NARUTO (ナルト) © Masashi Kishimoto

Boku no Hero Academia (僕のヒーローアカデミア) © Kohei Horikoshi

Bright and Dark Future © ChickenRicheese

.

.

.

.

.

Malam hari di SMA UA yang dimana para guru serta kepala sekolah UA masih membahas tentang Insiden USJ yang melibatkan para murid kelas 1-A dan The League of Villains (Liga Penjahat). Pembahasan itu tidak hanya dihadiri oleh para guru dan kepala sekolah, melainkan juga detektif dari kepolisian Kota Musutafu, Tsukauchi Naomasa.

Mereka masih mengkhawatirkan kejadian tersebut, apalagi penjagaan ketat milik SMA UA diterobos begitu saja oleh Liga Penjahat. Bukan hanya itu, Liga Penjahat tersebut memiliki salah satu tujuan yang mencengangkan, yaitu... Membunuh simbol perdamaian, All Might.

Setelah membahas yang terjadi di USJ, mereka beralih ke topik tentang murid baru yang direkomendasikan oleh si pria bermarga Yagi. Semua guru, termasuk kepala sekolah kagum atas penyelamatan dari murid baru tersebut, namun yang mereka harus perbaiki adalah sikap sadis murid baru tersebut, bagi mereka.

"Nee... Bagaimana pendapatmu tentang Uzumaki-Kun, detektif Tsukauchi?" Tanya Nezu sambil mengambil teh dan meminumnya.

"Pendapatku ya... Dia sangat berbeda dari orang lain." Hal ini membuat mereka mengernyit bingung.

"Selama 2 tahun bekerja sebagai eksekutor, dia memiliki tipikal yang bekerja sendiri. Jadi selama ada misi, dia yang selalu bekerja tanpa adanya rekan. Jadi... Dia dijuluki Rubah Penyendiri. Selain itu, Naruto telah mengeksekusi para penjahat sekitar 157 penjahat dan juga ia pernah membunuh 2 kelompok penjahat dengan tangannya sendiri." Penjelasan Tsukauchi membuat bulu kuduk para guru bergetar.

Midnight yang merupakan ibu tirinya sangat sedih, karena Naruto melimpahkan semua emosi dan kesedihannya dengan cara mengeksekusikan para penjahat.

"Tapi, aku sangat terkejut, ketika melihat Naruto tertawa dengan Midoriya Izuku. Senyum dan tawanya bukan sebuah paksaan, melainkan natural." Kata si detektif itu.

"Sebenarnya, Naruto-kun mempunyai sahabat lamanya. Tapi sejak Minato-kun tewas, kami pindah ke tempat yang jauh dari perkotaan, mereka tidak bertemu dan tidak memberikan kabar apa pun." Ucap Midnight dengan nada sedihnya. Tapi, di situ juga mereka ingin mengetahui sahabat lamanya.

"Kira-kira namanya siapa, Kayama-san?" Tanya Vlad King yang merupakan wali kelas 1-B.

"(Rahasia!) (Rahasia!)" Jawab Midnight yang sedikit mengingat namanya. Mereka semua terdiam dan menepak jidat sama-sama, kecuali Tsukauchi dan Midnight.

"Murid itu kan ada di kelasmu, Midnight... Kenapa kau sampai lupa!?" Tanya si pengguna Quirk darah itu dengan emosi.

"Mana kutahu, aku kan belum mengajar di kelas itu, karena aku masih dengan Naruto-kun." Jawab Nemuri dengan entengnya. Mereka semua menghela nafas dan... Ya sudah lah mau gimana lagi, cewek juga selalu benar.

"Kebetulan kelas jurusan pahlawan sudah penuh. Aku akan meletakkan Uzumaki-Kun di Kelas Jurusan Pendidikan Umun, kelas 1-C." Mereka sangat shock dengan keputusan kepala sekolah itu.

"Tenang saja, aku akan memberikan pelajaran kepahlawanan." Ucap mahluk tikus-anjing-beruang itu sambil menenangkan para guru yang ada di situ.

"Ada beberapa resiko juga, yaitu... Pertama, salah satu dari murid jurusan pahlawan yang memiliki predikat rendah, terpaksa bertukar tempat dengan Uzumaki-Kun. Tapi, murid yang akan dipindahkan juga mendapat latihan kepahlawanan.

Kedua, Uzumaki-Kun telah menjadi sorotan publik, karena menyelamatkan masyarakat bersama dengan All Might, apalagi Quirk nya dikagumi oleh publik dan para pahlawan. Banyak rumor yang tersebar tentangnya, penerus simbol perdamaian, anak cinta rahasia dari All Might, dan lain-lain.

Ketiga, ini bisa membuat bursa magang pahlawan sangat kacau dan sudah ada 500an pahlawan profesional yang sudah membidik Uzumaki-Kun untuk menjadi bagian magang pahlawan profesional, salah satunya adalah Kamui Woods. Peringkat bursa magang pahlawan ini bisa ia kejar sampai peringkat Bakugou-kun dan Todoroki-kun berada.

