Bambam melepas atasan tuxedo miliknya, menyisakan vest nya. ia berbaring dikasur, merasa lega karena dapat beristirahat setelah berjam-jam melayani tamu saat resepsi tadi.

Bambam mengulat dengan bahagia, ia tersenyum senang, menyadari bahwa dirinya dan Mark sudah sah menjadi suami istri.

"Bamie, ayo mandi, jangan tidur dulu." ucap Mark yang baru saja masuk kedalam kamar.

Bambam menatap suaminya dan menggeleng lucu, "males ah, mau bobo aja." ejeknya sambil berpura-pura hendak tidur.

Mark menggelengkan kepalanya dan menghampiri Bambam, ia menarik tubuh Bambam agar duduk.

"ayo mandi dulu, gatel-gatel ntar." bujuk nya.

Bambam mengerucutkan bibirnya, "gendong~"

Mark mendengus melihat betapa manja nya Bambam

saat ini, "Hyung mandiin sekalian, Ya?"

Bambam mengangguk dengan lucu, Mark ingin sekali mencubit pipi istri nya itu.

Mark mengangkat tubuh Bambam, Bambam dengan sigap melingkarkan kakinya di pinggang Mark dan mengalungkan tangannya.

Mark membuka pintu kamar mandi dan menurunkan Bambam di kloset. ia menyalakan kran air panas untuk bathtub dan berbalik menatap Bambam yang setengah meram.

"jangan tidur dulu, Baby.." Mark mencubit pipi Bambam sembari berjongkok.

Bambam langsung membuka matanya dan menatap Mark dengan tajam karena pipinya sakit.

"Buka baju nya, bathtub nya udah aku siapin." Mark berdiri dan menggulung lengan tuxedo nya.

melihat Bambam yang sama sekali tidak berkutik dan malah menatap bathtub yang air nya mulai naik, Mark terpaksa harus membuka baju sang istri agar ia mau mandi.

Mark membuka vest Bambam dan menarik turun celananya dengan wajah datar, toh dia sudah pernah melihat tubuh Bambam telanjang beberapa kali.

Mark menyisakan boxer Bambam dan menatap sang istri, "Hyung yang buka atau kamu?"

"Hyung aja."

Mark menggelengkan kepalanya sambil menurunkan boxer Bambam.

Bambam memerhatikan ekspresi Mark saat suami nya itu membuka boxernya, namun yang ia dapatkan hanya tatapan datar.

Bambam pikir Mark mungkin akan tertawa atau tersenyum mesum, nyatanya tidak. agak mengecewakan.

Mark mengangkat tubuh Bambam dan meletakkannya kedalam bathtub yang terisi dengan air hangat itu.

"jangan tidur di bathtub," ucap Mark sembari mengusap rambut Bambam.

"Hyung gak ikut mandi?" tanya Bambam sambil menggerakkan kakinya dalam air.

"kamu duluan aja,baby"

Bambam menahan tangan Mark yang hendak pergi, "temenin." pintanya sambil memasang wajah memohon.

Walau ragu, tapi Mark mana tega kalau Bambam sudah memasang wajah seperti itu. Bambam hanya diam sambil bermain air selagi ia menunggu Mark untuk membuka bajunya

Mark menempatkan dirinya dibelakang Bambam dan membiarkan Bambam menyenderkan kepalanya pada bahunya.

Mark berusaha keras menahan dirinya untuk tidak mengecup bahu mulus Bambam yang terpapang jelas dihadapaannya.

"Hyung."

"hm?"

"Nggak mau lakuin itu sekarang?"

tak mendapat balasan, Bambam mendongak menatap sang suami yang diam sembari menatap lurus ke depan.

"Hyung?"

Mark berkedip, memecah lamunannya.

"kenapa?" tanya Mark.

"Hyung beneran gak mau?" Bambam memasang wajah sedih.

Mark menghela nafas dan memeluk tubuh Bambam, "bukan nya gak mau, baby. kamu pasti kecapean berjam-jam ngelayanin tamu, Hyung gak mau bikin kamu tambah capek besok."

"engga kok, gak capek."

dengan polosnya Bambam menjawab seperti itu. benar-benar membuat Mark semakin ingin membawa nya ke ranjang.

"apa hyung yang capek? Bamie aja yang gerak, gapapa kok." ucapnya lagi masih dengan tatapan tak berdosanya.

Mark mengerang pelan, "kamu bener-bener pengen sekarang?"

dengan malu, Bambam mengangguk pelan.

"selesain dulu mandinya, ok?"

Bambam mengangguk senang.

