STRONG FATHER
Disclaimer
Naruto : masashi kishimoto
Highschooldxd : ichie ishibumi
Dan karakter lain dari anime lain
Rate : M
Genre : family, humor, romance, fantasy
Pair :
Naruto U x Big Harem
(Great Red x Kholkikos x Katerea x Serafall x Grayfia x Arturia x Yasaka x Asuna x Mereoleona x Shirahoshi x Albedo x Freya x Hancock x Chisato x Remia x Robin) x (Kalawarner x Izanami x Gabriel x Hestia x Tiamat x -- )
(Menma x Raynare x Akeno) (Gray x Kuroka) (Minato x Koneko)
Warning : fic ini hasil pemikiran sendiri, banyak kesalahan, kata tidak baku, typo, gaje, alur berantakan.
"Hello" : orang bicara
"Hello" : orang membatin
"Hello" : monster bicara
"Hello" : monster membatin
.
Peringatan sebelum membaca, chapter ini mungkin banyak typo dan kata yang kurang dan kesalahan ketik karena saya terlalu malas untuk meneliti lagi.
.
Chapter 48
.
#Dimension Dragon
.
Duduk terdiam sambil memeluk kedua lututnya dan saling memunggungi, Great Red dan Kholkikos sudah tak bisa mengingat berapa lama mereka seperti itu.
Ruangan dalam Gua yang dulu pernah menjadi sarang diri mereka bertelur dan menetaskan anak mereka terlihat hancur, banyak retakkan-retakan di dinding Gua, walau begitu Gua itu tak bisa jebol maupun runtuh sedikit pun. Itu disebabkan oleh pertarungan mereka yang entah berapa kali hingga tak bisa terhitung jumlahnya, bahkan untuk keluar dengan sihir dimensi mereka saja tak bisa, hukuman dari Mate mereka benar Absolud. dan sekarang mereka sudah bosan dan memilih untuk duduk saling memunggungi.
"Nee Kholki, apa kau sudah merasa bosan," Great Red memulai bersuara, itu adalah ucapan pertama dirinya setelah berpuluh-puluh tahun saling berdiam diri memunggungi. Dan nampaknya orang yang menjadi lawan bicaranya tak merespons ucapan Great Red, Kholkikos hanya berdengus saja. "Jujur, aku sudah bosan dengan ini semua, aku ingin sekali melihat Naru-kun, aku ingin melihat anakku, aku ingin menjalani hidupku seperti waktu dulu lagi, aku merindukan mereka semua," ucap Great Red mencurahkan segala isi hatinya sambil menerawang langit-langit ruangan, di situ Great Red melihat bayangan mantan Mate-nya dan buah hatinya, Draig.
Kholkikos akhirnya merespons, dia mendongkrakkan kepalanya seperti Great Red, lalu berkata. "Ya, aku juga sangat merindukan mereka," ucapnya sambil terbayang sosok Mate-nya dan buah hatinya, Albion.
Great Red sedikit melirik ke belakang ke arah Kholkikos. "Nee, apa selamanya kita akan terus seperti ini? Mungkin Naru-kun membenci kita karena kita saling bermusuhan seperti ini," katanya.
"Hmm... entahlah, mungkin ucapanmu benar Red," balas Kholkikos.
Great Red tiba-tiba berganti posisi duduknya, dia sekarang duduk menghadap Kholkikos dan menatapnya. "Aku ingin semuanya kembali seperti semula, bagaimana jika kita berdamai mulai sekarang," ucap Great Red memberikan pendapatnya.
Hal itu membuat Kholkikos melirik ke belakang, Kholkikos ingin acuh, tapi saat melihat tatapan serius Great Red membuatnya menghela nafas dan berbalik badan menatap Great Red. Satu perasaan yang sama, Kholkikos sebenarnya juga merasa bosan dengan permusuhan dirinya dan Great Red selama ini.
"Um, mungkin ini jalan terbaiknya Red," balas Kholkikos menyetujui.
Kemudian mereka tersenyum tulus bersamaan, sebuah senyum tulus yang pertama kali mereka tunjukan setelah beratus-ratus tahun mereka saling bermusuhan. Perasaan batin mereka sama, mereka hanya ingin memulai lembaran kehidupan baru setelah ini, tanpa ada permusuhan kembali yang menyebabkan Mate mereka membencinya.
Di lain sisi, kanji-kanji permanen yang memenuhi dinding-dinding Gua bercahaya, dan lama-kelamaan menjadi menyilaukan mata, membuat Great Red dan Kholkikos bingung dengan situasi tiba-tiba itu dan langsung menutupi matanya dengan telapak tangannya karena tak kuat menerima silaunya cahaya tersebut.
Cukup lama cahaya itu menyala, hingga pada akhirnya cahaya itu meredup, Great Red dan Kholkikos berani membuka matanya dengan perlahan dan seketika pula mereka langsung melebarkan mata.
Di depan sana, pintu Gua yang tadinya tertutup permanen kini telah terbuka tanpa ada apa pun yang menutupinya. Mereka sangat senang melihatnya.
"Souka, jadi selama ini Naru-kun menginginkan kita berdamai," batin Great Red dan Kholkikos bersamaan sambil tersenyum.
Kemudian mereka saling menatap. Seolah mereka sudah tau arti tatapan mereka masing-masing, mereka mengangguk dan tersenyum. Kemudian mereka beranjak berdiri dan melangkah keluar Gua saling berdampingan.
"Haaaaah! Akhirnya bisa keluar! Aku merindukanmu Naru-kun! Draig! Albion!" teriak Great Red begitu semangat setelah mereka berada di luar Gua. Great Red kemudian menoleh ke arah Kholkikos. "Kau juga merindukan mereka kan, Kholki?"
"Ya, aku sangat merindukan mereka," balas singkat Kholkikos.
"Tunggu apa lagi? ayo kita temui mereka," ucap semangat Great Red bersamaan dengan dirinya menciptakan sebuah robekan dimensi di sampingnya.
"Tunggu, Red," ucap Kholkikos mencegah tindakan Great Red, sehingga membuat Great Red menoleh ke arah Kholkikos dan menatapnya dengan pertanyaan ' Kenapa?'
"Kita mungkin tak tau keberadaan Naru selama ini, mungkin sedikit mengenang masa lalu tidak buruk juga, walau aku tak tau rumah kita masih utuh atau tidak sekarang, setidaknya aku ingin mengenang masa indah dulu," ujar Kholkikos berpendapat.
"Aku pikir itu bagus juga," kata Great Red menyetujui pendapat Kholkikos, dan robekan dimensi ciptaannya dihilangkan seketika.
Kemudian mereka pun melangkah ke suatu tempat, di mana tempat itu adalah sejarah yang sangat berarti bagi mereka walau mereka sudah tak tau kondisi tempatnya seperti apa, mereka hanya menginginkan ke tempat itu untuk sekarang.
.
.
Setelah sampai di tempat yang mereka tuju, mereka sedikit bingung dan terkejut. Mereka tak menyangka bahwa tempat yang mereka sangka telah hancur kini rumah sederhana yang terbuat dari kayu dan penuh kenangan di depan mata mereka masih terlihat utuh seperti sedia kala.
Great Red dan Kholkikos ingin melihat lebih jauh lagi kondisi rumah tersebut, mereka akhirnya memasuki rumah tersebut. Lagi-lagi mereka harus dibuat terkejut karena keseluruhan kondisi rumah di dalam masih utuh seperti terakhir mereka keluar dari rumah tersebut.
Tapi yang pasti, mereka memiliki satu pemikiran saat ini. Indra penciuman Naga memang tajam, mereka mencium bau yang sangat familiar bagi mereka, itu bukan bau Mate mereka ataupun anak-anak mereka, melainkan bau orang lain dan mereka cukup tau siapa pemilik bau itu.
"Nee Kholki, apa kau sepemikiran denganku?" ucap Great Red sambil mengendus-endus aroma di dalam ruangan.
"Ya," balas singkat Kholkikos yang sama-sama sedang mengendus aroma dalam ruangan. Kemudian mereka saling tatap dan berucap bersama.
""Jika Ophis sering datang ke sini?""
*Krieeeeeeet!*
Tiba-tiba suara pintu terbuka terdengar di telinga Great Red dan Kholkikos, mereka langsung menoleh ke arah sumber suara.
Hingga tak butuh lama apa yang sedang di tunggu mereka muncul juga, dan tebakan mereka benar bahwa yang datang yaitu Ophis yang melayang-layang menuju ruangan tempat mereka berada. Di sisi Ophis, dia terkejut saat melihat Great Red dan Kholkikos berada di rumah itu, karena yang Ophis Tau mereka tersegel selamanya di dalam gua itu.
"Red! Kholki!" kejut Ophis.
Great Red dan Kholkikos langsung menatap Ophis penuh tanya. "Bisa kau jelaskan Ophis, kenapa seluruh rumah ini tercium baumu?" tanya Great Red.
