MARKHYUCK
MARK LEE LEE HAECHAN
GENDERSWITCH
M
DON'T LIKE DON'T READ
.
.
.
.
.
Haechan tidak tahu pasti kapan dia sangat terobsesi dengan tetangganya. Setiap melihat laki-laki itu selalu membuat sekujur tubuhnya panas dan akan membuat kewanitaannya basah melihat tubuh atletis tetangganya.
Seperti sekarang ini, Haechan lagi duduk di tempat tidurnya dengan hanya sebuah handuk yang menutupi tubuh polosnya. Haechan sedang menunggu laki-laki tampan di sebrang sana yang sedang mandi. Sudah jadi rutinitas pagi buat Haechan menunggu laki-laki itu selesai mandi untuk bisa melihat tubuh atletisnya. Membayangkannya membuat Haechan basah. Tangan Haechan merambat ke bawah dan menyingkap handuknya untuk menyentuh vaginanya yang sudah basah. Haechan terangsang hanya dengan membayangkan tubuh atletis tetangganya. Belum lagi jika tetangganya itu melihat dirinya yang begitu menggoda dengan payudara yang hampir menyembul keluar dari balik handuknya.
Haechan benar-benar terangsang sekarang. Tangannya mengelus bibir vaginanya kemudian sedikit merambat ke klitorisnya. Mengelusnya lalu mencubit klitoris itu hingga membesar. Vaginanya semakin basah dan gatal ingin dimasuki sesuatu. Tangannya mulai menusuk liangnya dan satu jari telah masuk. Haechan menggerakkan jarinya dan menggaruk vaginanya yang sudah becek. Haechan menambahkan jarinya sampai tiga jari masuk ke dalam lubangnya. Jarinya menggaruk vaginanya yang gatal. Tangan Haechan yang satunya lagi merambat pada payudara besarnya. Meremas payudaranya dari balik handuknya dan Haechan mendesah tertahan merasakan kenikmatan yang dia buat sendiri.
Jari Haechan semakin cepat bergerak dalam lubangnya. Sementara tangan satunya sudah memilin dan mencubit dengan keras putingnya sampai kemerahan. Handuk yang Haechan kenakan sudah tersingkir dan memperlihatkan dengan jelas tubuh sintal Haechan yang sungguh sangat menggoda. Haechan membayangkan bagaimana jika tetangganya akan melihatnya yang sedang mencari kenikmatan ini. Kemudian tetangganya itu akan datang dan menggenjot vagina Haechan yang lapar. Membayangkannya membuat Haechan semakin dekat dengan orgasmenya.
Haechan sudah terlentang di tempat tidur dengan vagina becek yang tersumpal jarinya menghadap kamar tetangganya. Haechan terus saja menggerakkan jarinya. Jarinya itu tidak terlalu panjang untuk dapat menyentuh titik kenikmatannya tapi setidaknya jarinya masih bisa membantu Haechan sedikit hingga mencapai klimaksnya.
Tubuh Haechan bergetar merasakan cairannya keluar. Dadanya naik turun dengan tangan yang masih mencubiti putingnya. Orgasmenya sudah datang dan Haechan sangat menikmatinya. Haechan mengeluarkan jarinya dan mengelus bibir vaginanya. Meski sudah orgasme vaginanya tetap saja berkedut. Masih belum puas dan ingin merasakan penis seseorang memasukinya.
Haechan mengambil handuknya dan berjalan ke kamar mandi buat membersihkan diri. Handuknya dia biarkan menyampir di leher. Terlalu malas buat melilitkan ke tubuh sintalnya. Siapa tahu aja tetangganya melihat tubuh menggodanya itu dan terangsang karenanya.
Haechan tidak tahu aja jika sedari tadi ada seseorang yang terus saja menatapnya dengan intens tanpa berkedip sedikit pun. Laki-laki itu sudah ada sejak Haechan bermastrubasi.
"Sialan dia sangat menggoda"
Laki-laki itu menatap kejantanannya yang sudah ereksi dengan sempurna. Siapa yang tidak tergoda melihat seorang perempuan seksi yang sedang bermastrubasi. Melihat dengan jelas bagaimana wanita itu menggerakkan jarinya dalam vagina berkedutnya sungguh hal yang luar biasa. Belum lagi payudara besarnya yang sangat menggoda buat di remas dengan puting merah kecoklatannya yang sangat ingin dia gilas. Di tambah wanita itu memiliki kulit tan eksotis yang menjadi nilai tambahannya. Sungguh kenikmatan sempurna bagi laki-laki tersebut di pagi harinya.
"Apa kau sudah tidak waras?"
Jaemin menatap lekat teman gilanya yang dengan nekatnya memakai rok pendek dan baju ketat yang kancing atasnya sengaja tidak dikancingkan. Memperlihatkan belahan dadanya yang mengundang murid laki-laki memandangnya lapar.
