STRONG FATHER
Disclaimer
Naruto : masashi kishimoto
Highschooldxd : ichie ishibumi
Dan karakter lain dari Disclaimernya masing-masing, saya hanya meminjamnya.
Rate : M
Genre : family, humor, romance, fantasy
Pair :
Naruto U x Big Harem
(Great Red x Kholkikos x Katerea x Serafall x Grayfia x Arturia x Yasaka x Asuna x Mereoleona x Shirahoshi x Albedo x Freya x Hancock x Chisato x Remia x Robin) x (Kalawarner x Izanami x Gabriel x Hestia x Tiamat x -- )
Menma x Harem
(Kiyohime x Shalter x Evangelin x Raynare x Akeno x -- )
(Gray x Kuroka x -- ) (Vali x Mirajane) (Shiro x Rin) (Natsu x Lucy) (Lambert x Liya) (Minato x Koneko x -- )
.
Warning : fic ini hasil pemikiran sendiri, banyak kesalahan, kata tidak baku, typo, gaje, alur berantakan.
"Hello" : orang bicara
"Hello" : orang membatin
"Hello" : monster bicara
"Hello" : monster membatin
.
Peringatan sebelum membaca, chapter ini mungkin banyak typo dan kata yang kurang dan kesalahan ketik karena saya terlalu malas untuk meneliti lagi.
.
Chapter 49
.
.
#Skip Sabtu Sore (6 hari berikutnya dari terakhir Arc Trumbs of Heart)
.
"Huh..."
Tiba-tiba Menma menghela nafas. Ia terlihat sangat kelelahan. Sekarang ia berada di Kedai keluarganya, dan pastinya menjadi koki Kedai tersebut.
Sungguh berat apa yang dirasa Menma, menjadi saudara tertua membuatnya kerepotan saat di tinggal pergi orang tuanya. Harus menjaga adik-adiknya agar tak terlibat masalah, karena bila itu terjadi, maka habislah riwayatnya nanti jika orang terpenting di keluarganya pulang dan mengetahuinya, siapa lagi kalau bukan Naruto, sang pemimpin keluarga sekaligus ayah Menma dan saudara-saudaranya.
Bahkan sekedar bergantian mengawasi adik-adiknya dengan Olive, Naruko dan Vivi saja tak bisa. Kalau Olive jelas, ia setiap hari harus merawat Luffy, menggantikan posisi Robin sang ibunya Luffy. Kalau Naruko dan Vivi, mereka malah terlihat tak peduli. Pulang sekolah langsung tidur, seperti ada sesuatu hal penting yang hilang darinya.
Tapi tetap saja Menma terbebani walau Gray, Mirajane, Rin, Lucy dan Liya bersekolah bersama Naruko dan Vivi. Karena masih ada adik-adik yang lainnya yang perlu pengawasan orang dewasa.
"Kun."
"Ma-Kun."
"Menma-Kun."
Menma tiba-tiba tersentak. Ia menoleh ke arah Raynare yang dari tadi memanggilnya. "Ada apa Ray-Chan?" tanyanya linglung.
"Kamu ini ya, dari tadi kamu bengong terus," ucap Raynare memberitau. "Memangnya apa yang sedang kau pikirkan, Menma-kun?"
Kepala Menma sedikit menunduk. "Aku hanya membayangkan betapa susahnya Tou-san untuk merawat kami semua. Kalau boleh jujur, aku saja yang baru beberapa hari merawat dan mengawasi adik-adikku saja terasa berat dan kesusahan. Sungguh aku tak bisa bayangkan perjuangan Tou-san selama ini," gumam Menma mencurahkan isi hati terdalamnya.
*Puk!*
Dengan senyum hangatnya, Raynare menepuk pelan bahu Menma dengan tangan kanannya sehingga Menma mendongkrakkan kepalanya, menatap Raynare yang tersenyum.
"Kau juga hebat Menma-kun. Kau nampak terlihat lebih dewasa akhir-akhir ini. Jadi aku yakin, suatu saat nanti kau mampu mendidik anak-anakku dan anak-anaknya Akeno-Chan nanti," ucap Raynare memuji.
*Puk!*
Menma menepuk jidatnya sendiri. "Aduh Ray-Chan, soal itu pikirkan nanti saja ya."
"Fu~fu~fu~" nada godaan Raynare akhirnya nampak juga. Ia terlihat senang melihat reaksi Menma saat digoda olehnya. "Kau mau anak berapa dariku, Menma-kun? Dua atau tiga fu~fu~fu~"
"Hentikan Ray-Chan."
"Fu~fu~fu~fu~"
Saking senangnya Raynare menggoda Menma. Mereka tak menyadari jika Kunou dan Luna datang menghampiri mereka dengan nampan di tangan mereka.
"Menma Nii-Chan. Ramen pedas untuk meja nomor 4." Ucap Kunou.
"Nii-Chan. Ramen biasa untuk meja nomor 11." Ucap Luna.
Seketika Menma dan Raynare langsung menoleh ke arah Kunou dan Luna. "Aduh Kunou-Chan, Luna-Chan. Biarkan Onee-san saja ya," ucap Raynare merasa tak enak melihat calon adik iparnya harus membantu pekerjaan Kedai.
"Kunou ingin membantu, Onee-Chan," Balas Kunou dengan senyum lebarnya.
"Luna juga," timpal Luna sama seperti Kunou yang tersenyum lebar.
"Huh..." helaan nafas pun tercipta dari mulut Menma. "Baiklah Kunou-Chan, Luna-Chan. Tapi jangan dipaksa ya?" ucap Menma yang pasrah akan kelakuan adik-adiknya itu.
""Siap Menma Nii-Chan,""
Kemudian Menma melangkah ke arah dapur Kedai, membuat pesanan yang disebutkan oleh Kunou dan Luna tadi.
Tak heran jika harus mendapatkan bantuan dari adik-adiknya. Nyatanya Kedai selalu ramai. Bahkan walau sudah dapat bantuan dari Gray, Mirajane, Rin, Lucy, Liya, Minato dan Leo selaku adik-adiknya yang sudah dewasa, serta tambahan Raynare, Kuroka dan Mitlet. Tetap saja masih perlu bantuan lebih sehingga mengharuskan adik-adik yang lainnya yang harus terjun membantu. Seperti Kunou, Luna, Sting dan Hinami. Walau pada akhirnya untuk keempat adiknya itu malah menjadi bahan perhatian para pelanggan Kedai karena tingkah lucunya.
Pengecualian untuk Myu. Adiknya Menma itu mamang dilarang membantu pekerjaan oleh Menma. Selain masih kecil, takut-takutnya nanti ada pelanggan pedofil yang mengincarnya. Jujur saja, di antara banyaknya saudara, hanya Myu yang paling imut dan manis, bahkan kakak-kakaknya Myu mengakui kemanisannya. Apalagi suara imutnya yang mampu membuat kaum pedofil siap memakannya. Maka dari itu, Myu harus tetap di rumah bersama Olive yang merawat Luffy sekarang.
.
.
.
#Malam
.
*Tap! Tap! Tap! Tap!*
.
Langkah santai Menma menyusuri gang-gang perkotaan kota Kuoh. Ia habis mengantarkan pesanan terakhir ke pelanggan dan sekarang ia sedang melangkah untuk pulang.
Yap. Menma memang melangkah pulang. Karena Kedai sudah tutup dan adik-adiknya serta yang lainnya sudah pulang terlebih dahulu.
Walau nyatanya Menma mampu berteleport kilat sampai ke rumahnya. Tapi sekarang tidak ia lakukan. Selain tidak kepikiran untuk melakukannya, ia ingin berjalan saja. Menikmati pemandangan lampu kota pada malam hari tak buruk juga.
Terus berjalan santai. Tiba-tiba langkah Menma terhenti. Matanya melihat seseorang yang sangat dikenalinya jauh di perempatan jalan di depannya. Seorang teman bermainnya di Kyoto dulu yang bertepatan waktu ayahnya baru menikah dengan Yasaka. Dan nampaknya seseorang itu sedang mencari sesuatu, itu terbukti dengan kepalanya yang selalu menoleh ke sana kemari.
Menma pun tersenyum. "KIYOHIME!" teriaknya sambil melambaikan tangan dan melangkah mendekati seseorang yang di panggil Kiyohime (FGO) itu.
Merasa ada yang memanggil, Kiyohime pun menoleh ke sumber suara. Seketika ia langsung melebarkan mata. Ia tau siapa yang sedang melangkah mendekatinya. Bahkan sampai Menma tepat di hadapannya, Kiyohime masih terdiam dengan mata yang terbuka lebar. Seperti tak percaya akan siapa yang dilihatnya.