"Huh..." Ophis seketika menghela nafas. "Seharusnya kalian berterima kasih kepadaku. kalau bukan karena aku, mungkin rumah ini sudah hancur dan busuk tanpa sisa lagi," jelas Ophis memberitau, Dan ucapan Ophis mampu ditangkap otak nalar Great Red dan Kholkikos, dengan kata lain Ophis yang selama ini merawat rumah mereka, itu yang ada di pikiran Great Red dan Kholkikos.
Kini Ophis balik menatap mereka penuh tanda tanya. "Lalu, kenapa kalian bisa berada disini? Bukannya kalian tersegel di Gua untuk selamanya?"
"Yah... bisa dikatakan kami sudah berdamai, dan itu mungkin keinginan Naru-kun selama ini," balas Kholkikos yang kemudian duduk di kursi yang tersedia diikuti Great Red. Ophis pun ikut duduk di kursi yang tersedia.
"Jadi, kau tau sekarang Naru-kun kami berada dimana Ophis?" Great Red langsung bertanya setelah Ophis duduk.
"Entahlah, aku tidak tau Naruto berada dimana setelah Great War dulu," balas Ophis berbohong, karena sebenarnya Ophis tau dimana Mate Great Red dan Kholkikos, karena dia selalu memperhatikan dari jauh Mate mereka setiap hari.
"Souka... jadi kau tidak tau dimana Naru-kun ya?" pasrah Great Red, sedangkan Kholkikos langsung menunduk sedih, dan nampaknya mereka percaya dengan ucapan Ophis.
"Tapi tenang saja, aku tau dimana anak-anak kalian," lanjut Ophis.
Dan mereka berdua langsung menatap kembali Ophis. "Dimana?" tanya mereka.
"Mereka tersegel menjadi Sacred Gear dan berada di dunia manusia," balas Ophis memberitau.
"Tolong antar kami ke sana Ophis," minta Great Red.
"Ya, tolong antarkan kami ke sana," timpal Kholkikos.
"Baiklah-baiklah, nanti akan kuantarkan kalian ke sana," balas Ophis tenang.
""Terima kasih Ophis,""
"Ya,"
Selanjutnya mereka hanya mengobrol santai, Ophis menceritakan perubahan seluruh alam semesta sesuai yang Great Red dan Kholkikos minta. Tapi ada sesuatu yang tak Ophis sadari, baju bagian perutnya sedikit terbuka dan memperlihatkan sebuah tanda Mate. Great Red dan Kholkikos tau itu adalah tanda Mate yang mirip dengan tanda Mate di perut mereka, tapi hal itu hanya disimpan dalam pikiran mereka karena mereka belum tau siapa Mate Ophis, tapi yang pasti mereka satu pemikiran jika Mate Ophis berkaitan dengan Mate mereka berdua.
.
.
.
.
#8 tahun kemudian
.
Sudah delapan tahun tak terasa setelah kabar kematian Lord Leviathan yang menurut Naruto itu konyol.
Banyak perubahan...
Dari kepemimpinan Pillar Leviatan. Menurut para bangsawan Old Satan, pewaris kepemimpinan Pillar akan diwariskan kepada anak laki-laki tertuanya. Akan tetapi Pillar Leviatan tak memiliki perwaris laki-laki, maka akan diwariskan kepada anak perempuan tertuanya, dan apabila anak perempuan tertuanya sudah menikah, maka sang suami dari pewaris dapat menggantikan posisi kepemimpinan. Dengan kata lain, Naruto sekarang menjadi pemimpin bangsawan Pillar Leviathan.
Dan kemudian bertambahnya anggota keluarga Leviathan. Adik Olive yang diberi nama Menma. Anak laki-laki yang sedikit pendiam, memiliki rambut coklat seperti ibunya dan mata biru seperti ayahnya yang lahir lima tahun yang lalu.
Lalu...
Hilangnya Ingvild karena suatu insiden. Dimana lima tahun sebelumnya Merlin mengajari sihir teleport kepada Ingvild. Merlin mengakui bahwa Ingvild cepat tanggap waktu itu, karena secara cepat Ingvild bisa memahami apa yang diajarkan oleh Merlin.
Tapi...
Saat Ingvild ingin mencoba sihir teleport untuk pertama kalinya, itu berhasil. Tapi sampai saat ini tak ada kabar dimana Ingvild berpindah. Sontak waktu itu membuat Naruto memarahi Merlin tanpa ampun seharian dan menyuruhnya untuk mencarinya, tapi sia-sia.
Merlin tak menemukan keberadaan Ingvild, dan Merlin beramsumsi bahwa Ingvild berteleport tanpa sengaja ke dimensi manusia, dan itu bisa diterima nalar pikir oleh Naruto. Tapi Naruto tetap marah kepada Merlin dan mendiamkannya selama satu bulan penuh. Hal itu membuat Merlin merasa bersalah dan meminta maaf kepada Naruto dengan sungguh-sungguh, dan akhirnya Naruto memaafkannya asal Merlin tak mengulangi kecerobohannya itu.
Dan Katerea, dia sangat-sangat berubah. Bukan di penampilan fisiknya, tetapi sifatnya yanvg menurut Naruto ada perubahannya.
Mentang-mentang memiliki suami yang pemaaf dan murah hati, lama-kelamaan membuat diri Katerea sekarang memiliki sifat membantah. Katerea dengan percaya diri sering membantah perintah Naruto, karena ia yakin bahwa Naruto akan memaafkannya bila tindakannya kelewat wajar.
Dan lagi...
Naruto mengetahui banyak fakta tentang cara kepemimpinan Rizevim. Naruto mengetahui segala rahasia-rahasia yang Rizevim tutupi dari bangsanya, yaitu sebuah penelitian yang gila menurutnya yang berada di bawah tanah Mansion Lucifer.
Waktu itu Naruto yang ikut dalam pertemuan antar ketua bansawan yang diselengarakan di Mansion Lucifer. Disaat itu pula Senjutsu Naruto merasakan suatu kegiatan aneh di bawah Mansion Lucifer.
Karena curiga, akhirnya Naruto memerintahkan Merlin setelah selesai pertemuannya untuk menyelidikinya secara diam-duam. Dan hasilnya mengejutkan bagi Naruto ataupun Merlin.
Penelitian itu adalah penelitian yang mengorbankan iblis-iblis tertentu yang dijadikan sebuah kelinci percobaan. Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Rizevim, lalu yang ikut serta adalah Shalba, Crueserey, Euclip, serta ketua-ketua bangsawa Old satan sebagian, seperti Lord Lucifuge, Lord Asmodeus dan Lord Beelzebub. Bahkan Mamako bael selaku istri Rizevim tak mengetahui apa kegiatan Rizevim sebenarnya.
Apa lagi, baru-baru ini Naruto mendengar fakta yang mengejutkan dari kegiatan penelitian gila Rizevim. Penelitian itu berencana ingin menjadikan Putri-putri dari bangsawan Old Satan dijadikan sebuah objek, dan itu sudah disetujui oleh ketua Bangsawan Old Satan. Katanya, putri-putri tersebut akan dijadikan opjek untuk melahirkan keturunan-keturunan kuat, dengan kata lain mereka akan menjadi budak sek banyak iblis untuk mengandung keturunan kuat.
Bedebah...
Naruto mendengarnya sangat murka, dan mulai saat itu Naruto akan mencoba berbagai hal untuk menggagalkan rencana itu bersama pasukannya. Apa lagi saat Naruto mendengar nama Menma akan dijadikan objek penelitiannya, itu benar-benar membuat Naruto ekstra waspada dan mulai berhati-hati terhadap Rizevim.
Semoga saja tidak akan terjadi hal buruk nantinya, itu harapan Naruto.
.
.
Dan kini, Naruto sedang duduk santai di tepian sebuah sungai. Ia tak sendirian, melainkan bersama Azazel.
Gubernur DaiTanshin yang sudah Naruto anggap teman sejak dua tahun lalu. Awal pertemuannya memang sedikit pertempuran, tapi Azazel mampu dikalahkan dengan sebuah buku ciptaan Jiraiya yang Naruto bawa berjudul Icha-Icha Paradise.
Bahkan sakin senangnya, Azazel terus membawa buku laknat itu kemanapun Azazel pergi. Dan kelakuan Azazel seperti itu mengingatkan Naruto pada teman bermasker bin mesum yang berada di Elemental Nation, siapa lagi kalau bukan Hatake Kakashi yang selalu membawa buku Icha-Icha Paradise kemana pun dia pergi.
Tiba-tiba Azazel mrnutup bukunya, kemudian ia menghela nafas. "Naruto," panggilnya kepada Naruto di sampingnya tanpa menoleh.
"Hm," Naruti hanya berdehem saja sebagai jawabannya, ia tak menoleh sedikitpun karena masih fokus dengan pancingannya.
"Apa kau percaya dengan perdamaian sejati akan terwujud," ucap Azazel sambil mendongkrakkan kepalanya, menerawang langit Underword yang berwarna ungu cerah itu.