"Memangnya kenapa sih? Bilang saja kau iri"
Jaemin memijit keningnya melihat sikap cuek Haechan. Bahkan anak itu duduk dengan nyaman di bangkunya tanpa peduli dengan murid laki-laki yang terus memandanginya. Terlebih pada gundukan besar yang seperti ingin tumpah karena baju kekecilan yang dipakainya.
"Biarkan saja dia Na. Kau tahukan jika Haechan itu memang gila"
Renjun cukup terkejut waktu melihat Haechan. Biasanya anak itu masih memakai seragam normal meski kancing atasnya terbuka. Setidaknya payudara besarnya itu sedikit tertutupi. Tapi mengingat Haechan yang memang biasa bertingkah nekat itu tidak membuat Renjun merasa aneh.
"Aku hanya ingin menyenangkan pangeran tampanku. Dia pasti akan tergoda dan menerkamku nanti"
"Gila"
Begitulah Haechan. Tidak di rumah maupun sekolah sama saja. Menggoda seorang laki-laki yang kebetulan tetangganya yang satu sekolah dengannya. Sayangnya mereka tidak satu kelas karena kemampuan otak mereka yang berbeda. Pangeran pujaan Haechan berada di kelas unggulan kelas 2-1. Sementara Haechan berada di kelas 2-5. Satu kelas lagi maka akn jadi kelas buangan.
"Aku bingung apa yang kau lihat dari si nerd itu sih? Tampan dari segi mananya?"
Pangeran tampan pujaan hati Haechan itu bukanlah seperti pangeran pada umumnya yang memiliki penampilan keren. Pangeran tampan Haechan itu adalah siswa biasa yang memakai kacamat dengan rambut klimis. Yang membuat nilai plus darinya itu adalah hanya otak pintarnya saja.
"Sudah aku bilang Mark itu tampan. Kalian tidak tahu bagaimana penampilannya saat di rumah. Dia begitu menggairahkan"
Membayangkan wajah tetangganya membuat Haechan merona. Apalagi jika tetangganya iti selesai mandi. Sangat menggoda dan selalu membuat Haechan basah.
"Kami pernah ke rumahmu Haechan dan kami tidak melihat perubahan pada Mark. Dia laki-laki culun biasa yang selalu berpakaian rapi dengan kacamata dan rambut klimisnya"
"Kami mendukungmu untuk menyukai seseorang Chan. Tapi apakah itu harus Mark? Kenapa tidak Lucas saja yang selalu mengejar-ngejarmu?"
Haechan mendengus kesal mendengar nama seseorang yang sangat tidak ingin dia dengar. Haechan masih waras untuk tidak menerima si playboy Lucas.
Siapa yang mau menerima laki-laki yang selalu gonta ganti pasangan tiap minggunya?
Haechan sangat yakin laki-laki itu pasti bermain setiap malam dengan wanita yang berbeda meski bukan pasangannya. Haechan tidak akan membiarkan tubuhnya ternodai oleh si playboy itu. Yang Haechan inginkan hanya tetangga tampannya Mark Lee. Meski teman-temannya bilang dia tidak waras karena menyukai si nerd Mark, Haechan tidak peduli. Haechan sudah pernah melihat bagaimana penampilan Mark tanpa adanya kacamata dan rambut klimisnya. Sungguh luar biasa hot dan membuat Haechan langsung jatuh cinta.
"Kalian berdua yang gila menyuruhku dengan si playboy Lucas. Tidakkah seharusnya kalian mengurusi kehidupan kalian sendiri yang berbagi kekasih satu sama lain. Kalianlah yang sudah gila mau menjadi kekasih Jeno"
Haechan memang selalu bisa mengembalikkan keadaan. Dia tersenyum penuh kemenangan melihat kedua temannya itu terdiam tanpa bisa membalasnya lagi.
"Haechan apa-apaan seragammu ini hah? Kau itu ke sekolah buat belajar bukannya ke klub malam"
Haechan cuma bisa menunduk mendengar ceramahan dari kakak kelasnya Lee Taeyong. Biasanya seorang guru yang akan menegur muridnya tapi kalau di sekolah Haechan itu lebih sering para senior yang menegur juniornya. Taeyong itu dulunya ketua osis yang mana membuat dia terkenal di seluruh penjuru sekolah dan itu juga yang membuatnya mendapat kepercayaan guru-guru buat membimbing adik-adiknya.
"Kau pergi ke ruang osis dan minta surat peringatan di sana"
Haechan yang semula menunduk langsung berbinar cerah mendengarnya. Tanpa diperintah dua kali dia langsung saja melesat ke ruang osis meninggalkan teman-temannya di kantin.