Dan yang terakhir adalah... Jurusan Pahlawan akan menjadi bahan tertawaan publik dan kepercayaan di mata publik menjadi sedikit meragukan, jika Jurusan Pahlawan tidak bisa mengalahkan murid dari jurusan yang berada dibawahnya." Jelas Nezu panjang lebar sambil membaca kertas analisis Uzumaki Naruto.

Ini membuat Vlad King menjadi bergetar. Jujur, ia tidak mau kehilangan anak muridnya yang sudah ia sayangi dan sebenarnya ia juga penasaran dengan kemampuan dari Uzumaki Naruto.

"Hmm... Jadi maksudmu, kepala sekolah ingin memberikan batasan dan larangan untuk Naruto Muda dalam Festival Olahraga UA yang akan datang?" Tebak All Might. Nezu mengangguk iya atas tebakan All Might.

"Batasannya adalah... Naruto hanya boleh memakai dua Quirk yang belum diketahui oleh publik dan juga sekolah." Pernyataan kepala sekolah SMA UA membuat semua yang ada di ruangan itu melongo.

"ITU TETAP SAJA, DIA AKAN MENANG, KEPALA SEKOLAH!!!" Teriak mereka dengan tidak elite sampai All Might tak sadar, ia masuk ke dalam bentuk ototnya. Nezu yang menyesap minum dengan tenang dan Tsukauchi hanya tertawa gugup.

"Sekali-kali aku ingin melihat Jurusan lain yang menang." Ucap Nezu dengan tenang dan tertawa jahat juga.

"Tapi, kepala sekolah Nezu. Sebenarnya, Naruto-kun hanya mempunyai satu Quirk saja." Jelas Midnight yang membuat semua orang yang di ruangan menatap si R-Rated Hero. "Andai kata saja Naruto-kun berpihak kepada Organisasi Penjahat, Naruto-kun bisa menjadi orang paling berbahaya dari All for One." Semua orang yang di dalam ruangan tersebut, lagi, lagi dibuat terpelongo, sekalipun All Might yang dibuat keringat dingin. Mereka juga sangat beruntung kalau Naruto berjalan di jalan yang baik.

Tak lama kemudian, Nemuri mengeluarkan sebuah tape recorder milik anak tirinya. Bagaimana guru itu mendapatkan tape recordernya? Simple saja, Naruto memberikannya kepada ibu tirinya jika ada yang minta penjelasan tentang Quirknya kepada orang terpercaya. Di samping itu juga, itu dapat memudahkan Nemuri agar ia tidak menjelaskan hingga bibirnya capek.

"Ini adalah tape recorder yang diberikan oleh Naruto-kun dan di dalam ini dijelaskan Quirk miliknya. Jujur, aku belum pernah mendengarnya sama sekali. Jadi, ini kesempatan yang dapat kudengar." Kata Midnight sambil memencet tombol play untuk memulai isi rekamannya.

"Halo, semua. Selamat! Kalian orang beruntung yang akan mengetahui Quirk milikku dan Quirk ini bisa dibilang tidak masuk akal, tapi begitulah kenyataannya. Setelah kalian mendengarkan rekaman milikku, ada baiknya kalian musnahkan agar musuh tidak mencuri dan tidak mengetahui Quirk milikku.

Mari kita mulai, Quirk aku adalah Chakra. Chakra adalah sesuatu yang penting bahkan teknik yang paling dasar; adalah hasil dari energi fisik hadir dalam setiap sel tubuh dan energi spiritual yang diperoleh dari pikiran. Setelah dibentuk, dapat disalurkan melalui sistem peredaran cakra, yaitu cakra sebagai sistem peredaran reguler adalah darah, ke salah satu dari 361 poin cakra (disebut tenketsu) dalam tubuh. Melalui berbagai metode, yang paling umum digunakan adalahsegel tangan, cakra kemudian dapat dikontrol dan dimanipulasi untuk menciptakan efek tidak masuk akal, sepertiberjalan di atas air,Hembusan Napas Apiataumenciptakan ilusi.

Ya... Sebenarnya ini adalah penjelasan singkat yang kusampaikan dan masih banyak lagi yang belum kujelaskan. Baiklah, terima kasih telah mendengarnya!!"

Setelah mendengar penjelasan tentang Uzumaki Naruto, mereka merenung kembali apa yang didengar oleh rekaman itu dan sangat shock. Apa orang inikah yang akan menjadi pembawa cahaya harapan atau kemenangan atas para penjahat.

"Jadi, bagaimana pendapatmu, Kepala sekolah?" Tanya Vlad King yang sudah tersadar dari renungannya.

"Ya, kita lihat saja apa yang akan Naruto-kun lakukan. Tapi, aku harap dia tidak membunuh murid-murid." Jawab Nezu yang sudah menyeruput teh hijau miliknya. "Aku yakin, Naruto-kun bukanlah orang yang kejam. Karena, Naruto-kun sudah melindungi murid-murid kelas 1-A." Lanjut Nezu yang menatap Nemuri yang sedang shock dengan Quirk anak tirinya yang tak masuk akal. Sungguh, ia harus menjaganya dari para penjahat.