"Huh..." tiba-tiba Naruto menghela nafas. "Entahlah, yang pasti jika kita semua bisa saling mengerti, maka perdamaian sejati akan terwujud," ujar Naruto dengan tenang, dan Azazel hanya mengangguk mengerti atas ucapan Naruto.
Tiba-tiba Azazel berdiri, lalu menepuk-nepuk celananya bagian pantatnya untuk membersihkan debu yang menempel di celananya. "Kurasa aku harus pergi sekarang," katanya berpamitan.
"Iya," singkat Naruto tanpa menoleh.
Azazel pun menciptakan lingkaran sihir teleportnya, tapi sebelum menghilang ia kembali menoleh ke arah Naruto.
"Mari kita wujudkan perdamaian, kawan,"
Bersamaan dengan ucapan terakhirnya, Azazel pun menghilang ditelan lingkaran sihir telepornya.
Sedangkan Naruto hanya tersenyum tipis ketika mendengar ucapan Azazel yang terakhir, kemudian Naruto menerawang langit.
.
"Semoga saja,"
.
.
#Skip Time
.
*Sring!*
Tiba-tiba Naruto muncul di ruang tengah Mansionnya, ia sudah merasa bosan setelah satu jam mancing sendirian di sungai yang dekat dengan wilayah Grigori, jadi ia memutuskan untuk pulang saja.
Yang pertama Naruto lihat di ruang tengah itu, tidak ada siapa-siapa. Akan tetapi pupil matanya melihat pucuk rambut warna coklat yang tertutup oleh senderan sofa.
Naruto hanya tersenyum melihatnya, ia sudah tau itu rambut siapa, Naruto sangat yakin jika itu rambut Menma, jadi ia memutuskan untuk menghampirinya dan ingin mengagetkan putranya itu dari belakang.
"Hey, anak Tou-san sedang apa?"
Menma langsung tersentak, sapaan ayahnya dari belakang membuatnya kaget. Sontak Menma menoleh ke belakang. "Ah Tou-Chan, ngagetin aja,"
Naruto hanya cengengesan saja, lalu Naruto duduk di sebelah Menma.
Dengan senangnya, Naruto mengacak-acak rambut Menma. "Hey, anak Tou-Chan kenapa? Kok murung gitu," ucapnya ketika tak biasanya Naruto melihat Menma yang murung, soalnya biasanya Menma akan selalu teriak-teriak senang apabila Naruto pulang dari luar Mansion, jadi Naruto heran saja melihatnya.
Menma hanya tersenyum. "Tidak apa-apa kok Tou-Chan," ucapnya untuk meyakinkan Ayahnya yang terlihat cemas kepadanya.
Akan tetapi, Naruto menaikan sebelah alisnya saat melihat bercak darah yang menempel di dahi Menma, walau warna darah itu sudah pudar tapi Naruto yakin jika itu bekas darah. Sontak Naruto menaikan poni Menma yang menutupi dahi Menma itu.
Naruto sedikit terkejut setelah poni Menma disibakkan, ternyata dahi Menma sedikit memar entah karena apa sehingga Naruto bertanya. "Ini kenapa Menma?"
Entah kenapa Menma malah gelagapan saat ditanya ayahnya seperti itu. "I-itu Tou-Chan, ta-di aku jatuh. Ya jatuh Tou-Chan, hehe," ucap Menma beralasan.
Naruto menyipitkan matanya, alasan yang Menma ucapkan terasa mencurigakan bagi Naruto. "Jangan bohong Menma, Tou-san tidak mengajarimu untuk berbohong, lebih baik kau katakan sebenarnya, luka ini karena apa?" tanya Naruto sedikit menekan sambil menunjuk luka pada dahi Menma.
Tapi Menma malah tersenyum kembali, tersenyum untuk menyakinkan ayahnya. "Aku hanya jatuh Tou-Chan, Jadi Tou-Chan tak perlu khawatir kepadaku, lagian ini juga sudah kuobati kok,"
Sekarang Naruto lebih memilih diam, ia tau bahwa Menma itu berbohong kepadanya, dan Naruto akan bertanya kepada Katerea nanti soal luka Menma itu.
"Lain kali kalau bermain itu hati-hati, Menma," ucap Naruto sambil menyendekan punggungnya pada senderan sofa setelah menghela nafas.
"Um," Menma mengangguk cepat.
Tiba-tiba datang seorang Maid dengan secangkir minuman. "Ini Naruto-sama, minumannya," ucap Maid tersebut sambil menaruh secangkir kopi hangat di hadapan Naruto.
"Ah terima kasih," balas Naruto. "Oh ya bibi, Katerea-Chan ada di rumah tidak?" Naruto bertanya kepada maid tersebut yang hendak melangkah ke belakang.
Seketika langkah Maid tersebut terhenti. "Nyonya tadi keluar bersama Olive-sama," kata Maid tersebut.
"Kemana?" Naruto kembali bertanya.
"Saya kurang tau Naruto-sama," balas Maid tersebut.
"Huh..." Naruto menghela nafas. "Baiklah, kau boleh pergi sekarang,"
Maid itu pun mengangguk, lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan yang Naruto dan Menma tempati sekarang. Dan kini hanya Naruto dan Menma di ruangan itu yang pada akhirnya obrolan canda ria antara anak dan ayah menghiasi ruangan tersebut.
#Skip Time
Waktu sudah menunjukan waktu petang, entah kenapa sekarang Naruto sedang bersedekap dada di depan pintu masuk Mansion. Hal itu membuat pelayan penjaga pintu merasa gerogi saat di dampingi oleh Naruto.
Ternyata Naruto kini sedang memasang wajah kesal karena Katerea dan Olive belum pulang, ia sedang menunggu kepulangan mereka. Dengan jari yang selalu digerakkan seakan sedang menghitung entah apa, yang pasti itu untuk menghilangkan kebosanan dirinya yang kesal menunggu istri dan anaknya.
"Na Naruto-sama, bi-biarkan saya yang menjaga pintunya," ujar penjaga itu dengan grogi mulai bersuara karena merasakan suasana yang kurang enak di sekitarnya.
"Sudahlah paman, aku ingin disini sebentar lagi," balas Naruto, dan penjaga itu sekarang memilih diam saja.
*Sring!*
Tiba-tiba dari depan Naruto berdiri muncul sebuah lingkaran sihir teleport, dan Naruto tau siapa pemilik lingkaran sihir teleport tersebut, siapa lagi kalau bukan orang yang sekarang sedang ditunggu oleh Naruto.
Hingga lingkaran sihir teleport itu menghilang menampakkan Katerea dan Olive, nampak jelas sekarang, Katerea melebarkan mata ketika melihat Naruto yang bersedekap dada menatap tajam dirinya.
"Na-Naru," gagap Katerea, ia sedikit merasa merinding ketika ditatap oleh Naruto seperti itu. Tatapan Naruto sekarang bukan seperti tatapan yang lalu saat dirinya pernah pulang telat, saat ini tatapan Naruto jauh menusuk menurut Katerea.
"Dari mana saja kalian?" nada dingin nan datar akhirnya keluar dari mulut Naruto membuat Katerea gelagapan.
"A-aku, a-aku..."
"Kau tau ini jam berapa?" Naruto menyela ucapan Katerea yang terbata-bata, membuat Katerea semakin gelagapan.
"Huh..." Naruto menghela nafas sambil memijit kepalanya yang tak pusing karena Katerea tak menjawab pertanyaannya, kemudian Naruto menatap Olive di samping Katerea. "Olive, kau masuk sekarang,"
"Ha-haik," Olive menjawab takut-takut, sungguh bagi Olive baru pertama kali melihat ayahnya menatap tajam seperti itu, maka Olive lebih memilih mematuhi perintah ayahnya dan masuk ke rumah sambil menunduk karena takut dengan wajah ayahnya sekarang.
Lalu Naruto kembali menatap Katerea. "Mau sampai kapan kau berdiri disitu?" ucap Naruto, tapi malah membuat Katerea terdiam. "CEPAT MASUK!" dan akhirnya dengan emosi Naruto membentak Katerea.
"Ha-haik," Katerea pun masuk dengan kepala menunduk, lalu disusul Naruto di belakangnya.
Sedangkan penjaga pintu yang tadi disitu, dia merinding sangat ngeri melihat tuannya membentak nyonyanya. Sungguh, bagi penjaga itu juga baru pertama kali melihat tuannya sangat marah.
Singkat waktu, sekarang Naruto sedang duduk di ruang tengah sambil menatap tajam Katerea yang duduk menunduk di hadapannya.
"Kau dari mana saja?" Naruto bertanya, sedangkan Katerea malah terdiam, ia tak sanggup untuk menatap Naruto. "Lebih baik kau katakan dengan jujur, kau habis dari mana?" sekali lagi Naruto bertanya.
"A-aku habis menghadiri undangan penting Lucifer-sama," ucap Katerea terbata-bata, dan dirinya masih tetap menunduk.
*Brak!*
Meja digebrak dengan keras oleh Naruto, membuat Katerea kaget setengah mati.
