Chapter 11: The Climax of Sport Festive


"Semi-final akan segera dimulai!" Seru Present Mic sebagai komentator. "Pertandingan pertama, Yaoyorozu Narusaka melawan Todoroki Shouto!"

"Jika kau tidak serius dalam menghadapi ku, kau akan kalah" Ucap Narusaka berusaha memancing Todoroki menggunakan sisi apinya.

"Maaf kalau begitu" Ucapnya.

"Mulai!" Narusaka dengan cepat menggunakan Quirk nya untuk menyerang Todoroki dengan apinya. Todoroki membalas dengan esnya.

"Ternyata kau tidak sekuat itu" Ucap Todoroki segera setelah ia berhasil mengalahkan api dari Narusaka.

"Eh?! Kemanakah Narusaka?!" Semuanya terkejut dan kebingungan.

"Dibawahmu!" Serunya memukul Todoroki. "Size manipulation"

"Huh, boleh juga" Todoroki kembali menyerang dengan esnya.

"Haaa!" Narusaka mengubah arah es itu kembali kepada Todoroki. "Ingat, aku bisa mengendalikan es mu dengan Cryokinesis" Todoroki yang sudah kehabisan opsi, kini mengeluarkan apinya untuk membakar esnya sendiri. "Begitu lebih bagus" Narusaka menerjang Todoroki yang sudah panas dengan cepat.

"Haaa!" Todoroki mengeluarkan apinya untuk menyerang Narusaka, tapi bisa dihindari nya dengan mudah.

"Meski menyenangkan, tapi aku harus menang" Ucap batin Narusaka yang kini mempersiapkan tangannya untuk mendorong Todoroki keluar. Narusaka pun berhasil melancarkan serangannya, tapi Todoroki berhasil bertahan dengan esnya.

"Ho, jadi kau lebih menarik daripada ini ya, baiklah. Aku juga akan mulai serius" Narusaka mengepalkan tangannya dan memasang kuda-kuda. "Smash!" Pukulannya itu mengakibatkan terdorong nya angin yang kini mengarah pada Todoroki, tapi mampu ia tahan dengan esnya. "Huh, tangan ini hanya akan menyusahkan" Ucap Narusaka memotong tangannya dan menumbuhkan yang baru.

"Kau serius melakukannya didepan semua orang?" Tanya Todoroki yang agak jijik melihat Narusaka memotong tangannya begitu saja.

"Quirk dari Recovery Girl awalnya menjadi andalanku untuk menyembuhkan beberapa bagian yang luka. Tapi semenjak nomu itu menyerang, aku lebih suka memakai Quirk nya, lebih cepat" Ucap Narusaka yang kini sudah bersiap menyerang Todoroki.

Narusaka kini dengan cepat mengikat Todoroki dengan semen dibawahnya. Todoroki yang hendak melawan, malah mendapati dirinya semakin keras terikat. "Menyerahlah, aku tak ingin ada tulang yang remuk" Ucap Narusaka membujuk Todoroki untuk menyerah. "Terserah lah" Narusaka yang sudah lelah membawa Todoroki keluar arena dengan semen itu.

"Pemenangnya adalah Yaoyorozu Narusaka!" Narusaka yang sudah lelah segera keluar arena dan menuju kursi penonton. "Eh? Tou-san?" Narusaka yang baru saja hendak duduk, terhenti karena ayahnya menelpon. "Ya, ada apa tou-san?"

"Narusaka, syukurlah kau mengangkatnya. Daritadi aku berusaha menelpon mu, tapi kau tidak mengangkatnya" Ucap ayahnya segera setelah Narusaka menerima panggilan telfonnya.

"Aku sedang bertanding tadi, memangnya ada apa tou-san?" Narusaka kembali menanyakan hal yang sama.

"Begini, tou-san nanti ingin berkunjung ke rumah mu, apa bisa?" Tanya ayahnya itu.

"Bisa saja sih, tapi tou-san bisa rahasiakan soal aku yang kembali menjadi pengawal nee-san?" Pinta Narusaka.