Setelah selesai dengan rapatnya dan berdiskusi kembali tentang Naruto, sekolah akan memberikan pengumuman untuk meliburkan aktivitas sekolah pasca Insiden di USJ.

.

.

.

.

.

[Keesokan harinya]

Mentari mulai menyinari langit di Kota Musutafu, masyarakat telah kembali aktivitasnya dengan rasa malas yang masih menggebu-gebu dalam diri mereka masing-masing. Kecuali, Uzumaki Naruto yang dirinya berjalan kaki ke sekolah barunya, SMA UA.

SMA UA adalah sekolah menengah kepahlawanan peringkat #1 dan dianggap sebagai Akademi Pahlawan terbaik di Jepang. Siswa dipisahkan berdasarkan kemampuannya ke dalam Departemen dan Kelas tertentu - A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, dan K. Di pintu masuk, ada tembok keamanan yang dijuluki "UA Barrier" yang otomatis menutup jika seseorang tidak memiliki Kartu Tanda Mahasiswa atau Tanda Pengenal Masuk Khusus. Banyak tindakan pencegahan telah dilakukan untuk mencegah anggota pers dan penjahat keluar.

U.A. melaksanakan aktivitas sekolah selama enam hari di mana satu-satunya hari libur adalah hari Minggu.

Sekarang Naruto telah sampai di gerbang SMA UA dan tentunya... disambut oleh Kepala Sekolah Nezu dan ibu tirinya, Midnight.

"Selamat Pagi, Uzumaki-Kun!" Sapa kepala sekolah Nezu yang berjalan kepada Naruto.

Lantas, Naruto membungkukkan badannya sedikit. "Selamat pagi, Kepala Sekolah Nezu." Sapa balik Naruto dengan sedikit senyuman yang tak dapat dilihat banyak orang.

"Angkat kepalamu, Uzumaki-Kun... Mari kuantarkan ke kelasmu berada. Tapi, angkat aku ke bahumu." Demi apa pun, Nezu meminta Natuto untuk menumpang di bahunya? Tapi, Naruto hanya menurut saja apa yang dikatakan oleh Nezu.

"Nahh... Sekarang berjalan!" Midnight terkekeh melihat Nezu yang berada di bahu Naruto dan si empunya bahu tersebut menghela nafas pasrah saja.

[Di lain tempat, kelas 1-A]

"Festival Olahraga UA segera dimulai." Itulah ucapan seorang pahlawan yang diperban hampir seluruh tubuhnya, ia sedang dalam penyembuhan pasca penyerangan di USJ. Dia tak lain dan tak bukan adalah Aizawa Shouta atau yang lebih kita kenal Eraser Head.

Semua yang ada di kelas berteriak kesenangan, karena adanya penyelenggaraan acara sekolah untuk pertama kalinya. Tapi, beberapa dari mereka tetap akan mengkhawatirkan tentang acara tersebut, karena SMA UA baru saja diserang oleh Liga Penjahat. Dengan tenang, Aizawa memberitahu bahwa SMA UA tetap akan melanjutkan adanya acara yang sangat spektakuler.

"Festival olahraga UA adalah salah satu perlombaan yang terbaik di Jepang. Dulu ada pesta olahraga yang bernama Olimpiade, yang membuat seluruh negara menjadi panas. Sekarang, skala dan jumlah pemainnya menurun drastis dan hanya untuk formalitas saja. Tapi, sekarang Jepang menggantikan Olimpiade, yaitu Festival Olahraga UA" Ucap Aizawa yang menjelaskan hal tersebut kepada para murid di kelasnya.

"Asal kalian bisa masuk kantor pahlawan terkenal, pengalaman dan topikalitas akan meningkat. Waktunya terbatas. Jika dinilai pahlawan profesional, jalan menuju masa depan akan terbuka.

Setiap setahun sekali, hanya ada tiga kesempatan. Jika kalian bertekad menjadi pahlawan, kalian tak boleh melewatkan Festival Olahraga. Jika kalian punya rencana, maka bersiaplah!!" Ucap Aizawa yang sekaligus menutup rapat kelas.

Tiba-tiba, Aizawa mendapatkan dering telepon dan dengan sebal, ia menyuruh Shoji untuk mengeluarkan handphone dari saku celana Aizawa dan mengecek sebuah pesan dari kepala sekolah.

Setelah membaca pesan tersebut, Nezu menyampaikan hasil rapat kemarin dan ia juga tidak kaget, bahwa Naruto akan masuk ke SMA UA.

"Ahh... Sebelum rapat selesai, aku akan menyampaikan pesan untuk kalian." Para murid kelas 1-A yang ingin bangkit berdiri, akhirnya kembali duduk kembali di tempatnya.