"Kau lebih memilih menghadiri undangan itu dari pada mengurusi anakmu sendiri! Lihat Menma sekarang, dia terluka dan kau kemana saja ha!" amarah Naruto akhirnya keluar, ia sangat marah terhadap Katerea yang lebih mementingkan acaranya kentimbang kondisi anaknya sendiri, Naruto benar-benar marah karena hal itu.
"Na-Naru, a-aku bisa jelaskan," ucap Katerea takut-takut.
"Jelaskan apa?!"
"Me-Menma itu se-sekarang sedang dilatih kekuatan oleh Lucifer-sama. Bukannya itu bagus, jarang-jarang Lucifer-sama mau melatih kekuatan kepada Iblis muda. Dan anak kita beruntung karena Lucifer-sama mau melatih langsung anak kita," Jelas Katerea menjelaskan dengan takut-takut menatap Naruto.
Raut wajah Naruto kini berubah menjadi datar dan sangat marah setelah mendengar penjelasan Katerea. Naruto sangat tak suka, karena nyatanya dari awal Naruto memang sudah bermusuhan dengan Rizevim. Apalagi saat Naruto telah mengetahui fakta bahwa nama Menma telah disebutkan oleh Rizevin untuk dijadikan kelinci percobaannya, dan mulai saat itu juga kebencian Naruto terhadap Rizevim semakin bertambah.
*Plak!*
Tamparan keras mendarat tepat di pipi Katerea, dan pelakunya adalah Naruto yang kini menatap tajam Katerea.
"Siapa yang menyuruhmu membiarkan Menma dilatih oleh Rizevim?" dengan nada dingin dan datar Naruto bertanya.
Katerea malah terdiam, ia sangat terkejut dan tak menyangka jika suaminya berani menamparnya, itu baru pertama kali dialami oleh Katerea.
Sedangkan para pelayan, Maid dan Sayaka sendiri yang melihat Naruto memarahi Katerea dari kejauhan juga terdiam, mereka tak menyangka bahwa sosok Naruto yang biasa ramah dan sayang keluarga, sekarang dengan entengnya mengangkat tangannya dan menampar istrinya.
Bagi Sayaka, ia cukup kasihan terhadap kakaknya yang sekarang diperlakukan oleh Naruto, tapi apa boleh buat, itu bukan urusannya.
Sayaka telah sadar, mungkin bukam Cuma Sayaka yang sadar, melainkan teman-temannya seperti Arizona dan Nevada juga telah sadar bahwa sifat egois sangat merugikan diri sendiri. Sebab, beberapa tahun yang lalu Sayaka, Arizona, Nevada serta beberapa iblis-iblis perempuan seumuran Sayaka pernah dengan cerobohnya mengklaim bahwa mereka kuat dari segalanya dan mengambil misi berbahaya dari Rizevim untuk menginvansi wilayah yang dikuasai oleh DaiTanshin di Underword, yang pada akhirnya mereka kalah dan hampir dijadikan budak Sex oleh pasukan yang mereka lawan. Untung saja Naruto datang tepat waktu dan Naruto telah berteman dengan Azazel, sehingga Sayaka dan teman-temannya dibebaskan, setelah itu Naruto menceramahi mereka semua dengan Ceramah no Jutsu tentang baiknya berdamai dan ruginya sifat egois. Dan mereka semua memahaminya, walau nyatanya Bagi Naruto sendiri waktu itu hanya menghargai kalau Sayaka adalah adik iparnya.
Dan Sayaka sekarang lebih memilih diam, ia berdiri di balik pintu ruangan sebelah tempat Naruto memarahi Katerea. Sayaka yakin, bahwa Naruto memarahi kakaknya pasti ada kebaikannya juga.
Kembali ke ruangan dimana Naruto memarahi Katerea. Tiba-tiba Katerea menatap Naruto tak percaya sambil memegangi pipinya bekas tamparan Naruto. "Kau menamparku Naru?"
"Ya, aku menamparmu," Naruto menunjuk Katerea. "Itu kewajibanku untuk bertindak keras apabila istrinya sering berbuat salah. Dan kau sering berbuat salah dan selalu bertindak tanpa seizinku," ucap Naruto memberitau dengan nada datar dan dingin karena Naruto sangat marah terhadap istrinya itu.
"Aku juga seorang perempuan Naru, aku juga ingin bertindak sesukaku tanpa seizinmu, apa itu salah?!" kata Katerea, kini nada yang diucapkannya sedikit keras karena tak mau kalah dengan pendapat suaminya.
"Tetap salah! Kau seorang istri dan wajib hukummu untuk meminta izin segala tindakanmu kepadaku!" bentak Naruto, selarang emosinya sudah berada di ujung tanduk karena sekarang istrinya mulai berani menentangnya.
*Srek!*
Tiba-tiba Katerea berdiri dari duduknya. "Kau jahat Naru." Ucapnya sambil berlari ke kamar dan ditemani dengan sedikit linangan air mata yang keluar dari mata Katerea.
*Brak!*
Dan Katerea langsung membanting pintu kamarnya, dan kini di ruangan itu hanya Naruto saja yang terus memasang wajah datar karena emosinya belum mereda. Bahkan Maid yang ingin mengantarkan minuman kopi untuk tuannya itu tak berani untuk melangkah lebih jauh dari pintu dapur, pasalnya Maid itu merinding ngeri melihat wajah marah tuannya saat ini.
"Huh..." tiba-tiba Naruto menghela nafas, kemudian memijit pelipisnya karena merasa pusing. Setelah itu pandangan Naruto menerawang langit ruangan sambil berpikir entah apa.
.
"Menma harus dalam pengawasan mulai sekarang, lebih baik aku perintahkan Merlin untuk mengawasi Menma agar apabila nanti Rizevim sialan mendekati Menma, aku bisa tau,"
.
.
#Skip 1 Minggu kemudian
.
Satu kata untuk bisa mendeskripsikan tempat dimana Naruto berada saat ini, Berantakan. Yap, sekarang Naruto berada di perpustakaan pribadi di bawah tanah buatannya, ia sedang berkutat dengan banyak kertas dan gulungan yang dari tadi ia coret-coret tak jelas lalu dibuang sembarang sehingga kertas-kertas itu memenuhi ruangan tempat Naruto berada.
*Sring!*
Tiba-tiba muncul Merlin di dekat Naruto. "Shisho-kun, ini gawat." Dengan panik entah karena apa Merlin mendekati Naruto.
"Apanya yang gawat?" Naruto langsung menoleh ke arah Merlin.
Merlin langsung menunjukkan bola kristalnya di hadapan Naruto, lalu kristalnya itu menyala. "Menma-kun dibawa oleh Rizevim," ucap Merlin memberitau, bersamaan dengan bola kristalnya yang menampilkan sosok Menma yang sedang dituntun oleh Rizevim.
"Apa!" Naruto langsung melebarkan mata terkejut saat melihat tampilan bola kristal milik Merlin. Tapi keterkejutan itu langsung berubah menjadi amarah saat melihat tampilan bola kristal Merlin yang menampilkan Menma yang sedang didorong masuk Mansion Lucifer dengan kasar oleh Rizevim.
Seketika wajah datar Naruto langsung menatap Merlin. "Merlin, suruh yang lain untuk bersiap," ucap Naruto memerintah.
"Siap Shisho-kun." angguk Merlin mengerti.
*Sring!*
Seketika Naruto langsung menghilang dalam sekejap meninggalkan Merlin dan tumpukan-tumpukan kertas yang masih berserakan.
*Sring!*
Merlin juga menghilang dalam sekejap mata seperti Naruto, dan entah ke mana tujuannya.
.
.
.
.
*Wush! Tap! Wush! Tap! Wush!*
.
Terus melompat di atas bangunan-bangunan secepat mungkin Naruto usahakan, tujuannya adalah bangunan paling megah di kota tersebut, yaitu Mansion Lucifer.
Raut wajah Naruto terlihat sedang marah yang meluap-luap, terlihat mengerikan. Dan tatapannya sangat tajam seperti tak akan takut dengan siapa pun nantinya.
Tangan kanan Naruto mengepal sangat erat, dan dengan perlahan Chakra biru menyelimuti kepalan tangannya, teknik Oukashou yang diajarkan Tsunade Senju siap menghancurkan apa saja di depannya.
*DUAAAAAR!*
Gerbang masuk Mansion Lucifer hancur berantakan setelah di hantam oleh Naruto, dua penjaga gerbang Lucifer tewas seketika karena tak mampu menahan gelombang tekanan dari hantaman Naruto.
Kegaduhan pun terjadi, para bawahan Lucifer yang mendengar ledakan langsung melesat ke sumber suara. Kini di gerbang masuk Mansion Lucifer dihiasi debu tebal beterbangan yang membutakan jarak pandang para bawahan Lucifer yang mengepung asap debu tersebut.
*Tap! Tap! Tap! Tap!*
Para bawahan Lucifer seketika langsung mengacungkan senjata mereka ke arah asap debu ketika mendengar langkah kaki dan ditambah tampilan sepasang mata merah predator yang bersinar nyalang dari balik debu tebal tersebut.