SKIP

"sini." Mark menepuk-nepuk kasur disebelah nya kepada Bambam yang baru saja memakai piyama sutra nya.

Bambam merangkak naik dan menempatkan dirinya disebelah Mark yang bersandar pada punggung kasur.

"jadi?" tanya Bambam.

Mark menghela nafas kemudian mengukung tubuh Bambam dibawahnya, "gak sabaran banget sih kamu." Mark mencium Bambam dengan lembut sebagai permulaan.

tapi tampaknya Bambam tak sabaran, ia langsung menangkup pipi sang suami dan membalas ciuman tersebut dengan tergesa-gesa.

Bambam mendorong tubuh Mark hingga ia yang berada diatasnya, ia menduduki perut Mark tanpa melepaskan tautan bibirnya.

Mark menggigit bibir Bambam, memberikan kode untuk membuka mulutnya, dengan senang hati Bambam membuka mulutnya membiarkan lidah Mark masuk.

tangan Bambam masuk kedalam kaos Mark dan menyentuh abs nya dengan perlahan.

Bambam menarik dirinya dan mengambil nafas sebelum dia kembali mencium Mark.

Tangan Mark meremas bokong sexy Bambam dengan gemas dari balik kain tersebut, ia menarik turun celana piyama Bambam dan membiarkan nya menggantung di paha nya

Bambam merinding ketika merasakan tangan dingin milik Mark menyentuh kulitnya.

Mark kembali menggulingkan posisi mereka, ia beralih ke leher jenjang Bambam dan memberikan hickey yang berwarna sangat kontras dengan kulit Bambam.

Bambam menggigit bibirnya menahan erangan yang keluar.

tubuh Bambam tersentak terkejut ketika Mark menyingkap piyama nya dan menyentuh gundukan kecil di dadanya.

ia menggeliat ketika Mark memainkan gundukan tersebut dengan ibu jarinya, memberikan sensasi baru pada seluruh tubuh nya, terutama selangkangan nya yang sudah basah.

"Hyung." panggil Bambam sambil terus bergerak tak nyaman dibawahnya.

"apa sayang?" jawab Mark sembari memberikan tanda di bahu Bambam.

"ke intinya aja, please?"

Mark tersenyum dan mengangguk, ia meraih sebuah lube di nakas

sementara itu, Bambam sudah menarik turun celana Mark dan hanya menyisakan boxernya.

melihat benda itu mengembung dengan hebat, Bambam tak berani membukanya.

"Bamie gak mau buka." ucap Bambam sembari menutup wajahnya.

Mark terkekeh, "kan kamu yang pengen, kamu dong yang buka."

Bambam memejamkan matanya sembari membuka boxer Mark. Mark tertawa saat melihat penis nya nyaris menampar pipi Bambam karena terlalu dekat.

"open your eyes, baby." Bambam menggeleng.

Mark menyeringai, ia memberikan lube tersebut ke tangan mark.

"a–apa?" tanya nya sambil memegang tempat lube tersebut.

"kamu yang lumurin."

Bambam lama-lama akan gila.

dengan takut-takut ia mengarahkan lube tersebut ke penis Mark, tapi ia tak bisa, jelas, karena Bambam enggan membuka matanya.

Mark tersenyum, "gak bisa gitu sayang, kalau gak mau liat, harus di pegang." menuntun tangan Bambam ke penisnya.

Bambam menahan nafasnya saat tangannya menyentuh benda tersebut.

dengan gemetar ia melumuri penis Mark dengan lube tersebut.

"takes off your pants." ucap Mark

entah kenapa, Bambam benar-benar terangsang setiap Mark mengatakan nya dengan bahasa inggris.

menurut nya itu lebih, seksi.

setelah Bambam membuka celananya, ia langsung menungging tanpa disuruh, hal itu benar-benar membuat mark gemas.

Mark mengambil lube dari tangan Bambam dan melumurkannya di hole Bambam

"hngh~" erangnya ketika merasakan dinginnya lube pada hole nya.

"ah!" Bambam memekik ketika jari Mark tanpa aba-aba masuk kedalam hole nya.

Bambam meremas bantal nya dan mendesah pelan Ketika Mark menggerakkan jarinya.

"sakit.." rintih nya saat Mark memasukkan jari nya yang kedua, membuat pola menggunting agar hole Bambam sedikit meregang

Mark mengusap kepala Bambam dan mengecupnya agar Bambam tenang.

merasa sudah cukup, Mark menarik jari nya dan kembali membalur lube pada penis nya.

