Oke, akhirnya Side Chapter selesai juga. Gwnya males soalnya wkwkwk.
Buat yang lupa sampai mana ceritanya, ini adlh cerita setelah Tang San berangkat ke sekolah Nuoding. Kan udh pada tau lah ya bagaimana kesehariannya di sekolah Nuoding. Jadi, gw skip aja deh ya!
《START》
Lyria (Tang Ya)'s PoV
Setelah Tang San berangkat ke sekolah, aku ingat kalau nanti ayah juga akan pergi mengawasinya. Jadi, aku juga harus bersiap-siap untuk pergi juga. Mau bagaimana pun, tidak ada orang lagi di sini.
Tapi tiba-tiba, aku teringat kalau Tang San akan kembali 1 tahun lagi. Jadi, kuputuskan untuk tinggal 1 tahun lebih lama lagi di desa ini. Tentu saja, aku akan tetap berkelana.
Rencanaku untuk saat ini adalah mengumpulkan Skill-Skill yang mirip seperti milik Rimuru melalui Skill [Predator]. Menurut Great Sage, Spirit Beast juga dapat memberikan skill intrinsik seperti monster-monster di gua tempat Veldora dikurung. Jadi, aku akan mencari skill-skill yang hampir mirip dengan milik Rimuru.
Aku juga berencana mengumpulkan jiwa-jiwa yang dibutuhkan untuk menjadi True Demon Lord selama 6 tahun ini. 10000 jiwa itu bukanlah jumlah yang sedikit apalagi di saat aku tidak dalam dunia yang akan berperang. Jadi kuputuskan untuk mengumpulkan satu per satu selama 6 tahun ini.
Aku juga tidak boleh lupa untuk mengunjungi sang Grandmaster, Yu Xiaogang dan memberikannya sedikit peringatan.
Walau aku tau dia tidak akan melukai Tang San, ini adalah hal yang perlu kulakukan soalnya aku tidak tau apa ceritanya akan berubah dengan kehadiranku atau tidak.
Serta kepada Xiao Wu, dia tetaplah Spirit Beast mau bagaimana pun. Jadi, aku akan berbicara dengannya sebentar mengenai identitasnya. Walau kukatakan berbicara, aku lebih seperti mengujinya.
Tapi, ini adalah hal yang diperlukan untuk memastikan semuanya berjalan lancar tanpa banyak perubahan cerita. Setidaknya kalaupun ceritanya berubah, aku dapat meringankan dampak dari perubahan tersebut.
Setelah 6 tahun berlalu, aku perlu memasuki sekolah Shrek dengan cara yang sama seperti ayah yang mengancam Flender dan Zhao Wuji. Karena jika aku menggunakan cara biasa, aku sudah gagal sejak ujian pertama karena tak punya Spirit Rank. Ya mau gimana lagi, terpaksa pake cara yang sedikit bar-bar.
Sisanya, aku hanya akan menonton pertunjukan cerita aslinya dimulai. Mau bagaimana pun, latihan mereka tidak akan memberikanku dampak sedikitpun jika aku sudah mencapai level Demon Lord.
Tapi pertama-tama, aku harus menghadapi ayahku dulu agar dia mengizinkanku untuk pergi dari desa ini. Ini adalah salah satu langkah yang sulit dilakukan. Ada kemungkinan besar aku harus menunjukkan kemampuanku.
Ah, sudahlah jangan terlalu dipikirkan. Bukan karena tidak penting, tapi Ayah sudah datang! Dia seperti masih ragu untuk mengatakan sesuatu. Aku bisa menebak kalau dia ingin mengatakan bahwa dia akan pergi dari sini, tapi takut jika aku merasa kesepian atau semacam itu.
"Ayah, sarapan telah disediakan oleh kakak. Makanlah dulu!" Kataku sambil meletakkan buburnya ke sebuah mangkuk.
Kami makan dengan tenang... Tapi, ini terlalu canggung! Jujur saja, situasi ini sangat canggung dengan tidak adanya Tang San di sini.
Setelah kami berdua selesai, akulah yang memutuskan untuk memulai percakapan ini, "Ayah, aku tau kau ingin mengatakan sesuatu. Katakan saja."
Karena melihatku yang menatapnya lurus, ayah tau kalau dia tidak bisa ragu lagi, "Xiao Ya, aku akan pergi dari desa ini."
"Oh, oke." Kataku dengan nada ynag sedikit aneh karena tidak tau harus mengatakan apa.
Ayah bertanya mendengar jawabanku dengan sedikit ragu, "Apa kau akan baik-baik saja sendirian di desa ini?"