Hingga tak berselang lama debu itu mulai menipis, para bawahan Lucifer semakin waspada dan bersiaga saat melihat Naruto berjalan santai menghiraukan banyak senjata yang mengacung ke arahnya.
*Tap!*
Langkah Naruto terhenti. "Katakan padaku, dimana Rizevim bangsat berada?" ucap dingin Naruto.
"Lucifer-sama tidak bisa digangg--"
*Jlasss!*
"Kesalahanmu karena tak memberitauku dimana Rizevim," ucap Naruto datar setelah memenggal kepala bawahan Lucifer yang sempat menjawab pertanyaannya dengan Katana berkarat yang tiba-tiba berada di genggaman Naruto.
Para bawahan Lucifer tak ada yang berani bersuara lagi, kaki mereka bergetar saat melihat kesadisan Naruto membunuh tanpa beban di hadapan mereka. Walau takut, mereka masih kukuh untuk menghadang Naruto agar tak masuk ke dalam Mansion Lucifer.
"Baiklah jika kalian tak ingin membiarkan aku masuk,"
*Deg!*
Para bawahan Lucifer tersentak kaget mendengar ucapan Naruto yang terdengar menjanjikan sebuah kematian langsung bagi mereka, mereka semua berkeringat dingin mendengarnya.
*SRING!*
*Jlas! Jlas! Jlas! Jlas! Jlas! Jlas! 17X*
Seperkian detik seluruh kepala bawahan Lucifer telah terlepas dari tubuhnya dan jatuh ke permukaan.
*SRING!*
Dan tiba-tiba Naruto langsung muncul tepat di depan pintu masuk Mansion Lucifer dengan wajah datar dan Katana yang telah berlumuran dengan darah.
*BRAK!*
Naruto langsung menendang pintu dengan kasar hingga hancur berantakan.
"KYAAAAAAAAAAAAAAA!"
Para Maid Lucifer di ruangan itu seketika langsung menjerit histeris, mereka ketakutan saat melihat tampang mengerikan Naruto saat ini, dan Naruto tak memperdulikan itu semua, karena Naruto sedang mencari sebuah jam ding dong hias model klasik besar saat ini. Naruto tau, di balik jam itu adalah jalan menuju ruang bawah tanah.
Hingga apa yang Naruto cari akhirnya ketemu, di sudut kiri pojokkan ruangan. Naruto langsung melangkah ke sana.
*Sring!*
Naruto yang ingin menghancurkan jam tersebut, tiba-tiba saja jam itu membeku dan Naruto langsung melirik ke belakang menatap tajam Lord Lucifuge yang berada 10 meter di belakangnya.
"Tak akan kubiarkan kau memasuki ruangan itu," ucap Lord Lucifuge.
"Cih," Naruto hanya bisa mendesis kesal. "Jangan menghalangi jalanku jika tak ingin menanggung resikonya," ucapnya sambil berbalik badan dan langsung menatap tajam Lord Lucifuge.
Lord Lucifuge hanya bisa terdiam, ancaman Naruto sepertinya tak berefek pada Lord Lucifuge. Tiba-tiba tangan Lord Lucifuge mengeluarkan asap tipis, tanda dirinya sudah mengaktifkan sihir esnya dan siap untuk melawan Naruto.
*SRING!*
Lord Lucifuge dengan sigap langsung menciptakan tameng es karena sempat merasakan bahaya dari sampingnya
*TRING!*
Serangan dari sosok berarmor merah yaitu Ban yang tiba-tiba muncul berhasil ditahan oleh tameng es Lord Lucifuge, lalu disusul dua sosok berarmor di dekat Naruto yaitu Meliodas dan Growther.
"Naruto-sama, biar ini menjadi urusanku," kata Ban sambil mengangkat tangan kanannya yang mengepal ke belakang.
*DUAAAAAARRRR!*
Pukulan keras Ban berhasil menghancurkan tameng es Lord Lucifuge sehingga membuat Lord Lucifuge terseret ke belakang karena terkena pukulan Ban juga.
Naruto hanya mengangguk membalas ucapan Ban tadi, kemudian dia berbalik badan menghadap jam ding dong yang membeku, lalu kaki kanan Naruto terangkat dengan lutut tertekuk sejajar dengan perutnya, serta tiba-tiba Chakra menyelimuti telapak kaki kanannya.
*DUAAARRRR!*
Jam ding dong beku itu hancur berkeping-keping setelah di tendang oleh Naruto. Kini di hadapan Naruto, Meliodas dan Growther terlihat sebuah lorong yang gelap menuju ke bawah, mereka sangat tau itu, itu adalah jalan menuju ke Laboratorium Rizevim.
*SRING!*
Naruto, Meliodas dan Growther seketika menghilang dalam sekejap mata. Kini di ruangan itu hanya ada Ban yang berhadapan 15 meter dengan Lord Lucifuge.
Ban menyerigai di balik armor wajahnya, menatap Lord Lucifuge.
"Jadi, ayo kita mulai permainannya,"
Ucapnya sambil bersiap untuk bertarung, begitu juga Lord Lucifuge yang juga bersiap untuk bertarung dengan menyelimuti tubuhnya dengan sihir es sehingga terlihat seperti memakai armor yang berwarna putih karena itu adalah Armor esnya.
.
.
.
#Dengan Naruto
.
Naruto, Meliodas dan Growther sekarang sedang menghadap sebuah pintu besi yang berdiri kokoh di hadapannya. Karena Naruto sudah tak sabar ingin segera masuk untuk cepat bisa menyelamatkan putranya, Chakranya dipadatkan di kepalan tangannya.
*Duarrrr!*
Pintu berlapis sihir pertahanan seketika hancur berantakan karena pukulan Naruto yang sedang emosi.
Akan tetapi, saat mereka hendak ingin segera masuk, mereka terpaksa menghentikan langkahnya karena merasakan Aura yang begitu kuat dari depan sedang mendekat begitu cepat ke arah mereka.
*TRING!*
Meliodas dan Growther masing-masing dengan sigap menahan sebuah kapak besar dari dua Monster bertubuh banteng yang tiba-tiba menyerang mereka, dan itulah sumber Aura kuat yang dirasa oleh mereka bertiga.
"Naruto-san, serahkan ini pada kami," kata Meliodas sambil menahan kapak besar tersebut.
Naruto hanya mengangguk, kemudian tanpa pikir panjang lagi, Naruto langsung melesat melewati dua monster tersebut dan menyerahkan monster tersebut ditangani oleh Meliodas dan Growther.
.
.
Terus berlari dengan cepat di lorong-lorong gua itu, dan banyak pintu-pintu yang Naruto lewati dan Naruto telah membuka 12 pintu yang dia lewati, sekarang dia berlari menuju pintu ke-13 yang berada di ujung lorong.
*Brak!*
Naruto langsung membukanya dengan kasar, dia langsung terkejut dan marah saat mengetahui apa yang ada di dalam ruangan tersebut.
Di ruangan itu terdapat beberapa iblis tawanan, bahkan ada beberapa malaikat jatuh yang ditawan di situ dengan diborgol rantai kedua tangan dan kaki mereka, bahkan leher juga ter borgol rantai, sangat ironi sekali.
Tapi bukan itu yang membuat Naruto marah dan murka, melainkan apa yang Naruto lihat bukanlah pemandangan yang patut untuk dilihat. Di situ beberapa tawanan yang berjenis kelamin wanita sedang diperkosa oleh bawahan Rizevim dan tawanan pria sedang disiksa tanpa ampun oleh mereka. Sangat-sangat mengenaskan, Naruto sangat murka melihat itu semua.
*Pofh! Pofh!*
Dua Bunshin Naruto tiba- tiba muncul. "Bebaskan mereka, musnahkan semua bawahan Rizevim tanpa sisa," perintah Naruto tegas.
"Siap!" jawab kedua Bunshin Naruto.
Lalu Naruto beranjak pergi dari ambang pintu ruangan itu, dan kedua Bunshin Naruto langsung melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh Naruto yang asli untuk membinasakan seluruh bawahan Rizevim dan membebaskan semua tawanan.
.
.
Naruto kembali berlari dengan cepat di lorong-lorong gua itu, tujuannya sekarang adalah pintu yang berada di ujung lorong yang berbeda dengan pintu-pintu lainnya. Pintu itu berwarna merah dan di tengahnya terdapat lambang Lucifer.
*Duarrrrr!*
Pintu itu hancur setelah ditinju oleh Naruto, sontak membuat orang-orang yang ada di dalam ruangan menoleh ke arah pintu, dan Naruto langsung menggeratkan gigi-giginya dan kepala tangannya, menatap murka orang-orang di dalam ruangan.
Ada Rizevim, Lord Beelzebub, Lord Asmodeus, Shalba dan Creuserey serta Menma yang sedang tergeletak di ranjang kecil dengan beberapa jarum suntik yang menancap di tubuhnya, sebab kemurkaan Naruto saat ini.
