Chapter 13: Nomu and Hero Killer


"Yah, aku memang setuju untuk pergi sih" Gumam batinnya. "TAPI TIDAK SEPAGI INI JUGA KALI?!"

"?Kenapa?" Tanya Kirito yang berjalan di depan Narusaka. "Yah, kau mungkin tidak menyangka akan sepagi ini kan? Aku memang sengaja, hahaha"

"Tidak masalah" Ucap Narusaka terus berjalan.

Mereka dengan tenang berpatroli, meski tidak terlalu banyak kejahatan yang terjadi sih. "Yah, seharian berpatroli melelahkan bukan?"

"Tidak juga, karena kita tidak menghadapi satu penjahatpun..." Ucap Narusaka merasakan sesuatu mendekat dengan cepat.

"Narusaka awas!" Sesosok makhluk berbadan hitam besar menghantam nya.

"Ugh, aku bisa mengetahui yang seperti itu di mana pun. Noumu" Tepat saja tebakan Narusaka, ia kini melihat sosok Nomu dihadapannya. "Mari kita lihat, sekuat apakah kau sekarang" Narusaka yang bosan seharian kini merasa terhibur.

"Tidak, Narusaka, kau evakuasi lah sekitar sini" Ucap Kirito.

"Sudah, aku sedang melakukannya, anda tidak perlu memerintah saya lagi" Ucapnya kini memfokuskan pandangannya pada Nomu. "Mari kita coba pedang ini" Ucap kini mengarahkan pedang itu pada Nomu. Tapi, Nomu itu hanya diam dan menahannya dengan tangan. "Huh, lebih kuat ya" Narusaka melompat mundur dan menaruh pedangnya.

"Mati kau!" Serunya menerjang kembali Nomu dengan satu tangan yang siap memukul. "Smash!" Tidak berefek kah, itulah yang ada dipikirannya ketika pukulan yang ia daratkan tak berefek sama sekali. Satu pukulan telak dari Nomu menerbangkan Narusaka mundur.

"Narusaka, kau tak apa?" Tanya Kirito menghampirinya. "Kau tenanglah disini, aku akan melawannya" Kirito kini menerjang nya, dengan cepat ia menggunakan kedua pedangnya dan menebas Nomu, sayangnya meski itu berhasil melukai Nomu, tapi ia bisa kembali beregenerasi. Ketika Nomu hampir mendaratkan pukulannya pada Kirito, sesosok manusia memukulnya terlebih dahulu dan mendorongnya mundur.

"Aku belum selesai, kau ingat itu!" Seru Narusaka yang kini kembali berdiri setelah pukulannya tadi. "Kirito-san evakuasi yang lain saja, kekuatannya terlalu besar, kalau anda terkena pukulannya aku tidak tahu bagaimana jadinya, makanya, tolong panggilkan hero lain, saya akan menahannya"

"Baiklah" Kirito kini pergi dan membawa beberapa orang untuk menjauh. "Semoga kau berhasil"

"Nah, sekarang aku tak perlu menahan diri" Ucapnya kini mengeluarkan semua yang ia mampu. "Ini akan semakin menyenangkan" Narusaka yang sudah panas(secara harfiah dan kiasan) kini menerjang Nomu dengan semua Quirk yang ia aktifkan. Narusaka mendaratkan sebuah pukulan di kepala Nomu itu, tidak selesai, ia kini mendaratkan tendangan di perut musuh nya itu. Lalu, dengan cepat ia berhasil menaiki Nomu dan kini membakarnya. Bagusnya, kostum nya itu tahan api, makanya tidak terbakar. Merasa cukup, Narusaka kini melompat mundur dan memasang kuda-kudanya lagi.

"Belum tamat ya" Pikirnya kini kembali berlari ke arah Nomu. "Mati!" Ia berlari dan berhasil menghindari pukulan Nomu dan kini tepat berada di bawah Nomu, teriakannya mengiringi sebuah ledakan yang ia hasilkan. Ia kembali menaiki Nomu dan menyambar nya dengan listrik.

"Hah, sepertinya aku kelewatan menghajarnya" Pikirnya hendak membaringkan badannya, tapi ia kini melihat, lawannya itu masih berdiri dengan tegap. "Apa-apaan?!" Pikirnya. Baru saja lawannya hendak menghajarnya, sebuah api menyambar nya dan menghanguskan dia. "Hah, tapi sepertinya rencananya berhasil"

"Narusaka, kau tak apa?" Kirito yang baru datang dengan Endeavour kini menghampiri Narusaka dan memeriksanya.