"Me Menma-kun." Kejut Kiyohime.
"Yo. Ini aku," balas Menma dengan senyuman hangatnya. "Kau sedang apa disini, Kiyohime? Bukannya Kyoto sedang diperketat penjagaannya." Kata Menma.
Ia heran melihat Kiyohime sang Yokai ular berkeliaran keluar dari wilayah bangsa Yokai di Kyoto yang sedang diperketat penjagaannya. Menma tau itu karena dua hari yang lalu ia pergi ke Kyoto untuk mengambil barang pentingnya yang tertinggal di sana. Dan dikabari oleh Tengu jika wilayah Yokai diperketat atas perintah Yasaka.
Tak ada reaksi dari Kiyohime. Mulutnya terlalu berat untuk membalas ucapan Menma. Sangat berat karena suatu alasan tertentu yang tak mungkin harus Menma dengar dari mulutnya.
"A-aku... A-aku..."
"OKAA-SAMA!"
Ucapan terbata-bata Kiyohime terpotong oleh sebuah teriakan dari seberang jalan di ambang masuk sebuah gang.
Seketika Menma dan Kiyohime langsung menoleh ke sumber suara. Nampak Kiyohime begitu senang melihat siapa yang tadi berteriak. Sosok bocah perempuan 12 tahunan yang memiliki rambut berwarna hijau panjang seperti Kiyohime. Tapi tidak bagi Menma yang sedikit bingung atas ucapan bocah tersebut yang menyebut Kiyohime itu ibu.
Hingga bocah itu menyeberang jalan. Menma tetap terdiam dan mengamati rupa bocah tersebut. "Benar-benar mirip dengan Kiyohime," batin Menma saat bocah itu telah menyeberang jalan.
*Grep!*
Kiyohime langsung memeluk bocah itu. Rasa kekhawatirannya sangat-sangat terlihat di mata Menma. "Sayang kamu dari mana saja, Okaa-san sangat khawatir tau," ucap Kiyohime penuh kekhawatiran sambil terus memeluk bocah itu.
"Maaf Okaa-sama, tadi sore aku pergi ke taman untuk bermain. Dan aku tersesat saat akan pulang ke penginapan," balas bocah itu menunduk.
Kiyohime hanya tersenyum, ia mengelus lembut rambut hijau bocah itu. "Lain kali jangan diulangi lagi ya?" ucap lembut Kiyohime. Dan hanya anggukan saja sebagai jawaban dari bocah tersebut.
Bocah itu sedikit melirik ke arah Menma yang sedang tersenyum. Dan entah karena apa tiba-tiba bocah itu melebarkan mata terkejut.
Terlintas suatu ingatan di kepala bocah itu saat dulu pernah mendengar suatu cerita dari ibunya. Bocah itu mengenal siapa Menma berkat ingatannya itu. Seketika mata bocah itu berkaca-kaca.
.
.
"O Otou-Sama,"
.
*Deg!*
.
.
.
.
#Pagi (Pulau X)
.
*Krieeeeeet!*
.
*Tap! Tap! Tap! Tap!*
.
Dengan wajah terlihat masih basah walau sudah dilap pakai handuk. Naruto melangkah santai keluar dari kamar mandi. Ia melangkah ke dapur dengan celana boxer saja yang melekat pada tubuhnya.
"Ohayo, Naru-kun,"
Nampak Yasaka berada di dapur. Seperti biasa ia akan membuatkan secangkir kopi untuk dirinya di setiap paginya. Dengan santai Naruto mendekati Yasaka.
*Cup.*
Dan kecupan singkat Yasaka mendarat di pipi kanan Naruto setelah mereka saling dekat. Dan itu adalah suatu hal biasa yang dirasa oleh Naruto akhir-akhir ini.
Bahkan selama di pulau pribadinya itu. Yasaka telah merunding dengan para wanita yang lain. Sebuah aturan yang mengharuskan mereka untuk mengecup atau mencium sang pria tercintanya setiap pagi hari. Atau bisa disebut, Morning Kiss. Dan peraturan wajib itu telah di tetapkan sejak 3 hari yang lalu sampai seterusnya.
Sedikit menghela nafas, Naruto menatap Yasaka yang tersenyum manis kepadanya. "Bisa tidak, Hime? Untuk memakai pakaian sekarang, nanti siang kita pulang kan?" ucap Naruto.
Yap. Yasaka memang telanjang bulat tanpa busana. Bukan Cuma Yasaka, melainkan semua wanitanya Naruto memang bertelanjang sepanjang hari selama berada di pulai pribadi itu. Dan tubuh sexy mulusnya itu hanya untuk ditunjukkan kepada Naruto saja.
"Hehe..." cengengesan Yasaka. Tiba-tiba ia menempelkan buah dadanya di dada bidang Naruto, dan tangan kanannya mengusap perut Naruto dengan lembut yang mengarah ke bawah. "Atau sebelum pulang, kita melakukannya lagi," goda Yasaka.
"Huh..."
Naruto menghela nafas. Ia tau maksud godaan Yasaka yang pastinya mengarah suatu hubungan ranjang suami istri.
Karena tangan kanan Naruto terputus, maka tangan kiri Naruto langsung menghentikan laju tangan Yasaka yang sedikit lagi menyentuh pusakanya yang mampu menumbangkan para wanitanya itu. "Sudah cukup oke, jika aku melayanimu maka yang lain akan iri. Otomatis mereka akan meminta jatah lagi dan kita tak bisa pulang sekarang jika itu terjadi." Tolak Naruto.
"Hihihi~~"
Cekikikan senang Yasaka akhirnya keluar. Ia terlihat sangat senang menggoda Naruto. Walau nyatanya memang dirinya menginginkan hal yang ditolak suaminya itu terjadi. Tapi ia sadar, hukuman untuk suaminya itu sudah berakhir sekarang, dan waktunya untuk kembali ke rumah utama. Lagian Yasaka serta wanita yang lain juga sudah kangen dengan suasana rumah utama, terutama anak-anak mereka pastinya.
Yasaka akhirnya pun mengakhiri acara Menggoda Suaminya. Dan Naruto akhirnya bisa melangkah keluar dari dapur dengan kopi di tangan kirinya.
Cukup lelah bagi Naruto selama seminggu ini. Entah suatu hukuman atau keberuntungan. Cukup bayangkan saja, selama seminggu ini Naruto full harus melayani para wanitanya. Dan pastinya melayani hasrat birahi mereka.
Bahkan jika ditotal jumlah berapa kali Naruto harus melayani mereka selama seminggu, maka akan sulit dihitung. Untuk para wanita Naganya, Great Red, Kholkikos dan Tiamat mendapatkan 15 kali di masing-masing mereka. Yasaka, Katerea, Grayfia, Serafall, Freya, Hancock, Mereoleona, Robin dan Izanami. Mendapatkan 13 kali di masing-masing mereka. Shirahoshi, Arturia, Asuna, Remia dan Gabriel. Mendapatkan 12 kali di masing-masing mereka.
Bukan Naruto yang memberi jatah itu. Melainkan mereka yang main melakukan di sembarang tempat. Di kamar, di ruang tengah, di kamar mandi, di dapur, di halaman depan, di halaman belakang, ataupun saat di pantai. Saat mereka menginginkan maka tak ada yang bisa Naruto tolak lagi. Itu semua keinginan mereka yang harus dituruti. Walau itulah nikmatnya dunia, tapi Naruto cukup lelah untuk melayani mereka semua setiap harinya.
Dan hanya Kalawarner saja yang mendapatkan 8 kali, itu dikarenakan 2 hari yang lalu Kalawarner dinyatakan sedang mengandung sesuai penglihatan Izanami yang mampu menembus apapun. Jadi Kalawarner menghentikan kegiatan yang diinginkannya itu sejak 2 hari yang lalu. Karena takut jika janin yang dikandungnya mendapatkan dampak anehnya.
Bukan Cuma Kalawarner yang diperbolehkan mendapatkan keturunan dari Naruto. Bahkan Tiamat, Izanami dan Gabriel juga diperbolehkan dengan syarat hanya 1 keturunan saja. Karena Naruto sudah pusing dan bingung saat melihat banyaknya anak-anaknya yang berkumpul di rumah. Apalagi di tambah nanti dari Kalawarner, serta Tiamat, Izanami dan Gabriel yang jelas mereka menginginkannya juga. Walau belum pasti jika kegiatan yang sudah dilakukannya akan cepat mendapatkan hasilnya.
