum, lain halnya dengan batinnya yang tertawa keras. Ya tertawa keras karena Lord Leviathan tak bisa merasakan Aura manusianya. Karena hal itu sudah direncanakan dan Aura Naruto telah di samakan dengan iblis berkat Merlin tadi.

"Pillarku adalah Pillar tertinggal dan terlupakan, mana mungkin Iblis-iblis kemarin tau Pillar Namikaze,"

Rasanya kesal mendengar ucapan Naruto yang diselipkan kata mengejek, tapi Lord Leviathan tahan sebelum mengeluarkan kemurkaannya karena ia ingin memastikan beberapa hal.

"Katakan Gaki. Kau dibayar berapa untuk menghamili putriku?"

Katerea menunduk, bukan menunduk karena malu seperti tadi. Melainkan menunduk pasrah ketika mendengar ucapan Lord Leviathan yang seolah-olah tak mempercayai anaknya sendiri.

Naruto menyadari reaksi Katerea sehingga dirinya menatap serius Lord Leviathan. "Asal kau tau pak tua. Aku dan putrimu melakukannya atas kemauan kami berdua. Dan kau.." Naruto menunjuk wajah Lord Leviathan. "Seolah tak mempercayai putrimu. Orang tua macam apa kau, dasar tidak berguna."

"Na-Naru..." Katerea melebarkan mata terkejut. Bukan Cuma Katerea yang terkejut, melainkan semua yang berada di ruangan itu terkejut atas tindakan Naruto yang berani menunjuk Lord Leviathan dan menghinanya, si iblis kepercayaan Lucifer menggeratkan giginya marah, tangannya mengepal.

*Srek!*

Lord Leviathan berdiri, akan tetapi dengan cepat Naruto juga berdiri. "Kau..."

"Apa? Kau marah karena aku mengatakan jika kau orang tua tak berguna?" Naruto menatap Lord Leviathan.

Lord Leviathan hanya diam, mengeratkan gigi-gigi kekesalannya atas cibiran Naruto yang terlalu berani kepadanya.

Naruto menoleh ke arah Katerea, meraih tangannya sehingga membuat Katerea berdiri. Lalu Naruto kembali menoleh ke arah Lord Leviathan. "Aku datang kesini untuk menikahi putrimu. Mau kau setuju atau tidak, siapkan altar pernikahan untukku dan putrimu satu minggu dari sekarang," Lalu Naruto menyeret Katerea untuk beranjak dari tempat duduknya. Tiba-tiba Naruto menoleh ke arah Lord Leviathan kembali yang masih terdiam. "Oh satu lagi. Putrimu akan aku bawa bersamaku karena aku tak ingin Katerea kenapa-kenapa disini."

"Hey!"

*Sring!*

Lord Leviathan yang ingin protes tak dapat diteruskan karena tiba-tiba Naruto menghilang dalam sekejap mata. Kini reaksi Lord Leviathan diganti dengan terkejut atas jurus teleport milik Naruto yang belum pernah dilihatnya.

Akan tetapi keterkejutan Lord Leviathan tak lama. Ia kembali sadar lalu dengan cepat melangkah keluar Mansionnya dengan rasa kesalnya.

Sedangkan Sayaka dan Arizona nampak memasang reaksi aneh sejak tadi kemunculan Naruto dan Katerea. Wajahnya bersemu merah sambil tersenyum aneh dan dihiasi blink-blink bunga disekitarnya.

.

""Ah tampan sekali, aku ingin memilikinya,""

.

.

Sedangkan dengan Naruto dan Katerea, mereka kini sedang melangkah memasuki dalam gua, Katerea melangkah sambil menunduk di belakang Naruto.

"Na-Naru,"

"Em,"

"Terima kasih untuk yang tadi,"

Tiba-tiba Naruto menghentikan langkahnya, mundur satu langkah agar sejajar dengan Katerea lalu mengusap pelan rambut Katerea.

"Kau tenang saja. Semuanya akan baik-baik saja," ucapnya sambil tersenyum dan Katerea hanya mengangguk pelan. "Kau benar, keluargamu memang nampak tak mempercayaimu," seketika Naruto langsung manarik Katerea ke pelukannya, membenamkan kepala Katerea di dada bidang Naruto.

"Um. Terima kasih telah mempercayaiku," tangan Katerea merangkul Naruto dan semakin dalam Katerea menanamkan kepalanya. Sedangkan Naruto terus mengusap lembut rambut Katerea.

Tanpa disadari oleh mereka berdua, disisi lain nampak Merlin melihat Naruto dan Katerea berpelukan di lorong gua. Merlin hanya tersenyum melihatnya, ia melangkah santai mendekati mereka tanpa diketahui oleh mereka.