"hold it for me okay, princess?" Bambam mengangguk dan merinding secara bersamaan ketika mendengar pet name yang baru saja diberikan oleh Mark.

perlahan Mark memasukkan miliknya kedalam hole Bambam. Bambam memekik kesakitan, ia meremas bantal nya, melampiaskan rasa sakit yang ia rasakan.

Mark memberikan butterfly kiss pada punggung Bambam dan memasukan miliknya hingga sepenuhnya masuk.

Mark membiarkan Bambam agar terbiasa terlebih dahulu.

"may i move, princess?" Bambam mengangguk. Mark mulai menggerakkan pinggulnya.

Bambam meringis merasakan sakit yang menyengat itu masih terasa, walaupun iya yakin akan hilang sebentar lagi.

Mark memegang pinggang Bambam dan menghentakkan lebih cepat dan kasar membuat Bambam mendesah tak karuan.

"H-hyunghh! haa–ah ahh!"

Mark memeluk Bambam dan bergerak semakin kasar, suara persatuan mereka terdengar cukup keras dan memilukan.

Mark terkekeh ketika Bambam keluar secara tiba-tiba.

"B-bamie terlalu sensitif." ucap Bambam sembari terengah-engah.

"apa aku terlalu kasar?" tanya Mark di telinga Bambam yang terdengar sangat seksi dan nyaris membuatnya gila.

Bambam menggeleng, "aku mau coba diatas." ucapnya dengan tiba-tiba.

Mark menaikan sebelah alisnya dan berbaring disebelah Bambam, membiarkan sang submisif yang bergerak.

dengan kaki yang gemetar, Bambam merangkak naik keatas tubuh Mark. ia mengarahkan penis Mark ke hole nya dan turun perlahan-lahan.

Mark menatap Bambam yang bergerak naik turun dengan tempo sedang. Bambam memejamkan matanya, merasakan Mark yang menatal intens kearahnya.

tangan nya ia tumpu pada perut Mark, ia kelelahan, tetapi ia tidak dapat berhenti.

mengetahui sang submisif yang mulai kelelahan, Mark menyunggingkan senyuman, "capek?"

Bambam langsung menggeleng dan bergerak semakin cepat, namun tak bertahan lama.

Bambam berhenti dan menjatuhkan tubuhnya diatas Mark. Mark terkekeh dan mengusap kepala Bambam, ia kembali menggerakkan pinggangnya, menusuk Bambam dari bawah

merasakan dinding rektum Bambam mengetat, Mark tahu bahwa Bambam akan keluar sebentar lagi.

Mark mempercepat gerakannya membuat desahan Bambam semakin keras.

"H-hyung-ahh.. jangan terlalu..ahh! cepethh, aku— ahh!"

"keluarin aja sayang." bisik nya ditelinga Bambam.

Bambam kemudian keluar untuk kedua kalinya. Maek tak berhenti sampai disitu, ia terus menghentakkan penisnya kedalam hole Bambam, mengejar orgasme nya. tak lama kemudian Mark menyusul dan mengeluarkan cairannya didalam tubuh Bambam.

"Ahhhh.." Mark mengubah posisi mereka tanpa mengeluarkan penyatuan mereka.

Bambam menatap Mark dengan nafas terengah engah dan dengan tatapan sayunya. Ia dapat melihat Mark mendekatkan wajahnya keperut rampingnya

"Wae hyung?" Tanya Bambam

Mark memegang perut Bambam dan mengelusnya. "Aku harap bayi kita cepat tumbuh didalam rahimmu sayang"

Bambam memerah. Ia tersenyum kearah Mark dan mengangguk. "Terus berdoa saja hyungie"

Mark tersenyum dan menidurkan dirinya disamping Bambam. "Hyung lepas!"

"Hm?apanya Babe?"

"Penis hyung masih berada di hole Bamie!"

"Biarkan disitu saja baby. Hangat."

"Ish"

Akhirnya Bambam membiarkan penis Mark masih berada didalam dirinya dan ia tidur didalam pelukan suaminya malam itu dengan keadaan keduanya yang telanjang.

MORNING

"Hyung bangun~"

Bambam mengucek matanya dan ia melihat mark disebelahnya. Ughh penis Mark masih menempel di holenya. "Hyung~"

Bambam mengguncang tubuh Mark tapi Mark tak kunjung bangun. Bambam pun mengetatkan hole miliknya. Kembali meremas penis milik Mark

Benar saja Mark kembali menegang didalam holenya dan Mark terbangun

"Nghhh--baby?"

"Mau melakukannya lagi hyung? Hyung kembali tegang kan?" Bambam menatap Mark

"Bolehkah?"

