Sebelum masuk dalam cerita ini, ada beberapa komen dari pembaca. Jadi, jika ada yang bertanya seputar FanFic ini akan dijawab di Chapter selanjutnya

Q: Pengen bilang menarik tapi lupa kenapa naruto mau ke dimensi lain , alesannya kan karena mau ketemu ortu nya , ini malah mati semua ? Sia" dong tujuan dia ke dimensi lainA: Iya sih, tapi Naruto sudah bertemu ayahnya juga walau hanya 7 tahun dan jujur, aku sendiri bikin alurnya agak memaksakan, termasuk matiin Kushina duluan. Di situ juga, Naruto sudah memiliki tujuan baru sekaligus permintaan ayahnya, yaitu untuk mengalahkan All for One yang dimana Villain yang sudah membunuh Minato.

Q: Ini cerita bakal seru, tapi jangan rusak cerita dengan genre harem.

A: Tidak bakal ada harem, malah tambah ribet.

Q: jadi yatim lagi kebiasaan seperti author yg lain orangtua naruto meninggal

A: Itu sudah jadi ciri khas para author, jadi.. mohon maaf, mungkin di cerita crossover lain/selanjutnya, pasti orang tuanya jelas ada.

Q: Quirk Naruto kebanyakan dahh

A: Akan ada waktunya Naruto kena nerf dari Author. Toh biodata belum Author munculkan.

Sekian dari sesi komennya dan selamat membaca

_

NARUTO (ナルト) Masashi Kishimoto

Boku no Hero Academia (僕のヒーローアカデミア) Kohei Horikoshi

Bright and Dark Future ChickenRicheese

.

.

.

.

.

Setelah Naruto menyebar 5 klon kayunya ke area yang masih terdapat murid-murid SMA UA, ia menatap guru SMA UA yang wujud tubuhnya sedang dalam keadaan kurang baik. "Sebentar lagi bala bantuan datang, Thirteen-sensei."

Pro Hero yang bernama Thirteen menatap ke sumber suara yang ia kenal, yang tak lain adalah Uzumaki Naruto. "Na-naruto-kun.. K-kau tampak begitu... De-dewasa..." Puji Thirteen dengan susah payah menampilkan eye smilenya dan mengeluarkan suara yang bergetar..

Naruto tersenyum tipis mendengar pujian Thirteen. "Terima kasih pujiannya, istirahat lah Thirteen-sensei. Biar aku dan All Might yang menanganinya." Ia kembali berjalan ke tempat All Might berada.

"Na-naruto-kun... I-itu berba--"

"Ne... Ne... Aku tidak akan mati hingga aku menjadi pahlawan no.1" Ucap Naruto yang memotong perkataan Thirteen tanpa menoleh ke lawan bicaranya dan tetap berjalan ke area yang dimana All Might berada.

Setelah sampai di area yang dimana para penjahat tergeletak lemah, agar para penjahat tidak lepas tiba-tiba, Naruto mengeluarkan sulur kayu dari tanah dan mengikat para penjahat yang tergeletak. Ia melihat salah satu penjahat yang sudah sadarkan diri dan tanpa belas kasihan, ia menjambak rambutnya dengan kencang.

"Hoi, hoi, siapa yang merencanakan ini semua?" Tanya Naruto dengan tatapan dan suara dingin. Penjahat itu masih enggan untuk berbicara, karena ketakutan melihat wajah si remaja bermarga Uzumaki.

Karena penjahat yang ditanya itu enggan menjawab pertanyaan Naruto, mau tidak mau ia harus menerima konsekuensinya.Uzumaki itu memukul kepala tengkorak si penjahat, lalu menendang rahang bawahnya dengan lututnya hingga keluar suara retak tulang rahang penjahat yang menyebabkan si penjahat berteriak histeris dan minta ampun.

"Berisik sekali." Ia menginjak-injak kepala dan wajahnya tanpa ampun hingga bersimbah darah serta meludahi kepala dan wajahnya. Para penjahat yang melihat pemandangan yang sadis dari Naruto, hanya bisa bergedik ketakutan dan ada juga yang kencing di celana. Tak hanya para penjahat, para murid UA yang mendengar suara teriakan minta tolong dari si penjahat langsung melihat peristiwa itu, lalu menatap ngeri terhadap Uzumaki yang masih menampar keras si penjahat.

Setelah memberikan sebuah 'hadiah' kepada si penjahat, ia membanting kepalanya dan menatap kepada para penjahat yang masih terikat. "Ayo~ jawab pertanyaanku yang tidak serumit soal matematika atau mau seperti rekan kalian ya--"

"BAIKLAH BAIKLAH KAMI AKAN MENJAWAB PERTANYAANMU!!" Teriak semua penjahat yang terikat secara ketakutan. Naruto tersenyum lebar dan memiliki perasaan yang senang.

"Baiklah, kalau begitu berbicaralah dengan jujur. Sebelum aku menyiksa temanmu lagi." Tanpa rasa bersalah, ia duduk di atas penjahat yang tadi ia siksa.

Di tempat area berkumpulnya para murid, sedari tadi mereka melihat pemandangan yang sangat mengerikan dari si pirang Uzumaki itu. Tak sedikit dari mereka mengira bahwa Uzumaki Naruto adalah seorang penjahat yang menyerang sesama penjahat. Yaa... Itu memang terlihat aneh bagi mereka.

"Itulah mengapa aku ingin menghentikan Uzumaki." Mereka semua menatap Thirteen yang masih terbaring lemah. "Aku tak ingin kalian menyaksikan pemandangan yang ia lakukan."