"Ehem."

Naruto dan Katerea tersentak, dengan cepat mereka langsung melepas pelukannya. Katerea langsung bersemu merah malu, sedangkan Naruto hanya biasa saja, malah menatap Merlin.

"Bisa tidak, Merlin? Jangan mengejutkan seseorang lagi,"

"Hihihi..." Merlin cekikikan. "Maaf Shisho-Kun, hihi,"

"Ah sudah-sudah," tiba-tiba Naruto menatap serius Merlin. Dan Merlin yang ditatap oleh Naruto juga ikut ke mode serius. "Awasi wilayah Old Satan. Aku tak ingin pernikahanku nanti gagal,"

"Siap Shisho-Kun,"

"Bagus,"

Lalu Naruto menoleh ke samping, ke arah Katerea yang masih tersipu, kemudian meraih tangan Katerea sehingga Katerea tersadar dari tersipunya. "Ayo," ajaknya, sedangkan Katerea hanya mengangguk mengiyakan.

Dan kemudian Naruto melangkah masuk jauh ke dalam gua sambil menggenggam tangan Katerea. Sedangkan Merlin yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala, tapi sambil tersenyum dan kemudian Merlin melangkah ke arah berlawanan dengan Naruto dan Katerea menuju sisi lain gua tersebut.

.

.

.

#Skip 1 Minggu kemudian

.

Begitu ramai, Mansion Leviathan sekarang nampak terlihat ramai. Tempak yang akan dijadikan untuk pernikahan putri tertua Lord Leviathan banyak tamu undangan penting yang hadir. Seperti bangsawan Asmodeus, Astarot, Beelzebub dan lain sebagainya. Bahkan pimpinan Old Satan, Rizevim Livan Lucifer juga menghadirinya.

Banyak yang penasaran dengan calon suami Katerea, terutama para wanita iblis. Mereka semakin penasaran karena mendapat gambaran kecil dari Sayaka dan Arizona tentang rupa calon suami Katerea, sehingga membuat mereka penasaran ingin sekali melihatnya.

"Ne, Ne, Sayaka-Chan. Seperti apa calon suami Nee-sanmu?" salah satunya adalah gadis remaja berambut coklat pudar yang berada di pojokkan ruangan tersebut bersama Sayaka dan Arizona. Dia Nevada Beelzebub (Nevada : Azur Lane) adik Shalba Beelzebub yang telah dibuat penasaran oleh Sayaka dan Arizona.

"Sulit dijelaskan," balas Sayaka, lalu menoleh ke arah Arizona. "Iya kan, Arizona-Chan,"

"Um," Arizona mengangguk. "Yang jelas dia tampan, para cowok Old Satan jelas tak ada yang menandingi ketampanannya," ujar Arizona dengan nada semangat.

Sedangkan Nevada yang mendengar ucapan Arizona semakin dibuat penasaran. Bahkan kepalanya berasap membayangkan sosok yang menjadi teka-teki tak jelas dari gambaran penjelasan Sayaka dan Arizona.

"Tapi," Arizona dan Nevada menoleh ke arah Sayaka. Tapi mereka langsung menoleh ke arah Altar pernikahan mengikuti arah lirikan Sayaka. Tatapan Sayaka tajam ke arah Katerea, lalu beralih menatap sosok berarmor di belakang Katerea. "Kalau saja Nee-san tak di kawal oleh bawahan calon suaminya, jelas aku sudah merebut posisinya,"

"Jangan lupa, berbagi denganku." timpal Arizona.

"Ya,"

Sedangkan di panggung Altar, nampak Katerea dengan gaun pengantin telah berdiri mantap disana sejak 2 jam. Tanpa ada rasa takut karena Katerea di dampingi oleh Merlin dengan full Armor sehingga para Old satan disitu tak mengetahui siapa Merlin sebenarnya, karena yang mereka tau yang mendampingi Merlin itu pasukan milik calon suami Katerea.

Katerea memang baru hadir 2 jam yang lalu, sebab karena Katerea selama 1 minggu berada di tempat Naruto. Kenapa? Karena Naruto merasakan firasat buruk setelah tau jika keluarga Leviathan nampak tak mempercayai Katerea, jadi Naruto tak ingin terjadi apa-apa terhadap Katerea. Selain itu, selama 1 minggu ini juga sebagai waktu mendekatkan diri mereka untuk saling mengenal lebih dalam, sekaligus meyakinkan Katerea agar tak merasa takut dengan apapun nantinya.

*Krieeeeeeeeeet...*

Semua orang yang ada di ruangan tersebut langsung menoleh ke arah pintu utama yang terbuka perlahan. Hingga tak lama kemudian pintu terbuka di buka oleh dua prajurit penjaga pintu.