"Eumm"

Mark yang mendapat anggukan dari Bambam segera melepas penisnya dari hole Bambam dan mencium Bambam dengan ganas

"Menungginglah."

Ucap Mark setelah melepas ciuman mereka. Bambam mengangguk dan menurut. Menungging, menunjukkan pantat sexy miliknya dan hole basah yang menggoda bagi Mark. Mark menjilat hole milik Bambam, menusuk-nusuk dengan lidahnya, sesekali menyedotnya.

"Aahh hyunghhh…"

Saat sudah cukup basah, Mark mengarahkan kejantanannya pada hole istrinya lalu mendorong masuk.

"Anghh!"

Bambam mendesah. Kesakitan. Ini memang buka yang pertama kalinya ia merasakan sesuatu yang asing masuk ke dalam holenya begitu saja tapi kan tetap saja sakit rasanya.

"Ap—pohh hyunghh!~"

"Panggil namaku dengan jelas, baby…" Ucapnya sambil menciumi punggung Bambam dan meninggalkan tanda di sana.

Mark memundurkan pinggulnya lalu menghentak keras.

"Ahh! MARK HYUNGHH!" Bambam mendesah lebih keras. Mark mengulangi gerakannya. Memaju mundurkan pinggulnya. Dan Bambam terus tersentak ketika Mark menghentaknya. Sambil terus memejamkan mata dan menyebut-nyebut nama Mark di sela desahannya.

"Ahh—ohh—ahh! Mark… Ahh!hyung-ahhh!!"

"Kau benar-benar menjepitku Bam… Anghh.. Siall…"

Mark meraih penis Bambam dan meremasnya kuat.

"Ahhhn…nnhhh"

Hentakan Mark makin keras dan cepat setelah Bambam mengatakan bahwa ia menyentuh titik terdalamnya.

"AHH! Yess, thereehh hyunghh! Ahh! Ahh! ANGHH…!"

Bambam tak henti-hentinya mendesah. Ia terlalu suka nikmat yang Mark berikan pada penis dan hole nya.

"Mark hyunghh! Ahhh… I wanna cum, ahh!"

"Together bam…"

Bambam mencapai klimaknys, disusul Mark setelah menghentak dalam di dalam Bambam.

"MARK HYUNGHH!"

Keduanya kini tersengal. Dengan tubuh yang sama-sama penuh peluh. Mark mencium bibir Bambam lalu mencium keningnya.

"Sorry Baby. Kau kembali lah tidur aku tahu bagian bawahmu akan terasa sakit"

Bambam mengangguk dan kembali menenggelamkan tubuhnya dalam selimut. Mark tersenyum gemas melihat istrinya itu

2 WEEKS LATER

"Ughhh"

Bambam yang sedang menonton televisi bersama Mark tiba tiba membekap mulutnya dan berlari ke kamar mandi

Mark pun segera berlari menyusul Bambam

"Bamie sayang? Kau tak apa?"

"Ne hy--"

Hoek hoek

"Kita ke rumah sakit ne?"

Bambam mengangguk lemas kepalanya terasa pusing. Didalam perjalanan Bambam tak bisa menahan rasa mualnya.

"Hyung--ughh- Bamie mau muntah!"

"Astaga!" Mark segera melepas jaketnya dan memberikannya pada Bambam, "muntahkan saja disitu Bamie"

Bambam membuka bekapan pada mulutnya dan memuntahkan cairan bening yang sedari tadi ia tahan

Hoek hoek

"Ughh--hoek!"

Bambam bersandar lemas di kursi mobil sambil memejamkan matanya. Kepalanya terasa sangat pusing saat ini.

"Kau makan apa semalam Bamie? Kenapa bisa sampai kaya gini?"

"Bamie tidak-- ughhh"

Lagi lagi ia ingin muntah dengan segera ia pun kembali mengangkat jaket Mark dan memuntahkannya lagi

"Hoek--ughhh hoek hoek!"

Mark menatap Bambam sendu. Ia merasa kasihan pada istrinya. Dengan cepat ia melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Sesampainya disana Mark menggendong tubuh Bambam yang lemas dan membawanya masuk ke ruangan dokter disana

SKIP

"Pasien Bambam mengandung."

"Ne?"

Mark melongo mendengar ucapan dokter yang baru saja memeriksa Bambam

"Gejala gejala yang ditunjukannya seperti gejala orang yang sedang mengandung. Saya akan melakukan USG, jika diperbolehkan"

Mark mengangguk. "Lakukan"

Dokter berjalan kearah Bambam yang masih berada di kasur rumah sakit dan diikuti oleh Mark.