"Baiklah, aku akan jujur denganmu. Sejujurnya, aku juga ingin meminta izin padamu untuk membiarkanku pergi dari desa ini. Tentu bukan saat ini, aku ingin pergi setelah Tang San pulang untuk liburan satu tahun lagi." Jawabku dengan muka serius yang tidak mungkin ada pada anak berusia 6 tahun.
Ayah juga akhirnya tidak ragu-ragu lagi dan mulai serius membicarakan hal ini. Ini tentang keselamatan anaknya mau bagaimanapun, "Apa kau tau risiko dari hal ini?"
Aku menjawab sambil mempertaruhkan kalimat ini, "Tentu saja, aku tau. Tidak hanya itu saja yang kuketahui. Aku juga tau tentang identitasmu sebagai Clear Sky Douluo dan juga identitas ibu sebagai Spirit Beast."
Mendengarkan perkataanku, ayah langsung terkejut. Dan dengan cepat dia berkata dengan dingin, "Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"
"Aku bukan mengetahuinya, tapi aku menyaksikannya. Aku ingat persis bagaimana ibu mengorbankan dirinya demi keselamatanku, tidak, keselamatan kita. Saat aku masih bayi, aku memiliki ingatan di kehidupan lalu. Karena itu, aku mengerti apa yang terjadi saat itu." Jawabku dengan serius.
Ayah terdiam dan tidak mengetahui harus berkata apa. Pada akhirnya, dia hanya bisa bertanya, "Apa Tang San mengetahui hal ini?"
"Tentu saja, tidak. Aku juga tidak akan menjelaskan hal seperti ini kepadanya. Kalau di kasusku, aku masih bisa mengontrol diri dan emosiku. Berbeda dengan kasusnya Tang San, dia tidak ahli dalam mengontrol perasaannya. Kalau kukatakan itu sekarang, ada kemungkinan besar kalau dia sudah terbunuh oleh Spirit Hall." Aku menjelaskan jawaban dan alasannya mengapa Tang San tidak mengetahuinya.
Ini bukanlah kebohongan. Ini merupakan salah satu alasan kenapa aku tidak memberitahukan Tang San. Alasan lain karena plot cerita aslinya, tapi aku bisa saja dengan mudah memberitahukannya jika aku mau.
Tapi sayangnya seperti yang kukatakan, Tang San adalah orang yang tidak pandai dalam mengendalikan perasaannya, terlihat jelas setiap kali dia melihat Xiao Wu yang terluka. Kalau kuberitahu sejak dini, itu hanya akan menjadi kasus bunuh diri buat Tang San.
Di sini, aku menggunakan nama Tang San daripada menggunakan kata Kakak. Alasannya tidak lain tidak bukan karena aku ingin menciptakan gambaran kalau aku lebih tua darinya. Yah, walau dia masih lebih tua jika dibandingkan dengan umurnya di kehidupan lalu.
"Walau aku memiliki kebencian tersendiri terhadap Spirit Hall, tapi aku memiliki tujuanku sendiri dari kehidupan laluku. Aku akan mengutamakan tujuanku daripada hal itu. Dan demi mewujudkan tujuanku, aku perlu izin dari ayah untuk membiarkanku pergi dari desa ini. Tapi aku akan pergi tahun depan setelah Tang San bersekolah kembali, Tang San hanya akan bertambah sedih jika dia tidak menemukanku tahun depan setelah ayahnya" Lanjutku menjelaskan tujuanku yang sebenarnya dengan panjang dan lebar.
Ayah menghelakan nafasnya dan berkata, "Pergilah. Sebagai orang tua, aku tidak memiliki hak untuk menahanmu untuk tetap tinggal di sini. Walau aku tidak mengetahui apa tujuanmu saat ini, aku percaya kalau kau dan Tang San tidak akan melawan satu sama lain."
Baiklah, langkah paling pertamaku berhasil dengan lancar walau aku perlu mengungkapkan identitasku sebagai reinkarnator. Walau percakapan hanya sebentar, aku merasa semua tenagaku habis.
(Author: Ya elah, kan ada Magical Breeder Reactor. Mana mungkin tenaga elu bisa capek coba? Authornya yg capek bikin nih cerita ー_ー
Lyria: Maksodnya mental author goblok!
Author: Apa elu bilang!?
Cerita pun berakhir karena authornya ga niat mau nulis lagi setelah bertengkar sama MC ceritanya.
Bercanda :v )
Karena merasa mentalku capek, aku tertidur tanpa banyak waktu. Sudah lama sejak aku tidur selama ini. Kebanyakan waktuku dihabiskan dengan berlatih di malam hari soalnya.
