sebelumnya terima kasih bagi yang sudah memberikan review dan support untuk saya, dan maaf bila mana kata, kalimat, dan tata letak tidak sesuai seperti apa yang diharapkan, namun...saya akan berusaha sebisa saya untuk merubah setiap struktur yang ada.

.

Chapter 3. : Something lost.


hinata berjalan melewati lorong sekolah, raut kekhawatirannya terlihat jelas di mimik muka cantiknya, mengabaikan pasang mata menatap dirinya penuh tanya, berbelok dan mendapati shikamaru sedang menatap keluar jendela, menghampirinya dan bertanya,

"Shikamaru-san, dimana naruto-kun?", shikamaru menoleh ke arah hinata, terlihat wajah yang begitu cemas tersirat di mukanya, menghela nafas panjang,

"dia berada di monumen, tempat dimana nama nama siswa/i yang gugur di medan perang", setelah menjawab, shikamaru berjalan pergi meninggalkan hinata yang masih diam ditempatnya, shikamaru tau, kekhawatiran hinata pada naruto, dia tidak bermaksud mengganggu mereka berdua saat bertemu.

Hinata kembali berjalan, dengan sedikit berlari, menuju monumen, tempat dimana pangerannya berada.

langit berawan hitam, gemuruh petir bergema, dan hujan deras turun, bagaikan ikut bersedih akan apa yang dirasakan oleh naruto saat ini, dia menatap dalam dalam tiga nama yang berada di batu monumen itu, tiga nama yang sangat berarti bagi hidupnya, tiga nama yang selalu ingin dia lindungi, namun... sekarang mereka telah pergi, lebih dulu berpulang menuju sisi sang pencipta.

"andai saja...aku tidak membiarkan mereka menerima misi bunuh diri itu, mungkin, mereka akan tetap berada disini bersama kita, bukan begitu, hinata?", tanpa berpaling dari monumen itu, naruto berucap, seakan menyadari bahwa hinata berada disana, dibelakangnya.

perlahan hinata berjalan, memeluk pemuda yang dia cintai itu dari belakang, dan menenggelamkan wajahnya di punggung gagah itu,

"ikhlaskan mereka naru, jika kau bersedih seperti ini, mereka tidak akan senang", dengan suara lembutnya, hinata berusaha menghilangkan rasa sedih di hati naruto,

"tapi hime..."

"cukup naru, tabahkan hatimu, buang semua wajah palsumu yang menutupi air matamu itu, lepaskan semuanya, lepaskan semua kesedihan yang dirimu tahan", hinata berucap dengan sedikit keras, lalu membalikkan tubuh pemuda itu menghadap wajahnya, dan terlihatlah wajah yang penuh akan kepedihan dan keputusasaan yang tersirat di wajah tampannya, walau air hujan turun membasahi mereka berdua, namun hinata bisa melihat jelas... air mata yang tertahan di balik penutup mata pemuda yang sangat ia cintai itu.

"aku disini naru, aku disini... yang selalu...selalu akan selalu ada untuk dirimu, menjadi sandaran akan kesedihanmu, menjadi penyemangat akan keputusasaan dirimu, dan menjadi penghangat akan cintamu", setelah berucap seperti itu, hinata menarik kepala naruto kedalam pelukannya, memberikan sebuah kehangatan di dalam dinginnya air hujan.

Sebuah isakan dan tangisan pilu pecah, menggema di derunya suara hujan, sebuah tangisan yang menyayat hati bagi siapapun yang mendengarnya, sebuah tangisan yang penuh akan sebuah penyesalan, dan sebuah tangisan yang penuh akan keputusasaan.

sasuke, berdiri cukup jauh dari mereka, melihat momen pilu itu dibalik pohon, tersirat kekhawatiran di wajah tampannya, melihat sahabatnya, yang sekarang sedang menangis di dalam pelukan hinata.

Berbalik, pergi berjalan, meninggalkan mereka berdua, yang luput dalam kesedihan,

'setidaknya, kau memiliki seseorang yang berarti di hidupmu, dobe'.