"Ta-tapi, siapa Uzumaki Naruto yang sebenarnya? Kenapa ia tidak begitu takut terhadap para penjahat?" Tanya si gadis berwajah bulat atau yang ketahui adalah Uraraka.

"Dia adalah seorang eksekutor yang berada di bawah naungan Kepolisian Jepang." Fakta pertama Naruto sudah terungkapkan dan mereka yang mendengar fakta tentang Naruto tidak percaya. Eksekutor di bawah naungan kepolisian? Di umur sebelum 15 tahun? Seharusnya di umur segitu, mereka hanya belajar dan bermain bersama teman-temannya.

"Aku tahu kalian tidak akan bisa menerima fakta itu. Tapi itulah kenyataannya, Kalian juga bisa menanyakan semua para polisi, terutama detektif Tsukauchi dan rahasiakan informasi nya dari teman sekelasmu yang tidak mengetahuinya." Dengan usaha keras, Thirteen menatap Uraraka, Ashido, Sato, Sero, dan Shoji. "Bertemanlah dengannya Uzumaki-kun, dia anak yang sangat baik dan dia tidak jahat seperti yang kalian lihat tadi." Ucap Thirteen dengan smile eyes nya.

Mereka menatap satu sama lain dan mengangguk mengerti apa yang dikatakan oleh guru mereka. "Baiklah, kami akan berteman dengan Uzumaki-kun!!" Kata Ashido dengan semangat dan tak sadar di kedua pipinya terdapat rona merah.

Entah muncul dari mana ide jahil Thirteen melihat rona merah dari Ashido, tak lupa juga Uraraka yang juga terdapat rona wajah. "Kalau Uraraka dan Ashido, bukan berteman tapi ingin memilikinya kan?" Kata Thirteen yang menjahili 2 murid perempuan hingga kedua wajah mereka memerah seperti tomat.

"T-tidak bu-bukan begitu, sensei!!" Ucap Ashido dan Uraraka secara terbata-bata. Siapa sih yang tidak malu, jika mereka berdua 'dicomblangin' sama seorang murid baru yang tampan.

"HUWAAA!! DIA MENYUNDULKAN KEPALA PENJAHAT ITU HINGGA SI PENJAHAT TAK SADARKAN DIRI!!" Teriak Sero melihat pemandangan sadis lagi dari seorang Uzumaki Naruto. Tapi yang paling membuat mereka tercengang adalah kepala Naruto berdarah. Bukan darah kepala dia sendiri, melainkan, darah si penjahat tersebut.

"Eksekutor tersadis..." Komen Shoji dan diangguki oleh semua orang yang ada di situ dan mereka tak kuat lagi melihat pemandangan sadis lagi, yaitu menginjak kepalanya hingga pijakannya pecah.

Thirteen hanya bisa menghela nafas di tempat dengan kelakuan Naruto yang dinilai berlebihan. "Umur 15 tahun sudah menyeramkan." Gumam si pahlawan astronot tersebut. 'Apakah Aizawa-senpai dan Midnight dapat menangani kesadisan Uzumaki-kun.

[Di Area All Might berada]

Setelah All Might memukul Nomu hingga keluar dari area USJ, dia mendengar suara teriakan histeris dari para penjahat, suara itu terdengar seperti siksaan dari si Uzumaki. 'Aku lupa bilang ke Naruto, jangan sampai dia menyiksa para penjahat.' Batin Si Pria bermarga Yagi itu.

Tak hanya All Might saja, Shigaraki dan Kurogiri serta 4 murid kelas 1-A mendengar suara tangisan dan kesakitan dari para penjahat. "Siapa yang melakukan itu?" Tanya Shigaraki sambil menggaruk lehernya dengan perasaan marah, apa lagi All Might yang belum tumbang, akibat serangan dari Nomu.

"Aku yang melakukannya." Suara dingin itu membuat mereka yang berada di situ membeku, bahkan kedua kaki Bakugo, Midoriya, Todoroki dan Kirishima membuatnya berlutut getar. Mereka menatap asal suara dingin tersebut dengan patah-patah dan pandangannya menangkap seorang remaja pirang yang seumuran dengannya.

Tatapan ketakutan juga keluar dari Kurogiri dan lain dengan Shigaraki yang tambah marah, karena seseorang telah mengganggu rencana jahatnya.

"BAJINGAN PENGGANGGU!!!" Shigaraki berniat menapakkan tangannya ke wajah Naruto dan menjadikan Naruto menjadi abu. Tapi kenyataannya, tubuh Shigaraki terasa ditarik dari tanah dan tubuhnya tidak bisa digerakkan.

"Kau lah yang mengganggu, dasar binatang." Suara tersebut membuat Shigaraki bergedik ketakutan dan dengan sedikit keberanian Shigaraki menatap mata Naruto. Ia melihat tatapan wajah yang mematikan dari si pirang Uzumaki dan dia seperti melihat rubah yang siap memangsa dirinya, apalagi mata Naruto bewarna merah dengan pupil vertikal dan juga tanda lahir kumis di kedua pipinya menebal. Shigaraki langsung memundurkan tubuhnya dengan perasaan ketakutan dan seumur hidupnya, Shigaraki belum pernah ia lihat sebelumnya.

'To-tolong aku, master!! Aku belum mau mati..'

[Di area pegunungan]

Di area tersebut terdapat 3 murid kelas 1-A yang sedang terjebak dalam kumpulan para penjahat. Salah satu mereka tertangkap dan menjadi sandera dari salah satu penjahat Quirk listrik.

Ciri-ciri sandera tersebut memiliki rambut pendek berwarna emas, dibelah ke kanan dengan garis hitam berbentuk kilat di sisi kiri poni sampingnya, yang miring sehingga menutupi sebagian mata kirinya. Dia memiliki mata emas yang agak segitiga, dan terutama alis yang kecil. Dia lebih ramping daripada kebanyakan siswa laki-laki lain di kelasnya, tidak memiliki banyak massa otot yang terlihat. Dia adalah Kaminari Denki.

