Single Album Pertama
Hallo, Fellas, single album pertama yang bertajuk 'Summer Skies' akan rilis di pertengahan bulan Agustus, sekaligus dengan meet and greet pertamaku, stay tune untuk info selengkapnya. Sankyu.
Best regards,
Sasuke Uch.Ch
Pesan yang singkat. Sasuke tidak mau banyak membuang waktu ketika beberapa orang di ruangan sibuk menyiapkan acara perilisan single album solo pertamanya. Dia mengembuskan napas, menutup ponsel, membiarkan kakaknya—Itachi Uchiha—mendekat bersama jas yang ditenteng di sebelah tangan. Pria yang lebih tua itu menyahut, "Kau masih diam di sini untuk apa? Membantu menyiapkan acara?"
Sasuke mendengkus. Itu bukan jenis salam terbaik yang abangnya perlu ucapkan ketika dia sedang resah begini. "Tidak, Aniki. Aku hanya mengecek akan seperti apa nantinya, dan mungkin memberi beberapa arahan agar aku tidak kerepotan saat acara berlangsung."
Itachi tertawa, dia mengambil kursi dan duduk di samping sang adik. Sekilas, lelaki yang berprofesi sebagai aktor di agensi bakat sekaligus menjadi kakak Sasuke itu bisa melihat kegelisahan di wajah adik kesayangannya. Jadi, Itachi memutuskan bertanya, sekedar mencairkan suasana, "Kerepotan dalam hal apa, persisnya?"
"Aku tidak mau mengacaukan perilisan album pertamaku, bertingkah memalukan tidak ada dalam kamus Uchiha." Mereka bertatapan sesaat, dan Itachi bisa melihat kegugupan dalam sorot mata Sasuke, sesuatu yang jarang dia temui. "Contohnya ... terlalu gugup untuk menandatangani album, atau bertemu orang aneh."
Mengerjap bingung, Itachi kembali bertanya, "Orang aneh?"
Sasuke tampak semakin resah di tempatnya duduk, dia mendekat, suaranya dibuat sepelan mungkin, takut ada orang yang mencuri dengar dan membuat hal ini jadi perbincangan lambe turah di internet. Jelas tidak lucu kalau karirnya yang baru terangkat sedikit ini langsung ambruk gara-gara penuturan tak sopan yang tahu-tahu tertangkap rungu lapar seseorang. "Iya, kata-kata cinta dari para penggemar kadang membuatku geli sendiri alih-alih merasa disayangi. Mereka terlihat berlebihan, dan aku tidak senang memberikan service berupa sentuhan manakala kebanyakan orang sering lakukan hal itu."
Itachi tertawa lepas, seolah kegelisahan sang adik bukanlah apa-apa, jelas Sasuke mengernyit marah. Ini bukan hal remeh, mungkin Itachi melakukan semuanya dengan baik di kali pertama dia debut sebagai aktor ternama, Sasuke tidak yakin dia bisa, meski bukan berarti dia ragu dengan kemampuan sendiri. Hanya saja ... berinteraksi dengan penggemar membuatnya bingung hendak mengatakan apa nantinya. Sasuke tidak mau dipandang buruk, tentu saja. Itu bukan pilihan terbaik yang bisa dia pilih, lagipula siapa yang mau melakukan kesalahan yang nantinya akan didokumentasikan sebagai hari besar milik pribadi?
Namun, suara tawa Itachi di depan sana, alih-alih membuat rasa ragunya hilang begitu saja, malah membuat Sasuke murka. Apa maksud si abang sebenarnya dengan suara keras begitu? Seolah apa yang akan dihadapi sang adik cuma batu kerikil kecil di tengah jalan, yang hanya perlu satu tendangan buat enyah. Tapi nyatanya jelas tidak begitu, bukan?
Meet and Greet Pertama dan Lelaki di Bawah Musim Panas
Selalu ada fase pertama dan kesan yang meninggalkan jejak pada setiap reka adegan dalam keseharian seseorang, termasuk kali ini, dimana Sasuke disorot banyak perhatian dan lampu kamera. Managernya sudah mewanti-wanti agar si pria memberikan senyum terbaik ke arah kamera, berbicara dengan halus tanpa terdengar tergesa-gesa, dan tampak nyaman berada bersama para fans di depan sana. Kendati ada sebersit rasa enggan yang kian membesar begitu semua hal merepotkan ini terasa semakin memberatkan punggung.