"Jangan meremehkan lawan kalian saat Festival Olahraga nanti. Terutama jurusan yang ada di bawah kalian, apalagi yang juara adalah Jurusan yang bukan dari pahlawan." Ucap Aizawa yang bersiap keluar dari kelasnya. Mereka mengernyit bingung apa yang diucapkan oleh wali kelasnya, kecuali Midoriya yang sudah tahu siapa murid tersebut, seluruh tubuhnya berkeringat dingin dan dia sangat mengkhawatirkan Bakugou yang akan dibabak belur oleh seseorang.

'Sial, sial, kalau benar itu Naruto-kun, Kacchan bisa tersiksa... Tidak, tidak, aku percaya Kacchan akan memenangkannya dan aku tidak boleh kalah dari Todoroki-kun, Kacchan, dan Naruto-kun.' Batin Midoriya yang mengepalkan tangannya. Biasanya, si remaja rambut hijau ketuaan yang biasa mencatat dan menganalisa para pahlawan hingga temannya dan ada satu hal yang Midoriya tidak ketahui dan tidak ia catat, yaitu... Kekuatan dan Quirk milik Naruto.

[Bersama Naruto, Nezu, dan Midnight]

"Huachimm!!" Si pirang Uzumaki tersebut bersin secara tiba-tiba dan itu membuat natural seorang ibu yang tak lain adalah Midnight mengkhawatirkan Naruto.

"Naruto-kun, kau sakit?" Tanya Nemuri yang khawatir sambil memberikan tisu kepada Naruto.

Bukannya Naruto menerima tisu, malahan si pirang itu menepakkan jidatnya. "Kenapa ibu memberikan tissue magic!?"

Nemuri hanya menyengir tanpa dosa dan memberikan sekotak tisu magic kepada Naruto secara paksa. "Itu buat kamu saat mau 'itu' bersama perempuan yang mendekatimu ."

Pada saat ini, ia tidak bisa marah kepada ibu tirinya, melainkan menahan malu. Kenapa menahan malu? Karena Nemuri lupa kalau ada kepala sekolah Nezu yang sedang meminum teh hijau dengan tenang, seolah-olah dia tidak peduli dengan percakapan absurd ibu dan anak.

"Su-sudahlah... Kita lanjutkan jalannya. Mungkin aku bersin karena ada yang membicarakan ketampananku." Kata Naruto dengan narsis dan percaya diri, seperti mendiang ayahnya dulu. Akhirnya mereka pun berjalan kembali menuju kelas 1-C.

Naruto POV

Saat ini, aku telah sampai di depan kelas 1-C, sebuah kelas baruku berada. Selama aku hidup 15 tahun, aku baru sekolah yang dimana banyak orang-orang. Biasanya aku home schooling bersama ibuku. Aku tidak akan tahu bagaimana suasana baru, lingkungan yang baru, dan tentunya orang-orang baru.

Selain sahabat lamaku dan Izuku, aku berharap dapat teman baru di kelas dan sekolah baruku ini. "Semoga kelas di kelas dan sekolah baruku menerimaku apa adanya." Kataku tiba-tiba.

Ibuku menatapku dengan lembut dan mengelus kepalaku "Kau pasti mendapatkan teman yang sama seperti sahabatmu, Naruto-kun."

"Aku juga berharap begitu..."

"Kuharap Uzumaki-kun tidak akan terkejut dengan semua yang kau lihat nanti." Kata kepala sekolahku itu. Ucapannya membuatku bingung dan apa maksud perkataannya?

"Nee... Naruto-kun, sebentar ya... Ibu akan masuk ke kelas dulu." Ucap ibuku dan aku hanya mengangguk iya saja.

Setelah ibuku masuk ke dalam kelas baruku nanti, kepala sekolah Nezu tiba-tiba memberikan sebuah penutup mata dan itu membuatku bingung. Apa maksud nya? Apa ada kejutan?

"Pakai saja... Anggap saja itu hadiah dariku." Jawabnya dengan riang. Ia turun dari bahuku yang dari tadi menahan pegal.

Dengan masa bodohnya, aku menerima penutup mata dari kepala sekolah dan memakainya di bagian kedua mataku. Walau pandangannya gelap, tapi aku masih bisa merasakan hawa di sekitarku.

"Ayo, Uzumaki-kun, Masuk ke kelas." Ibuku menyuruhku masuk ke kelas baruku dan aku berjalan ke dalam kelas. Rasanya jantungku berdetak cepat sekali, entah kenapa saat masuk kelas baru membuat diriku lebih tegang. Hawa yang kurasakan adalah tatapan murid di dalam kelas yang beragam, mulai dari yang penasaran, biasa saja, terpesona, dan lain-lain.

"Sekarang, berhenti di sini dan hadap ke teman-teman barumu." Dengan nurut dari seorang ibu ku tersayang, aku berhenti berjalan dan menghadap ke orang-orang yang ada di dalam kelas. "Nah... Kamu yang ada di pojok, silahkan maju ke depan dan berbicara lah." Tunggu, ini ada yang aneh... Kenapa perkenalannya tidak seperti yang aku pikirkan ya?