"Angkat tangan, tidak boleh menggunakan Quirk atau akan kubunuh anak ini jika kalian menggunakannya." Ancam penjahat itu sambil mengangkat Denki yang memasang wajah bodoh, karena ia mengeluarkan jumlah listriknya yang banyak dan mengakibatkan otaknya korslet.

Rekan dari Denki, yaitu Jirou Kyouka dan Yaoyorozu Momo menggertakkan giginya kesal. Mereka kehabisan rencana untuk membebaskan Denki.

"Kaminari-san."

"Gawat, ini di luar kendali. Aku pikir para penjahat telah tumbang, tapi masih ada penyergapan. Hal ini sama sekali tidak diperhitungkan." Kata Jirou yang kesal dengan dirinya sendiri sampai tidak kepikiran masih ada penjahat lain.

"Sama seperti Quirk listrik, aku tidak ingin membunuhnya, tapi tidak ada cara lain." Tangan kanannya diangkat dan keluarlah aliran listrik yang keluar dari telapak tangan kanannya.

"Quirk listrik!" Yaoyorozu dan Jirou mengangkat kedua tangannya. "Aku khawatir pria itu yang mengganggu komunikasi, seperti kata Todoroki-san."

Penjahat itu mulai berjalan sambil menggenggam kerah belakang baju Denki. "Aku ke sana lebih dulu, kalian jangan sembarangan bertindak." Peringat si penjahat itu kepada Jirou dan Yaoyorozu.

Sebuah ide muncul dari kepala si perempuan berambut ungu tua itu. "Termasuk Kaminari. Bukankah aliran listrik terlahir menjadi pemenang?" Penjahat itu berhenti melangkah dan menatap Jiro bingung.

"Apa katamu?" Tanya penjahat itu bingung.

Di atas gunung, salah satu klon kayu Naruto hanya menatap bosan dengan kedua kaki bersila di atas permukaan dan menyaksikan pertarungan 2 murid yang berhadapan dengan 1 penjahat yang sedang memegang sanderanya. 'Sepertinya aku harus bertarung dengan mata tertutup. Karena...' ia menatap kembali Yaoyorozu yang sedang mengambil ancang-ancang bertarung '... Tidak sopan melihat aset milik perempuan.' Ia mengambil penutup mata dan juga satu shuriken dari tas penyimpanan yang berukuran kecil. Setampan-tampannya dan sesadis-sadisnya Naruto, ia masih memiliki sopan santun terhadap perempuan, apalagi melihat aset milik perempuan. Ia kembali menatap Jiro yang sedang berbicara dan ini merupakan kesempatannya. 'Bagus! Ulur waktunya aku akan bersiap!' Batin Naruto dan juga ia mengeluarkan gulungan dari tas kecil tersebut dan ketika ia membuka gulungan tersebut, keluarlah sebuah jaket orange hitam. 'Lebih baik aku memakaikan untuk si rambut ekor kuda. Aku tidak mau dianggap pria bejat.' Batin Naruto yang mengingat beberapa potongan memori di dimensi sebelumnya yang dimana saat Naruto dan Jiraiya mandi di permandian air panas, Jiraiya sering mengintip aset wanita.

Kembali lagi ke Jiro yang sedang berbicara. "Meski bukan pahlawan, kalian masih punya pekerjaan yang dapat dilakukan. Masih banyak orang yang merebutkan kalian, kan? Tidak, aku hanya penasaran. Mengapa kamu ingin menjadi musuh?" Yaoyorozu melirik ke belakang dan tersadar bahwa kabel earphone Jack yang turun ke bawah.

'Jadi begitu... Selama Jiro dapat menghubungkan speaker, kita bisa melakukan serangan mendadak.' Batin Yaoyorozu dan ia kembali melirik ke penjahat Quirk listrik.

"Tidak apa jika kamu tidak ingin menjawab." Jiro ingin mencolok earphone Jack ke speakernya. Akan tetapi...

"Hentikan." Jiro dan Yaoyorozu tersentak saat tangan kanan musuh itu mengeluarkan listrik yang hampir menyentuh Kaminari. "Kamu pikir aku tidak menyadarinya?"

Jiro mendecih kesal, karena rencana serangan dadakan diketahui oleh penjahat.

"Trik anak-anak itu hanya dapat menipu orang dewasa yang bodoh. Kalian ingin menjadi pahlawan. Jangan remehkan sandera. Asalkan kalian tidak melawan, aku bisa membebaskan si bodoh ini." Jiro dan Yaoyorozu benar-benar kesal, karena tidak bisa membebaskan Denki dari penjahat.

"Melindungi orang lain atau diri sendiri. Baik, jangan gega--"

"Hoi, hoi, hoi, monyet idiot! Kau banyak ngomong saja~" Mereka yang mendengar suara tersebut langsung menatap ke sumber suara.

Penjahat itu sangat marah ketika dikatai 'monyet idiot' oleh seseorang yang mengatainya. Ia membalikkan badannya dengan tatapan yang masih marah. "APA KAU BI-- ARGHHH!!!" Mata kanan penjahat yang menyandera Denki itu tertancap oleh shuriken yang dilemparkan seseorang yang memakai penutup mata, siapa lagi kalau bukan klon kayu Uzumaki Naruto. Penjahat tetap berteriak kesakitan, karena efek mata kanannya hingga Denki terjatuh dari tangan penjahat itu.