"Yah, jika itu keinginanmu, tak masalah" Ucap ayahnya menyetujui permintaan Narusaka.

"Arigatou tou-san" Ucap Narusaka. "Hanya itu kah?"

"Ya, sebenarnya juga beredar rumor tentang pria ini yang mengincar para pahlawan. Kau berhati-hatilah jika nanti ikut magang" Ucap ayahnya.

"Oh ya, mengenai itu, untuk tempat magang saya nanti, apakah ada tempat yang harus saya datangi atau bagaimana?" Tanya Narusaka tiba-tiba bersikap formal pada ayahnya.

"Yah, kalau kau bisa satu agensi dengan Momo itu bagus, tapi kalau tak bisa cobalah untuk mencari agensi yang dekat dengannya" Jawab ayahnya.

"Baiklah" Tepat setelah Narusaka selesai dengan telfonnya, pertarungan perebutan juara ketiga pun selesai dengan Todoroki yang keluar sebagai pemenangnya. Sebelumnya, Bakugo melawan Mikoto, Bakugo terus menerus meledakkan semua petir Mikoto yang hendak menyentuhnya dan Bakugo keluar sebagai pemenangnya setelah mementalkan Mikoto keluar arena dengan ledakannya. Kini, Narusaka melawan Bakugo akan segera dimulai.

"Sialan, kau berhasil membuatnya mengeluarkan sisi apinya dan tetap menang, aku hanya perlu mengalahkanmu dan secara otomatis aku mengalahkannya" Ucap Bakugo yang sangat bersemangat.

"Huh, tetap pada rencana" Gumamnya pelan.

"Mulai!" Dengan aba-aba itu Narusaka dengan cepat menggunakan Quirk es dari Todoroki untuk menyerang Bakugo.

"Kalau kau lebih menarik, aku mungkin bisa sedikit lebih bersenang-senang" Bakugo bersiap dan kemudian meledakkannnya. Narusaka kembali menggunakan esnya untuk menyerang Bakugo, Bakugo hanya terus meledakkan esnya lagi dan lagi. "Oi, kau sama membosankannya dengan dia, kupikir kau lebih menarik"

"Kau belum lihat apa-apa" Narusaka yang hafal betul rencananya hanya bisa bergumam seperti itu dalam batinnya. Tanpa merespon apapun, Narusaka kembali menyerang Bakugo dengan esnya lagi dan lagi.

"Sialan! Serius lah sedikit!" Bakugo yang kelewat kesal kemudian meledakkan semua es yang datang secara bersamaan.

"Baiklah, aku akan serius" Narusaka kini menggunakan Quirk nya dan mengeluarkan es yang sangat besar sampai kursi penonton.

"Huh, sebuah tantangan huh" Bakugo kini mengumpulkan seluruh tenaganya, dan dengan sekali ledakan, ia berhasil meledakkan semuanya menjadi berkeping-keping.

"Baiklah, ayo mulai!" Narusaka mulai berlari ke arah Bakugo dengan gaya Naruto(tangannya kebelakang).

"Hoho, kau mendekat ya, bisakah kau lebih mendekat!" Bakugo berusaha meledakkan Narusaka yang mendekat dan membuatnya terpental, tapi Narusaka lagi-lagi menggunakan esnya untuk menghadapi ledakan Bakugo. "Oi! Serius lah! Jangan hanya menggunakan Quirk es itu! Kau bisa mengcopy lebih banyak Quirk kan?!" Satu ledakan besar lainnya keluar dari Bakugo, tapi Narusaka berhasil menghindari kekanan.

"Aku memang menggunakan Quirk lain" Ucap Narusaka memperlihatkan pedang yang ia ciptakan dari pecahan-pecahan es akibat ledakan dari Bakugo. "Haaa!" Narusaka yang terlalu cepat membuat Bakugo terlambat bereaksi dan pedang itu tepat memukul titik yang pas untuk membuat nya pingsan. "Membuat es yang cukup kuat agar tidak hancur menjadi atom oleh ledakan mu itu sulit tahu"

"Pemenang Festival Olahraga Tahun ini adalah Yaoyorozu Narusaka!" Narusaka yang sudah kelelahan kemudian terjatuh.