Sasuke belum terbiasa dengan sorotan kamera, mic yang terpapar di depan wajahnya ulah tangan-tangan nakal di sana, atau kilat mata kagum serta sorot memuja dari sebagian besar penggemarnya. Masa bodoh dengan para fans (yang mayoritas adalah kaum hawa) itu, Sasuke Uchiha merasa makin tak nyaman karena bosan. Dia ingin istirahat karena pipinya pegal tersenyum terus sejak beberapa jam lalu, menyalami tangan-tangan yang terulur malu-malu, serta menandatangani album solo yang entah telah terjual sekian ribu. Penat, penat sekali rasanya. Mungkin pulang dari sini dia akan langsung berendam sambil minum jus tomat lalu tidur sampai melupakan hari esok saking beratnya.
"Ah ... ma-maaf harus datang dengan kondisi seperti ini!"
Suara napas yang ribut di depan mengalihkan si Uchiha dari kegiatannya semula, yang mana baru saja hendak berdiri setelah meneggak air isotonik dari dalam botol bening di atas mejanya. Pria berambut raven mengerjap, sepasang mata elangnya memeta sesosok lelaki muda di hadapan, dengan latar langit biru terik musim panas bersama peluh di sekujur badan hingga kemeja biru laut yang dia kenakan nyaris mencetak dada dengan dasi yang dilepas sengaja.
Sasuke Uchiha hanyalah pria berusia dua lima, tidak peduli pada penampilan orang lain, dan tak terlampau penasaran dengan apa yang menyertai mereka—namun orang ini rasa-rasanya tidak bisa diabaikan dengan mudah. Tentunya akan tampak aneh jika kau adalah salah satu dari sekian ratus penggemar yang datang dan meminta tanda tangan atau temu kangen idola macam sekarang—sampai pantat Sasuke terasa pegal—dengan pakaian seformal itu. Kemeja biru laut yang masih rapi di badan, jas hitam di sebelah tangan, minus dasi pada leher, namun masih ada tanda pengenal yang menggantung di sana.
Sasuke jelas tak melewatkan detail lainnya yang menarik minat, terlepas dari fakta bahwa yang ada di depannya saat ini adalah seorang laki-laki. Lebih tepatnya, laki-laki yang terlampau unik, dengan kulit sepucat purnama, rambut cokelat gelap yang sedikit acak-acakan karena disibak dengan kasar ulah jemari di sana, serta dua bola mata berbinar yang menatap dengan sorot antusias kendati napas yang terdengar masih memburu tak teratur.
"Emm ... Sasuke-san? Apa Anda mendengarkan?"
Bahkan perkataannya juga formal. Pasti hidup lelaki ini penuh dengan dokumen dan sederet rapat, berkencan di depan monitor dan bersahabat baik dengan kopi entah malam ataupun pagi—itu pun kalau lelaki yang bersangkutan tidak asam lambung, sih—pasti tipekal budak korporat gila kerja. Sasuke bisa menduga. Tapi dia baru sadar di panggilan ketiga, bahwa lelaki pucat ini barangkali adalah satu dari sekian banyak orang aneh yang dia bicarakan beberapa hari lalu dengan abangnya. Di luar dugaan, alih-alih merasa tidak nyaman, Sasuke malah meladeni fans terakhirnya hari itu, bahkan ketika dia sudah bersiap pergi dan berbagai stand telah ditutup.
Lelaki satu ini biasa saja, barangkali yang tampak istimewa hanyalah binar di matanya—serta pakaian yang tak biasa dikenakan pada saat meet and great bersama idola.
"Lagu mana yang paling kau sukai dari channelku?" tanya si Uchiha begitu jemarinya membubuhkan tanda tangan di atas single album bawaan si pucat. Entah kenapa rasanya jadi ingin basa-basi sejenak, mungkin karena sejak tadi yang jadi bahan obrolan bersama para fans tak jauh dari kata cinta dan pernyataan serupa, makanya dia jadi mau buka suara tentang hal lainnya, hal yang selama ini ingin Sasuke tanyakan pada satu saja orang dari berbagai fansnya.