"Ahh... Suara teriakan itu, berarti sasaran ku tepat." Kemudian ia melompat dari atas dan langsung menendang kepala penjahat dari samping hingga membuat tersungkur ke permukaan. Mereka terkejut dengan kemunculan klon Naruto yang tiba-tiba menyerang penjahat itu, apa lagi klon nya memakai penutup mata dan menendang dengan tepat sasaran.

Belum sampai di situ, Naruto mengambil sebuah tongkat panjang yang dipakai Yaoyorozu. Tanpa ada rasa belas kasihan pada penjahat yang mata kanannya tertancap, ia mengayunkan tongkatnya ke tempurung kepalanya sampai tongkat panjangnya membengkok dan mengeluarkan suara retakan tulang tengkorak penjahat yang lumayan keras. Yaoyorozu dan Jirou menatap ngeri saat melihat aksi dari klon kayu Naruto.

"Kuncir kuda, bawa teman bodohmu." Perintah klon Naruto kepada salah satu murid kelas 1-A yang dipanggil 'kuncir kuda'. Yaoyorozu merasa terpanggil dan muncul perempatan imajinatif di jidatnya, karena penampilan rambut yang mirip kuncir kuda, tidak, tapi ekor kuda. Yaoyorozu langsung menyeret Denki.

Naruto menatap para penjahat yang sudah mulai ketakutan setelah melihat aksi Naruto yang bisa dibilang 'kejam'. "Menyerah atau seperti yang ini?" Tanya Uzumaki sambil menendang tulang rusuk penjahat yang mata kanannya tertancap shuriken.

"KAMI MENYERAH!!" Mereka langsung mengangkat kedua tangannya dan ada yang juga berlutut karena beberapa dari mereka menatap si Uzumaki pirang ini, seperti melihat Dewa Kematian dan ada juga menatap, seperti sosok iblis yang sebenarnya.

"Sebenarnya, aku tidak akan memakai cara kekerasan. Jika salah satu dari kalian tidak menyandera murid SMA UA." Kata klon Naruto sambil mengeluarkan jaket orange hitam miliknya. Kemudian, tatapan klon Naruto menoleh ke Jiro dan Yaoyorozu yang masih membeku melihat penjahat menyerah. "Pakai jaket ini, kuncir kuda." Suruh Naruto kepada Yaoyorozu sambil melempar jaketnya.

Jaket itu ditangkap oleh Yaoyorozu dan dia menatap klon Naruto dengan bingung. "Kenapa kau memberikan jaket kepadaku?" Tanya Yaoyorozu kebingungan.

"... Karena, pakaianmu yang sedikit terbuka itu membuatku harus menutup mata. Aku bukan laki-laki bejat." Jawab klon Naruto dengan helaan nafas. Wajah Yaoyorozu memerah sempurna dan buru-buru memakai jaket yang diberikan Naruto.

"A-a-aku sudah memakainya..." Cicit Yaoyorozu yang masih malu. Mendengar jawaban Yaoyorozu, walaupun suaranya terdengar kecil, Naruto langsung melepaskan penutup kepalanya dan membuka kedua mata biru safir yang begitu indah.

"Kalian tidak apa kan?" Tanya Naruto dengan senyum tulus kepada 2 gadis SMA UA dan membuat mereka mimisan karena wajah Naruto yang begitu tampan tanpa adanya luka goresan apa pun itu.

"E-ehh!? Kenapa jadi mimisan!?" Tanya Naruto pada dirinya dengan panik. Tak lupa, ia mengaktifkan Quirk kayunya dari tanah untuk mengikat para penjahat.

[Kembali ke tempat All Might berada]

"Ku-kurogiri, kita mund-- aghhh!!" Belum menyelesaikan kata-katanya yang ketakutan, kedua tangan dan kaki ditembak peluru api. Mereka mencari pelaku penembakan Shigaraki dan mereka menemukan pelaku penembakan tersebut adalah Snipe.

"Sudah datang?" Tanya All Might kepada dirinya sendiri.

"Maaf, kamu terlambat. Aku memanggil orang yang bisa segera bertindak dan bergegas." Kata Nezu yang menenangkan murid-murid. Kemudian, tatapannya berpindah ke beberapa para penjahat yang terikat oleh kayu dan ada juga beberapa diantaranya babak belur. Nezu tahu siapa pelaku dibalik para penjahat yang babak belur. 'Kebiasaan interogasinya masih terbawa ya."

"KETUA KELAS 1-A, IIDA TENYA. KEMBALI MELAPOR!" Para guru sudah berkumpul di situ dan siap untuk membantu kelas 1-A dan Allah Might yang sedang terdesak.

Para penjahat sudah mulai menyerang para guru SMA UA. Present Mic mendecih dan melakukan Quirk miliknya ke Para Penjahat, sehingga mereka yang terkena gelombang suara menyebabkan gendang telinganya pecah.

Belum sampai situ, Ectoplasm yang merupakan pengguna Quirk Clone membuka mulutnya dan keluarlah sebuah gumpalan yang menjadi kumpulan kloning nya.

"Kalian lindungilah para murid."

"Baik!"

Dengan langkah terburu-buru, Kurogiri langsung menutupi tuan nya dari tembakan Snipe, belum sampai situ, Kurogiri dihisap oleh Quirk milik Thirteen. "Aku akan membunuhmu, Simbol perdamaian dan juga kau... pirang." Ucap Shigaraki sebelum dirinya masuk ke dalam teleportasi Kurogiri.

"Coba saja, bahkan aku siap melawan 'bos'mu." Kata Naruto dengan seringai rubahnya. Shigaraki dan Kurogiri langsung menghilang dari situ.