Anehnya lagi, aku merasakan seseorang datang kepadaku dan aku merasakan... Tatapan tanpa emosi yang pernah kurasakan. Eghh... Ayolah jangan buat aku mati penasaran.

"Jadi kau yang bernama Uzumaki Naruto?" Seseorang itu bertanya kepadaku dengan nada yang malas, tapi seperti ada nada yang terkesan pura-pura. Tapi, pemikiran tersebut aku tepis dan menjawabnya saja.

"Benar--" Ehh!? Ada apa dengan tubuhku!? Apa yang terjadi dan siapa yang melakukannya? Aku sangat panik, bisa-bisanya aku masih lemah terhadap orang yang memiliki Quirk Brainwash... Brainwash? Tunggu... Jangan-jangan!!

??? POV

Sudah 7 tahun aku tidak bertemu sahabat lamaku, Uzumaki Naruto. Dia adalah sahabat pertama yang memandangku apa adanya. Tidak peduli masa laluku, sikapku, dan masih banyak lagi.

Hampir setiap hari, kita bermain pahlawan-pahlawanan. Saat itu aku mengidolakan Eraser Head dan dia mengidolakan Hawks, sampai-sampai kita bermimpi akan membangun kantor agensi pahlawan.

Namun, setelah aku mendengar kabar berita kematian ayahnya, dia menjadk penyendiri, sama seperti diriku yang lama. Ingin rasanya menghibur sahabatku, tapi semua itu terlambat karena dia sudah pindah rumah dan sampai sekarang aku tidak tahu tempat tinggalnya.

"Shinsou-kun." Aku menatap ke asal suara perempuan yang tak asing bagiku. Dia adalah ibu tiri Naruto, Midnight.

"Nemu-- Midnight-sensei? Ada apa?" Tanyaku, aku tidak kaget kalau ibu tiri Naruto mengajar di sini, tapi semoga Naruto mau dibujuk oleh ibunya atau guru lainnya.

"Aku membawa hadiah lohh~" Aku menatap bingung terhadap lawan bicaraku. Hadiah? Memangnya hari ini aku ulang tahun.

"Ayo, Uzumaki-kun, Masuk ke kelas." Shock? Tentu saja, karena Naruto berhasil dibujuk untuk masuk ke sekolah yang sangat pantas bagi dia. Tanpa disuruh oleh wali kelasku, aku berjalan sampai ke tempat Naruto berada. Hitung-hitung isengin sahabat lama.

"Jadi, kau yang bernama Uzumaki Naruto?" Tanyaku dengan pura-pura bosan sekaligus aku mengaktifkan Quirk brainwash milikku. Hasilnya? Berhasil. Jujur, aku sangat senang, karena Uzumaki masuk ke dalam perangkap ku.

Normal POV

Seisi kelas 1-C menatap bingung terhadap Shinsou dan Naruto, mereka seperti orang yang sudah kenal lama. Karena si remaja berambut ungu itu adalah orang yang tipikalnya penyendiri.

"Berani-beraninya kau mencuci otakku, Hitoshi. Aku bukan seperti semua orang yang idiot dan gampang tercuci otaknya." Mereka dibuat terkejut oleh sosok Naruto yang berhasil mematahkan Quirk brainwash milik Shinsou.

Lagi, lagi, dan lagi, Shinsou terkekeh secara tak sadar. Seorang Shinsou Hitoshi terkekeh? Apakah dunia akan kiamat!? Itu lah kata-kata yang ada di kepala mereka.

"Lama tak jumpa, Naruto!" Shinsou mengarahkan tinjuan tangan ke seorang remaja Uzumaki pirang.

Naruto pun membalas tinjuan dari Shinsou dan tersenyum lebar. "Lama tak jumpa juga, Hitoshi!"

Midnight Sangat terharu melihat Naruto tersenyum kembali, seperti semula. Kehadiran Shinsou membuat Nemuri senang dalam hati.

"Baiklah, Naruto-kun duduk di sebelah Shinsou-kun dan Keluarkan saja buku panduan milik SMA UA... Ingatlah hari ini adalah Festival Olahraga UA, ini adalah kesempatan kalian untuk membuktikan diri kalian kepada para Pahlawan dan agensi mereka. Jangan abaikan yang lain juga, mereka menawarkan banyak uang untuk kepribadian inventif dan bisnis. Tetap berpikiran terbuka." Jelas Nemuri sambil tersenyum goda yang membuat kaum Adam meleyot, kecuali Naruto dan Shinso yang sedang asik ngobrol.

"Jadi, Kau direkomendasikan sebelum Festival Olahraga ya?" Tanya Shinso dengan tatapan biasa saja.

"Ya begitulah. Tadinya aku tidak berminat masuk ke SMA UA, tapi berkat pencerahan dari ibu ku dan Eraser Head juga, aku berminat masuk SMA UA." Jawab Naruto dengan tatapan yang sama seperti Shinso.

"Huh... Eraser Head memang hebat dari yang lain. Itu lah yang membuatmu betah masuk SMA UA." Ucapan Shinso membuat perempatan imajinatif muncul di jidatnya.