Akan tetapi untuk mereka yang telah memiliki keturunan dari Naruto. Maka larangan keras bagi mereka jika mau mempunyai anak lagi. Dan mereka mengerti hal itu, sehingga setiap kali akan berhubungan badan harus menelan pil pencegah kehamilan terlebih dahulu jika tak ingin hamil. Bagi mereka, cukup anak-anak yang sudah dilahirkan saja, tak mau tambah lagi. Karena tak mau membuat pria tercinta mereka kerepotan nantinya.
Langkah Naruto telah sampai di ruang tengah, ia langsung duduk santai di sofa empuknya, sambil sesekali menyeruput kopi hangatnya.
*Cklek!*
*Krieeeeeet!*
Salah satu pintu kamar terbuka, terlihat Remia dengan tubuh telanjangnya dan wajah khas bangun tidurnya keluar dari kamar tersebut. "Sayang, Ohayo," sapanya sambil menghampiri Naruto.
*Cup!*
Kecupan singkat mendarat di pipi kiri Naruto dari Remia.
Naruto sedikit menoleh ke arah Remia. "Bersihkan badanmu, setelah sarapan kita akan pulang," ucapnya menyuruh.
"Haik, Haik,"
Balas Remia yang kemudian melangkah menuju kamar mandi di samping dapur. Dan Naruto kembali ke acara santainya.
*DUBRAK!*
*Bruuuuuuus!*
"Aku yang menang! Hahahaha!"
Kopi yang baru masuk ke mulut Naruto langsung disemburkan keluar karena kaget yang disebabkan oleh Kholkikos yang masuk Villanya dengan kasar, disusul di belakangnya Great Red, Tiamat, Freya dan Hancock. Tubuh telanjang berkeringat mereka nampak seperti habis lari-lari pagi di sekitar pulau.
Kholkikos langsung tersenyum saat melihat Naruto. "Sayang! Ohayo!" teriaknya sambil melompat jauh ke arah Naruto.
*Bruk!*
Kholkikos mendarat tepat di pangkuan Naruto dengan senyum manisnya yang masih melekat di wajahnya. Ia merangkul leher Naruto.
*Cup!*
Dan kecupan singkat Kholkikos mendarat di pipi kanan Naruto.
"Sayang, Ohayo,"
*Cup!*
*Cup!*
*Cup!*
*Cup!*
Di susul kecupan singkat Great Red, Tiamat, Freya dan Hancock secara bergantian. Lalu Great Red dan Tiamat berdiri di belakang Naruto, sedangkan Freya dan Hancock langsung melangkah ke dapur.
Naruto yang mendapatkan hal itu hanya biasa saja. Ia malah menatap Kholkikos. "Kholki. Bisa turun tidak? Badanmu berat tau,"
Kholkikos pun memanyunkan bibirnya. Ia sedikit tak suka dengan ucapan Naruto yang menyatakan dirinya berat. "Jahat, aku tidak berat kok," ucapnya.
"Jelas-jelas ini berat, Kholki. Apa lagi dadamu yang membuat tubuhmu berat."
Seketika Kholkikos terdiam. Serigai pun muncul di wajahnya atas ucapan Naruto tadi.
*Grep!*
Kholkikos langsung membenamkan kepala Naruto di belahan dada besarnya. "Tapi kamu senang kan dengan dadaku yang seperti ini?" ucapnya menghiraukan jika Naruto malah kesusahan bernafas akibat aksinya.
"Hentikan Kholki. Naru kesusahan nafas tau," ucap Great Red sambil menarik Kholkikos.
"Hah..."
Lega rasanya, akhirnya Naruto bisa kembali bernafas setelah Kholkikos melepas rangkulannya yang membuat Naruto tak bisa nafas yang disadari oleh Great Red.
"Red-Chan, Kholki-Chan, Tia-Chan, Bisa bantu bagian dapur sebentar," panggil Yasaka dari ambang pintu dapur.
Seketika Great Red, Kholkikos, Tiamat langsung menoleh ke arah pintu dapur. "Haik" balas mereka bertiga.
Kholkikos pun menyudahi acara dipangkunya. Ia beranjak dari pangkuan Naruto lalu melangkah ke dapur, mengikuti Great-Red dan Tiamat yang telah melangkah terlebih dahulu.
.
.
.
#Kamar
.
Kamar yang luas. Dengan kasur ukuran King-zise yang kira-kira mampu menampung Naruto serta para wanitanya tidur.
Disitu nampak Katerea dan Serafall yang sedang merenggangkan tangannya lebar-lebar seperti baru bangun tidur. Serta Grayfia, Arturia, Asuna, Shirahoshi dan Kalawarner yang masih tertidur pulas. Dan kondisi mereka sama, telanjang semua.
*Krieeeeeet!*
Pintu di pojokkan kamar tersebut terbuka. Memperlihatkan Mereoleona, Robin, Izanami dan Gabriel dengan handuk yang melilit tubuh mereka. Seperti baru membersihkan tubuhnya.
"Kalian sudah bangun?" ucap Izanami yang nampaknya menyadari jika Katerea dan Serafall telah terbangun.
"Barusan," balasnya Serafall sambil beranjak dari tempat tidurnya.
Akan tetapi, setelah turun dari ranjangnya dan ingin melangkah. Ia merasa sakit untuk melangkah.
"Hihihi~~"
Tawa aneh pun keluar dari mulut Izanami dan Robin, sedangkan Mereoleona dan Gabriel hanya tersenyum saja saat melihat Serafall yang melangkah robot itu. Untuk Katerea, ia memilih diam karena ia juga merasakan sakit seperti yang dirasa oleh Serafall sebenarnya, makanya ia lebih memilih duduk dulu di atas ranjang untuk sementara agar sakit di selangkangannya mereda.
Wajah Serafall langsung memerah. Ia menatap Izanami dan Robin. "Jangan ketawa. Tidak lucu." Kesalnya karena malu.
"Hihihi~~ Makanya kalau sudah tidak kuat, jangan dipaksa. Begitu kan jadinya." Cekikikan Izanami.
Serafall pun menghentikan langkah robotnya yang akan menuju kamar mandi. "Hey... Bukan Cuma aku yang seperti ini ya. Gabriel-Chan juga iya pas pertama melakukannya. Sampai menjerit karena sudah tak kuat melayani stamina Naru-kun. Ah, bukan Cuma Gabriel-Chan. Robin-Chan, Arturia-Chan, Asuna-Chan, Leona-Chan, dan kau juga Izanami-Chan. Kalian menjerit seperti Gabriel-Chan saat pertama melakukannya kan?"
Seketika wajah Mereoleona, Robin, Izanami dan Gabriel langsung bersemu merah. Dan yang paling merah wajahnya adalah Gabriel. "Jangan diingat-ingat dong. Itu kan waktu pertama kali." Ucap Gabriel dengan wajah malunya.
"Um." Angguk Mereoleona, Robin dan Izanami mendukung ucapan Gabriel.
"Makanya, jangan tertawakan aku saat seperti ini. Karena kalian mengalaminya," ucap Serafall yang sudah kembali tenang.
Sudah sedikit hilang semu merahnya. Mereoleona dan Robin duduk di pinggiran ranjang. Sedangkan Izanami dan Gabriel masih Stay berdirinya.
"Jujur. Naru-kun memang memiliki kekuatan besar, dan itu mengimbangi saat permainan ranjangnya. Staminanya seakan tak ada habisnya." Ujar Mereoleona.
"Dan rasanya seperti perawan saja setiap kali Naru junior masuk. Rasanya penuh. Padahal aku sudah tak perawan lagi dan telah melahirkan anak darinya." Timpal Robin menambahkan.
"Aku setuju dengan ucapanmu, Robin-Chan." Kata Izanami.
"Aku juga." Ucap Serafall.
"Kau benar," timpal Katerea.
Sedangkan Mereoleona dan Gabriel hanya mengangguk saja. "Aku belum pernah melahirkan. Jadi aku tak tau rasanya seperti apa?" ucap Gabriel.
*Puk!*
Gabriel langsung menoleh ke samping setelah merasakan sentuhan tangan Izanami di bahunya. "Sulit untuk dijelaskan lewat kata-kata jika belum merasakannya." Ucap Izanami.
"Yang pasti, saat itu pula perjuangan seorang wanita benar-benar dipertaruhkan," timpal Robin menambahkan.
"Dan lagi. Bahkan Naru-kun pernah berkata ' Aku menghargai dan menghormati wanita karena aku tau perjuangan luar biasanya saat mengandung dan melahirkan. Perjuangan itu tak sebanding dengan pria yang hanya melindungi dan menafkahi' katanya seperti itu," kata Serafall menambahkan.
"Sungguh bijak sekali, Naru-kun," kata Gabriel.