Pertempuran sengit yang dihadapi Pro Hero. Dunia kejam... Bagi mereka, masih terlalu dini untuk mengalami insiden ini.

"Pfftt... Bodoh..." Naruto kembali memasukkan katana nya ke tas pedangnya dan melihat sepatu miliknya terdapat bercak darah dari Para Penjahat tadi. "Cih! Menjijikan." Ia mengambil sapu tangannya dan membersihkan noda darah di sepatunya.

Todoroki, Bakugou, dan Kirishima melihat sepatu Naruto dengan mata melotot. Bercak darah? Seberapa brutalnya si pirang itu melakukan siksaan terhadap Para Penjahat. Bakugou menggertakkan giginya dan kesal, karena masih ada murid lain yang lebih kuat darinya. "Hoi, ekstra sialan!!"

Panggilan Bakugou diabaikan oleh si pirang Uzumaki yang sedang melipat sapu tangannya yang terdapat noda darah dan ia memasukkan ke saku celananya. Merasa diabaikan olehnya, Bakugou sangat marah dan tangannya mengeluarkan ledakan kecil. "HOI, TEME!! JANGAN ABAIKAN A--"

"Kau ngomong ke siapa, sumbu peledak?" Tanya Naruto sekaligus mengejek Bakugou. Kirishima tertawa terbahak-bahak begitu Bakugou dikatai 'sumbu peledak' dan Todoroki menahan tawanya, tetapi masih memasang wajah yang kalem.

"SIAPA YANG KAU BILANG SUMBU PELEDAK, TAI KUNING!?"

"Kau, Bakuhoe."

"MATI KAU!!!"

"Lebih baik kau ke Present Mic untuk mengindahkan teriakanmu."

"APA!? BERANINYA KAU MENGATAIKU, EKSTRA SIALAN!!"

"Heee... Sumbu peledak~"

Suara tawaan itu nyaring dari Kirishima yang tertawa terbahak-bahak sampai terguling di tempat. Lain dengan Todoroki yang menatap lekat dan meneliti wajah Naruto.

'Dia mirip seperti pahlawan yang sudah gugur... Apa dia anak cinta rahasia ya?' Batin Todoroki yang masih menganalisis wajah Naruto. Yaa... Bisa dibilang analisis Todoroki ngaco juga.

"Ahh ngomong-ngomong, perkenalkan dia Uzumaki Naruto. Dia adalah murid yang kurekomendasikan ke SMA UA." Sebuah sambaran petir datang dari kepala mereka masing-masing, tak terkecuali Midoriya. Si rambut brokoli itu sampai berpikir bahwa All Might menemukan suksesor barunya yang lebih baik dari Midoriya. "Dia adalah murid yang kubilang di kelas, kalau dia menolak 5 kali surat rekomendasiku." Mereka terdiam beku saat mendengar pernyataan dari si simbol perdamaian dan hanya satu pertanyaan dari dalam hati mereka 'Seberapa kuatnya dia!?'

Lain lagi dengan Remaja bermarga Uzumaki itu yang dapat merasakan sebuah kekuatan One for All di dekatnya, selain All Might. 'Aku merasakan kekuatan ini dan...' dia menoleh ke arah sumber kekuatannya, yaitu seorang remaja seumuran dengannya dan dia memiliki rambut hijau brokoli yang bernama Midoriya Izuku. 'Jadi dia yang kesembilan dan... Dia belum Mengontrol One for All nya.' Batin Naruto dengan senyum tipisnya.

"Aku kembali kepada Nezu terlebih dahulu..." Tatapannya menoleh kepada Midoriya yang menangis bersyukur All Might masih selamat. "Hei, kau pasti Izuku bukan?" Tanya Naruto ke Midoriya.

Midoriya yang merasa nama depannya terpanggil, menoleh kepada Naruto. "I-iya itu a-- HUWAA!!" Kenapa Midoriya berteriak? Karena Naruto langsung muncul tiba-tiba di hadapannya.

"Perkenalkan namaku Uzumaki Naruto, kuharap kita menjadi teman yang baik." Tangan kanannya mengepalkan ke arah Midoriya.

Midoriya yang melihat kepalan tangan Naruto juga mengepalkan tangannya dan saling menempel (Bump Fist). "Midoriya Izuku, salam kenal, Uzumaki-kun!!"

"Aihh... Aihh... Panggil aku Naruto saja. Tidak perlu formal, Izuku." Naruto kembali berdiri dan merapalkan hand seal Tiger. "Aku akan menjenguk kalian bersama Naomasa-san nanti. Kalau begitu, sampai jumpa!!" Tubuh Naruto mengkedip dan pergi ke tempat lain.

Midoriya terkejut melihat Naruto menghilang dan All Might menjelaskan bahwa ia memiliki Quirk Teleportasi.

[Di area Para Guru]

"Bagaimana bisa seperti ini?" Tanya Snipe yang melihat semua area USJ yang diserang oleh Aliansi Penjahat.

"Bahkan mereka menyerang dengan berani, dan akhirnya lolos. Apa lagi... Semua darah di sana itu kelakuan Naruto-kun." Midnight akan bersumpah bahwa ia akan menceramahi Naruto sampai subuh, tapi Midnight sadar juga, kalau sikap eksekusi Naruto masih terbawa sampi sekarang.

"Benar-benar dimanfaatkan. Tapi yang terpenting saat ini adalah memastikan keamanan para murid." Ucap Nezu yang sudah turun dari tubuh Vlad King. "Terima kasih Naruto-kun yang sudah membantu kami."

"Sama-sama, Kepala Sekolah Nezu." Mereka terkejut dengan kemunculan Naruto yang tiba-tiba, kecuali Nezu dan Midnight.