"Aku tak apa, syukurlah kalian datang tepat waktu" Jawabnya. "Oh ya, Endeavour-san, bukankah Todoroki berlatih di tempat anda?"

"Ya, tapi tadi ia pergi karena ada sesuatu, katanya mungkin temannya dalam bahaya" Jawab Endeavour.

"Bahaya, oh ya, Ingenium, kakak dari Iida dihajar oleh si pembunuh pahlawan itu" Pikirnya. "Bisakah anda memberitahu saya lokasinya? Ah, tidak perlu, tidak jadi" Narusaka kini dengan cepat terbang ke arah yang mereka tidak tahu tujuannya untuk apa.

"Benar sekali, tadi aku merasakan Todoroki sedang bersama dengan Iida, Midoriya, dan seorang lagi berhadapan dengan si pembunuh pahlawan itu" Ucap batinnya.

"Oi!" Sebuah teriakan memasuki telinga lima orang di sebuah gang kecil. Datang dari atas, sesosok lelaki berjubah yang kini berada diantara empat orang yang berhadapan dengan satu orang. "Maaf aku terlambat. Akhirnya aku menemukanmu, hero killer"

"Oh, kau, jika dirasa-rasakan kau ini memang memburuku, untuk apa? Balas dendam?" Tanya si hero killer.

"Awalnya aku memburumu untuk sebuah tantangan, tapi tidak saat ini, saat ini aku menghadapimu karena sudah berurusan dengan temanku" Ucap Narusaka yang kini mengeluarkan pedangnya.

"Narusaka-san, kemarilah sebentar" Midoriya kini membisikan sesuatu di telinga Narusaka.

"Oh begitu, baiklah" Narusaka kini memasang kuda-kudanya dan bersiap menerjang si Hero Killer.

Pertarungan kini terjadi diantara Narusaka, Izuku, Todoroki, dan Iida melawan Si Hero Killer.

"Aku akan menahan semua serangannya kalianlah yang akan menyerangnya, karena jika aku yang serang, nanti dia mati"

Narusaka kini berhadapan langsung dengan Hero Killer dan beradu pedang. "Kau hebat juga, aku menebak kau magang di tempat Kirito kan?"

"Ya, pastinya"

"Kita akan melumpuhkan nya, jika tidak berhasil aku punya rencana cadangan"

"Sekarang!" Todoroki dengan cepat membekukan kaki Hero Killer dan membuatnya kesulitan bergerak. Izuku dan Iida yang datang, kini menghajarnya. Tapi, memang butuh lebih dari itu untuk mengalahkan seorang Hero Killer. Ia berhasil mendapat darah Izuku dan Iida.

"Midoriya! Iida!" Seru Narusaka dengan amarah, menerjang Hero killer, melemparnya kebelakang dan menarik hero yang terluka dan Todoroki dengan Quirk dari Wood Kamui. "Minumlah" Ucap Narusaka memberi suatu cairan kepada Midoriya dan Iida. "Maaf, aku tidak punya cukup banyak"

"Rencana cadangannya membutuhkan sesuatu yang sangat penting"

"Ayo maju!" Narusaka bersama Izuku dan Iida kini menerjang si Hero Killer. Todoroki menyerangnya dengan api, membuatnya mengarah tepat kepada Izuku yang kemudian berusaha mendaratkan sebuah pukulan. Si Hero Killer masih berhasil menghindari ke belakang yang langsung disambut oleh kaki dari Iida. Dia pun masih bisa menghindarinya dengan menunduk. Disanalah, Narusaka bersiap dengan tinjunya. Tapi itulah yang diinginkan Hero Killer, ia mengayunkan pisaunya dan mengarahkannya pada pipi Narusaka. Ia kemudian dengan mudah menendang Izuku dan Iida.

"Kau mati disini!" Serunya seraya menjilat darah di pisaunya itu.

"Salah, kaulah yang tamat" Ucap Narusaka mengejutkan si Hero Killer. "Midoriya! Iida!" Dengan cepat, Izuku dan Iida menerjang Hero Killer dan mendaratkan serangan masing-masing. "Ini karena membahayakan temanku!" Ucap Narusaka kini mendaratkan pukulan yang tepat di wajah si Hero Killer.