Dokter meminta Mark membuka baju Bambam hingga setengah dan menurunkan celana Bambam. Mark melakukannya. Bambam menatap Mark bingung

"Bamie mau diapakan hyung?" Bambam menatap Mark polos

"Lihat saja Bamie"

Dokter itu memberikan tissu dan menyelipkannya di celana Bambam. Ia kemudian membalurkan gel dan menggerakannya di perut Bambam.

Mark menatap komputer disamping Bambam dan terkejut saat melihat gambar disana,

"jadi? Bambam hamil ya hyung?" Bambam menatap Mark dengan senyuman harunya. Mark mengangguk dengan cepat, ia tak kalah bahagianya dengan Bambam.

"Bambam benar benar mengandung dan bayinya kembar . Kalian bisa melihat dua mahkluk kecil yang bergerak disana. Itu adalah calon bayibayi kalian"

"Ne dokter."

Dokter tersebut tersenyum dan pamit mencuci tangannya. Sedangkan Mark membantu Bambam membersihkan perutnya dan membantunya berdiri. Mereka kemudian duduk di kursi didepan meja dokter

"Hyung benar benar bahagia Bamie. Terima kasih!"

"Eumm..ne hyung" Bambam tersenyum lemas. Ia juga merasa bahagia. Tapi tubuhnya sangat lemas saat ini sehingga ia hanya menyandarkan tubuhnya pada Mark.

Dokter datang dan duduk didepan Mark dan Bambam. "Selamat bambam. Kau harus lebih baik lagi dalam menjaga kesehatanmu. Karena kau membawa dua nyawa diperutmu sekarang"

"Ne dokter. Ughh-dokter apa ada toilet? Ughh" Morning sickness Bambam kembali kumat. Ia membekap mulutnya dan berlari ke toilet diruangan dokter yang dotunjukan oleh dokter tadi.

"Permisi dokter saya mau melihat istri saya" mark pamit

"Silahkan"

Mark berjalan kearah toilet dan menemukan Bambam sedang terduduk di dekat closet

"Hoek hoek!mmmhh...hoek hoek!"

"Sayang?"

"Hyung?-ughhh hoek hoek"

"Sudah? Kita kembali ya?" Bambam mengangguk. Mark menggendong Bambam ala bridal style dan mendudukannya didepan kursi dokter.

"Kau tak apa Bambam?"

"Ne dokter. Gomawo"

"Jadi..kalian mau melakukan persalinan dirumah sakit atau dengan homebirth?"

Mark menatap Bambam. "Kau mau bagaimana,baby?"

"Eumm..Bamie ingin melakukan homebirth saja. Dibantu Mark hyung boleh?"

Dokter tersenyum menatap Bambam. "Tentu saja boleh. Baiklah dan Mark kau harus mempelajari bagaimana cara membantu persalinan."

"Ne dokter. Terimakasih. Kami pamit ya"

"Ne!"

Bambam dan Mark pun keluar dari ruangan dokter dengan Mark menggendong Bambam yang masih lemas dan kembali menuju rumah mereka.

SKIP

Mark dan Bambam memasuki pekarangan rumahnya. Mark menatap kearah Bambam yang terduduk lemas di kursi sebelahnya.

"Babe?" Bambam menoleh

"Ne hyung?"

"Hyung gendong ya? Setelah ini kamu istirahat oke?"

Bambam mengangguk dan setelah itu Mark menggendongnya ala bridal style dan menaruhnya dikamar. "Tidur ya baby?"

"Ne hyung, gomawo" Bambam memejamkan matanya. Tapi belum sempat ia tertidur rasa mualnya kembali menyerang

"Ughh! Hyung--ughh!"

Mark yang berada di kamar yang sedang melihat berkas berkas perusahaan kaget mendengar panggilan Bambam. Saat menoleh ia melihat wajah Bambam pucat.

"Babe!"

Mark berlari kearah Bambam dan membawanya ke kamar mandi.

"Hoek hoek..hoek hoek--emhhh-hoek!"

"Astaga Bamie..."

"Hoek hoek!"

Bambam terus muntah. Mark pun memijat tengkuk Bambam. "Bamie..r u okay?"

"Iya hyung..." Bambam mengelap mulutnya dengan tissu.

"Ayo hyung bantu lagi" Mark baru saja mau mengangkat Bambam tapi lagi lagi Bambam membekap mulutnya

"Ughh--hoek hoek! Oh my god...hoek! Hyung..hoek hoek!" Setelah memuntahkan nya Badan kecil bambam terhuyung ia bisa saja jatuh jika Mark tidak menangkapnya.