Tiba-tiba, ada aura yang sangat menakutkan, muncul dari Midnight yang menatap Naruto dengan tatapan tajam. "Naruto-kun."

Naruto yang mendengar suara seram Midnight, tubuhnya sedikit bergetar. 'Ohh... Tidak...'

"Semua katana akan kusita sampai acara sekolah mendatang." Kata Midnight sambil mengangkat kacamatanya.

"EHH!? MANA ADA!?" Teriak Naruto tak Terima. Mana rela katana miliknya disita.

"Kalau begitu, katakan tidak ada makan malam ramen." Ancam Midnight yang membuat Naruto skakmat.

"Baikl--" Belum menyelesaikan kata-katanya, Naruto sudah dihadiahi pelukan erat dari Nemuri.

"Kyaaa!! Aku hanya bercanda Naruto-kun!! Kau benar-benar hebat dan sadis seperti biasa!!" Kalau boleh jujur, Naruto tidak bisa bernafas karena wajahnya dipeluk erat oleh aset milik Midnight.

Mineta, Denki, dan Sero yang melihat Naruto dipeluk hanya bisa berteriak histeris dan apa-apaan Midnight mengancam makan malam bersama si pirang Uzumaki itu. Pada akhirnya, Mereka menangis darah dan merasa kalah terhadap Naruto.

Naruto memberontak ingin melepas dari pelukan maut Midnight yang membuat dirinya tidak bisa bernafas.

[Tempat tersembunyi penjahat]

Di ruangan yang sedikit gelap, terdapat sebuah pusaran gelap dan mengeluarkan Shigaraki yang merangkak, karena kedua kaki dan tangannya tertembak oleh Snipe. Sungguh nasib yang malang dari Aliansi Penjahat.

"Sakit... Kedua tangan dan kakiku ditembak. Benar-benar kalah. Nomu juga dikalahkan. Semua penjahat tumbang dalam hitungan detik. Anak-anak itu juga sangat kuat." Shigaraki merenggut karena kekalahannya yang tak bisa ia Terima.

"Simbol perdamaian masih bertahan. Ini berbeda dengan yang kamu katakan, sensei!!" Teriak Shigaraki kesal.

"Tidak ada yang berbeda. Hanya saja kau terlalu optimis. Hmm... Kau terlalu meremehkan mereka. Untungnya, nama grupnya adalah nama murahan, seperti 'Aliansi Penjahat'. Bagaimana dengan produk kerjasama ibu dan bapak, Nomu? Tidak akan ditarik kembali, kan?" Tanya seseorang yang memunculkan suara dari TV. Shigaraki terdiam dan tentunya masih marah.

Pada akhirnya, Kurogiri mengambil alih percakapan Shigaraki. "Nomu dikalahkan."

"APA!?"

"Jika tidak dapat memahami koordinat posisi yang akurat, menggunakan kemampuan teleportasi pun, kita tidak dapat menemukannya. Dan saat itu tidak ada waktu untuk menguasai koordinatnya." Jelas Kurogiri kepada seseorang yang ada di TV.

"Jarang sekali bisa mengubah mahluk yang sebanding dengan All Might. Sudahlah, tidak mungkin. Kasihan." Kata seseorang itu dengan rendah.

"Kekuatan... Benar... Aku ingat seorang anak yang kekuatannya bisa menyaingi All Might. Jika bukan karena halangannya, kita mungkin bisa membunuh All Might." Shigaraki menggeram kesal, kesal, dan kesal.

"Bocah sialan... Bocah sialan... Grrrr!!!"

"Tidak ada gunanya kesal padanya. Termasuk kegagalan hari ini, tidak akan sia-sia. Kumpulkan pasukan, luangkan waktu, dan pelan saja. Kita tidak bisa bergerak dengan bebas. Jadi simbol sepertimu tidak sedikit. Shigaraki Tomura, lain kali kamu harus sebarkan ketakutan ke seluruh dunia." Begitu Shigaraki mendengar kata 'ketakutan', dirinya mengingat tatapan kematian dari seseorang yang malah membuat Shigaraki ketakutan sendiri.

"AAAAAAAAA!!! BOCAH ITU INGIN MEMBUNUHKU!!!" seseorang yang di TV dan Kurogiri shock atas teriakan ketakutan Shigaraki.

"Ada apa dengannya, Kurogiri?" Tanya orang yang ada di TV itu dengan heran. Kurogiri juga baru keingat dan tubuhnya bergetar.

"Ada seorang bocah yang membuat kita seolah ingin membunuh kami." Jawab Kurogiri yang juga ikut bergetar.

"Bocah? Hanya seorang bocah kalian ingin bunuh diri!? Memangnya seberapa kuatnya!?"

"Di-dia berbeda dari bo-bocah yang lain. Dia memberikan tatapan membunuh yang pekat."

"... Begitu ya... Lebih baik, kalian tenangkan diri kalian dan fokus ke tujuan kita." Ucap orang yang berada di TV untuk menenangkannya. 'Aku harus mencari tahu...'

[Kembali ke USJ]

Para penjahat sudah ditangkap oleh kepolisian kota Musutafu dan para murid sudah dipindahkan ke tempat yang aman.

"16... 17...18...19... Kecuali murid yang kedua kakinya terluka parah." Salah satu detektif menghitung kembali jumlah murid kelas 1-A.

Semua murid kelas 1-A sedang menceritakan kejadian yang mereka alami selama diserang Aliansi Penjahat dan juga serangan All Might ke Nomu.

"Semua murid, kembalilah ke kelas terlebih dahulu. Tidak bisa begitu saja bertanya apa yang terjadi, bukan?" Perintah detektif kepada para murid kelas 1-A.