.

hujan berhenti mengguyur tanah, berhenti juga tangisan naruto, hinata melepaskan pelukannya, lalu menatap mimik muka naruto yang sekarang kusam karena tangisan,

"lebih baik?",

"hm...lebih baik, terima kasih... hinata-chan",

"tentu, apapun untuk dirimu...naru", sembari tersenyum memperlihatkan wajah cantiknya, dan itu sukses membuat rona merah muncul di wajah naruto, walau sedikit.

Naruto berbalik, menghadap batu monumen yang berada di sana, melihat tiga nama yang tertera, lalu tersenyum,

"semoga kalian tenang disana, selanjutnya... biarkan aku, sebagai sodara kalian, yang menyelesaikan misi bunuh diri ini... nagato-nii, menma, naruko",

berbalik, mengulurkan tangannya pada hinata, dan disambut dengan senang olehnya, lalu mereka berjalan, sembari bergandengan tangan, meninggalkan monumen...tempat dimana para murid yang gugur di istirahatkan.

.

Bel pulang sekolah berbunyi, menandakan pelajaran telah berakhir, hal ini adalah yang ditunggu tunggu bagi para murid, karena terbebas dari penatnya rumus rumus dan sejenisnya.

terlihat naruto, hinata, shikamaru, sasuke, dan kuroka berjalan bersama, menuju gedung asrama mereka yang memang bersebelahan, hanya terpisah oleh taman.

"jadi, mereka sudah pergi?", naruto bertanya dengan tetap memandang lurus kedepan,

"benar, saat istirahat, mereka langsung berangkat untuk memulai misi, soal pelajaran yang tidak akan diikuti, kuroka sudah mengurusnya dan menjelaskan secara rinci pada guru yang bersangkutan", jelas shikamaru dengan membaca buku kecil yang di genggaman dirinya,

"begitu...lalu, sasuke... kau sudah mengirim mereka?",

"hn, Akatsuki sudah aku kerahkan untuk mengawasi mereka dari jauh, berhubung misi ini adalah suatu hal yang baru bagi mereka, tentu pengalaman akan kurang, walaupun secara teori dan kekuatan, mereka bisa di bilang pro",

naruto berhenti berjalan, membuat mereka berempat berhenti,

"bagaimana soal misi bunuh diri?", naruto memutar kepalanya sedikit, memperlihatkan suatu yang tak mengenakkan di balik kain penutup matanya itu,

"tenang saja nya~, aku sudah mengirim arthur dan le fay-chan untuk menuju tempat kejadian, jadi... tak perlu khawatir nya~", jawab kuroka santai dengan mengedipkan satu matanya, yang membuat hinata menatap intens dirinya.

"hahh...syukurlah, maaf sudah memancarkan hawa tak mengenakkan, aku sekarang sedang tidak karuan", naruto berucap dengan menundukkan kepalanya menghadap tanah, walaupun tidak membungkuk, mereka tau bahwa itu adalah permintaan maaf terdalam naruto.

"tak apa naru, kami mengerti akan hal itu, jadi...tenanglah oke?, ku antar dirimu hingga pintu kamar, ya?", tawar hinata dengan menggandeng tangan naruto, memberikan senyum hangat agar pemuda itu tenang.

anggukkan dan senyuman menjadi jawaban naruto, akhirnya dia berjalan berdua dengan hinata, dengan tangan yang saling bergandengan, yang membuat siapa saja yang melihat akan merasakan suatu kecemburuan.

"hahh... kemesraan mereka ituloh, yang bikin baper", komen sasuke,

"owalah, dirimu punya hati toh sasuke? ku kira kau..."

"jaga omonganmu shika, kubunuh kau!",

"ha?, memang kau bisa membunuh diriku? pantat ayam?",

"hoo...rusa pemalas memang mantap jika dijadikan sate",

"bisakah kalian tidak ribut seperti anak kecil nya~?",

"DIAM KAU KUCING LIAR", dan terjadilah aliran listrik diantara mereka bertiga.

.

mobil melaju cukup cepat, melewati beberapa pemungkiman dan gedung gedung yang sudah terbengkalai, vali mengemudi cukup mahir sebagai siswa, raiser duduk di sebelahnya, dan issei serta kiba duduk di kursi belakang.