Aku tidur kok, tapi tidak terlalu sering. Bahkan saat aku tidur, aku hanya tidur untuk sesaat aja. Kurasa sudah sekitar 5 tahun. Terakhir kali kutidur se-nyenyak ini adalah saat bayi soalnya.
Aku harus ingat kalau aku bukan lagi seorang manusia. Kalau aku terlalu naif kayak Rimuru, nanti hanya akan membawa kejadian seperti kematian Shion di cerita Tensura. Karena itu, aku perlu membulatkan tekadku.
Tetapi aku juga harus ingat, aku adalah manusia. Mau bagaimana pun, aku tidak boleh lupa kalau jati diriku adalah manusia. Kalau sampai aku melupakan hal ini, aku bukan lagi diriku melainkan orang lain.
Keesokan harinya saat aku terbangun, sosok ayah sudah tidak terlihat lagi. Aku tau kalau dia palingan sudah pergi dari desa ini. Ini juga saatnya bagiku untuk menjelajahi dunia luar.
Aku mengambil syal yang kurajut sendiri dan sepatu yang cocok dengan syal yang kugunakan. Aku juga mengambil penutup telinga untuk meredam suara yang terlalu besar akibat [Milim Ear]. Ini akan menjadi pakaianku sehari-hari.
Merajut adalah salah satu hal yang sering kulakukan saat tidak ada kerjaan. Ini adalah kebiasaan dari kehidupan lamaku. Sekarang, mari kita berangkat ke kota Heaven Dou.
Sesampainya di kota Heaven Dou, ada penjaga kota yang hanya membiarkanku masuk setelah membayar beberapa koin. Ini bukan penyuapan, tetapi memang peraturannya yang mana pendatang kota diwajibkan membayar uang masuk ke dalam kota.
Tujuanku tentu hanya satu. Mencari makanan! Selama 6 tahun di desa Holy Spirit, tidak banyak makanan yang enak untuk dimakan dan banyak bahan makanan yang tidak dapat kutemui.
Di sepanjang jalan, terdengar suara lembut keluar dari mulut seorang gadis. Gadis ini sangat cantik walau masih berusia muda. Dia memiliki rambut biru muda yang seperti langit dan mata biru yang seperti laut. Syal yang tergantung di lehernya juga menambah nilai pesonanya. Itulah Aku, Lyria atau bisa dipanggil Tang Ya.
Walaupun aku terlihat seperti gadis polos yang sedang berjalan-jalan, faktanya aku sedang merasa sangat waspada karena merasakan aura yang kuat berada di sepanjang kota, terutama aura 2 orang.
Orang pertama memiliki aura berwarna putih tajam dan orang yang kedua memiliki aura berwarna pelangi. Kalau berbicara soal warna pelangi, tentu aku langsung sadar kalau itu adalah anggota klan Seven Treasure Glazed.
Tapi yang membuatku waspada adalah entah kenapa mereka berjalan menuju ke arahku. Aku bukan merasa terlalu percaya diri atau bagaimana, tapi itu kenyataannya! Mereka benar-benar berjalan ke arahku.
Great Sage, berapa persen menurutmu aku bisa mengalahkan Titled Douluo?
[Jawab: Hanya 1% dengan kemampuan Master yang saat ini. Jika Master membuka segel 'Wrathful King Satanael', maka ada kemungkinan 10-25%.]
Apa? Gawat! Apa yang akan dilakukan oleh mereka?
[Namun, ada 100% kemungkinan kalau Master dapat bertahan hidup.]
Begitu dong! Jadi keadaannya seperti ini kah? Aku tidak bisa mengalahkan musuhku, tapi di saat yang sama, musuhku juga tidak bisa mengalahkanku. Tapi Pertama, mari kita amati dulu situasinya.
"Hei, gadis kecil yang di sana." Panggil Ning Fengzhi dengan senyuman di wajahnya.
Karena aku juga tidak tau apa yang harus kulakukan, aku hanya menjawab dengan jujur saja, "Ada perlu apa anggota klan Seven Treasure Glazed denganku?"
Oops, ahhh! Aku mengacaukannya. Woi, mereka belum memperkenalkan diri woi diriku!
"Baguslah kalau kau mengetahui siapa kami." Kata seseorang dengan sombong yang suaranya terdengar seperti anak kecil. Anak kecil? Huh? Bukankah itu Ning Rongrong!
Aku hanya membalasnya dengan acuh tak acuh dan sebaliknya bertanya kepada Ning Fengzhi, "Iya, iya, nona muda. Jadi apa yang kalian inginkan dariku?"