"Bamie? Sayang?"

"Hyung..." Bambam menatap Mark dengan wajah pucatnya

"Astaga! Kita kerumah sakit lagi saja oke?"

"Tidak hyung..tidak perlu--ughh-hoek hoek!"

"Kau terus muntah Baby" Mark menatap bambam dengan wajah khawatirnya. "Ini karena aku hamil Mark hyung..asal hyung ada didekatku, aku tak apa apa kok."

"Baiklah Bamie, sekarang tidur saja oke?"

Mark menggendong Bambam dan membawanya ke tempat tidur. Sebelum menyelimuti Bambam ia mendekatkan wajahnya ke perut Bambam dan menaikkan baju bambam sebatas dada.

"Anak anak daddy..jangan nakal diperut mommy ok?"

Cup

Mark mengecup perut Bambam.

1 MONTHS LATER

"Hoek hoek! Astaga--ughh! Hoek hoek"

Morning sickness Bambam benar benar parah. Bambam sudah 10 menit berada di kamar mandi karena ia terus mual. Mark yang berada disebelah Bambam hanya bisa memijat tengkuk Bambam dengan pandangan khawatirnya.

"Baby? Kamu nggak papa?"

"Ya hyung--hoek hoek!"

Mark terus memijat tengkuk Bambam. "Hoek hoek!"

Mata Bambam berkaca kaca, ia mengelap mulutnya dan menoleh kearah Mark dan memeluk suaminya itu

"Hyung kepala Bamie sakit" Mark membalas pelukan Bambam dan mengelus kepalanya lembut

"Baby istirahat saja oke?"

"Eum.." Bambam mengangguk, menyamabkan dirinya di pelukan Mark. Tapi saat Mark baru mau menuntun Bambam kembali ke kamar, Bambam kembali membekap mulutnya dan menuju kearah kloset

"Emhhh hoek! Hoek hoek--"

"Bamie, kau tak a--"

"Hoek hoek! Ughhh hoek..Mark hyung..hoek hoek!"

Mark membawa Bambam menghadap kearahnya. Ia turun dan mengecup perut Bambam yang sedikit membesar , " Hey anak anak daddy..biarkanlah mommy kalian beristirahat oke? Apa kalian tidak merasa kasihan pada mommy kalian?"

Bambam yang menatap Mark berbicara kepada calon anak anak mereka tersenyum. Setelah Mark berbicara tadi rasa mual Bambam menghilang.

Bambam memeluk Mark dan meminta mark menggendongnya hingga kamar, kemudian mereka tidur.

5 MONTHS LATER

Mark menatap kearah Bambam yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan piyama nya. Mark sangat bersyukur karena morning sickness Bambam sudah berakhir.

"Bamie. Kau kenapa mandi malam malam sih?"

"Aku terlalu senang menata ruang untuk bayi kita hyung. Jadi aku lupa waktu. Hehe" Bambam berjalan kearah Mark dan tidur dengan posisi membelakangi Mark dan Mark memeluknya dari belakang.

"Kau ini ada ada saja hm?" Mark membuka beberapa kancing piyama Bambam yang tepat berada di perutnya danmengelus perut besar Bambam.

Dughh dughh

"Mereka menendang Babe!"

Mark berkata bahagia saat ia dapat merasakan tendangan bersusulan dari perut Bambam. Bambam tak membalas, ia menggengam tangan Mark yang berada di perutnya dan mengusapnya.

"Eum Bam?"

"Ya hyung?"

Mark mendekatkan wajahnya ketelinga Bambam dan menggigit telinga sang istri. "Let's have a sex" bisiknya

Bambam tersentak. "Hyung..bamie kan sedang hamil"

"Kita bisa melakukannya kok Bamie" Mark memasukkan tangannya ke dalam piyama Bambam dan memelintir putingnya

"Ahh..hyungghh.."

"Kita langsung saja ya Baby?"

Tanpa persetujuan dari Bambam Mark menurunkan piyama Bambam. Ia membalikan tubuh Bambam dan ia berada diatasnya. Menahan tubuhnya dengan tangan agar tidak menindih Bambam.

"Hyunghh baby kita--ahhh!"

Ucapan Bambam terpotong saat Mark mark menghisap nipplenya. "Mark--ahh hyung...itu--ahh untuk baby kita..hyunghh"

Bambam sendiri bingung kenapa nipplenya bisa mengeluarkan susu dari nipplenya. Mungkin karena bawaan dari kehamilannya

"Relax okay? Baby kita masih punya banyak"

Mark membalikkan tubuh Bambam kesamping dan Mark kebelakang Bambam. Perlahan Mark memasukkan juniornya ke hole Bambam

"Akhhh! Hyunghh.."