"menurut kalian, apa para gauna itu akan seperti yang dijelaskan oleh para guru?", issei bertanya sembari melihat keluar kaca mobil, memperhatikan setiap gedung gedung yang tinggal setengah itu,

"jika asumsiku benar, mereka akan lebih liar dari apa yang diperkirakan",

"apa maksudmu raiser?",

"kau tau, secara logika, terkadang teori hanya memperkenalkan sebagian kecil dari apa yang pernah dilihat oleh para pendahulu, dan tentu itu adalah pandangan mereka saat mereka masih berada di lapangan, namun...waktu terus berjalan, dan gauna pun belum tentu bisa dikatakan sama seperti apa yang dijelaskan", jelas raiser, dan itu didengarkan oleh mereka berempat.

"jadi, bukan hal yang mustahil jika mereka bisa berevolusi?", kiba bertanya, dengan tangan memegang dagunya,

"benar, gauna dibagi menjadi class nya masing masing, easy hingga boss, besar kemungkinan yang mendapatkan evolusi adalah class medium hingga hardcore, karena untuk class easy dan normal mereka sangat mustahil untuk berevolusi, namun...", raiser menjeda kalimatnya, memikirkan kemungkinan terburuk dari yang terburuk,

"jika class boss bisa berevolusi, mungkin akan ada class baru dalam sejarah yang tercatat", sambung vali yang sedari tadi diam, dan itu mendapatkan perhatian dari penghuni mobil,

"tapi...itu tidak mungkin terjadi kan?", issei gugup setengah mati saat mendengar kalimat yang vali utarakan,

"itu hanyalah spekulasi, kita tidak tau apa rahasia dunia ini issei, dan lupakan soal itu, kita kedatangan tamu",

benar apa yang dikatakan vali, tiba tiba muncul gauna type easy dan medium berlari kearah mereka dari depan.

memberhentikan laju mobil, lalu mereka keluar, dengan memakai senjata mereka masing masing,

"siapa yang akan melakukan pembukaan?", vali bertanya,

"oh tentu saja aku", raiser berjalan satu langkah kedepan dengan angkuh, membentangkan kedua tangannya, lalu tercipta api emas, menyatukan kedua tangannya hingga api emas yang berada di tangannya menyatu, menjadi bola api emas cukup besar, lalu menembakkan bola api emas itu.

DUARRR...

para gauna terkena serangan raiser, namun itu belum cukup untuk menghancurkan mereka yang notabenenya bisa beregenerasi dan tentu, jumlah yang banyak.

"lumayan untuk sesama pengguna api nee, raiser-nii", goda issei,

"cih, aku bukan kakakmu idiot",

"sudahlah, ayo kita selesaikan ini, dan segera menuju lokasi", ucap vali yang sekarang sudah membentangkan sayap mekaniknya,

"YOSSHH", dan terjadilah sebuah pertarungan yang sengit antara empat pemuda melawan segerombolan gauna.

.

"hahh...entah kenapa, mereka begitu mudah kita kalahkan", rias berucap arogan, setelah selesai membantai ribuan gauna type easy dan medium,

"wajar jika anda berucap demikian rias-san, mengingat...dirimu itu congueror, yang berbeda tingkat dengan para pemuda yang mungkin sekarang sedang menikmati pertarungan mereka",

"kenapa kau bisa berujar demikian, tsubaki-san?",

"insting seorang wanita itu kuat".

sebelumnya, mereka dikepung oleh ribuan gauna type easy dan medium, namun...karena empat wanita ini mempunyai kekuatan diatas rata rata, para gauna pun di bantai habis tanpa lelah sedikitpun, peringkat Congueror dan diamond bagi mereka itu bukan sekedar peringkat semata.