Perasaannya tersentuh. Walau hanya lewat kata-kata yang disampaikan dari orang lain. Tapi ia mengagumi sosok Naruto. Bukan hanya dirinya, semua wanita yang mendengar ucapan Serafall tadi benar-benar tersentuh yang nampak dari wajah mereka itu.
Hening, semua terdiam dengan pemikiran masing-masing. Hingga erangan Grayfia, Arturia dan Kalawarner sebagai pemecah keheningan kamar itu.
.
.
.
#Olympians
.
Terus berputar ke sana-kemari. Sudah dua jam Hestia terus ke sana-kesini di ruang tengah rumah Dewinya. Ia sepertinya sedang memikirkan sesuatu yang harus di pikirkan matang-matang.
"Apa yang harus kukatakan kepada istrinya ya?" gumam Hestia. "Tapi aku takut jika tak mendapat ijinnya,"
Terus menggumam seperti itu yang dilakukan oleh Hestia sejak tadi. Rasa kurang yakin karena suatu hal ia rasakan.
Hingga sampai 10 menit ia memikirkan keputusannya. Tiba-tiba ia terhenti langkah sana-sininya. "Ah coba saja, aku yakin Naru-kun sudah mengatakannya," gumamnya sambil mengangguk Yakin. "Akan kutemui istrinya nanti siang saja," sambung gumamannya.
Tanpa Hestia sadari. Kelakuannya tadi telah di dengar oleh Athena dan Aphrodite dari balik pintu rumahnya.
Mereka mendengar semua gumaman Hestia, sehingga serigai nampak terlihat di wajah mereka sekarang.
*Tap! Tap! Tap! Tap!*
Seketika mereka langsung ke mode biasa setelah mendengar langkah Hestia dari dalam yang menuju luar. Berusaha untuk biasa saja agar tak dicurigai oleh Hestia nanti saat keluar, itu adalah pilihan yang tepat untuk mereka sekarang ini.
*Cklek!*
Pintu terbuka. Hestia langsung menatap aneh dan curiga terhadap Athena dan Aphrodite dengan gelagat siulan anehnya.
"Ah bibi Hes." Sapa pura-pura Antena. "Bibi Hes sudah di tunggu yang lainnya untuk persiapan Freta of Demigods," ucap Athena beralasan.
Hestia menaikkan alisnya. "Bukannya acaranya dua hari lagi?" bingung Hestia. Setau Hestia, acara itu masih dua hari lagi.
*Puk!*
Athena dengan sengaja menepuk bahu kanan Hestia. "Kan perlu persiapan, Bibi Hes." Ucap Athena dengan cengengesannya.
*Puk!*
Timpal Aphrodite juga dengan sengaja menepuk bahu kiri Hestia. "Benar kata Athena, Bibi Hes," ucap Aphrodite dengan cengengesannya juga.
"Apaan si kalian? Sudah ah, aku mau keluar,"
Kesal Hestia. Ia langsung melangkah keluar rumahnya, menghiraukan Athena dan Aphrodite yang cengengesan melihat kepergian Hestia.
""Hehehe... Maaf bibi Hes. Aku mau mengikuti alasanmu nanti,""
Batin Athena dan Aphrodite bersamaan. Mereka terlihat senang saat melihat sebuah pola sihir berukuran kecil di bahu Hestia. Dan nampaknya pola itu adalah sihir yang dapat merekam apapun.
.
.
.
#Siang
.
Sudah beres. Kini Naruto berkumpul bersama wanitanya di ruang tengah Villa pribadinya. Mereka sudah rapi dengan pakaian mereka masing-masing yang dikenakan. Semuanya sudah siap, karena siang ini waktunya mereka harus kembali ke rumah utama mereka.
Seakan sudah tau apa yang harus dilakukan. Yasaka menyiapkan lingkaran sihir teleport yang mencangkup seluruh orang-orang disitu.
*SRING!*
Seketika mereka semua menghilang, ditelan lingkaran sihir teleport ciptaan Yasaka.
.
.
*SRING!*
Dan mereka berpindah di ruang tengah rumah utamanya di kota Kuoh yang selama ini Naruto tinggali bersama anak-anaknya dan para wanitanya.
"Tadaima! "
Mereka berucap secara bersamaan. Berharap anak-anak mereka menyahuti ucapan mereka atas kepulangannya dari liburannya.
"Okaeri!"
Entah karena apa mereka semua menaikkan sebelah alisnya. Mereka hafal suara anak-anak mereka dan seluruh anggota penghuni rumah itu. Tapi apa yang mereka dengar nampak begitu asing di telinga mereka. Bukan suara anak-anak mereka atau penghuni lain rumah ini. Suara yang menyahuti mereka itu suara perempuan tapi orang lain dari ruang dapur.
*Tap! Tap! Tap! Tap! Tap!*
Semuanya terdiam penasaran. Menunggu orang yang menyahuti tadi yang terdengar langkah kakinya sedang melangkah ke ruang tempat mereka berada, dan mata mereka tak lepas dari arah ruang dapur.
Hingga orang yang menyahuti tadi keluar dari dapur, mereka menatap penuh tanya sosok itu. Seorang gadis remaja berambut hijau panjang, dengan ampro yang melekat di tubuhnya serta centong sayur berada di genggaman tangan kanannya. Dia adalah Kiyohime.
Kiyohime membungkuk karena tau siapa yang berada di hadapannya sekarang. "Okaeri, Otou-sama, Okaa-sama," ucapnya dengan sopan.
Tapi mereka yang disapa Kiyohime masih terdiam penuh penasaran. "Siapa kau?" tanya Naruto.
"Aku Kiyohime, menantu Anda, Otou-sama." Balas Kiyohime yang masih membungkuk.
Seketika mereka semua terkejut. Mata mereka melebar semua setelah mendengar ucapan Kiyohime barusan.
"Tunggu dulu. Menantu. Menantu. Menantu. Menantu..."
Batin Naruto. Isi pikirannya terus berputar menyebutkan kata Menantu yang terdengar jelas tadi yang keluar dari mulut Kiyohime. Hingga tak berselang lama Naruto juga melebarkan mata.
"APA!? MENANTU!" kejut Naruto.
"Benar Otou-sama," angguk Kiyohime membalas teriakan Naruto.
Tanpa sadar Naruto mendekati Kiyohime
*Puk!*
Seketika Naruto langsung memegang bahu kiri Kiyohime dan matanya menatap wajah Kiyohime.
"Katakan. Siapa yang menyuruhmu mengatakan hal tadi? Anak-anakku belum ada yang menikah, asal kau tau." Tanya Naruto menatap penuh pertanyaan kepada Kiyohime.
"Aku tidak berbohong, Otou-sama. Aku dan Menma-kun memang belum menikah, tapi kami sudah memiliki keturunan. Yaitu cucu Anda," balas Kiyohime beralasan.
Seketika Naruto menegakkan badannya, ia berbalik badan lalu melirik Kiyohime dari ekor matanya. "Jelaskan padaku sekarang." Ucap tegas Naruto.
"Haik," Jawab Kiyohime.
.
.
.
#Underword (Mansion Phoenex)
.
Cukup bersenang-senang. Berkunjung ke tempat menyenangkan untuk anak-anak di Underword telah dilakukan Menma seharian ini. Semua itu hanya demi anak kecil yang selalu bersama Kiyohime.
Dan kini langkah Menma dan anak itu melangkah ke Mansion Phoenex, sekedar berkunjung atau mampir ke tempat neneknya Menma.
""Menma-sama,""
Sapa dua penjaga gerbang Mansion Phoenex, nampaknya mereka sedikit terkejut saat melihat Menma yang tumben-tumbenan datang ke Mansion Phoenex. Karena mereka jelas tau jika Menma jarang atau bahkan tak pernah berkunjung selama puluhan tahun ini.
"Hehe... Nenek ada?" cengengesan Menma.
Salah satu penjaga itu sedikit maju selangkah. "Ada Menma-sama. Masuk saja," ucapnya.
Menma pun mengangguk, kemudian ia menoleh ke arah anak kecil yang dituntunnya itu. "Ayo sayang, kita temui nenek dari Otou-san," ucap Menma kepada anak itu.
"Haik, Otou-san," angguk anak kecil itu.
Lalu mereka pun masuk Mansion dengan Menma yang masih menuntun anak itu. Meninggalkan dua penjaga yang kini sedang saling tatap dengan wajah bingung mereka.
"Setauku Menma-sama belum menikah, tapi kok sudah punya anak ya?" ucap penjaga satu yang bingung.
"Em. Kau benar," timpal penjaga dua yang sama-sama bingung juga.
.
.
.
.