Mark mulai menggenjot juniornya didalam hole Bambam dengan tempo lambat. Membuat rintihan Bambam berubah menjadi desahan nikmat.

" ahhh... Hyung pelanhh pelan saja hyung. Baby kita-ahhh.. ahhh... shhh... " Bambam terus mengerang kenikmatan saat Mark berhasil menyentuh titik terdalamnya, menggenjot dengan sedikit brutal juniornya di hole Bambam yang terasa begitu nikmat.

"Baby tak akan kenapa napa Bamie-ahh "

" ahhh... shhh... ahhh... Mark Hyunghhh... Aku mau... shhh... Keluar... "

" yes! Bersama Baby... "

" aaahhh... Hn... Eumh... shhh... Mark... Hyunghhh... Hn... ahhh... "

Kamar mereka sudah di penuhi oleh desahan-desahan erotis Bambam. Sementara Mark masih sibuk dengan kegiatannya. Menusukan juniornya lebih dalam lagi di tubuh sang istri . Mencari kenikmatan yang lebih untuk segera mencapai klimaks nya.

" ahhhhhh... sshhh... ahhhh... hn... ahhhhh... "

" Hyung... ahhh... "

" yes! Baby... bersama... aahhh... "

" Baby... ahhhhh... / Hyung... ahhhhh... "

Mark menidurkan tubuhnya dan kembali memeluk Bambam dari belakang.

"Gomawo baby"

"Hn.."

Bambam memejamkan matanya, ia merasa sangat lelah. "Hyung..."

"Yes baby?"

"Keluarkan penis hyung.."

"Biarkan saja baby"

Bambam tak menjawab karena lelah, Mark yang sadar Bambam merasa lelah pun segera menaruh satu tangannya yang bebas dibawah kepala Bambam. Sebelum ia menyusul Bambam yang tertidur ia mengecup pipi Bambam

"Mimpi indah Baby.."

3 MONTHS LATER

"Hyung perutku terasa aneh,"

Bambam dan Mark sedang duduk ditepi kasur dan saat mendengar ucapan Bambam Mark segera menatap Bambam.

"Akh! Hyung! Perutku sakit!"

Tiba tiba saja Bambam berteriak. Perutnya terasa sangat sakit!

"Astaga Bam!" Mark membantu Bambam kekamar mandi dan memosisikan Bambam duduk di closet.

"Hyung, aku tidak yakin jika holeku akan muat untuk keluarnya bayi kita,"

"Hyung akan bantu,"

Mark menatap Bambam yang duduk didepannya, ia mendaratkan ciuman ke bibir Bambam. Dan tanpa melepas ciuman itu ia menggendong Bambam ke kamar.

"Kamu yakin mau hyung bantu?"

"Iya hyung,please!"

Mark melepas baju Bambam dan bajunya, mereka berdua full naked sekarang .Mark memposisikan penisnya ke hole Bambam, ia memasukan ujung penisnya guna membantu agar hole Bambam lebih terbuka

"Ahh..Markhh hyunghh...uhh"

Mark memposiskan Bambam didepannya dan ia mengurut junior Bambam,

"ahh..hyunghh...ahh"

Mark mengeluarkan ujung juniornya dan memposiskan jarinya di hole Bambam, dan membuka hole Bambam. Ia mengambil tissu dan mengelapkannya ke pinggir hole Bambam.

"Awhh..perih hyungie..."

"Tahan sebentar ya Baby?

Bambam mengangguk. Mark menatap ke hole Bambam dan mengecek apakah hole Bambam sudah sedikit terbuka.

"aku rasa ini sudah sedikit terbuka Baby, kau menungginglah, Hyung akan Bantu proses persalinanmu,"

Mark mengambil handuk dan meletakannya di bawah Bambam yang sudah menungging. Mark naik ke kasur dan jarinya membuka hole Bambam

"AKH!"

Bambam berteriak saat ia merasa kepala Bayinya sudah berada di ujung holenya

"Ukhh..akhh..hhh...hyunghh sakit..."

"Terus Babe aku sudah dapat melihat kepala Bayinya," ucap Mark

Mark memasukan jarinya kehole Bambam ia memegang leher bayinya dan meminta Bambam untuk mengejan lagi,

"Ukhh..akhhh..ahhhh..astagaaa emhhh..."