"KEMBALIKAN ANAKKU! RIZEVIM!"
*Sring!*
Naruto menghilang, melesat ke arah orang-orang yang ada di dalam setelah berteriak marah.
*Tring!*
Ayunan Katana yang di arahkan ke Rizevim di tahan oleh Lord Beelzebub dan Lord Asmodeus dengan pedang mereka.
Shalba dan Creuserey langsung melompat untuk menerjang Naruto dengan memanfaatkan kesempatan disaat Naruto sedang menahan pedang ayah mereka.
Lingkaran sihir tercipta di hadapan Shalba dan Creuserey di atas udara dan di arahkan kepada Naruto.
"Saatnya pembalasan," ucap Shalba dan Creuserey bersamaan ketika lingkaran sihir ciptaan mereka bercahaya.
*Shooooot!*
*Duaaaaaar!*
Dua tembakan laser dari lingkaran sihir milik Shalba dan Creuserey melesat dengan cepat ke arah Naruto, dan disaat detik terakhir laser mengenai Naruto, Lord Beelzebub dan Lord Asmodeus menghindar sehingga laser itu mengenai Naruto dan akhirnya suara ledakkan terdengar memenuhi ruangan itu serta debu tebal tercipta di area Naruto kena tembakan laser.
Rizevim, Lord Beelzebub, Lord Asmodeus, Shalba dan Creuserey langsung menyerigai menatap kepulan debu, tapi serigai mereka tak lama ketika debu itu sudah menghilang kini menampilkan sosok Naruto dengan penampilan baru yang di selimuti oleh jubah Oren, yaitu Mode Kurama yang sedang menatap tajam Rizevim dan antek-anteknya.
Lord Beelzebub dan Lord Asmodeus kembali mengaktifkan sihirnya di telapak tangannya karena merasakan kekuatan Naruto meningkat, begitu pula Shalba dan Creuserey yang sama-sama seperti ayahnya.
"Aku benar-benar ingin membunuh kalian," ucap Naruto datar.
*Sring!*
Seketika Naruto menghilang membuat yang lainnya waspada.
*Sring!*
Dan Naruto kembali muncul di samping Lord Beelzebub yang terkejut karena tak menyangka jika Naruto akan muncul di sampingnya.
*Bugh!*
*Duarrrrr!*
Lord Beelzebub yang terkejut tak sempat menghindar, dia terpental setelah ditendang dengan keras oleh Naruto. Dan hasilnya beberapa alat-alat Laboratorium Rizevim hancur karena benturan Lord Beelzebub.
*Wush!*
"Sialan!"
Shalba yang marah karena ayahnya kena serangan oleh Naruto pun menerjang, dia melompat dan sihirnya dia padatkan di tangannya kemudian di arahkan ke arah Naruto.
Tak ada niatan bagi Naruto untuk menghindar, dia berdiri tegak dan menatapnya cukup siap untuk menerima serangan sihir dari Shalba.
*Shooooot!*
Sihir yang penuh mana dari Shalba akhirnya ditembakkan ke arah Naruto.
[Yami Maho! : Kuromayu!]
*Duarrrrrrr!*
Ledakan besar pun terdengar mengisi ruangan itu saat tembakan sihir Shalba mengenai Naruto dan menghasilkan kepulan asap yang tebal di area Naruto berada. Tapi, mereka belum senang melihat itu karena mereka yakini jika Naruto tak semudah bisa dikalahkan secara kebetulan, mereka menatap waspada kembali kepulan asap tersebut.
*Shot!*
Sebuah kunai cabang tiga tiba-tiba melesat dari kepulan asap mengarah ke arah Rizevim yang dari tadi diam berdiri menyaksikan pertarungan.
*Tring!*
Dengan sigap Lord Asmodeus menangkis kunai tersebut dengan pedangnya untuk melindungi Rizevim, tapi itu adalah akhir riwayat Lord Asmodeus karena menangkis kunai tersebut, karena tiba-tiba.
*Sring!*
Naruto sudah berada di depan Lord Asmodeus menggantikan kunai cabang tiga yang tadi di tangkis dengan Katana yang siap di ayunkan.
Bagi Lord Asmodeus, dia terkejut. Dia membutuhkan jeda waktu 0,3 detik untuk membalikkan arah ayunan pedangnya untuk menangkis serangan Naruto yang berikutnya. tapi itu percuma, karena.
*Slas!*
0,1 detik kepala Lord Asmodeus sudah terpisah dari badannya karena dengan cepat Naruto sudah menebas lehernya, dan kemudian Lord Asmodeus melebur menjadi debu.
Kini Naruto berdiri berhadapan langsung dengan Rizevim yang terlihat santai 5 meter di depannya. Rizevim hanya menyerigai karena melihat Creuserey siap menembakkan sihir terkuatnya dari belakang Naruto.
*DUARRRRR!*
Belum sempat Creuserey menembakkan sihir terkuatnya kepada Naruto. Tembok di belakang Creuserey jebol akibat benturan sesuatu yang keras dan mengakibatkan Creuserey terpental ke arah Shalba.
"Ahhhh! Akhirnya monster ini mati juga,"
Ucap seseorang dari luar tembok yang jebol, Naruto cukup tau suara siapa itu, itu adalah suara milik Meliodas. Sedangkan yang lainnya langsung menoleh ke arah tembok jebol tersebut kecuali Naruto yang terus menatap tajam Rizevim dan Rizevim yang hanya meliriknya saja.
Hingga tak lama kemudian akhirnya terlihat Meliodas yang sedang berdiri di atas dua tubuh Monster banteng yang tergeletak tak bernyawa.
Terkejut? Rizevim, Lord Beelzebub, Shalba dan Creuserey terlihat terkejut saat melihat monster banteng itu mati tak berdaya, pasalnya itu adalah makhluk uji coba mereka yang terkuat.
Meliodas yang tau situasi saat ini, dia melirik ke arah Shalba dan Creuserey kemudian melangkah mendekatinya.
"Urusan kalian denganku,"
Ucap Meliodas setelah berhadapan 5 meter dengan Shalba dan Creuserey. Sontak membuat Shalba dan Creuserey murka dan langsung menerjang Meliodas.
Pertarungan pun tak bisa dihindari antara Meliodas melawan Shalba dan Creuserey yang di bantu oleh Lord Beelzebub, Meliodas yang mengerti apa yang harus dilakukan, dia memancing mereka keluar ruangan itu dan berhasil.
Kini di ruangan itu hanya tersisa Naruto dan Rizevim yang belum mengalihkan tatapan mereka, dan di samping Rizevim ada Menma yang terbaring.
Naruto tak terlalu bodoh untuk langsung menyerang Rizevim walau sudah sangat dekat, dia sadar bahwa ada pisau di tangan Rizevim yang siap untuk ditusukkan di dada Menma apabila Naruto bergerak sedikit saja. Jadi Naruto lebih memilih terdiam dan menunggu kesempatan untuk menyerang Rizevim. Sedangkan Rizevim sendiri memang niat mengulur waktu untuk proses pengambilan darah milik Menma,
"Menyingkir dari anakku, Rizevim!" Naruto mulai tak sabar untuk menerjang Rizevim
"Kheh," Rizevim malah tersenyum menyerigai, ancaman Naruto seperti tak berpengaruh padanya. "Kau mendekat, anakmu mati,"
Naruto mengeratkan gigi-giginya dan kepalan tangannya, dia sangat murka dalam batinnya saat mendengar ancaman balik Rizevim.
*Ting!*
*Sring!*
*Duagh!*
*Duarrrrr!*
Peluang pun akhirnya datang, saat bohlam lampu menyala hijau di samping Rizevim menyala dan Rizevim menolehnya. Seperkian detik pula Naruto langsung menerjang Rizevim, memukulnya dengan keras sampai Rizevim terpental karena itu adalah kesempatannya dan Naruto memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.
Naruto dengan cepat langsung bergerak mencabut jarum-jarum suntik yang menancap di tubuh Menma, dan langsung memeluknya dengan erat. Kemudian Naruto mengacungkan Katananya ke arah kepulan asap tempat Rizevim berada, dan memperhatikannya penuh waspada sambil sedikit demi sedikit mundur ke belakang.
"HAHAHAHAHAHAHA...ini luar biasa,"
Naruto langsung menatap tajam kepulan asap itu ketika mendengar suara tawa senang Rizevim, hingga asap itu menghilang, kini menampilkan Rizevim yang berdiri tegak dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.
*Tring!*
Naruto dengan sigap menahan pedang hitam Rizevim yang tiba-tiba melesat menerjangnya.
*Tring!*
Dan Lagi, Naruto dengan sigap memindahkan posisi Katananya ke samping kiri untuk menangkis pedang Rizevim.
"Hibur aku The Sun, aku baru memulainya lo," kata Rizevim tersenyum mengejek setelah melompat mundur beberapa meter untuk mengambil ancang-ancang melakukan serangan berikutnya.