*Tap! Tap! Tap! Tap!*
Tak butuh waktu lama bagi Menma untuk sampai ke dalam Mansion. Kini ia telah berdiri di depan pintu utama Mansion.
Terdiam sejenak, memasang pendengaran lebar-lebar karena ia mendengar banyak suara dari balik pintu utama Mansion. Dan entah kenapa Menma tersenyum, nampaknya tau suara siapa saja yang berada di balik pintu tersebut.
*Krieeeeeeeeeeet!*
Pintu dibuka dengan perlahan oleh Menma. Senyuman Menma tambah lebar setelah pintu benar-benar terbuka.
Nampak di pandangan matanya, ada Lord Phoenex serta Lady Phoenex, ada Ruval dan Istrinya, ada Riser serta Queennya, Ravel dan Opera juga ada. Dan nampaknya Sairaorg serta Queennya juga sedang berkunjung. Benar-benar suasana yang sedang Ramai, dan nampaknya orang-orang di dalam ruangan tersebut tak menyadari kehadiran Menma.
"RISER! SAIRAORG!" teriak Menma dengan senyum senangnya.
Sontak mereka yang dipanggil serta yang lainnya yang mendengar teriakan Menma langsung menoleh ke sumber suara. Dan mereka langsung terkejut.
""Menma!"" kejut Riser dan Sairaorg bersamaan.
Menghiraukan mereka yang terkejut. Menma langsung melangkah mendekati mereka semua dan pastinya anak itu masih dalam tuntunan tangan Menma.
Menma menoleh ke arah Lord Phoenex dan Lady Phoenex setelah dekat. "Apa kabar, Kakek. Nenek." Sapa Menma.
"Huh..." Lord Phoenex hanya menghela nafas, sedangkan Lady Phoenex malah melirik ke arah anak kecil yang dituntun Menma sejak tadi. "Siapa anak kecil ini, Menma-kun?" tanya Lady Phoenex sambil menunjuk anak kecil di samping Menma.
Sedikit menaikkan alisnya, Menma menoleh sebentar ke arah anak kecil di sampingnya. Tiba-tiba Menma tersenyum aneh, seketika ia menoleh ke arah Riser dan Sairaorg.
Wajah sombong penuh kemenangan nampak jelas ditampilkan oleh Menma untuk Riser dan Sairaorg. Hal itu membuat Riser dan Sairaorg keluar urat kekesalan di kepalanya, karena wajah Menma begitu menjengkelkan bagi mereka.
"Perkenalkan Nek, Kek. Ini anakku, namanya Koyuki (Lecliss : Brave Nine) Hehehe,"
Ucap Menma memperkenalkan nama anak kecil di sampingnya itu. Dan pastinya tanpa menoleh ke arah Lord Phoenex dan Lady Phoenex, karena dirinya masih tetap mode senyum mengejek penuh kemenangan ke arah Riser dan Sairaorg.
Koyuki pun membungkuk ke arah Lord Phoenex dan Lady Phoenex. Membungkuk salam setelah diperkenalkan oleh Menma, selaku ayahnya.
Semua terdiam, mencerna ucapan Menma lagi. Bahkan Riser dan Sairaorg sampai menganga lebar karena terkejut plus tak percaya atas apa yang mereka dengar dari mulut Menma tadi.
"HAHAHAHAHA...! Wajah kalian lucu sekali. HAHAHAHA...!"
Tawa Menma begitu keras sampai-sampai memegangi perutnya. Ia tak kuasa melihat wajah konyol dua temannya itu yang nampak begitu konyol di matanya.
"Otou-sama, ketawanya jangan keras-keras. Nanti sakit perut," ucap Koyuki.
"Huh... Hah... Maaf sayang, hehe..." balas Menma.
*Grep!*
Tanpa tak terduga, Riser dan Sairaorg tiba-tiba mencekal Menma. Lalu diguncang-guncang dengan kencangnya oleh mereka berdua.
"SIALAN! CEWEK MANA YANG KAU HAMILI, SIALAN!" teriak Riser sambil terus mengguncang-guncang tubuh Menma.
"WOY! BAKA AHOO! KAU MEMUNGUT ANAK SIAPA, SIALAN?!" teriak Sairaorg yang juga melakukan hal sama seperti Riser.
Tak ada jawaban dari Menma. Saking kuatnya guncangan mereka berdua membuat Menma tak bisa apa-apa, bahkan sekedar menjawab teriakan mereka saja tak bisa. Hingga 5 menit berlalu, Riser dan Sairaorg mengakhiri acaranya yang mengguncang tubuh Menma.
Dan kini Riser dan Sairaorg menatap Menma penuh selidik dan penasaran yang kini sedang menetralkan kesadarannya karena terlalu pusing oleh guncangannya.
"Huh... Hah... Tunggu sebentar, akan kujelaskan." Ucap Menma sambil mengatur nafasnya.
""Cepat sialan!"" bentak Riser dan Sairaorg bersamaan.
Setelah agak tenang, Menma menegakkan badannya. Menarik nafas panjang lalu dikeluarkan kembali, ia akan memulai menceritakan sebuah penjelasan singkat yang membuat orang-orang di ruangan itu penasaran. Dan seketika pula orang-orang di dalam ruangan itu memasang telinga lebar-lebar untuk mendengar penjelasan dengan jelas yang akan keluar dari mulut Menma.
#Skip time
"Jadi begitulah ceritanya, jadi kalian jangan heran ataupun terkejut. Kalian tau sendiri bukan, aku adalah anak dari Uzumaki Naruto yang memiliki keberuntungan super Absolut. Otomatis keberuntungannya juga akan terwariskan ke anak-anaknya, contohnya adalah aku."
Jelas Menma setelah 30 menit penjelasannya yang super panjang tentang status dirinya dan Koyuki sebenarnya. Dengan jelas dan singkat semuanya diceritakan, bahkan siapa ibu Koyuki juga diceritakan dengan jelas oleh Menma tadi.
Berbagai ekspresi di tampilkan oleh orang-orang yang mendengar cerita Menma. Riser menggigit kuku tangannya karena iri, Sairaorg malah menggigit bajunya karena iri juga, Kuisha dan Yubelluna malah tersipu, sedangkan yang lainnya hanya mengangguk mengerti.
"Huh..." Ruval menghela nafas. "Kau memang benar-benar anaknya si baka kuning itu, jadi aku tak heran mendengar ceritamu tadi," ucap Ruval mengerti.
"Hehehe... Ya begitulah paman," jawab Menma cengengesan kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Lalu Menma menoleh ke arah Riser dan Sairaorg. Wajah sombong penuh kemenangan Menma kembali nampak sehingga Riser dan Sairaorg menjadi kesal melihatnya.
"Hehehe... Aku telah melangkah lebih maju." Ucap Menma mengejek. "Kalian kapan oi. Para Jones,"
""Grrrrrrrrt Sialan! Aku bukan Jones!"""
Kesal Riser dan Sairaorg, kepalanya berasap karena saking kesalnya atas ejekan Menma yang begitu menusuk diri mereka.
*Set!*
Tanpa tak terduga, Riser langsung menghadap Yubelluna dan memegangi kedua bahunya. Begitu juga Sairaorg yang menghadap Kuisha dan memegangi kedua bahunya. Mereka menatap serius Queen mereka.
""Yubelluna/Kuisha, ayo kita buat anak.""
*Dubrak!!!!*
Ucap Riser dan Sairaorg bersamaan kepada Queennya. Atas ucapan lantangnya itu membuat Ruval terjungkal ke belakang, Lord Phoenex dan Opera menganga lebar sedangkan Ravel dan istrinya Ruval malah melebarkan mata terkejut.
Kalau untuk Yubelluna dan Kuisha jangan ditanya, wajah mereka sudah memerah padam karena malu bukan main. Yubelluna tersipu, bahkan mau berucap pun rasanya terlalu sulit karena rasa malunya. Sedangkan Kuisha, ia tersipu malu dan sedikit kesal, sehingga ia mengeratkan kepalan tangan kanannya.
*PLAK!*
"Mesum!"
Kuisha menampar wajah Sairaorg dengan keras karena rasa malunya sebab dari ucapan Sairaorg kepadanya yang tak tau situasi dan kondisi.
"Pfffffffft...!"
Menma menutup mulutnya, ia menahan tawanya yang hendak keluar.
"HAHAHAHAHAHA!"
Dan tawa Menma akhirnya pecah, sangat lucu melihat pipi Sairaorg ada cap telapak tangan Kuisha yang memerah.
Sambil mengelus pipinya yang terasa sakit. Sairaorg langsung menatap tajam Menma penuh kekesalan.