"Terus Babe kepala bayinya sudah keluar!"

"AKHHH hyunghh ini sakithh!!"

Mark yang merada tak tega mengambil handuk kecil dan ia memasukannya ke air panas, handuk itu diusapkan Mark disekitar hole Bambam untuk membuat rasa perihnya hilang. Tangan Mark mengambil tangan Bambam yang masih dibuatnya untuk menungging dan membawanya ke kepala bayi yang masih berada di hole nya

"Akhh..Itu ahh bayi kita? Ughh.."

"Ne! Mengejan lagi Bam bayi kita akan lahir sebentar lagi!"

"Akhh!! Ahhhh hyungg sakit..hiks aku tak tahan..akhh!" Bambam terus mengejan.

"Ayo Baby sedikit lagi!"

"Ahh..hhh...ukhhh...akhhhhhh...akhhh~~~!!!"

Oekk...oekk

Bayi mereka sudah lahir. Tinggal satu lagi dan Bambam harus menunggu kontraksi yang berikutnya.Mark dan Bambam saling bertatapan sambil tersenyum

"Aku bangga padamu Bam. Terimakasih sudah melahirkannya, ia sangat tampan! Sekali lagi dan bayi kedua kita akan lahir oke?" Mark memotong tali pusar bayinya dan membersihkan bayinya dan setelahnya ia menaruhnya di pelukan Bambam membiarkan Bambam menyusuinya. Sebelumnya Bambam sudah mengejan untuk mengeluarkan plasentanya.

"Ne hy--akhhh!"

"Apakah kau sudah ingin mengedan baby?" Mark mengelus pantat Bambam memberikan kekuatan pada sang istri

"Emhh.."

Tangan Mark satunya memegang tangan Bambam. Ia menatap kearah hole Bambam dan mengeratkan pegangan tangannya pada tangan Bambam yang sedang menungging karena diminta oleh Mark.

"Bam! Bayinya sudah berada diujung hole mu!" Mark terus mengelus pantat Bambam sambil mengenggam tangan istri manisnya itu

"Iyya Hyunghh aku dapat merasakannya..Akhh.. Mark hyung ukhhh..AKH!"

"Lagi bam!"

"Ahhh..mmmhhh..akhh hyunghh bam-akhh bam tidakhh ku--athh lagi..Mark Hyunghh" Mark memegang tangan Bambam memberi istrinya kekuatan .

"Kau pasti bisa Bam! Ayo!"

"Akhhh..sakithhh..ahhh..mmmhh akkkhh"

Dan akhirnya kepala bayinya keluar, Mark menatap Bambam yang sedang meringis kesakitan dengan peluh yang penuh diwajahnya.

"Bam kepala bayinya sudah keluar, tunggu kontraksi berikutnya oke?"

Bambam mengangguk sambil memegangi perut besarnya. Mark yang berada di belakang Bambam yabg masih menungging mengecup pantat Bambam memberinya kekuatan

"Ahh..hyung...gelii!"

Mark terkekeh. Ia kembali mengambil tissu dan mengelapkannya ke hole Bambam. "Perih hyung!"

"It's okay Baby. Just relax"

"Tapi...akhh! Mark hyung sakit!"

"Saatnya kau mengejan Bam. Dorong Bamie!"

"Akhh..ahhh..mhhhh..awhh..Akhh!"

"Ayo babe kau pasti bisa! Sedikit lagi Babe, terus dorong!" Mark terus memberi semangat pada Bambam. Tangannya masih membuat gerakan memutar di pantat Bambam

"Akhh! Hyung akhh!"

"Sedikit lagi baby!"

"AAAKHHH..MHHHH..AKHHHH~~!"

Oekk..oekk

Bambam mengubah posisinya dan menyandarkan dirinya di bantal. Ia menatap Mark yang sedang memotong tali pusat yang menyambung dalam holenya dan pusar bayinya.

"Mereka benar benar sempurna Bambam. Terimakasih sudah melahirkan mereka dengan sehat!"

"Ne..mark hyung.." jawab Bambam lemas. Ia menunjukan senyumannya pada Mark.

"Siapa namanya Bamie?"

"Eumm..kenzi dan kylie? Mereka tidak identik kan hyung?"

"Iya Baby. Baiklah Kenzi Tuan and Kylie Tuan."

Bambam mengangguk. Ia menggendong kedua bayinya dan menatap mereka kemudian mencium pipi gembul anaknya

"Welcome to the world Kenzi and Kylie Tuan. We love you"

Mark yang menatap Bambam tersenyum gemas. Ia bangga pada istrinya itu.

END