Chapter 01: Center of Attention


Hari ini sudah seminggu sejak Narusaka diperintahkan untuk mengikuti ujian masuk UA. Kini ia sedang mengantri di sebuah kini market.

"Ini harganya" Ucap sang kasir memberikan struknya.

"Tidakkah ini terlalu mahal untuk barang yang kubeli?" Tanya Narusaka bingung.

"Tentu tidak, kau kan bisa minta kepada ayahmu jika uangnya kurang" Narusaka yang tidak tahan langsung keluar setelah menaruh uangnya di sana.

Narusaka berjalan dengan agak malas menuju apartemennya. Sampai ia dicegat oleh segerombol orang. "Oi sialan, bagi uang, kami tahu kau anak dari keluarga Yaoyorozu yang kaya itu. Cepat, kami butuh uang"

"Maaf, aku sudah tidak pegang uang" Ucap Narusaka memperlihatkan tangannya.

"Jangan berbohong kau!" Salah satu dari mereka pun melancarkan pukulannya di wajah Narusaka, segera setelahnya, yang lain juga menginjak-injaknya (secara harfiah). Narusaka melihat ada seorang pro hero di sana dan sempat terpikir bahwa ia akan menolong. Tapi pro hero itu hanya memalingkan wajahnya dan berjalan menjauh.

"Sialan" Gumamnya pelan.

"Apa kau bilang?!" Tanya salah seorang yang tadi menginjaknya.

"Sialan!" Dengan suara kerasnya, api besar yang keluar dari Quirk Narusaka mementalkan orang-orang yang tadi menginjaknya.

"Kau, matikan Quirk mu sekarang juga" Ucap pro hero yang tadi berjalan menjauh.

"Brengsek, kau memalingkan wajah dan berjalan menjauh ketika mereka memukuli ku tapi kau langsung kembali ketika aku menggunakan Quirk-ku. Bukankah itu tindakan yang tidak profesional?" Tanya Narusaka kesal.

"Kau menyalahgunakan Quirk-mu, maka dari itu aku akan menahanmu" Ucapnya mendekati Narusaka.

"Kau jangan berlagak profesional" Narusaka tiba-tiba memunculkan sayap dari punggungnya dan terbang. "Apa-apaan itu?! Aku hanya terbakar sedikit tapi langsung ditahan"

Narusaka mulai kembali turun ke tanah dan kembali berjalan. Narusaka hanya memikirkan kejadian tadi, sampai ia melewati sebuah kerumunan orang. Kerumunan itu sedang melihat para pro hero mengerumuni sesuatu.

"Jangan mendekat, atau anak ini akan celaka" Ucap sosok semacam lumpur(?) yang menyelimuti sosok seorang anak laki-laki.

"Bagaimana ini" Semua bertanya-tanya bingung harus apa dalam kondisi seperti itu.

"Aku akan kabur dengan mudah" Gumamnya berbalik dan hendak melarikan diri.

"Oi! Kenapa kau tidak coba lawan seseorang yang seukuran denganmu?" Narusaka sudah berada didepan para hero sebelum mereka sadar.

"Apa yang kau lakukan?! Cepat mundur!" Seru seorang hero disana.

"Berisik" Dinding api pun muncul, membuat lingkaran yang memerangkap Narusaka, penjahat itu, dan sandera nya tetap didalam, dan membuat para hero maupun yang lain tetap diluar.

"Bodoh, kau hanya bunuh diri jika begini" Ucap penjahat itu meremehkan. "Aku akan menggunakan mu saja, pengendali api selevel ini sangat langka, apalagi untuk anak yang masih muda"

"Itu tidak akan mudah" Narusaka kini mengangkat tangannya, menunjuk kearah anak lelaki itu. Tiba-tiba tangannya berubah menjadi kayu dan memanjang, menangkap anak itu.

"Cih, takkan kubiarkan" Penjahat itu semakin melekat dengan sanderanya (secara harfiah).

"Aku juga takkan kalah!" Narusaka yang tak ingin kalah pun mengeluarkan api dari tangan kirinya dan membakar penjahat itu. Ia kemudian dengan mudah menarik anak lelaki itu dan mengamankan nya.

"Cih, kau menyusahkan saja, akan kubunuh saja kau" Ucapnya menerjang Narusaka dengan cepat.

"Itu jika kau bisa menyentuhku" Tepat diakhir kalimatnya, penjahat itu kini sudah membeku dan jatuh lalu esnya pecah. "Ugh, menggunakan tiga kekuatan sekaligus sangat menyakitkan"

"Itu hebat, tapi kau tahu kau tidak seharusnya melakukan itu tanpa izin sebagai hero" Sosok yang sangat dikenal semua orang, dialah yang berbicara, dialah Pro Hero no.1 , All Might.

"Huh, tak ada yang berguna, mau bagaimana lagi, jika aku bisa melakukan sesuatu, lebih baik aku melakukannya daripada hanya bengong dan jadi tak berguna" Ucap Narusaka menyindir para hero yang tak mampu melakukan apapun tadi.