"Aku tidak setuju! Hawks lebih hebat dari Aizawa." Ucap Naruto dengan tenang sambil menahan kesal.

"Eraser Head."

"Hawks."

"Eraser Head, rambut tai."

"Ku bilang Hawks lebih baik, rambut janda."

"Siapa yang kau bilang janda, kumis kucing!?"

"Kau, dasar mata pandai!"

Pada akhirnya mereka menjambak rambut satu sama lain dengan perasaan yang kesal.

Midnight yang melihat interaksi antara Shinso dan Naruto tersenyum senang, karena dalam beberapa menit, Naruto sudah mendapatkan teman baru, terutama Naruto berteman dengan murid yang tertutup, seperti Shinso dan juga mempertemukan kembali sahabatnya yang menghilang. Apalagi senyuman dan ketawa yang ditampilkan oleh Shinso yang membuat sekelas menatap longo terhadap mereka berdua.

"Baiklah, aku akan meninggalkan kalian dan semangat untuk mempersiapkan diri kalian di Festival Olahraga UA. Terutama, Naruto dan Shinso." Mereka yang terpanggil hanya mengangguk dengan seringai yang menyeramkan.

'Kita pasti bisa!' Batin mereka berdua bertatapan sambil melakukan bump fist satu sama lain.

.

.

.

.

.

"Kau mau ikut ke Kelas 1-A?" Tanya Shinsou yang sudah menurunkan kepalan tangannya.

"Aku ikut saja deh... Lagian aku ingin melihat si sumbu peledak yang percaya diri sekali." Jawab Naruto sambil meletakkan kepalanya di atas meja secara tiba-tiba.

Shinsou tahu kenapa Naruto tiba-tiba, seperti orang yang lemas. "Latihan sampi larut malam?"

"Ya... Begitulah... Hah~"

[Saat Pulang sekolah]

Setelah pelajaran selesai, Naruto dan Shinsou berjalan keluar kelas duluan. Tujuan mereka sekarang ke Kelas 1-A, bukan untuk silahturahmi, tapi untuk memata-matai lawannya.

"Jadi kita ke sana hanya untuk... Memata-matai?" Tanya Naruto dengan sweatdrop sambil mengunyah permen karet.

"Ya, seperti menyatakan deklarasi perang." Jawab Shinsou tanpa emosi. Shinsou mendorong jalannya ke depan, untuk melihat Bakugou mengklaim dia akan mengalahkan mereka semua dan menjadi nomor 1.

Sedangkan Naruto menapakkan kakinya di dinding dan berjalan menapke langit-langit lorong Kelas 1-A. 'Ramai sekali, sialan. Ini mau silahturahmi atau deklarasi perang sih... Menyebalkan.' Batin Naruto yang terus mendumel.

"Rupanya ini kelas 1-A yang dirumorkan. Aku ingin lihat siapa saja mereka. Tak kuduga ternyata hanya mulut besar. Apakah semua murid di Jurusan Pahlawan sebusuk dirimu? Sungguh mengecewakan melihat kebajikanmu." Kata Shinsou yang memanas-manaskan suasana di depan murid kelas 1-A, salah satunya Bakugou Katsuki.

"Banyak orang di Jurusan Pendidikan Umum dan Jurusan lainnya tidak bisa masuk ke Jurusan Pahlawan. Kau tahu? Sekolah memberikan kesempatan khusus pada murid-murid seperti kami.

Sekolah akan menilai para murid pada Festival Olahraga UA dan mempertimbangkan mereka untuk kembali ke Jurusan Pahlawan. Alasan yang sama juga bisa dibalik.

Dikatakan bahwa kami memata-matai musuh, setidaknya aku yang datang setelah perang. Jika kalian yang di Jurusan Pahlawan terlalu sombong, kalian akan bertengkar dengan hebat." Kata Shinsou panjang lebar dan menatap Bakugou dengan datar, begitu pun juga Bakugou sebaliknya.

"Shinsou, kita pulang saja. Percuma kau berbicara dengan sumbu peledak. Tidak akan ada artinya." Mereka semua menatap ke atas langit lorong dan mendapat Uzumaki Naruto yang sedang berdiri atau menapakkan kakinya di langit lorong dengan santai.

Bakugou yang dikatai oleh si pirang Uzumaki kesal setengah mati. "HOI, MENTANG-MENTANG KAU MENOLONG KAMI, BUKAN KAMI BERARTI LEMAH!! TURUN DAN BERTARUNG DENGAN--" belum menyelesaikan kata-katanya, si remaja sumbu peledak sudah dihadiahi todongan katana dari belakang.

Aksi Naruto membuat mereka semua yang melihatnya, menatap ketakutan. Seisi kelas 1-A mengambil kuda-kuda untuk mengamankan Bakugou. "Sedikit dari kalian yang menyerangku... Bakugou Katsuki akan ada di tempat pemakaman." Ucap Naruto yang mengancam para murid kelas 1-A. Mau tidak mau, teman-teman sekelas Bakugou.