Dan Menma tau itu saat Sairaorg ingin menerjangnya. Menma langsung sembunyi di belakang tubuh Koyuki. Sehingga Sairaorg membatalkan niatnya yang ingin menghajar Menma. Cukup bersabar, mencari waktu dan celah yang pas jika ingin menghajar Menma, pikir Sairaorg.
"Ah sayang, tolong Otou-sanmu ini. Orang jelek itu ingin memukul Otou-san, Huaaaa..." ucap Menma penuh ejekan sambil menunjuk Sairaorg.
Sairaorg langsung termakan ejekan Menma. "Sialan kau Menma..." geramnya kesal kembali menerjang Menma.
Tapi dibatalkan lagi niatnya saat melihat Koyuki menekuk kedua tangan kirinya dan bertumpu di pinggangnya, lalu tangan kanannya terangkat menunjuk wajah Sairaorg.
"Paman jelek. Kubilangin Okaa-sama jika paman jelek memukul Otou-sama," ucap Koyuki memarahi.
Walau begitu, cara memarahi Koyuki nampak tak menakutkan sama sekali. Malahan terlihat lucu bila dilihat mata, itu terbukti dengan cekikikan para perempuan yang melihat gelagat Koyuki saat memarahi Sairaorg.
"Uhhh... Kawai," ucap para wanita di situ.
"Huh..." Sairaorg menghela nafas. Ia menatap Menma di belakang Koyuki. "Uh... Menakutkan sekali anakmu, Menma," ucapnya dibuat-buat ketakutan. Bukan ejekan, melainkan sebuah candaan untuk menghibur situasi sekarang.
Mau ketawa, tapi tak enak saat melihat tampang Koyuki yang begitu serius memarahinya. Jadi berpura-pura takut adalah pilihan tepat untuk Sairaorg saat ini.
Sedikit senyum nampak di wajah Koyuki. Ia terlihat senang saat melihat Sairaorg terlihat takut, walau sebenarnya tidak. Seketika Koyuki menutup mulutnya.
"Khi khi khi. Seharusnya memang takut," ucap Koyuki dengan suara khas psikopatnya seperti ibunya.
Sontak perubahan nada suara Koyuki membuat yang mendengarnya berubah Ekspresi. Mereka terlihat merinding saat mendengarnya tadi, karena nada suara Koyuki benar-benar seperti psikopat berantai.
"Khi khi... Au! Sakit Otou-sama." Rintih Koyuki saat tiba-tiba Menma menjewer telinganya.
"Hilangkan suara itu," ucap Menma.
Koyuki menatap Menma. "Kan biar terlihat seperti Okaa-sama,"
"Hi...lang...kan. Titik."
"Huaaaaaaa... Otou-sama jahat,"
Menma langsung bersedekap dada. "Biarin, atau nanti tidak Otou-san ajak jalan-jalan lagi."
Dan seketika Koyuki langsung memeluk kaki kiri Menma. "Jangan ya Otou-sama. Koyuki janji akan menghilangkan kebiasaan seperti Okaa-sama," ucap Koyuki memohon mode Puppy eyes.
Menma malah terdiam. Ia kini memalingkan wajahnya acuh. Sontak hal itu membuat Koyuki semakin mengeratkan pelukannya di kaki Menma. "Ya Otou-sama," ucap Koyuki kembali masih mode memohonnya.
"Sudah-sudah, Koyuki-Chan sama nenek saja. Nanti nenek ajak jalan-jalan ke tempat yang belum pernah Koyuki-Chan kunjungi." Ucap Lady Phoenex.
Sontak Koyuki langsung menoleh ke arah Lady Phoenex yang sedang menepuk tempat duduknya di sampingnya. Senyuman Koyuki mengembang, ia langsung beranjak dan duduk di samping Lady Phoenex.
Lady Phoenex mengelus lembut rambut hijau Koyuki. "Yos.. Yos.. Cicitku yang Kawai..." ucap Lady Phoenex sambil mengelus pelan. Dan nampaknya Koyuki terlihat nyaman atas elusan tangan Lady Phoenex.
"Huh..."
Dan akhirnya Menma menghela nafas pasrah, dan semuanya kembali tenang seperti biasa. Dan nampak para perempuan senang memperhatikan tingkah lucu Koyuki sekarang.
Menma pun bergabung dengan dua teman dekatnya, mengobrol santai. Dan akhirnya Lord Phoenex, Ruval dan Opera juga ikut bergabung dengan obrolan Menma dan teman dekatnya itu.
Hingga tak terasa obrolan santai mereka sudah satu jam lamanya. Nampak Menma melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 14:11, lalu Menma menoleh ke arah Koyuki Yang kini sedang dikerumuni oleh para perempuan di situ.
"Koyuki-Chan, waktunya kita pulang," ucap Menma kepada Koyuki.
Sontak para perempuan menoleh ke arah Menma. "Koyuki tinggal di sini saja ya, Menma-kun," minta Lady Phoenex.
"Tidak Nek, kalau Koyuki tak pulang. Nanti aku kena omel Okaa-sannya. Dan lagian Tou-san dan Kaa-san Kaa-san kami semua sudah pulang dari acara liburannya," ucap Menma memberi alasan.
"Ralat Menma, bukan liburan, melainkan bulan madu mereka," timpal Lord Phoenex memberi alasan.
Seketika semuanya langsung bersemu merah, karena mereka tau apa maksud perkataan Lord Phoenex, kecuali Koyuki pastinya yang tak tau apa-apa.
Dan di atas kepala Ruval telah muncul awan putih, memperlihatkan gambar Naruto serta para wanitanya yang telah Ruval ketahui. Dengan Naruto yang bertelanjang dada dan para wanitanya berpakaian bikini saja. Di dalam gambaran itu, para wanitanya Naruto mendekati Naruto dengan senyuman menggoda sambil berkata. "Naru-kun sayang," ucap mereka kompak dalam gambaran itu.
*Pofh!*
*Croooot!*
Awan putih di atas kepala Ruval menghilang, seketika Ruval langsung menutupi hidungnya yang mimisan. "Ah sial. Ekstra lembur pasti si Baka Kuning itu," umpat iri Ruval dalam hati.
"Kau kenapa sayang?" tanya Sakvaria yang melihat keanehan Ruval.
"Tidak apa-apa." Jawab cepat Ruval.
Seekvaria langsung menatap curiga Ruval. "Mesum. Pasti kamu membayangkan bulan madu Naruto-kun ya?" ucap Seekvaria menebak.
"Tidak. Tidak. Tidak. Aku malah membayangkan bulan madu kita seperti apa nanti kok," elak Ruval sambil mengibas-ibaskan tangannya.
Seketika Seekvaria langsung menangkup pipinya dan bersemu merah. "Ah kamu ini," ucapnya malu-malu.
Hiraukan Ruval dan Istrinya yang bermesra-mesraan itu. Yang lain hanya geleng-geleng saja mendengar percakapan Ruval dan istrinya.
Dan kini Koyuki telah berada di samping Menma, memegangi tangan Menma. "Aku pamit sekarang ya, Nek, Kek," pamit Menma.
Lord Phoenex dan Lady Phoenex mengangguk. "Jangan lupa sering-sering berkunjung, Menma-kun," ucap Lady Phoenex.
Menma mengangguk, kemudian menoleh ke arah yang lainnya. "Semuanya, aku pulang sekarang ya," pamit Menma kepada yang lainnya.
Mereka semua pun mengangguk. Riser dan Sairaorg menatap Menma. "Lihat nanti, Menma. Kami berdua akan cepat menyusulmu." Ucap Riser.
"Benar sekali," timpal Sairaorg.
"Haik, Haik, akan kutunggu itu," ucap bosan Menma. Lalu ia menggenggam erat tangan Koyuki. "Ja ne," ucapnya dan di jawab anggukan mereka semua.
.
*SRING!*
.
Seketika Menma langsung hilang dengan Koyuki menggunakan teleport kilat khas keluarganya. Dan kini hanya keheningan saja yang menyelimuti ruangan itu setelah kepergian Menma dan Koyuki
"Huh...", Lord Phoenex menghela nafas. "Dia itu sama saja dengan Tou-sannya," ucapnya.
Lady Phoenex menoleh ke arah suaminya. "Kan dia anaknya, pasti ada kemiripannya," timpal Lady Phoenex.
"Ya ya ya,"
.
.
.
#Skip Rumah
.