Lelaki pucat di depan sana mengerjap, barangkali tak berekspektasi akan diajak bicara oleh sang idola. Sasuke menikmati perubahan rautnya dengan wajah menerka, kira-kira apa penggemar yang satu ini akan menjawab dengan formal atau malah berakhir membosankan bagai fans Sasuke lainnya? Dia masih menunggu, bahkan ketika si pucat sedikit menunduk dengan sebelah tangan menyangga dagu, pose berpikir yang sedikit menggemaskan dengan alis menukik yang mulai mengerut lucu.
Sasuke bahkan nyaris tertawa kecil begitu ekspresi terlampau serius tersebut hadir manakala dia menanyakan hal yang tidak terlalu sulit dijawab, tinggal pilih satu judul untuk dijadikan kata maka selesai, namun agaknya lelaki di saja tak sependapat. Makanya, Sasuke Uchiha menunggu dengan sabar, sampai akhirnya kedua kelopak mata di sana terbuka dengan sirat bingung yang masih terpeta di sana.
"Sebenarnya, lagu Summer Skies yang ini termasuk kesukaan saya," ujarnya, lelaki berkemeja biru laut menunjuk album dengan sampul berwarna serupa di hadapan mata, " tapi coveran One Direction tahun lalu lebih spesial bagi saya."
Sasuke mengerutkan alis. Perkiraannya nyaris benar, dia sudah menduga bahwa lelaki ini akan menjawab bahwa Summer Skies adalah kesukaannya. Tentu saja, pria Juli bahkan dengan bangga mempromosikan lagu satu ini, menyetelnya berulang kali sampai candu sendiri, macam orang sakau sampai menyerempet terlalu cinta diri sendiri. Tapi ... coveran tahun lalu? Si Uchiha tidak menduga sampai sejauh itu, sebenarnya sudah sejak kapan lelaki di depannya ini mengikuti akun MeTube Sasuke?
"Kenapa?"
"Karena kalau saja saya tidak mendengar coveran yang satu itu, jelas saya tidak akan ada di sini sekarang."
Jawabannya klise, sederhana sekali. Khas penggemar pada umumnya, namun bagi pria dengan kaos gelap di sana, jelas ini berbeda. Lelaki ini berbeda. Tapi apa yang membuatnya begitu istimewa?
"Terima kasih telah membuat hari saya yang membosankan jadi terasa lebih menyenangkan, Sasuke-san. Tetaplah bernyanyi, ya, saya menunggu lagu Anda selanjutnya. Semangat."
Perpisahan mereka juga sederhana. Sesimpel ucapan terima kasih serta ungkap basa-basi mengenai lagu dan sederet ucapan semangat singkat. Tidak ada sentuhan, kata-kata cinta, maupun perumpamaan sejenisnya. Karena hanya dengan senyum dan pipi penuh yang merona, Sasuke sudah merasa sedikit gila. Terlebih, saat menyadari bahwa matanya dengan berani merekam identitas di kartu yang masih dikalungkan pada leher lelaki pucat itu.
Namanya Sai Shimura, berumur lebih tua darinya, dan bekerja di kantor yang tak jauh dari sini. Fakta bahwa salah satu penggenar Sasuke Uchiha adalah budak korporat membuatnya sedikit bangga, dan diam-diam penasaran juga. Mendadak, pria berambut jabrik itu jadi ingin tahu lebih banyak, tentang alasan kenapa Sai Shimura bisa menyukai orang yang punya kehidupan bertolak belakang dengannya.
Dia ingin tamak. Lucunya, pada orang aneh yang beberapa pekan lalu sempat ingim Sasuke hindari secara tidak langsung dari pertemuannya kali ini. Apa dia bisa disebut menelan ludah sendiri?

SSS'NOTE:

Makasih buat yang udah ripiu sebelumnya UwU)b nyaman banget nulis di ffn karena untuk pertama kalinya gamau apus story di sini ahahhaa.

for some reason, aku suka nulis sasusai karena aku suka mereka. suka aja. kalau ada yang ga nyaman sama pair ini dan kebetulan nemu ceritaku, lantas kenapa dibaca? sudah tahu gasuka, masih tetap dipaksa. bukannya leave dengan tenang malah koar-koar, aku mau tanya, situ kenapa? XD

/sedikitemosi