"Rongrong, kau tidak boleh berkata seperti itu. Kan kita hanya ingin bertanya tentang pakaiannya. Jangan terlalu kasar saat ingin bertanya!" Sword Douluo a.k.a. Chen Xin berbisik kepada Ning Rongrong.
"Tapi kan, kakek Jian. Dia hanya gadis biasa." Ning Rongrong menjawab dengan sedikit protes di nadanya.
"Fakta bahwa dia mengenali kita sebelum kita memperkenalkan diri adalah bukti kalau dia bukan orang biasa." Ning Fengzhi yang mendengar protes anak perempuannya ini langsung berbisik kepadanya.
Aku yang dari tadi mendengar percakapan bisik-bisikan mereka hanya bisa bisa bermuka datar. Faktanya, [Milim Ear] tetap bisa mendengarkan percakapan luar walau sudah kututup telingaku.
Oh jadi itu sasaran mereka, kupikir mereka ingin mengajakku bertarung atau semacam itu. Iya juga ya, ngapain pula mereka bertarung dengan anak berusia 6 tahun ini. Aku yang mungkin bodoh di sini karena berpikir terlalu berlebihan.
Aku hanya berkata dengan nada yang cukup datar, "Oh jadi itu yang kalian perlukan dariku. Dan aku bisa mendengarkan kalian, tidak perlu pakai berbisik."
Ning Fengzhi hanya bisa tertawa canggung karena ketahuan membicarakan tentangku, "Jadi gadis kecil, darimana kau membeli syal itu? Anak perempuanku menginginkannya setelah tak sengaja melihatnya."
"Pertama, namaku Tang Ya. Jangan memanggilku gadis kecil. Kedua, ini syal buatan." Kataku setelah mendengar pertanyaannya.
Pertama, memanggilku gadis kecil sedikit melukai harga diriku mengingat aku bukan lagi anak kecil. Yang kedua, ini bukanlah kebohongan. Aku merajutnya sendiri.
Faktanya, benang yang kugunakan untuk membuat syal ini dibuat menggunakan Magicule. Bukannya benangnya kubentuk sendiri dengan Magicule atau bagaimana. Tapi, ini tumbuh setelah tanamannya kuberikan Magicule. Walau mereka mencarinya kemana-mana, tidak mungkin untuk mendapatkan benang yang sama lagi.
"Untuk benangnya sendiri, itu sedikit sulit untuk dijelaskan darimana asalnya. Tapi, aku masih memiliki beberapa yang tersisa sih." Lanjutku.
Ning Fengzhi yang mendengarnya langsung bertanya, "Bagaimana kalau kau menjualkan benangnya?"
"Boleh kok. Aku tidak menginginkan uang. Tapi sebagai gantinya,..." Kataku
Mengingat adanya Ning Fengzhi dan Chen Xin di sini, ada kemungkinan besar kalau mereka sedang mencari Spirit Ring pertama milik Ning Rongrong. Karena aku juga tidak tau harus mencari Spirit Beast kemana untuk saat ini, akan lebih baik jika aku bertanya kepada mereka saja kali.
"Karena ada kepala klan dan Titled Douluo di sini, aku simpulkan kalau kalian datang untuk mencari Spirit Ring untuk nona muda di sana bukan? Bawalah aku juga. Aku ingin mencoba 'Melahap' Spirit Beast." Lanjutku dengan menekankan sedikit kata 'Melahap'.
"Maksudmu, menyerap Spirit Beast. Baiklah kalau begitu." Ning Fengzhi menjawab setelah memikirkan jawabannya sebentar. Dia pikir tidak ada salahnya untuk mencarikan teman buat anak perempuannya.
Hmm... Untuk mengatakan menyerap Spirit Ring, itu adalah kesalahan karena aku hanya ingin mencoba melahap mereka dengan menggunakan [Predator].
《END》
Jujur aja, ini chapter susah banget ditulis. Soalnya, gw sendiri payah dalam memulai percakapan di dunia nyata.
Kadang klo teringat aja baru bisa bicara, tapi itu pun klo sama sahabat gw. Klo sama org yg ga lama kenal gitu, susah banget mulai percakapan. Awkward sendiri soalnya.
Gw juga ga terlalu terbiasa berkomunikasi sama ortu. Bukannya hubungan jelek, tapi karena emg gw nya yg ga tau mau ngomong apa.
Dan abaikan candaan di tengah cerita, selera humor gw jelek soalnya. Well, walau gw telat sih klo bilangnya sekarang wkwkwk.
Btw, gw ga ada bilang kan tujuan akhir Lyria apa? Hayo lu, tebak lah. Tujuan akhir kenapa Lyria mau kerja sekeras itu sampe kgk tidur gitu.