"bukankah itu bagus rias? karena kita bisa lebih cepat daripada mereka, dan lebih cepat pula menyelesaikan misi ini", sona berujar, dengan menaikkan kacamatanya sedikit,

"tapi tetap saja, ini... membosankan",

"ara ara... apakah karena ingin mendapatkan perhatian dari naruto senpai, rias?", entah karena kebetulan atau tepat sasaran, ucapan akeno membuat rias merona hebat di kedua pipinya itu,

"diam kau akeno!!", dan hanya tawa halus yang keluar dari mulut akeno.

"andai saja ada gauna ber class hard atau kalau bisa boss", bagai do'a, kalimat rias membuat sesuatu yang besar datang kearah mereka.

"selamat rias, do'a mu terkabul", ucap sona dengan memasang posisi siap siaga.

perlahan, getaran semakin terasa, dibalik gedung yang lumayan tinggi, keluar sosok gauna gorilla, dengan tangan empat, dan di punggungnya mengeluarkan api membara.

"tunggu... bukankah gauna itu class hard? namun, kenapa dia bertangan empat dan memiliki api di punggungnya?", rias berujar dengan aura hitam dan merah berada di kedua tangannya.

"mungkin kah...", belum sempat tsubaki menyelesaikan kalimatnya, gorilla itu sudah berada di depan mereka,

"MENGHINDAR...",

"tidak sempat...",

DUARRR...

.

Distrik 21, tokyo, distrik terbesar di jepang, dimana hampir kekuatan militer dan para pemerintah jepang berada disini, distrik yang berpengaruh besar bagi distrik distrik lainnya.

"ahhkkk, tiga jam kita disini tanpa melakukan apapun, dan lagi...sedang apa mereka didalam huh?", ravel (Ravel Phoenix, silver rank, Top 16) menggerutu kesal, karena harus duduk berdiam diri menunggu seseorang yang sekarang sedang berada di dalam ruangan.

"sabarlah ravel-chan, perbincangan orang kuat itu bukanlah hal yang sepele", rayu xenovia ( Xenovia Quarta, silver rank, top 17) pada ravel, agar bocah cilik ini tenang.

"tapi tapi tapi...",

"sudah sudah, kubelikan kau cemilan bagaimana?", karena tak tahan ocehan ravel, akhirnya saji ( Saji Genshirou, silver rank, Top 18) berdiri dari duduknya, bersiap pergi dengan menawarkan sesuatu yang disuka oleh adik dari raiser itu.

"tapi kau yang bayar?",

"baiklah",

"peliharaan (kekasih) dari sona senpai memang hebat merayu", sarkas koneko (Koneko Toujou, silver rank, Top 19) terhadap saji, yang sekarang sedang menahan kekesalannya akan kalimat yang terlontar dari koneko, adik semata wayang kuroka.

mengabaikan pujian dari koneko, saji terus berjalan, menuju tempat dimana market terdekat berada.

'benar yang dikatakan shikamaru senpai, wanita memang merepotkan'.

Ruangan yang lumayan besar, interior yang mewah dan elegan, dan sofa serta meja kelas atas terletak di tengah tengah ruangan itu, ruangan yang diisi oleh manusia dengan kekuatan diatas kata masuk akal, duduk disana, yang dimana salah satunya adalah orang yang sedari tadi digerutui oleh ravel.

"bagaimana keadaan negara lain, Great Red nii-sama?",

"seperti biasa, namun beberapa sebagian negara sudah tak ada lagi manusia yang tersisa, hanya para gauna yang menguasai tempat itu" ucap great red pada adiknya itu, dengan sesekali meminum teh yang tersaji di depannya.

"lalu, bagaimana denganmu, Trihexa nee-chan?",

"aku sudah menghancurkan semua gauna itu, walaupun beberapa dari anggotaku dan kesatuan militer banyak yang merenggang nyawa, tapi... itu menjadi sebuah penghargaan bagi mereka, karena gugur di medan perang", ucap trihexa tanpa melepaskan pandangannya dari buku yang ia baca.

"hahhh...entah kenapa, hexa nee-chan selalu lebih baik dari pada dirimu red nii-sama",

"heii... lagian aku hanya mengawasi itu karena perintahmu bukan? dan dia yang menjadi pembersihnya, dan lagi pula... apa yang dirimu lakukan di sekolah ha, Ophis ?" kesal great red pada adik bungsu kesayangannya itu.