Tapi, beberapa dari mereka bertanya dengan keadaan kondisi guru mereka, termasuk All Might yang terluka akibat serangan dari Aliansi Penjahat.

"Deku-kun!?"

"Di mana, Midoriya-kun?"

"Midori-- ahh... Luka dia ya, aku dengar dapat disembuhkan di ruang kesehatan." Mereka menghela nafas lega mendengar kabar Midoriya baik-baik saja.

"Tunggu, bagaimana kabar murid pirang yang menyerang para penjahat?" Tanya Tokoyami. Inspektur yang bernama Tsukauchi Naomasa mengetahui pelaku tersebut.

"A-ahh... Kalau itu--"

"Yo, Naomasa-san!" Mereka menatap ke asal suara itu dan mendapatkan sosok si pirang Uzumaki yang berjalan sambil menggendong tas yang berisi katana dan melambaikan tangan kanannya.

"Ahh... Uzumaki-san lama tidak jumpa ya." Sapa Tsukauchi balik kepada Naruto sambil berjabat tangan dengannya. "Jadi, kau yang membuat beberapa penjahat terluka parah bahkan ada juga salah satu matanya tertancap oleh senjatamu?" Tanya Tsukauchi dengan tatapan menyelidik

"Ya, begitulah. Mereka hanya sekumpulan orang bodoh yang ingin membunuh All Might." Jawab Naruto sambil menggaruk kepala belakangnya. "Kau tahu sendiri kan kalau ada yang ingin membunuh simbol perdamaian, apa yang akan terjadi."

Tsukauchi tertawa pelan menggeleng kepalanya. "Kau sudah mulai sekolah dan ubahlah sikapmu." Saran Tsukauchi diangguk iya oleh Naruto. "Nahh sekarang, kau ikut denganku untuk menyelidiki kasus ini. Semoga masalah ini benar-benar bisa dipecahkan."

"Baiklah... Aku akan ikut." Jawab Naruto dan ia menatap ke arah para perempuan. Wajah mereka memerah? Ada apa dengannya? "Ummhh... Kau tidak membawa mereka, Naomasa-san? Mereka seperti orang sakit." Tanya Naruto dengan polos dan tidak peka. Semua orang yang ada di situ sweatdrop dengan kepolosan dan ketidakpekaan dari si pirang Uzumaki.

"Kepolosan dan ketidakpekaanmu masih belum hilang yaa... Hah~ mereka akan baik-baik saja. Tenang saja." Jawab Tsukauchi dengan keringat yang berukuran sebiji jagung di kepalanya.

"Begitu yaa..." Naruto masih menatap para perempuan Kelas 1-A dan... Mengedipkan matanya. Kedipan mata Naruto membuat mereka ngefly.

"Baiklah,aku pergi dan ingin menyelidiki mahluk dari Shigaraki Tomura." Naruto berjalan ke para polisi yang sedang membawa para penjahat ke bus masing-masing.

"Baiklah, kalian kembali lah ke sekolah." Perintah Tsukauchi kepada kelas 1-A dan diiyakan oleh mereka. Sebelum murid kelas 1-A masuk ke dalam bus, mereka menatap punggung si pirang Uzumaki yang sedang bersenda gurau dengan para anggota kepolisian kota Musutafu. Pertanyaan mereka adalah... 'Sebenarnya, Siapakah Uzumaki Naruto?'

Berbeda lagi dengan si manusia setengah-setengah, Todoroki Shouto yang merasa tak asing dengan sosok si Uzumaki. 'Dia mirip sekali dengan Namikaze... Nama depannya juga mirip, tapi nama belakangnya yang berbeda... Pasti beda orang...' Shouto berbalik dan berjalan kembali ke bus.

[Kembali ke Naruto]

Setelah Naruto menyapa para penjahat dengan 'ramah' dan menyelidiki kasus di USJ, ia memikirkan suatu hal janggal. 'Entah kenapa firasatku, bahwa tumbal Nomu itu adalah manusia. Apa lagi, sikapnya mirip penjahat yang sebelumnya aku siksa saat itu.' Naruto mendesah lelah dengan teori yang ia buat sendiri sambil melihat Nomu yang sudah tenang, karena mahluk misterius itu ditangkap oleh kepolisian.

"Hei, Naomasa-san!" Panggil Naruto ke Tsukauchi. Si pemilik nama tersebut membalikkan badan dan memberikan tatapan tanda tanya. "Baru saja intel mengatakan, mahluk yang bernama Nomu tertangkap di hutan sekolah." Ucap si pirang yang terkesan melaporkan mahluk Nomu tersebut.

Laporan dari Naruto menarik sebuah keinginan tahuan tentang mahluk yang ditemukan. "Jelaskan secara rinci." Perintah Tsukauchi.

"Mahluk itu tidak ada luka sama sekali dan itu kemungkinan karena regenerasinya, tidak memberontak dan berperilaku sangat patuh. Tidak peduli bagaimana memanggilnya dan itu sama sekali tidak merespon." Jelas Naruto panjang lebar dan membuat si detektif merenung kembali dengan laporan yang diberikan Naruto. "Dan... Nomu hanyalah mahluk yang membutuhkan tumbal."

Semua yang mendengar penjelasan terakhir Naruto, membuat mereka membeku di tempat. Mahluk yang memerlukan tumbal? Apa-apaan ini? "Kenapa aku menyebutkan mahluk yang memerlukan tumbal? Karena mahluk ini tidak asing dengan penjahat yang telah kusiksa beberapa tahun lalu." Jawab si pirang Uzumaki dengan serius.

"Saranku adalah... Jangan sebarkan fakta Nomu ke media terlebih dahulu. Itu hanya pendapatku." Saran Naruto dan mereka mengangguk setuju dengan yang dikatakan Naruto. Jika disebarkan ke media, masyarakat akan menjadi ketakutan.