"Cih," Naruto mendesis, dia sadar bahwa dirinya tidak bisa bergerak dengan bebas karena ada nyawa yang benar-benar harus dia lindungi, yaitu Menma yang lemas di pelukannya. "Tidak ada cara lain,"
*Sring!*
*WUSSSSSSSSSS!*
Rizevim kembali menerjang Naruto, tapi dia harus rela terpental kembali karena tiba-tiba Naruto di selimuti oleh Aura oren yang lama-kelamaan membesar.
*GRRRRRRRRRT!*
Aura oren itu terus membesar membentuk sebuah wujud, dan ruang bawah tanah itu tak cukup besar memuat ukuran bentuk Aura Oren yang dikeluarkan oleh Naruto sehingga ruangan itu runtuh, bahkan sampai meruntuhkan Mansion Lucifer.
"Yo-yokai!"
Kejut salah satu warga sipil saat mengetahui wujud makhluk yang meruntuhkan bangunan Lucifer, sontak membuat para warga menoleh ke arah bangunan dan langsung terkejut.
"A-apa yang terjadi di Mansionku!"
Mamako Bael yang hendak pulang langsung terkejut melihat Mansionnya terdapat makhluk seperti rubah berekor-9.
Sedangkan untuk Naruto yang ternyata berubah menjadi Mode Biju, dia menatap ke bawah ke arah tumpukkan reruntuhan yang mengubur Rizevim.
Mulut Biju-nya seketika terbuka, memadatkan energi Chakra yang membentuk bulat berwarna ungu, Naruto melakukan hal itu karena melihat reruntuhan yang mengubur Rizevim ada gerakan.
Dan benar, itu adalah Rizevim yang sedikit susah payah untuk keluar dari reruntuhan, dan bersamaan bola Chakra yang padat di mulut Biju siap ditembakkan.
[Bijudama!]
*Shot!*
*Sring!*
*Boooooooom!*
Belum sempat Rizevim untuk menatap Naruto, Rizevim harus rela dirinya terkena tembakkan bola Chakra tersebut, alhasil ledakan besar pun terdengar membuat para warga sipil panik, bahkan Mamako Bael tak berani untuk mendekat, tapi dia masih di tempat untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya.
Seperkian menit asap hasil ledakan tertiup oleh angin dan Naruto masih menatap le arah sasaran tembakkannya. Hingga asap itu benar-benar menghilang, yang Naruto dapati hannyalah sebuah cekungan besar di permukaan yang dia lihat, dan dia tak merasakan hawa keberadaan Rizevim.
Tapi hal itu tidak membuat Naruto merasa lega, dia yakin jika Rizevim tidak terkena tembakkan Bijudama yang kemungkinan Rizevim menghilang sebelum Bijudama mengenainya.
Menghiraukan itu semua, Naruto lebih memilih melesat pergi sejauh mungkin selagi ada kesempatan untuk pergi, dia tak memperdulikan semua sorot mata para Old Satans menatap terkejut kepergiannya karena masih menggunakan Mode Biju.
.
.
.
#Di hutan
.
Grayfia merasa sudah terlalu jauh memasuki dalam hutan bersama Opera yang tadi dia jumpai.
Pandangan Grayfia tiba-tiba melihat sebuah gua, dia langsung menoleh ke sampingnya. "Bagaimana kalau kita bersembunyi di sana," katanya kepada Opera sambil menunjuk gua yang dia lihat.
Opera hanya bisa membalas dengan anggukkan lemas, karena dia merasa kelelahan.
Kemudian mereka melangkah ke gua dan memasukinya. Grayfia langsung duduk di atas batu setelah menemukan sebuah ruangan yang cukup jauh dari mulut gua, dan Opera juga duduk menyenderkan punggungnya pada dinding ruangan.
Grayfia sangat tidak menyangka bahwa dirinya berada di sini saat ini, hal itu membuat dirinya teringat bagaimana dirinya yang tadi di Mansion Lucifer dan sekarang malah berada di dalam gua yang sangat jauh dari wilayah Old Satans.
.
.
.
#Flashback on
.
*DUAAARR!*
Suara ledakkan begitu keras dari ruang utama Mansion Lucifer membuat Grayfia terkejut, dan dia sekarang berada di halaman belakang Mansion Lucifer.
Grayfia yang penasaran, kemudian melangkah cepat masuk Mansion untuk melihat apa yang terjadi di ruang utama, dan dia langsung berhenti tepat di balik pintu untuk mengintip.
Cukup terkejut Grayfia setelah melihat apa yang terjadi di ruang utama Mansion Lucifer, pandangannya melihat ayahnya sedang bertarung dengan sosok berarmor merah.
Pandangan Grayfia kemudian beralih ke sudut ruangan, dia melihat 3 sosok yang berada di sana dengan yang di tengah memiliki rambut warna kuning, dan Grayfia tak mengenalinya karena hanya melihat punggung mereka.
Dia tidak memperdulikan 3 sosok itu, yang dia pedulikan adalah pintu di hadapan 3 sosok tersebut.
Grayfia tau itu pintu apa, itu adalah pintu menuju laboratorium penelitian gelap tuannya. Kenapa dia bisa tau? Karena dia pernah tersesat masuk ke ruangan itu tanpa sepengetahuan siapa pun.
Dan mulai saat itu juga kesetiaan Grayfia terhadap Lucifer berkurang tanpa disadari oleh Lucifer, dia ingin kabur, tapi dia masih menunggu. Menunggu celah untuk menyelamatkan para korban penelitian dan kabur bersama mereka, dan sekarang mungkin kesempatannya.
Tiba-tiba 3 sosok itu menghilang, dan Grayfia langsung melihat sekeliling untuk mengamati situasi.
"Sekarang waktunya,"
Batin Grayfia yang merasa mempunyai kesempatan setelah melihat ke arah sosok berarmor merah sedang bertarung sengit dengan ayahnya.
Grayfia berjalan dengan perlahan ke arah pintu tersebut agar tak disadari oleh siapa pun, dan berhasil. Dia langsung melangkah menuruni tangga dengan secepat mungkin.
Tapi langkahnya terhenti setelah sampai di ujung tangga, dia langsung bersembunyi karena melihat 2 sosok berarmor tadi sedang bertarung melawan 2 sosok monster banteng.
Hingga beberapa saat kemudian, mata Grayfia terbuka lebar saat melihat para korban penelitian berhamburan keluar dari dalam ruangan, seketika itu pula sosok berarmor putih sepertinya memberikan instruksi kepada sosok berarmor ungu, dan setelah itu sosok berarmor ungu menghadang para korban penelitian dan berbicara sesuatu kepada mereka, sedangkan sosok berarmor putih melawan 2 sosok monster banteng sendirian dan memancingnya ke dalam ruangan.
Entah kenapa semua korban penelitian berkumpul setelah sosok berarmor ungu berbicara kepada mereka, dan untungnya para korban penelitian berkumpul dekat dengan Grayfia berada, sehingga Grayfia ikut berkumpul tanpa ada yang menyadari sekaligus tak tau apa tujuan dari mengumpulnya mereka semua.
Tiba-tiba lingkaran sihir besar tercipta di lantai, mencangkup seluruh korban penelitian termasuk Grayfia juga.
.
"KEMBALIKAN ANAKKU! RIZEVIM!"
.
"Suara siapa itu?"
Batin Grayfia yang sedikit menoleh ke arah sumber teriakan seseorang dari dalam ruangan, bersamaan dengan lingkaran sihir di bawahnya perlahan naik.
*Sring!*
Dan seketika para korban penelitian serta Grayfia menghilang setelah lingkaran sihir tadi menelan mereka.
Dan ternyata mereka diteleportkan ke bagian utara wilayah Old Satan, tepatnya di pinggiran hutan. Dan seketika para korban penelitian berhamburan memasuki hutan sejauh mungkin untuk menyelamatkan diri.
Tapi Grayfia yang hendak ikut kabur ke dalam hutan, terpaksa harus berhenti karena melihat Opera yang kesusahan berjalan akibat luka parah di kakinya.
Grayfia yang kasihan akhirnya menolongnya, menyembuhkan luka Opera dengan sihir pemulihannya.
5 menit bagi Grayfia menyembuhkan luka Opera, dan setelah itu mereka masuk ke dalam hutan bersama.
Grayfia tak memperdulikan siapa pun sekarang, termasuk ayah dan adiknya, karena Grayfia sangat membenci mereka karena ikut terlibat dalam penelitian gelap Rizevim.
Dia terus melangkah memasuki hutan tanpa tau arah tujuannya, karena Grayfia belum memikirkan tujuan ke mana dia harus pergi, yang terpenting menjauh dari wilayah Old Satan dan bersembunyi untuk mencari keamanan terlebih dahulu.
.
#Flashback off
.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?"
Batin Grayfia bingung untuk memikirkan jalan kedepannya setelah teringat kejadian tadi di Mansion Lucifer .
.
.
.
#Dengan Naruto
.
*Tap!*
Ternyata Naruto melesat pergi dari pertarungan tadi untuk menuju Mansion Leviathan, Naruto mendarat tepat di depan Mansion.