"Ah, langkah pertamaku" Pikirnya kemudian memejamkan matanya.

Tiga besar itu kemudian diberikan medali oleh All Might, sang Simbol Perdamaian. Kemudian, di hari yang sama setelah festival olahraga.

"Karena kalian harus beristirahat, jadi untuk besok dan lusa kalian boleh libur. Aku akan mengumpulkan nominasi dari seluruh hero dan memberitah kalian setelah libur kalian usai" Ucap Aizawa. "Meski tidak suka, cobalah untuk beristirahat"

"Oh nee-san, ayo pulang" Ucapnya pada kakaknya yang masih membereskan barangnya.

"Oke, ayo" Ucap Yaoyorozu kemudian berjalan pergi bersama Narusaka.

"Hei, mungkinkah ada yang brocon atau siscon diantara mereka" Ucap Mineta yang heran dengan kelakuan mereka.

"Mungkin saja" Balas Kaminari.

"Tidak, Narusaka-san hanya mengawalnya saja karena itu tugasnya kero" Bantah Tsuyu.

"Ya, karena dia adalah pengawalnya sih" Sambung Hagakure.

"Nee-san bisa tidak memberitahu kaa-san aku jadi pengawalnya nee-san lagi kan?" Tanya Narusaka tiba-tiba mengejutkan Yaoyorozu.

"Bi-Bisa saja sih, memangnya ibu belum tahu?" Tanya balik Yaoyorozu.

"Sebenarnya aku kembali menjadi pengawal nee-san karena aku dipecat dari tempat kerjaku sebelumnya. Kaa-san juga terus-terusan memasak, jadi banyak bahan yang terbuang, jika sudah begitu kaa-san takkan mau tidur sebelum itu dibagikan" Jelas Narusaka. "Jadi aku benar-benar butuh uang, tapi aku tidak mau meminta uang kepada tou-san kalau hanya begitu"

"Oh, begitukah, baiklah, aku akan berusaha" Jawab Yaoyorozu agak meragukan. Malamnya, ayah Narusaka datang ke apartemen nya sesuai janji. Tujuannya kesana adalah untuk menjenguk, sekaligus mengajak mereka untuk kembali. Tapi Narusaka menolaknya dan bahkan hampir memintanya pergi jika ayahnya datang hanya karena tujuan itu.

Dua hari kemudian...

"Huh, tidak buruk juga untuk seseorang sepertimu" Narusaka merasakan atmosfer di sekitarnya kini berubah. Orang-orang mulai setidaknya sedikit lebih hormat padanya dibandingkan biasanya.

"Hujan kah" Pikirnya ketika keluar dari kereta. "Yah, jika aku tidak buru-buru bisa terlambat"

"Ohayou" Ucapnya ketika memasuki kelas. "Berisik seperti biasanya ya"

"Ohayou" Aizawa masuk dan seluruh kelas langsung diam dan duduk di kursi masing-masing. "Oh ya, pelajaran hari ini agak spesial"

"Spesial kah? Aku penasaran apakah ada hubungannya dengan nominasi dan pelatihan kerja lapangan" Pikir Narusaka.

"Kalian akan menentukan nama hero kalian" Seketika kelas pun menjadi sangat berisik.

"Sudah kuduga" Gumam batin Narusaka.

"Yah, ini ada hubungannya dengan nominasi dari para hero. Jadi, sebelumnya, beginilah hasil nominasi itu" Ucap Aizawa menampilkan hasil yang ia bicarakan. "Biasanya sih, hasilnya akan lebih seimbang, tapi tiga manusia ini nampaknya berhasil mencuri perhatian banyak pro hero"

"Wah, Narusaka banyak banget" Narusaka yang berhasil menduduki peringkat teratas dalam perolehan nominasi malah kebingungan hendak magang dimana.