Tampak jelas, dari arah pintu tersebut terdapat sosok pria tampan yang memiliki ciri rambut kuning jabrik dan tiga guratan kumis kucing di setiap pipinya. Dengan memakai Tuksedo putih khas mempelai pria sehingga menjadi poin plus ketampanan pria tersebut, dan sebuah senyuman tipis yang mampu membuat para wanita disitu merona hebat melihatnya. Bahkan Katerea yang melihatnya langsung menunduk dan tersipu.

Naruto tak sendirian, di belakangnya ia didampingi oleh Meliodas, Ban dan Growther dengan full armor mereka. Sehingga tampak jelas Naruto seperti bangsawan iblis kelas atas, apalagi aura kekuatan besar Meliodas, Ban dan Growther dapat dirasakan oleh iblis-iblis disitu. Itu terbukti salah satu pimpinan bangsawan ada yang berkeringat dingin melihatnya.

Dengan santai dan penuh percaya diri, menghiraukan banyak pasang mata yang terus melihatnya. Naruto melangkah tenang ke arah panggung altar. Tapi baru setengah jalan terpaksa langkah Naruto harus terhenti karena di hadang oleh Rizevim Livan Lucifer yang memasang senyum kepadanya.

"Sebelum menjadi bagian Old Satan, ada syarat yang harus dipenuhi," Rizevim melangkah mendekati Naruto.

"Katakan? Aku paling tidak suka acara pentingku diganggu oleh apapun,"

Terkejut, Rizevim terkejut dalam batin mendengar ucapan Naruto. Bahkan banyak iblis yang terkejut mendengar ucapan Naruto, pasalnya ucapannya seperti tak takut dengan Rizevim yang nyatanya sebagai pimpinan Old Satan yang ditakuti oleh banyak iblis.

"Kau seperti belum tau siapa diriku ya?" Rizevim mempertahankan senyumannya, walau dalam hatinya sangkat terhina dan kesal karena ada yang berani dengannya.

"Ah, putra Lucifer. Rizevim Livan Lucifer pemimpin Old Satan. Jadi, syarat apa yang harus aku penuhi?" dengan santai Naruto membalas pertanyaan Rizevim.

Rizevim terdiam sebentar, cukup terkejut memang dirinya karena tak terduga orang yang di hadapannya mengenalinya. Tapi Rizevim tak ambil pusing soal itu semua.

*Prok! Prok! Prok!*

Rizevim bertepuk tangan yang mengisyaratkan sebuah kode tertentu. Dan benar, setelah Rizevim bertepuk tangan tiba-tiba Shalba dan Creuserey berdiri dari duduknya dan melangkah mendekati Rizevim.

"Jika kau bisa mengalahkan iblis muda pilihanku, maka kau pantas menjadi bagian Old Satan," kata Rizevin.

Naruto tak terkejut mendengar syarat yang diajukan oleh Rizevin. Nyatanya dirinya memang tau kenapa Rizevim mengajukan syarat itu. Hanya satu alasan, Old Satan membutuhkan pasukan iblis kuat untuk bisa mengalahkan New Satan.

Meliodas dan Ban yang ingin maju langsung terhenti langkahnya karena dicegah oleh Rizevim dengan lambaian tangannya. "Syarat ini untuk dirimu," Rizevim menunjuk Naruto. "Bukan untuk bawahanmu,"

Meliodas dan Ban pun menoleh ke arah Naruto, dan mendapatkan gelengan pelan dari Naruto membuat Meliodas dan Ban mundur kembali ke belakang Naruto.

"Bagaimana? Apa kau sanggup?" sambung Rizevim meminta kepastian Naruto. Hal itu membuat Shalba dan Creuserey cengengesan mengejek mengira bahwa Naruto tak berani.

Tapi nyatanya tidak, cengengesan Shalba dan Cueserey langsung terhenti karena Naruto menunjuk mereka berdua. "Kau bercanda ya? Aku harus melawan bocah-bocah ingusan itu?"

""Kau...""

Shalba dan Cueserey yang kesal karena ejekan Naruto ingin menerjangnya, tapi langsung dicegah oleh Rizevim dengan isyarat tangannya.

Hal itu membuat Naruto tersenyum dalam batinnya. Karena dari awal hal itu yang diinginkan Naruto. Permainan emosi, memancing emosi lawan. Dan Naruto cukup puas karena mereka terpancing ejekan sederhananya.

"Huh..." Naruto menghela nafas. "Baik. Aku menerimanya,"

Rizevim mengangguk pelan. Tiba-tiba seorang pria berambut putih berpakaian pelayan mendekat ke arah Rizevim. yaitu Lord Lucifuge, pelayan keluarga Lucifer.