Si remaja Quirk peledak berkeringat dan tak bisa bergerak sama sekali, rasa ingin menyerang tertahan oleh aura intimidasi dari si remaja Uzumaki tersebut.

Suasana menjadi memanas dan merinding, apalagi aksi Naruto yang hampir kelewat batasnya. Sampai akhirnya, Naruto menurunkan katananya dan memasukkan kembali ke sarungnya.

"Kita pulang, Hitoshi. Kita bisa bertarung saat Festival Olahraga." Ajak Naruto berjalan keluar kelas 1-A sambil menyenggol Bakugou. "Aku lebih baik menghormati Izuku dan teman kelas 1-A lainnya daripada menatap sampah omong kosong, seperti sumbu peledak."

Akhirnya, Shinsou dan Uzumaki pergi meninggalkan kelas 1-A yang masih membatu melihat aksi Naruto tadi. Tidak ada rasa takut dari mereka berdua.

"Kau terlihat lebih kejam dari sebelumnya." Ucap Shinsou sambil memainkan handphone miliknya.

"Hmm... Apa itu deklarasi perang dariku itu benar, Hitoshi?" Tanya Naruto kepadanya.

"Kurasa begitu..."

.

.

.

.

.

Festival Olahraga UA tinggal dua minggu lagi. Stasiun TV juga akan menyiarkannya. Masing-masing murid mempersiapkan fisik mereka, termasuk Naruto yang telah memulai latihan fisik dan juga latihan dalam berpedang.

Tidak hanya itu, mereka mempersiapkan latihannya secara bersama, maksudnya di kelas mereka masing-masing.

Kemudian, waktu telah berlalu. Tibalah Festival Olahraga UA yang dimulai pagi itu. Di kediamannya, seperti biasa Naruto akan berangkat sendiri lagi dan ibu tirinya menyampaikan, bahwa di depan gerbang sekolah akan ada banyak media yang berkerumunan.

"Hah~ merepotkan sekali." Kata Naruto yang masih ada rasa malas sambil menggendong sarung yang berisi katana miliknya. Tentunya, dia memakai seragam SMA UA seperti biasanya.

Sampai di gerbang sekolah, si pirang Uzumaki memasuki kerumunan para penyiar dari Stasiun TV. Tak sedikit dari stasiun TV menyorot dan memotoi Naruto yang berjalan ke dalam lingkungan SMA UA.

Jujur, belum menjadi pahlawan, Naruto telah dikerumuni para bocah yang meminta foto dan tanda tangan kepada Naruto. Ini membuat dirinyabingung, kenapa para penggemar itu meminta ke Pahlawan yang sebenarnya? Tapi, dengan rendah hati, Naruto melayaninya dengan senyuman yang natural dan tampan. Sampai-sampai senyuman Naruto membuat sedikit dari kaum Hawa jatuh pingsan.

Setelah Naruto keluar dari kerumunan para penggemar barunya, Naruto berjalan kembali ke arena tentunya. Tapi, perutnya tidak bisa diajak bekerja sama untuk menahan laparnya, apa lagi dirinya belum sarapan sedari pagi.

"Sial... Kenapa perutku harus meminta makan?" Keluh Naruto dan menghela nafas. Secara tak sengaja Naruto melihat stan Takoyaki yang sedang membuat pesanan untuk pembelinya. "Mungkin Takoyaki akan mengenyangkan perutku."

Sampai di stan Takoyaki, dia memesan 2 paket Takoyaki yang wangi gurihnya masuk ke dalam indra penciuman Naruto. Ini membuat dirinya semakin lapar dan ingin memakannya.

Sampai Naruto tak sadar, di sebelahnya ada 3 Pahlawan profesional yang sedang membeli juga. Dua diantaranya sedang menunggu satu rekannya yang sedang membeli takoyaki. Mereka adalah Mt. Lady, Kamui Woods, dan Death Arms.

"Itu... Aku tidak punya ua--"

"Paman, ini uangnya 1.500 Yen. Sekalian bayar punya Mt. Lady-san. Perutku sudah lapar." Ucap Naruto sambil memberikan uangnya.

"A-ahh ba-baiklah!!" Dengan cepat si pembuat takoyaki itu memberikan dua kotak untuk Naruto dan satu kotak untuk Mt. Lady.

Sedangkan, Kamui Woods, Mt. Lady, dan Death Arms menatapnya dengan terkejut. Karena, mereka menemukan remaja yang telah membantu masyarakat beberapa tempo yang lalu. Ini adalah kesempatan untuk berbicara kepadanya.

"A-anu, Uzuma--"

"Lanjutkan pekerjaan kalian, karena sebentar lagi Festival Olahraga akan dimulai. Kalau ingin merekrutku, nonton dan pikirkan terlebih dahulu sebelum merekrutku, ohh iya kau sangat cantik hari ini, Mt. Lady-san. Sampai jumpa." Ucap Naruto buru-buru sekaligus iseng menggoda Mt. Lady dan meninggalkan 3 Pahlawan yang melongo.