"Terima kasih atas laporannya, Uzumaki-San. Kau sangat hebat dalam memecahkan ka--"

"Kasus ini belum terpecahkan, Naomasa-san. Aku yakin, mereka masih menyembunyikan mahluk itu." Jelas Naruto sambil masuk ke dalam mobil polisi. "Aku juga ingin menemui All Might dan Izuku."

[Sore hari di SMA UA]

Setelah insiden yang tidak diinginkan oleh SMA UA, para murid kelas 1-A kembali ke kediamannya masing-masing dan juga segera melupakan kejadian di USJ tadi.

Sementara itu, Naruto dan Tsukauchi sedang berjalan bersama ke Ruang Kesehatan SMA UA untuk menjenguk All Might dan salah satu pelajar kelas 1-A, Midoriya Izuku. Selama perjalanan ke Ruang Kesehatan, tidak ada satupun dari mereka memulai percakapan. Tsukauchi yang merasa risih dengan keheningan, ia berniat memulai percakapan.

"Selama kau berhenti menjadi ekskutor, kau ngapain saja, Uzumaki-San?" Tanya Tsukauchi.

Naruto menatap Tsukauchi dan menjawab. "Hanya berlatih katana saja dan sedikit Quirk kayu milikku."

"Begitu yaa..." Jujur Tsukauchi tidak terlalu pintar mencari topik pembicaraan yang menarik.

"Jika ada yang misi yang belum tuntas, kau telpon aku saja. Aku siap bekerja kapan saja." Tsukauchi menganggukinya. Kalau kalian berpikir itu akan membuat menganggu aktivitas sekolah Naruto, tenang saja, Naruto memiliki klon khusus.

Setelah bercakap-cakap, Naruto dan Tsukauchi sampai di depan Ruang Kesehatan. Detektif itu menggeser pintunya dan di dalam ruangan tersebut, terdapat All Might yang sedang duduk dengan keadaan badannya diperban dan Midoriya yang masih tiduran, serta tak lupa juga Recovery Girl yang memantau dan mengawasi kesehatan mereka berdua.

"Maaf menganggu." Ucap Tsukauchi yang melepas topinya dan Naruto yang sedang membuka bungkus permen karet.

Mereka berbincang-bincang satu sama lain dan tentunya All Might memperkenalkan Tsukauchi Naomasa kepada Midoriya dan juga menanyakan kondisi Aizawa dan Thirteen yang cedera. Kecuali, Naruto yang dari tadi hanya memperhatikan pemandangan lingkungan SMA UA dan tentunya apa yang akan Naruto lakukan dari sekarang hingga ke depannya.

"Jika bukan karena tiga pahlawan dan 1 mantan eksekutor penjahat seperti kalian, para murid tidak akan baik-baik saja." Ucap Tsukauchi kepada sang simbol perdamaian.

"Kau mengatakan sesuatu yang salah, Tsukauchi-kun. Para murid juga maju, bertarung dengan gagah dan berani." Tsukauchi tersentak dengan perkataan All Might.

"Mengalami pertempuran sebenarnya begitu awal bagi mereka. Mengalami kengerian dunia orang dewasa. Apa ada anak kelas satu yang pernah mengalami ini!? Musuh benar-benar melakukan hal yang bodoh. Kelas ini sangat kuat. Mereka bisa menjadi pahlawan yang kuat... Aku sangat percaya akan hal ini." Mereka semua tersenyum dengan perkataan bijak dari pahlawan no.1 itu, termasuk Naruto walau hanya senyum tipis yang tak bisa dilihat semua orang.

"A-anu... Uzu-- ma-maksudku Naruto-kun." Naruto yang merasa terpanggil, ia menolehkan wajahnya ke Midoriya berada. "Se-sebenarnya... Ka-kau siapanya All Might?" Tanya Midoriya dengan sedikit keberanian.

Naruto tidak menjawab dan hanya menatap malas ke remaja laki-laki berambut hijau gelap. Naruto menghela nafas dan menjawab dengan santai, yaitu... "Anggap saja, All Might adalah pamanku."

Midoriya melongo saat mendapat jawaban dari Naruto yang begitu santainya.

"Kalau kau menyangka, aku suksesornya... Tidak." Naruto sedikit terkekeh dengan wajah bodoh dari si remaja berambut brokoli. 'Sikapnya berbeda yaa.. Dan dia pintar, sedangkan aku biasa saja.'

Pada akhirnya, mereka berbincang juga dan tentunya membicarakan pahlawan idola mereka hingga adanya perdebatan pendapat.

All Might sangat bersyukur, bahwa Naruto mempunyai teman yang akrab kepada penerus kekuatan All for One kesembilan, karena selama kecilnya Naruto hanya mempunyai seorang sahabat yang sampai sekarang belum ditemuinya. Tsukauchi juga bersyukur, bahwa Naruto juga bisa bergaul kepada teman sebayanya dan tidak harus bekerja di kehidupan malam yang begitu keras dan gelap.

Dan di sinilah, tumbuhlah rasa persahabatan antara Midoriya Izuku dan Uzumaki Naruto. Entah kapan muncul sebuah cerita antara 'Simbol Perdamaian dan Simbol Pengharapan yang lahir kembali.' serta mereka harus melewati masa depan yang cerah dan gelap itu. Tidak ada yang akan tahu kisah 2 pahlawan masa depan itu akan terbit.

Tentunya...

.

.

.

.

.

.

.

Inilah kisah dua pahlawan masa depan yang akan memberikan kedamaian dan harapan dunia.

To Be Continued