"Tu-Tunggu, i-itu dari seluruh agensi yang ada kan?!" Izuku yang pertama menyadarinya membuat seisi kelas terkejut. "Yah, Quirk nya memang sangat fleksibel dalam beradaptasi pada beberapa kondisi. Ia bisa dengan mudah mengalahkan musuh yang kuat, ia juga bisa menggunakan Quirk nya untuk menangkap, untuk blablabla"

"Yah, kembali ke pelajaran, walau kalian sudah pernah mencicipi dunia pro hero, tapi mengalami langsung aktivitas para pro lebih dulu merupakan latihan yang lebih membuahkan hasil dibanding sebelumnya" Ucap Aizawa kembali ke pelajaran. "Meski nama asal-asalan juga tak masalah, tapi ku sarankan kalian memikirkan nama yang bermakna..."

"Sebab jika tidak, kehidupan kalian bisa gawat dari sini. Nama yang akan kalian putuskan sekarang adalah nama yang akan diketahui dunia" Midnight datang bersamaan dengan ucapannya. Kini, seluruh kelas 1-A menentukan nama pahlawan mereka. Hampir semuanya sudah, kecuali mereka yang namanya ditolak, sebagai contoh, Bakugo. Yah, kalian tahu sendiri nama yang dia pilih.

"Yang terakhir, yang mendapat nominasi dari seluruh hero di Jepang, Narusaka, sudah kah?" Narusaka yang baru saja menyelesaikan namanya terkejut dan malah menghapusnya lagi.

"Huh" Akhirnya ia maju dengan namanya.

"Namamu sendiri? Bisakah setidaknya kau jelaskan tujuannya?" Narusaka yang sudah terlalu banyak berpikir kini mengeluarkan pikirannya.

"Sejak lahir, aku terus menerima hinaan dan cacian serta makian tentang hidupku di dunia ini. Tapi, saat aku menjadi pahlawan terbaik nanti, aku ingin mereka mengingat dengan baik nama ini dan menunduk memohon maaf padaku. Yah, bukan dalam artian buruk tentunya" Narusaka yang agak malu kini kembali ke tempat duduknya dengan berteleportasi. "Sialan kau emosi, baru saja dipuji orang saat berangkat sekali, kau sudah tak terkendali"

"PKL kalian akan berlangsung selama satu minggu penuh, tentu mereka yang mendapat nominasi akan memiliki daftar mereka masing-masing, tapi bagi yang tidak dapat, silahkan pilih satu dari 40 lapangan ini. Ingat, wilayah kerja dan keunggulan mereka berbeda-beda" Ucap Aizawa memberikan selembar kertas. "Kumpulkan kembali daftarnya paling lambat akhir pekan ini"

"Nee-san, kau akan ikut yang mana?" Tanya Narusaka menghampiri kakaknya.

"Hmm...entahlah, kau?" Tanya balik Yaoyorozu.

"Aku akan pergi kemanapun nee-san pergi" Ucap Narusaka agak mengejutkan kakaknya. "Itu juga perintah dari tou-san, sebisa mungkin aku satu lapangan dengan nee-san atau dekat dengan nee-san"

"Kalau begitu aku perintahkan kau untuk memilihnya berdasarkan kemauanmu" Perintah Yaoyorozu.

"Kalau begitu aku memilih yang dekat dengan nee-" Sebelum ia bisa menyelesaikannya Yaoyorozu langsung menyela nya.

"Tapi, sebisa mungkin tidak dekat dengan lapangan ku nanti. Bukannya apa-apa, aku hanya ingin kau mengikuti kemauanmu sendiri, itu saja" Ucap Yaoyorozu.

"Baiklah, jika nee-san maunya seperti itu"


Sampai sini saja untuk hari ini, semoga kalian masih tidak dan akan tetap tidak bosan.

Gimana? Sport Festive akhirnya selesai juga. Jadi, berikutnya itu magang kan? Author lupa soalnya.

Jangan lupa Follow dan Favorite. Semoga Tuhan masih menghendaki agar chapter berikutnya keluar tepat waktu. Sampai jumpa semua!