"Pa-padahal aku ha-hanya berterima kasih dan ingin berkencan dengannya!! Awas saja kau, Uzumaki-kun!!" Teriak Mt. Lady yang salting dengan pujian sederhana dari si remaja pirang Uzumaki. Kamui Woods dan Death Arms hanya bisa berkeringat serta mendoakan Mt. Lady yang salting tingkat overdosis.

[Ruang Tunggu kelas 1-C]

Saat ini, murid-murid kelas 1-C sedang mengkhawatirkan Naruto yang tidak datang-datang. Padahal Festival Olahraga ini akan dimulai. Shinsou tahu bahwa Naruto sudah sampai di ruang tunggu kelasnya, namun ia juga tahu bahwa Naruto masuk ke dalam ruang tunggu dengan teleportasinya.

"Naruto, bisa kah kalau masuk ke ruang tunggu dengan cara yang normal?" Teman sekelasnya menatap bingung terhadap Shinsou yang seolah-olah sedang berbicara sendiri.

"Kalau tidak, aku bisa ketinggalan dan tak sempat makan takoyaki ku, Hitoshi." Jawab seseorang yang tak lain adalah Uzumaki Naruto yang sedang mengelap bibirnya.

Mereka semua terkejut dan tidak menyadari akan kehadiran Naruto yang sudah berpakaian olahraga. 'Ba-bagaimana bisa!?' Itulah ucapan mereka dalam hati.

"Jangan pikirkan aku muncul dari mana. Sekarang pikirkan untuk kita menang." Kata Naruto sambil melepaskan sarung katana ke loker dan mengeluarkan benda sesuatu.

Si laki-laki berambut ungu itu menatap Naruto dengan helaan nafas. "Kau ingin menahan diri, kan?"

Naruto hanya menyengir sambil memakai benda 'itu' di kedua kakinya. "Kalau aku juara 1, aku bisa saja jadi incaran." Kata Naruto dengan santai sekali. 'Saatnya membungkam mereka.'

[Arena Pertandingan]

"Hei!! Selamat datang di UA Sports Festival! Yeahhh!" Voice Hero: Present Mic, dia berteriak melalui pengeras suara stadion, mendapatkan tepuk tangan meriah dan teriakan.

"Festival Olahraga Tahun Pertama adalah yang terbesar dalam sejarah UA! Tunjukkan antusiasme Anda kepada siswa!" Stadion mengguncang terowongan tempat para siswa berdiri.

Takut, cemas, gemetar, senang itulah perasaan para murid yang dapat mereka rasakan sekarang. Jika kalian melihat lebih dekat, hampir tidak ada kegembiraan yang memenuhi semua saraf.

(skip bacot kecot dari Present Mic)

"Harap tenang!! Wakil pemain dari kelas 1-A, Bakugou Katsuki!" Remaja sumbu peledak itu berjalan ke atas panggung dengan ekspresinya yang sangar.

Banyak bisikkan dari semua murid SMA UA dan dari para penonton juga. Naruto dan Shinsou hanya diam menyimak menunggu kata-kata pembuka dari si sumbu peledak tersebut.

'Aku bersumpah akan membunuh pria mata keranjang.' Batin Naruto yang tak sadar mengeluarkan aura membunuhnya. Mereka yang ada di sekitar Naruto, kecuali Shinsou yang hanya menghela nafas, tubuhnya berkeringat dingin.

Bakugou membuat para siswa terdiam sambil meraih mic, "Aku bersumpah... menjadi nomor satu." Si Pengguna Quirk Peledak berambut pirang muda, meninggalkan panggung dengan tangan di saku, melihat dengan konsentrasi penuh.

Banyak para murid dan juga dari penonton menghujat dengan kata-kata kasar. Karena, mereka merasa direndahkan oleh Bakugou yang sangat optimis, angkuh, dan percaya diri. Bahkan Bakugou mengatakan 'kompetisi ini menjadi batu loncatan.'

Naruto dan Shinsou menatap datar ke arah si remaja sumbu peledak. "Shinsou, lihat Deklarasi Perang milikku dan yang sebenarnya."

"Terserah kau saja, aku hanya perhatikan saja." Kata Shinsou yang pasrah. Karena, ini akan menjadi sorotan media dan para penonton lainnya. Shinsou menutup kedua telinganya agar gendang telinganya tidak pecah.

"DENGAR SEMUANYA!!!" Semua hujatan dari para penonton dan para murid dari seluruh Jurusan terdiam dan menoleh ke arah suara si pirang Uzumaki.

"AKU, UZUMAKI NARUTO DARI JURUSAN UMUM MENYATAKAN DEKLARASI PERANG MELAWAN..." Tangan kanannya menunjuk ke arah Bakugou yang menatapnya dengan tajam.

.

.

.

.

.

.

"JURUSAN PAHLAWAN!!"

.

.

.

.

.

To be Continued

Jangan lupa untuk Like, Comment, dan Follow ya ~