"Jadi begitu,"
Ucap Naruto setelah 1 jam mendengar penjelasan dari Kiyohime. Dan nampaknya anak-anak Naruto telah pulang ke rumah setelah seharian bermainnya di luar rumah. Kini di ruang tamu hanya ada Naruto duduk di tengah, samping kirinya ada Yasaka dan Shirahoshi, di samping kanannya secara berurutan masih ada Great Red, Kholkikos dan Tiamat dan di depannya itu Kiyohime.
Untuk wanita yang lainnya, nampak Robin telah masuk kamar untuk menyusui Luffy. Katerea, Freya, Arturia, Asuna dan Gabriel sedang berada di dapur untuk memasak makanan. Sedangkan Serafall, ia pergi ke Underword karena ada sesuatu yang penting ingin ia ambil di sana, dan ditemani oleh Grayfia. Untuk Hancock, Mereoleona, Remia dan Izanami sedang menemani Kalawarner untuk pergi ke dokter kandungan khusus yang berada di Grigori.
Untuk anak-anak. Olive, Naruko dan Vivi serta Raynare dan Kuroka berada di balkon atas, sedang menggosip ala gadis remaja. Gray, Minato, Leo dan Sting berada di kamar Gray, sedang memainkan Game Playstation 4. Kunou, Shuna, Luna, Hinami dan Myu malah asik bermain di halaman depan, dan pastinya ada Mitlet yang mengawasi mereka dari ayunan halaman depan. Untuk Mirajane , Rin, Lucy dan Liya, mereka berada di ruang tengah sedang mengerjakan suatu tugas dari sekolahan, dan dibimbing oleh Rossweisse dan Granhildr (Granhildr : Brave Nine) Valkyrie pribadi Freya yang telah menjadi guru di Kuoh Gakuen sejak satu minggu yang lalu, dan rumah dinasnya mereka tinggal di rumah Naruto atas permintaannya. Sedangkan Menma, kata Kiyohime tadi ia sedang pergi jalan-jalan bersama anaknya yang ternyata bernama Koyuki, sesuai yang dijelaskan Kiyohime sekarang.
*SRING!*
Tak jauh dari Naruto dan yang lainnya duduk, tiba-tiba muncul Menma dan di sampingnya ada Koyuki yang masih dalam tuntunan Menma. Seketika semuanya langsung menoleh ke arah Menma muncul.
"Okaa-sama!" teriak Koyuki langsung melangkah cepat ke arah Kiyohime.
*Tap! Tap! Tap! Tap!*
*Bruk!*
Dan Koyuki langsung duduk di samping Kiyohime. Kiyohime pun menatap wajah Koyuki. "Bagaimana? Apakah menyenangkan berjalan-jalan dengan Otou-sanmu," ucapnya bertanya.
"Um." Angguk Koyuki dengan wajah senangnya. Dan itu membuat Kiyohime tersenyum senang.
"Ah Okaa-sama hampir lupa," ucap Kiyohime yang teringat sesuatu. Kemudian Kiyohime menunjuk Naruto. "Ayo sayang, sapa kakekmu," sambungnya.
Koyuki pun menoleh ke arah yang ditunjuk ibunya. Kemudian ia membungkuk. "Salam Ojii-Chan, Watashinonamaeha Koyuki-desu," katanya memperkenalkan diri.
Naruto hanya tersenyum, bahkan wanita-wanita di sampingnya juga tersenyum. Tiba-tiba Yasaka dan Shirahoshi bergeser duduknya sehingga masih ada celah untuk duduk satu orang lagi di antara Naruto dan Yasaka.
"Sini, duduk sama Ojii-san dan Baa-san." Ucap Naruto menyuruh sambil menepuk tempat duduk yang longgar di sampingnya.
Sedikit grogi yang di rasa oleh Koyuki, ia menoleh ke arah ibunya. Dan ibunya hanya mengangguk sambil tersenyum atas tatapan Koyuki.
Dan akhirnya Koyuki melangkah perlahan lalu duduk di samping Naruto. Tangan kiri Naruto pun terangkat, mengelus pucuk rambut Koyuki. "hmm matanya mirip dengan Menma," ucap Naruto sambil terus mengelus lembut rambut Koyuki setelah memandang sebentar wajah Koyuki. Dan nampaknya Koyuki terlihat nyaman saat diperlakukan seperti itu oleh kakeknya.
Dan semua wanita di samping Naruto masih terus tersenyum saat memperhatikan reaksi Koyuki saat ini, bahkan Kiyohime juga tersenyum melihatnya.
Naruto mendongkrakkan kepalanya, melirik Menma yang terdiam mematung dengan kaki yang gemetar, seperti seseorang yang takut untuk melangkah.
"Oi Nak, kenapa kau diam di situ? Duduklah, duduk samping wanitamu, Tou-san ada pertanyaan untukmu," kata Naruto kepada Menma.
*Glek!*
Menma menelan ludah kasar. Membayangkan ayahnya yang akan bertanya atau kemungkinan sebuah interogasi yang mengerikan untuk dirinya.
Tapi Menma memaksakan untuk memberanikan diri mematuhi permintaan ayahnya, walau tak tau apa nantinya. Dan kemungkinan suatu pertanyaan yang mengharuskan dirinya untuk menjelaskan panjang lebar tentang Koyuki dan Kiyohime, pikir Menma.
*Bruk!*
Menma duduk di samping Kiyohime. Dengan perasaan takut, ia menatap ayahnya. "To Tou-san, a-aku bisa jelaskan," ucap Menma terbata-bata.
Naruto hanya tersenyum. "Menjelaskan apa?" tanya Naruto tanpa menoleh ke arah Menma, karena ia masih Stay mengelus rambut Koyuki.
"Ten-tentang anak di samping Tou-san dan Kiyohime." ucap Menma masih terbata-bata.
"Huh..." Naruto menghela nafas, kemudian ia menoleh ke arah Menma. "Tak perlu kau jelaskan, semuanya sudah di jelaskan oleh perempuan di sampingmu itu," ucap Naruto.
Seketika Menma menatap Kiyohime. Dan Kiyohime hanya tersenyum dan mengangguk saja, karena Kiyohime tau, tatapan Menma hanya sekedar memastikan kebenaran.
Lalu Menma kembali menoleh ke arah ayahnya, tapi rasa takut sesuatu belum hilang. "A-apakah Tou-san percaya?" gagap Menma.
"Menma, Menma, apakah kau takut jika Tou-san memarahimu?" ucap Naruto geleng-geleng pelan kepalanya. "Tou-san percaya, kau tak usah takut seperti itu,"
"Huh..." Menma bernafas lega. Ia merasa tenang setelah ucapan ayahnya barusan. Tapi ketenangan Menma tak lama setelah kini ayahnya menatap serius dirinya.
"Tou-san ingin bertanya padamu," ucap serius Naruto yang menyudahi acara mengelus rambut Koyuki. Dan kini Koyuki bercanda ria dengan Yasaka dan Shirahoshi.
*Glek!*
Menma menelan ludah kasar. "A-apa Tou-san?" gagap Menma.
"Satu pertanyaan dari Tou-san. Apa tindakanmu setelah mendengar penjelasan dari Bell, Roh Spiritmu itu?" tanya Naruto serius.
Seketika Menma langsung terdiam, ia menarik nafas tenang menjernihkan pikiran. Setelah tenang ia kembali menatap ayahnya dengan serius.
"Aku akan memastikannya, aku akan bertanggung jawab." ucap yakin Menma.
Naruto hanya tersenyum. "Baguslah kalau begitu." ucap Naruto, lalu ia menyenderkan punggungnya di sofa empuknya. "Tou-san tak akan menyalahkanmu atau memarahimu, kau adalah anak Tou-san, otomatis kau mewarisi apa yang dimiliki Tou-san. Dan anggaplah yang terwariskan ke dirimu itu adalah sebuah keberuntungan soal wanita, seperti Tou-sanmu ini," ucap Naruto sambil menerawang langit-langit ruangan. Dan Menma hanya mengangguk saja mendengar ucapan ayahnya itu.
*Tap! Tap! Tap! Tap! Tap!*
Langkah cepat seseorang dari arah dapur, yaitu Katerea yang terlihat tergesa-gesa keluar dari dapur.
"Menma sudah pulang? Dimana cucuku?" Ucap Katerea saat melihat Menma yang duduk di samping Kiyohime.
"Disini, Katerea-Chan," ucap Great Red sambil menunjuk Koyuki di samping Naruto.
"Cucumu imut lo," timpal Tiamat.
"Um, benar sekali," timpal Kholkikos.
Seketika Katerea langsung menuju tempat yang di tunjuk Great Red. Ia menundukkan kepalanya setelah berada di belakang Koyuki karena terhalang oleh senderan sofa, ia tersenyum. "Ow... Cucuku imut sekali," ucap senang sambil mencubit pipi Koyuki.