"Dia bersemangat sekali"
"Kau lupa jika Mark itu ketua osis"
Tentu saja yang membuat Haechan bahagia itu adalah Mark yang sudah pasti berada si ruang osis seperti biasa dia menikmati waktu istirahatnya. Haechan jadi membayangkan dirinya akan dihukum oleh si ketua osis itu nanti di ruangannya.
Sebelum ke ruang osis Haechan ke kamar mandi dulu buat melepaskan celana dalamnya. Setelahnya Haechan menyimpan celana dalamnya di loker. Tenang saja lokernya itu memiliki kunci gembok yang tidak bisa sembarangan orang membukanya. Setidaknya celana dalam Haechan aman di sana. Jika pun celana dalamnya dicuri Haechan tidak peduli. Dia masih punya banyak celana dalam di rumah.
"Halo ketua osis"
Haechan dengan semangat membuka pintu ruangan osis. Di dalam ada Mark bersama wakilnya Jeno yang sedang mengobrol.
"Ada apa Lee Haechan?"
Mark tentu saja kenal dengan si murid pembuat masalah ini. Haechan tidak hanua satu kali ini saja ke ruang osis. Sudah beberapa kali anak itu bolak balik ke ruang osis. Terlebih lagi Haechan itu tetangganya yang pasti membuat Mark kenal dengannya.
"Taeyong sunbae menyuruhku ke sini buat minta surat peringatan. Hei Jeno kedua jalangmu sudah menunggu di kantin"
Haechan itu mulutnya tidak bisa di kontrol. Jika saja tidak ada Mark mungkin Jeno sudah menyumpahi Haechan akibat perkataannya itu.
"Terima kasih sudah memberitahuku"
Jeno dengan senyum palsunya meninggalkan ruang osis. Haechan bersorak senang dalam hati melihat dia hanya ditinggal berdua saja dengan Mark. Dengan langkah semangat Haechan mendekati Mark dan duduk di depannya. Haechan bukan duduk di kursi melainkan di atas meja dengan kaki yang mengangkang memperlihatkan vagina menggodanya.
"Dari pada memberikan surat peringatan lebih baik kau menghukumku saja"
Haechan menyingkap roknya yang sedikit menutupi vaginanya. Sekarang lubang surgawi Haechan itu terpampang dengan jelas. Haechan menyeringai melihat Mark yang begitu intensnya menatap vaginanya. Membuat cairan lengket merembes begitu saja.
"Memakai baju ketat dan rok yang pendek. Lalu juga tidak memakai celana dalam. Kau sekolah itu mau apa Lee Haechan?"
Mark dengan tampang datarnya mengambil sebuah pensil dan mengarahkan ujung tumpulnya pada vagina Haechan. Bergerak ke atas untuk menekan dan menggesek benda kecil yang disebut dengan klitoris.
"Ahhhh"
Haechan tentu saja mendesah dengan nikmat. Klitoris adalah salah satu titik sensitif yang sangat cepat membuatnya terangsang. Cairan lendirnya semain banyak mengotori vaginanya sendiri.
Puas dengan benda sebesar biji kacang itu kini Mark berpindah ke bibir vagina Haechan. Vaginanya yang merah itu sudah sangat basah dan Mark memasukkan pensilnya pada lubang vagina Haechan.
"Ma-markhhhh"
Haechan merasa nikmat saat Mark memaju mundurkan pensilnya dalam lubangnya. Meski hanya sebatang kayu tetap terasa nikmat bagi Haechan. Mendengar desahan Haechan semakin membuat Mark semakin memaju mundurkan pensilnya. Haechan hanya bisa mendesah merasakan kenikmatan yang dia inginkan. Sampai akhirnya Haechan klimaks hanya karena permainan pensil Mark saja. Cairan Haechan semakin banyak merembes keluar bahkan sampai mengotori meja Mark.
"Kau belum menjawab pertanyaanku Haechan. Untuk apa kau sekolah?"
Mark mencabut pensilnya yang membuat Haechan kembali mendesah. Lalu Mark mengambil tisu dan membersihkan pensilnya yang penuh dengan cairan milik Haechan.
"Tentu saja untuk belajar Mark"
Haechan mengelus wajah Mark dan mengambil kacamatanya. Lalu tangannya bergerkan mengacak-acak rambut klimis Mark. Meski dengan pakaian yang rapi tetap bisa membuat penampilan Mark semakin menawan. Tidak ada lagi yang namanya Mark si nerd. Bagi Haechan, Mark adalah laki-laki tampan pujaan hatinya. Haechan mendekatkan wajahnya dan berbisik tepat di samping telinga Mark.
"Belajar untuk menggoda ketua osis"
TBC/END
Hanya ingin bersenang-senang. Jika memang tidak suka dengan cerita dan castnya jangan dibaca