"oh tentu saja aku bekerja nii-chan, bekerja dengan sekuat tenaga", bela Ophis (Ophis, Supreme rank, Top 1) dengan melipat kedua tangannya angkuh.

"biar kutebak, makan, dan tidur, benar?",

"ahh mouuu kau tidak asikk nee-chan",

"tapi, faktanya memang begitu bukan?",

"huft, aku menyesal telah memujimu tadi", dan hanya tawa halus yang keluar dari trihexa melihat keimutan yang dimiliki oleh adiknya itu.

"hahh...lalu, bagaimana hasilnya?", great red berucap setelah dirinya kembali tenang, lalu memandang datar ophis yang sekarang sedang menatap keluar jendela.

"hanya tinggal menunggu waktu, agar kekuatan sejati itu, keluar dari dirinya".

.

.

.

*Twenty Young Emperors Member. :


- Ophis. Supreme Rank / Top 1,

- Naruto Uzumaki. Supreme Rank / Top 2,

- Sasuke Uchiha. Congueror Rank / Top 3,

- Sona Sitri. Congueror Rank / Top 4,

- Hinata Hyuga. Congueror Rank / Top 5,

- Rias Gremory. Congueror Rank / Top 6,

- Akeno Himejima. Diamond Rank / Top 7,

- Tsubaki Shinra. Diamond Rank / Top 8,

- Kuroka Toujou. Diamond Rank / Top 9,

- Vali Lucifer. Diamond Rank / Top 10,

- Issei Hyoudou. Gold Rank / Top 11,

- Shikamaru Nara. Gold Rank / Top 12,

- Raiser Phoenix. Gold Rank / Top 13,

- Kiba Yuuto. Gold Rank / Top 14,

- Neji Hyuga. Silver Rank / Top 15,

- Ravel Phoenix. Silver Rank / Top 16,

- Xenovia Quarta. Silver Rank / Top 17,

- Saji Genshirou. Silver Rank / Top 18,

- Koneko Toujou. Silver Rank / Top 19,

- Rock Lee. Bronze Rank / Top 20.

.

.

.

*Bio. :


-Nama. : Koneko Toujou,

-Kelas. : Knight,

-Peringkat. : Silver / Top 19,

-Gelar. : Cold cat,

-Mimpi. : melampaui kakakku,

-Tentang. : adik dari kuroka toujou, memiliki ketahan tubuh di luar nalar setelah disuntikan sel gauna pada tubuhnya, sangat menghormati rias gremory, seseorang yang selalu ada untuknya saat kakaknya tidak ada disampingnya.

-Nama. : Saji Genshirou,

-Kelas. : Knight,

-Peringkat. : Silver / Top 18,

-Gelar. : The Spider,

-Mimpi. : menjadi kuat agar bisa melindungi sona tercinta,

-Tentang. : profesional panjat tebing, menjuarai setiap perlombaan panjat tebing nasional maupun internasional, kebanggan dari Genshirou Family, sebelum mereka semua mati dimakan gauna, menyisakan dirinya yang bertahan hidup dengan tali panjat tebing sebagai senjatanya, dan akhirnya tali adalah senjata utamanya setelah di suntikan sel gauna pada dirinya.

-Nama. : Xenovia Quarta,

-Kelas. : Knight,

-Peringkat. : Silver / Top 17,

-Gelar. : dangerous woman,

-Mimpi. : mengalahkan rivalku, kiba,

-Tentang. : lembut, namun ditakuti para pria setelah dirinya memegang pedang, rival dari Kiba Yuuto, wanita dengan keangkuhan tingkat tinggi, sebelum akhirnya memiliki rasa terpendam pada rivalnya sendiri, memiliki kecepatan di atas normal setelah disuntikan sel gauna pada tubuhnya.

.

.

*Gauna Revolution type. :


-easy. : ???

-Normal. : ???

-Medium. : ???

-Hard 1.0. : berbentuk gorilla, dengan tangan empat dan api di punggungnya,

-Hardcore. : ???

-Boss. : ?????