"Kurasa ini selesai" Narusaka yang kelelahan kini terjatuh dan pingsan.

"Ah, sepertinya aku pingsan lagi" Ucapnya ketika baru tersadar.

"Oh Narusaka, syukurlah, dokter sebelumnya berkata kau kehabisan lumayan banyak cairan dalam tubuh, jadinya kami khawatir" Ucap Izuku segera ketika Narusaka baru saja sadar.

"Oh baguslah kau sudah sadar" Sosok pria pendek mengenakan pakaian berdominan putih dan kuning muncul dan berkata.

"Apa yang komisaris polisi lakukan di sini?" Pikir Narusaka.

"Mari langsung ke intinya saja, Hero Killer yang kalian lawan sebelumnya, kini sedang dirawat akibat dari luka bakar dan patah tulang yang serius" Ucap Komisaris. "Kalian tahu, kandidat pahlawan yang belum resmi dan tidak mendapat persetujuan dari pengawal tapi menggunakan kekuatannya, meski korbannya adalah penjahat, ini tetap lah sebuah pelanggaran"

Tepat sebelum Todoroki hampir meluap emosinya, Narusaka segera berbicara. "Ya, tentunya, meski tujuannya adalah menolong seseorang dalam bahaya seperti saat itu, itu tetap lah pelanggaran" Ucap Narusaka yang sangat paham kondisinya. "Lalu, apa yang akan kalian lakukan, menghukum kami?"

"Normalnya itu diperlukan jika ini sudah tersebar ke publik, tapi karena saksinya sedikit, masih ada jalan lain" Ucap Komisaris.

"Aku tebak kau mau melimpahkan nya kepada Endeavour-san" Ucap Narusaka menebak dan benar. "Aku tidak setuju, jika begitu maka para hero bisa saja dianggap terlalu brutal dan malah mencemari nama Endeavour, limpahkan saja pada The Shadow"

"Maksudmu hakim jalanan yang selalu lolos dari polisi?" Tanya sosok pria pendek sebelumnya yang adalah Gran Torino.

"Ya, aku yakin dia tidak masalah" Ucap Narusaka.

"Karena kaulah The Shadow" Ucap Komisaris mengejutkan hampir semua orang di sana kecuali Kirito dan Narusaka.

"Selama kalian tidak punya bukti bahwa itu adalah aku, kalian tidak bisa menahanku, dengan begini kalian tidak akan mencemari nama siapapun" Ucap Narusaka.

"Tapi bukankah kau barusan mengaku?" Tanya Iida agak bingung. "Saksi bisa saja dijadikan bahan untuk menahanmu"

"Aku kan tidak pernah bilang "Akulah The Shadow" Atau semacamnya, bahkan yang aku katakan tadi pun tidak bisa dijadikan bahan untuk menahanku, bagaimana menurutmu, Komisaris?" Dengan demikian, kejadian yang menimpa Hero Killer dilimpahkan kepada The Shadow, sang Vigilante yang banyak menghabisi kejahatan di seluruh negeri. Narusaka dan yang lainpun kini sudah kembali ke sekolah.

"Syukurlah kalian tak apa, kudengar si Shadow yang menghabisinya ya? Yah, orang itu sangat kuat dan cepat, tak ada satu orang pun yang bisa mengejarnya" Ucap Kaminari pada Izuku dan yang lain yang terlibat dalam insiden Stain.

"Hei, Naru-chan, kau yang menghabisi Stain?" Yaoyorozu yang sudah tahu identitas Shadow yang asli kini bertanya padanya.

"Tidak sepenuhnya salah sih, tapi juga tidak sepenuhnya benar" Ucap Narusaka membingungkan Yaoyorozu. "Anggap saja itu adalah sesuatu yang sangat butuh untuk diucapkan agar situasi tidak semakin rumit"

"Huh, dasar" Ucap Yaoyorozu agak kesal karena Narusaka merahasiakan sesuatu darinya. "Yasudah"


Segitu aja untuk kali ini. Ngomong-ngomong, kalian merasa ada yang aneh nggk sih? Yah, kalo pun ada, paling bakal dijelasin di Interlude berikutnya.

Jangan lupa Follow dan Favorite. Sampai jumpa di Interlude nanti!