"Tapi tetap saja, kau harusnya menyerahkan ini pada profesional" Ucap All Might.

"Minggir lah" Ucapan itu mengejutkan semua orang disana. Semua berpikir seperti "Apa?! Apa dia baru saja menyuruh All Might menyingkir?!" Itulah yang orang-orang pikirkan. "Um, belanjaan ku ada disana, jadi kumohon menyingkirlah, aku tak bisa mengambilnya jika tubuh besarmu menghalangi" Semua langsung terkejut dengan maksud sebenarnya. Narusaka dengan cepat mengambil barang belanjaannya dan terbang pergi menuju apartemennya.

"Tadaima" Ucapnya membuka pintu setibanya ia disana.

"Okaeri" Jawab suara yang akrab dengan telinga Narusaka. "Kau lama ya"

"Nee-san? Apa yang nee-san lakukan disini?" Tanya Narusaka kemudian masuk kedalam.

"Hanya berkunjung, oh ya, kau ini tidak bisakah sedikit menahan diri?" Tanya Narusaka no Onee-san, Yaoyorozu Momo.

"Menahan diri bagaimana?" Tanya Narusaka berlagak bodoh.

"Ini sudah kedua kalinya minggu ini kau masuk televisi, meski itu tidak terlalu sering, tapi kau rutin dua kali seminggu masuk dalam berita" Ucap Yaoyorozu. "Tidak bisakah kau tidak terlibat masalah, satu kali saja"

"Yah, maaf jika itu membuatmu khawatir" Ucap Narusaka cengengesan.

"Yah, tak masalah" Ucap Yaoyorozu kemudian bangun dari duduknya. "Aku juga tadi mengantar makanan, itu ada disana ya. Dah!"

"Padahal aku sudah membeli bahan makanan" Gumam Narusaka kesal. "Yasudah, ayo kaa-san, makan" Narusaka memanaskan kembali makanan yang dibawa kakaknya dan menyuapi ibunya.

"Terimakasih ya, Naru-chan" Ucap ibunya setelah selesai menghabiskan makanannya.

"Tak masalah, ayo, waktunya kaa-san istirahat" Ucap Narusaka mengangkat ibunya dan menuntunnya ke kasur. "Istirahatlah yang banyak" Narusaka kemudian meninggalkan ibunya dan pergi bekerja.

"Terimakasih" Ucap Narusaka kepada pelanggannya.

"Narusaka, cepat ke ruangan saya" Ucap bosnya.

"Ada apa?" Tanya Narusaka setibanya ia di ruangan bosnya itu.

"Duduklah, aku ingin membicarakan mengenai sesuatu" Ucapnya memasang nada serius. "Kau mungkin menyadari sesuatu, sejak kau menambah jam kerjamu, pelanggan kita semakin menurun dari yang biasanya"

"Ya, saya merasakannya" Ucap Narusaka yang sudah bisa menebak alasannya.

"Alasannya jika kudengar dari orang-orang sekitar adalah karena rumor tentangmu yang adalah anak haram dari keluarga Yaoyorozu" Ucap bosnya yang sudah bisa Narusaka tebak. "Bukannya aku peduli latar belakangmu atau apa, tapi untuk keberlangsungan restoran ini, aku terpaksa memecatmu" Dengan begitu Narusaka hendak menuju tempat lain ia bekerja. Tapi ia dipecat juga disana.

"Aku harus bagaimana jika sudah begini, masa iya minta uang sama tou-san, tidak, tidak, aku harus segera mencarinya" Narusaka kini tidak bisa fokus dengan jalannya. "Pulang saja lah, uang tabunganku masih sangat banyak, harusnya bisa setidaknya tiga tahun sampai aku lulus jika aku menahan lapar" Narusaka kini hanya berkeliling mencari tempat yang mungkin punya lowongan pekerjaan, tapi tak ada.

Ia baru sampai rumah agak malam. "Tadaima" Ucapnya.

"Okaeri" Jawab ibunya. "Kau pulangnya agak telat, kau menambah jam kerjamu?"

"Y-Ya, bisa dibilang begitu" Narusaka yang tidak ingin ibunya khawatir kini malah berbohong.

"Begitu ya, syukurlah, kau jadi tidak perlu menahan lapar lagi" Ucap ibunya mengejutkan Narusaka.

"Ja-Jadi kaa-san tahu?" Tanya Narusaka terkejut.

"Ayolah, jangan berteriak begitu. Tentu kaa-san tahu, kau selalu terlihat tersiksa dalam tidurmu" Ucap ibunya membuat Narusaka malu. "Tapi kalau kau berkata demikian setidaknya itu lebih baik, bagaimana jika kita makan bersama?"

"Ba-Baiklah" Narusaka kini menyiapkan makan malam untuk ibunya. "Itadakimasu" Segera setelah selesai makan, Narusaka kembali mengantar ibunya keatas kasur. Kini Narusaka belajar dan berlatih untuk ujian masuk UA yang tinggal satu bulan lagi.