Tapi saat Naruto hendak melangkah masuk Mansion, dia terpaksa harus menghentikan langkahnya karena bingung, dia bingung saat melihat Katerea, istrinya sedang berdiri dengan wajah datar serta tatapan tajam kepadanya.
"Ka..."
"Pergi!"
Naruto langsung terdiam saat Katerea membentaknya, dia seketika langsung memasang wajah datar.
"Apa maksudnya ini, Katerea?" tanya Naruto dengan nada dinginnya. "Menma butuh pertolongan segera, jangan main-main denganku,"
"Pergi!" bentak Katerea sambil menunjuk luar Mansion. "Aku tidak butuh seorang penghianat bagi Old Satan," sambungnya membuat Naruto paham alasan Katerea seperti itu,
"Souka, jadi seperti itu," gumam Naruto yang mulai mengerti kenapa istrinya berubah sifat seperti itu. "Baik, aku akan pergi," kata Naruto santai, kemudian dia menghela nafas. "Suatu saat kau akan menyesal mengetahui kebenaran Old Satans, dan itu sudah terlambat bagimu,"
*Sring!*
Seketika Naruto menghilang setelah mengucapkan kata terakhirnya, dan anehnya, masih tak ada respon dari Katerea, dia seperti robot yang dikendalikan seseorang, entah siapa?
Dan nampaknya kejadian di depan Mansion Leviathan ada seseorang yang melihatnya, yaitu Rizevim yang sedang tersenyum menyerigai dengan sebuah lingkaran sihir kecil di telapak tangannya, dan dia berada di balik pohon tak jauh dari Mansion Leviathan.
"Hahaha... dasar Baka, tak akan ada yang bisa mengetahui segalanya karena semuanya telah kukendalikan,"
Batin Rizevim tertawa senang, nampaknya dia telah melakukan sesuatu dan berhasil sehingga membuatnya senang.
Tiba-tiba wajah Rizevim berubah menjadi seius. "Katananya tadi tak hancur terkena pedangku yang kuselimuti Power of Destruction, Katana macam apa itu? Aku harus memilikinya,"
Kemudian Rizevim menciptakan kembali lingkaran sihir kecil di telapak tangannya, dan kemudian kembali tersenyum menyerigai.
"Tak akan kubiarkan kau lolos sebelum Katana itu menjadi milikku, The Sun,"
.
.
.
.
Sedangkan Naruto, dia sekarang berada di sebuah hutan entah dimana. Dia terus melesat dengan cepat sambil terus memeluk putranya dengan erat.
Perasaan Naruto sedang marah, sudah anaknya dijadikan bahan uji coba Rizevim yang dia benci, ditambah perlakuan istrinya tadi benar-benar membuat sangat marah.
Dia benar-benar mengutuk takdirnya sendiri, kenapa? Karena sudah 3 kalinya dia berumah tangga dan pada akhirnya hancur berantakkan, memikirkan itu semua membuat hatinya teriris, sangat sakit.
Tapi sesaat kemudian dia tersadar, bukan saatnya untuk memikirkan rasa sakitnya karena yang perlu dia pikirkan sekarang adalah ke mana dia harus pergi? Mencari perlindungan setidaknya untuk anaknya yang berada di pelukannya, itu sudah cukup, tanpa tau bahwa hutan berkabut adalah tempat yang aman, dia tak ke pikiran sampai ke situ karena perasaan marah dan panik sedang menyelimutinya sehingga melupakan sesuatu yang mungkin berguna untuknya.
"Cih,"
Naruto mendesis ketika merasakan sesuatu sedang mengejarnya, ternyata jauh di belakang Naruto banyak makhluk-makhluk aneh mengejarnya dan semakin lama semakin mendekat.
*Tring!*
Dengan sigap Naruto menahan cakaran kaki dari makhluk aneh dengan tangan adalah sayap burung serta kaki burung dan kepalanya adalah kerbau.
Naruto terseret ke belakang, dan disaat dia menegakkan badannya, dia tersadar bahwa dirinya telah terkepung oleh banyak makhluk-makhluk aneh, sehingga membuat Naruto berasumsi bahwa itu adalah makhluk uji coba Rizevim.
"Cih! Dia benar-benar tak ingin aku lolos,"
Desis Naruto kepada seseorang ketika melihat sekelilingnya, tiba-tiba tubuh Naruto diselimuti Chakra orennya (Mode Chakra Kyuubi) yang sepertinya dia sudah menemukan rencana untuk menangani masalah yang menghadangnya.
Naruto memegang erat Katananya, dan kemudian.
*Sring!*
.
.
.
.
.
Singkat waktu, setelah melalui pertarungan panjang dengan para makhluk aneh di sekelingnya yang menghabiskan waktu 1 jam, kini tinggal tersisa 1 makhluk aneh yang dipenuhi dengan sisik ular di seluruh tubuhnya.
Aneh?
Makhluk-makhluk yang telah dilawan oleh Naruto tak memudar menjadi abu, tapi malah terlihat seperti mayat pada umumnya dengan darah yang mengiasi tubuh mereka semua.
Kini Naruto sedang mengangkat tangannya, di tangannya telah tercipta Rasenshuriken yang siap dilesatkan ke arah makhluk aneh yang sedang tersimpuh untuk mencoba berdiri.
*Shooot!*
*Ngiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing!*
*Duaaaaaaaar!*
Ledakan yang cukup keras pun terdengar setelah Rasenshuriken yang Naruto lemparkan mengenai sasaran, kini di pandangan Naruto hanya terlihat asap tebal menutupi pandangannya.
Hingga tak berselang lama, asap tebal itu perlahan menghilang tertiup angin, dan akhirnya memperlihatkan cekungan yang cukup besar serta pohon-pohon yang luluh lantah di tempat makhluk aneh tadi yang terkena Rasenshuriken.
*Bruk!*
Naruto langsung ambruk berlutut, dia memeluk putranya sangat erat sembari mengelus rambut putranya.
"Tenang saja, sekarang kau aman Nak, Tou-san akan selalu melindungimu,"
Ucap Naruto sembari memberikan sebuah perlindungan tiada batas untuk Menma, dan berharap bahwa semuanya akan berakhir sekarang.
Tapi semenit kemudian Naruto merasakan kehadiran seseorang di sekitarnya, dia langsung memungut Katananya yang tergeletak di sampingnya, lalu berdiri dan menatap tajam sambil mengacungkan Katananya kepada sosok pria dewasa berambut kuning tak jauh dari hadapannya.
.
.
"JANGAN MENDEKAT! Apa kau pasukan Rizevim? Kalau iya, matilah!"
.
.
END
.
Arc Skip Time berakhir, selanjutnya Arc Olympians dan setting alur sudah normal.
Oke Cuma itu saja dari saya.
.
#List urutan dari yang tertua.
1. Draig & Albion (alive, ratusan tahun) : [Great Red & Drakon Kholkikus] (dxd & Mitologi Georgia)
2. Olive (alive, 26 tahun): [Katerea Leviathan Pernah] (dxd)
3. Menma (alive, 24 tahun): [Katerea Leviathan Pernah] (dxd)
4. Naruko (alive, 19 tahun): [Serafall Leviathan Pernah] (dxd)
5. Vivi (alive, 19 tahun): [Grayfia Lucifuge Pernah] (dxd)
6. Rin (alive, 17 tahun): [Serafall Leviathan Pernah] (dxd)
7. Gray & Mirajane (alive, 17 tahun): [Grayfia Lucifuge Pernah] (dxd)
8. Lucy (alive, 16 tahun): [Arturia Belum] (Saber Fate/Stay Night)
9. Minato (alive, 16 tahun): [Yasaka Masih](dxd)
10. Liya (alive, 15 tahun): [Asuna Belum] (SAO)
11. Leo (alive, 14 tahun): [Mereoleona Varmilion belum] (Black Clover)
12. Kunou (alive, 12 tahun): [Yasaka Masih] (dxd)
13. Shuna (alive, 12 tahun): [Shirahoshi masih] (One Piece)
14. Sting (alive, 11 tahun): [Freya Belum] (Amuryllis Asmodeus dari Mairimashita! Iruma-kun ver rambut kuning)
15. Luck (Die karakter, 10 tahun): [Albedo] (Overlord)
16. Luna (alive, 10 tahun): [Boa Hancock Belum] (One Piece)
17. Hinami (alive, 8 tahun) : [Itori versi rambut coklat, die karakter] (Tokyo Ghoul)
18. Kuroe (alive, 5 tahun) : [Chisato Hasegawa belum] (Shinmai Maou no Testament)
19. Myu (alive, 4 tahun) : [Remia belum] (Arifureta)
20. Luffy (alive, 8 bulan) : [Nico Robin belum] (One Piece setelah time skip)
Note : untuk no 1 sampai 7 hanya umur sesuai fisik yang terlihat, karena umur no 1 sampai 7 jauh melebihi catatan (biar enak membayanginya). Kalau no 8 dan seterusnya itu umurnya sudah sesuai.
.
See you next chap...