"Au. Au. Au. Sakit Baa-Chan," rintih Koyuki.
"Up. Maaf sayang, hehehe." Ucap Katerea langsung menghentikan aksinya yang mencubit pipi Koyuki.
Katerea kini langsung menoleh ke arah Menma. "Menma, kau harus cepat memastikan cucuku yang lainnya," ucap semangat Katerea.
*Twict!*
Perempatan muncul di kepala Menma, tangannya mengepal. "Kaa-san! Itu tidak mudah tau!" kesal Menma.
"Ya kau usahakan lah," balas Katerea.
"Ya sabar, Kaa-san." ucap Menma.
"Baguslah kalau begitu," balas Katerea, lalu menatap kembali Koyuki. "Yuk Koyuki-Chan, ikut Baa-chan. Telah Baa-san buatkan makanan enak untuk Koyuki-Chan," ajak Katerea kepada Koyuki.
Mata Koyuki berbinar-binar. "Sungguh, Baa-Chan," ucapnya dan dijawab anggukan meyakinkan Katerea.
Koyuki langsung beranjak dari duduknya, melangkah ke samping Katerea. "Yuk. Baa-Chan." ucap semangat Koyuki.
"Aku ikut, Katerea-Chan," kata Kholkikos beranjak dari duduknya.
"Aku juga," timpal Tiamat.
Katerea mengangguk, kemudian mereka melangkah ke dapur dengan Koyuki yang dituntun Katerea, Kholkikos dan Tiamat membuntuti di belakangnya.
Dan kini di ruangan itu hanya ada Naruto yang duduk didampingi oleh Great Red, Yasaka dan Shirahoshi. Di depanya duduk Menma yang didampingi Kiyohime. Hanya keheningan yang dirasa di ruangan itu saat ini.
Hingga tiba-tiba Naruto menoleh ke arah Yasaka. "Oh ya Yasaka-Chan. Bisa kau nanti ajak yang lainnya untuk berbelanja kebutuhan," ucap Naruto.
Yasaka hanya memiringkan kepalanya. "Untuk apa Naru-kun?" tanya Yasaka.
"Dua hari lagi aku akan menghadiri undangan Mitologi Yunani, dan rencananya aku akan berangkat besok pagi untuk berkunjung terlebih dahulu ke pantiku di Brazil," jelas Naruto memberi alasan.
"Oooo," Yasaka hanya ber-O-ria saja. Tiba-tiba Yasaka tersenyum manis, dan itu ditunjukkan kepada Naruto. "Aku baru ingat jika kau punya 2 selir di sana ya, Naru-kun?"
Seketika Naruto langsung terdiam. Ia baru ingat suatu hal setelah ucapan Yasaka kepadanya. Senyum tipis pun tercipta dari bibir Naruto, pandangannya menoleh ke atas.
.
.
"Ya Ampun, aku baru ingat jika disana ada mereka,"
.
.
.
Tbc.
.
.
.
'Anak-anak Naruto'
(1)
Nama : Draig (Human Form 'Rindo Kobayashi' : Sogeking no Souma).
Umur : 207 tahun, (umur 27 tahun untuk bentuk Human Form-nya).
Gender : Perempuan
Ibu : Great Red (Human Form 'Satan' : Sin.Nanatsu no Taizai).
(2)
Nama : Albion (Human Form 'Briyhild' : FGO).
Umur : 207 tahun, (umur 27 tahun untuk bentuk Human Form-nya).
Gender : Perempuan
Ibu : Kholkikos (Human Form 'Bellial' : Sin.Nanatsu no Taizai).
(3)
Nama : Olive Uzumaki (Fubuki versi rambut kuning dan panjang : OPM).
Umur : 30 tahun (umur 26 tahun sesuai fisik yang terlihat).
Gender : Perempuan
Ibu : Katerea Leviatan (High School DxD).
(4)
Nama : Menma Uzumaki (Jellal Fernandes versi rambut coklat tanpa tatto : Fairy Tail).
Umur : 27 tahun (umur 24 tahun sesuai fisik yang terlihat).
Gender : Laki-Laki
Ibu : Katerea Leviathan (High School DxD).
(5)
Nama : Naruko Uzumaki (Female Naruto tanpa kumis kucing di setiap pipinya).
Umur : 21 tahun (umur 18 tahun sesuai fisik yang terlihat).
Gender : Perempuan
Ibu : Serafall Leviathan (High School DxD).
(6)
Nama : Vivi Uzumaki (Vivi Nefertari versi rambut putih perak : One Piece).
Umur : 21 tahun (umur 18 tahun sesuai fisik yang terlihat).
Gender : Perempuan
Ibu : Grayfia Lucifuge (High School DxD).
(7)
Nama : Gray Uzumaki (Gray Fulbuster versi rambut kuning : Fairy Tail).
Umur : 19 tahun (umur 18 tahun sesuai fisik yang terlihat).
Gender : Laki-Laki
Ibu : Grayfia Lucifuge (High School DxD).
(8)
Nama : Mirajane Uzumaki (Mirajane Straus : Fairy Tail).
Umur : 19 tahun (umur 18 sesuai fisik yang terlihat).
Gender : Perempuan
Ibu : Grayfia Lucifuge (High School DxD).
(9)
Nama : Rin Uzumaki (Rin Tohsaka : Fate/Stray Night).
Umur : 19 tahun (umur 18 tahun sesuai fisik yang terlihat.
Gender : Perempuan
Ibu : Serafall Leviathan (High School DxD).
(10)
Nama : Lucy Uzumaki (Lucy Heartfilia : Fairy Tail).
Umur : 17 tahun
Gender : Perempuan
Ibu : Arturia Pendragon (Fate/Stray Night).
(11)
Nama : Minato Uzumaki (Minato Namikaze Chunin versi lebih tinggi : Naruto).
Umur : 17 tahun
Gender : Laki-Laki
Ibu : Yasaka (High School DxD).
(12)
Nama : Liya Uzumaki (Liya : Dragon nest)
Umur : 16 tahun
Gender : Perempuan
Ibu : Asuna (versi Elf Undine : SAO).
(13)
Nama : Leo Uzumaki (Leo Vermillion : Black Clover).
Umur : 14 tahun
Gender : Laki-Laki
Ibu : Mereoleona Vermillion (Black Clover).
(14)
Nama : Kunou Uzumaki (Kunou : High School DxD)
Umur : 12 tahun
Gender : Perempuan
Ibu : Yasaka (High School DxD).
(15)
Nama : Shuna Uzumaki (Meroune Lorelei : Monster Musume no Iru Nichijou).
Umur : 12 tahun
Gender : Perempuan
Ibu : Shirahoshi (One Piece).
(16)
Nama : Sting (Sting : Fairy Tail).
Umur : 11 tahun
Gender : Laki-Laki
Ibu : Freya (Amuryllis Asmodeus versi rambut kuning : Mairimashita! Iruma-kun).
(17)
Nama : Luck Uzumaki, (Black Clover).
Umur : 10 tahun
Gender : Laki-Laki
Ibu : Albedo (Overlord).
(18)
Nama : Luna Uzumaki (OC)
Umur : 10 tahun
Gender : Perempuan
Ibu : Boa Hancock (One Piece)
(19)
Nama : Hinami Uzumaki (Tokyo Ghoul)
Umur : 8 Tahun
Gender : Perempuan
Ibu : Itori, (Tokyo Ghoul).
(20)
Nama : Kuroe Uzumaki (Kuroe Ningyouhara : C3, CubexCursedxCurious)
Umur : 5 tahun
Gender : Perempuan
Ibu : Chisato Hasegawa (Shinmai Maou no Testament).
(21)
Nama : Myu Uzumaki (Arifureta).
Umur : 4 tahun
Gender : Perempuan
Ibu : Remia (Arifureta).
(22)
Nama : Luffy Uzumaki (One Piece).
Umur : 8 bulan
Gender : Laki-Laki
Ibu : Nico Robin (One Piece setelah Time Skip).
•
•
'anak-anak Menma'
(1)
Nama : Koyuki (Lecliss : Brave Nine)
Umur : 12 tahun
Gender : Perempuan
Ibu : Kiyohime (FGO)
(2)
Nama : Staz (Blood Lad, rambut coklat)
Umur : 10 tahun
Gender : Laki-Laki
Ibu : Shalter Bloodfallen (Overlord)
(3)
Nama : Eva (Evangelin A.K Mcdowel : Negima: Magister Negi Magi)
Umur : 8 tahun
Gender : Perempuan
Ibu : Evangelin A.K Mcdowell (UQ Holder)
.
.
.
.
.
See you next chapter...