"Arena telah disiapkan tuan," kata Lord Lucifuge sambil membungkuk hormat.

"Bagus, langsung pindahkan mereka,"

"Baik tuan,"

Setelah ucapan terakhir Lord Lucifuge itu, tiba-tiba tercipta lingkaran sihir teleport putih dimasing-masing di bawah diri Naruto, Shalba dan Creuserey.

Lingkaran sihir itu perlahan naik, menelan Naruto, Shalba dan Creuserey. Kemudia menghilang dan bersamaan dengan munculnya layar hologram di tengah ruangan tersebut yang menampilkan sebuah tanah lapang yang gersang dan luas, serta menampilkan Naruto, Shalba dan Creuserey yang muncul di tempat tersebut yang saling berhadapan 10 meter.

Rizevim langsung bersedekap dada, memandang layar Hologram tersebut. sedangkan Meliodas, Ban dan Growther langaung melangkah ke belakang Katerea di panggung Altar untuk bergabung dengan Merlin.

Dan pada akhirnya semua pasang mata tertuju pada layar Hologram untuk menyaksikan pertandingan calon suami Katerea melawan iblis muda pilihan Rizevin.

.

.

.

#Skip Arena

.

.

Di dalam arena, Naruto berdiri dengan memasang wajah bosan melihat dua iblis yang berada 10 meter di hadapannya.

"Jadi, kapan ini dimulai?" nada bosan Naruto pun keluar.

Sedangkan Creuserey dan Shalba hanya tersenyum. Tersenyum menghina kepada Naruto. "Untuk iblis rendahan sepertimu kuberi kesempatan untuk menyerang kami." kata Shalba dengan nada khas mengejek, lalu menoleh ke arah Creuserey di samping kanannya. "Kau setuju kan Creuserey?" sambungnya kepada Creuserey.

"Ya, karena aku yakin kau tak akan bisa mengalahkan kami hahaha..." timpal Creuserey dengan diakhiri tawa percaya dirinya.

Naruto tersenyum tipis mendengarnya. "Baiklah," tiba-tiba tatapan Naruto menjadi tajam menandakan dirinya mulai serius. "Akan kubuat kalian merangkak dan bersujud di hadapanku," ucapnya, bersamaan dengan munculnya aura hitam yang keluar perlahan dari punggung Naruto.

Kini, senyum mengejek Creuserey dan Shalba hilang dan diganti dengan pandangan terkejut saat melihat dua bayangan di belakang Naruto. Bukan Cuma Creuserey dan Shalba, iblis-iblis yang menyaksikannya dari layar hologram juga memasang tatapan terkejut, termasuk Rizevim dan Katerea.

Hingga dua bayangan di belakang Naruto membentuk sebuah bayangan monster mengerikan dengan dua pasang mata merah menyala, banyak iblis Old Satan yang mulai berkeringat dingin karena merasakan kekuatan kebencian dan kegelapan pekat yang tiba-tiba keluar dari Naruto.

Sedangkan untuk Meliodas dan kawan-kawannya nampaknya tak terkejut sama sekali. Pasalnya mereka pernah menyaksikan Naruto yang seperti itu saat melawan raja neraka terdalam, Ifrit dan naga Verdora di hutan berkabut. Meliodas dan kawan-kawan yakin, tak ada jalan lagi bagi Creuserey dan Shalba saat ini karena mereka akan Musnah.

Kembali ke dalam Arena, kini mata Naruto telah berubah merah nyalang menatap Creuserey dan Shalba yang berkeringat dingin. "Saa, kuberi kesempatan kalian untuk menyerah sebelum musnah di hadapanku," ucap Naruto dengan tersenyum, sebuah senyuman yang mengerikan bak psikopat siap mengeksekusi korbannya.

Tapi, rasa gengsi Creuserey dan Shalba mengalahkan rasa takutnya. Mereka berdua malah bersiap seperti siap untuk menyerang Naruto. Sehingga membuat Naruto tersenyum melihatnya.

"Baiklah," tiba-tiba kepalan tangan Naruto keluar pandar biru, kaki kirinya sedikit digeser ke belakang seperti siap untuk menerjang. Sontak membuat Creuserey dan Shalba semakin waspada melihat Naruto seperti itu.

*Sring!*

Creuserey dan Shalba hanya bisa melebarkan mata terkejut saat tiba-tiba Naruto muncul di belakang mereka dengan kepalan yang siap dilancarkan kepada mereka.

Dan...

.

.

.

*Boooooooom!*

.

.

.

End.

.

Oke. Untuk chapter ini ada beberapa female chara muncul sepintas, tapi tenang saja nanti ada scane untuk mereka kembali di arc lainnya.

.

Oke itu saja, see you next chapter...